disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Pentingnya Inovasi Dalam Praktik dan Pengembangan Administrasi NegaraTri Widodo W. UTOMO
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Dosen Program Magister Semester Ganjil TA 2016, STIA LAN BANDUNG
Kampus Cimandiri, 19 Januari 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Tata Kelola Pemerintahan yang baik sudah pasti menjadi tanggungjawab yang mesti dilaksanakan oleh pemerintah. Akan tetapi selama ini ada beberapa hal yang penting terlupakan dari siapa saja yang mesti ikut serta dalam usaha menciptakan pemerintahan yang baik tersebut.
Melalui materi tentang Good Governance dalam seri mata kuliah Ekologi Pemerintahan, penting kiranya kita memahami bersama konsep, karakteristik dan bagaimana penerapan dari good governance tersebut.
Pentingnya Inovasi Dalam Praktik dan Pengembangan Administrasi NegaraTri Widodo W. UTOMO
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Dosen Program Magister Semester Ganjil TA 2016, STIA LAN BANDUNG
Kampus Cimandiri, 19 Januari 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. MAKALAH PRAKTIKUM
SOSIOLOGI PERTANIAN
“ABCD : Asset Based Community Development”
Oleh : KELOMPOK 3
Kelas : J
ANWAR FUADI 145040200111120
AHMAD NUR KAHFI 145040201111027
AISYAH A ZAIN 145040207111093
JEANNIFERTAMBUNAN 145040200111135
RAFI SEPTIAN EKA 145040200111049
NIKMATUL FATIMAH 145040200111176
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2. 2015
Pembahasan:
ABCD : Asset Based Community Development
Berbicara mengenai pemberdayaan masyarakat maka akan berkaitan erat dengan
peningkatan kemampuan atau kapasitas masyarakat. Tetapi konsep pemberdayaan
masyarakat ini paling sering digunakan untuk meningkatkan atau memberdayakan
masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena masyarakat miskin sangat membutuhkan
bantuan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Sementara konsep
kemiskinan tersebut juga harus dipahami sebelum melakukan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini sangat penting karena sangat menentukan pada saat proses pemberdayaan
masyarakat dan juga sangat penting dalam penyusunan strategi dalam memberdayakan
masyarakat. Jadi, dalam proses pemberdayaan masyarakat pemahaman dan mengerti
tentang konsep kemiskinan dalam masyarakat sangatlah penting.
Proses pemberdayaan masyarakat pemahaman dan mengerti tentang konsep kemiskinan
dalam masyarakat sangatlah penting.
ABCDadalah sebuah pendekatan yang memberikan penekanan yang besar pada aset-
aset yang dimiliki di dalamkomunitas (yang seringkali tidak disadari). Aset adalah segala hal
yang ada dalam komunitas yang berpotensi dalam pengembangan komunitas tersebut. Baik
itu berupa aset individual (seperti kepemilikan lahan, kemampuan menjahit), atau aset
komunitas (seperti keberadaan lokasi komunitas yang bersinggungan dengan potensi
wisata).
ABCD menggerakkan pembangunan komunitas berdasarkan aset yang mereka miliki,
sehingga komunitas diarahkan untuk menemukan dan mengembangkan atau bahkan
menambah aset yang mereka punya untuk kemudian digunakan bagi kemajuan komunitas.
ABCD memastikan dan menyampaikan pada komunitas bahwa segala perubahan baik yang
terjadi adalah bersumber pada kekuatan komunitas, bukan dari pihak luar.
Ada beberapa aset komunitas yang perlu untuk dipahami dalam proses pemberdayaan
masyarakat, yaitu:
1. Modal Manusia(Human Capital)
Sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menguasai tekologi yang
bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana maupun teknologi yang
canggih. Modal ini mewakili unsur pengetahuan, perspektif, mentalitas, keahlian,
pendidikan, kemampuan kerja, dan kesehatan masyarakat yang berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2. Modal Fisik (Physical Capital)
Terdiri dari 2 kelompok utama yang merupakansaranayang membantumasyarakat untuk
meningkatkankualitashidupnyayaitu:
a. Bangunan (buildings)
3. Rumah, pertokoan, perkantoran, gedung perniagaan, dll.
b. Infrastruktur (infrastructures)
Jalan raya, jembatan, jalan kereta api, sarana pembuangan limbah, sarana air bersih
jaringan telepon, dll.
