SlideShare a Scribd company logo
PROFESI PENDIDIKAN
1. Kode Etik Profesi Guru
a. Definisi
Dalam profesi keguruan terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi
martabat profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya,
untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk meningkatkan
mutu profesi dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan kode
etik, guru diharapkan mampu berfungsi secara optimal dan profesional,
terutama dalam mengembangkan karakter dan budi pekerti anak didik dan
menjunjung wibawa lembaga serta profesi pendidik.
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara. Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik
atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan
kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang
terhormat, mulia, dan bermartabat.
b. Isi Kode Etik Guru
Adapun isinya adalah sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan nasional.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
profesi guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
c. Fungsi Kode Etik Guru
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan
norma moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru
dalam kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan
sosial, etika, dan kemanusiaan.
d. Sumber Kode Etik Guru
Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal berikut.
1. Nilai agama dan Pancasila.
2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmani, emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.
e. Pelaksanaan Kode Etik Guru
Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kendala, yaitu
sebagai berikut.
1. Pendidikan dan kualitas guru.
2. Sarana dan prasarana pendidikan.
3. Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru.
4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.
Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis
dan tetap semangat untuk bekerja sama menciptakan upaya dalam proses
pelaksanaannya.
2. Peran Guru Dalam Pendidikan
Peran guru tidak sebatas pada pembelajaran, melainkan juga pada
pendidikan. Peran guru dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Guru sebagai instruktur
Sebagai instruktur, guru bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru harus membuat kondisi belajar
mengajar selalu kondusif.
b. Guru sebagai manajer
Sebagai manajer, guru harus bisa mengatur seluruh kegiatan pembelajaran
dan kegiatan di luar kelas. Guru dituntut untuk bisa merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi jalannya pendidikan, baik
pendidikan di dalam maupun di luar kelas.
c. Guru sebagai anggota organisasi profesi
Organisasi profesi diharapkan bisa mengarahkan tugas dan tanggung
jawab guru. Keberadaan organisasi ini bisa membantu guru menyelesaikan
berbagai kendala, baik di dalam maupun di luar kelas.
d. Guru sebagai spesialis hubungan masyarakat
Selain mengajar, guru juga harus bisa menjadi penghubung antara pihak
sekolah dan juga orang tua peserta didik. Baik buruknya citra sekolah di
pandangan masyarakat bergantung dari bagaimana output yang dihasilkan
oleh sekolah. Untuk itulah, perlu adanya komunikasi antara pihak sekolah
yang diwakili oleh guru dan pihak orang tua peserta didik.
3. Indikator Kinerja Guru
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
b. Penguasaan materi yang akan diajarkan
c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
e. Kemampuan mengelola kelas
f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
4. Sikap Profesional Guru dan Pengembangannya
Guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi
keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk memahami beratnya profesi guru
karena harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang pendidikan
dan keahlian dalam bidang studi yang diajarkan, maka Kellough (dalam Deden,
2011) mengemukakan profesionalisme guru antara lain sebagai berikut.
1. Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.
2. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran
metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
3. Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-
harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.
4. Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan.
5. Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan kelas.
6. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko, dan siap
bertanggung jawab.
7. Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat.
Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun
layanannya, guru harus meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa
ketujuh sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selalu dipupuk dan
dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam pendidikan prajabatan
maupun setelah bertugas (dalam jabatan).
5. Permasalahan yang dihadapi guru
a. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter
sendiri, yang tidak dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga
berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda
berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus menemukan
sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model dan metode
pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan lain
sebagainya.
b. Sikap dan perilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter
yang dimiliki oleh siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari
semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan perilakulah yang
paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.
c. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa.
Penyaluran bakat dan minat siswa secara tepat dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan masalah bagi guru,
sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya
pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan
tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala
kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut
diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan bentuk kenakalan baru.
d. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap
siswa yang rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana
guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat
mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima materi, namun
sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat
mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan
menyerap materi yang diajarkan.
e. Kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran,
disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin
terhadap proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang
siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan
dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah.
Akan tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru
harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
f. Siswa terlalu pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun
tidak mereka tetap diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit
memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum.
Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif sehingga
anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan
mereka terhadap materi yang diajarkan.
g. Tidak tenang di dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup
mengganggu anda dan siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya,
jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh jadi sumber
masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan,
cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain
misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi
tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
h. Kepercayaan siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan
pembelajaran antara lain tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan
dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada anda karena anda
menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang
anda ajarkan.
i. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak
guru mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian
materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga
mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
j. Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang,
mereka tidak mau menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa
seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk
didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa tidak
memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini
telah berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”.
6. Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah berbagai tindakan, perilaku, ilmu, dan
praktik dalam mengelola segala rangkaian kegiatan serta proses pengendalian
