Metode pendekatan sosial dalam pembangunan partisipatif melibatkan masyarakat sebagai subyek dan obyek kegiatan melalui tahapan pendekatan seperti memotivasi, mengumpulkan informasi, menentukan prioritas, membuat rencana jangka pendek dan panjang, serta melaksanakan dan mengevaluasi program bersama masyarakat. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kemandirian mereka dalam pemb
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Komunikasi publik atau public communication kini menjadi kajian yang makin hangat dari waktu ke waktu. Menilik pada istilahnya, komunikasi publik merupakan salah satu jenis atau bentuk komunikasi itu sendiri. Perlu dibedakan pengertian antara komunikasi publik dengan komunikasi massa. Dari segi cakupannya, komunikasi publik lebih besar ketimbang komunikasi massa.
Komunikasi publik atau public communication kini menjadi kajian yang makin hangat dari waktu ke waktu. Menilik pada istilahnya, komunikasi publik merupakan salah satu jenis atau bentuk komunikasi itu sendiri. Perlu dibedakan pengertian antara komunikasi publik dengan komunikasi massa. Dari segi cakupannya, komunikasi publik lebih besar ketimbang komunikasi massa.
Prinsip ini mengharuskan PAR dilaksanakan separtisipatif mungkin, melibatkan siapa saja yang berkepentingan dengan situasi yang sedang diteliti dan perubahan kondisi yang lebih baik. Dengan prinsip ini, PAR dilakukan bersama di antara warga masyarakat melalui proses berbagi dan belajar bersama, untuk memperjelas dan memahami kondisi dan permasalahan mereka sendiri. Prinsip ini juga menuntut penghargaan pada setiap perbedaan yang melatarbelakangi warga saat terlibat dalam PAR, termasuk penghargaan pada kesetaraan jender (terlebih jika dalam suatu komunitas warga perempuan belum memperoleh kesempatan yang setara dengan laki-laki untuk berpartisipasi sosial). Berbeda dengan riset konvensional, tim peneliti dalam PAR bertindak sebagai fasilitator terjadinya proses riset yang partisipatif di antara warga, bukan tim peneliti yang meneliti kondisi komunitas dari luar sebagai pihak asing.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. PEMBANGUNAN
PARTISIPATIF
Pembangunan yang memposisikan masyarakat
sebagai subyek atas program pembangunan
yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka
sendiri
Pelibatan masyarakat mulai dari tahap
perencanaan-pelaksanaan-monitoring-evaluasi
Pengerahan massa (baca: mobilisasi) diperlukan
jika program berupa padat karya
3. PRINSIP PEMBANGUNAN
PARTISIPATIF
1. Perencanaan program harus berdasarkan fakta
2. Program harus memperhitungkan kemampuan
masyarakat dari segi teknik, ekonomi dan sosialnya
3. Program harus memperhatikan unsur kepentingan
kelompok dalam masyarakat
4. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
5. Pelibatan sejauh mungkin organisasi-organisasi
yang ada
6. Program hendaknya memuat program jangka
pendek dan jangka panjang
7. Memberi kemudahan untuk evaluasi
8. Program harus memperhitungkan kondisi, uang,
waktu, alat dan tenaga (KUWAT) yang tersedia.
4. KUWAT
(Kondisi, Uang, Waktu, Alat,
Tenaga)
Apakah kondisi masyarakat memungkinkan untuk
mendukung program COP tersebut?
Apakah keuangan masyarakat memungkinkan untuk
mendukung program tersebut atau mungkinkah
memperoleh bantuan keuangan dari luar masyarakat?
Apakah cukup waktu untuk merealisasikan program
COP tersebut dan apakah memungkinkan untuk
ditindaklanjuti baik oleh masyarakat maupun dosen
dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat?
Apakah alat-alat yang mendukung program tersebut
seperti teknologi tepat guna dimungkinkan mudah
didapat dilokasi program COP?
Apakah tenaga yang dibutuhkan memungkinkan
mendukung demi kelancaran program COP tersebut ?
5. PRINSIP KERJA PARTISIPATIF
1. Program kerja disampaikan secara terbuka kepada
masyarakat komunikasi partisipatif agar mendapat
dukungan masyarakat
2. Program kerja dilaksanakan melalui kerjasama dan
kerja bersama kelompok antara masyarakat, pejabat
desa dan segenap warga memperkecil hambatan
dalam program.
3. Program kerja tidak mengarah pada golongan tertentu
di masyarakat agar tidak menimbulkan perpecahan.
4. Selama program berjalan, koordinasi selalu dilakukan
secara vertikal maupun horizontal
5. Tidak perlu bersikap superior atau “merasa paling
tahu” dalam setiap kesempatan pelaksanaan program
kerja
6. Tidak perlu memberikan janji kepada siapapun tetapi
kesungguhan kerja dalam konteks program kerja yang
sudah ditentukan
6. Metode Pendekatan Sosial
-> Serangkaian prosedur dan teknik yang
ditempuh guna menyampaikan suatu ide atau
gagasan agar dapat diterima oleh pihak
sasaran. Unsur-unsur yang terkandung:
Ada ide atau gagasan tertentu yang ingin disampaikan
Ada pihak penyampai dan pihak sasaran penerima
Secara implisit pihak penyampai ide menginginkan
sukses didalam menyampaikan ide atau gagasan
Di pihak sasaran penerima, terdapat banyak faktor
yang ikut menentukan sikap menerima atau menolak
terhadap ide atau gagasan yang disampaikan
7. Macam Metode Pendekatan Sosial
Metode pendekatan sosial mentalistik
Titikberat pada perubahan sikap mental sasaran
penerangan, penyuluhan, pelatihan, dll
bersedia membuat MCK, Pos Kamling
Metode pendekatan sosial kondisional
Titikberat pada penanggulangan/perbaikan
lingkungan fisik percontohan MCK, Pos
Kamling, dll tergerak untuk meniru.