3. Modal Finansial (Financial Capital)
Modal ini mewakili unsur sumber-sumber keuangan yang ada di masyarakat (seperti
penghasilan, tabungan, pendanaan reguler, pinjaman modal usaha, sertifikat surat
berharga, saham, dan sebagainya) yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang derajat
kehidupan masyarakat.
4. Modal Teknologi (Technological Capital)
Modal ini mewakili sistem atau peranti lunak (software) yang melengkapi modal fisik
(seperti teknologi pengairan sawah, teknologi penyaringan air, teknologi pangan, teknologi
cetak jarak jauh dan berbagai teknologi lainnya) yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
5. Modal Lingkungan (Environmental Capital)
Modal ini mewakili sumber daya alam dan sumber daya hayati yang melingkupi suatu
masyarakat. Dapat berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi dalam upaya pelestarian alam dn juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri
dari bumi, udara, laut, tumbuhan, binatang, dll.
6. Modal Sosial (Social Capital)
Modal ini mewakili sumber daya sosial (seperti jaringan sosial, kepercayaan masyarakat,
ikatan sosial, dan sebagainya) yang bermanfaat untuk membantu masyarakat memunuhi
kebutuhan hidupnya. Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada
didalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan
(networking) antara warga masyarakat ataupun kelompok masyarakat.
7. Modal Spiritual (Spiritual Capital)
Upaya pemberian bantuan emphaty dan perhatian, kasih sayang, dan unsur utama dari
kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan).
Selain itu, aset juga dijelaskan dalam meningkatkan sumber penghidupan (livelihoods)
masyarakat. Dalamhal ini, United Kingdom Departement for International Development
(DFID) mengidentifikasikan adanya 5 (lima) aset dalamsumber penghidupan (livelihoods)
(dalam Carneyet.al, 1999), yaitu:
a. Aset Manusia
Keterampilan,pengetahuan,kemampuanuntuk bekerjadanpentingnyakesehatanyang
baikagar mampu menerapkanstrategi-strategi dalamsumberpenghidupanyangberbeda.
b. Aset Fisik
4. Infrastrukturdasar(transportasi,perumahan,air,energi,danalat-alatkomunikasi) danalat-
alat produksi sertacara yangmemampukanmasyarakatuntukmeningkatkansumber
penghidupannya.
c. Aset Sosial
Sumberdayasosial (jaringansosial,anggotakelompok,hubungandankepercayaan,akses
yang luasterhadapinstitusi sosial)untukdapatmeningkatkansumberpenghidupanmereka.
d. Aset Finansial
Sumber-sumberkeuanganyangdigunakanolehmasyarakat(sepertitabungan,pinjaman
atau kredit,pengirimanuang,ataudanapensiun) untukdapatmemilihsumberpenghidupan
yang cocokbagi mereka.
e. Aset Natural
Persediaansumber-sumberalam(sepertitanah,air,biodiversifikasi,sumber-sumberyang
berasal dari lingkungandandapatdigunakandalamsumberpenghidupanmasyarakat.
Aset-aset yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh masyarakat sangat berperan
dalam proses pemberdayaan masyarakat. Misalnya, dalam proses pemberdayaan masyarakat
peran aset manusia sangat mendukung keberlangsungan pengembangan atau pemberdayaan
kapasitas atau kemampuan masyarakat. Tetapi dalam hal ini peran aset yang lain juga sangat
berperan. Misalnya, untuk meningkatkan aset manusia diperlukan aset fisik seperti sekolah
atau rumah sakit sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, keahlian, pendidikan,
maupun kesehatan masyarakat. Demikian juga dengan aset fiskal atau aset keuangan sangat
mendukung masyarakat untuk meningkatkan perekonomiannya. Aset sosial sebagai sarana
untuk mengembangkan ikatan sosial atau jaringan sosial dalam memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Selain itu, modal atau aset natural dan teknologi sangat penting dalam membantu
masyarakat untuk mengembangkan sumber daya alam yang dimiliki dengan dibantu oleh
penguasaan teknologi yang dapat meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang ada di
masyarakat seperti penggunaan teknologi untuk pengembangan pertanian masyarakat agar
nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyaraka
Pemberdayaan masyarakat berbasis aset ini sudah dilakukan oleh lembaga atau
organisasi yang bergerak di bidang pembangunan masyarakat di negara-negara berkembang
seperti United Kingdom Department for International Development (DFID) dan Oxfam.
