Studi kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 20 tahun dengan keluhan utama jerawat yang didiagnosis menderita acne vulgaris papulopustulosa. Pasien menerima pengobatan sistemik doksisiklin dan methylprednisolone serta pengobatan topikal berupa asam fusidat cream, clindamycin dan benzoil peroksida gel, serta tabir surya. Prognosa pasien dinilai baik untuk kehidupan dan kemungkinan baik untuk kosmetika setelah
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang umum terjadi pada remaja akibat inflamasi folikel rambut. Penyakit ini ditandai dengan munculnya berbagai lesi seperti komedo, papul, pustul, dan nodul di wajah dan bagian tubuh tertentu. Penanganannya meliputi obat topikal, sistemik, atau bedah untuk mencegah timbulnya lesi baru dan mempercepat penyembuhan. Komplikasi berupa bekas luka
1. Dokumen ini berisi prosedur penatalaksanaan akne vulgaris ringan di Puskesmas Sungai Paduan. 2. Akne vulgaris adalah penyakit peradangan folikel pilosebasea yang disebabkan oleh peningkatan sebum dan kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes. 3. Pengobatan akne vulgaris ringan meliputi pencegahan dengan perawatan kulit dan diet, serta pengobatan topikal seperti retinoid dan antibiotik.
Tinjauan kasus ini membahas tentang asuhan kebidanan pada seorang wanita usia 22 tahun dengan keluhan leukorea. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien mengeluarkan cairan putih dari vagina beserta kulit vagina yang kemerahan."
Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang umum terjadi pada remaja akibat inflamasi folikel rambut. Penyakit ini ditandai dengan munculnya berbagai lesi seperti komedo, papul, pustul, dan nodul di wajah dan bagian tubuh tertentu. Penanganannya meliputi obat topikal, sistemik, atau bedah untuk mencegah timbulnya lesi baru dan mempercepat penyembuhan. Komplikasi berupa bekas luka
1. Dokumen ini berisi prosedur penatalaksanaan akne vulgaris ringan di Puskesmas Sungai Paduan. 2. Akne vulgaris adalah penyakit peradangan folikel pilosebasea yang disebabkan oleh peningkatan sebum dan kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes. 3. Pengobatan akne vulgaris ringan meliputi pencegahan dengan perawatan kulit dan diet, serta pengobatan topikal seperti retinoid dan antibiotik.
Tinjauan kasus ini membahas tentang asuhan kebidanan pada seorang wanita usia 22 tahun dengan keluhan leukorea. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien mengeluarkan cairan putih dari vagina beserta kulit vagina yang kemerahan."
Radang genitalia eksterna dapat terjadi pada vulva dan vagina. Pada vulva dapat terjadi pedikulosis pubis, skabies, dan moluskum kontagiosum yang disebabkan parasit dan virus. Sedangkan pada vagina dapat terjadi vaginosis bakterial, trikomoniasis, vaginitis candida, dan bartolinitis yang disebabkan bakteri dan jamur."
Dokumen tersebut membahas tentang jerawat sebagai masalah yang sering dihadapi remaja. Jerawat disebabkan oleh perubahan hormonal pada masa pubertas dan faktor keturunan. Ada beberapa jenis jerawat seperti pada bayi, remaja, dan pria muda. Penyebab lainnya adalah produksi hormon androgen, kosmetik berminyak, obat-obatan tertentu, dan stress. Cara mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan,
Bab 1 membahas latar belakang jamur sebagai penyebab infeksi di Indonesia. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami pengertian, faktor risiko, cara diagnosis, dan pengobatan penyakit jamur. Bab 2 menjelaskan pengertian jamur, tujuan pemeriksaan, faktor risiko infeksi jamur, cara diagnosis melalui pemeriksaan klinis dan mikroskopis, serta cara pengobatan dan pencegahan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep vaginitis, penyebab-penyebabnya, gejala, diagnosis, dan pengobatan. Vaginitis adalah infeksi pada vagina dan bagian vulva yang umumnya disebabkan oleh bakteri seperti gardnerella, anaerob, mycoplasma hominis, jamur candida, atau protozoa seperti trichomonas vaginalis. Gejalanya berupa keputihan, gatal, dan iritasi pada bagian kemaluan. Pengobatannya meliputi antibiot
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
Dokumen tersebut membahas tentang vaginal discharge (keputihan) secara umum, mulai dari definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa vaginal discharge dapat bersifat fisiologis maupun patologis, dan penyebab utama vaginal discharge patologis adalah infeksi bakteri, jamur, dan parasit seperti Candida albicans, Gardnerella vaginalis, Chlamydia tra
