SlideShare a Scribd company logo
66 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING
TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA SD NEGERI TAHUNAN YOGYAKARTA
THE EFFECTS OF THE USE OF E-LEARNING
ON THE LEARNING MOTIVATION ANDACHIEVEMENT IN MATHEMATICS
OF THE STUDENTS OF SD NEGERI TAHUNAN YOGYAKARTA
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
STKIP Hamzanwadi Selong, Universitas Negeri Yogyakarta
janganletih@gmail.com, -
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan e-learning
terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Populasi
penelitian ini adalah siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta dengan sampel siswa kelas IVA dan IVB
yang berjumlah 66 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun
2012. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan posttest-only
control-group design. Statistik analisis uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata dua buah
kelompok dan uji T2
Hotteling’s Trace untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning terhadap
motivasi dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui motivasi belajar siswa
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,008 atau lebih kecil dari α 5% dan prestasi belajar siswa
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 atau lebih kecil dari α 5% yang berarti bahwa: Ada
perbedaan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa menggunakan e-learning di SD Negeri
Tahunan Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji T2
Hotteling’s Trace diketahui nilai signifikasi sebesar
0,001 atau lebih kecil dari α 5% dan rata-rata skor angket untuk motivasi belajar siswa kelompok
eksperimen sebesar 74,03 dan kelompok kontrol sebesar 70,42 dan rata-rata skor tes untuk prestasi
belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 15,45 dan kelompok kontrol sebesar 12,09 yang berarti
bahwa ada pengaruh positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa di SD
Negeri Tahunan Yogyakarta.
Kata kunci : e-learning, motivasi, prestasi
Abstract
This study aims to find out how the effects of the use of e-learning on the students’ learning
motivation and outcomes in mathematics of the students of SD Negeri Tahunan Yogyakarta.The
research population comprised Grades IV A and IV B students of SD Negeri Tahunan Yogyakarta with
a sample consisting of 66 students. This study was conducted from May to June 2012. It was a quasi-
experimental study employing the posttest-only control-group design. In this study, the experimental
group received a special treatment while the control group learned as usual. T-test used to determine
the mean difference of two group. And Trace Hotteling's T2 test to determine the effect of the use of e-
learning on students' motivation and achievement. Based on the results of t-test, the students’ learning
motivation shows a significance value of 0.008, which is smaller than the alpha of 5%, and the
students’ learning achievement show a significance value of 0.003, which is smaller than the α of 5%,
indicating there are differences in mathematics achievement and motivation of students using e-
learning. Base on the result T2
Hotteling's Trace test, shows a significance value of 0.001 or less than
α of 5%, and the mean score learning achievment of those in the experimental group is 15.45 and that
in the control group is 12.09 and score of the learning motivation of those in the experimental group
was 74.03 and that in the control group is 70.42, indicating that learning mathematics through e-
learning has positive effects on the students’ learning motivation and learning achievment in SD
Negeri Tahunan Yogyakarta
Keywords: e-learning, motivation, achievement
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
67
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
Pendahuluan
Pelajaran Matematika adalah salah sa-
tu mata pelajaran wajib diajarkan kepada siswa
dari tingkat SD sampai SMA. Jumlah jam pa-
ling banyak, 5 jam pelajaran perminggu mem-
buktikan bahwa mata pelajaran matematika
membutuhkan perhatian lebih banyak daripada
mata pelajaran lainnya. Bagi guru, mata pela-
jaran matematika membutuhkan kerja keras un-
tuk membimbing siswa untuk mencapai kriteria
yang sudah ditentukan atau Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Bagi siswa, secara umum
pelajaran matematika menjadi pelajaran yang
menakutkan dalam pembelajaran, tidak jarang
siswa banyak yang gagal hanya karena satu ma-
ta palajaran yaitu matematika. Pelajaran mate-
matika sebagai mata pelajaran yang identik
dengan berhitung dan selalu bergelut dengan
angka-angka salah satu faktor yang membuat
siswa malas mempelajarinya. Hal yang demi-
kian harus benar-benar diluruskan oleh guru
matematika sekolah dasar mulai dari sekarang.
Matematika memang tidak bisa lepas
dari angka, membilang, menghitung dan seba-
gainya, namun semua topik pembicaraan da-
lam matematika semuanya bermuara pada pe-
nyelesaian masalah. Pendekatan penyelesaian
masalah dalam pembelajaran matematika harus
dilakukan pendidik sejak dini untuk melatih
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masa-
lah-masalah matematika. Seperti yang diung-
kapkan oleh Kennedy, Tipps dan Jhonson,
(2008, p.3)
“…Problem solving related to all mathe-
matical topic; number, operation, statistcs,
mea-surement, probability, geometry, and
algebra. The content is connected to living,
working, and solving problems in a techno-
logical and informations-based society…”
Penyelesaian masalah berhubungan de-
ngan semua topik matematika; bilangan, opera-
si hitung, statistik, pengukuran, peluang, geo-
metri, dan aljabar. Topik tersebut berhubungan
dengan kehidupan, pekerjaan dan penyelesaian
masalah sosial berbasis teknologi dan infor-
masi.
Jadi, tujuan pembelajaran matematika
adalah untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari atau matematika adalah
pelajaran untuk menyelesaikan masalah. Oleh
sebab itu mata pembelajaran matematika se-
yogyanya lebih menfokuskan pada penyelesai-
an masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pen-
dekatan penyelesaian masalah menjadi sangat
penting dalam mempelajari matematika. Siswa
dapat lebih dilibatkan dalam penyelesaian ka-
sus-kasus sehari-hari seperti bagaimana setiap
siswa mengelola uang saku sebagian untuk
belanja di kantin dan sebagian ditabung, dengan
simulasi kasus yang dapat diperankan oleh
siswa. Kreatifitas dan usaha guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam meyajikan kasus-kasus yang
harus diselesaikan siswa. Salah satunya dengan
memanfaatkan teknologi infor-masi di sekolah.
Perkembangan Information Communi-
cation Technology (ICT) atau di Indonesia
dikenal dengan Teknologi Informasi Komuni-
kasi (TIK) mempermudah guru dalam mereali-
sasikan amanat PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 8
mengenai standar sarana dan prasarana yang
diperlukan termasuk penggunaan teknologi in-
formasi dan komunikasi. Bentuk realisasi peng-
gunaan teknologi komunikasi informasi di-
antaranya adalah menerapkan e-learning dalam
dunia pendidikan termasuk pendidikan di
sekolah dasar (SD).
Perkembangan pendidikan di Indone-
sia semakin lama semakin baik, pemerintah se-
makin memerhatikan pendidikan terutama pen-
didikan dasar. Dana pendidikan yang begi-tu
besar dikeluarkan pemerintah untuk pengem-
bangan pendidikan harus dimanfaat dengan
sangat baik untuk mencapai tujuan pendidikan
yang berkualitas. Sekolah-sekolah pada saat ini
belomba-lomba untuk mengembangkan pendi-
dikan masing-masing, salah satunya dengan
melengkapi sarana dan prasarana sekolah de-
ngan membuat pusat teknologi informasi. Peng-
adaan peralatan maupun perlengkapan tekno-
logi informasi menjadi prioritas utama dan pa-
ling banyak menghabiskan anggaran sekolah.
Tidak sampai di situ sekolah juga mengeluar-
kan dana yang tidak sedikit untuk mengadakan
software pembelajaran. Demikian juga untuk
promosi, publikasi dan sosialisasi sekolah. Su-
dah banyak sekolah-sekolah yang memunyai
website mandiri dengan biaya langganan per-
tahun.
Fasilitas mahal dan canggih semesti-
nya bisa menghasilkan output yang jauh lebih
baik. Pengadaan sarana dan prasarana tekno-
logi informasi di sekolah diharapkan mampu
memberikan kontribusi untuk pemahaman sis-
wa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini
dilandasi dengan alasan, teknologi informasi
dapat membantu pembelajaran dalam men-
ciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
68
dalam bentuk multimedia interaktif yang me-
narik. Guru harus memunyai kompetensi yang
baik untuk bisa memanfaatkan tekonologi infor-
masi yang sudah ada dan juga keterampilan
maupun kreatifitas guna pengembangan pem-
belajaran yang lebih baik dan menarik. Kemam-
puan ini sangat penting untuk memaksimalkan
penggunaan sarana prasarana teknologi infor-
masi yang telah disediakan oleh sekolah mau-
pun pemerintah sehingga tidak ada lagi terlihat
sarana dan prasarana yang terbengkalai hanya
sebagai hiasan ruangan dan pelengkap identitas
sekolah.
Guru sekolah dasar merupakan guru
kelas yang mengajarkan semua mata pelajaran.
Semakin tinggi kelas yang diampu semakin ba-
nyak materi pelajaran yang harus diajarkan.
Mengingat bahwa guru sebagai bagian dari
keluarga dan masyarakat tentu akan menguras
tenaga dan fikiran yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran, sehingga kurang maksi-
mal dalam mengajar siswa sehingga motivasi
belajar siswa semakin lama semakin berku-
rang. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih
dengan menghadirkan sesuatu yang baru dalam
proses pembelajaran salah satunya dengan
penggunaan e-learning dalam proses pembel-
ajaran.
Menurut Tafiardi, (2005, p.85) E-
learning adalah suatu model pembelajaran yang
dibuat dalam format digital melalui pe-rangkat
elektronik. Menurut Juri, (2008, p.5) dalam jur-
nalnya yang berjudul penerapan e-learning
dalam pembelajaran suatu langkah inovasi
menyimpulkan: (1) Kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan dengan pemanfaatan e-learning
(Pemanfaatan teknologi komunikasi dan infor-
masi dalam pembelajaran); (2) E-learning me-
rupakan inovasi yang sangat tepat untuk
dikembangkan di sekolah dasar saat ini sesuai
dengan perkembangan teknologi yang sedemi-
kian pesat, demikian pula dengan perkembang-
an informasi yang tak kalah pesatnya.
Lingkungan di luar sekolah begitu ce-
pat menerima dan mengaplikasikan pengguna-
an teknologi daripada lingkungan sekolah.
Masyarakat sudah banyak yang menggunakan
gadgets atau perangkat-perangkat elektronik
untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan me-
reka baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
di tempat kerja. Hal ini karena banyaknya man-
faat yang diperoleh dari penggunaan alat
komunikasi tersebut diantaranya dapat meng-
hemat waktu dan biaya. Selain bentuk yang
menarik pengoperasianya pun sangat mudah,
bahkan tidak perlu waktu yang lama untuk bel-
ajar, cukup dengan melihat sekilas orang sudah
bisa menggunakannya.
Penggunan multimedia dalam pembel-
ajaran dapat membuat siswa lebih merasa
senang karena suasana pembelajaran akan
terasa berbeda dari hari biasanya. House, J. D.
dalam jurnalnya yang berjudul.
The motivational effects of specific
instructional strategies and computer use for
mathematics learning in Japan: Finding from
the third international mathematics and sci-
ence study (TIMSS) yang dimuat dalam jurnal
internasional ProQuest menemukan bahwa;
“Students who indicate a higher level
enjoyment for learning mathematics reported
that their teachers more frequently showed
them how to do mathematics problems in their
lessons and that they more frequently used
computer and worked from worksheet or
textbooks”
Siswa yang merasa senang belajar ma-
tematika mengatakan kalau guru mereka lebih
sering menunjukkan bagaimana menyelesaikan
masalah matematika dalam pembelajaran dan
mereka lebih sering menggunakan komputer
dan mengerjakannya pada lembar kerja atau
buku mereka.
Peningkatkan prestasi belajar tidak bi-
sa dicapai dengan cepat dan mudah, membu-
tuhkan waktu dan proses yang panjang. Salah
satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan
meningkatkan prestasi belajar secara bertahap
dari waktu ke waktu selama proses pembel-
ajaran tiap semester. Prestasi belajar yang se-
makin baik secara bertahap akan menghasilkan
dampak yang melekat dengan kuat dan ber-
tahan lama pada siswa. Sekolah maupun peme-
rintah telah melakukan berbagai cara untuk
meningkatkan jumlah dan kualitas kelulusan
salah satunya dengan membuat regulasi di
bidang pendidikan dengan menerapkan standar
kelulusan, tujuannya agar siswa lebih giat da-
lam belajar. Program pemerintah tersebut da-pat
berjalan maksimal jika didukung oleh peran
serta guru dalam memaksimalkan proses belajar
mengajar dengan baik. Guru dapat meng-
gunakan berbagai teknik mengajar yang kreatif
agar siswa dapat menyerap materi pembelajaran
dengan maksimal.
Berdasarkan uraian di atas peneliti
ingin menemukan apakah e-learning dapat
digunakan untuk mengembangkan pembela-
jaran yang efektif dan efisien dengan peman-
faatan sarana dan prasarana teknologi infor-
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
69
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
masi di sekolah. Penggunan e-learning dalam
proses belajar mengajar di kelas diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk lebih giat bel-
ajar guna memeroleh prestasi belajar yang
maksimal.
Anak usia 6-11 tahun atau disebut juga
perkembangan anak masa pertengahan merupa-
kan usia anak untuk mulai mengenal lingkung-
an kecil masyarakat yang disebut sekolah
(Berk, 2007, p.8). Pada masa ini siswa meng-
alami perkembangan fisik, kemampuan berfikir,
keterampilan, sikap dan perkembangan psiko-
sosial yang pesat. Anak semakin sering ber-
interaksi dengan dengan orang lain yang ber-
beda-beda setiap hari. Hal ini akan memberikan
pengalaman-pengalaman baru dari setiap orang
yang dijumpai.
Menurut Dahar, (1988, p.185), Individu
pada usia 7-11 tahun mengalami tahap perkem-
bangan intelektual operasional konkret. Ini ber-
arti anak memiliki operasi-operasi logis yang
dapat diterapkannya pada masalah-masalah
konkret. Tahapan berfikir dan bersikap anak
pada masa ini lebih bersifat konkret, mereka