usaha kerja sama sejumlah orang-orang dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam suatu organisasi
atau lembaga pendidikan tertentu.
7. Supervisi Pendidikan
Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh
seorang profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam
memperbaiki bahan, metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan
stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinyu agar guru menjadi lebih
profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
8. Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus
(most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As.
Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasi seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu adalah
sebagai berikut.
1. Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui
sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan
guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang
diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar.
Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada
pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa
pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan
dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa.
Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan sendiri,
mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama, mengajukan
pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab
sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Guru perlu memahami
tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan rasa ingin tahu, menstimulan fungsi
berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa,
mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang
diinginkan oleh guru dari siswa.
2. Keterampilan Memberikan Penguatan
Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan
sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik
bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan
balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi.
Penguatan terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif
bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa
sedangkan penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan
perilaku siswa yang tidak menyenangkan.
Penguatan positif untuk siswa SD seperti memberikan pujian, penghargaan
dan persetujuan atas perilakunya. Seringkali penguatan juga dapat ditunjukkan
dari ekspresi guru, mengajungkan jempol, tersenyum, penguatan dengan sentuhan
(mengusap kepala, menepuk pundak atau melakukan tos). Penguatan yang
diberikan secara konsisten dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.
3. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus
Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang
disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa
selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan
siswa dan kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi
stimulus dalam pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan
perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak
pandang dan gerak (eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi
wajah guru, perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan
media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru menggunakan yel-yel,
misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on you” atau dengan
bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan mengikuti
proses pembelajaran dengan baik
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan
informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti
sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Guru perlu memahami
prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab
dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai
dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan
bermakna.
Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang
dipilih haru sederhana, terang dan jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan
dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
diakhir pembelajaran.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan
menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini
menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas
ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat pesawat
yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan bagian
membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru dalam
pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen membukan kelas
meliputi: menarik perhatian, membangkitkan motivasi, dan apersepsi. Sebagai
contoh guru membuka kelas dengan membawa box tertutup yang isinya
dirahasiakan, dengan menggerakkan dan sambil bertaya “Siapa yang tahu isi box
ini?”. Kondisi ini akan sangat menarik perhatian peserta didik sehingga guru dapat
dengan mudah melanjutkan pada bagian inti pembelajaran.
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan pesawat, bagian penutup juga perlu
dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa atau mendadak ditutup. Komponen-
komponen dalam menutup kelas seperti: merangkum kelas, menyampaikan
rencana pembelajaran berikutnya, berikan pertanyaan yang membangkitkan rasa
ingin tahu untuk mempelajari materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru
harus menutup pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik
sebagai sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari.
Sebagai contoh menutup pelajaran: guru memberikan pertanyaan “apa
yang telah kalian pelajari hari ini”? lagu guru mempersilakan beberapa murid
untuk menjawab. Guru dapat memberikan kesimpulan di akhir. Lalu guru dapat
bertanya “adakah yang pernah melihat hasil kerajinan tangan dari barang bekas?”
tahukah kalian bahwa Indonesia masih menjadi negeri diurutan atas yang
memproduksi sampah plastik? Apakah hal ini benar?..” minggu depan kita akan
belajar bagaimana mengelola barang bekas menjadi barang berkelas!”. Berdoa
dan kelas berakhir.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat
meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan
strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan
masalah melalui proses yang memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif pada perbedaan pendapat dan membangun kerja
sama kelompok.
Guru dapat mempersiapkan kelompok kecil diskusi yang terdiri atas 2-4
orang. Pembagian anggota kelompok terdiri atas siswa dengan kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah atau mengelompokkan siswa berkemampuan tinggi dengan
tinggi, rendah dengan rendah dan sedang dengan sendang. Hal ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Guru perlu mempersiapkan materi pelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga
diskusi memberi manfaat bagi peserta didik.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek.
Dikatakan kompleks karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru
memiliki 25 keunikan dan karakter yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di
sekolah dasar, Guru harus dapat memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan
mengatasi kegaduhan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran
berlangsung.
Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru agar
suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu
memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti:
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan
keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat ditentukan oleh jam
terbangnya sebagai guru. Semakin sering guru mengajar di kelas maka semakin
meningkatnya keterampilannya dalam mengelola kelasnya, tentu dengan kemauan
untuk belajar dan menjadi lebih baik.
8. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan
Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali
dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini
biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam
pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1 orang untk
perorangan. Hal yang penting dalam pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus
meningkatkan kompetensi sosial dan kompentensi kepribadian. Karena dalam
situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan komunikasi dan hubugan yang
akrab sehingga siswa nyaman belajar.
9. Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan
a. Pendidik
Orang yang mendidik, yang merupakan orang memberikan ilmu dan
pengetahuan baru bagi orang lain secara konsisten serta berkesinambungan.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan adalah merupsksn salah satu dari tiang
utama untuk bisa terlaksananya pendidikan. sehingga, kita tidak bisa dipungkiri
lagi bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang
mendidik atau tanpa seorang pendidik.
b. Tenaga Kependidikan
Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.