Dokumen tersebut membahas tentang biologi kulit dan berbagai penyakit kulit yang dapat terjadi akibat infeksi, termasuk patogenesisnya. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan subkutis. Infeksi kulit dapat terjadi karena mikroorganisme yang menyebar melalui darah atau toksin mereka, atau proses imunologi pada penyakit sistemik. Respon imun melibatkan presentasi antigen ke limfosit dan aktivasi sel inflam
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Penyakit kulit merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi masyarakat Sumbawa. Dokumen ini membahas 10 jenis penyakit kulit termasuk kudis, kurap, bisul, campak, kusta, ketombe, lepra, cacar air, panu, dan infeksi jamur kulit serta gejala dan cara pencegahannya. Tujuan dokumen ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit kulit dan upaya penceg
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom Steven Johnson, yaitu sindrom yang mengenai kulit, mukosa, dan mata dengan gejala eritema, vesikel, bula, dan purpura. Dokumen menjelaskan penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, dan penatalaksanaan sindrom Steven Johnson yang mencakup pemberian kortikosteroid secara sistemik, antibiotik, infus cairan dan transfusi darah, serta terapi topikal.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kulit, termasuk penyebab, gejala, jenis, cara penularan, dan pencegahannya. Beberapa jenis penyakit kulit yang dijelaskan adalah eksim, kudis, kurap, dan bisul. Penyakit kulit disebabkan oleh faktor lingkungan, kebiasaan, virus, bakteri, dan alergi. Upaya pencegahan meliputi menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan pender
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Radang genitalia eksterna dapat terjadi pada vulva dan vagina. Pada vulva dapat terjadi pedikulosis pubis, skabies, dan moluskum kontagiosum yang disebabkan parasit dan virus. Sedangkan pada vagina dapat terjadi vaginosis bakterial, trikomoniasis, vaginitis candida, dan bartolinitis yang disebabkan bakteri dan jamur."
Dokumen tersebut membahas tentang jerawat sebagai masalah yang sering dihadapi remaja. Jerawat disebabkan oleh perubahan hormonal pada masa pubertas dan faktor keturunan. Ada beberapa jenis jerawat seperti pada bayi, remaja, dan pria muda. Penyebab lainnya adalah produksi hormon androgen, kosmetik berminyak, obat-obatan tertentu, dan stress. Cara mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan,
Bab 1 membahas latar belakang jamur sebagai penyebab infeksi di Indonesia. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami pengertian, faktor risiko, cara diagnosis, dan pengobatan penyakit jamur. Bab 2 menjelaskan pengertian jamur, tujuan pemeriksaan, faktor risiko infeksi jamur, cara diagnosis melalui pemeriksaan klinis dan mikroskopis, serta cara pengobatan dan pencegahan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep vaginitis, penyebab-penyebabnya, gejala, diagnosis, dan pengobatan. Vaginitis adalah infeksi pada vagina dan bagian vulva yang umumnya disebabkan oleh bakteri seperti gardnerella, anaerob, mycoplasma hominis, jamur candida, atau protozoa seperti trichomonas vaginalis. Gejalanya berupa keputihan, gatal, dan iritasi pada bagian kemaluan. Pengobatannya meliputi antibiot
Referat vaginal discharge (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
Dokumen tersebut membahas tentang vaginal discharge (keputihan) secara umum, mulai dari definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, dan pengobatannya. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa vaginal discharge dapat bersifat fisiologis maupun patologis, dan penyebab utama vaginal discharge patologis adalah infeksi bakteri, jamur, dan parasit seperti Candida albicans, Gardnerella vaginalis, Chlamydia tra
Dokumen tersebut membahas tentang biologi kulit dan berbagai penyakit kulit yang dapat terjadi akibat infeksi, termasuk patogenesisnya. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan subkutis. Infeksi kulit dapat terjadi karena mikroorganisme yang menyebar melalui darah atau toksin mereka, atau proses imunologi pada penyakit sistemik. Respon imun melibatkan presentasi antigen ke limfosit dan aktivasi sel inflam
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Penyakit kulit merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi masyarakat Sumbawa. Dokumen ini membahas 10 jenis penyakit kulit termasuk kudis, kurap, bisul, campak, kusta, ketombe, lepra, cacar air, panu, dan infeksi jamur kulit serta gejala dan cara pencegahannya. Tujuan dokumen ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit kulit dan upaya penceg
