Proses terbentuknya bumi diduga melalui berbagai teori yang menjelaskan tentang terbentuknya tata surya dan alam semesta, di antaranya teori nebula, planetisimal, pasang surut gas, dan bintang kembar. Teori yang paling diterima saat ini adalah teori Big Bang yang menjelaskan terbentuknya alam semesta dari ledakan raksasa.
file ini berisi materi tentang tata surya, materi tata surya adalah materi untuk siswa kelas 7 semester genap K13. file ini berisi peta konsep, materi pengayaan, lembar kerja siswa dan uji kompetensi
1. A. Proses Terbentuknya Bumi - Dalam terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi
yang diketahui bahwa proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata
surya yang menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses
terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi antara lain sebagai
berikut...
1. Teori Nebula (Kabut)
Teori Nebula disebut jug dengan Teori Kabut Kant-Laplace yang dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Peiere De Laplace (1796). Teori ini menjelaskan bahwa di jagat
rayat terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula). Kabut tersebut berupa debu, es,
dan gas yang sebagian besar unsur gas berupa hidrogen. Adanya gaya gravitasi membentuk
kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian menyusut dan mengeras serta berputar
semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang terlepar tersebut
kemudian membentuk planet-planet dalam tata surya. Tahap-tahap terbentuknya bumi pada
teori tebula adalah sebagai berikut..
Matahari dan planet-planet masih berbentuk gas, kabut yang pekat dan besar.
Kabut berputar dan memadat yang terjadi dipusat lingkaran karena gaya gravitasi
Kemudian terbentuk planet-planet dari materi-materi kecil pada saat bersamaan
terbentuknya matahari yang lebih kecil dari matahari
Materi tersebut semakin membesar dan tumbuh melakukan gerakan teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga
matahar
2. Toeri Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini mengatakan
bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan suatu ketika bintang melintas
disamping matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan, Dekatnya bintang dan
matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan tertariknya gas dan materi
ringan pada bagian tepi, dari besarnya gaya gravitasi sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang dan membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari
penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padat, terbentuklah planet-planet yang mengelilingi
matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918.
Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang
masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang melaju
membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari yang disebabkan gaya tarik bintang
yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan
tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku dan
terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
4. Teori Bintang Kembar
teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi. Menurutnya,
bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi. Dimana salah satu bintang
meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang
tidak meledak membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi
2. matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan bintang
yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-
bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat dengan
membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari gumpalan besar
tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6 milyar tahun,
nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti, selanjutnya membentuk
sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat. Kemudian gumpalan tersebut
membentuk planet-planet, termasuk bumi.
Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari pencapaian
titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di dibuktikan bahwa Big
Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa peninggalan peristiwa big bang.
Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan maka unsur hidrogen telah habis sama
sekali dan berupa menjadi helium.
Sedangkan dalam islam diterangkan dalam ayat Al-Qur'an tentang asal muasal alam
semestara yang berbunyi : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-
kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (QS. Al-Mulk
67:3)"
6. Teori KabutKant-Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap
gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi
kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat
besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
7. Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet
yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini
menjadi planet.
3. 8.Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan
bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah
protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet
– planet.Dalam teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola
kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya
semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
9. Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi
Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh
massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen
dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap
ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal.
Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
10. Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa
dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa.
Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir Fred
Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”.Teori steady-state menyatakan
bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan
mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big
Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang
mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu
pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi
yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah
tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar
4. kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan
ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk
penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background
Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.
Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson.
COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini
dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal. Gagasan yang
umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak
hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar
berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan
menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan
yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan
Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi
terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.Para penganut materalisme
meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka.
Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George
Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan
menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan
dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak
pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan
sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya
meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan
teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan
pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya
dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume'
berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan
kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika
modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :