Dasar Hukum :
UU NO 5 Tahun 2014 APARATUR SIPIL NEGARA
PP 49 Tahun 2018 MANAJEMEN PPPK
Perpres 38 Tahun 2020 JABATAN YANG DAPAT DIISI PPPK
PermenPAN RB no 70 tahun 2020 ttg MHPK PPPK
Per Ka BKN 1 tahun 2019 ttg petunjuk teknis pengadaan pppk
Kepmenpan RB No. 158 Tahun 2023 tentang Perubahan kedua atas Kepmenpan RB no 1197 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional yang dapat diisi oleh PPPK
PROFIL ASN KAB. DEMAK
JUMLAH ASN PER 1/8/23 :
7.978
PEGAWAI ASN
PNS
PPPK
PermenPAN RB no 70 tahun 2020 ttg MHPK PPPK
Masa Hubungan Perjanjian Kerja ditetapkan dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun sesuai dengan penyusunan kebutuhan ASN.
Masa Hubungan Perjanjian Kerja untuk jabatan pimpinan tinggi utama tertentu dan jabatan pimpinan tinggi madya tertentu ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Masa Hubungan Perjanjian Kerja dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.
01. PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah wajib men5rusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
memperhatikan pendapat menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan pertimbangan teknis Kepala BKN
PENGADAAN
Pengadaan PPPK untuk mengisi JF dapat dilakukan secara nasional atau tingkat instansi.
Pengadaan PPPK secara nasional dilakukan oleh PANSELNAS, panitia seleksi instansi pengadaan PPPK, dan instansi pembina JF.
Pengadaan PPPK tingkat instansi dilakukan oleh panitia seleksi instansi pengadaan PPPK dan instansi pembina JF dengan melibatkan unsur dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan BKN.
03. PENILAIAN KINERJA
dijadikan pedoman dalam melakukan perpanjangan masa perjanjian kerja
Mengacu pada Permenpan 6 Tahun 2022, tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang mencabut Permenpan RB Nomor 8 Tahun 2021 tentang tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil
04. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN
05. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Per LAN 15 Tahun 2020 BANGKOM PPPK
Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti Pengembangan Kompetensi sesuai dengan perencanaan Pengembangan Kompetensi pada Instansi Pemerintah dan/atau hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan.
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) JP dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
PENGHARGAAN
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi keda dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
dapat berupa pemberian:
tanda kehormatan;
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
kesempatan menghadiri acara resmi dan/ acara kenegaraan
07. DISIPLIN
08. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
09. PERLINDUNGAN
Dasar Hukum :
UU NO 5 Tahun 2014 APARATUR SIPIL NEGARA
PP 49 Tahun 2018 MANAJEMEN PPPK
Perpres 38 Tahun 2020 JABATAN YANG DAPAT DIISI PPPK
PermenPAN RB no 70 tahun 2020 ttg MHPK PPPK
Per Ka BKN 1 tahun 2019 ttg petunjuk teknis pengadaan pppk
Kepmenpan RB No. 158 Tahun 2023 tentang Perubahan kedua atas Kepmenpan RB no 1197 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional yang dapat diisi oleh PPPK
PROFIL ASN KAB. DEMAK
JUMLAH ASN PER 1/8/23 :
7.978
PEGAWAI ASN
PNS
PPPK
PermenPAN RB no 70 tahun 2020 ttg MHPK PPPK
Masa Hubungan Perjanjian Kerja ditetapkan dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun sesuai dengan penyusunan kebutuhan ASN.
Masa Hubungan Perjanjian Kerja untuk jabatan pimpinan tinggi utama tertentu dan jabatan pimpinan tinggi madya tertentu ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Masa Hubungan Perjanjian Kerja dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.
01. PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah wajib men5rusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
memperhatikan pendapat menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan pertimbangan teknis Kepala BKN
PENGADAAN
Pengadaan PPPK untuk mengisi JF dapat dilakukan secara nasional atau tingkat instansi.
Pengadaan PPPK secara nasional dilakukan oleh PANSELNAS, panitia seleksi instansi pengadaan PPPK, dan instansi pembina JF.
