SlideShare a Scribd company logo
a c n e
N a m a K e l o m p o k
 Arif alkausar
 Sri Rahayu
 Afro dea nofika
 Latifa amwidyana
 Hardieta citra sari
 Ayu putri indriyani
 Novenza rahmawati bey
 Chindy chaya suci
 Suci ramadhani
 Elsa fhira
 Rismawati
FARMAKOTERAPI I
Dosen pembimbing
Sri Oktavia M.Farm,Apt
acne
Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan
menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi
pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri
(Wasitaadmaja, 2011 ).
Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit
peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papula, kista,
dan pustula (Tahir,2010).
DEFINISI
prevalensi
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi
hampir pada semua orang diseluruh dunia. Di Amerika Serikat,
tingkat prevalensi acne vulgaris ialah 85% pada usia 12 - 14
tahun. Di Indonesia acne vulgaris ditemukan pada sekitar 80%
remaja. Insiden acne pada remaja bervariasi antara 30 - 60%
dengan insiden terbanyak pada usia 14 - 17 tahun pada
perempuan dan 16 - 19 tahun pada laki-laki.
faktor kosmetik
Kosmetika dapat menyebabkan
acne seperti bedak dasar
(foundation), pelembab
(moisturiser), krem penahan
sinar matahari (sunscreen) dan
krem malam, jika mengandung
bahan-bahan komedogenik.
faktor infeksi dan trauma
Peradangan dan infeksi di folikel
pilosebasea terjadi karena
adanya peningkatan jumlah dan
aktivitas flora folikel yang terdiri
dari Propionilbacterium Acnes,
Corynebacterium Acnes,
Pityrosporum ovale dan
Staphylococcus epidermidis.
makanan
Terdapat makanan tertentu yang
memperberat AV (acne vulgaris). makanan tersebut antara lain
adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,dan
sejenisnya), makanan tinggi
karbohidrat (makanan manis, coklat,
dll), alkohol, makanan pedas, dan
makanan tinggi yodium (garam).
Lemak dalam makanan dapat
mempertinggi kadar komposisi sebum.
faktor hormonal
beberapa hormon dapat memepengaruhi
acne vulgaris, seperti hormon
estrogen,progesteron, gonadotropin
genetik
Acne kemungkinan besar merupakan
penyakit genetik dimana pada
penderita terdapat peningkatan
respon unit pilosebaseus terhadap
kadar normal androgen dalam darah.
Menurut sebuah penelitian, adanya
gen tertentu (homozigot
Chinese men) dalam sel tubuh
manusia, meningkatkan terjadinya acne
etiologi
faktor resiko ( Anggerenni,2014)
Sebum.
Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne.
Genetik.
Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang
tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.
Kebersihan wajah.
Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian Acne Vulgaris. (Latifah,2016).
Hormonal
Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan dari acne. Beberapa faktor fisiologis seperti
menstruasi dapat mempengaruhi timbulnya atau memperparah acne. Rata-rata 60-70% wanita yang mengalami
masalah acne menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah
menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif rata-rata satu minggu sebelum menstruasi yang disebabkan oleh
hormon progesteron. Hormon estrogen dalam kadar tertentu dapat menghambat pertumbuhan acne karena
hormon tersebut dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis dan hormon
Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum sehingga dapat menghambat pertumbuhan Acne
Vulgaris .
faktor resiko
Psikis.
Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Kecemasan
menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding
folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999).
Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum koreneum epidermis
dapat merangsang terjadinya acne dan pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk.
Bakteria.
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis,
dan pityrosporum ovale.
Kosmetika.
Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser),
krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam waktu lama
dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa
lesi papulopustular pada pipi dan dagu.
patofisiologi
1. peningkatan produksi sebum
Plegwig berpendapat bahwa ditemukan hubungan yang selaras antara
peningkatan produksi sebum, permulaan acne pada masa pubertas dan berat
ringannya acne. Hormon androgen yang secara nyata meningkat produksinya
pada permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan
kelenjar sebacus. Produksi sebum yang meingkat akan disertai peningkatan
unsur komedogenik dan inflamatorik penyebab lesi acne ( siregar, 2005).
2. Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus
Penyumatan dimulai di infrainfundibulum, yang doilapisi granulosumnya lebih
tebal dengan glikogen yang lebih banyak. Masa keratin yang terjadi berbeda
dengan keratin epidermis. Masa keratin folikel lebih padat dan lebih lekat
sehingga lebih suliot terlepas satu dengan yang lainnya mengakibatkan proses
penyumbatan lebih mudah terjadi. Aliran sebum akan terhalang oleh
hiperkeratinisasi folikel sebasea, maka akan terbentuk mikrokomedo yang
merupakan tahap awal dari lesi acne yang bisa berkembang menjadi lesi
inflamasi maupun non inflamasi ( Tranggono, 2009).
3. Abnormalitas mikroorganisme di saluran pilosebaseus.
Ditemukan tiga kelompok besar mikroorganisme pada kulit penderita acne, yaitu
propionilbacterium acnes, staphylococcus epidemidis dan golongan fungus
pityorosporum ovale. Diantara mikroflora tersebut yang paling penting adalah
propionilbacterium acnes yang mengeluarkan bahan biologik tertentu ( Rook
dkk, 2007 ).
4. Proses inflamasi
Disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
Immunologik dan non immunologik.
Immunologik acne adalah karna serbuan leukosit PMN dan limfosit ke
kelenjar sebasea karena diundang oleh sinyal kemotaktik
propionilbacterium acnes dan mengeluarkan enzim hidrolitik yang
merusak dinding folikel dan ruptur sehingga isi folikel ( lipid dan keratin)
masuk ke dalam dermis sehingga terjadinya inflamasi.
Diagnosis acne vulgaris ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan
penderita dapat berupa gatal atau sakit,tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih
besifat kosmetik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun
komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis acne vulgaris
(wolff dan johnson, 2009). Selain itu dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista
pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum
pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita acne vulgaris, kecuali
jika dicurigai adanya hyrandrogenism (zaenglein dkk, 2008 )
Title
Text
diagnosis
PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologi
Pentingnya pembersihan dalam pengobatan jerawat
umumnya intuitif. Mencuci muka dua kali sehari dengan
cara yang lembut diikuti dengan pemberian terapi
pengobatan jerawat
Diet
B. Farmakologi
Sulfur / Sodium Sulfacetamide / resorcinol.
Asam salisilat
Benzoil peroksida
Antibiotik topical
Retinoid
C. Terapi sistematik
Antibiotik
o Tetrasiklin
o Macrolides
o Trimethoprim-sulfamethoxazole
o Cephalexin
o Clindamycin dan Dapsone
Hormonl Therapy
o Oral Contraceptives
o Glucocorticoids
o Gonadotropin
o Releasing Hormone Agonists.
o Antiandrogens Isotretinoin
Tindakan
o Acne surgery
o Intralesional glukokortikoid
o Phototherapy dan laser
INTERAKSI OBAT
1. Isotretinoin
lDapat meningkatkan tekanan di dalam otak, jika dikonsumsi dengan
tetracycline.
lMeningkatkan efek yang merugikan, jika digunakan dengan
suplemen vitamin A atau zat-zat turunan vitamin A lainnya.
lMeningkatkan risiko iritasi lokal, jika digunakan dengan keratolitik
topikal, seperti asam salisilat.
lMenurunkan efektivitas progesteron
lBenzoyl peroxide dapat menurunkan efektivitas isotretinoin gel.
3.Azelaic acid
Hindari konsumsi makanan pedas, minuman
beralkohol atau minuman pedas yang dapat
menyebabkan kulit menjadi merah terutama saat
dalam terapi penyakit rosacea.
2. Tretinoin
Penggunaan bersama tretinoin dapat mengurangi