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom Steven Johnson, yaitu sindrom yang mengenai kulit, mukosa, dan mata dengan gejala eritema, vesikel, bula, dan purpura. Dokumen menjelaskan penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, dan penatalaksanaan sindrom Steven Johnson yang mencakup pemberian kortikosteroid secara sistemik, antibiotik, infus cairan dan transfusi darah, serta terapi topikal.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kulit, termasuk penyebab, gejala, jenis, cara penularan, dan pencegahannya. Beberapa jenis penyakit kulit yang dijelaskan adalah eksim, kudis, kurap, dan bisul. Penyakit kulit disebabkan oleh faktor lingkungan, kebiasaan, virus, bakteri, dan alergi. Upaya pencegahan meliputi menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan pender
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx
1. a c n e
N a m a K e l o m p o k
Arif alkausar
Sri Rahayu
Afro dea nofika
Latifa amwidyana
Hardieta citra sari
Ayu putri indriyani
Novenza rahmawati bey
Chindy chaya suci
Suci ramadhani
Elsa fhira
Rismawati
FARMAKOTERAPI I
Dosen pembimbing
Sri Oktavia M.Farm,Apt
3. Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan
menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi
pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri
(Wasitaadmaja, 2011 ).
Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit
peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papula, kista,
dan pustula (Tahir,2010).
DEFINISI
4. prevalensi
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi
hampir pada semua orang diseluruh dunia. Di Amerika Serikat,
tingkat prevalensi acne vulgaris ialah 85% pada usia 12 - 14
tahun. Di Indonesia acne vulgaris ditemukan pada sekitar 80%
remaja. Insiden acne pada remaja bervariasi antara 30 - 60%
dengan insiden terbanyak pada usia 14 - 17 tahun pada
perempuan dan 16 - 19 tahun pada laki-laki.
5. faktor kosmetik
Kosmetika dapat menyebabkan
acne seperti bedak dasar
(foundation), pelembab
(moisturiser), krem penahan
sinar matahari (sunscreen) dan
krem malam, jika mengandung
bahan-bahan komedogenik.
faktor infeksi dan trauma
Peradangan dan infeksi di folikel
pilosebasea terjadi karena
adanya peningkatan jumlah dan
aktivitas flora folikel yang terdiri
dari Propionilbacterium Acnes,
Corynebacterium Acnes,
Pityrosporum ovale dan
Staphylococcus epidermidis.
makanan
Terdapat makanan tertentu yang
memperberat AV (acne vulgaris). makanan tersebut antara lain
adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,dan
sejenisnya), makanan tinggi
karbohidrat (makanan manis, coklat,
dll), alkohol, makanan pedas, dan
makanan tinggi yodium (garam).
Lemak dalam makanan dapat
mempertinggi kadar komposisi sebum.
faktor hormonal
beberapa hormon dapat memepengaruhi
acne vulgaris, seperti hormon
estrogen,progesteron, gonadotropin
genetik
Acne kemungkinan besar merupakan
penyakit genetik dimana pada
penderita terdapat peningkatan
respon unit pilosebaseus terhadap
kadar normal androgen dalam darah.
Menurut sebuah penelitian, adanya
gen tertentu (homozigot
Chinese men) dalam sel tubuh
manusia, meningkatkan terjadinya acne
etiologi
6. faktor resiko ( Anggerenni,2014)
Sebum.
Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne.
Genetik.
Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang
tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.
Kebersihan wajah.
Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian Acne Vulgaris. (Latifah,2016).
Hormonal
Hormonal dan keringat yang berlebih dapat mempengaruhi keparahan dari acne. Beberapa faktor fisiologis seperti
menstruasi dapat mempengaruhi timbulnya atau memperparah acne. Rata-rata 60-70% wanita yang mengalami
masalah acne menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah
menstruasi dan lesi acne menjadi lebih aktif rata-rata satu minggu sebelum menstruasi yang disebabkan oleh
hormon progesteron. Hormon estrogen dalam kadar tertentu dapat menghambat pertumbuhan acne karena
hormon tersebut dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis dan hormon
Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum sehingga dapat menghambat pertumbuhan Acne
Vulgaris .
7. faktor resiko
Psikis.
Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Kecemasan
menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding
folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999).
Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab dapat memperparah acne. Hidrasi pada stratum koreneum epidermis
dapat merangsang terjadinya acne dan pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk.
