Dokumen tersebut membahas tentang teori difusi dan inovasi dalam pertanian. Secara ringkas, difusi adalah proses penyebaran inovasi melalui saluran komunikasi ke anggota sistem sosial dalam jangka waktu tertentu. Inovasi merupakan ide atau teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Proses difusi inovasi pertanian penting untuk meningkatkan daya saing petani Indonesia di era globalisasi.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum pembuatan media MS, isolasi, dan inokulasi embrio kacang tanah. Dokumen menjelaskan bahwa praktikum pembuatan media MS menghasilkan 80 botol media, sedangkan praktikum inokulasi embrio kacang tanah menghasilkan embrio yang tumbuh dan berkembang. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan seperti sanitasi peralatan dan sterilisasi eks
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam secara bijak untuk produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan. Ciri-cirinya adalah ekonomis, ramah lingkungan, adil secara sosial, menghargai budaya lokal, dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Indikator utamanya adalah produktivitas yang stabil, keberlangsungan, dan keadilan dalam mendistribusikan keuntungan
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
Hama adalah binatang yang merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia. Hama dapat berupa serangga, nematoda, siput, dan tikus. Herbivora yang memakan tanaman dianggap sebagai hama karena merugikan kepentingan manusia. Populasi hama meningkat akibat ketersediaan makanan yang sesuai dari tanaman yang ditanam manusia.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum pembuatan media MS, isolasi, dan inokulasi embrio kacang tanah. Dokumen menjelaskan bahwa praktikum pembuatan media MS menghasilkan 80 botol media, sedangkan praktikum inokulasi embrio kacang tanah menghasilkan embrio yang tumbuh dan berkembang. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan seperti sanitasi peralatan dan sterilisasi eks
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam secara bijak untuk produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan. Ciri-cirinya adalah ekonomis, ramah lingkungan, adil secara sosial, menghargai budaya lokal, dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Indikator utamanya adalah produktivitas yang stabil, keberlangsungan, dan keadilan dalam mendistribusikan keuntungan
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
Hama adalah binatang yang merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia. Hama dapat berupa serangga, nematoda, siput, dan tikus. Herbivora yang memakan tanaman dianggap sebagai hama karena merugikan kepentingan manusia. Populasi hama meningkat akibat ketersediaan makanan yang sesuai dari tanaman yang ditanam manusia.
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariGilang Putra
peningkatan produktifitas lahan dengan sistem agroforestri. berisi mengenai sistem penerapan agroforestri pada budidaya lahan, pilihan sistem agroforestri dan lain lain
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
Dokumen tersebut membahas tentang sektor pertanian di Indonesia, termasuk pengertian dan lingkupnya, perkembangan dan peranannya dalam perekonomian, permasalahan yang dihadapi, serta kebijakan dan strategi pengembangannya. Sektor pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia meskipun kontribusinya terhadap PDB mengalami penurunan. Berbagai tantangan seperti ketersediaan lahan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan etika penyuluhan. Prinsip-prinsip penyuluhan menurut beberapa ahli antara lain meliputi partisipasi, kemitraan, demokrasi, dan kerjasama. Sedangkan etika penyuluhan meliputi citra manusia ideal, loyalitas, membantu sasaran menentukan pilihan terbaik, serta menciptakan hubungan yang memberi ruang bagi sasaran.
Dokumen tersebut membahas dua sistem pertanian yaitu HEIA (High External Input Agriculture) yang sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida serta LEIA (Low External Input Agriculture) yang lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal. Kedua sistem memiliki kelemahan masing-masing seperti ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganjurkan penerapan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) yang me
Dokumen tersebut membahas tentang modal sebagai faktor produksi dalam usahatani. Modal didefinisikan sebagai barang atau uang yang digunakan bersama faktor produksi lain untuk menghasilkan barang baru. Modal dibedakan menjadi modal tetap, bergerak, dan modal manusiawi. Kredit penting untuk mendukung modal petani, meski seringkali sulit diimplementasikan. Biaya produksi meliputi penyusutan modal tetap dan biaya modal bergerak
Teks ini membahas tentang pertanian berkelanjutan di era Society 5.0 dengan menjelaskan perkembangan masyarakat dan revolusi industri dari era ke era. Teknologi seperti sensor, pertanian cerdas, dan biologi sintetis dipaparkan sebagai solusi untuk mencapai pertanian berkelanjutan."