akan mudah menerima sesuatu dalam bentuk
aktivitas motorik oleh karena itu mereka lebih
senang bermain dengan teman-temannya, arti-
nya kegiatan berupa aksi sangat digemari oleh
anak-anak pada usia ini. Kunci pembelajaran
yang efektif untuk anak usia sekolah dasar ada-
lah membuat suasana belajar yang menyenang-
kan bagi anak. Salah satu caranya adalah ber-
main sambil belajar.
Pola pembelajaran yang diterapakan
oleh guru-guru di sekolah-dasar menurut
Supriyadi, (2010, p.1); (1) Guru saja yaitu pola
pembelajaran dengan guru sebagai satu-satu-
nya sumber belajar; (2) Guru dengan media
yaitu pola pembelajaran yang dilakukan guru
dengan dibantu oleh media pembelajaran; (3)
Media saja yaitu pola pembelajaran yang ha-
nya menggunakan media saja tanpa didampi-
ngi oleh guru.
Pola pembelajaran pertama disebut
konvensional, yang menempatkan “guru saja”
sebagai komponen utama dalam sistem pem-
belajaran. Tatap muka penuh dengan siswa di-
lakukan oleh guru itu karena semua informasi
berasal dari guru. Pola pembelajaran kedua
adalah yang paling banyak dipraktekkan se-
karang; gurunya disebut “guru dengan media”,
yang menggunakan alat bantu audio visual
untuk membantu kegiatan pembelajaran, namun
peran guru masih tetap sentral; dialah yang
memutuskan bagian media yang akan disajikan
atau tidak disajikan kepada siswa pola pem-
belajaran ketiga adalah yang paling independen
karena siswa dapat berhubungan langsung de-
ngan media.
Pembelajaran yang tepat untuk anak
sekolah dasar adalah opsi b dan c yaitu pola gu-
ru dan media, atau media saja karena dapat
melibatkan langsung siswa dalam proses pem-
belajaran. Dengan melibatkan siswa dalam pro-
ses pembelajaran akan memberikan hasil yang
lebih baik karena bersesuaian dengan kerakter
siswa sekolah dasar yang aktif dan ingin selalu
mencoba hal-hal yang baru. Penggunaan media
elektronik adalah salah satu metode pembel-
ajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pro-
ses pembelajaran. Dengan menghadirkan media
elektronik dalam proses pembelajaran dapat
memberikan motivasi yang positif kepada siswa
untuk lebih tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Perkembangan teknologi komunikasi
saat ini semakin maju. Saat ini kebanyakan
orang sudah memanfaatkan teknologi infor-
masi dengan menggunakan jaringan data pada
komputer dengan cara menghubungkan kom-
puter satu ke komputer lain. Teknologi kom-
puter saat ini semakin berkembang pesat dan
berkesinambungan, mulai dari perangkat-pe-
rangkat komputer, aksesori dan software terus
mengalami pertumbuhan, baik dalam jumlah
dan kualitas yang semakin lama semakin kom-
pleks. Begitu juga dengan software pendidikan
maupun software pembelajaran yang sangat
mudah kita temukan saat ini. Software pem-
belajaran menurut Hartono, (2011, p.1) adalah
software yang berisi materi pembelajaran seko-
lah yang isinya sudah disesuaikan dengan kuri-
kulum yang berlaku.
Software pembelajaran tersebut dapat
kita manfaatkan sebagai sumber materi pem-
belajaran di sekolah dasar. Dalam hal ini diper-
lukan suatu keterampilan khusus untuk men-
jalankannya, diantaranya keterampilan meman-
faatkan atau mengoperasikan komputer, dan
penguasaan dalam menggunakan software apli-
kasi pembelajaran tersebut. Sekolah membutuh-
kan guru yang terampil mengoperasikan kom-
puter dan mampu menjalankan beberapa soft-
ware terutama software pembelajaran atau soft-
ware pendidikan lainya. Guru juga harus
mengetahui karakteristik belajar siswa agar da-
pat menentukan jenis teknologi media yang
mana yang tepat untuk diterapkan. Guru harus
tahu bagaimana siswanya belajar. The most
effective use technology and media if you
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
70
(teacher) have basic understanding of how your
students learn (Smaldino, Lowther dan Russell,
2008, p.9). Jika hal ini terpenuhi maka tekno-
logi komunikasi dan informasi yang ada dapat
digunakan dengan baik dalam proses pembel-
ajaran.
Tugas guru adalah mencari dan menen-
tukan media yang tepat dengan memerhatikan
kriteria atau pedoman pemilihan media untuk
menghindari dari kecerobohan dalam pemilihan
media karena menentukan keefektifan proses
pembelajaran.
Menurut Tafiardi, (2005, p.90) Pelak-
sanaan E-learning, diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu: (a) Dilaksanakan melalui cara lang-
sung artinya pada saat instruktur memberikan
pelajaran, murid dapat langsung mendengar-
kan; (b) Dilaksanakan melalui cara tidak lang-
sung misalnya pesan dari instruktur direkam
dahulu sebelum digunakan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
pengertian pembelajaran menggunakan e-learn-
ing yang digunakan pada penelitian ini adalah
proses pembelajaran efektif yang diciptakan
dengan cara menggabungkan konten pembel-
ajaran yang disampaikan secara digital dengan
menggunakan perangkat-perangkat elektronik
untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
proses pembelajaran siswa di sekolah dasar.
Dari pengertian di atas ada 2 hal penting dalam
penggunaan e-learning pada pe-nelitian ini:
software pembelajaran, perangkat elektronik.
Software Pembelajaran.
Software pembelajaran adalah soft-
ware yang berisi materi pembelajaran sekolah
yang isinya sudah disesuaikan dengan kuriku-
lum yang berlaku. Software itu ada yang ber-
sifat stand-alone, yaitu memuat semua materi
yang diperlukan, sehingga dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan sumber belajar lain. Penyajian-
nya pun sudah mengikuti teori-teori pembel-
ajaran sehingga siswa dapat menggunakan
software itu secara langsung.
Perangkat Elektronik
Perangkat elektronik adalah electronic
device atau alat yang digunakan untuk men-
jalankan software pembelajaran atau menam-
pilkan software pembelajaran. Beberapa pe-
rangkat tersebut memunyai fungsi masing-
masing yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya. Beberapa contoh perangkat elek-
tronik yang dapat menjalankan software pem-
belajaran yang diambil dari Wikipedia.
Karakteristik e-learning ini antara lain
menurut Tafiardi, (2005, p.91) adalah: (a) Me-
manfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan
sesama guru dapat berkomunikasi dengan rela-
tif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
bersifat protokoler; (b) Memanfaatkan keung-
gulan komputer (digital media dan computer
networks); (c) Menggunakan bahan ajar bersifat
mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan
siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya; (d) Memanfaat-
kan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
Karakteristik e-learning yang diguna-
kan pada penelitian ini proses pembelajaran
efektif yang diciptakan dengan cara mengga-
bungkan konten pembelajaran yang disampai-
kan secara digital dengan menggunakan pe-
rangkat-perangkat elektronik dalam proses
pembelajaran siswa di sekolah dasar.
Melakukan aktivitas atau pekerjaan
dengan motivasi yang besar dan kuat akan
memeroleh hasil yang maksimal, sebaliknya
jika tidak didasari dengan motivasi yang besar
dan kuat maka akan memeroleh hasil yang
minimal, fakta ini berlaku dalam setiap bidang
pekerjaan termasuk juga dalam pendidikan di
sekolah.
Motivasi adalah kekuatan dorongan
dari dalam yang ada pada diri seseorang untuk
bertindak dengan cara-cara tertentu (Gulo,
2007, p.46). Motivasi yang besar mampu men-
jadikan seorang yang tidak mampu menjadi
mampu, orang yang tidak bisa menjadi bisa.
Motivasi dalam belajar merupakan hal yang
sangat penting untuk menunjang keberhasilan
pendidikan.
Pendidik maupun peserta didik tidak
bisa lepas dari motivasi, artinya pendidik dan
peserta didik harus sama-sama memunyai
motivasi dalam pembelajaran jika ingin pem-
belajaran tersebut berhasil dan tuntas. Moti-
vation to learn is critically infortant to students
and teachers (Slavin, 2006, p.344). Motivasi
untuk belajar sangat penting untuk siswa dan
guru. Memotivasi guru dalam meng-ajar sangat
penting, baik oleh sekolah maupun pemerintah
dengan program-program dan insentif dari
sekolah maupun pemerintah. Sedangkan untuk
memotivasi siswa adalah tanggung jawab penuh
oleh guru, guru harus punya kemampuan
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
71
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
pedagogis yang baik dalam menghadapi siswa
di dalam kelas untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif. Efective teaching depends on more
than just teacher subject-mater knowledge an
general pedago-gical skills or even pedagogical
content knowledge. (Moore, 2004, p.9) Selama
ini guru dipandang sebagai pekerjaan yang mu-
dah, hanya berdiri depan kelas, menerangkan
mate-ri, memberi tugas dan pulang kasi PR itu
sudah guru, tapi guru sebenarnya sama dengan
life skill lainnya yang membutuhkan keteram-
pilan, tidak semua orang punya bakat mengajar
atau tidak semua guru punya jiwa guru atau
sense of teacher. The best teachers are those
who have a real passion for their subject.
(Simmons & Hawkins, 2010, p.5).Guru terbaik
adalah mereka yang memiliki jiwa semangat
pada bidangnya. Sudah saatnya pembelajaran
menggunakan pendekatan yang disebut dengan
the skill-based approach to teaching atau pen-
dekatan pembelajaran berbasis skils. (Moore,
2004, p.4).
Dilihat dari sumbernya motivasi diba-
gi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
ekstrensik (Slavin, 2006, p.334). Motivasi in-
trinsik atau dorongan dari dalam (intrinsic
incentive) adalah motivasi yang bersumber dari
dalam individu dan motivasi ekstrinsik atau
dorongan dari luar (extrinsic incentive) adalah
motivasi yang bersumber dari luar individu.
Motivasi Intrinsik
Motivasi intriksik adalah motivasi yang
muncul dari dalam individu atau dorongan
yang berasal dari dalam individu itu sendiri.
Misalnya seorang siswa yang sangat senang
mengambil program fotografi atau teknik oto-
motif dan mau bekerja keras walaupun prog-
ram tersebut tidak menawarkan imbalan. Da-
lam hal ini dorongan dari dalam atau (intrinsic
incentive) cukup untuk memotivasi mereka
untuk belajar fotografi atau teknik otomotif.
(Slavin, 2006, p.334).
Motivasi Ekstrinsik
Siswa menerima kurang lebih 900 jam
pelajaran per tahun, dan intrinsic incentive atau
dorongan dari dalam individu sendiri tidak
akan mampu menjaga antusiasme siswa untuk
belajar. Dalam hal ini guru harus memberikan
dorongan dari luar atau extrinsic incentive be-
rupa: penghargaan, penguatan atau range nilai
untuk membedakan siswa yang satu dengan
yang lain. (Slavin, 2006, p.334).
Beberapa peneliti juga mengemukakan
pendapatnya salah satunya adalah (Frith,1997,
p.1) dalam jurnalnya Motivation to Learn
menyimpulkan:
“Motivation to learn is paramount to stu-
dent success. The sources of motivation are
complex. The motivation to learn is personal
and comes from within an individual, but
can be influenced by external factors. Edu-
cators must keep the principles of motivation
at the fore front of all instructional design.
The applications of motivation theory are
limited only by one's imagination. The con-
cepts learner motivation underline the im-
portance of learner analysis in instructional
design.”
Motivasi belajar sangat penting untuk
keberhasilan siswa. Sumber motivasi sangat
komplek. Motivasi untuk belajar bersifat pri-
badi dan berasal dari dalam diri individu,
namun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari
luar dan pendidik harus mengedepankan prin-
sip-prinsip motivasi setiap kali memberikan
pelajaran.
Komponen motivasi merupakan faktor
yang mempengaruhi motivasi. Terdapat tiga
komponen utama dalam motivasi, yaitu: (i)
kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan.
(Dimyati dan Mudjiono, 2006, p.80). Kebutuh-
an terjadi bila individu merasa terdapat ketidak-
seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang
ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan
mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka
untuk memenuhi harapan, jadi dorongan ber-
orientasi pada pemenuhan harapan dan pen-
capaian tujuan. Dorongan yang berorientasi
pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi,
sedangkan tujuan adalah hal-hal yang ingin
dicapai oleh seseorang atau individu. Tujuan
tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini
perilaku belajar.
Cara meningkatkan motivasi intrinsik
menurut Slavin, (2006, p.336-338) adalah: (a)
Arousting interest (membangkitkan minat); (b)
Maintaining curiosity (memelihara rasa ingin
tahu); (c) Using a variety of interesting pre-
sentation modes (menggunakan berbagai mode
presentasi yang menarik); (d) Helping Students
Set Their Own Goals (membantu siswa menen-
tukan tujuannya sendiri)
Dari uraian di atas motivasi belajar
memunyai arti sebagai urutan peristiwa yang
mungkin termasuk perhatian, relevansi, keper-
cayaan diri dan kepuasan. Dengan adanya
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
72
motivasi seseorang dapat bertindak secara ter-
organisir sehingga tujuan dapat tercapai.
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil
dari proses belajar mengajar yakni, penguasa-
an, perubahan emosional, atau perubahan ting-
kah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara indi-
vidu maupun kelompok.(Djamarah dan Bahri,
1994, p.1). Prestasi di sekolah berupa penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemaju-
an murid yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka
serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa uraian di atas, dapat di-
ambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dicip-
takan, yang menyenangkan hati, yang memer-
oleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individu maupun kelompok dalam bidang
tertentu.
Prestasi belajar merupakan penguasa-
an terhadap mata pelajaran yang ditentukan
lewat nilai atau angka yang diberikan guru.
Prestasi belajar dapat dirumuskan: (a) Prestasi
belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika
mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan
pembelajaran di sekolah; (b) Prestasi belajar
tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya ka-
rena bersangkutan dengan kemampuan siswa
dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi; (c) Pres-
tasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui
nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dila-
kukan oleh guru.
Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai
atau angka yang dicapai dalam proses pembel-
ajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi
kognitif karena guru sering mema-kainya untuk
melihat penguasaan pengetahuan sebagai pen-
capaian hasil belajar siswa.
komputer dari tahun ketahun terus
meningkat seiring dengan makin meningkatnya
ilmu pengetahuan di bidang teknologi infor-
masi. Perkembangan terknologi yang begitu ce-
pat dan tak terduga menuntut kita selalu siap
dalam menerima perubahan tersebut. Perkem-
bangan yang begitu pesat dan bersifat masif,
mulai dari bentuk atau wujud perangkat kom-
puter begitu cepat berubah mengikuti tren dan
keinginan konsumen. Kenyamanan pengguna-
nya dan desain menjadi hal penting karena tidak
bisa dipungkiri gadget, selain untuk memudah-
kan pekerjaan juga sebagai identitas bagi peng-
gunanya. Dukungan kemampuan hardware
yang semakin tinggi menjadikan performa
komputer semakin cepat. Perkembangan sistem
operasi bak jamur di musim hujan. Pekembang-
an yang begitu cepat berdampak pada semakin
terjangkaunya harga perangkat-perangkat kom-
puter saat ini. Dam-paknya pengguna perangkat
elektronik di masyarakat begitu luas, cepat dan
menjangkau semua kalangan.
Di bidang pendidikan penggunaan tek-
nologi tidak serta merta diterapakan begitu saja
karena keterbatasan sumber daya dan dana.
Sumber daya manusia yang ada sekarang masih
kurang untuk menyampaikan pembelajaran ber-
basis teknologi informasi, karena regenerasi
pendidik tidak dapat dilakukan dengan cepat.
Untuk mengatasinya lembaga pendidikan dapat
melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan
penggunaan teknologi informasi dalam pembel-
ajaran. Teknologi informasi merupakan cara
berkomunikasi dengan lebih efisien dengan me-
manfaatkan sedikit orang. Teknologi informasi
mengurangi ketergantungan terhadap orang
lain. Penerapan teknologi informasi bukanlah
hal yang sulit hanya membutuhkan kemauan
dan sedikit keterampilan namun memunyai
manfaat yang sangat besar. Karena pada dasar-
nya semua teknologi diciptakan untuk memu-
dahkan pekerjaan manusia.
Teknologi informasi pendidikan ada-
lah ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
berbasis komputer yang digunakan dalam pe-
ningkatan kualitas pendidikan (Prasojo &
Riyanto, 2011, p.5). Dalam dunia pendidikan
khususnya bagi pendidik penerapan teknologi
informasi dikenal dengan e-learning atau pem-
belajaran elektronik. Pembelajaran yang me-
manfaatkan perangkat-perangkat elaktronik
yang dipadu dengan konten pembelajaran
sehingga menghasilkan suatu produk baru yang
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
E-learing pada awalnya adalah pem-belajaran
jarak jauh yang memanfaatkan ja-ringan secara
online. Namun seiring waktu pengertian e-
learning semakin berkembang dan terus meng-
alami inovasi, adopsi dan modifikasi, dari yang
paling sederhana sampai yang paling rumit. Mi-
salnya penggunaan komputer dengan konten
atau materi yang disajikan dengan Power Point
yang dengan mudah kita bisa buat sendiri sam-
pai dengan menggunakan program seperti
Macromedia.
Materi pelajaran yang disampaikan de-
ngan e-learning akan mempengaruhi motivasi
dan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan
e-learning dengan baik maka kualitas pembel-
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
73
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
ajaran dapat lebih ditingkatkan. Peningkatan
kualitas pembelajaran akan berimbas kepada
prestasi belajar yang semakin baik dan pada
akhirnya menjadikan pendidikan semakin ber-
kualitas.
Hipotesis penelitian merupakan kesim-
pulan awal atau dugaan sementara sebelum
penelitian dilakukan. Penggunaan e-learning
merupakan alternatif yang baik untuk menyam-
paikan materi pelajaran yang dapat meningkat-
kan semangat dan motivasi belajar siswa
sehingga peneliti memunyai keyakinan bahwa:
(1) Ada pengaruh positif penggunaan e-learn-
ing terhadap motivasi belajar matematika siswa
di SD Negeri Tahunan Yogyakarta; (2) Ada
pengaruh positif penggunaan e-learning terha-
dap prestasi belajar matematika siswa di SD
Negeri Tahunan Yogyakarta.
Metode
Metode penelitian ini menggunakan
metode eksperimen. The experiment is most
powerful quantitative research method for
establishing couse-and effect relationships bet-
ween two or more veriable (Gall dan Borg,
2003, p.365). Eksperimen adalah metode pene-
litian yang paling ampuh untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau
lebih.
Eksperimen yang digunakan pada pe-
nelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi
experimental karena kelompok kontrol tidak
befungsi sepenuhnya. Menurut Rusdin, (2004,
p.15) metode eksperimen semu atau quasi expe-
rimental adalah penelitian yang mendekati per-
cobaan sungguhan dimana tidak mungkin
mengadakan/memanipulasi semua variabel
yang relevan.
Subjek penelitian terdiri dari dua ke-
lompok, kelompok pertama disebut kelompok
eksperimen dan kelompok kedua disebut ke-
lompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi-
kan perlakuan berupa penggunaan e-learning,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan. Kelompok kontrol menjadi pengen-
dali kelompok eksperimen artinya jika ada
perubahan pada kelompok eksperimen semata-
mata disebabkan oleh perlakuan yang diberikan
pada kelompok eksperimen.
Pada penelitian ini menggunakan de-
sain eksperimen tipe posttest-only control-
group design. Adapun langkah-langkah meng-
gunakan posttest-only control-group design
(Gall dan Borg, 2003, p.392): (1) Random
assignment of research participants to experi-
mental and control groups; (2) Administration
of the treatment to the experimental group but
not to the control group, and; (3) Administra-
tion of a posttest to both groups.
Dapat diartikan sebagai berikut: (1)
Memilih secara acak peserta penelitian untuk
menjadi kelompok eksperimen dan kelompok
control; (2) Memberikan perlakuan eksperimen
kepada kelompok eksperimen tapi tidak pada
kelompok kontrol; (3) Memberikan posttest
kepada kedua kelompok.
Langkah-langkah tersebut di atas dite-
rapkan pada kelompok eksperimen dan kelom-
pok kontrol. Berikut model desain penelitian
yang digunakan yaitu: Model posttest-only
control-group design.
Tabel 1. Model Posttest-Only Control-Group Design
Kelas kontrol
1. Kegiatan awal
a. Mengingatkan pelajaran sebelumnya
b. Memberikan beberapa pertanyaan
2. Kegiatan inti
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru membagikan LKS
c. Guru memberikan pengantar pelajaran
d. Siswa mengerjakan LKS dan soal latihan
e. Guru dan siswa membahas soal
3. Kegiatan akhir
a. Melakukan evaluasi
b. Menyimpulkam materi
c. Penutup
Model desain posttest-only control-
group design (Gall dan Borg, 2003, p.385)
Tabel 2. Model desain posttest-only control-group
design
Kelompok eksperimen R X O
Kelompok kontrol R O
Ket :
R = Random Assignment
X= Experimental treatment
O= Observation (either a pretest, posttest of the
dependent variable)
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
74
Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kelas eksperimen
1. Kegiatan awal
a. Mengingatkan pelajaran sebelumnya
b. Memberikan beberapa pertanyaan
2. Kegiatan inti
a. Guru membuka pelajaran
b. Guru dan siswa menghidupkan komputer
c. Siswa menjalankan program
pembelajaran/learning software melalui
komputer
d. Siswa mengerjakan soal latihan
e. Guru dan siswa membahas soal
3. Kegiatan akhir
a. Melakukan evaluasi
b. Menyimpulkam materi
c. Penutup
Penelitian dilaksanakan pada salah satu
sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Yogyakarta
merupakan daerah yang tepat dalam melaksa-
nakan penelitian ini karena ketersediaan sarana
dan prasarana cukup memadai. Pengamatan
dilakukan pada tanggal 30 April 2012 dan
pelaksanaannya mulai dari tanggal 1 Mei sam-
pai 30 Juni 2012 di SD Negeri Tahunan Yogya-
karta. Dari sekolah tersebut dipilih secara acak
untuk menentukan kelas mana yang akan
menjadi sampel pada peneli-tian. Dari sampel
penelitian tersebut digunakan teknik Random
assignment untuk menentukan siswa kelas apa
saja yang akan menjadi subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SDN Tahunan Yogyakarta. Pada survey
yang dilakukan pada tgl 30 April 2012 dike-
tahui bahwa sekolah ini yang memiliki sarana
dan prasaran yang cukup memadai untuk dilak-
sanakannya e-learning berupa ruangan labora-
torium komputer yang cukup memadai. Untuk
menentukan sampel penelitian pada penelitian
ini menggunakan teknik random. Randomiza-
tion is the use of a sampling procedure that
ensures that each person in a defined popu-
lation has an equal change of being selected to
take part in the study (Gall,dan Borg 2003,
p.384). Prosedur penarikan sampel acak diguna-
kan untuk memastikan bahwa populasi yang
ditentukan memunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai bagian dalam penelitian.
Penarikan sampel penelitian dilakukan
secara random dan diperoleh siswa kelas 4.
Kelas 4 terdiri atas kelas 4A dan siswa kelas 4B.
Kelas 4A dan kelas 4B, masing-masing kelas ter-
diri atas 33 siswa. Untuk menentukan kelas
mana yang akan menjadi kelompok eksperi-
men atau kelompok kontrol peneliti mengacu
pada random assignment. Random assignment
mean each sampling unit ( e. g, students, class,
school distric) has an equal change of being in
each experimental condition.(Gall dan Borg,
2003, p.384). “Random assignment berarti se-
tiap kelompok memunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi kelompok eksperimen.
“Kelas 4 memunyai dua kelas sehingga Kelas
4A dan Kelas 4B sama-sama memunyai ke-
sempatan yang sama untuk menjadi kelompok
eksperimen. Kelas A sebagai kelompok ekspe-
rimen dan kelas B sebagai kelas kontrol.
Definisi operasional diperlukan untuk
menghindari salah persepsi dan kesamaan kon-
sep dalam mengartikan istilah dan memudah-
kan dalam menganalisis berkaitan dengan judul
penelitian “Pengaruh penggunaan e-learning
terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika siswa SDN
Tahunan Yogyakarta”. Berikut adalah definisi
operasional masing-masing variabel tersebut.
Penggunaan E-Learning
Penggunaan e-learning adalah proses
pembelajaran dengan memadukan perangkat
elektronik seperti komputer dengan materi pe-
lajaran menjadi sebuah software pembelajaran
yang disampaikan secara digital menggunakan
perangkat-perangkat elektronik berbasis flash
media.
Motivasi Belajar
Motivasi belajar terhadap mata pela-
jaran matematika dalam penelitian ini adalah
tingkat kesungguhan siswa belajar yang meng-
gunakan e-learning sebagai pendukung kegiat-
an pembelajaran. Indikator motivasi ini meli-
puti aspek Curiosity (rasa ingin tahu), Self-
Efficacy (keyakinan), Attitude (sikap), Need
(kebutuhan), Competence (keahlian), External
Motivators (eksternal motivator). Motivasi bel-
ajar tersebut berupa skor hasil angket dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada penelitian ini
adalah hasil akhir dari serangkaian perlakuan
pada siswa pada tingkat penguasaan siswa pa-
da ranah kognitif. Ranah kognitif yang dimak-
sud adalah aspek pengetahuan dan pemahaman
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran matematika.
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
75
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
Prestasi belajar tersebut berupa skor
hasil tes dari kelompok eksperimen dan kelom-
pok kontrol sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Pengumpulan data adalah salah satu
langkah dalam pelaksanaan penelitian. Kegiat-
an ini bertujuan untuk memeroleh data-data
yang diperlukan untuk mendukung hasil pene-
litian. Untuk memeroleh hasil penelitian yang
baik dan kredibel diperlukan alat yang tepat
untuk mengumpulkan data agar diperoleh data
yang valid. Alat pengumpul data yang diguna-
kan pada penelitian ini diataranya:
Angket
Angket merupakan teknik pengumpul-
an data yang dilakukan dengan cara mem-
berikan seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Angket digunakan
untuk memeroleh data tentang motivasi bel-ajar
siswa. Angket adalah suatu daftar atau
kumpulan pertanyaan tertulis yang harus di-
jawab secara tertulis juga (Winkel, 1987)
Tes
Tes merupakan alat untuk melakukan
pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan
informasi karakteristik suatu objek, berupa ke-
cakapan peserta didik, minat, motivasi, dan
sebagainya (Widoyoko, 2009, p.45)
Pada penelitian ini menggunakan ins-
trumen pengumpul data berupa kuisioner yaitu
angket dan tes yaitu tes presasi belajar. Instru-
men-instrumen ini disebarkan kepada siswa un-
tuk memeroleh data-data yang akan diperlu-
kan. Instumen-instrumen tersebut diberikan ke-
pada siswa yang menggunakan e-learning pada
kelompok eksperimen dan siswa yang tidak
menggunakan e-learning pada kelompok kon-
trol. Ada dua instrumen pengumpul data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu; (1) Instru-
men angket untuk memeroleh data motivasi
belajar siswa; (2) Instrumen tes untuk memer-
oleh data prestasi belajar.
Kedua instrumen ini diterapkan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari
kelompok eksperimen dan dan kelompok kon-
trol terdiri atas data posttest kelompok kontrol
dan data posttest kelompok eksperimen.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini telah dilaksanakan di SD
Negeri Tahunan Yogyakarta dari bulan Mei
sampai dengan Juni 2012. Penelitian ini dilak-
sanakan untuk mengetahui pengaruh peng-
gunaan e-learning terhadap motivasi dan pres-
tasi belajar siswa pada mata pelajaran mate-
matika sekolah dasar di kelas 4. Kelas 4 terdiri
atas kelas 4A dan Kelas 4B masing-masing kelas
berjumlah 33 orang siswa. Penelitian ini meng-
gunakan desain eksperimen tipe posttest-only
control-group design, untuk kelompok eksperi-
men yaitu kelas 4A dan kelompok kontrol yaitu
kelas 4B. Kelas 4A menggunakan e-learning dan
kelas 4B belajar seperti biasa tidak mendapatkan
perlakuan.
Data yang dikumpulkan merupakan
data kuantitatif berupa skor tes dan skor ang-
ket. Untuk skor tes pedoman penskoran yaitu
tiap item benar mendapat 1 dan untuk item
salah mendapat 0. Tes berupa pilihan ganda
dengan jumlah soal sebanyak 20 soal. Skor ter-
tinggi 20 dan skor terendah yaitu 0. Angket
terdiri dari pernyataan sebanyak 22. Skor di-
golongkan berdasarkan kriteria-kriteria yaitu:
sangat setuju bernilai 4, setuju bernilai 3, tidak
setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju
bernilai 1.
Prestasi Belajar Matematika Kelompok
Eksperimen
Hasil posttest prestasi belajar mate-
matika pada kelompok eksperimen didapatkan
skor rata-rata sebesar 15,45 median, modus 19,
skor terendah 5, skor tertinggi 20.
Prestasi Belajar Matematika Kelompok Kontrol
Hasil posttest prestasi belajar mate-
matika pada kelompok kontrol didapatkan skor
rata-rata sebesar 12,09 median, modus 15, skor
terendah 3, skor tertinggi 18.
Motivasi Belajar Matematika Kelompok
Eksperimen
Hasil posttest motivasi belajar mate-
matika pada kelompok didapatkan skor rata-rata
sebesar 74,03, modus 77, skor terendah 55, skor
tertinggi 83.
Motivasi Belajar Matematika Kelompok
Kontrol
Hasil posttest motivasi belajar mate-
matika pada kelompok kontrol didapatkan skor
rata-rata sebesar 70,42 modus 70, skor teren-
dah 60, skor tertinggi 80.
Uji hipotesis yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji t sampel independen.
Uji t sampel independen digunakan untuk
menguji hipotesis kesamaan rata-rata dua
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
76
group. Grup yang dimaksud adalah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4. Uji t Sampel Indepeden Motivasi Belajar
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality
of Means
F Sig.
Sig. (2-
tailed)
Tingkat
Motiva
si
Equal
variances
assumed
0,60
0
0,442 0,008
Equal varian
not assumed
0,008
Dari tabel di atas dapat diperoleh hasil
pada uji kesamaan varian dengan uji Levane’s
dengan α 5 % diperoleh sig. sebesar 0.600 atau
lebih besar dari α 5 % dapat sehingga disim-
pulkan varian kelompok eksperimen dan ke-
lompok kontrol adalah sama. Dengan demikian
uji selisih rata-rata menggunakan equal varian-
ces assumed.
Hasil uji t pada equal variances
assumed diketahui sig.2-tailed sebesar 0,008
lebih kecil dari α 5 % (0,003 < 0,05) sehingga
Ho ditolak artinya ada perbedaan rata-rata
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 5. Group Statistics Motivasi Belajar
Kelompok N Mean
Std.
Devia
Std.
Error
Mean
Tingkat
motivasi
Ekperimen
33 74,03 5,763 1,003
Kontrol 33 70,42 4,969 0,865
Tabel 6. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa
Kelompok Eksperimen
Rumus Skor Klasifikasi
Jumlah
siswa
X> Mi+1,5 SDi >71,5
Sangat
tinggi
24
Mi+0,5SDi<X≤Mi+1,
5SDi
60,5-71,5 Tinggi 8
Mi-
0,5SDi<X≤Mi+0,5SDi
49,5-60,5 Cukup 1
Mi-1,5SDi<X≤Mi-
0.5SDi
38,5-49,5 Rendah
X≤Mi-1,5SDi <38,5
Sangat
Rendah
Tabel 7. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa
Kelompok Kontrol
Rumus Skor
Klasifikas
i
Jumlah
siswa
X> Mi+1,5 SDi >71,5
Sangat
tinggi
12
Mi+0,5SDi<X≤Mi+
1,5SDi
60,5-71,5 Tinggi 19
Mi-
0,5SDi<X≤Mi+0,5S
Di
49,5-60,5 Cukup 2
Mi-1,5SDi<X≤Mi-
0.5SDi
38,5-49,5 Rendah
X≤Mi-1,5SDi <38,5
Sangat
Rendah
Satistik kelompok eksperimen diper-
oleh rata-rata sebesar 74,03 > dari rata-rata
kelompok kontrol sebesar 70,42. Dan dilihat
kecendrungan motivasi belajar kelompok ek-
sperimen sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan
tingkat motivasi siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
Tabel 8. Uji t Sampel Independen Prestasi
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. Sig. (2-tailed)
Tingkat
Motivasi
Equal
variances
assumed
0,013 0,909 0,003
Equal
varian not
assumed
0,003
Dari tabel di atas dapat diperoleh hasil
pada uji kesamaan varian dengan uji Levane’s
dengan α 5 % diperoleh sig. sebesar 0,909 atau
lebih besar dari α 5 % sehingga dapat disim-
pulkan varian kelompok ekspermen dan ke-
lompok kontrol adalah sama. Dengan demikian
uji selisih rata-rata menggunakan equal varian-
ces assumed.
Hasil uji t pada equal variances
assumed diketahui sig.2-tailed sebesar 0,003
lebih kecil dari α 5 % (0,003 < 0,05) sehingga
Ho ditolak artinya ada perbedaan rata-rata
kelompok eksperimen dan kelopok kontrol.
Tabel 9. Group Statistics Prestasi Belajar
Kelompok N Mean
Std.
Dev
Std.
Error
Mean
Prestasi Eksperimen 33 15,45 4,480 0,780
kontrol 33 12,09 4,260 0,742
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
77
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
Satistik kelompok eksperimen diper-
oleh rata-rata sebesar 15,45 > dari rata-rata
kelompok kontrol sebesar 12,09. Hasil ini
menunjukkan tingkat motivasi siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok
kontrol.
Dari hasil uji statitik uji t menun-
jukkan ada perbedaan motivasi belajar siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Perbedaan tersebut berdasakan uji t yang
menghasilkan sig.2-tailed sebesar 0,008 lebih
kecil dari α 5 % (0,008 < 0,05). Motivasi bel-
ajar siswa kelompok ekaperimen lebih tinggi
dari pada kelompok eksperimen dilihat dari
rata-rata skor motivasi sebesar 74,03 > dari skor
rata-rata kelompok kontrol sebesar 70,42. Ke-
cendrungan motivasi belajar siswa kelompok
eksperimen juga lebih tinggi dari pada kelom-
pok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah
Tabel 10. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol.
Motivasi
Kelompok
Kontrol Eksperimen
Sangat tinggi 12 24
Tinggi 19 8
Cukup 2 1
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 1. Grafik Kecenderungan Motivasi Belajar
Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok
Kontrol.
Uji hipotesis motivasi mengunakan uji
t sampel independen menunjukkan ada perbe-
daan signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Diketahui dari nilai sig-
nifikan sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 5%.
Data dari tabel 10 dan gambar 1 menunjukkan
motivasi belajar siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
Dari hasil uji statitik uji t menunjuk-
kan ada perbedaan prestasi belajar siswa ke-
lompok eksperimen dan kelompok kontrol. Per-
bedaan tersebut berdasakan uji t yang meng-
hasilkan sig.2-tailed sebesar 0,003 lebih kecil
dari α 5 % (0,003 < 0,05). Perbedaan tersebut
menunjukkan kelompok eksperimen memeroleh
skor lebih tinggi yaitu 15,45 dan kelompok
kontrol sebesar 12,09.
Tabel 11. Selisih Skor Prestasi Belajar Kelompok
Kontrol Dan Kelompok Eksperimen.
N
No
Deskripsi
Skor Kelompok
Selisih
Kontrol Eksperimen
1 Mean 12,09 15,45 3,36
2 Median 13 17 4
3 Modus 15 19 4
4 Minimum 3 5 2
5 Maksimum 18 20 2
Gambar 2. Grafik Sselisih Skor Prestasi Belajar
Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen.
Uji hipotesis skor tes menggunakan uji
t menghasilkan sig.2-Tailed sebesar 0,003 lebih
kecil dari alpha 5% menunjukkan bahwa ada
perbedaan signifikan antara kelompok eksperi-
men dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji T2
Hotteling’s
Trace diketahui perlakuan yang diberikan
memeroleh nilai signifikasi sebesar 0,001 atau
lebih kecil dari α 5% dan dan rata-rata skor
angket untuk motivasi belajar siswa ke-lompok
ekperimen sebesar 74,03 dan kelompok kontrol
sebesar 70,42 dan rata-rata skor tes untuk pres-
tasi belajar siswa kelompok eksperimen sebesar
15,45 dan kelompok kontrol sebesar 12,09 yang
berarti bahwa Ada pengaruh positif penggunaan
e-learning terhadap motivasi dan prestasi bel-
ajar siswa di SD Negeri Tahunan Yogyakarta
- Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
78
Dari uraian pembahasan di atas, per-
lakuan yang diberikan kelompok eksperimen
berpengaruh positif terhadap motivasi dan pres-
tasi belajar matematika siswa. Pengaruh terse-
but berupa perbedaan prestasi belajar dan moti-
vasi belajar matematika siswa yang lebih baik
disebabkan karena penggunaan e-learning.
Penggunaan e-learning merupakan hal
baru bagi siswa sehingga siswa menjadi pena-
saran dan ingin tahu. Siswa semakin bersema-
ngat dan terpacu untuk mengetahui lebih jauh
tentang pelajaran yang disajikan dengan e-
learning sehingga dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan uji hipotesis mengguna-
kan uji t prestasi belajar menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti
bahwa: Ho ditolak dan menerima Ha dengan
kata lain ada perbedaan atau pengaruh peng-
gunaan e-learning dan rata-rata skor pembel-
ajaran menggunakan e-learning sebesar 15,45
lebih tinggi daripada pembelajaran secara kon-
vensional sebesar 12,09. Sehingga dapat disim-
pulkan ada pengaruh positif penggunan e-
learning terhadap prestasi belajar siswa pada
pelajaran matematika di SDN Tahunan Yogya-
karta
Berdasarkan uji hipotesis mengguna-
kan uji t menunjukkan motivasi belajar me-
nunjukkan nilai signifikan sebesar 0,008 < 0,05
yang berarti bahwa: Ho di tolak dan menerima
Ha dengan kata lain ada pengaruh pengaruh
penggunaan e-learning terhadap motivasi bel-
ajar siswa dan kencederungan motivasi belajar
siswa menggunakan e-learning lebih tinggi
daripada pembelajaran secara konvensional.
Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh po-
sitif penggunaan e-learning terhadap motivasi
belajar siswa pada pelajaran matematika di
SDN Tahunan Yogyakarta.
Saran
Para guru disarankan untuk menerap-
kan pembelajaran dengan menggunakan e-
learning sebagai alternatif dalam pembelajaran
Matematika. Pembelajaran Matematika dengan
e-learning telah mampu mengantarkan siswa
untuk mencapai hasil yang lebih baik dan dapat
memicu motivasi siswa.
Para guru disarankan agar berkreasi
dalam membuat media pembelajaran yang me-
narik dan inovatif sehingga berdampak positif
bagi peningkatan prestasi belajar dan motivasi
dalam mata pelajaran Matematika.
Disarankan kepada kepala sekolah
hendaknya memotivasi dan membina guru-guru
untuk bersama-sama merancang media yang
lebih bervariasi.
Disarankan kepada kepala sekolah un-
tuk memanfaatkan dana BOS dalam pengadaan
berbagai media pembelajaran yang dibutuhkan
pada proses pembelajaran.
Disarankan kepada lembaga pendidik-
an guru untuk memberikan pelatihan meran-
cang pembelajaran serta berbagai media pem-
belajaran.
Disararankan dalam penelitian lanjut-
an untuk melibatkan sampel yang lebih luas dan
aspek lain seperti: sikap, intelegensi, minat dan
gaya belajar.
Daftar Pustaka
Amstrong, Thomas. (2009). Multiple intelle-
gences in the classroom. Virginia:
ASCD
Azwar, Saifudin. (2009). Reliabilitas dan vali-
ditas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Berk, Laura E. (2006). Development Through
The Lifespan. Pearson: USA
Dahar, Ratna Wilis. (1988). Teori-teori bel-
ajar. bandung
Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19, Tahun 2005, tentang stan-
dar nasional pendidikan.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembel-
ajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (1994). Prestasi Bel-
ajar dan kompetensi Guru. Sura-
baya:Usaha Nasional.
Frith, Constance. (1997). Motivation to learn.
Diambil tanggal 30 Oktober 2011,
dari:http://www.usask.ca/education/cou
rsework/802papers/Frith/Motivation.H
TM
Gall, M. D., Joyce, P., & Borg, W. R. (2002).
Educational research. New York:
Omegatype Typography, Lcn
Geetha, TV. (2008). Intoduction to elearning.
Chennai: Anna University Chennai.
Gulo, W. (2007). Metodologi penelitian.
Jakarta: Grasindo
Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika ....
Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman
79
Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014
Hamalik. (1991). Manajemen belajar di Per-
guruan Tinggi Bandung: Sinar Baru:
Bandung
Hartono, Puspita. (2011) Software pembel-
ajaran. Diunduh tanggal 27 Desember
2011, dari: http://www.pesonaedu-
ilearning.com/?module=detailberita&id
=38
House, J Daniel. (2003). The motivational
effects of specific instructional strate-
gies and computer use for mathematics
learning in Japan: Finding the third
international mathematics and science
study(TIMSS). Diambil tanggal 19
April 2012, Dari http://search.pro-
quest.com/docview/204263350/1362E
DCFDEE235A5CF6/14?accountid=313
24
KBBI offline 1.3
Johnson, K. (2008). An Introduction to foreigen
language learning and teaching
(second edition). Pearson: Great Britain
Juri, Mohamad (2008). Penerapan e- learning
dalam pembelajaran suatu langkah
inovasi. Diambil tanggal 24 November
2011, dari http://re-searchengin-
es.com/0108mohamad.html
Kennedy L. M., Tipps, S., & Jhonson, A.
(2008). Guiding children’s learning of
mathematics. Courier Corporation:
Kendallville
Mason, R & Rannie, F. (2010). Elearning
(Terjemahan Teguh Wahyu Utomo).
New York: Tylor Francis. (Buku asli
terbitan tahun 2009)
Moore, Alex. (2004). The good teacher:
dominant discourses in teaching and
teacher education. London and New
York: Routledgefalmer
Naidu, Som. (2006). E-learning: A guide book
of principle, procedure and practice:
Bengali: Aishi Cretive Workshop
Nurkencana. (2005). Evaluasi hasil belajar
mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Peterson, J., Karen L., Pickering, M., & Steven,
H. (2006). A comparison of computer-
assisted instruction and field-based
learning for youth range-land
education. Diambil tanggal 19 April
2012 dari: http://search.pro-
quest.com/docview/194518322/1362EF
6D6A876A29D4/36?accountid=31324
Prasojo, Lantip D. & Riyanto. (2011).
Teknologi informasi pendidikan.
Yogyakarta: Gavamedia
Rasid dan Mansur. (2008). Penilaian hasil
belajar. Bandung: CV Wacana Prima
Rodgers, D. L., Withrow, T, Beverly, J. (2005).
The effect of instructional media on
learner motivation. Diambil tanggal 23
Februari 2012, dari :
http://search.proquest.com/docview/204
276540?accountid=31324
Rusdin. (2004). Statistika penelitian sebab
akibat. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Sardiman. (1994). Interaksi dan motivasi meng-
ajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Simmons, C & Hawkins. (2011). Teaching ICT.
Great Britain: Ashford Colour Press
Ltd.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slavin, R. E. (2006). Education psychology:
theory and practice. New York:
Pearson
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., Russell, J. D.
(2008). Instructional technology and
media for learning. Hagerstown:
Phonix Color Corp
Supriyadi. (2010). Next-generation. Diambil
tanggal 27 November 2011, dari:
http://www.pesonaeduilearning.com/in
dex.php?module=detailberita&id=37
Tafiardi. (2005). Meningkatkan mutu pendidik-
an melalui e-learning. Diambil tanggal
2 Februari 2012, Dari http://www.bpk-
penabur.or.id/files/Hal.85-97%20-
Meningkatkan%20Mutu%20Pendidika
n%20melalui%20E-learning.pdf
Wahana Komputer. (2004). Pengolahan data
statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta:
Andi
Widoyoko, S. Eko Putro. (2009). Evaluasi
Program Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