Bakteria.
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis,
dan pityrosporum ovale.
Kosmetika.
Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser),
krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam waktu lama
dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa
lesi papulopustular pada pipi dan dagu.
8. patofisiologi
1. peningkatan produksi sebum
Plegwig berpendapat bahwa ditemukan hubungan yang selaras antara
peningkatan produksi sebum, permulaan acne pada masa pubertas dan berat
ringannya acne. Hormon androgen yang secara nyata meningkat produksinya
pada permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan
kelenjar sebacus. Produksi sebum yang meingkat akan disertai peningkatan
unsur komedogenik dan inflamatorik penyebab lesi acne ( siregar, 2005).
2. Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus
Penyumatan dimulai di infrainfundibulum, yang doilapisi granulosumnya lebih
tebal dengan glikogen yang lebih banyak. Masa keratin yang terjadi berbeda
dengan keratin epidermis. Masa keratin folikel lebih padat dan lebih lekat
sehingga lebih suliot terlepas satu dengan yang lainnya mengakibatkan proses
penyumbatan lebih mudah terjadi. Aliran sebum akan terhalang oleh
hiperkeratinisasi folikel sebasea, maka akan terbentuk mikrokomedo yang
merupakan tahap awal dari lesi acne yang bisa berkembang menjadi lesi
inflamasi maupun non inflamasi ( Tranggono, 2009).
9. 3. Abnormalitas mikroorganisme di saluran pilosebaseus.
Ditemukan tiga kelompok besar mikroorganisme pada kulit penderita acne, yaitu
propionilbacterium acnes, staphylococcus epidemidis dan golongan fungus
pityorosporum ovale. Diantara mikroflora tersebut yang paling penting adalah
propionilbacterium acnes yang mengeluarkan bahan biologik tertentu ( Rook
dkk, 2007 ).
4. Proses inflamasi
Disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
Immunologik dan non immunologik.
Immunologik acne adalah karna serbuan leukosit PMN dan limfosit ke
kelenjar sebasea karena diundang oleh sinyal kemotaktik
propionilbacterium acnes dan mengeluarkan enzim hidrolitik yang
merusak dinding folikel dan ruptur sehingga isi folikel ( lipid dan keratin)
masuk ke dalam dermis sehingga terjadinya inflamasi.
10. Diagnosis acne vulgaris ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan
penderita dapat berupa gatal atau sakit,tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih
besifat kosmetik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun
komedo tertutup. Adanya komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis acne vulgaris
(wolff dan johnson, 2009). Selain itu dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista
pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum
pemeriksaan laboratorium bukan merupakan indikasi untuk penderita acne vulgaris, kecuali
jika dicurigai adanya hyrandrogenism (zaenglein dkk, 2008 )
Title
Text
diagnosis
11. PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologi
Pentingnya pembersihan dalam pengobatan jerawat
umumnya intuitif. Mencuci muka dua kali sehari dengan
cara yang lembut diikuti dengan pemberian terapi
pengobatan jerawat
Diet
B. Farmakologi
Sulfur / Sodium Sulfacetamide / resorcinol.
Asam salisilat
Benzoil peroksida
Antibiotik topical
Retinoid
12. C. Terapi sistematik
Antibiotik
o Tetrasiklin
o Macrolides
o Trimethoprim-sulfamethoxazole
o Cephalexin
o Clindamycin dan Dapsone
Hormonl Therapy
o Oral Contraceptives
o Glucocorticoids
o Gonadotropin
o Releasing Hormone Agonists.
o Antiandrogens Isotretinoin
Tindakan
o Acne surgery
o Intralesional glukokortikoid
o Phototherapy dan laser
13. INTERAKSI OBAT
1. Isotretinoin
lDapat meningkatkan tekanan di dalam otak, jika dikonsumsi dengan
tetracycline.
lMeningkatkan efek yang merugikan, jika digunakan dengan
suplemen vitamin A atau zat-zat turunan vitamin A lainnya.
lMeningkatkan risiko iritasi lokal, jika digunakan dengan keratolitik
topikal, seperti asam salisilat.
lMenurunkan efektivitas progesteron
lBenzoyl peroxide dapat menurunkan efektivitas isotretinoin gel.
3.Azelaic acid
Hindari konsumsi makanan pedas, minuman
beralkohol atau minuman pedas yang dapat
menyebabkan kulit menjadi merah terutama saat
dalam terapi penyakit rosacea.