More Related Content

Similar to KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf

HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Galih Nurhavis
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
iqbalmayzun
 
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifCiri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifFauzan Zain
 
GURU_PROFESIONAL.pdf
GURU_PROFESIONAL.pdfGURU_PROFESIONAL.pdf
GURU_PROFESIONAL.pdf
ssusere6c5d7
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)WARIKI
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrAl Hafidh Anas
 
Etika guru terhadap anak didik
Etika guru terhadap anak didikEtika guru terhadap anak didik
Etika guru terhadap anak didik
syibromalisi57
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
Fajar Daulay
 
Jurnal nur habibullah
Jurnal nur habibullahJurnal nur habibullah
Jurnal nur habibullah
nur habibullah norman kardi
 
4 refleksi edu3083_sem7_2014
4 refleksi edu3083_sem7_20144 refleksi edu3083_sem7_2014
4 refleksi edu3083_sem7_2014
awangyie
 
Stai an nadwah jurnal nur habibullah
Stai an nadwah jurnal nur habibullahStai an nadwah jurnal nur habibullah
Stai an nadwah jurnal nur habibullah
nur habibullah norman kardi
 
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptxMateri 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
triyatnospd00
 
Materi 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptxMateri 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptx
triyatnospd00
 
KINERJA
KINERJA KINERJA
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
FidelaNiam
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
ZOLKEPLEBINIBRAHIMIP1
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
ZOLKEPLEBINIBRAHIMIP1
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
MJM Networks
 
Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7
cikli7
 

Similar to KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf (20)

HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
 
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang EfektifCiri-ciri Guru Yang Efektif
Ciri-ciri Guru Yang Efektif
 
GURU_PROFESIONAL.pdf
GURU_PROFESIONAL.pdfGURU_PROFESIONAL.pdf
GURU_PROFESIONAL.pdf
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
 
Etika guru terhadap anak didik
Etika guru terhadap anak didikEtika guru terhadap anak didik
Etika guru terhadap anak didik
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
Jurnal nur habibullah
Jurnal nur habibullahJurnal nur habibullah
Jurnal nur habibullah
 
4 refleksi edu3083_sem7_2014
4 refleksi edu3083_sem7_20144 refleksi edu3083_sem7_2014
4 refleksi edu3083_sem7_2014
 
Stai an nadwah jurnal nur habibullah
Stai an nadwah jurnal nur habibullahStai an nadwah jurnal nur habibullah
Stai an nadwah jurnal nur habibullah
 
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptxMateri 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
 
Materi 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptxMateri 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptx
 
KINERJA
KINERJA KINERJA
KINERJA
 
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
 
23377494 makalah
23377494 makalah23377494 makalah
23377494 makalah
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
 