efek obat dan meningkatkan risiko iritasi kulit.
4. Erymed
Mengingat obat ini adalah obat yang digunakan di bagian
luar tubuh (kulit), hampir tidak mungkin obat ini dapat
berinteraksi dengan obat-obatan lain yang di konsumsi
dengan cara diminum.
STUDI KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Ariyanto
Jenis kelamin :laki-laki
Umur :20 tahun
Pekerjaan:kondektur truck
Tanggal periksa:22 april 2013
Alamat :wono agung
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis kepada kakak kandung pasien pada
tanggal 22 april 2013 di poli kulit
STUDI KASUS
2. keluhan utama :
Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian
karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri
dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan
diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh
malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa
nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin
parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di
RSUD sunan kalijaga Demak.
STUDI KASUS
4.riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit seperti ini : tidak disangkal
riwayat alergi :disangkal
5.riwayat penyakit keluarga
kakak pasien pernah mengalami penyakit serupa waktu masih muda
6.riwayat social ekonomi
Pasien bekerja sebagai kondektur truck,pengobatan menggunakan jamkesmas,kesan
ekonomi kurang.
C.Pemeriksaan fisik
Status dermatologis :
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK :mukula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
STUDI KASUS
D. Diagnosis banding
1. Acne vulgaris
2. Erupsi akneiformis
3. Dermatitis kontak alergi
E. Diagnosis
Akne vulgaris papulopustulosa
F. Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik :
Doksisiklin 2x100mg selama 2 minggu,obat habis control
Methylprednisolone 3x4mg selama 2 minggu,obat habis control
Pengobatan topical:
Asam fusidat cream sue 2x1 (pagi – sore)
Clindamycin + benzoil peroksida gel sue 2x1 (pagi –sore)
Tabir surya sue 1x1 (pagi saja)
STUDI KASUS
G. Prognosa
a. Quo ad vitam :bonam
b. Quo ad sanam :dubia ad bonam
c. Quo ad cosmeticam :dubia ad bonam
H. Edukasi
a. Menghindari peningkatan jumlah sebum dengan
cara
i. Diet rendah lemak dan karbohidrat
ii. Membersihkan muka dari kotoran dan jasat renik
b. Menghindari factor pemicu
c. Memberikan informasi mengenai penyebab
penyakit,pencegahan dan cara maupun lama
pengobatan serta prognosisnya
STUDI KASUS
A. Resume
Telah diperiksa pasien dengan diagnosis acne vulgaris papulopustulosa dari :
Anamnesis :
Keluhan utama : Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian
karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri
dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan
diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh
malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa
nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin
parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di
RSUD sunan kalijaga Demak.
Pemeriksaaan fisik :
Status dermatologis:
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK : macula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
TERMINOLOGI
Acne ; jerawat
Azelaic acid; obat dalam bentuk krim yang digunakan untuk jerawat dan rosacea
Acne rosacea; jerawat yang terjadi dibagian tengah wajah
Acne Vulgaris; sebuah kondisi kulit yang ditandai dengan sumbatan dan peradangan yang melibatkan
foliker rambut dan kelenjar sebasea
Anamnesis ;komunikasa atau diagnosis
Autoanamnes;kegiatan yang secara langsung diwawancara terhadap pasien
Alloanamnesis; untuk meinfomasikan hal penting tentang keadaan pasien
Acne keloidalis; benjolan kecil ,merah kecoklatan dengan dibagian kulit kepala dipangkal leher
Anamnesis : teknik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan kedokteran yang bertujuan untuk
mendapatkan data kesehatan dan permasalahan medis pasien
Bakteria ; antibodi yg bekerja pada bakteri