More Related Content

What's hot

Pengajaran matematik tingkatan satu
Pengajaran matematik tingkatan satuPengajaran matematik tingkatan satu
Pengajaran matematik tingkatan satu
marshiza
 
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslan
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslanAssignmentindividuNurulsyamsinarRoslan
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslanfiznina86
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
AmalinaAzizah
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
AmalinaAzizah
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Bab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulatBab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulat
Djayanti Irawati
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)must2ra86
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualLukman
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
NERRU
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
AldiRahadi
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
girisatria
 
Analisis
AnalisisAnalisis
Analisis
diah ningsih
 
Ppt jurnal 1
Ppt jurnal 1Ppt jurnal 1
Ppt jurnal 1
nurliyahnasution
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
yudha saputra
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
dedy solin
 

What's hot (18)

Pengajaran matematik tingkatan satu
Pengajaran matematik tingkatan satuPengajaran matematik tingkatan satu
Pengajaran matematik tingkatan satu
 
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslan
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslanAssignmentindividuNurulsyamsinarRoslan
AssignmentindividuNurulsyamsinarRoslan
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learningPengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis contextual teaching and learning
 
Makalah ppm
Makalah ppmMakalah ppm
Makalah ppm
 
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
Pengembangan bahan ajar matematika berbasis pemecahan masalah di tingkat seko...
 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
 
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
 
Bab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulatBab i bilangan bulat
Bab i bilangan bulat
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatifModul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
Modul media pembelajaran matematika pada siswa sd berbasis kooperatif
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
 
Analisis
AnalisisAnalisis
Analisis
 
Ppt jurnal 1
Ppt jurnal 1Ppt jurnal 1
Ppt jurnal 1
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

Similar to 2645 7138-1-sm

STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
Arvina Frida Karela
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
VinaOktaviani17
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
NiaFauziah2
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
NERRU
 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
manginova
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
RellySeptiaPutriUtar
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
Wahyu Kushendra
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Pipit Wijaya
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposalmumukholisah
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Andy Saiful Musthofa
 
matematik
matematikmatematik
matematik
Cikgu Marzuqi
 
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptxLK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
Tiara338326
 
3113 5674-1-sm
3113 5674-1-sm3113 5674-1-sm
3113 5674-1-sm
KAHAR KAHAR
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
MyData19
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf
ZULPANSSi
 

Similar to 2645 7138-1-sm (20)

4
44
4
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdfMeningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
Meningkatkan Minat Melalui PBL.pdf
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
Refleksi trends n issue full
Refleksi trends n issue fullRefleksi trends n issue full
Refleksi trends n issue full
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
matematik
matematikmatematik
matematik
 
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptxLK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
LK 2.1 PPT HENDRA PURWANTO.pptx
 
3113 5674-1-sm
3113 5674-1-sm3113 5674-1-sm
3113 5674-1-sm
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf
 