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman hortikultura. Terdapat beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman sayur, buah, bunga, dan taman. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi tanaman sayur berdasarkan aspek botanis dan cara budidayanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Benih kedelai dari tiga varietas (Wilis, Mutiara, Gema Anjasmara) diuji daya berkecambahnya menggunakan metode uji kertas digulung. Hasil pengamatan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah kecambah normal, abnormal, tidak tumbuh, dan busuk untuk masing-masing varietas, yang kemudian dihitung nilai persentase daya berkecambahnya.
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat DesaYaser Lopekabausirah
Dokumen tersebut membahas tentang proses sosial dan berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi di pedesaan, seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, kompetisi, konflik, serta pengaruh interaksi terhadap masyarakat desa seperti peningkatan pengetahuan dan hubungan sosial ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi usaha tani berdasarkan 4 segi, yaitu bentuk, corak, pola, dan tipe. Usaha tani dapat berbentuk perseorangan atau kooperatif, dan dibedakan berdasarkan coraknya menjadi subsisten atau komersial. Berdasarkan polanya, usaha tani dapat diklasifikasi menjadi khusus, tidak khusus, atau campuran. Terakhir, usaha tani juga dapat dikelomp
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
Kangkung darat tumbuh dengan baik selama 5 minggu praktikum. Jumlah daun dan tinggi tanaman meningkat setiap minggunya. Pada minggu ke-5, jumlah daun mencapai rata-rata 34 dan tinggi tanaman mencapai rata-rata 22 cm. Luas daun dihitung untuk mengukur indeks luas daun.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian hayati yang mencakup konsep, prinsip, contoh-contoh, dan aplikasinya untuk mengendalikan hama penyakit tanaman, kerusakan tanaman, dan gulma. Agen biologis seperti bakteri, jamur, serangga, dan nematoda dapat digunakan sebagai alat pengendalian hayati untuk menekan populasi organisme merugikan.
Paragraf pertama membahas tentang upaya peningkatan produksi pangan, khususnya beras, yang telah dilakukan sejak Pelita I dengan menerapkan teknik budidaya padi sawah tradisional. Paragraf berikutnya menjelaskan program-program peningkatan produktivitas padi seperti Bimas, Insus, dan Supra Insus pada era Revolusi Hijau yang berhasil meningkatkan produksi padi nasional namun mengalami penurunan produktivitas pada tahun 1990
Dokumen tersebut membahas teknik persilangan buatan pada tanaman. Ada beberapa jenis persilangan yang dibedakan berdasarkan kerabatannya, seperti intravarietas, intervarietas, interspesifik, dan intergenerik. Faktor penting dalam persilangan antara lain pemilihan tetua, pengetahuan tentang organ reproduksi tanaman, dan waktu tanaman berbunga. Teknik dasar persilangan mencakup persiapan, kastrasi, emaskulasi, isolasi, pengump
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariGilang Putra
peningkatan produktifitas lahan dengan sistem agroforestri. berisi mengenai sistem penerapan agroforestri pada budidaya lahan, pilihan sistem agroforestri dan lain lain
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
Dokumen tersebut membahas tentang sektor pertanian di Indonesia, termasuk pengertian dan lingkupnya, perkembangan dan peranannya dalam perekonomian, permasalahan yang dihadapi, serta kebijakan dan strategi pengembangannya. Sektor pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia meskipun kontribusinya terhadap PDB mengalami penurunan. Berbagai tantangan seperti ketersediaan lahan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan etika penyuluhan. Prinsip-prinsip penyuluhan menurut beberapa ahli antara lain meliputi partisipasi, kemitraan, demokrasi, dan kerjasama. Sedangkan etika penyuluhan meliputi citra manusia ideal, loyalitas, membantu sasaran menentukan pilihan terbaik, serta menciptakan hubungan yang memberi ruang bagi sasaran.
