Dokumen tersebut membahas lima langkah manajemen risiko K3 konstruksi, yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, penetapan pengendalian risiko, penerapan pengendalian risiko, dan pemantauan serta peninjauan ulang pengendalian risiko."
file ini gw lupa sumbernya dari mana :( gw terima dalam bahasa inggris dan gw coba terjemahkan untuk membantu pelaksanaan investigasi kecelakaan di K3 dan lingkungan
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
- Mengetahui dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Memahami Job Safety Analysis
- Penanggulangan Resiko Kerja
- Penanggulangan Pengawasan yang lemah
- Bagaimana Preventive dari kecelakaan kerja
file ini gw lupa sumbernya dari mana :( gw terima dalam bahasa inggris dan gw coba terjemahkan untuk membantu pelaksanaan investigasi kecelakaan di K3 dan lingkungan
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
- Mengetahui dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Memahami Job Safety Analysis
- Penanggulangan Resiko Kerja
- Penanggulangan Pengawasan yang lemah
- Bagaimana Preventive dari kecelakaan kerja
aku lah11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Tayang: Jumat, 31 Mei 2024 06:00
Penulis: Adi Manggala Saputro Editor: Elfan Fajar Nugroho
zoom-inlihat fotoKota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka
Instagram @persib @persija
Skuad Persib Bandung (kiri) dan Persija Jakarta (kanan). Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
TRIBUNWOW.COM - Kota Bandung Lautan Api mulai agresif, Persib Bandung segera comot bintang Persija Jakarta, Bobotoh dijamin pasti suka, berikut sosoknya.
Dilansir TribunWow.com, keberhasilan Persib Bandung dalam perekrutan Rezaldi Hehanusa nampaknya menjadi motivasi mereka untuk bisa kembali gembosi sang rival abadi, Persija Jakarta.
Hal itu dapat dibuktikan dengan masuknya gelandang bintang Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi.
Kabar masuknya Hanif Sjahbandi ke dalam lis belanja Persib Bandung diungkap oleh akun seputar sepak bola Indonesia, @transfernews_ft, Kamis (31/5/2024).
Baca juga: Transfer Kejutan Persib Bandung? Bintang di Luar Dugaan Kepergok Beri Sinyal, Bobotoh Dijamin Suka
"Hanif Sjahbandi (DMF/27) masuk radar Persib Bandung," tulis @transfernews_ft.
Sebagaimana diketahui, masuknya Hanif Sjahbandi selain karena ketagihan akan keberhasilan Persib Bandung dalam merekrut Rezaldi Hehanusa, hal itu menunjukkan sinyal Maung Bandung ingin memulangkan putra daerahnya satu per satu ke Kota Kembang.
Mengingat, Hanif Sjahbandi merupakan gelandang asli jebolan Persib Bandung yang juga pemain kelahiran Kota Bandung.
Meski, ia tercatat belum pernah berkarier di Persib Bandung senior meski pernah bergabung dengan tim juniorn Pangeran Biru pada Januari sampai dengan Juli 2015 silam.
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kota Bandung Lautan Api Mulai Agresif: Persib Segera Comot Bintang Persija Lagi, Bobotoh Pasti Suka, https://wow.tribunnews.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
3. Continual
Improvement I .
KEBIJAKAN K3
II.
PERENCANAAN K3
III.
PELAKSANAAN
RENCANA K3
IV.
PEMANTAUAN &
EVALUASI
KINERJA K3
V.
PENINJAUAN
& PENINGKATAN
KINERJA K3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DANA
KESEHATAN KERJA (SMK3)
(PP NO 50/2012)
Plan
Do
Check
Action
4. II. PERENCANAAN K3
1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO &
PENGENDALIAN RISIKO (HIRADC)
2. PEMENUHAN UU/PP/PERMEN
3. PERUMUSAN TUJUAN & SASARAN K3
4. PENETAPAN PROGRAM K3
III. PELAKSANAAN RENCANA K3
1. SUMBER DAYA, ORGANISASI & TG-JAWAB
2. KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN
3. KOMUNIKASI, KETERLIBATAN & KONSULTASI
4. DOKUMENTASI
5. PENGENDALIAN DOKUMEN
6. PENGENDALIAN OPERASIONAL
7. KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT
IV. PEMANTAUAN &
EVALUASI KINERJA K3
1. PENGUKURAN & PEMANTAUAN
2. EVALUASI KEPATUHAN
3. PENYELIDIKAN INSIDEN,
KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
4. PENGENDALIAN REKAMAN
5. AUDIT INTERNAL
V. PENINJAUAN &
PENINGKATAN
KINERJA K3
I. KEBIJAKAN K3
PENINGKATAN
BERKELANJUTAN
SMK3
5. MANAJEMEN RISIKO K3
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO & PENGENDALIAN RISIKO
(Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control =
HIRADC)
6. PROSES MANAJEMEN RISIKO K3
Persiapan: Menetapkan konteks.
Pertimbangkan tugas, kegiatan, proses
pekerjaan, kondisi bahan, alat, lingkungan
kerja dan praktek-praktek, untuk penilaian
Langkah 1:
Mengidentifikasi Bahaya
Langkah 2:
Menilai &
Memproritaskan Risiko
Langkah 3:
Memutuskan Tindakan
Pengendalian Risiko &
Hirarkinya
Langkah 4:
Menerapkan Tidakan
Pengendalian Risiko
Langkah 5:
Memantau & Meninjau
Ulang Tindakan
Pengendalian Risiko
Harus dilakukan
konsultasi pada
setiap Langkah
*)
**)
**)
**)
7. 1. Mengidentifikasi Bahaya,
2. Menilai & Memprioritaskan Risiko,
3. Menetapkan Pengendalian Risiko,
4. Menerapkan Pengendalian Risiko,
5. Memantau dan Meninjau Ulang
Pengendalian Risiko
5 LANGKAH KEGIATAN MANAJEMEN
RISIKO
SEBELUM PROYEK
DILAKSANAKAN
(IBPPR / HIRADC)
SELAMA PROYEK
DILAKSANAKAN
HIRADC : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko /
(Hazard Identifikation Risk Assessment and Determining Control)
8. PENGERTIAN
8
• Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan
kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda,
jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari
sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi.
• Manajemen Risiko adalah proses pengelolaan terhadap
risiko yang dimulai dari kegiatan mengidentifikasi
bahaya, menilai tingkat risiko, dan menetapkan upaya
pengendalian risiko.
• Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan
dengan memadukan nilai kekerapan/frekuensi
terjadinya peristiwa bahaya K3 dengan keparahan/
kerugian/dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
9. PENGERTIAN
9
BAHAYA:
Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau
kerugian lainnya, atau Bahaya adalah sumber, situasi
atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau
sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya
MANAJEMEN RISIKO
Bagian yang tidak terpisahkan dari Manajemen Proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses kegiatan
didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari multi
disiplin keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko
adalah proses yang berjalan terus menerus.
11. BAHAYA
Sesuatu/sumber yang berpotensi
menimbulkan cedera / sakit/
kerusakan/ kerugian pada (proses
kerja, properti dan lingkungan).
12. M. Mushanif Mukti 12
4 KATEGORI BAHAYA:
a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat
dirasakan, seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi
pelindung, kerusakan bangunan, peralatan listrik yang cacat,
rem kendaraan yang tidak pakem dsb.
b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak tampak
dan sulit dirasakan, seperti instalasi listrik, uap beracun, atau
suara berfrekuensi tinggi.
c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera
dikenali dan akan berkembang sepanjang waktu, misalnya
pemakaian ban karet pada mobil-crane, kabel baja yang
kawatnya mulai putus-putus, suara bising yang menyebakan
tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia yang bisa menyebabkan
sakit kulit dsb.
d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang muncul,
misalnya ketika beban mesin terlalu berat (overload), listrik
atau mesin yang kadang-kadang mati.
14. SUMBER BAHAYA
• LINGKUNGAN (Alam, Fisik, Sosial, Ekonomi
dlsb)
• PROSES (FS, DED, Tender, Konstruksi, Operasi,
Pemeliharaan, Renovasi, Pembongkaran)
• ALAT (Alat Konstruksi, Perkakas,
• MATERIAL (B3)
• PERSONIL (Kompetensi, kedisiplinan,
kebugaran dlsb)
15. APA SAJA BAHAYA PADA UMUMNYA KETIKA
BEKERJA DI KETINGGIAN?
• Meski jelas berbahaya, bekerja pada
ketinggian seharusnya tidak menciptakan
bahaya bagi siapa pun dalam proyek
konstruksi.
• Luangkan 10 menit untuk memikirkan
mengapa bahaya muncul, dan daftar sepuluh
kemungkinan penyebabnya.
Diedit oleh M. Mushanif Mukti
16. Diedit oleh M. Mushanif Mukti
BAHAYA UMUM SAAT BEKERJA DI KETINGGIAN
1. Desain konseptual pekerjaan permanen yang buruk
2. Desain struktur yang buruk
3. Desain fungsional yang buruk
4. Perencanaan lingkungan, waktu & cuaca tidak memadai
5. Elemen struktural dipasang/diereksi dengan cara salah
6. Desain tempat kerja yang buruk (atau tidak ada)
7. Sistem sinyal (manual/mekanis/elektronis) tak berfungsi
8. Elemen & peralatan yang digunakan tak sesuai design atau
rencana
9. Tepi dan bukaan yang tidak diproteksi
10. Beban terpasang dengan tidak aman
11. Pelepasan tekanan (pompa beton)
17. PENYEBAB & BAHAYANYA
a. Pekerja ditempatkan dalam posisi sangat berbahaya
b. Pekerja menangani beban amat berat/canggung shg jatuh
c. Jatuh karena runtuhnya sebagian pekerjaan permanen
d. Pekerja tewas jatuh atau tertimpa elemen atau peralatan
e. Mesin, onderdil mesin, material, puing, & beban yg jatuh
f. Tertimpa, terbentur peralatan yang tergelincir
g. Terdampak pelepasan tekanan
h. Jatuh dari instalasi dan alat
i. Jatuh disebabkan terkena ayunan beban, pabrik dan alat
j. Tungkai atau badan yang tergencet struktur atau mesin
k. Kerusakan fisiologis terkena paparan cuaca
l. Ergonomi buruk
m. Kerusakan fisiologis/psikologis akibat stres kerja
berbahaya
n. Stres akibat lingkungan yang buruk
Diedit oleh M. Mushanif Mukti
18. • Tentu saja itu hanya daftar beberapa bahaya
utama, tetapi sesungguhnya masih banyak lagi
bahaya yang spesifik untuk proyek-proyek
tertentu.
• Setiap proyek harus dinilai secara khusus dan
semua bahaya harus diidentifikisasi dan
diperhitungkan secara cermat.
Diedit oleh M. Mushanif Mukti
19. v
Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya
1. Mengakomodasi kegiatan rutin.
2. Mengakomodasi kegiatan non rutin.
3. Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja.
4. Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya.
5. Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja
yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan personil
di tempat kerja.
6. Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan
kegiatan kerja penyedia jasa.
7. Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja
yang disediakan oleh penyedia jasa atau pihak lain.
8. Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan
dampaknya pada operasi, proses dan kegiatannya.
9. Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait
dengan penilaian risiko dan penerapan pengendaliannya.
10. Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur
operasi dan instruksi kerja termasuk penyesuaian terhadap
kemampuan manusia.
19
20. M. Mushanif Mukti 20
JENIS BAHAYA CONTOH BAHAYA KECELAKAAN
A
BAHAYA JATUH
Hazards due to Falls
Bekerja di ketinggian, perancah tanpa
tangga, tanpa railing pelindung jatuh, dll.
Pekerja jatuh /
tertimpa
B
BAHAYA PERANCANGAN
Design hazards
Struktur bangunan, perancah dsb tidak di-
hitung sesuai dg standar/persyaratan, dll.
Ambruk, peker
ja tertimpa
C
BAHAYA MATERIAL
Hazards of material
Material berbahaya/beracun dipakai, di-
simpan & dibuang tdk sesuai persyaratan
BBM bocor,
kebakaran
D
BAHAYA PERALATAN
Hazards of Equipment
Kondisi alat tidak layak pakai, operator tak
kompeten, kapasitas alat tidak sesuai,
bagian mesin bergerak tidak dilindungi dll.
Alat terguling,
menimpa/me-
nabrak pekerja
F
BAHAYA METODE KERJA
Hazards of work
methods
Metode kerja tidak ada, tidak sesuai
persyaratan/standar, atau tidak dipatuhi
Struktur runtuh
longsor dsb.
G
BAHAYA LISTRIK
Electrical hazards
Jenis material, perancangan, pemasangan
& pemakaian listrik tak sesuai persyaratan
Pekerja t’sengat
listrik, terbakar
H
RUANG TERBATAS
Confined Space hazards
Ruang/tangki/sumur/saluran/lubang
bawah tanah, mengandung udara beracun
Terhirup gas
beracun
I
BAHAYA LONGSOR
Landslide hazards
Dinding tebing galian tanah kedalaman >1.2
m tidak dipasang turap dan shoring
Longsor , me-
nimbun pekerja
J Dan jenis bahaya lain nya
Bahaya fisika, kimia, biologi, ergonomi,
psiko-sosial
Penyakit akibat
kerja (PAK)
CONTOH JENIS JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
21. FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
• Kebisingan
• Pencahayaan
• Tekanan
• Radiasi
• Suhu ekstrim
• Gataran
• Partikulat
• G
• P
• C
>Flamable, ekplosif
>Beracun
>Iritant, Korosif,
>Karsinogen,Alergen
• Virus
• Serangga
• Bakteri
• Jamur, dll
Sakit punggung
Terkilir
Carpal syndrome
Cacat permanen
• Stress beban kerja,
• Pelecehan, kekerasan
• Intoleran, dll
• Salah posisi
• Gerakan janggal
• Gerak monoton
• Letak tidak sesuai
DB, HIV, MALARIA dsb
INFEKSI
BISA / RACUN
ALERGI
dll
Gangguan mental
Depresi , Gelisah
Tidak konsentrasi
Iritasi kulit
Keracunan
Catat pancaindera
Kanker, Alergi, dll
Tuli
Buta
Depresi
Kanker
Kelelahan fisik
Jaringan otot rusah
Silikosis, asbestosis
BAHAYA
FISIK
BAHAYA
KIMIA
BAHAYA
BIOLOGI
BAHAYA
ERGONOMI
BAHAYA
PSIKOLOGI
> Tingkat paparan
> Dosis–respon:
> Konsentrasi
> Intensitas
> Lama paparan
> Tingkat paparan
> Dosis–respon:
> Konsentrasi
> Intensitas
> Lama paparan
> Intensitas
> Lama paparan
> Imunitas
> Sensitivitas
> Lama paparan
R
I
S
I
K
O
> Intensitas
> immunitas
> Sensitivitas
K
a
d
a
r
x
w
a
k
t
u
22. 22
Identifikasi Bahaya: Mengenali jenis-jenis bahaya yang ada
pada berbagai sumber bahaya (proses, material, alat, lingkungan,
dan pekerja) yang berpotensi menyebab- kan timbulnya risiko
kecelakaan dan sakit akinat kerja
Penilaian Risiko: Menentukan tingkat kekerapan dan
keparahan kemungkinan terjadinya kecelakaan dari setiap
jenis bahaya, dan menentukan peringkat risiko nya dengan
mengalikan tingkat kekerapan dan tingkat keparahan
Pengendalian Risiko: Melakukan penurunan derajat
kekerapan dan keparahan yang ada dengan menggunakan
berbagai alternatif metode dll
Monitor dan Review: Monitor dan review hasil sistem
manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
Komunikasi dan konsultasi; Komunikasi dan konsultasi
dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk
tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
PENGERTIAN
24. v
RISIKO K3
Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi
terjadinya peristiwa K3 dg akibat yg ditimbulkannya dalam
kegiatan konstruksi.
Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu peluang/probability
dan akibat/konsekuensi
RISIKO = Frekuensi/Peluang x Severity/Akibat
24
25. M. Mushanif Mukti 25
RISIKO = KEMUNGKINAN KERUGIAN
JIKA TERJADI KECELAKAAN
TINGKAT FREQUENCY
TERJADINYA JENIS
KECELAKAAN YANG
SAMA
TINGKAT SEVERITY
(KEPARAHAN AKIBAT)
JENIS KECELAKAAN
YANG SAMA
> SERING = 3
> AGAK SERING = 2
> JARANG = 1
> PARAH = 3
> SEDANG = 2
> RINGAN = 1
X
TINGKAT RISIKO
FREQUENCY
SEVERITY
SERING
3
AGAK SERING
2
JARANG
1
• PARAH
3
9
TERTINGGI
6
TINGGI
3
SEDANG
• SEDANG
2
6
TINGGI
4
SEDANG
2
RENDAH
• RINGAN
1
3
SEDANG
2
RENDAH
1
TERENDAH
X
RISIKO
26. KATEGORI TINGKAT RISIKO K3
Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi
yg pelaksanaannya berisiko sangat
membahayakan keselamatan umum, harta benda,
jiwa manusia, dan lingkungan serta terganggunya
kegiatan konstruksi.
Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi
yg pelaksanaannya dpt berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia
serta terganggunya kegiatan konstruksi.
Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg
pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan konstruksi. 26
27. PENILAIAN RISIKO K3
nilai 1 = Jarang terjadi
nilai 2 = Kadang-kadang terjadi
nilai 3 = Sering terjadi
• nilai 1= luka ringan
• nilai 2 = luka sedang
• nilai 3 = luka berat, cacat, kematian
KERAPAN/FREKUENCYI
KEPARAHAN/SEVERITY
TINGKAT RISIKO = PELUANG X AKIBAT
Tingkat Risiko
Kegiatan
adalah nilai
rata-rata
risiko
nilai 1 dan 2 = Risiko rendah
nilai 3 dan 4 = Risiko sedang
nilai 6 dan 9 = Risiko tinggi
28.
29. ELIMINASI
MENIADAKAN BAHAYA SELURUHNYA DENGAN
MEMBUANGNYA DARI TEMPAT KERJA
SUBSTITUSI
MENGGANTI KEGIATAN, METODE, PROSES, MATERIAL
ATAU ALAT DENGAN YANG LEBIH RENDAH BAHAYANYA
REKAYASA
MENGISOLASI / MEMISAHKAN BAHAYA DARI PEKERJA
DENGAN BANTUAN MEKANIS / TEKNOLOGI
ADMINISTRASI
MENERAPKAN PRAKTEK KERJA & PROSEDUR SELAMAT,
KEBIJAKAN, PELATIHAN/INDUKSI, IJIN KERJA
ALAT ELINDUNG DIRI (APD)
MENGENAKAN ALAT PELINDUNG DIRI YANG SESUAI
UNTUK MENUTUI DAN MELINDUNGI PEKERJA
PENGEN
DALIAN
PALING
EFEKTIF
PENGEN
DALIAN
KURANG
EFEKTIF
30. JKS-Bintek k3 2014
ELIMI
NASI
1
2
SUBSTITUSI
3
PENGENDALIAN
REKAYASA, ISOLASI
4
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
& PRAKTIK KERJA
5
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
PALING
EFEKTIF
KURANG
EFEKTIF
MERUBAH KONDISI :
> SUBSTITUSI spy risiko
turun
MERUBAH KONDISI :
REKAYASA ubah
sistem pek
ISOLASI orang dr
smber bahaya
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
MERUBAH
ORANG :
Melakukan
tindakan
Administratip
mengurangi
cedera
WAJIB
PAKAI
APD
31. Cara melakukan Penilaian resiko bahaya.
2 3
CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO
Dari statistik pemberitaan tentang kecelakaan galian longsor,
maka dari segi tingkat frekuensi termasuk kategori agak
sering terjadi (kita nilai F = 2), dan tingkat keparahan yang
umumnya diberitakan adalah tertimbun hingga meninggal
dunia (kita nilai S = 3)
34. CONTOH MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN RISIKO
Mencegah galian longsor, tertimbun dan tenggelam :
Harus didasarkan pada hirarki Pengendalian Risiko:
1. Upaya eliminasi, tidak dimungkinkan.
2. Upaya Pengendalian rekayasa:
a. substitusi supaya tingkat risiko turun tidak bisa
b. isolasi orang dari sumber bahaya tidak mungkin
c. Rekayasa merubah sistem pekerjaan Proteksi, dengan memberi
turap (dinding penahan Tanah)
d. Menggunakan metoda kerja selamat.