Pengadaan PPPK tingkat instansi dilakukan oleh panitia seleksi instansi pengadaan PPPK dan instansi pembina JF dengan melibatkan unsur dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan BKN.
03. PENILAIAN KINERJA
dijadikan pedoman dalam melakukan perpanjangan masa perjanjian kerja
Mengacu pada Permenpan 6 Tahun 2022, tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara, yang mencabut Permenpan RB Nomor 8 Tahun 2021 tentang tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil
04. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN
05. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Per LAN 15 Tahun 2020 BANGKOM PPPK
Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti Pengembangan Kompetensi sesuai dengan perencanaan Pengembangan Kompetensi pada Instansi Pemerintah dan/atau hasil penilaian kinerja PPPK yang bersangkutan.
Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat) JP dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
PENGHARGAAN
PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi keda dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.
dapat berupa pemberian:
tanda kehormatan;
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
kesempatan menghadiri acara resmi dan/ acara kenegaraan
07. DISIPLIN
08. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
09. PERLINDUNGAN
Garis panduan telah dibangunkan oleh barisan Panel Penilai Akreditasi Program yang telah dilantik oleh MQA dan kesemua maklumat yang disalurkan di dalam garis
panduan ini adalah bertepatan dengan amalan akreditasi program MQA iaitu Code of Practice for Programme Accreditation (COPPA) dan Code of Practice for Institutional Audit (COPIA). Jawatankuasa Akreditasi Program PSP yang telah dilantik oleh Pengarah Politeknik Seberang Perai (PSP) akan menggunakan buku garis panduan ini bertujuan untuk;
i. Memahami fungsi dan peranan sebagai Juruaudit Dalaman Akreditasi Program Politeknik Seberang Perai.
ii. Memahami 9 kriteria standard kod amalan Akreditasi Program.
iii. Melakukan proses pengauditan akreditasi program untuk kesedaran awal staf akademik dan bukan akademik di PSP.
iv. Menilai dan menganalisis laporan akreditasi setiap program yang ditawarkan di Politeknik Seberang Perai.
v. Membuat keputusan terhadap permohonan samada memperoleh Akreditasi Sementara atau Akreditasi Penuh program dan kelayakan, iaitu memberi, menolak, mengekal atau membatalkan Akreditasi Sementara atau Akreditasi Penuh program dan kelayakan.
vi. Melaporkan perkara-perkara di cadangan penambaikan dan perkara yang perlu
diberi perhatian supaya dapat didedahkan dan langkah penyelesaian dapat
diatasi segera sebelum audit akreditasi program MQA yag sebenar dilakukan.
vii. Membentangkan hasil penemuan kepada umum agar kesemua pemegang kepentingan/unit dapat mengetahui keadaan sebenar proses audit akreditasi program ini yang berlaku dan cuba mengatasi kelemahan yang sedia ada.
viii. Membuat laporan awal dan laporan akhir akreditasi program.
KURIKULUM STANDARD KOLEJ VOKASIONAL TEKNOLOGI ELEKTRONIK
Sijil Vokasional Malaysia Dokumen Standard Kurikulum dan Pentaksiran Kolej Vokasional
Semester 1
Jerayawara agenda komunikasi pppm dan dtp daerah gombak 2014 terkini
8. kertas dasar mqa
1. SULIT
Ruj: Mesyuarat Profesional KPM Bil.3 /2013
No :
Salinan Bilangan :
KERTAS CADANGAN DARIPADA
BAHAGIAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN VOKASIONAL
KONSEP PELAKSANAAN PROGRAM DIPLOMA VOKASIONAL
MALAYSIA DI KOLEJ VOKASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA
____________________________________________________________
TUJUAN
1. Kertas ini dikemukakan bertujuan untuk memohon pertimbangan dan
kelulusan Mesyuarat Profesional KPM berhubung Konsep
Pelaksanaan Program Diploma Vokasional Malaysia di Kolej
Vokasional Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM).