2645 7138-1-sm

  • 1. 66 - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI TAHUNAN YOGYAKARTA THE EFFECTS OF THE USE OF E-LEARNING ON THE LEARNING MOTIVATION ANDACHIEVEMENT IN MATHEMATICS OF THE STUDENTS OF SD NEGERI TAHUNAN YOGYAKARTA Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman STKIP Hamzanwadi Selong, Universitas Negeri Yogyakarta janganletih@gmail.com, - Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta dengan sampel siswa kelas IVA dan IVB yang berjumlah 66 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan posttest-only control-group design. Statistik analisis uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata dua buah kelompok dan uji T2 Hotteling’s Trace untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui motivasi belajar siswa menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,008 atau lebih kecil dari α 5% dan prestasi belajar siswa menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,003 atau lebih kecil dari α 5% yang berarti bahwa: Ada perbedaan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa menggunakan e-learning di SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji T2 Hotteling’s Trace diketahui nilai signifikasi sebesar 0,001 atau lebih kecil dari α 5% dan rata-rata skor angket untuk motivasi belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 74,03 dan kelompok kontrol sebesar 70,42 dan rata-rata skor tes untuk prestasi belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 15,45 dan kelompok kontrol sebesar 12,09 yang berarti bahwa ada pengaruh positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa di SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Kata kunci : e-learning, motivasi, prestasi Abstract This study aims to find out how the effects of the use of e-learning on the students’ learning motivation and outcomes in mathematics of the students of SD Negeri Tahunan Yogyakarta.The research population comprised Grades IV A and IV B students of SD Negeri Tahunan Yogyakarta with a sample consisting of 66 students. This study was conducted from May to June 2012. It was a quasi- experimental study employing the posttest-only control-group design. In this study, the experimental group received a special treatment while the control group learned as usual. T-test used to determine the mean difference of two group. And Trace Hotteling's T2 test to determine the effect of the use of e- learning on students' motivation and achievement. Based on the results of t-test, the students’ learning motivation shows a significance value of 0.008, which is smaller than the alpha of 5%, and the students’ learning achievement show a significance value of 0.003, which is smaller than the α of 5%, indicating there are differences in mathematics achievement and motivation of students using e- learning. Base on the result T2 Hotteling's Trace test, shows a significance value of 0.001 or less than α of 5%, and the mean score learning achievment of those in the experimental group is 15.45 and that in the control group is 12.09 and score of the learning motivation of those in the experimental group was 74.03 and that in the control group is 70.42, indicating that learning mathematics through e- learning has positive effects on the students’ learning motivation and learning achievment in SD Negeri Tahunan Yogyakarta Keywords: e-learning, motivation, achievement
  • 2. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 67 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 Pendahuluan Pelajaran Matematika adalah salah sa- tu mata pelajaran wajib diajarkan kepada siswa dari tingkat SD sampai SMA. Jumlah jam pa- ling banyak, 5 jam pelajaran perminggu mem- buktikan bahwa mata pelajaran matematika membutuhkan perhatian lebih banyak daripada mata pelajaran lainnya. Bagi guru, mata pela- jaran matematika membutuhkan kerja keras un- tuk membimbing siswa untuk mencapai kriteria yang sudah ditentukan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi siswa, secara umum pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menakutkan dalam pembelajaran, tidak jarang siswa banyak yang gagal hanya karena satu ma- ta palajaran yaitu matematika. Pelajaran mate- matika sebagai mata pelajaran yang identik dengan berhitung dan selalu bergelut dengan angka-angka salah satu faktor yang membuat siswa malas mempelajarinya. Hal yang demi- kian harus benar-benar diluruskan oleh guru matematika sekolah dasar mulai dari sekarang. Matematika memang tidak bisa lepas dari angka, membilang, menghitung dan seba- gainya, namun semua topik pembicaraan da- lam matematika semuanya bermuara pada pe- nyelesaian masalah. Pendekatan penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika harus dilakukan pendidik sejak dini untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan masa- lah-masalah matematika. Seperti yang diung- kapkan oleh Kennedy, Tipps dan Jhonson, (2008, p.3) “…Problem solving related to all mathe- matical topic; number, operation, statistcs, mea-surement, probability, geometry, and algebra. The content is connected to living, working, and solving problems in a techno- logical and informations-based society…” Penyelesaian masalah berhubungan de- ngan semua topik matematika; bilangan, opera- si hitung, statistik, pengukuran, peluang, geo- metri, dan aljabar. Topik tersebut berhubungan dengan kehidupan, pekerjaan dan penyelesaian masalah sosial berbasis teknologi dan infor- masi. Jadi, tujuan pembelajaran matematika adalah untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau matematika adalah pelajaran untuk menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu mata pembelajaran matematika se- yogyanya lebih menfokuskan pada penyelesai- an masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pen- dekatan penyelesaian masalah menjadi sangat penting dalam mempelajari matematika. Siswa dapat lebih dilibatkan dalam penyelesaian ka- sus-kasus sehari-hari seperti bagaimana setiap siswa mengelola uang saku sebagian untuk belanja di kantin dan sebagian ditabung, dengan simulasi kasus yang dapat diperankan oleh siswa. Kreatifitas dan usaha guru dituntut untuk lebih kreatif dalam meyajikan kasus-kasus yang harus diselesaikan siswa. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi infor-masi di sekolah. Perkembangan Information Communi- cation Technology (ICT) atau di Indonesia dikenal dengan Teknologi Informasi Komuni- kasi (TIK) mempermudah guru dalam mereali- sasikan amanat PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 8 mengenai standar sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk penggunaan teknologi in- formasi dan komunikasi. Bentuk realisasi peng- gunaan teknologi komunikasi informasi di- antaranya adalah menerapkan e-learning dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan di sekolah dasar (SD). Perkembangan pendidikan di Indone- sia semakin lama semakin baik, pemerintah se- makin memerhatikan pendidikan terutama pen- didikan dasar. Dana pendidikan yang begi-tu besar dikeluarkan pemerintah untuk pengem- bangan pendidikan harus dimanfaat dengan sangat baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Sekolah-sekolah pada saat ini belomba-lomba untuk mengembangkan pendi- dikan masing-masing, salah satunya dengan melengkapi sarana dan prasarana sekolah de- ngan membuat pusat teknologi informasi. Peng- adaan peralatan maupun perlengkapan tekno- logi informasi menjadi prioritas utama dan pa- ling banyak menghabiskan anggaran sekolah. Tidak sampai di situ sekolah juga mengeluar- kan dana yang tidak sedikit untuk mengadakan software pembelajaran. Demikian juga untuk promosi, publikasi dan sosialisasi sekolah. Su- dah banyak sekolah-sekolah yang memunyai website mandiri dengan biaya langganan per- tahun. Fasilitas mahal dan canggih semesti- nya bisa menghasilkan output yang jauh lebih baik. Pengadaan sarana dan prasarana tekno- logi informasi di sekolah diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk pemahaman sis- wa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dilandasi dengan alasan, teknologi informasi dapat membantu pembelajaran dalam men- ciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien
  • 3. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 68 dalam bentuk multimedia interaktif yang me- narik. Guru harus memunyai kompetensi yang baik untuk bisa memanfaatkan tekonologi infor- masi yang sudah ada dan juga keterampilan maupun kreatifitas guna pengembangan pem- belajaran yang lebih baik dan menarik. Kemam- puan ini sangat penting untuk memaksimalkan penggunaan sarana prasarana teknologi infor- masi yang telah disediakan oleh sekolah mau- pun pemerintah sehingga tidak ada lagi terlihat sarana dan prasarana yang terbengkalai hanya sebagai hiasan ruangan dan pelengkap identitas sekolah. Guru sekolah dasar merupakan guru kelas yang mengajarkan semua mata pelajaran. Semakin tinggi kelas yang diampu semakin ba- nyak materi pelajaran yang harus diajarkan. Mengingat bahwa guru sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat tentu akan menguras tenaga dan fikiran yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, sehingga kurang maksi- mal dalam mengajar siswa sehingga motivasi belajar siswa semakin lama semakin berku- rang. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih dengan menghadirkan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran salah satunya dengan penggunaan e-learning dalam proses pembel- ajaran. Menurut Tafiardi, (2005, p.85) E- learning adalah suatu model pembelajaran yang dibuat dalam format digital melalui pe-rangkat elektronik. Menurut Juri, (2008, p.5) dalam jur- nalnya yang berjudul penerapan e-learning dalam pembelajaran suatu langkah inovasi menyimpulkan: (1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan e-learning (Pemanfaatan teknologi komunikasi dan infor- masi dalam pembelajaran); (2) E-learning me- rupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah dasar saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang sedemi- kian pesat, demikian pula dengan perkembang- an informasi yang tak kalah pesatnya. Lingkungan di luar sekolah begitu ce- pat menerima dan mengaplikasikan pengguna- an teknologi daripada lingkungan sekolah. Masyarakat sudah banyak yang menggunakan gadgets atau perangkat-perangkat elektronik untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan me- reka baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja. Hal ini karena banyaknya man- faat yang diperoleh dari penggunaan alat komunikasi tersebut diantaranya dapat meng- hemat waktu dan biaya. Selain bentuk yang menarik pengoperasianya pun sangat mudah, bahkan tidak perlu waktu yang lama untuk bel- ajar, cukup dengan melihat sekilas orang sudah bisa menggunakannya. Penggunan multimedia dalam pembel- ajaran dapat membuat siswa lebih merasa senang karena suasana pembelajaran akan terasa berbeda dari hari biasanya. House, J. D. dalam jurnalnya yang berjudul. The motivational effects of specific instructional strategies and computer use for mathematics learning in Japan: Finding from the third international mathematics and sci- ence study (TIMSS) yang dimuat dalam jurnal internasional ProQuest menemukan bahwa; “Students who indicate a higher level enjoyment for learning mathematics reported that their teachers more frequently showed them how to do mathematics problems in their lessons and that they more frequently used computer and worked from worksheet or textbooks” Siswa yang merasa senang belajar ma- tematika mengatakan kalau guru mereka lebih sering menunjukkan bagaimana menyelesaikan masalah matematika dalam pembelajaran dan mereka lebih sering menggunakan komputer dan mengerjakannya pada lembar kerja atau buku mereka. Peningkatkan prestasi belajar tidak bi- sa dicapai dengan cepat dan mudah, membu- tuhkan waktu dan proses yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar secara bertahap dari waktu ke waktu selama proses pembel- ajaran tiap semester. Prestasi belajar yang se- makin baik secara bertahap akan menghasilkan dampak yang melekat dengan kuat dan ber- tahan lama pada siswa. Sekolah maupun peme- rintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah dan kualitas kelulusan salah satunya dengan membuat regulasi di bidang pendidikan dengan menerapkan standar kelulusan, tujuannya agar siswa lebih giat da- lam belajar. Program pemerintah tersebut da-pat berjalan maksimal jika didukung oleh peran serta guru dalam memaksimalkan proses belajar mengajar dengan baik. Guru dapat meng- gunakan berbagai teknik mengajar yang kreatif agar siswa dapat menyerap materi pembelajaran dengan maksimal. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin menemukan apakah e-learning dapat digunakan untuk mengembangkan pembela- jaran yang efektif dan efisien dengan peman- faatan sarana dan prasarana teknologi infor-
  • 4. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 69 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 masi di sekolah. Penggunan e-learning dalam proses belajar mengajar di kelas diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih giat bel- ajar guna memeroleh prestasi belajar yang maksimal. Anak usia 6-11 tahun atau disebut juga perkembangan anak masa pertengahan merupa- kan usia anak untuk mulai mengenal lingkung- an kecil masyarakat yang disebut sekolah (Berk, 2007, p.8). Pada masa ini siswa meng- alami perkembangan fisik, kemampuan berfikir, keterampilan, sikap dan perkembangan psiko- sosial yang pesat. Anak semakin sering ber- interaksi dengan dengan orang lain yang ber- beda-beda setiap hari. Hal ini akan memberikan pengalaman-pengalaman baru dari setiap orang yang dijumpai. Menurut Dahar, (1988, p.185), Individu pada usia 7-11 tahun mengalami tahap perkem- bangan intelektual operasional konkret. Ini ber- arti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret. Tahapan berfikir dan bersikap anak pada masa ini lebih bersifat konkret, mereka akan mudah menerima sesuatu dalam bentuk aktivitas motorik oleh karena itu mereka lebih senang bermain dengan teman-temannya, arti- nya kegiatan berupa aksi sangat digemari oleh anak-anak pada usia ini. Kunci pembelajaran yang efektif untuk anak usia sekolah dasar ada- lah membuat suasana belajar yang menyenang- kan bagi anak. Salah satu caranya adalah ber- main sambil belajar. Pola pembelajaran yang diterapakan oleh guru-guru di sekolah-dasar menurut Supriyadi, (2010, p.1); (1) Guru saja yaitu pola pembelajaran dengan guru sebagai satu-satu- nya sumber belajar; (2) Guru dengan media yaitu pola pembelajaran yang dilakukan guru dengan dibantu oleh media pembelajaran; (3) Media saja yaitu pola pembelajaran yang ha- nya menggunakan media saja tanpa didampi- ngi oleh guru. Pola pembelajaran pertama disebut konvensional, yang menempatkan “guru saja” sebagai komponen utama dalam sistem pem- belajaran. Tatap muka penuh dengan siswa di- lakukan oleh guru itu karena semua informasi berasal dari guru. Pola pembelajaran kedua adalah yang paling banyak dipraktekkan se- karang; gurunya disebut “guru dengan media”, yang menggunakan alat bantu audio visual untuk membantu kegiatan pembelajaran, namun peran guru masih tetap sentral; dialah yang memutuskan bagian media yang akan disajikan atau tidak disajikan kepada siswa pola pem- belajaran ketiga adalah yang paling independen karena siswa dapat berhubungan langsung de- ngan media. Pembelajaran yang tepat untuk anak sekolah dasar adalah opsi b dan c yaitu pola gu- ru dan media, atau media saja karena dapat melibatkan langsung siswa dalam proses pem- belajaran. Dengan melibatkan siswa dalam pro- ses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik karena bersesuaian dengan kerakter siswa sekolah dasar yang aktif dan ingin selalu mencoba hal-hal yang baru. Penggunaan media elektronik adalah salah satu metode pembel- ajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pro- ses pembelajaran. Dengan menghadirkan media elektronik dalam proses pembelajaran dapat memberikan motivasi yang positif kepada siswa untuk lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin maju. Saat ini kebanyakan orang sudah memanfaatkan teknologi infor- masi dengan menggunakan jaringan data pada komputer dengan cara menghubungkan kom- puter satu ke komputer lain. Teknologi kom- puter saat ini semakin berkembang pesat dan berkesinambungan, mulai dari perangkat-pe- rangkat komputer, aksesori dan software terus mengalami pertumbuhan, baik dalam jumlah dan kualitas yang semakin lama semakin kom- pleks. Begitu juga dengan software pendidikan maupun software pembelajaran yang sangat mudah kita temukan saat ini. Software pem- belajaran menurut Hartono, (2011, p.1) adalah software yang berisi materi pembelajaran seko- lah yang isinya sudah disesuaikan dengan kuri- kulum yang berlaku. Software pembelajaran tersebut dapat kita manfaatkan sebagai sumber materi pem- belajaran di sekolah dasar. Dalam hal ini diper- lukan suatu keterampilan khusus untuk men- jalankannya, diantaranya keterampilan meman- faatkan atau mengoperasikan komputer, dan penguasaan dalam menggunakan software apli- kasi pembelajaran tersebut. Sekolah membutuh- kan guru yang terampil mengoperasikan kom- puter dan mampu menjalankan beberapa soft- ware terutama software pembelajaran atau soft- ware pendidikan lainya. Guru juga harus mengetahui karakteristik belajar siswa agar da- pat menentukan jenis teknologi media yang mana yang tepat untuk diterapkan. Guru harus tahu bagaimana siswanya belajar. The most effective use technology and media if you