3. Upaya Pengendalian Administratip:
a. menerapkan prosedur operasi standar, Ijin Kerja
b. Barikade, safety zone, rambu rambu, life line
4, Upaya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
a. Pelampung dan life line
b. Saveti helmet
c. Safety shoes
d. Safety Vest
e. Safety harness dll
36. MENGEVALUASI PENGENDALIAN RISIKO
a. Melakukan pemantauan efektifitas tindakan
pengendalian yang diterapkan apakah telah cukup efektif
b. Melakukan perbaikan upaya pengendalian risiko secara
terintegrasi
37. Tunjukan dan sebutkan bahaya apa saja yang ada dalam gambar dibawah ini
1 2 3
C
B
A
JKS-BINTEK SMK3-2014
39. TUJUAN
39
* Meningkatkan dan mempertajam naluri
kewaspadaan karyawan terhadap potensi-
potensi bahaya di lingkungan kerja.
* Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari karyawan
dalam mengendalikan hazards
* Melibatkan karyawan dalam pencegahan kecelakaan
* Mendukung manajemen dalam upaya mengurangi atau
meniadakan angka kecelakaan.
41. PERBUATAN BERBAHAYA
(UNSAFE ACTION)
• Menjalankan Mesin/
Peralatan tanpa
wewenang
• Menjalankan Mesin/
Peralatan dgn kecepatan
yg tidak semestinya
• Membuat Alat Pengaman
tidak berfungsi
• Lalai menggunakan APD
• Mengangkat barang
dengan cara yg salah
• Mengambil posisi pada tempat
yang berbahaya
• Membetulkan mesin dalam
keadaan jalan
• Lalai memberikan peringatan atau
lupa mengamankan tempat kerja
• Bersenda gurau tidak pada
tempatnya
• Memaksakan diri untuk bekerja
walaupun sakit
• Merancang /memasang peralatan
tanpa pengaman
42. KONDISI BERBAHAYA
(UNSAFE CONDITION)
• Pelindung atau
pembatas/pengaman yang
tidak memadai
• Peralatan/ perkakas dan
bahan yang rusak tetap
digunakan
• Penempatan barang yang
salah
• Sistem peringatan yang
tidak memadai
• Pengabaian terhadap
perkiraan bahaya
kebakaran/peledakan
• Kebersihan lingkungan kerja
yang jelek
• Polusi udara di ruangan kerja
(gas, uap, asap, debu, dsb.)
• Kebisingan yang berlebihan
• Pemaparan Radiasi
• Ventilasi yang tidak memadai
• Penerangan yang tidak
memadai
43. DANGER adalah situasi di mana seorang
individu BERISIKO TINGGI atau RENTAN
terhadap kemungkinan kecelakaan karena
belum diambil tindakan pencegahan
Merupakan suatu tingkat kondisi sumber
bahaya, telah teridentifikasi yang dapat
muncul kapan saja
Hazardous substances are classified according
to their long term health effects, while dangerous
goods are classified by their immediate physical
and / or chemical effects.
44. Salah satu teori kecelakaan
yang sering digunakan
untuk menganalisis
penyebab kecelakaan
konstruksi adalah teori
domino kecelakaan,
kombinasi teori Frank E.
Bird dan Haddon, yang
menyebutkan bahwa setiap
kecelakaan memiliki 3 level
penyebab yaitu penyebab
langsung (direct causes),
penyebab tidak langsung
(indirect causes) dan
penyebab dasar (basic
causes) atau akar penyebab
(root causes).
TEORI KECELAKAAN
45. DEFINISI KECELAKAAN
Kejadiannya tiba-tiba; Tidak diduga dan
Tidak dikehendaki; Mengganggu proses; bahkan
menimbulkan kerugian
DEFINISI INSIDEN
Kejadiannya tiba-tiba; Tidak diduga dan
Tidak dikehendaki; Seedikit mengganggu proses;
Tidak menimbulkan kerugian yang signifikan
46. RISIKO ADALAH KEMUNGKINAN TERJADINYA
KERUGIAN JIWA/ CEDERA PADA ORANG,
HARTA ATAU LINGKUNGAN KARENA ADANYA
BAHAYA YANG TERIDENTIFIKASI
PENGENDALIAN RISIKO ADALAH MEKANISME/
PROSES UNTUK MENIADAKAN / MENGURANGI
PAPARAN BAHAYA AGAR TIDAK TERJADI
KERUGIAN DENGAN MELINDUNGI ORANG,
HARTA ATAU LINGKUNGAN DARI BAHAYA YANG
TERIDENTIFIKASI
RISIKO ?
