1. Nama Kelompok :
Moch Farhan Hamid Aldiaza ( 21160560457 )
Mega Fahira Oktaviani ( 21160500396 )
2. Bayerische Motoren Werke AG (BMW) yang dalam bahasa Inggris Bavarian Motor Works
adalah produsen manufaktur otomotif baik kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 yang
berasal dari Jerman. BMW pertama kali berdiri pada tahun 1916, terkenal dengan segmentasi
produk yang identik dengan kemewahan serta fasilitas canggihnya.
Pada logo BMW sendiri memiliki makna sebagai berikut. Bentuk lingkaran biru dan putih
pada logo, memiliki makna berupa wujud bentuk mesin baling-baling pesawat terbang,
mengacu pada bentuk kipas yang bekerja dengan cara memutar dan membelah udara di
sekitarnya dan baling-baling pesawat terbang menyapu udara biru dan di interpretasikan oleh
BMW serta diadopsi pada tahun 1929, tepatnya 12 tahun lamanya semenjak logo dan
lambang tersebut diciptakan dan lahir secara publikasi
Sedangkan di Indonesia sendiri BMW pertama kali menginjakkan kakinya pada tahun 1976.
Pada masa pertama kali tersebut BMW datang dengan menggandeng mitra lokalnya yaitu PT
Tjahya Sakti Motor yang juga merupakan rekanan atau anak perusahaan dari PT Astra
International Tbk. Sektor bisnis yang mereka jalankan adalah menyediakan serta melakukan
saluran pendistribusian produk otomotif roda 4 dari BMW secara Completely Built Up
(CBU) atau Completely Knocked Down (CKD) . Pada gambar di atas adalah salah satu
kantor pusat BMW Indonesia pada Wisma GKBI Jalan Jenderal Sudirman. Kemasan mewah,
moderen, canggih melekat pada merek BMW baik produk, kantor pusat, pelayanan dan lain
sebagainya.
4. Kinerja sendiri adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program,
kebijaksanaan dalam mencapai sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi atau perusahaan . Dalam
mengukur kinerja haruslah bersifat mudah dan
obyektif. Pelaksanaannya terdapat 3 hal yang menjadi
perhatian yaitu : indikator kinerja, standar kinerja,
pengukuran kinerja.
1. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang dipergunakan sebagai tolok ukur
adalah yang berhubungan dengan
pelaksana,penanggungjawab, serta skala prioritas dan
kepentingan. Indikator tersebut di atas memiliki
beberapa input, output, proses dan outcome yang
akan dijelaskan sekilas.
5. A. Indikator input
Dalam hal ini bagaimana BMW melakukan proses produksi model lalu
akan dilihat berapa kuota yang akan terjual di pasaran serta berapa persen
minat konsumen terhadap model tersebut.
B. Indikator output
Dalam hal ini bagaimana BMW memberikan bentuk apresiasi atau
penghargaan bagi konsumen setia mereka juga memberikan bentuk
pelayanan purna jual bagi konsumen secara profesional sehingga
memberikan kemudahan bagi konsumen mereka.
C. Indikator proses
Bentuknya pada analisis BMW adalah dilihat pada saat proses produksi
model hingga tiba di tangan konsumen melalui proses penjualan serta
dilengkapi dengan pelayanan staf perawatan kendaraan, staf proses asuransi
kendaraan hingga staf pelayanan informasi aksesoris terpilih.
D. Indikator outcome
Indikator kinerja yang terakhir ini adalah segala sesuatu dapat memberikan
gambaran secara jelas bagimana efek atau dampak yang terlihat dengan
jelas dari data atau hasil yang keluar pada jangka menengah. Hal ini terlihat
dengan banyaknya konsumen yang mempergunakan produk BMW
(Kendaraan) di jalan – jalan.
6. 2. Standar Kinerja
Standar kinerja yang dipergunakan di sini
adalah bagaimana BMW menyikapi beberapa
kebijakan manajemen yang mampu mencapai
target atau tujuannya pada sektor bisnis
industri otomotif.
