Dokumen tersebut membahas prosedur verifikasi pasien sebelum tindakan bedah untuk memastikan bahwa identitas dan rencana tindakan sesuai dengan pasien. Prosedur meliputi verifikasi identitas pasien, persetujuan tindakan, dan kelengkapan pemeriksaan pendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang alur pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit, mulai dari pendaftaran, triase, pemeriksaan oleh dokter, rujukan, dan pengisian rekam medis. Tujuannya adalah agar pasien dapat ditangani secara cepat dan optimal sesuai kondisinya.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Rapat bulanan komite mutu dan manajemen risiko RSPAD Gatot Soebroto membahas temuan hasil telusur di beberapa instalasi, meliputi IGD, ICU, hemodialisa, radiologi dan laboratorium. Rapat menetapkan tindak lanjut dan waktu penyelesaian masing-masing temuan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur transfer pasien antar ruang perawatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin. Prosedur ini mencakup persiapan transfer pasien, pelaksanaan transfer, dan dokumentasi serah terima antar perawat. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapat perawatan yang cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang alur pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit, mulai dari pendaftaran, triase, pemeriksaan oleh dokter, rujukan, dan pengisian rekam medis. Tujuannya adalah agar pasien dapat ditangani secara cepat dan optimal sesuai kondisinya.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Rapat bulanan komite mutu dan manajemen risiko RSPAD Gatot Soebroto membahas temuan hasil telusur di beberapa instalasi, meliputi IGD, ICU, hemodialisa, radiologi dan laboratorium. Rapat menetapkan tindak lanjut dan waktu penyelesaian masing-masing temuan.
Dokumen ini menjelaskan prosedur transfer pasien antar ruang perawatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin. Prosedur ini mencakup persiapan transfer pasien, pelaksanaan transfer, dan dokumentasi serah terima antar perawat. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapat perawatan yang cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai 7 indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mencakup kepatuhan penggunaan clinical pathway, kelengkapan assessment keperawatan, angka penundaan operasi elektif, kepatuhan waktu visite dokter spesialis, kepuasan pasien dan keluarga, angka kejadian pasien jatuh, serta angka kejadian infeksi luka operasi.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing danpkmsitugintung
Dokumen ini menjelaskan prosedur kontrol, pengujian, dan perawatan rutin peralatan medis di puskesmas untuk memastikan peralatan tersebut aman dan layak pakai. Petugas akan memeriksa dan menguji peralatan setiap bulan, memperbaiki gangguan bila perlu, dan melaporkan kepala puskesmas jika tidak dapat diperbaiki. Tujuannya adalah sebagai acuan dalam mengendalikan peralatan medis.
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docxIlhamWahyudi90
Keputusan Kepala Puskesmas Langsa Baro menetapkan kebijakan pelayanan klinis di puskesmas tersebut yang mencakup prosedur pendaftaran pasien, pengkajian medis, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, serta rencana rujukan pasien agar pelayanan berjalan sesuai standar dan menjamin hak serta keselamatan pasien.
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Lembar discharge planning berisi informasi pasien seperti nama, diagnosa, aturan diet, obat yang harus dikonsumsi, jadwal kontrol, dan keadaan pasien saat pulang dari rumah sakit seperti sembuh, pulang paksa, atau meninggal. Dokumen ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pasien dari rumah sakit.
Dokumen tersebut memberikan pedoman umum tentang observasi pasien gawat dan penatalaksanaan heacting di UGD, mencakup persiapan peralatan dan prosedur dasar untuk memantau kondisi pasien gawat secara berkala serta membersihkan dan menjahit luka terbuka.
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai 7 indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang mencakup kepatuhan penggunaan clinical pathway, kelengkapan assessment keperawatan, angka penundaan operasi elektif, kepatuhan waktu visite dokter spesialis, kepuasan pasien dan keluarga, angka kejadian pasien jatuh, serta angka kejadian infeksi luka operasi.