47. SIAPA YANG HARUS MENGIDENTIFIKASI
BAHAYA DAN MENGENDALIKANNYA
TEKNIK / ENGINEERING
PENGADAAN / LOGISTIK
PELAKSANA /SUPERVISOR
SDM & UMUM
SAFETY OFFICER & STAF K3
?
KAPAN DILAKUKAN?
GAMBAR & METODE
KERJA, SUBSTITUSI
SUMBERDAYA , SARANA
PELINDUNG KERJA
KONTRAK/ PESANAN,
TRAN-SPORT, HANDLING,
SMDS
PERSIAPAN,
PELAKSANAAN,
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
RECRUITMENT,
PENUGASAN,PELATIHAN,
SKA/SKT, PENILAIAN
INDUCTION, JSA, INSPEKSI,
PATROLI, AUDIT, LAPORAN
& PENYELIDIKAN INSIDEN
48. FAKTOR APA SAJA YANG
MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN BAHAN
KOMPETENSI PERSONIL
METODE KERJA
PENGGUNAAN ALAT KERJA
LINGKUNGAN TEMPAT BEKERJA
?
53. 53
Kabel disambung
langsung ke jaringan listrik
tanpa diproteksi dengan
pemutus arus hubung
tanah, dan kabel dua jalur
tanpa kabel pentanahan
yang tidak ditanahkan
tidak boleh untuk beban
berat
63. SESUAI KUHP 359 & 360
• TENTANG LUKA YANG MENYEBABKAN MATI
ATAU LUKA KARENA KEALPAAN
Pasal 359
Kealpaannya, menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau pidana kurungan paling
lama satu tahun.
SANKSI PELANGGARAN
64. Pasal 360*
1) karena kealpaannya menyebabkan orang luka-luka berat, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
kurungan paling lama satu tahun.
2) kealpaannya menyebahkan orang lain luka-luka sehingga timbul
penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama
enam bulan.
Pasal 361*
1) Jika kejahatan dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau
pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan hakim
dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan.
SANKSI PELANGGARAN SESUAI
KUHP 359 & 360
65. 65
No. Lingkungan berbahaya penyebab kecelakaan Rank
1 Pengaman dan pembatas kerja tidak memadai
2 Pengaman Alat tidak tersedia/tepat
3 Alat Kerja, Peralatan atau Bahan yang rusak
4 Tempat sempit atau pergerakan tubuh terbatas
5 Sistim Peringatan tidak memadai
6 Ada Bahaya Kebakaran dan Peledakan
7 Kebersihan yang buruk/ berantakan
8 Terpapar Kebisingan suara
9 Terpapar Radiasi
10 Terpapar suhu ekstrem
11 Cahaya penerangan yang kurang/berlebih
12 Ventilasi/udara kurang memadai
13 Kondisi Lingkungan kerja yang berbahaya
Tentukan Rangking yang paling sering terjadi…..
Kemudian diambil nomor 1 sd 5 yang menjadi prioritas bersama
66. 66
No. Perilaku berbahaya penyebab kecelakaan Rank
1 Mengoperasikan Alat tanpa Kewenangan
2 Gagal atau Lalai memberi Peringatan
3 Gagal atau Lalai mengamankan
4 Mengoperasikan Alat pada kecepatan yang tidak tepat
5 Membuat alat pengaman tidak berfungsi
6 Menggunakan alat yang rusak
7 Gagal menggunakan APD / tidak pas
8 Membebani dengan berat tidak tepat
9 Penempatan yang tidak tepat
10 Pengangkatan dengan cara yang tidak tepat
11 Posisi Tubuh yang tidak tepat dalam bekerja
12 Memperbaiki Alat yang sedang beroperasi/berenergi
13 Bergurau dalam bekerja
14 Bekerja dibawah pengaruh obat/Alkohol atau sejenisnya
15 Penggunaan Alat yang tidak tepat fungsi
Tentukan Ranking yang paling sering terjadi…..
Kemudian diambil nomor 1 sd 5 yang menjadi prioritas bersama
67. Tunjukan dan sebutkan bahaya apa saja yang ada dalam gambar dibawah ini
1 2 3
C
B
A
JKS-BINTEK SMK3-2014
69. TERIMA KASIH
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12110
Telp. 021-72786108 Fax. 021.7266637
http://bpksdm.pu.go.id/pppk
balai.pusbinpk@gmail.com