2. Tretinoin
Penggunaan bersama tretinoin dapat mengurangi
efek obat dan meningkatkan risiko iritasi kulit.
14. 4. Erymed
Mengingat obat ini adalah obat yang digunakan di bagian
luar tubuh (kulit), hampir tidak mungkin obat ini dapat
berinteraksi dengan obat-obatan lain yang di konsumsi
dengan cara diminum.
15. STUDI KASUS
A. Identitas pasien
Nama : Ariyanto
Jenis kelamin :laki-laki
Umur :20 tahun
Pekerjaan:kondektur truck
Tanggal periksa:22 april 2013
Alamat :wono agung
B. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis kepada kakak kandung pasien pada
tanggal 22 april 2013 di poli kulit
16. STUDI KASUS
2. keluhan utama :
Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian
karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri
dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan
diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh
malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa
nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin
parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di
RSUD sunan kalijaga Demak.
17. STUDI KASUS
4.riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit seperti ini : tidak disangkal
riwayat alergi :disangkal
5.riwayat penyakit keluarga
kakak pasien pernah mengalami penyakit serupa waktu masih muda
6.riwayat social ekonomi
Pasien bekerja sebagai kondektur truck,pengobatan menggunakan jamkesmas,kesan
ekonomi kurang.
C.Pemeriksaan fisik
Status dermatologis :
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK :mukula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
18. STUDI KASUS
D. Diagnosis banding
1. Acne vulgaris
2. Erupsi akneiformis
3. Dermatitis kontak alergi
E. Diagnosis
Akne vulgaris papulopustulosa
F. Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik :
Doksisiklin 2x100mg selama 2 minggu,obat habis control
Methylprednisolone 3x4mg selama 2 minggu,obat habis control
Pengobatan topical:
Asam fusidat cream sue 2x1 (pagi – sore)
Clindamycin + benzoil peroksida gel sue 2x1 (pagi –sore)
Tabir surya sue 1x1 (pagi saja)
19. STUDI KASUS
G. Prognosa
a. Quo ad vitam :bonam
b. Quo ad sanam :dubia ad bonam
c. Quo ad cosmeticam :dubia ad bonam
H. Edukasi
a. Menghindari peningkatan jumlah sebum dengan
cara
i. Diet rendah lemak dan karbohidrat
ii. Membersihkan muka dari kotoran dan jasat renik
b. Menghindari factor pemicu
c. Memberikan informasi mengenai penyebab
penyakit,pencegahan dan cara maupun lama
pengobatan serta prognosisnya
20. STUDI KASUS
A. Resume
Telah diperiksa pasien dengan diagnosis acne vulgaris papulopustulosa dari :
Anamnesis :
Keluhan utama : Jerawat
Riwayat penyakit sekarang
Sejak kurang lebih 3 tahun pasien mengaku pertama kali timbul jerawat,kemudian
karena dirasa jerawat semakin banyak,kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien
berinisiatif untuk membeli salep obat jerawat di apotek,dan mengobati sendiri
dicampur dengan ramuan jamu (daun-daunan yang ditumbuk halus) dan
diusapkan di muka pasien,setelah beberapa hari diobati sendiri bukannya sembuh
malah jerawat semakin parah,pasien mengeluh jerawat pada muka terasa
nyeri,gatal,dan bernanah serta keluar darah.karena dirasa jerawatnya semakin
parah dan merusak penampilan,lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit di
RSUD sunan kalijaga Demak.