Rencana tindak lanjut pelatihan fasilitator pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular bagi kader posyandu di wilayah kerja Angkatan Gelombang II Angkatan 15 tahun 2022 meliputi pelaporan hasil pelatihan ke kepala puskesmas, sosialisasi hasil pelatihan ke pimpinan program dan wilayah, orientasi faktor risiko untuk kader posyandu, monitoring kegiatan posyandu, dan evaluasi capaian program.
Dokumen tersebut membahas standar akreditasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, khususnya bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan UKM. Terdapat 8 standar, 20 kriteria, dan 94 elemen penilaian yang menjabarkan tata cara perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan UKM di puskesmas secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing danpkmsitugintung
Dokumen ini menjelaskan prosedur kontrol, pengujian, dan perawatan rutin peralatan medis di puskesmas untuk memastikan peralatan tersebut aman dan layak pakai. Petugas akan memeriksa dan menguji peralatan setiap bulan, memperbaiki gangguan bila perlu, dan melaporkan kepala puskesmas jika tidak dapat diperbaiki. Tujuannya adalah sebagai acuan dalam mengendalikan peralatan medis.
7.1.1 SK tentang kebijakan pelayanan klinis.docxIlhamWahyudi90
Keputusan Kepala Puskesmas Langsa Baro menetapkan kebijakan pelayanan klinis di puskesmas tersebut yang mencakup prosedur pendaftaran pasien, pengkajian medis, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, serta rencana rujukan pasien agar pelayanan berjalan sesuai standar dan menjamin hak serta keselamatan pasien.
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Lembar discharge planning berisi informasi pasien seperti nama, diagnosa, aturan diet, obat yang harus dikonsumsi, jadwal kontrol, dan keadaan pasien saat pulang dari rumah sakit seperti sembuh, pulang paksa, atau meninggal. Dokumen ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pasien dari rumah sakit.
Dokumen tersebut memberikan pedoman umum tentang observasi pasien gawat dan penatalaksanaan heacting di UGD, mencakup persiapan peralatan dan prosedur dasar untuk memantau kondisi pasien gawat secara berkala serta membersihkan dan menjahit luka terbuka.
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan perawatan operasi, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan fisik pasien, jenis-jenis anestesi, tahapan perawatan pra-operasi, intra-operasi dan pasca-operasi, serta prinsip-prinsip kebersihan dan asepsis yang harus dipenuhi di ruang operasi.
Dokumen ini membahas pentingnya pelayanan bedah yang aman di fasilitas kesehatan. Ia menjelaskan bahwa bedah telah menjadi komponen penting dalam pelayanan kesehatan selama lebih dari satu abad. Dokumen ini juga menyarankan penggunaan daftar tilik dan proses verifikasi pasien, lokasi, dan prosedur sebelum bedah untuk mencegah kesalahan. Terakhir, dokumen ini menjelaskan cara menerapkan ped
1. Dokumen ini membahas pentingnya dokumentasi keperawatan yang baik dan benar di lingkungan perioperatif, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan pasien, hingga evaluasi hasil tindakan.
2. Dijelaskan standar hasil dan diagnosis keperawatan yang direkomendasikan oleh AORN untuk memfasilitasi penilaian respon pasien terhadap intervensi.
3. Pendokumentasian harus mencakup rencana perawatan lengkap, termasuk identifik
Standar prosedur operasional untuk mendampingi visite dokter di ruang rawat inap di RSU Wisata UIT Makassar memberikan pedoman kepada perawat untuk mempersiapkan pasien dan alat, membantu proses pemeriksaan, serta mencatat instruksi dan resep dokter.
Dokumen ini menjelaskan prosedur penerimaan pasien di unit hemodialisa RSU Wisata UIT Makassar. Prosedur ini mencakup verifikasi identitas pasien, konfirmasi diagnosa dan lokasi fistula, serah terima antar perawat, dan pemindahan pasien ke tempat hemodialisa untuk memastikan persiapan yang baik sebelum tindakan dilakukan.
