Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. PROFESI PENDIDIKAN
1. Kode Etik Profesi Guru
a. Definisi
Dalam profesi keguruan terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi
martabat profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya,
untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi, untuk meningkatkan
mutu profesi dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan kode
etik, guru diharapkan mampu berfungsi secara optimal dan profesional,
terutama dalam mengembangkan karakter dan budi pekerti anak didik dan
menjunjung wibawa lembaga serta profesi pendidik.
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
negara. Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik
atau buruk seorang guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan selama menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan
kode etik ini bertujuan untuk menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang
terhormat, mulia, dan bermartabat.
b. Isi Kode Etik Guru
Adapun isinya adalah sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang berpancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
2. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan nasional.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
profesi guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
c. Fungsi Kode Etik Guru
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan
norma moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru
dalam kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan
sosial, etika, dan kemanusiaan.
d. Sumber Kode Etik Guru
Dalam proses perumusan harus bersumber dari hal-hal berikut.
1. Nilai agama dan Pancasila.
2. Nilai kompetensi guru yang meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
3. Nilai jatidiri, harkat, dan martabat manusia, yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmani, emosional, intelektual, spiritual, dan sosial.
e. Pelaksanaan Kode Etik Guru
Pada kenyataannya, pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah kendala, yaitu
sebagai berikut.
1. Pendidikan dan kualitas guru.
2. Sarana dan prasarana pendidikan.
3. Kedudukan, karir, dan kesejahteraan guru.
4. Kebijakan pemerintah dan sistem pendidikan.
3. Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis
dan tetap semangat untuk bekerja sama menciptakan upaya dalam proses
pelaksanaannya.
2. Peran Guru Dalam Pendidikan
Peran guru tidak sebatas pada pembelajaran, melainkan juga pada
pendidikan. Peran guru dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Guru sebagai instruktur
Sebagai instruktur, guru bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru harus membuat kondisi belajar
mengajar selalu kondusif.
b. Guru sebagai manajer
Sebagai manajer, guru harus bisa mengatur seluruh kegiatan pembelajaran
dan kegiatan di luar kelas. Guru dituntut untuk bisa merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan, dan mengawasi jalannya pendidikan, baik
pendidikan di dalam maupun di luar kelas.
c. Guru sebagai anggota organisasi profesi
Organisasi profesi diharapkan bisa mengarahkan tugas dan tanggung
jawab guru. Keberadaan organisasi ini bisa membantu guru menyelesaikan
berbagai kendala, baik di dalam maupun di luar kelas.
d. Guru sebagai spesialis hubungan masyarakat
Selain mengajar, guru juga harus bisa menjadi penghubung antara pihak
sekolah dan juga orang tua peserta didik. Baik buruknya citra sekolah di
pandangan masyarakat bergantung dari bagaimana output yang dihasilkan
oleh sekolah. Untuk itulah, perlu adanya komunikasi antara pihak sekolah
yang diwakili oleh guru dan pihak orang tua peserta didik.
3. Indikator Kinerja Guru
a. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
b. Penguasaan materi yang akan diajarkan
c. Penguasaan metode dan strategi mengajar
4. d. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
e. Kemampuan mengelola kelas
f. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
4. Sikap Profesional Guru dan Pengembangannya
Guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi
keguruannya dengan kemampuan tinggi. Untuk memahami beratnya profesi guru
karena harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian dalam bidang pendidikan
dan keahlian dalam bidang studi yang diajarkan, maka Kellough (dalam Deden,
2011) mengemukakan profesionalisme guru antara lain sebagai berikut.
1. Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.
2. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal
profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran
metodologi, membina siswa dan materi pelajaran.
3. Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-
harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.
4. Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan.
5. Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan kelas.
6. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko, dan siap
bertanggung jawab.
7. Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat.
Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun
layanannya, guru harus meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa
ketujuh sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selalu dipupuk dan
dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam pendidikan prajabatan
maupun setelah bertugas (dalam jabatan).