Corynebacterium acne ;kulit sejati atau lapisanberisi puluhan darah,limfatik,ujung syaraf,serat jaringan
penyambung,kelenjar keringat dan kelenjar ,minyak
Compact powder :bedak padat
Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit
Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris
TERMINOLOGI
Enzim hidrolitik : enzim pencernaan
Exsaserbasi:kondisi dimana gejala PPOK yang dialami memburuk
Epidermis :lapisan luar kulit
Foundation : bedak dasar
Faktor hormonal ; kelebihan hormon
Genetik ;penyakit keturunan
Krusta : terbentuk dari serum ,darah atau nanah yang mengering pada kulit
Komedo : benjolan kecil yang muncul dipori pori kulit dan merupakan cikal cikal bakal jerawat
Iritasi : ruam
Sebum;zat berminyak dari sekresi kelenjar sebasea
Psikis ; gangguan mental berupa ketidak mampuan menilik keadaan yg sebenarnya
Stafilococcus epidermis ;spesies bakteri
Pityrosporum ovale; infeksi jamur /panu
Glandula sebasea : kelenjar eksokrin mikroskopis dikulit yang membuka kefolikel rambut untuk mengeluarkan
zat yang berminyak atau berlemak
Moisturiser : pelembab
Sunscreen : krim penahan sinar matahari
TERMINOLOGI
Isotretinoin;obat jerawat
Tetracyline ;antibiotik yang digunakan untuk mengobati bergagai sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Topikal;salep/krim
Mukula eritem :perubahan dalam warna kulit
Papula eritem : terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1-5mm
Pustule : merupakan vesibelmbesar yang mengandung serum ,pus atau darah
Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris
Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit
Kelenjar sebacus : kelenjar minyak
Hiperkeratinisasi : pengerasaan pada jaringan kulit pada saluran sebacea
Intuitif :istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penaralan rasional dan intelektualitas
Phototherapi : bentuk pengobatan untuk kulit dengan menggunakan panjang gelombang cahaya buatan dari
ultraviolet(cahaya biru)
Laser : mekanisme yang memancarkan radiasi elektromaknetik
Papula : elevasi yang dapat diraba dari kulit
Pustula : benjolan kecil pada kulit yang mengandung cairan atau nanah
Nodul :serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam
Krusta:terbentuk , darah atau nanah yang mengering pada kulit
tipe-tipe jerawat
Text
DAFTAR PUSTAKA
Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9.
Latifah,S . 2016. Hubungan stress dan kebersihan wajah terhadap akne vulgaris di mahasiswa fakultas kedokteran
universitas lampung. Lampung : FK universitas Lampung.
Angggerenni,O. 2014. Studi retrospektif pasien akne vulgaris di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2010-2012.
Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kabau S. 2012. Hubungan antara Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian AkneVulgaris. Semarang : Jurnal
Media Medika Muda.43(4):32-6
Leyden,J. et al.(2014). The Use of isotretinoin in the Treatment of Acne Vulgaris. The Journa of Clinical and Aesthetic
Dermatology, 7(2), pp. S3-S21.
Bikowski, J. (2010). A Review of the Safety and Efficacy of Benzoyl Peroxide (5.3%) Emollient Foam in the
Management of Truncal Acne Vulgaris. J Clin Aesthet Dermatol. 3(11), pp. 26-29.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenglein, Andrea L. 2012. Chapter 80. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions: Fitzpatrick’s dermatology in General
Medicine. 8th edition. New York: McGrawHill. P897-912
James, William D.. 2012. Chapter 13. Acne: Andrews Diseases Of The Skin
Clinical Dermatology. 11th edition. USA: Elsevier’s Rights. P23
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. 2009. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6. hlm. 20-33.
New York: The McGraw-Hill Companies.
Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS..Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.
Edisi ke-7. New York: Mc Graw Hill; 2008. h. 690-703
Aulia,E. 2019. Gambaran Citra tubuh remaja putri yang mengalami jerawat (Acne Vugaris). universitas
muhammadiya ponorogo.
THANKS