3. Pengukuran Kinerja
Dalam melakukan pengukuran kinerja dapat
dilakukan beberapa langkah – langkah
strategis. BMW harus mampu
membandingkan diri mereka dengan
kompetitor lainnya. Baik secara rancangan
model kendaraan, harga, kesetiaan
konsumen.
7.
8. 1 Entry Strategy in Different Market
Strategi utama perusahaan BMW adalah focus kepada area untuk kesuksesan dimasa depan.
Berikut beberapa straegi dari BMW :
1. Strategi Diferensiasi : Perusahaan melakukan diferensiasi dengan tujuan terutama untuk
memperoleh keunikan dibandingkan dengan para pesaingnya dan dinilai penting oleh
pembelinya. Kualitas bahan baku atau proses teknologi dapat menjadi sumber diferensiasi
yang membedakan secara signifikan dengan produk kompetitor. BMW mendiferensiasikan
produknya sebagai produk yang mampu memberikan prestise kepada penggunanya,
merupakan produk yang berkualitas tinggi dengan teknik pembuatan yang superior.
2. Strategi Pemasaran
•Promosi melalui peluncuran perdana produk baru dengan kemasan artistik, ekslusif, dan
professional serta memfokuskan pada isu isu strategis seperti teknologi (hemat dalam
konsumsi bahan bakar, mudah perawatan, ramah lingkungan, serta dilengkapi oleh
perangkat keselamatan aktif dan pasif berikut perangkat keamanan) dan kualias produk.
•Sponsori acara – acara berlabel mewah seperti turnamen golf dengan hadiah model
produk terbaru BMW
•Kerjasama dengan media cetak dan elektronika yang membawa nama serta industri
otomotif
9. Strategi Bertahan
Faktor utama yang paling berkontribusi terhadap ketahanan BMW adalah model bisnis,
inisiatif kreatif dan pendekatan kepemimpinan berkelanjutan. Model bisnis BMW
mewujudkan fleksibilitas bagi pelanggan, karyawan dan perusahaan. Pada dasarnya,
BMW hanya membuat mobil yang sudah dipesan oleh pelanggan.prinsip ini
memungkinkan perusahaan untuk skala produksi dan waktu bekerja atas dan ke bawah,
tergantung pada permintaan
Dengan prinsip “Strategy Number One” dan “Sustainability & Profitability
(Keberlanjutan dan Keuntungan)” membuat perusahaan BMW terus berkembang dari
masa ke masa, menciptakan teknologi dan inovasi tinggi sesuai perkembangan zaman.
Visi BMW jauh memandang ke masa depan dan misi berorientasi pada produk untuk
jangka waktu panjang.
Strategi Pasar Internasional
Mengidentifikasi dan mendorong potensi pertumbuhan. Mengetahui apa yang kami
wakili. Mengakui dimana kami bersalah dan membuat kendaraan yang terbaik di setiap
kesempatan. Setelah strategi yang jelas. Tujuannya telah mencapai berada pada dasarnya
titik tolak bagi tantangan baru di masa kini, Ini adalah filosofi yang menginspirasi setiap
individu di BMW Group.
11. Organization Structure
Struktur divisi ini membuat iklim persaingan antar divisi sangat tinggi, dimana
setiap divisi diberikan tanggung jawab yang besar untuk menciptakan metode metode
baru sehingga hasilnya akan menghasilkan metode metode terbaik yang dihasilkan oleh
tim – tim BMW. Dalam setiap pengambilan keputusan permasalahan yang dihadapi oleh
BMW dalam pengambilan keputusannya setiap divisi diberi tanggung jawabnya sendiri –
sendiri untuk mengambil keputusan, hal ini memberikan kesan bahwa tidak adanya
keselarasan dalam tim. Dampak dari pengambilan keputusan ini mengakibatkan masalah
cepat selesai karena keputusan dapat diambil secara cepat.
Cultural Orientation of The Company
BMW merupakan sebuah perusahaan keluarga dimana dari sisi budaya organisasi,
semangat keluarga menentukan nilai, norma, dan sikap yang berlaku dalam perusahaan.