Lembaga atau organisasi ini mengembangkan aset-aset atau modal yang ada di masyarakat
dalam proses pemberdayaan atau pembangunan masyarakat untuk meningkatkan sumber
penghidupan masyarakat. Aset-aset yang ada di masyarakat dikembangkan dan diberdayakan
5. untuk meningkatkan sumber penghidupannya. Di Indonesia banyak lembaga atau organisasi
yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat tetapi tidak terlihat yang benar-benar
mengembangkan semua aset yang ada di masyarakat seperti aset manusia, fisik, fiskal, sosial,
dan natural dalam proses pemberdayaan masyarakat. Salah satu program pemberdayaan yang
terkenal di Indonesia saat ini yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri belum sepenuhnya mengembangkan aset-aset yang ada di masyarakat. Kalau
diperhatikan program ini masih seputar pengembangan manusia (aset manusia), fisik (aset
fisik), ekonomi (aset finansial). Disini ada anggapan bahwa dengan memberdayakan atau
mengembangkan ekonomi masyarakat maka semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan
masyarakat akan terpenuhi
ABCD (Pengembangan Komunitas Berbasis Aset) muncul sebagai respon atas
pendekatan berdasarkan kebutuhan (needs-based approach) dalam hal pembangunan
komunitas. Namun, pendekatan berbasis kebutuhan dan bantuan dari pihak luar, ternyata
dapat menghasilkan dua efek samping yang tidak diinginkan.
Efek samping negatif pertama adalah pemimpin yang membuat komunitasnya terlihat
buruk. Melihat bahwa pihak yang akan membantu biasanya memberikan bantuan pada
komunitas yang paling membutuhkan bantuan, maka bukan tidak mungkin seorang pemimpin
komunitas akan ‘melebih-lebihkan’ keadaan komunitasnya agar komunitasnya lah yang akan
menerima bantuan.
Pemimpin komunitas menemukan bahwa cara terbaik untuk menarik bantuan dari pihak luar
adalah dengan membuat permasalahan dalam komunitas terlihat sangat buruk. Bahwa ada
kebutuhan yang mendesak untuk dipenuhi atau ditolong. Kesuksesan seorang pemimpin
komunitas dinilai dari seberapa banyak pihak luar yang tertarik untuk membantu masyarakat,
daripada kemandirian komunitas itu sendiri.
Efek negatif kedua, adalah masyarakat akan mempercayai apa yang dikatakan oleh
pemimpin mereka; mereka akan mulai merasa bahwa diri mereka penuh kekurangan dan
tidak mampu untuk membawa perubahan baik pada diri mereka sendiri dan juga komunitas.
Hal inilah yang menyebabkanmasyarakat dalam komunitas mulai berperilaku selayaknya
konsumen atau klien, bukan sebagai agen perubahan itu sendiri. Dengan kata lain,
masyarakat hanya akan ‘pasrah’ terhadap keadaan mereka dan hanya berharap agar pihak lain
membantu. Dimana semestinya masyarakat sendiri melakukan segala cara agar keadaannya
menjadi lebih baik. Dan ketika keadaan menjadi lebih baik, mereka percaya bahwa hal
tersebut karena bantuan dari pihak lain, bukan dari upaya mereka sendiri.
6. Kepercayaan bahwa diri tidak mampu mengupayakan perubahan yang lebih baik erat
kaitannya dengan sebuah fenomena psikologis yang bernama learned helplessness. Sebuah
kondisi dimana seseorang tidak lagi mempercayai bahwa upaya dari dirinya dapat membawa
atau menghindarkan dia dari sebuah kondisi negatif.