Dokumen tersebut membahas dua sistem pertanian yaitu HEIA (High External Input Agriculture) yang sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida serta LEIA (Low External Input Agriculture) yang lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal. Kedua sistem memiliki kelemahan masing-masing seperti ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganjurkan penerapan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) yang me
Dokumen tersebut membahas tentang modal sebagai faktor produksi dalam usahatani. Modal didefinisikan sebagai barang atau uang yang digunakan bersama faktor produksi lain untuk menghasilkan barang baru. Modal dibedakan menjadi modal tetap, bergerak, dan modal manusiawi. Kredit penting untuk mendukung modal petani, meski seringkali sulit diimplementasikan. Biaya produksi meliputi penyusutan modal tetap dan biaya modal bergerak
Teks ini membahas tentang pertanian berkelanjutan di era Society 5.0 dengan menjelaskan perkembangan masyarakat dan revolusi industri dari era ke era. Teknologi seperti sensor, pertanian cerdas, dan biologi sintetis dipaparkan sebagai solusi untuk mencapai pertanian berkelanjutan."
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman hortikultura. Terdapat beberapa jenis tanaman hortikultura seperti tanaman sayur, buah, bunga, dan taman. Dokumen juga menjelaskan klasifikasi tanaman sayur berdasarkan aspek botanis dan cara budidayanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Benih kedelai dari tiga varietas (Wilis, Mutiara, Gema Anjasmara) diuji daya berkecambahnya menggunakan metode uji kertas digulung. Hasil pengamatan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah kecambah normal, abnormal, tidak tumbuh, dan busuk untuk masing-masing varietas, yang kemudian dihitung nilai persentase daya berkecambahnya.
Sosiologi Pedesaan: Proses dan Interaksi Sosial Masyarakat DesaYaser Lopekabausirah
Dokumen tersebut membahas tentang proses sosial dan berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi di pedesaan, seperti kerjasama, akomodasi, asimilasi, kompetisi, konflik, serta pengaruh interaksi terhadap masyarakat desa seperti peningkatan pengetahuan dan hubungan sosial ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi usaha tani berdasarkan 4 segi, yaitu bentuk, corak, pola, dan tipe. Usaha tani dapat berbentuk perseorangan atau kooperatif, dan dibedakan berdasarkan coraknya menjadi subsisten atau komersial. Berdasarkan polanya, usaha tani dapat diklasifikasi menjadi khusus, tidak khusus, atau campuran. Terakhir, usaha tani juga dapat dikelomp
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
Kangkung darat tumbuh dengan baik selama 5 minggu praktikum. Jumlah daun dan tinggi tanaman meningkat setiap minggunya. Pada minggu ke-5, jumlah daun mencapai rata-rata 34 dan tinggi tanaman mencapai rata-rata 22 cm. Luas daun dihitung untuk mengukur indeks luas daun.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian hayati yang mencakup konsep, prinsip, contoh-contoh, dan aplikasinya untuk mengendalikan hama penyakit tanaman, kerusakan tanaman, dan gulma. Agen biologis seperti bakteri, jamur, serangga, dan nematoda dapat digunakan sebagai alat pengendalian hayati untuk menekan populasi organisme merugikan.
Paragraf pertama membahas tentang upaya peningkatan produksi pangan, khususnya beras, yang telah dilakukan sejak Pelita I dengan menerapkan teknik budidaya padi sawah tradisional. Paragraf berikutnya menjelaskan program-program peningkatan produktivitas padi seperti Bimas, Insus, dan Supra Insus pada era Revolusi Hijau yang berhasil meningkatkan produksi padi nasional namun mengalami penurunan produktivitas pada tahun 1990
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianJoel mabes
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang dalam mengadopsi inovasi, termasuk luas usaha, tingkat pendapatan, keberanian mengambil risiko, umur, tingkat keterlibatan sosial, aktivitas mencari informasi, dan sumber informasi. Proses adopsi dapat dipercepat dengan diagnosa masalah, membangkitkan ketidakpuasan, membina hubungan, memberi dukungan, dan memperkuat keterlibatan masyarakat.