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.pptPeranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
Peranan-guru dalam pembentukan Kurikulum.ppt
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7Kk edu3083 sem7
Kk edu3083 sem7
 

Recently uploaded

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 

Recently uploaded (20)

Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 

KISI-KISI UAS PROFESI PENDIDIKAN.pdf

  • 1. PROFESI PENDIDIKAN 1. Kode Etik Profesi Guru a. Definisi Dalam profesi keguruan terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya, untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk meningkatkan mutu profesi dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan kode etik, guru diharapkan mampu berfungsi secara optimal dan profesional, terutama dalam mengembangkan karakter dan budi pekerti anak didik dan menjunjung wibawa lembaga serta profesi pendidik. Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat. b. Isi Kode Etik Guru Adapun isinya adalah sebagai berikut. 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila. 2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
  • 2. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional. 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. c. Fungsi Kode Etik Guru Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan. d. Sumber Kode Etik Guru Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal berikut. 1. Nilai agama dan Pancasila. 2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan kesehatan jasmani, emosional, intelektual, spiritual, dan sosial. e. Pelaksanaan Kode Etik Guru Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kendala, yaitu sebagai berikut. 1. Pendidikan dan kualitas guru. 2. Sarana dan prasarana pendidikan. 3. Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru. 4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.
  • 3. Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis dan tetap semangat untuk bekerja sama menciptakan upaya dalam proses pelaksanaannya. 2. Peran Guru Dalam Pendidikan Peran guru tidak sebatas pada pembelajaran, melainkan juga pada pendidikan. Peran guru dalam pendidikan adalah sebagai berikut. a. Guru sebagai instruktur Sebagai instruktur, guru bertanggungjawab terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru harus membuat kondisi belajar mengajar selalu kondusif. b. Guru sebagai manajer Sebagai manajer, guru harus bisa mengatur seluruh kegiatan pembelajaran dan kegiatan di luar kelas. Guru dituntut untuk bisa merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi jalannya pendidikan, baik pendidikan di dalam maupun di luar kelas. c. Guru sebagai anggota organisasi profesi Organisasi profesi diharapkan bisa mengarahkan tugas dan tanggung jawab guru. Keberadaan organisasi ini bisa membantu guru menyelesaikan berbagai kendala, baik di dalam maupun di luar kelas. d. Guru sebagai spesialis hubungan masyarakat Selain mengajar, guru juga harus bisa menjadi penghubung antara pihak sekolah dan juga orang tua peserta didik. Baik buruknya citra sekolah di pandangan masyarakat bergantung dari bagaimana output yang dihasilkan oleh sekolah. Untuk itulah, perlu adanya komunikasi antara pihak sekolah yang diwakili oleh guru dan pihak orang tua peserta didik. 3. Indikator Kinerja Guru a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar b. Penguasaan materi yang akan diajarkan c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
  • 4. d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. 4. Sikap Profesional Guru dan Pengembangannya Guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk memahami beratnya profesi guru karena harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang pendidikan dan keahlian dalam bidang studi yang diajarkan, maka Kellough (dalam Deden, 2011) mengemukakan profesionalisme guru antara lain sebagai berikut. 1. Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan. 2. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran metodologi, membina siswa dan materi pelajaran. 3. Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan- harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas. 4. Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan. 5. Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan kelas. 6. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko, dan siap bertanggung jawab. 7. Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat. Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun layanannya, guru harus meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa ketujuh sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selalu dipupuk dan dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).
  • 5. 5. Permasalahan yang dihadapi guru a. Karakter siswa Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus menemukan sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model dan metode pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan lain sebagainya. b. Sikap dan perilaku Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah. c. Minat dan bakat Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat siswa secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak menimbulkan bentuk kenakalan baru. d. Daya serap siswa Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap siswa yang rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat
  • 6. mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan menyerap materi yang diajarkan. e. Kurangnya disiplin siswa Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah. Akan tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan. f. Siswa terlalu pasif Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif sehingga anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka terhadap materi yang diajarkan. g. Tidak tenang di dalam kelas Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu anda dan siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh jadi sumber masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan, cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan lain sebagainya. h. Kepercayaan siswa pada anda Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada anda karena anda