1
SULIT
2. SULIT
LATAR BELAKANG
2. Pendidikan vokasional telah mula diperkenalkan seawal tahun
1946 di Junior Trade School dalam bidang ketukangan dan
pertanian. Pada tahun 1958 pendidikan ini diperluaskan ke Junior
Technical Trade School yang kemudiannya bertukar nama kepada
Sekolah Menengah Vokasional (SMV). Pada tahun 1997, YAB
Menteri Pelajaran telah menstruktur semula semua Sekolah
Menengah Vokasional menjadi Sekolah Menengah Teknik (SMT)
dengan menawarkan dua aliran pendidikan iaitu Aliran Teknik dan
Aliran Vokasional. Pada tahun 2007, penstrukturan semula SMT
kepada SMV telah dilaksanakan kecuali beberapa SMT yang telah
dikenalpasti untuk kekal menawarkan hanya aliran teknik.
3. Pada 20 Disember 2010, Mesyuarat Jawatankuasa Perancangan
Pendidikan ke-195 telah meluluskan Transformasi Pendidikan
Vokasional dengan memperkenalkan Pendidikan Asas Vokasional
(PAV) bermula di Tingkatan Satu dan penjenamaan semula SMV
kepada Kolej Vokasional (KV). Penjenamaan semula ini melibatkan
penambahbaikan kurikulum sedia ada di samping memperkenalkan
bidang baru mengikut unjuran keperluan tenaga kerja mahir negara.
4. Sejajar dengan keperluan tersebut, Mesyuarat Jawatankuasa
Kabinet Mengenai Pembangunan Modal Insan (JKMPMI) Bil.
2/2011 pada 17 Jun 2011 telah meluluskan keterangan
mentransformasikan pendidikan vokasional.
2
SULIT
3. SULIT
5. Pada 22 September 2011, JKMPMI Bil. 3/2011 telah meluluskan
cadangan pelaksanaan Transformasi Pendidikan Vokasional. Pada
6 Januari 2012, YAB Timbalan Perdana Menteri merangkap Menteri
Pelajaran telah melancarkannya secara rasmi.
6. Pada 6 Disember 2011, Mesyuarat JKKP Bil. 5/2011,
dipengerusikan oleh KPPM telah menerima dan meluluskan
konsep KSKV dan pelaksanaannya di lima belas (15) KV KPM rintis
pada tahun 2012.
7. Transformasi Pendidikan Vokasional dilaksanakan dalam tempoh
lapan (8) semester yang mengandungi dua peringkat pengajian iaitu
peringkat pra diploma (persediaan) dan peringkat diploma.
8. Bagi memastikan pelan ini dapat dilaksanakan dengan jayanya,
KPM turut menjalinkan kerjasama dengan sektor swasta melalui
Public-Private Partnership berdasarkan Entry Point Project 13
(EPP13), National Key Economic Areas (NKEA) Pendidikan.
9. Program Kolej Vokasional KPM juga dijalankan di Insitut Latihan
Kemahiran Awam dan Institut Latihan Kemahiran Swasta yang
berminat dan terpilih untuk mengambil bahagian.
3
SULIT
4. SULIT
ASAS-ASAS PERTIMBANGAN
10. Unit Perancangan Ekonomi (EPU) dalam Inisiatif Pembaharuan
Strategik Kedua (IPS 2) menyarankan supaya kajian semula sistem
pendidikan memberi penekanan kepada pengenalan semula kolej
latihan teknikal dan vokasional ,mengenal pasti dan memupuk
bakat melalui proses berorientasikan permintaan, menggalakkan
usaha sama dengan pihak industri dan menyampaikan pendidikan
berkualiti tinggi.
11. NKEA Pendidikan memberi penekanan terhadap pengembangan
pendidikan teknikal dan vokasional (TEVT). Ini dapat dilihat dengan
jelas dalam penyataan Entry Point Project (EPP) yang menyatakan
bahawa pendidikan teknikal dan latihan vokasional (TEVT)
merupakan salah satu daripada empat segmen pendidikan yang
diberi keutamaan berdasarkan saiz pasaran dan potensi untuk
pembangunan pada masa hadapan.
12. Program Diploma Vokasional Malaysia mendorong penglibatan pihak
industri untuk turut serta secara aktif melalui kerjasama strategik
seperti yang digariskan melalui inisiatif di bawah Pelan
Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025.