Teks tersebut membahas strategi sistem inovasi dalam membangun pusat unggulan peternakan di Indonesia. Ada beberapa poin penting yang diangkat yaitu: 1) perlunya pendekatan demand-driven dalam pengembangan teknologi daripada supply-push; 2) tiga persoalan utama peternakan Indonesia yakni mutu genetik ternak rendah, pakan berkualitas rendah, dan penyakit ternak; 3) perlunya kerja sama antara akademisi, industri,
Tugas akhir ini membahas tentang perlunya pengembangan sumber daya manusia petani dan peran penyuluhan pertanian dalam pembangunan pertanian di masa depan. Penyuluhan diharapkan dapat mengubah citra dari proses alih teknologi menjadi pemberdayaan petani untuk mengubah cara berpikir dan belajar secara mandiri. Materi penyuluhan juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas petani agar lebih ber
Dampak SL-PTT Padi Sawah Terhadap Produksi dan Difusi InovasiAjat Learner
penelitian ini dilakukan di Kabupaten lebak, menjelaskan tentang dampak kegiatan penyuluhan melalui sl-ptt terhadap produksi padi dan peningkatan difusi inovasi oleh petani
modernisasi, industrialisasi dan pembangunanSomewhere
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang modernisasi, industrialisasi, dan pembangunan sebagai bagian dari proses globalisasi. Faktor kunci perkembangan ketiganya adalah kemajuan teknologi.
2) Perusahaan multinasional berperan sebagai agen penyebaran modernisasi dan industrialisasi ke berbagai negara.
3) Manajemen lintas budaya menjadi penting untuk operasi perusahaan multinasional di ber
Dokumen tersebut membahas dampak Revolusi Hijau dan industrialisasi terhadap perubahan sosial ekonomi di pedesaan dan perkotaan pada masa Orde Baru. Revolusi Hijau berupa pengembangan varietas tanaman baru yang lebih produktif melalui riset pertanian. Hal ini memengaruhi sistem pertanian dan mata pencaharian masyarakat pedesaan. Sedangkan industrialisasi meningkatkan pendapatan namun juga mengurangi kesempatan kerja di pe
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi teknologi komunikasi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa terdapat berbagai tingkatan masyarakat dalam penerapan teknologi, dari masyarakat agraris hingga masyarakat informasi. Dokumen ini juga menjelaskan proses adopsi inovasi teknologi melalui 5 tahapan dan 5 kategori pengadopsi, dari inovator hingga kelompok kolot. Diakhir dokumen diminta unt
TtTG dan Pemberdayaan Masyarakat (IPDN)BWP_berbudi
Ada indikasi bahwa penduduk (masyarakat) Indonesia mengalami penurunan atau bahkan kehilangan daya untuk membangun kreativitas dalam upaya untuk bisa bertahan di masa mendatang, Indikasi terjadinya
ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi perubahan dan permasalahan terakumulasi dan menimbulkan frustrasi sosial, terlihat dengan semakin luasnya keresahan sosial (sosial unrest), kerusuhan atau kekerasan (riot), serta terjadinya gejala disintegrasi sosial. Fakta juga memperlihatkan adanya krisis pada masyarakat yaitu bertambahnya penduduk miskin, terbelakang, terpencil, dan terpuruk. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kelaparan, kekurangan gizi, yang bermuara pada kehilangan fungsi sosial masyarakat
serta kehilangan potensi dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan serta pendidikan (Goeritno, Arief dkk, 2003).
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
2. Difusi merupakan proses dimana inovasi tersebar kepada anggota system
social melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu (Rogers dalam
Hanafi,1981). Sedangkan menurut Effendi (1993) bahwa difusi adalah suatu
jenis komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan sebagai ide
baru atau inovasi. H Horton dan Hunt, (1987) meyatakan bahwa difusi dapat
berlangsung dalam masyarakat maupun antar masyarakat yang merupakan
proses dua arah. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa difusi
adalah proses tersebarnya inovasi melalui komunikasi dua arah kedalam
anggota system soaial dan jangka waktu tertentu. Ada empat komponen
difusi yaitu Innovasi, komunikasi, system social dan jangka waktu.