  • 5. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 70 (teacher) have basic understanding of how your students learn (Smaldino, Lowther dan Russell, 2008, p.9). Jika hal ini terpenuhi maka tekno- logi komunikasi dan informasi yang ada dapat digunakan dengan baik dalam proses pembel- ajaran. Tugas guru adalah mencari dan menen- tukan media yang tepat dengan memerhatikan kriteria atau pedoman pemilihan media untuk menghindari dari kecerobohan dalam pemilihan media karena menentukan keefektifan proses pembelajaran. Menurut Tafiardi, (2005, p.90) Pelak- sanaan E-learning, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (a) Dilaksanakan melalui cara lang- sung artinya pada saat instruktur memberikan pelajaran, murid dapat langsung mendengar- kan; (b) Dilaksanakan melalui cara tidak lang- sung misalnya pesan dari instruktur direkam dahulu sebelum digunakan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran menggunakan e-learn- ing yang digunakan pada penelitian ini adalah proses pembelajaran efektif yang diciptakan dengan cara menggabungkan konten pembel- ajaran yang disampaikan secara digital dengan menggunakan perangkat-perangkat elektronik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran siswa di sekolah dasar. Dari pengertian di atas ada 2 hal penting dalam penggunaan e-learning pada pe-nelitian ini: software pembelajaran, perangkat elektronik. Software Pembelajaran. Software pembelajaran adalah soft- ware yang berisi materi pembelajaran sekolah yang isinya sudah disesuaikan dengan kuriku- lum yang berlaku. Software itu ada yang ber- sifat stand-alone, yaitu memuat semua materi yang diperlukan, sehingga dapat berdiri sendiri tanpa bantuan sumber belajar lain. Penyajian- nya pun sudah mengikuti teori-teori pembel- ajaran sehingga siswa dapat menggunakan software itu secara langsung. Perangkat Elektronik Perangkat elektronik adalah electronic device atau alat yang digunakan untuk men- jalankan software pembelajaran atau menam- pilkan software pembelajaran. Beberapa pe- rangkat tersebut memunyai fungsi masing- masing yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Beberapa contoh perangkat elek- tronik yang dapat menjalankan software pem- belajaran yang diambil dari Wikipedia. Karakteristik e-learning ini antara lain menurut Tafiardi, (2005, p.91) adalah: (a) Me- manfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan rela- tif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler; (b) Memanfaatkan keung- gulan komputer (digital media dan computer networks); (c) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; (d) Memanfaat- kan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. Karakteristik e-learning yang diguna- kan pada penelitian ini proses pembelajaran efektif yang diciptakan dengan cara mengga- bungkan konten pembelajaran yang disampai- kan secara digital dengan menggunakan pe- rangkat-perangkat elektronik dalam proses pembelajaran siswa di sekolah dasar. Melakukan aktivitas atau pekerjaan dengan motivasi yang besar dan kuat akan memeroleh hasil yang maksimal, sebaliknya jika tidak didasari dengan motivasi yang besar dan kuat maka akan memeroleh hasil yang minimal, fakta ini berlaku dalam setiap bidang pekerjaan termasuk juga dalam pendidikan di sekolah. Motivasi adalah kekuatan dorongan dari dalam yang ada pada diri seseorang untuk bertindak dengan cara-cara tertentu (Gulo, 2007, p.46). Motivasi yang besar mampu men- jadikan seorang yang tidak mampu menjadi mampu, orang yang tidak bisa menjadi bisa. Motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Pendidik maupun peserta didik tidak bisa lepas dari motivasi, artinya pendidik dan peserta didik harus sama-sama memunyai motivasi dalam pembelajaran jika ingin pem- belajaran tersebut berhasil dan tuntas. Moti- vation to learn is critically infortant to students and teachers (Slavin, 2006, p.344). Motivasi untuk belajar sangat penting untuk siswa dan guru. Memotivasi guru dalam meng-ajar sangat penting, baik oleh sekolah maupun pemerintah dengan program-program dan insentif dari sekolah maupun pemerintah. Sedangkan untuk memotivasi siswa adalah tanggung jawab penuh oleh guru, guru harus punya kemampuan
  • 6. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 71 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 pedagogis yang baik dalam menghadapi siswa di dalam kelas untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Efective teaching depends on more than just teacher subject-mater knowledge an general pedago-gical skills or even pedagogical content knowledge. (Moore, 2004, p.9) Selama ini guru dipandang sebagai pekerjaan yang mu- dah, hanya berdiri depan kelas, menerangkan mate-ri, memberi tugas dan pulang kasi PR itu sudah guru, tapi guru sebenarnya sama dengan life skill lainnya yang membutuhkan keteram- pilan, tidak semua orang punya bakat mengajar atau tidak semua guru punya jiwa guru atau sense of teacher. The best teachers are those who have a real passion for their subject. (Simmons & Hawkins, 2010, p.5).Guru terbaik adalah mereka yang memiliki jiwa semangat pada bidangnya. Sudah saatnya pembelajaran menggunakan pendekatan yang disebut dengan the skill-based approach to teaching atau pen- dekatan pembelajaran berbasis skils. (Moore, 2004, p.4). Dilihat dari sumbernya motivasi diba- gi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrensik (Slavin, 2006, p.334). Motivasi in- trinsik atau dorongan dari dalam (intrinsic incentive) adalah motivasi yang bersumber dari dalam individu dan motivasi ekstrinsik atau dorongan dari luar (extrinsic incentive) adalah motivasi yang bersumber dari luar individu. Motivasi Intrinsik Motivasi intriksik adalah motivasi yang muncul dari dalam individu atau dorongan yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Misalnya seorang siswa yang sangat senang mengambil program fotografi atau teknik oto- motif dan mau bekerja keras walaupun prog- ram tersebut tidak menawarkan imbalan. Da- lam hal ini dorongan dari dalam atau (intrinsic incentive) cukup untuk memotivasi mereka untuk belajar fotografi atau teknik otomotif. (Slavin, 2006, p.334). Motivasi Ekstrinsik Siswa menerima kurang lebih 900 jam pelajaran per tahun, dan intrinsic incentive atau dorongan dari dalam individu sendiri tidak akan mampu menjaga antusiasme siswa untuk belajar. Dalam hal ini guru harus memberikan dorongan dari luar atau extrinsic incentive be- rupa: penghargaan, penguatan atau range nilai untuk membedakan siswa yang satu dengan yang lain. (Slavin, 2006, p.334). Beberapa peneliti juga mengemukakan pendapatnya salah satunya adalah (Frith,1997, p.1) dalam jurnalnya Motivation to Learn menyimpulkan: “Motivation to learn is paramount to stu- dent success. The sources of motivation are complex. The motivation to learn is personal and comes from within an individual, but can be influenced by external factors. Edu- cators must keep the principles of motivation at the fore front of all instructional design. The applications of motivation theory are limited only by one's imagination. The con- cepts learner motivation underline the im- portance of learner analysis in instructional design.” Motivasi belajar sangat penting untuk keberhasilan siswa. Sumber motivasi sangat komplek. Motivasi untuk belajar bersifat pri- badi dan berasal dari dalam diri individu, namun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar dan pendidik harus mengedepankan prin- sip-prinsip motivasi setiap kali memberikan pelajaran. Komponen motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi. Terdapat tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu: (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. (Dimyati dan Mudjiono, 2006, p.80). Kebutuh- an terjadi bila individu merasa terdapat ketidak- seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka untuk memenuhi harapan, jadi dorongan ber- orientasi pada pemenuhan harapan dan pen- capaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi, sedangkan tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai oleh seseorang atau individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Cara meningkatkan motivasi intrinsik menurut Slavin, (2006, p.336-338) adalah: (a) Arousting interest (membangkitkan minat); (b) Maintaining curiosity (memelihara rasa ingin tahu); (c) Using a variety of interesting pre- sentation modes (menggunakan berbagai mode presentasi yang menarik); (d) Helping Students Set Their Own Goals (membantu siswa menen- tukan tujuannya sendiri) Dari uraian di atas motivasi belajar memunyai arti sebagai urutan peristiwa yang mungkin termasuk perhatian, relevansi, keper- cayaan diri dan kepuasan. Dengan adanya
  • 7. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 72 motivasi seseorang dapat bertindak secara ter- organisir sehingga tujuan dapat tercapai. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasa- an, perubahan emosional, atau perubahan ting- kah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara indi- vidu maupun kelompok.(Djamarah dan Bahri, 1994, p.1). Prestasi di sekolah berupa penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemaju- an murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Dari beberapa uraian di atas, dapat di- ambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dicip- takan, yang menyenangkan hati, yang memer- oleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu. Prestasi belajar merupakan penguasa- an terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Prestasi belajar dapat dirumuskan: (a) Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah; (b) Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya ka- rena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi; (c) Pres- tasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dila- kukan oleh guru. Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses pembel- ajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering mema-kainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pen- capaian hasil belajar siswa. komputer dari tahun ketahun terus meningkat seiring dengan makin meningkatnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi infor- masi. Perkembangan terknologi yang begitu ce- pat dan tak terduga menuntut kita selalu siap dalam menerima perubahan tersebut. Perkem- bangan yang begitu pesat dan bersifat masif, mulai dari bentuk atau wujud perangkat kom- puter begitu cepat berubah mengikuti tren dan keinginan konsumen. Kenyamanan pengguna- nya dan desain menjadi hal penting karena tidak bisa dipungkiri gadget, selain untuk memudah- kan pekerjaan juga sebagai identitas bagi peng- gunanya. Dukungan kemampuan hardware yang semakin tinggi menjadikan performa komputer semakin cepat. Perkembangan sistem operasi bak jamur di musim hujan. Pekembang- an yang begitu cepat berdampak pada semakin terjangkaunya harga perangkat-perangkat kom- puter saat ini. Dam-paknya pengguna perangkat elektronik di masyarakat begitu luas, cepat dan menjangkau semua kalangan. Di bidang pendidikan penggunaan tek- nologi tidak serta merta diterapakan begitu saja karena keterbatasan sumber daya dan dana. Sumber daya manusia yang ada sekarang masih kurang untuk menyampaikan pembelajaran ber- basis teknologi informasi, karena regenerasi pendidik tidak dapat dilakukan dengan cepat. Untuk mengatasinya lembaga pendidikan dapat melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan penggunaan teknologi informasi dalam pembel- ajaran. Teknologi informasi merupakan cara berkomunikasi dengan lebih efisien dengan me- manfaatkan sedikit orang. Teknologi informasi mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Penerapan teknologi informasi bukanlah hal yang sulit hanya membutuhkan kemauan dan sedikit keterampilan namun memunyai manfaat yang sangat besar. Karena pada dasar- nya semua teknologi diciptakan untuk memu- dahkan pekerjaan manusia. Teknologi informasi pendidikan ada- lah ilmu pengetahuan dalam bidang informasi berbasis komputer yang digunakan dalam pe- ningkatan kualitas pendidikan (Prasojo & Riyanto, 2011, p.5). Dalam dunia pendidikan khususnya bagi pendidik penerapan teknologi informasi dikenal dengan e-learning atau pem- belajaran elektronik. Pembelajaran yang me- manfaatkan perangkat-perangkat elaktronik yang dipadu dengan konten pembelajaran sehingga menghasilkan suatu produk baru yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. E-learing pada awalnya adalah pem-belajaran jarak jauh yang memanfaatkan ja-ringan secara online. Namun seiring waktu pengertian e- learning semakin berkembang dan terus meng- alami inovasi, adopsi dan modifikasi, dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Mi- salnya penggunaan komputer dengan konten atau materi yang disajikan dengan Power Point yang dengan mudah kita bisa buat sendiri sam- pai dengan menggunakan program seperti Macromedia. Materi pelajaran yang disampaikan de- ngan e-learning akan mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan e-learning dengan baik maka kualitas pembel-