13. Program Diploma Vokasional Malaysia ini merangkumi elemen
kebolehkerjaan dan kebolehpasaran kerja bagi merangsang minat
4
SULIT
5. SULIT
murid ke arah memilih pendidikan vokasional sebagai laluan
pendidikan yang terarah kepada bidang kerjaya pilihan mereka
seterusnya memenuhi permintaan sumber tenaga kerja
berkemahiran tinggi negara dan industri.
PROGRAM DIPLOMA VOKASIONAL MALAYSIA (DVM)
Definisi Diploma Vokasional Malaysia
14. Diploma Vokasional Malaysia (DVM) merupakan satu program
peringkat diploma yang dibangunkan untuk murid yang mempunyai
minat dan kecenderungan terhadap kemahiran vokasional bagi
membangun dan mengemas kini kemahiran dan pengetahuan
untuk diaplikasikan di alam pekerjaan.
15. DVM juga disediakan untuk menangani isu spesifik dan keperluan
segera sumber manusia dalam sektor industri yang tidak diberi
perhatian dalam pendidikan aliran akademik.
Kumpulan Sasaran
16. Kumpulan sasaran bagi program DVM adalah untuk lepasan
program pra diploma Kolej Vokasional KPM yang mencapai Purata
Nilai Gred Terkumpul (PNGK) 2.0 ke atas dan lulus Bahasa Melayu
dengan gred minimum 2.0, kompeten dalam semua modul
vokasional Tahap 1 dan Tahap 2 dengan mencapai gred minimum
5
SULIT
6. SULIT
2.67 bagi semua modul vokasional dan kompeten dalam semua
modul Employability Skills.
17. DVM yang dianugerahkan adalah sesuai dan berkualiti bagi
maksud pekerjaan dan kemasukan ke peringkat yang lebih tinggi di
universiti terpilih.
Pelaksanaan Kurikulum
18. Kurikulum yang digunakan bagi program DVM ialah Kurikulum
Standard Kolej Vokasional (KSKV) yang terdiri daripada komponen
akademik dan komponen vokasional dengan nisbah 20:80.
19. Komponen akademik merangkumi modul insaniah yang terdiri
daripada modul-modul wajib yang menjurus kepada penguasaan
soft skills dalam bidang tertentu termasuklah pelaksanaan
kokurikulum. Penguasaan bahasa antarabangsa utama juga
diambil kira dalam komponen ini. Komponen vokasional
merangkumi modul yang berasaskan Standard Kemahiran
Pekerjaan Kebangsaan (National Occupational Skills Standard –
NOSS) yang ditetapkan oleh industri dan aras pembelajarannya
menepati keperluan Kerangka Kelayakan Kemahiran Tahap 3
hingga Tahap 4 yang ditetapkan oleh Jabatan Pembangunan
Kemahiran (JPK), Kementerian Sumber Manusia (KSM). (Rujuk
Lampiran 1)
6
SULIT
7. SULIT
20. KSKV juga memberi fokus kepada elemen Production-Based
Education (PBE), Competency-Based Education (CBE) dan On-
Job-Training (OJT). Elemen tersebut membolehkan murid KV
mempunyai pendedahan kepada realiti alam pekerjaan seterusnya
berpeluang memenuhi permintaan dalam pasaran kerja. Konsep
School Enterprise juga diberikan penekanan kepada murid KV
sebagai persediaan sekiranya mereka ingin menceburi bidang
keusahawanan atau berdikari dengan bekerja sendiri.
21. Sistem kredit yang digunakan bagi program DVM merujuk kepada
sistem kredit Malaysian Qualification Framework (MQF) iaitu 1 jam
kredit bersamaan dengan 40 jam waktu pembelajaran. Jam
bergraduat bagi DVM dicadangkan sekurang-kurangnya 90 kredit,
iaitu bersamaan dengan 3600 jam beban pembelajaran dalam
tempoh dua (2) tahun.