  • 7. menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang anda ajarkan. i. Pujian Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak guru mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. j. Hanya mengikut saja Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa tidak memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”. 6. Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan adalah berbagai tindakan, perilaku, ilmu, dan praktik dalam mengelola segala rangkaian kegiatan serta proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang-orang dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan tertentu. 7. Supervisi Pendidikan Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh seorang profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam memperbaiki bahan, metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinyu agar guru menjadi lebih profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. 8. Keterampilan dasar mengajar
  • 8. Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As. Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasi seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu adalah sebagai berikut. 1. Keterampilan Bertanya Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa. Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Guru perlu memahami tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan rasa ingin tahu, menstimulan fungsi berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswa. 2. Keterampilan Memberikan Penguatan Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan
  • 9. balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan perilaku siswa yang tidak menyenangkan. Penguatan positif untuk siswa SD seperti memberikan pujian, penghargaan dan persetujuan atas perilakunya. Seringkali penguatan juga dapat ditunjukkan dari ekspresi guru, mengajungkan jempol, tersenyum, penguatan dengan sentuhan (mengusap kepala, menepuk pundak atau melakukan tos). Penguatan yang diberikan secara konsisten dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. 3. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan siswa dan kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru menggunakan yel-yel, misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on you” atau dengan bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik 4. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Guru perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai
  • 10. dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan bermakna. Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang dipilih haru sederhana, terang dan jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan diakhir pembelajaran. 5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa. Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen membukan kelas meliputi: menarik perhatian, membangkitkan motivasi, dan apersepsi. Sebagai contoh guru membuka kelas dengan membawa box tertutup yang isinya dirahasiakan, dengan menggerakkan dan sambil bertaya “Siapa yang tahu isi box ini?”. Kondisi ini akan sangat menarik perhatian peserta didik sehingga guru dapat dengan mudah melanjutkan pada bagian inti pembelajaran. Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan pesawat, bagian penutup juga perlu dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa atau mendadak ditutup. Komponen- komponen dalam menutup kelas seperti: merangkum kelas, menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, berikan pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk mempelajari materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru
  • 11. harus menutup pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik sebagai sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari. Sebagai contoh menutup pelajaran: guru memberikan pertanyaan “apa yang telah kalian pelajari hari ini”? lagu guru mempersilakan beberapa murid untuk menjawab. Guru dapat memberikan kesimpulan di akhir. Lalu guru dapat bertanya “adakah yang pernah melihat hasil kerajinan tangan dari barang bekas?” tahukah kalian bahwa Indonesia masih menjadi negeri diurutan atas yang memproduksi sampah plastik? Apakah hal ini benar?..” minggu depan kita akan belajar bagaimana mengelola barang bekas menjadi barang berkelas!”. Berdoa dan kelas berakhir. 6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada perbedaan pendapat dan membangun kerja sama kelompok. Guru dapat mempersiapkan kelompok kecil diskusi yang terdiri atas 2-4 orang. Pembagian anggota kelompok terdiri atas siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah atau mengelompokkan siswa berkemampuan tinggi dengan tinggi, rendah dengan rendah dan sedang dengan sendang. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Guru perlu mempersiapkan materi pelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga diskusi memberi manfaat bagi peserta didik. 7. Keterampilan Mengelola Kelas Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek. Dikatakan kompleks karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru memiliki 25 keunikan dan karakter yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di sekolah dasar, Guru harus dapat memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan
  • 12. mengatasi kegaduhan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran berlangsung. Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru agar suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat ditentukan oleh jam terbangnya sebagai guru. Semakin sering guru mengajar di kelas maka semakin meningkatnya keterampilannya dalam mengelola kelasnya, tentu dengan kemauan untuk belajar dan menjadi lebih baik. 8. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1 orang untk perorangan. Hal yang penting dalam pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus meningkatkan kompetensi sosial dan kompentensi kepribadian. Karena dalam situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga siswa nyaman belajar. 9. Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan a. Pendidik
  • 13. Orang yang mendidik, yang merupakan orang memberikan ilmu dan pengetahuan baru bagi orang lain secara konsisten serta berkesinambungan. Kedudukan pendidik dalam pendidikan adalah merupsksn salah satu dari tiang utama untuk bisa terlaksananya pendidikan. sehingga, kita tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang mendidik atau tanpa seorang pendidik. b. Tenaga Kependidikan Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.