DIFUSI
Inovasi merupakan istilah yang telah dipakai secara luas dalam berbagai
bidang baik industri, pemasaran maupun jasa termasuk pertanian (Musyafak
dan Tatang Ibranhim, 2005). Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan
inovasi sebagai ide ide baru, praktek praktek baru atau objek objek yang
dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu sasaran
penyuluhan. Sedangkan LionBerger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi
tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru tetapi lebih luas lagi yaitu sesuatu
yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam
masyarakat atau lokalitas tertentu.
INOVASI
Definisi :
3. Dalam proses difusi, inovasi teknologi
merupakan produk yang akan disampaikan
kepengguna (petani). Agar pengguna
berminat menggunakan produk tersebut
maka inovasi harus merupakan teknologi
tepat guna.
Inovasi sangat erat kaitannya dengan
cepat atau lambatnya suatu inovasi
diadopsi oleh petani, hal tersebut sangat
ditentukan oleh sifat inovasi yang antara
lain adalah :
(1)sesuai kebutuhan petani;
(2)memberikan keuntungan;
(3)murah;
(4)Sesuai budaya setempat;
(5)dapat mengatasi faktor pembatas;
(6)Tidak rumit dan
(7)Mudah diamati.
4. Namun demikian inovasi tepat guna hanyalah
merupakan salah satu aspek yang dapat
mempercepat adopsi teknologi. Faktor lain yang
tidak kalah pentingnya adalah kondisi sasaran
(petani), pemilihan media komunikasi atau
metode diseminasi yang efektif sesuai dengan
kondisi sasaran dan pemberdayaan agen
penyuluh secara optimal serta kondisi lingkungan
perekonomian seperti jaminan pasar, harga input,
harga produksi, biaya transportasi dan lain-lain.
5. Adapun terdapat 4 (empat) komponen utama difusi inovasi, yaitu :
(1) Adanya inovasi,
(2) adanya saluran komunikasi,
(3) adanya suatu dimensi waktu tertentu, dan
(4) Keterlibatan anggota-anggota suatu sistem sosial tertentu.
Dalam hal inovasi, telah didefinisikan di atas
Bahwa inovasi adalah suatu pemikiran, cam, atau pun obyek yang
dianggap baru oleh seseorang atau suatu Unit adopsi tertentu.
Munculnya inovasi dapat melalui beberapa tahap:
(1) timbulnya suatu masalah yang Memerlukan adanya inovasi,
(2) dilakukannya penelitian-penelitian dasar maupun terapan yang
ditujukan Untuk menciptakan inovasi.
(3) Tahap pengembangan iinovasi
(4) tahap komersialisasi inovasi
(5) tahap Adopsi inovasi, dan
(6) munculnya dampak atau akibat dari adopsi inovasi.
Tampak bahwa suatu inovasi Memerlukan tahap-tahap
yang tidak selalu sederhana untuk dapat diketahui dampak atau
akibat Keberadaannya.
6. Untuk mengetahui sejauh mana kelebihan dan
kekurangan suatu inovasi, digunakan seperangkat
kriteria yang juga bermanfaat untuk mengidentifikasi
sejauh mana tingkat kecepatan adopsinya. Kriteria itu
adalah:
(1)kegunaan atau manfaat relatif inovasi (relative
advantage),
(2)kesesuaian inovasi (compatibility),
(3)Kompleksitas inovasi (complexity),
(4)kemudahan untuk dicoba (trialibility), serta
(5)Penampakan inovasi (observability).
7. Sektor pertanian tidak luput dari perkembangan dan kemajuan
teknologi yang mengacu pada upaya ditemukannya sistem
produksi maupun sistem distribusi produk-produk pertanian
yang lebih baik dari waktu ke waktu. Kemajuan- kemajuan
dalam teknologi breeding dan pemuliaan tanaman, budidaya
tanaman dan ternak, pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu, penanganan pasca panen, serta pengolahan hasil-hasil
pertanian, merupakan bagian dari success stories yang
berkaitan dengan upaya perkembangan ilmu dan tekonologi
secara umum. Tentu saja perkembangan tersebut tidak dapat
dilepaskan dari adanya tuntutan terhadap sektor pertanian yang
masih menjadi salah satu sektor penting dalam kehidupan
ekonomi suatu negara, terutama bagi negara-negara sedang
berkembang.