Hasil Pembelajaran
22. Merujuk kepada ciri-ciri generik yang termaktub dalam MQF bagi
diploma Tahap 4, hasil pembelajaran program ini dicadangkan
dapat memberikan pelajar:
• Menggunakan pengetahuan, kefahaman dan kemahiran
praktikal dalam proses kerja bidang
7
SULIT
8. SULIT
• Membuat penilaian dan keputusan yang mengambil kira isu
sosial, saintifik dan etika dengan autonomi sederhana
• Menunjukkan kepercayaan diri dan keusahawanan untuk
menjana pekerjaan sendiri.
8
SULIT
9. SULIT
• Menunjukkan kebertanggungjawaban sebagai ahli masyarakat
di peringkat kebangsaan dan antarabangsa.
• Menunjukkan kemahiran belajar untuk beradaptasi kepada
idea, proses dan prosedur baru untuk perkembangan
profesion/kerjaya.
• Menunjukkan kemahiran berpasukan, kecekapan
berkomunikasi dan dapat menyampaikan maklumat, idea,
masalah serta penyelesaian dengan berkesan.
Kaedah Penilaian
23. Penilaian DVM menggunakan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
(PBS) yang terdiri daripada dua bahagian iaitu pentaksiran
berterusan (PB) oleh Kolej Vokasional dan pentaksiran pusat (PP)
oleh Lembaga Peperiksaan.
24. Pentaksiran bagi komponen akademik adalah 100% PB manakala
bagi komponen vokasional pula 70% adalah PB dan 30% adalah
PP.
25. Contoh PB yang dicadangkan adalah seperti di bawah:
kuiz
ujian/ujian amali
9
SULIT
10. SULIT
pembentangan
projek/penyelidikan/laporan
portfolio
26. Kaedah penilaian lain juga boleh digunakan sekiranya ianya dapat
membantu penilaian pencapaian hasil pembelajaran khususnya
bagi hasil pembelajaran yang memerlukan pemerhatian dan tidak
boleh diuji dalam peperiksaan.
Kaedah Pengajaran dan Pembelajaran
27. Kaedah pengajaran dan pembelajaran adalah terdiri daripada:
Kuliah
Tutorial
Praktikal / amali
Problem-Based Learning (PBL)
e-Pembelajaran
28. Kaedah pengajaran dan pembelajaran yang lain serta bersesuaian
juga boleh digunakan sekiranya ianya dapat membantu pencapaian
hasil pembelajaran.
Tahap Dan Sektor Diploma Vokasional Malaysia Dalam MQF
10
SULIT
11. SULIT
29. Tahap dan sektor dalam MQF bagi Diploma Vokasional Malaysia
dicadangkan diletakkan pada Tahap 4 iaitu di bawah Sektor
Vokasional dan Teknikal. (Rujuk Lampiran 2)
Pemberi Pendidikan Yang Layak Menawarkan Diploma Vokasional
Malaysia
30. Kolej Vokasional KPM dan Institut Latihan Kemahiran Awam /
Institut Latihan Kemahiran Swasta yang mengambil bahagian dalam
Program Kolej Vokasional KPM dikehendaki menawarkan Program
Diploma Vokasional Malaysia.
IMPLIKASI
31. Diploma Vokasional Malaysia diterima sebagai kelayakan bagi
memenuhi keperluan tenaga kerja berkemahiran tinggi dan pasaran
kerja negara dan antarabangsa.
32. Diploma Vokasional Malaysia diterima sebagai kelayakan
kemasukan ke peringkat pengajian lebih tinggi di institusi pengajian
tinggi awam dan swasta.
33. Kerjasama strategik di antara KPM dengan agensi awam dan
swasta melalui pemeteraian memorandum atau perjanjian adalah
diperlukan bagi memberi peluang pekerjaan dan melanjutkan
pelajaran kepada pemegang Diploma Vokasional Malaysia.
11
SULIT
12. SULIT
KESIMPULAN
34. Program Diploma Vokasional Malaysia dapat memenuhi keperluan
tenaga mahir negara seperti yang digariskan dalam Pelan
Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013–2025 ke arah meluaskan
kebolehpasaran dan memesatkan pembangunan modal insan
negara yang lebih kompeten dan berdaya saing.