More Related Content

Similar to ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx

Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
pjj_kemenkes
 
PPT Tentang Jerawat
PPT Tentang JerawatPPT Tentang Jerawat
PPT Tentang Jerawat
sri mukti
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
Septian Muna Barakati
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggul
Dokter Ginekologi
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
Septian Muna Barakati
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Adeline Dlin
 
Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
RekaDwi2
 
Maskne
MaskneMaskne
Maskne
StNurul
 
penyakit pada kulit
penyakit pada kulitpenyakit pada kulit
penyakit pada kulit
Maranata Gultom
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
azmiarraga
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
universitas samawa
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
Rindang Abas
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
Warnet Raha
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
Warnet Raha
 

Similar to ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx (20)

Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
PPT Tentang Jerawat
PPT Tentang JerawatPPT Tentang Jerawat
PPT Tentang Jerawat
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 
Askeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggulAskeb vaginitis dan radang panggul
Askeb vaginitis dan radang panggul
 
Yataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamurYataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamur
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
 
Maskne
MaskneMaskne
Maskne
 
penyakit pada kulit
penyakit pada kulitpenyakit pada kulit
penyakit pada kulit
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
 
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMIPANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
PANEL MODUL BERCAK PUTIH BLOK TROPIS FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Dermatitis atopik & urtikaria
Dermatitis atopik & urtikariaDermatitis atopik & urtikaria
Dermatitis atopik & urtikaria
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 