8. Pembangunan pertanian di Indonesia dewasa ini menghadapi beberapa tantangan yang
berkaitan dengan proses globalisasi ekonomi, perubahan struktur perekonomian
nasional, perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi, serta tantangan-
tantangan intern sektor pertanian sendiri. Reorientasi kebijaksanaan pembangunan
pertanian yang antara lain menegaskan adanya pergeseran pendekatan
produksi ke pendekatan pendapatan dan kesejahteraan petani memerlukan langkah-
langkah penanganan tersendiri agar perubahan orientasi itu benar-benar dapat
diimplementasikan di lapangan. Pengembangan teknologi yang disertai dengan
penyempurnaan dalam mekanisme diseminasi teknologi tersebut merupakan salah satu
penentu utama dari keberhasilan upaya-upaya untuk menghadapi tantangan-tantangan
pembangunan pertanian tersebut di atas. Dalam konteks pemikiran inilah maka proses
difusi dan adopsi inovasi, di mana teknologi pertanian merupakan salah satu bentuk
utama inovasi tersebut, menjadi penting untuk mendapatkan perhatian secara
mendalam.
9. Dengan adanya perkembangan globalisasi yang
terjadi saat ini. analisis difusi inovasi pertanian
dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan
proses alih teknologi pertanian di masa mendatang.
Hal ini menjadi penting, mengingat tantangan
kompetisi dari produsen pertanian global cepat atau
lambat akan mempunyai dampak juga bagi petani
Indonesia. Hal penting yang perlu ditekankan
adalah bahwa proses difusi teknologi pertanian
harus dapat meningkatkan kemampuan petani
Indonesia dalam menghadapi kompetisi tersebut.
10. CONTOH DIFUSI INOVASI PERTANIAN
Proses mekanisasi pemanenan tomat di Kalifornia menunjukkan hal tersebut (Rogers, 1983). Tomat
merupakan produk pertanian penting dari Negara Bagian Kalifornia. Sebelum mesin pemetik tomat
digunakan secara luas pada tahun 1962, terdapat 4.000 petani tomat di sana. Pada tahun 1971 jumlah petani
menurun drastis menjadi 600 orang saja. Sementara itu, tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan panen
pada tahun 1962 berjumlah 50.000 orang, menurun juga menjadi hanya 18.000 orang ditambah dengan
penggunaan 1.152 mesin pemetik.
Terdapat beberapa dampak lain dari penggunaan secara meluas mesin pemetik tomat ini. Selain
berpindahnya daerah produsen tomat ke wilayah yang kondisi tanah dan iklimnya lebih sesuai untuk
budidaya tomat, juga terjadi perubahan pada karakteristik tomat yang dibudidayakan. Agar sesuai dengan
kondisi mesin pemetik, para pembuat genetika tomat berupaya keras untuk menghasilkan tomat yang lebih
'keras', sehingga tidak mudah memar selama proses pemetikan. Masalahnya adalah bahwa meskipun tidak
ada perbedaan rasa, pihak konsumen lebih menyukai tomat yang lebih lunak, selain kenyataan bahwa tomat
'keras' kandungan vitaminnya agak lebih kecil jenisnya. Di pihak lain, para ibu memperoleh kenyataan pula
bahwa tomat jenis baru ini lebih murah harganya. Tampak bahwa pengembangan/difusi mesin pemetik tomat
ini ternyata berdampak sangat luas, yang sama sekali tidak terpikirkan oleh para penemunya (Friedland dan
Barton, 1975). Para penemunya tidak dengan baik memikirkan dampak sosial dari adanya mesik pemetik
tomat ini (Hightower, 1972).