KARS mengatur enam sasaran keselamatan pasien untuk meningkatkan keselamatan di rumah sakit. Sasaran-sasaran ini meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, keamanan obat, kepastian prosedur operasi, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko jatuh pasien.
Dokumen tersebut merupakan rencana perbaikan strategis rumah sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang untuk memenuhi standar hak pasien dan keluarga. Rencana ini mencakup 13 langkah perbaikan yang meliputi pemberian informasi kepada pasien, penanganan keluhan, dan etika penelitian. Langkah-langkah tersebut akan dievaluasi capaiannya dan ditangani oleh berbagai pihak terkait.
Dokumen ini membahas langkah-langkah persiapan pasien rujukan dari fasilitas kesehatan primer ke fasilitas rujukan yang lebih tinggi untuk memastikan pasien dalam kondisi stabil dan aman selama perjalanan, meliputi penjelasan alasan rujukan, pemberian informasi kepada pasien dan keluarga, penandatanganan surat persetujuan, penyiapan surat rujukan dan dokumen medik pasien, serta memastikan kondisi kese
apa yg harus saya lakukan ?
Sutoto.KARS 58
Sebelum Penutupan Luka (Time-
out):Apakah .......
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
3. Semua kassa, jarum dan benda asing sudah
dihitung dan dikonfirmasi lengkap
4. Pemberian antibiotik propillaksi sdh diberikan
dalam 60 menit sebelumnya
5. Antisipasi post operasi:
Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang prosedur penatalaksanaan abortus insipiens di Puskesmas Sumberagung. Prosedur tersebut meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien, diagnosa penyakit, penjelasan diagnose kepada pasien, observasi tanda vital pasien, dan jika kondisi stabil rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk pengeluran hasil konsepsi.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. PELAYANAN TENTANG TEPAT PROSEDUR OPRASI
No. Dokumen
15/SPO/SKP/
RSU.FB/VI/2
015
No. Revisi
-
Halaman
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL
(SPO)
Tanggal
Terbit
21 Juni 2015
Ditetapakan
Direktur RSU FULL BETHESDA
Dr. Antonius B.P Simangusong, Sp.A,MHA,PhD
Direktur
PENGERTIAN
Tahapan verifikasi yang harus dilakukan sebelum dilakukan tindakan
pembedahan
TUJUAN
Memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur
KEBIJAKAN
Standardisasi untuk memastikan prosedur benar konsisten dilaksanakan
pada pasien yang benar
PROSEDUR 1) Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur, rencana,
opsi, dan resiko operasi
2) Buat dan dokumentasikan semua prosedur, termasuk prosedur yang
lengkap, sisi, dan rencana anestesi
3) Pastikan praktisi mempunyai informasi terkini mengenai status medis
pasien, rencana prosedur-buat catatan pasien
4) Verifikasi dokumen informed consent untuk mengidentifikasi pasien
secara benar
5) Siapkan semua hasil tes laboratorium yang relevan dan verifikasi
identifikasi pasien
6) Tandai sisi operasi yang akan dioperasi oleh orang yang akan
melaksanakan operasi, gunakan tanda yang jelas, dan libatkan pasien
saat memberikan tanda
2. PROSEDUR
7) Verifikasi pasien yang benar dengan 2 identifikasi (nama dan no Rekam
Medis)
8) Verifikasi rencana prosedur
9) Verifikasi prosedur operasi
10) Verifikasi posisi yang benar pada meja operasi
11) Verifikasi kesiapan alat, implan, protesa
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Operasi
2. Rawat Inap
3. VK / Kamar Bersalin
4. 4.instalasi Gawat Darurat
3. PENANDAAN LOKASI PRA PEMBEDAHAN DI KAMAR
OPERASI
No. Dokumen
16/SPO/SKP/
RSU.FB/VI/
2015
No. Revisi
-
Halaman
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL
(SPO)
Tanggal
Terbit
21 Juni 2015
Ditetapakan
Direktur RSU FULL BETHESDA
Dr. Antonius B.P Simangusong, Sp.A,MHA,PhD
Direktur
PENGERTIAN
Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk semua
kasus termasuk insisi, multipel struktur, dan multipel level oleh operator
yang akan melakukan tindakan
TUJUAN
1) Untuk memastika tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan dioperasi
2) Pasien dan atau keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan
dioperasi
KEBIJAKAN
1) Semua tindakan kedokteran operatif harus sepengetahuan pasien dan atau
keluarga terhadap bagian tubuh yang akan dilakukan operasi
2) Penandaan lokasi operasi dilakukan oleh operator yang akan melakukan
tindakan
PROSEDUR
1) Ucapkan salam, “Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore Bapak/Ibu”,
perkenalkan diri, “Saya.. (nama)”, jelaskan profesi/unit kerja.