Recently uploaded

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx

  • 1. a c n e N a m a K e l o m p o k  Arif alkausar  Sri Rahayu  Afro dea nofika  Latifa amwidyana  Hardieta citra sari  Ayu putri indriyani  Novenza rahmawati bey  Chindy chaya suci  Suci ramadhani  Elsa fhira  Rismawati FARMAKOTERAPI I Dosen pembimbing Sri Oktavia M.Farm,Apt
  • 3. Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri (Wasitaadmaja, 2011 ). Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, kista, dan pustula (Tahir,2010). DEFINISI
  • 4. prevalensi Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi hampir pada semua orang diseluruh dunia. Di Amerika Serikat, tingkat prevalensi acne vulgaris ialah 85% pada usia 12 - 14 tahun. Di Indonesia acne vulgaris ditemukan pada sekitar 80% remaja. Insiden acne pada remaja bervariasi antara 30 - 60% dengan insiden terbanyak pada usia 14 - 17 tahun pada perempuan dan 16 - 19 tahun pada laki-laki.
  • 5. faktor kosmetik Kosmetika dapat menyebabkan acne seperti bedak dasar (foundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen) dan krem malam, jika mengandung bahan-bahan komedogenik. faktor infeksi dan trauma Peradangan dan infeksi di folikel pilosebasea terjadi karena adanya peningkatan jumlah dan aktivitas flora folikel yang terdiri dari Propionilbacterium Acnes, Corynebacterium Acnes, Pityrosporum ovale dan Staphylococcus epidermidis. makanan Terdapat makanan tertentu yang memperberat AV (acne vulgaris). makanan tersebut antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,dan sejenisnya), makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat, dll), alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium (garam). Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar komposisi sebum. faktor hormonal beberapa hormon dapat memepengaruhi acne vulgaris, seperti hormon estrogen,progesteron, gonadotropin genetik Acne kemungkinan besar merupakan penyakit genetik dimana pada penderita terdapat peningkatan respon unit pilosebaseus terhadap kadar normal androgen dalam darah. Menurut sebuah penelitian, adanya gen tertentu (homozigot Chinese men) dalam sel tubuh manusia, meningkatkan terjadinya acne etiologi
  • 6. faktor resiko ( Anggerenni,2014) Sebum. Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Genetik. Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne. Kebersihan wajah. Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian Acne Vulgaris. (Latifah,2016). Hormonal Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan dari acne. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi timbulnya atau memperparah acne. Rata-rata 60-70% wanita yang mengalami masalah acne menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif rata-rata satu minggu sebelum menstruasi yang disebabkan oleh hormon progesteron. Hormon estrogen dalam kadar tertentu dapat menghambat pertumbuhan acne karena hormon tersebut dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis dan hormon Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum sehingga dapat menghambat pertumbuhan Acne Vulgaris .
  • 7. faktor resiko Psikis. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999). Iklim. Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne dan pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk. Bakteria. Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. Kosmetika. Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu.
  • 8. patofisiologi 1. peningkatan produksi sebum Plegwig berpendapat bahwa ditemukan hubungan yang selaras antara peningkatan produksi sebum, permulaan acne pada masa pubertas dan berat ringannya acne. Hormon androgen yang secara nyata meningkat produksinya pada permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan kelenjar sebacus. Produksi sebum yang meingkat akan disertai peningkatan unsur komedogenik dan inflamatorik penyebab lesi acne ( siregar, 2005). 2. Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus Penyumatan dimulai di infrainfundibulum, yang doilapisi granulosumnya lebih tebal dengan glikogen yang lebih banyak. Masa keratin yang terjadi berbeda dengan keratin epidermis. Masa keratin folikel lebih padat dan lebih lekat sehingga lebih suliot terlepas satu dengan yang lainnya mengakibatkan proses penyumbatan lebih mudah terjadi. Aliran sebum akan terhalang oleh hiperkeratinisasi folikel sebasea, maka akan terbentuk mikrokomedo yang merupakan tahap awal dari lesi acne yang bisa berkembang menjadi lesi inflamasi maupun non inflamasi ( Tranggono, 2009).