Sementara nilai anggota keluarga mengekspresikan penciptaan suatu tujuan umum bagi
karyawan dan membantu terbentuknya rasa identifikasi dan komitmen. Dalam
perusahaan keluarga yang berjalan secara berkesinambungan, karyawan memiliki
perasaan sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya akan menciptakan atmosfir
lebih peduli. Juga karena relatif tidak birokratif, akses kepada manajemen senior lebih
mudah dan pengambilan keputusan lebih cepat dan lebih efektif. Budaya perusahaan
sebuah perusahaan keluarga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga sang pemilik.
Sehingga latarbelakang budaya sang pemilik akan sangat menentukan.
12. Analisa SWOT Perusahaan BMW
Faktor Kekuatan ( Strenght ). Faktor faktor tersebut adalah :
•Image merek (Eropa) yang sudah terkenal dan lama malang melintang di dunia
otomotif
•Layanan purna jual yang tersebar luar
•Teknologi i-drive (komputerisasi dalam hal pengendaraan, diaplikasikan dalam bentuk
satu panel dekat perseneling dan dapat dilihat oleh pengemudi pada satu layar pada
dashboard ) serta run flat tire (kemampuan untuk tetap melaju normal dengan kondisi
ban kempis pada jarak dan kecepatan tertentu) yang belum terdapat pada kompetitornya
•Layanan 5 Years Free Service and Guaranttee
•Program Buy Back Guaranttee
Faktor Kelemahan ( Weaknesses ) faktor faktor tersebut seperti :
•Teknologi Run Flat Tire membuat keras suspensi kendaraan, sehingga bantingan daya
suspensi kendaraan terasa keras
• Pada beberapa kelasnya, BMW berubah menjadi kendaraan yang rumit karena
mengharuskan pengemudi untuk mengatur komputerisasi kendaraan dengan
menggunakan teknologi I-Drive
•Dengan teknologi Run Flat Tire yang dimilikinya BMW merekomendasi kepada
konsumennya agar mengganti ban kendaraan dengan teknologi Run Flat Tire dengan
suku cadang yang sama, namun harga dari satu jenis ban Run Flat Tire sangatlah tinggi
di kalangan otomotif hingga di skala 4 sampai 5 kali lipat harga ban normal.
13. Faktor Peluang ( Opportunities ). Faktor faktor peluang seperti :
•BMW memiliki Resale Value atau harga jual kembali produk tertinggi
dibandingkan dengan kompetitornya.
•BMW membawa nama baik produk otomotif Eropa (Jerman) dengan
kemampuan dan performa mesin Sporty
•Teknologi keselamatan baik pasif dan aktif dari kendaraan menjadi pilihan utama
konsumen otomotif saat ini.
Faktor Ancaman ( Threats ) Faktor faktornya seperti:
•Kompetitor mobil Eropa mulai marak dan menjadi “kuda hitam” dalam bisnis
otomotif kelas premium.
• Kompetitor menawarkan kemudahan, harga yang lebih murah, serta fasilitas
dan pelayanan yang lebih menarik
•Produsen otomotif Asia mulai memproduksi kelas – kelas premium dengan
harga yang lebih terjangkau dan realistis.
14. Kesimpulan
Pada bab ini kesimpulan yang di dapat ternyata banyak beberapa
faktor yang dapat dijadikan pisau analisis untuk mengupas atau
menganalisis permasalah yang ada pada perusahaan otomotif sekelas
BMW. Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan, analisis
dampak SWOT, isu strategis, visi, misi, nilai – nilai, rekomendasi
serta implementasi di lapangan. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan
bentuk pengukuran kinerja perusahaan. Tentunya dengan kesimpulan
ini BMW harus lebih mampu untuk memberikan beberapa langkah
– langkah ideal dan jitu untuk menjadikan mereka sebagai pemimpin
pasar atau pemain tunggal sebagai produsen otomotif terpercaya bagi
konsumennya.