11. adopsi teknologi system tanam Legowo cenderung melambat pada beberapa daerah yang
disebabkan karena umumnya didaerah tersebut petani menggunakan tenaga kerja sewaan untuk
menanam dan mereka belum mempunyai keterampilan cara tanam sistem legowo sementara
yang diberi penyuluhan adalah petani pemilik/ penggarap bukan tenaga sewaan tersebut.
Demikian pula kasus pada beberapa daerah dimana beberapa petani yang telah mengadopsi
cara tanam tabela kembali keteknologi lama (tapin) dengan alasan bahwa mereka tidak
mempunyai waktu yang banyak untuk mengurus tanamannya karena penanaman padi dengan
cara tabela membutuhkan perawatan yang sangat intensif terutama pada awal tanam sementara
mereka mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pedagang di pasar. Ini berarti bahwa
teknologi yang diintroduksikan tidak sesuai dengan kondisi sosial petani tersebut.
Maka difusi inovasi pertanian perlu dimaksimalkan agar hasilnya pun turut maksimal dan dapat
dijalankan oleh petani maupun diterima oleh masyarakat.
ALASAN DIFUSI INOVASI PERTANIAN DIPERLUKAN DI
INDONESIA
12. Analisis mengenai sistem kelembagaan yang terkait dengan proses
difusi inovasi di sektor pertanian dinilai juga perlu untuk dapat
dilakukan secara sistematik di masa depan. Hal ini terutama
sehubungan dengan masih begitu dominannya peran pemerintah
dalam proses tersebut. Dengan keterbatasan yang ada pada
pemerintah dalam hal tenaga maupun anggaran belanja di satu sisi,
serta makin tingginya potensi pihak swasta maupun lembaga-
lembaga swadaya masyarakat untuk dapat terlibat (atau dilibatkan)
dalam proses difusi inovasi pertanian di sisi yang lain, membuka
peluang cukup besar untuk menata kembali sistem kelembagaan
dalam proses difusi inovasi pertanian ini. Pada saatnya nanti, diduga
bahwa peran pemerintah hanyalah akan berfungsi sebagai fasilitator
serta "pengaman" dan proses difusi inovasi pertanian, sementara
peran swasta dan lembaga swadaya masyarakat harus dapat
menggantikan peran dominan pemerintah. Program dan
kebijaksanaan yang mengarah kepada kondisi tersebut hams segera
disusun untuk dapat menunjang kondisi ideal masa depan tersebut.
13. Masyarakat petani sebagai sasaran utama dan proses difusi inovasi juga
mengalami dinamika dalam pemikiran maupun dalam praktek keseharian
usahataninya. Dinamika tersebut cenderung untuk mengarah pada makin kritisnya
cars berpikir petani, makin menonjolnya orientasi bisnis dalam penyelenggaraan
usahataninya, dan makin terbukanya aloes mereka terhadap sumber informasi
dengan berbagai kemajuan dalam teknologi komunikasi dan informasi. Pemikir dan
praktisi difusi inovasi maupun penyedia teknologi hams memasukkan hal ini dalam
pertimbangan dasar kegiatannya. Skala usaha maupun bekerjanya sistem
penunjang proses difusi inovasi dengan baik hams menjadi pertimbangan
tersendiri, agar proses difusi benar-benar berada dalam suatu sistem kegiatan yang
utuh, bukan merupakan suatu proses yang berdiri sendiri. Hal ini jelas merupakan
tantangan yang tidak sederhana, tetapi bukan juga merupakan hal yang tidak dapat
dilaksanakan dengan baik di masa-masa mendatang.
14. THANK YOU!
Sumber :
H.Taryoto, A. (Vol. 14 No.1, Juli 1996). Telaah Teoritik dan Empirik Difusi Inovasi Pertanian. FAE , 41-53.
Meydora, E. Y. (2019). Proses Difusi Inovasi E-Agribusiness : Regopantes Pada End-User Komoditas Pertanian di JABODETABEK. Jurnal Komunikasi dan
Media , 133-149.
https://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53-buletin-nomor-6-tahun-2012/248-kriteria-pemilihan-inovasi-pertanian-untuk-
mempercepat-proses-adopsi-dan-difusinya-kepada-pengguna (diakses pada 3 Mei 2021)