SYOR
35. Ahli mesyuarat adalah dipohon untuk menimbang dan meluluskan
cadangan konsep pelaksanaan Program Diploma Vokasional
Malaysia di Kolej Vokasional KPM termasuk Institut Latihan
Kemahiran Awam dan Institut Latihan Kemahiran Swasta yang
mengambil bahagian dalam Program Kolej Vokasional KPM.
12
SULIT
13. SULIT
Lampiran 1
Komponen Akademik (Kemahiran Insaniah)
Modul-modul dalam kemahiran insaniah adalah seperti berikut:-
• Pendidikan Islam
• Pendidikan Moral
• Keusahawanan
• Pengurusan Kewangan
• Tanggungjawab Pekerja dan Kepenggunaan
• Pendidikan Kerjaya
• Profesionalisme Pekerjaan
• Tamadun Islam
• Kokurikulum(PLKN)
• Bahasa Mandarin
• Bahasa Arab
13
SULIT
14. SULIT
Komponen Vokasional
Bidang-bidang di bawah komponen ini adalah:
a) Bidang Teknologi Elektrik & Elektronik
• Kursus Teknologi Elektrik
• Kursus Teknologi Elektronik
• Kursus Teknologi Mekatronik
b) Bidang Teknologi Kejuruteraan Mekanikal Dan Pembuatan
• Kursus Pemesinan Industri
• Kursus Teknologi Kimpalan
• Kursus Teknologi Automotif
• Kursus Teknologi Penyejukbekuan dan Penyamanan
Udara
• Kursus “Tool and Die(Mould)”
• Kursus “Tool and Die(Press Tools)”
c) Bidang Teknologi Kejuruteraan Awam
• Kursus Teknologi Pembinaan
d) Bidang Hospitaliti
• Kursus Seni Kulinari
14
SULIT
15. SULIT
• Kursus Bakeri dan Konfeksionari
• Kursus Fesyen dan Pembuatan Pakaian
• Kursus Kosmetologi
• Kursus Perkhidmatan Asuhan Kanak-Kanak
• Kursus Pelancongan
e) Bidang Perniagaan
• Kursus Pengurusan Perniagaan
• Kursus Kesetiausahaan Pentadbiran
• Kursus Perbankan
• Kursus Insurans
• Kursus Pemasaran
• Kursus Peruncitan
• Kursus Perakaunan
f) Bidang Teknologi Maklumat Dan Komunikasi
• Kursus Sistem Komputer dan Rangkaian
• Kursus Sistem Pangkalan Data dan Aplikasi Web
• Kursus “Industrial Packaging and Graphic Designing”
• Kursus Telekomunikasi dan Multimedia
g) Bidang Pertanian
• Kursus Agroindustri Tanaman
• Kursus Agroindustri Ternakan Ruminan
• Kursus Agroindustri Ternakan Poultri
• Kursus Mekanisasi Agro
15
SULIT
16. SULIT
• Kursus Herba
• Kursus Bioteknologi
• Kursus Akuakultur
• Kursus Hortikultur Hiasan
• Kursus Landskap
• Kursus Pemprosesan Hasil Pertanian
• Kursus Florikultur
h) Bidang Teknologi Kejuruteraan Marin
• Kursus Pengajian Nautikal
• Kursus pengajian Kejuruteraan Kapal
• Kursus Pengajian Teknologi Marin
i) Bidang Industri Gas dan Minyak
• Kursus Kimpalan Marin
• Kursus Gas dan Minyak
j) Bidang Pengangkutan
• Kursus Penyenggaraan pesawat – MRO
• Kursus Penyelenggaraan LRT/Keretapi
k) Bidang Sistem Seni dan Budaya
• Kursus Animasi 2D
• Kursus Kesan Khas 2D
16
SULIT
17. SULIT
l) Bidang Sains Kesihatan
• Kursus Teknologi Makmal Perubatan
• Kursus Kesihatan Alam Sekitar
• Kursus Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan
• Kursus Kejururawatan
• Kursus Perkhidmatan Kecemasan
• Kursus Teknologi Peralatan Kecemasan
• Kursus Perkhidmatan Forensik
m) Bidang Industri Sukan
• Kursus Pengurusan Ekuin
n) Bidang dan kursus lain yang dipersetujui KPM.
17
SULIT