5. 5. Permasalahan yang dihadapi guru
a. Karakter siswa
Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter
sendiri, yang tidak dapat disamakan dengan orang lain, hukum ini juga
berlaku pada siswa. Dua puluh orang siswa yang anda hadapi, maka anda
berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus menemukan
sedikit persamaannya untuk menunjang penerapan model dan metode
pembelajaran, perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan lain
sebagainya.
b. Sikap dan perilaku
Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter
yang dimiliki oleh siswa, tetapi ini lebih di fokuskan lagi karena dari
semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan perilakulah yang
paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.
c. Minat dan bakat
Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa.
Penyaluran bakat dan minat siswa secara tepat dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan masalah bagi guru,
sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya
pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan
tindakan-tindakan negatif yang melanggar tata tertib sekolah. Gejala
kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon secara negatif tetapi patut
diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan bentuk kenakalan baru.
d. Daya serap siswa
Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya serap
siswa yang rendah terhadap materi pelajaran akan mengganggu rencana
guru, alokasi waktu belajar, dan lain sebagainya. Jangan terlalu cepat
mendiskreditkan siswa karena kelambatannya menerima materi, namun
sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat
6. mendorong siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan
menyerap materi yang diajarkan.
e. Kurangnya disiplin siswa
Kedisiplinan merupakan faktor penentu keberhasilan pembelajaran,
disiplin terhadap waktu, disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin
terhadap proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar di kelas yang
siswanya memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan
dibandingkan dengan mengajar di kelas yang memiliki disiplin rendah.
Akan tetapi guru tidak boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru
harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar pembelajaran berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
f. Siswa terlalu pasif
Pernahkah anda menemukan situasi seperti baik ditanya maupun
tidak mereka tetap diam?. Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit
memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham materi atau belum.
Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif sehingga
anda dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan
mereka terhadap materi yang diajarkan.
g. Tidak tenang di dalam kelas
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun aktivitas ini cukup
mengganggu anda dan siswa lainnya. Anda harus menemukan solusinya,
jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh jadi sumber
masalahnya adalah anda. Misalnya anda mengajar terlalu membosankan,
cara anda berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain
misalnya ruangan terlalu panas, banyak gangguan dari luar, meja dan kursi
tidak menyenangkan dan lain sebagainya.
h. Kepercayaan siswa pada anda
Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan
pembelajaran antara lain tentang keyakinan siswa pada anda. Keyakinan
dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada anda karena anda
7. menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang
anda ajarkan.
i. Pujian
Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari anda, saat ini banyak
guru mengabaikannya karena lebih menitikberatkan pada penyelesaian
materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang diperolehnya sehingga
mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
j. Hanya mengikut saja
Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang,
mereka tidak mau menjadi yang terdepan. Mudah saja menemukan siswa
seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang, tidak mau duduk
didepan. Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa tidak
memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini
telah berubah dari “diberi tahu” menjadi “mencari tahu”.
6. Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah berbagai tindakan, perilaku, ilmu, dan
praktik dalam mengelola segala rangkaian kegiatan serta proses pengendalian
usaha kerja sama sejumlah orang-orang dan sumber daya lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan dalam suatu organisasi
atau lembaga pendidikan tertentu.
7. Supervisi Pendidikan
Supervisi adalah aktivitas dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh
seorang profesional untuk membantu guru dan tenaga pendidikan lainnya dalam
memperbaiki bahan, metode dan evaluasi pengajaran dengan melakukan
stimulasi, koordinasi dan bimbingan secara kontinyu agar guru menjadi lebih
profesional dalam meningkatkan pencapaian tujuan sekolah.
8. Keterampilan dasar mengajar
8. Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus
(most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As.
Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasi seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu adalah
sebagai berikut.
1. Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui
sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan
guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang
diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
proses belajar mengajar.
Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada
pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa
pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan
dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa.
Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan sendiri,
mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama, mengajukan
pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab
sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Guru perlu memahami
tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan rasa ingin tahu, menstimulan fungsi
berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa,
mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang
diinginkan oleh guru dari siswa.
2. Keterampilan Memberikan Penguatan
Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan
sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik
bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan
9. balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi.
Penguatan terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif
bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa
sedangkan penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan
perilaku siswa yang tidak menyenangkan.