2) Jelaskan tugas yang akan dilakukan
3) Pastikan identitas pasien pada gelang pasien, tanyakan nama, tempat
tanggal lahir, no RM
4) Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien dan atau
keluarga pasien
5) Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah luntur dan
mudah dikenali dengan melibatkan pasien saat dilakukan penandaan
lokasi operasi tersebut
6) Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka telah
4. memahami dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan operasi
7) Ucapkan terimakasih, dan semoga semuanya dapat berjalan dengan baik.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Operasi
2. Rawat Inap
3. VK / Kamar Bersalin
4. 4.instalasi Gawat Darurat
5. PEMASTIAN PASIEN PRA PEMBEDAHAN DI KAMAR OPERASI
No.
Dokumen
17/SPO/SKP
/RSU.FB/VI/
2015
No. Revisi
-
Halaman
1
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL
(SPO)
Tanggal
Terbit
21 Juni 2015
Ditetapakan
Direktur RSU FULL BETHESDA
Dr. Antonius B.P Simangusong, Sp.A,MHA,PhD
Direktur
PENGERTIAN
Prosedurpemastianketepatanpasiensebelumdilakukantindakanpembedahan
TUJUAN
Memastikan kesesuaian identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan
KEBIJAKAN
Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sesuai dengan
data yang telah dilampirkan
PROSEDUR
1. Ucapkan salam, “Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore
Bapak/Ibu”, perkenalkan diri, “Saya.. (nama)”, jelaskan profesi/unit
kerja.
2. Pastikan identitas pasien (crosscheck) meliputi nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, alamat
3. Pastikan pasien telah diberi informed consent sebelum masuk ruang
operasi
4. Pastikan kelengkapan pemeriksaan penunjang yang mendukung
pembedahan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Operasi
2. Rawat Inap
3. VK / Kamar Bersalin
4. 4.instalasi Gawat Darurat
6. PEMASTIAN PASIEN PRA PEMBEDAHAN DI KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
STANDAR
PROSEDUR
OPRASIONAL
(SPO)
Tanggal Terbit Ditetapakan
Direktur RSU FULL BETHESDA
Dr. Antonius B.P Simangusong, Sp.A, MHA, PhD
PENGERTIAN
Prosedurpemastianketepatanpasiensebelumdilakukantindakanpembedahan
TUJUAN
Memastikan kesesuaian identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan
KEBIJAKAN
Semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sesuai dengan data
yang telah dilampirkan
PROSEDUR
1. Ucapkan salam, “Assalamualaikum,selamatpagi/siang/sore Bapak/Ibu”,
perkenalkandiri,“Saya..(nama)”, jelaskan profesi/unitkerja.
2. Pastikanidentitaspasien(crosscheck) meliputi nama,tanggal lahir,jenis
kelamin,alamat
3. Pastikanpasientelahdiberi informedconsentsebelummasukruang
operasi
4. Pastikankelengkapanpemeriksaanpenunjangyangmendukung
pembedahan
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Operasi
2. Rawat Inap
3. VK / Kamar Bersalin
4. I 4.instalasi Gawat Darurat