  • 9. 3. Abnormalitas mikroorganisme di saluran pilosebaseus. Ditemukan tiga kelompok besar mikroorganisme pada kulit penderita acne, yaitu propionilbacterium acnes, staphylococcus epidemidis dan golongan fungus pityorosporum ovale. Diantara mikroflora tersebut yang paling penting adalah propionilbacterium acnes yang mengeluarkan bahan biologik tertentu ( Rook dkk, 2007 ). 4. Proses inflamasi Disebabkan oleh dua faktor, yaitu : Immunologik dan non immunologik. Immunologik acne adalah karna serbuan leukosit PMN dan limfosit ke kelenjar sebasea karena diundang oleh sinyal kemotaktik propionilbacterium acnes dan mengeluarkan enzim hidrolitik yang merusak dinding folikel dan ruptur sehingga isi folikel ( lipid dan keratin) masuk ke dalam dermis sehingga terjadinya inflamasi.
  • 10. Diagnosis acne vulgaris ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan penderita dapat berupa gatal atau sakit,tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih besifat kosmetik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis acne vulgaris (wolff dan johnson, 2009). Selain itu dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita acne vulgaris, kecuali jika dicurigai adanya hyrandrogenism (zaenglein dkk, 2008 ) Title Text diagnosis
  • 11. PENATALAKSANAAN A. Non Farmakologi Pentingnya pembersihan dalam pengobatan jerawat umumnya intuitif. Mencuci muka dua kali sehari dengan cara yang lembut diikuti dengan pemberian terapi pengobatan jerawat Diet B. Farmakologi Sulfur / Sodium Sulfacetamide / resorcinol. Asam salisilat Benzoil peroksida Antibiotik topical Retinoid
  • 12. C. Terapi sistematik Antibiotik o Tetrasiklin o Macrolides o Trimethoprim-sulfamethoxazole o Cephalexin o Clindamycin dan Dapsone Hormonl Therapy o Oral Contraceptives o Glucocorticoids o Gonadotropin o Releasing Hormone Agonists. o Antiandrogens Isotretinoin Tindakan o Acne surgery o Intralesional glukokortikoid o Phototherapy dan laser
  • 13. INTERAKSI OBAT 1. Isotretinoin lDapat meningkatkan tekanan di dalam otak, jika dikonsumsi dengan tetracycline. lMeningkatkan efek yang merugikan, jika digunakan dengan suplemen vitamin A atau zat-zat turunan vitamin A lainnya. lMeningkatkan risiko iritasi lokal, jika digunakan dengan keratolitik topikal, seperti asam salisilat. lMenurunkan efektivitas progesteron lBenzoyl peroxide dapat menurunkan efektivitas isotretinoin gel. 3.Azelaic acid Hindari konsumsi makanan pedas, minuman beralkohol atau minuman pedas yang dapat menyebabkan kulit menjadi merah terutama saat dalam terapi penyakit rosacea. 2. Tretinoin Penggunaan bersama tretinoin dapat mengurangi efek obat dan meningkatkan risiko iritasi kulit.
  • 14. 4. Erymed Mengingat obat ini adalah obat yang digunakan di bagian luar tubuh (kulit), hampir tidak mungkin obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang di konsumsi dengan cara diminum.
  • 15. STUDI KASUS A. Identitas pasien Nama : Ariyanto Jenis kelamin :laki-laki Umur :20 tahun Pekerjaan:kondektur truck Tanggal periksa:22 april 2013 Alamat :wono agung B. Anamnesis Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada kakak kandung pasien pada tanggal 22 april 2013 di poli kulit
  • 16. STUDI KASUS 2. keluhan utama : Jerawat Riwayat penyakit sekarang Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di RSUD sunan kalijaga Demak.
  • 17. STUDI KASUS 4.riwayat penyakit dahulu riwayat penyakit seperti ini : tidak disangkal riwayat alergi :disangkal 5.riwayat penyakit keluarga kakak pasien pernah mengalami penyakit serupa waktu masih muda 6.riwayat social ekonomi Pasien bekerja sebagai kondektur truck,pengobatan menggunakan jamkesmas,kesan ekonomi kurang. C.Pemeriksaan fisik Status dermatologis : Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri UKK :mukula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
  • 18. STUDI KASUS D. Diagnosis banding 1. Acne vulgaris 2. Erupsi akneiformis 3. Dermatitis kontak alergi E. Diagnosis Akne vulgaris papulopustulosa F. Penatalaksanaan Pengobatan sistemik : Doksisiklin 2x100mg selama 2 minggu,obat habis control Methylprednisolone 3x4mg selama 2 minggu,obat habis control Pengobatan topical: Asam fusidat cream sue 2x1 (pagi – sore) Clindamycin + benzoil peroksida gel sue 2x1 (pagi –sore) Tabir surya sue 1x1 (pagi saja)
  • 19. STUDI KASUS G. Prognosa a. Quo ad vitam :bonam b. Quo ad sanam :dubia ad bonam c. Quo ad cosmeticam :dubia ad bonam H. Edukasi a. Menghindari peningkatan jumlah sebum dengan cara i. Diet rendah lemak dan karbohidrat ii. Membersihkan muka dari kotoran dan jasat renik b. Menghindari factor pemicu c. Memberikan informasi mengenai penyebab penyakit,pencegahan dan cara maupun lama pengobatan serta prognosisnya
  • 20. STUDI KASUS A. Resume Telah diperiksa pasien dengan diagnosis acne vulgaris papulopustulosa dari : Anamnesis : Keluhan utama : Jerawat Riwayat penyakit sekarang Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di RSUD sunan kalijaga Demak. Pemeriksaaan fisik : Status dermatologis: Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri UKK : macula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