Penguatan positif untuk siswa SD seperti memberikan pujian, penghargaan
dan persetujuan atas perilakunya. Seringkali penguatan juga dapat ditunjukkan
dari ekspresi guru, mengajungkan jempol, tersenyum, penguatan dengan sentuhan
(mengusap kepala, menepuk pundak atau melakukan tos). Penguatan yang
diberikan secara konsisten dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.
3. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus
Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang
disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa
selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan
siswa dan kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi
stimulus dalam pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan
perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak
pandang dan gerak (eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi
wajah guru, perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan
media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru menggunakan yel-yel,
misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on you” atau dengan
bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan mengikuti
proses pembelajaran dengan baik
4. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan
informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti
sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Guru perlu memahami
prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab
dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai
10. dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan
bermakna.
Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang
dipilih haru sederhana, terang dan jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan
dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
diakhir pembelajaran.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan
menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini
menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas
ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat pesawat
yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan bagian
membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru dalam
pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen membukan kelas
meliputi: menarik perhatian, membangkitkan motivasi, dan apersepsi. Sebagai
contoh guru membuka kelas dengan membawa box tertutup yang isinya
dirahasiakan, dengan menggerakkan dan sambil bertaya “Siapa yang tahu isi box
ini?”. Kondisi ini akan sangat menarik perhatian peserta didik sehingga guru dapat
dengan mudah melanjutkan pada bagian inti pembelajaran.
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan pesawat, bagian penutup juga perlu
dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa atau mendadak ditutup. Komponen-
komponen dalam menutup kelas seperti: merangkum kelas, menyampaikan
rencana pembelajaran berikutnya, berikan pertanyaan yang membangkitkan rasa
ingin tahu untuk mempelajari materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru
11. harus menutup pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik
sebagai sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari.
Sebagai contoh menutup pelajaran: guru memberikan pertanyaan “apa
yang telah kalian pelajari hari ini”? lagu guru mempersilakan beberapa murid
untuk menjawab. Guru dapat memberikan kesimpulan di akhir. Lalu guru dapat
bertanya “adakah yang pernah melihat hasil kerajinan tangan dari barang bekas?”
tahukah kalian bahwa Indonesia masih menjadi negeri diurutan atas yang
memproduksi sampah plastik? Apakah hal ini benar?..” minggu depan kita akan
belajar bagaimana mengelola barang bekas menjadi barang berkelas!”. Berdoa
dan kelas berakhir.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat
meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan
strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan
masalah melalui proses yang memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif pada perbedaan pendapat dan membangun kerja
sama kelompok.
Guru dapat mempersiapkan kelompok kecil diskusi yang terdiri atas 2-4
orang. Pembagian anggota kelompok terdiri atas siswa dengan kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah atau mengelompokkan siswa berkemampuan tinggi dengan
tinggi, rendah dengan rendah dan sedang dengan sendang. Hal ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Guru perlu mempersiapkan materi pelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga
diskusi memberi manfaat bagi peserta didik.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek.
Dikatakan kompleks karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru
memiliki 25 keunikan dan karakter yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di
sekolah dasar, Guru harus dapat memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan
12. mengatasi kegaduhan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran
berlangsung.
Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru agar
suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu
memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti:
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan
keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat ditentukan oleh jam
terbangnya sebagai guru. Semakin sering guru mengajar di kelas maka semakin
meningkatnya keterampilannya dalam mengelola kelasnya, tentu dengan kemauan
untuk belajar dan menjadi lebih baik.
8. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan
Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali
dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini
biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam
pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1 orang untk
perorangan. Hal yang penting dalam pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus
meningkatkan kompetensi sosial dan kompentensi kepribadian. Karena dalam
situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan komunikasi dan hubugan yang
akrab sehingga siswa nyaman belajar.
9. Esensi dan Ranah Profesi Kependidikan
a. Pendidik
13. Orang yang mendidik, yang merupakan orang memberikan ilmu dan
pengetahuan baru bagi orang lain secara konsisten serta berkesinambungan.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan adalah merupsksn salah satu dari tiang
utama untuk bisa terlaksananya pendidikan. sehingga, kita tidak bisa dipungkiri
lagi bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang
mendidik atau tanpa seorang pendidik.
b. Tenaga Kependidikan
Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang Penyelenggaraan Pendidikan.