Pemeriksaaan fisik :
Status dermatologis:
Lokasi :dahi,pipi kanan dan kiri
UKK : macula eritem,papula eritem,pustule,krusta,erosi,komedo
21. TERMINOLOGI
Acne ; jerawat
Azelaic acid; obat dalam bentuk krim yang digunakan untuk jerawat dan rosacea
Acne rosacea; jerawat yang terjadi dibagian tengah wajah
Acne Vulgaris; sebuah kondisi kulit yang ditandai dengan sumbatan dan peradangan yang melibatkan
foliker rambut dan kelenjar sebasea
Anamnesis ;komunikasa atau diagnosis
Autoanamnes;kegiatan yang secara langsung diwawancara terhadap pasien
Alloanamnesis; untuk meinfomasikan hal penting tentang keadaan pasien
Acne keloidalis; benjolan kecil ,merah kecoklatan dengan dibagian kulit kepala dipangkal leher
Anamnesis : teknik pemeriksaan paling awal dalam pelayanan kedokteran yang bertujuan untuk
mendapatkan data kesehatan dan permasalahan medis pasien
Bakteria ; antibodi yg bekerja pada bakteri
Corynebacterium acne ;kulit sejati atau lapisanberisi puluhan darah,limfatik,ujung syaraf,serat jaringan
penyambung,kelenjar keringat dan kelenjar ,minyak
Compact powder :bedak padat
Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit
Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris
22. TERMINOLOGI
Enzim hidrolitik : enzim pencernaan
Exsaserbasi:kondisi dimana gejala PPOK yang dialami memburuk
Epidermis :lapisan luar kulit
Foundation : bedak dasar
Faktor hormonal ; kelebihan hormon
Genetik ;penyakit keturunan
Krusta : terbentuk dari serum ,darah atau nanah yang mengering pada kulit
Komedo : benjolan kecil yang muncul dipori pori kulit dan merupakan cikal cikal bakal jerawat
Iritasi : ruam
Sebum;zat berminyak dari sekresi kelenjar sebasea
Psikis ; gangguan mental berupa ketidak mampuan menilik keadaan yg sebenarnya
Stafilococcus epidermis ;spesies bakteri
Pityrosporum ovale; infeksi jamur /panu
Glandula sebasea : kelenjar eksokrin mikroskopis dikulit yang membuka kefolikel rambut untuk mengeluarkan
zat yang berminyak atau berlemak
Moisturiser : pelembab
Sunscreen : krim penahan sinar matahari
23. TERMINOLOGI
Isotretinoin;obat jerawat
Tetracyline ;antibiotik yang digunakan untuk mengobati bergagai sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Topikal;salep/krim
Mukula eritem :perubahan dalam warna kulit
Papula eritem : terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1-5mm
Pustule : merupakan vesibelmbesar yang mengandung serum ,pus atau darah
Erupsi akneiformis ;kelainan kulit yang menyerupai akne vulgaris
Dermatitis kotak ;peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit
Kelenjar sebacus : kelenjar minyak
Hiperkeratinisasi : pengerasaan pada jaringan kulit pada saluran sebacea
Intuitif :istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penaralan rasional dan intelektualitas
Phototherapi : bentuk pengobatan untuk kulit dengan menggunakan panjang gelombang cahaya buatan dari
ultraviolet(cahaya biru)
Laser : mekanisme yang memancarkan radiasi elektromaknetik
Papula : elevasi yang dapat diraba dari kulit
Pustula : benjolan kecil pada kulit yang mengandung cairan atau nanah
Nodul :serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam
Krusta:terbentuk , darah atau nanah yang mengering pada kulit
25. DAFTAR PUSTAKA
Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9.
Latifah,S . 2016. Hubungan stress dan kebersihan wajah terhadap akne vulgaris di mahasiswa fakultas kedokteran
universitas lampung. Lampung : FK universitas Lampung.
Angggerenni,O. 2014. Studi retrospektif pasien akne vulgaris di RSUP H. Adam Malik Medan periode 2010-2012.
Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kabau S. 2012. Hubungan antara Pemakaian Jenis Kosmetik dengan Kejadian AkneVulgaris. Semarang : Jurnal
Media Medika Muda.43(4):32-6
Leyden,J. et al.(2014). The Use of isotretinoin in the Treatment of Acne Vulgaris. The Journa of Clinical and Aesthetic
Dermatology, 7(2), pp. S3-S21.
Bikowski, J. (2010). A Review of the Safety and Efficacy of Benzoyl Peroxide (5.3%) Emollient Foam in the
Management of Truncal Acne Vulgaris. J Clin Aesthet Dermatol. 3(11), pp. 26-29.
26. DAFTAR PUSTAKA
Zaenglein, Andrea L. 2012. Chapter 80. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions: Fitzpatrick’s dermatology in General
Medicine. 8th edition. New York: McGrawHill. P897-912
James, William D.. 2012. Chapter 13. Acne: Andrews Diseases Of The Skin
Clinical Dermatology. 11th edition. USA: Elsevier’s Rights. P23
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. 2009. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6. hlm. 20-33.
New York: The McGraw-Hill Companies.
Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS..Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.
Edisi ke-7. New York: Mc Graw Hill; 2008. h. 690-703
Aulia,E. 2019. Gambaran Citra tubuh remaja putri yang mengalami jerawat (Acne Vugaris). universitas
muhammadiya ponorogo.