  • 21. TERMINOLOGI Acne ; jerawat Azelaic acid; obat dalam bentuk krim yang digunakan untuk jerawat dan rosacea Acne rosacea; jerawat yang terjadi dibagian tengah wajah Acne Vulgaris; sebuah kondisi kulit yang ditandai dengan sumbatan dan peradangan yang melibatkan foliker rambut dan kelenjar sebasea Anamnesis ;komunikasa atau diagnosis Autoanamnes;kegiatan yang secara langsung diwawancara terhadap pasien Alloanamnesis; untuk meinfomasikan hal penting tentang keadaan pasien Acne keloidalis; benjolan kecil ,merah kecoklatan dengan dibagian kulit kepala dipangkal leher Anamnesis : teknik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan kedokteran yang bertujuan untuk mendapatkan data kesehatan dan permasalahan medis pasien Bakteria ; antibodi yg bekerja pada bakteri Corynebacterium acne ;kulit sejati atau lapisanberisi puluhan darah,limfatik,ujung syaraf,serat jaringan penyambung,kelenjar keringat dan kelenjar ,minyak Compact powder :bedak padat Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris
  • 22. TERMINOLOGI Enzim hidrolitik : enzim pencernaan Exsaserbasi:kondisi dimana gejala PPOK yang dialami memburuk Epidermis :lapisan luar kulit Foundation : bedak dasar Faktor hormonal ; kelebihan hormon Genetik ;penyakit keturunan Krusta : terbentuk dari serum ,darah atau nanah yang mengering pada kulit Komedo : benjolan kecil yang muncul dipori pori kulit dan merupakan cikal cikal bakal jerawat Iritasi : ruam Sebum;zat berminyak dari sekresi kelenjar sebasea Psikis ; gangguan mental berupa ketidak mampuan menilik keadaan yg sebenarnya Stafilococcus epidermis ;spesies bakteri Pityrosporum ovale; infeksi jamur /panu Glandula sebasea : kelenjar eksokrin mikroskopis dikulit yang membuka kefolikel rambut untuk mengeluarkan zat yang berminyak atau berlemak Moisturiser : pelembab Sunscreen : krim penahan sinar matahari
  • 23. TERMINOLOGI Isotretinoin;obat jerawat Tetracyline ;antibiotik yang digunakan untuk mengobati bergagai sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Topikal;salep/krim Mukula eritem :perubahan dalam warna kulit Papula eritem : terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1-5mm Pustule : merupakan vesibelmbesar yang mengandung serum ,pus atau darah Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit Kelenjar sebacus : kelenjar minyak Hiperkeratinisasi : pengerasaan pada jaringan kulit pada saluran sebacea Intuitif :istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penaralan rasional dan intelektualitas Phototherapi : bentuk pengobatan untuk kulit dengan menggunakan panjang gelombang cahaya buatan dari ultraviolet(cahaya biru) Laser : mekanisme yang memancarkan radiasi elektromaknetik Papula : elevasi yang dapat diraba dari kulit Pustula : benjolan kecil pada kulit yang mengandung cairan atau nanah Nodul :serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam Krusta:terbentuk , darah atau nanah yang mengering pada kulit
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9. Latifah,S . 2016. Hubungan stress dan kebersihan wajah terhadap akne vulgaris di mahasiswa fakultas kedokteran universitas lampung. Lampung : FK universitas Lampung. Angggerenni,O. 2014. Studi retrospektif pasien akne vulgaris di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2010-2012. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Kabau S. 2012. Hubungan antara Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian AkneVulgaris. Semarang : Jurnal Media Medika Muda.43(4):32-6 Leyden,J. et al.(2014). The Use of isotretinoin in the Treatment of Acne Vulgaris. The Journa of Clinical and Aesthetic Dermatology, 7(2), pp. S3-S21. Bikowski, J. (2010). A Review of the Safety and Efficacy of Benzoyl Peroxide (5.3%) Emollient Foam in the Management of Truncal Acne Vulgaris. J Clin Aesthet Dermatol. 3(11), pp. 26-29.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Zaenglein, Andrea L. 2012. Chapter 80. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions: Fitzpatrick’s dermatology in General Medicine. 8th edition. New York: McGrawHill. P897-912 James, William D.. 2012. Chapter 13. Acne: Andrews Diseases Of The Skin Clinical Dermatology. 11th edition. USA: Elsevier’s Rights. P23 Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. 2009. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6. hlm. 20-33. New York: The McGraw-Hill Companies. Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS..Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw Hill; 2008. h. 690-703 Aulia,E. 2019. Gambaran Citra tubuh remaja putri yang mengalami jerawat (Acne Vugaris). universitas muhammadiya ponorogo.