8. Penerapan Metode Pendekatan
Sosial
Jangka pendek
Pendekatan sosial kondisional perlu dibarengi dengan melalui
pendekatan otoritatif, artinya: ide atau gagasan yang ingin
disampaikan harus mendapat legitimasi dari orang yang memiliki
otoritas yaitu pejabat setempat.
Contoh: program pelajaran bahasa Inggris/matematika utk SD
Jangka panjang
pendekatan sosial mentalistik perlu dibarengi dengan melalui
pendekatan persuasif, artinya : ide atau gagasan harus
disampaikan secara rutin melalui berbagai media dan
kesempatan
Contoh: program penghijauan dan pemanfaatan pekarangan
rumah untuk tanaman obat keluarga.
9. Strategi Penerapan
Metode Pendekatan Sosial
Kenali dan pahami karakteristik kelompok sasaran
sebaikmungkin
anak-anak, remaja/karang taruna, dewasa,
orang tua (ibu/bapak), lansia ?
Kejelasan program (tujuan dan hasil yang diharapkan)
Setting waktu
Lokasi pelaksanaan
Lama pelaksanaan
Materi program
Melibatkan kelompok sasaran dalam seluruh rangkaian
kegiatan
Proses penemuan masalah dan melihat masalah
Proses penentuan prioritas
Proses pengambilan kebijaksanaan
Proses pelaksanaan
Proses menilai perkembangan
10. Metode Pendekatan Sosial
dalam Pembangunan Masyarakat
Masyarakat sekaligus sebagai subyek dan obyek dari
kegiatan tahapan pendekatan:
Memotivasi masyarakat agar mau berbuat
Mengumpulkan informasi, data dan fakta
Menentuan prioritas dan membuat keputusan
Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang
Apa yang harus dikerjakan ?
Siapa yang harus mengerjakan ?
Kapan hal tersebut harus dikerjakan ?
Dimana hal tersebut akan dikerjakan ?
Bagaimana hal tersebut akan dikerjakan ?
Seberapa besar target akan dicapai ?
Membentuk kelompok kerja atau organisasi kerja
Melaksanaan program kerja sesuai dengan rencana
Mengevaluasi kegiatan dan hasil kegiatan
11. “Pintu masuk” Pendekatan Sosial
Pendekatan institusional
Dilakukan dalam kemasan formal di Balai Desa,
Kantor Kecamatan, dll. Pesan/ide/gagasan
disampaikan langsung kepada komunitas
sasaran secara kolektif pola aklamasi
Pendekatan personal
Dilakukan dalam kemasan informal/santai pada
setiap kesempatan. Pesan/ide/gagasan
disampaikan dengan cara “face to face”
terhadap komunitas sasaran pola
“gethoktular”.
12. Pola Partisipasi dalam kelompok
Masing-masing anggota kelompok mempunyai sudut
pandang yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh
pengetahuan disiplin ilmunya.
Catatan: suatu kelemahan yang dimiliki mahasiswa
adalah belum terbiasa menganalisis suatu masyarakat
secara komprehensif tetapi sektoral. Sebaliknya,
anggota masyarakat lebih berpikir pada aspek
kehidupan yang dialaminya sendiri.
Program yang akan dilakukan memperoleh masukan/
dukungan dari setiap anggota sehingga kendala-
kendala yang muncul diharapkan kecil dan program
akan berjalan mulus.
Tidak ada dominasi sebagian anggota dalam
pengambilan keputusan. Semua dilakukan secara
demokratis atas dasar musyawarah untuk mufakat.
13. Strategi Partisipatif dalam COP
Prinsip dasar pembangunan masyarakat desa adalah
partisipasi aktif dari pihak anggota masyarakat. Secara garis besar
dapat dilakukan dengan cara:
1. Kontak langsung.
Mahasiswa berdiskusi tentang sesuatu program dengan
masyarakat
2. Demonstrasi.
Mewujudkan sesuatu paket/kegiatan kepada masyarakat desa,
yang ditunjukkan dapat berupa hasil atau suatu proses
program.
3. Taman bacaan/Perpustakaan.
Membangun perpustakaan desa guna dapat dipakai sebagai
sumber belajar dan sekaligus sebagai arena belajar.
4. Pameran.
Menunjukkan beberapa hasil program/memperkenalkan
teknologi dan produk-produk baru yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat memotivasi tindaklanjuti program COP.
5. Perlombaan.
14. TIGA INDIKATOR KEBERHASILAN
COMMUNITY DEVELOPMENT based
on Participation
Perbaikan dan peningkatan kondisi dan
taraf hidup masyarakat desa telah
berhasil.
Termotivasinya masyarakat desa untuk
berpartisipasi dalam pembangunan
desanya sendiri.
Tumbuhnya kemampuan masyarakat
desa untuk berkembang secara
mandiri.