  • 8. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 73 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 ajaran dapat lebih ditingkatkan. Peningkatan kualitas pembelajaran akan berimbas kepada prestasi belajar yang semakin baik dan pada akhirnya menjadikan pendidikan semakin ber- kualitas. Hipotesis penelitian merupakan kesim- pulan awal atau dugaan sementara sebelum penelitian dilakukan. Penggunaan e-learning merupakan alternatif yang baik untuk menyam- paikan materi pelajaran yang dapat meningkat- kan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga peneliti memunyai keyakinan bahwa: (1) Ada pengaruh positif penggunaan e-learn- ing terhadap motivasi belajar matematika siswa di SD Negeri Tahunan Yogyakarta; (2) Ada pengaruh positif penggunaan e-learning terha- dap prestasi belajar matematika siswa di SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Metode Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. The experiment is most powerful quantitative research method for establishing couse-and effect relationships bet- ween two or more veriable (Gall dan Borg, 2003, p.365). Eksperimen adalah metode pene- litian yang paling ampuh untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Eksperimen yang digunakan pada pe- nelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi experimental karena kelompok kontrol tidak befungsi sepenuhnya. Menurut Rusdin, (2004, p.15) metode eksperimen semu atau quasi expe- rimental adalah penelitian yang mendekati per- cobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan/memanipulasi semua variabel yang relevan. Subjek penelitian terdiri dari dua ke- lompok, kelompok pertama disebut kelompok eksperimen dan kelompok kedua disebut ke- lompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi- kan perlakuan berupa penggunaan e-learning, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Kelompok kontrol menjadi pengen- dali kelompok eksperimen artinya jika ada perubahan pada kelompok eksperimen semata- mata disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. Pada penelitian ini menggunakan de- sain eksperimen tipe posttest-only control- group design. Adapun langkah-langkah meng- gunakan posttest-only control-group design (Gall dan Borg, 2003, p.392): (1) Random assignment of research participants to experi- mental and control groups; (2) Administration of the treatment to the experimental group but not to the control group, and; (3) Administra- tion of a posttest to both groups. Dapat diartikan sebagai berikut: (1) Memilih secara acak peserta penelitian untuk menjadi kelompok eksperimen dan kelompok control; (2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada kelompok eksperimen tapi tidak pada kelompok kontrol; (3) Memberikan posttest kepada kedua kelompok. Langkah-langkah tersebut di atas dite- rapkan pada kelompok eksperimen dan kelom- pok kontrol. Berikut model desain penelitian yang digunakan yaitu: Model posttest-only control-group design. Tabel 1. Model Posttest-Only Control-Group Design Kelas kontrol 1. Kegiatan awal a. Mengingatkan pelajaran sebelumnya b. Memberikan beberapa pertanyaan 2. Kegiatan inti a. Guru membuka pelajaran b. Guru membagikan LKS c. Guru memberikan pengantar pelajaran d. Siswa mengerjakan LKS dan soal latihan e. Guru dan siswa membahas soal 3. Kegiatan akhir a. Melakukan evaluasi b. Menyimpulkam materi c. Penutup Model desain posttest-only control- group design (Gall dan Borg, 2003, p.385) Tabel 2. Model desain posttest-only control-group design Kelompok eksperimen R X O Kelompok kontrol R O Ket : R = Random Assignment X= Experimental treatment O= Observation (either a pretest, posttest of the dependent variable)
  • 9. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 74 Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas eksperimen 1. Kegiatan awal a. Mengingatkan pelajaran sebelumnya b. Memberikan beberapa pertanyaan 2. Kegiatan inti a. Guru membuka pelajaran b. Guru dan siswa menghidupkan komputer c. Siswa menjalankan program pembelajaran/learning software melalui komputer d. Siswa mengerjakan soal latihan e. Guru dan siswa membahas soal 3. Kegiatan akhir a. Melakukan evaluasi b. Menyimpulkam materi c. Penutup Penelitian dilaksanakan pada salah satu sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Yogyakarta merupakan daerah yang tepat dalam melaksa- nakan penelitian ini karena ketersediaan sarana dan prasarana cukup memadai. Pengamatan dilakukan pada tanggal 30 April 2012 dan pelaksanaannya mulai dari tanggal 1 Mei sam- pai 30 Juni 2012 di SD Negeri Tahunan Yogya- karta. Dari sekolah tersebut dipilih secara acak untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi sampel pada peneli-tian. Dari sampel penelitian tersebut digunakan teknik Random assignment untuk menentukan siswa kelas apa saja yang akan menjadi subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Tahunan Yogyakarta. Pada survey yang dilakukan pada tgl 30 April 2012 dike- tahui bahwa sekolah ini yang memiliki sarana dan prasaran yang cukup memadai untuk dilak- sanakannya e-learning berupa ruangan labora- torium komputer yang cukup memadai. Untuk menentukan sampel penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik random. Randomiza- tion is the use of a sampling procedure that ensures that each person in a defined popu- lation has an equal change of being selected to take part in the study (Gall,dan Borg 2003, p.384). Prosedur penarikan sampel acak diguna- kan untuk memastikan bahwa populasi yang ditentukan memunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai bagian dalam penelitian. Penarikan sampel penelitian dilakukan secara random dan diperoleh siswa kelas 4. Kelas 4 terdiri atas kelas 4A dan siswa kelas 4B. Kelas 4A dan kelas 4B, masing-masing kelas ter- diri atas 33 siswa. Untuk menentukan kelas mana yang akan menjadi kelompok eksperi- men atau kelompok kontrol peneliti mengacu pada random assignment. Random assignment mean each sampling unit ( e. g, students, class, school distric) has an equal change of being in each experimental condition.(Gall dan Borg, 2003, p.384). “Random assignment berarti se- tiap kelompok memunyai kesempatan yang sama untuk menjadi kelompok eksperimen. “Kelas 4 memunyai dua kelas sehingga Kelas 4A dan Kelas 4B sama-sama memunyai ke- sempatan yang sama untuk menjadi kelompok eksperimen. Kelas A sebagai kelompok ekspe- rimen dan kelas B sebagai kelas kontrol. Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah persepsi dan kesamaan kon- sep dalam mengartikan istilah dan memudah- kan dalam menganalisis berkaitan dengan judul penelitian “Pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa SDN Tahunan Yogyakarta”. Berikut adalah definisi operasional masing-masing variabel tersebut. Penggunaan E-Learning Penggunaan e-learning adalah proses pembelajaran dengan memadukan perangkat elektronik seperti komputer dengan materi pe- lajaran menjadi sebuah software pembelajaran yang disampaikan secara digital menggunakan perangkat-perangkat elektronik berbasis flash media. Motivasi Belajar Motivasi belajar terhadap mata pela- jaran matematika dalam penelitian ini adalah tingkat kesungguhan siswa belajar yang meng- gunakan e-learning sebagai pendukung kegiat- an pembelajaran. Indikator motivasi ini meli- puti aspek Curiosity (rasa ingin tahu), Self- Efficacy (keyakinan), Attitude (sikap), Need (kebutuhan), Competence (keahlian), External Motivators (eksternal motivator). Motivasi bel- ajar tersebut berupa skor hasil angket dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Prestasi Belajar Prestasi belajar pada penelitian ini adalah hasil akhir dari serangkaian perlakuan pada siswa pada tingkat penguasaan siswa pa- da ranah kognitif. Ranah kognitif yang dimak- sud adalah aspek pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran matematika.
  • 10. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 75 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 Prestasi belajar tersebut berupa skor hasil tes dari kelompok eksperimen dan kelom- pok kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pengumpulan data adalah salah satu langkah dalam pelaksanaan penelitian. Kegiat- an ini bertujuan untuk memeroleh data-data yang diperlukan untuk mendukung hasil pene- litian. Untuk memeroleh hasil penelitian yang baik dan kredibel diperlukan alat yang tepat untuk mengumpulkan data agar diperoleh data yang valid. Alat pengumpul data yang diguna- kan pada penelitian ini diataranya: Angket Angket merupakan teknik pengumpul- an data yang dilakukan dengan cara mem- berikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket digunakan untuk memeroleh data tentang motivasi bel-ajar siswa. Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus di- jawab secara tertulis juga (Winkel, 1987) Tes Tes merupakan alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek, berupa ke- cakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya (Widoyoko, 2009, p.45) Pada penelitian ini menggunakan ins- trumen pengumpul data berupa kuisioner yaitu angket dan tes yaitu tes presasi belajar. Instru- men-instrumen ini disebarkan kepada siswa un- tuk memeroleh data-data yang akan diperlu- kan. Instumen-instrumen tersebut diberikan ke- pada siswa yang menggunakan e-learning pada kelompok eksperimen dan siswa yang tidak menggunakan e-learning pada kelompok kon- trol. Ada dua instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; (1) Instru- men angket untuk memeroleh data motivasi belajar siswa; (2) Instrumen tes untuk memer- oleh data prestasi belajar. Kedua instrumen ini diterapkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan dan kelompok kon- trol terdiri atas data posttest kelompok kontrol dan data posttest kelompok eksperimen. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Negeri Tahunan Yogyakarta dari bulan Mei sampai dengan Juni 2012. Penelitian ini dilak- sanakan untuk mengetahui pengaruh peng- gunaan e-learning terhadap motivasi dan pres- tasi belajar siswa pada mata pelajaran mate- matika sekolah dasar di kelas 4. Kelas 4 terdiri atas kelas 4A dan Kelas 4B masing-masing kelas berjumlah 33 orang siswa. Penelitian ini meng- gunakan desain eksperimen tipe posttest-only control-group design, untuk kelompok eksperi- men yaitu kelas 4A dan kelompok kontrol yaitu kelas 4B. Kelas 4A menggunakan e-learning dan kelas 4B belajar seperti biasa tidak mendapatkan perlakuan. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif berupa skor tes dan skor ang- ket. Untuk skor tes pedoman penskoran yaitu tiap item benar mendapat 1 dan untuk item salah mendapat 0. Tes berupa pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal. Skor ter- tinggi 20 dan skor terendah yaitu 0. Angket terdiri dari pernyataan sebanyak 22. Skor di- golongkan berdasarkan kriteria-kriteria yaitu: sangat setuju bernilai 4, setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju bernilai 1. Prestasi Belajar Matematika Kelompok Eksperimen Hasil posttest prestasi belajar mate- matika pada kelompok eksperimen didapatkan skor rata-rata sebesar 15,45 median, modus 19, skor terendah 5, skor tertinggi 20. Prestasi Belajar Matematika Kelompok Kontrol Hasil posttest prestasi belajar mate- matika pada kelompok kontrol didapatkan skor rata-rata sebesar 12,09 median, modus 15, skor terendah 3, skor tertinggi 18. Motivasi Belajar Matematika Kelompok Eksperimen Hasil posttest motivasi belajar mate- matika pada kelompok didapatkan skor rata-rata sebesar 74,03, modus 77, skor terendah 55, skor tertinggi 83. Motivasi Belajar Matematika Kelompok Kontrol Hasil posttest motivasi belajar mate- matika pada kelompok kontrol didapatkan skor rata-rata sebesar 70,42 modus 70, skor teren- dah 60, skor tertinggi 80. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t sampel independen. Uji t sampel independen digunakan untuk menguji hipotesis kesamaan rata-rata dua
  • 11. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 76 group. Grup yang dimaksud adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4. Uji t Sampel Indepeden Motivasi Belajar Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. Sig. (2- tailed) Tingkat Motiva si Equal variances assumed 0,60 0 0,442 0,008 Equal varian not assumed 0,008 Dari tabel di atas dapat diperoleh hasil pada uji kesamaan varian dengan uji Levane’s dengan α 5 % diperoleh sig. sebesar 0.600 atau lebih besar dari α 5 % dapat sehingga disim- pulkan varian kelompok eksperimen dan ke- lompok kontrol adalah sama. Dengan demikian uji selisih rata-rata menggunakan equal varian- ces assumed. Hasil uji t pada equal variances assumed diketahui sig.2-tailed sebesar 0,008 lebih kecil dari α 5 % (0,003 < 0,05) sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 5. Group Statistics Motivasi Belajar Kelompok N Mean Std. Devia Std. Error Mean Tingkat motivasi Ekperimen 33 74,03 5,763 1,003 Kontrol 33 70,42 4,969 0,865 Tabel 6. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Rumus Skor Klasifikasi Jumlah siswa X> Mi+1,5 SDi >71,5 Sangat tinggi 24 Mi+0,5SDi<X≤Mi+1, 5SDi 60,5-71,5 Tinggi 8 Mi- 0,5SDi<X≤Mi+0,5SDi 49,5-60,5 Cukup 1 Mi-1,5SDi<X≤Mi- 0.5SDi 38,5-49,5 Rendah X≤Mi-1,5SDi <38,5 Sangat Rendah Tabel 7. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa Kelompok Kontrol Rumus Skor Klasifikas i Jumlah siswa X> Mi+1,5 SDi >71,5 Sangat tinggi 12 Mi+0,5SDi<X≤Mi+ 1,5SDi 60,5-71,5 Tinggi 19 Mi- 0,5SDi<X≤Mi+0,5S Di 49,5-60,5 Cukup 2 Mi-1,5SDi<X≤Mi- 0.5SDi 38,5-49,5 Rendah X≤Mi-1,5SDi <38,5 Sangat Rendah Satistik kelompok eksperimen diper- oleh rata-rata sebesar 74,03 > dari rata-rata kelompok kontrol sebesar 70,42. Dan dilihat kecendrungan motivasi belajar kelompok ek- sperimen sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan tingkat motivasi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Tabel 8. Uji t Sampel Independen Prestasi Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. Sig. (2-tailed) Tingkat Motivasi Equal variances assumed 0,013 0,909 0,003 Equal varian not assumed 0,003 Dari tabel di atas dapat diperoleh hasil pada uji kesamaan varian dengan uji Levane’s dengan α 5 % diperoleh sig. sebesar 0,909 atau lebih besar dari α 5 % sehingga dapat disim- pulkan varian kelompok ekspermen dan ke- lompok kontrol adalah sama. Dengan demikian uji selisih rata-rata menggunakan equal varian- ces assumed. Hasil uji t pada equal variances assumed diketahui sig.2-tailed sebesar 0,003 lebih kecil dari α 5 % (0,003 < 0,05) sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelopok kontrol. Tabel 9. Group Statistics Prestasi Belajar Kelompok N Mean Std. Dev Std. Error Mean Prestasi Eksperimen 33 15,45 4,480 0,780 kontrol 33 12,09 4,260 0,742
  • 12. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 77 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 Satistik kelompok eksperimen diper- oleh rata-rata sebesar 15,45 > dari rata-rata kelompok kontrol sebesar 12,09. Hasil ini menunjukkan tingkat motivasi siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statitik uji t menun- jukkan ada perbedaan motivasi belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut berdasakan uji t yang menghasilkan sig.2-tailed sebesar 0,008 lebih kecil dari α 5 % (0,008 < 0,05). Motivasi bel- ajar siswa kelompok ekaperimen lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen dilihat dari rata-rata skor motivasi sebesar 74,03 > dari skor rata-rata kelompok kontrol sebesar 70,42. Ke- cendrungan motivasi belajar siswa kelompok eksperimen juga lebih tinggi dari pada kelom- pok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah Tabel 10. Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol. Motivasi Kelompok Kontrol Eksperimen Sangat tinggi 12 24 Tinggi 19 8 Cukup 2 1 Rendah Sangat Rendah Gambar 1. Grafik Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol. Uji hipotesis motivasi mengunakan uji t sampel independen menunjukkan ada perbe- daan signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Diketahui dari nilai sig- nifikan sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 5%. Data dari tabel 10 dan gambar 1 menunjukkan motivasi belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statitik uji t menunjuk- kan ada perbedaan prestasi belajar siswa ke- lompok eksperimen dan kelompok kontrol. Per- bedaan tersebut berdasakan uji t yang meng- hasilkan sig.2-tailed sebesar 0,003 lebih kecil dari α 5 % (0,003 < 0,05). Perbedaan tersebut menunjukkan kelompok eksperimen memeroleh skor lebih tinggi yaitu 15,45 dan kelompok kontrol sebesar 12,09. Tabel 11. Selisih Skor Prestasi Belajar Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen. N No Deskripsi Skor Kelompok Selisih Kontrol Eksperimen 1 Mean 12,09 15,45 3,36 2 Median 13 17 4 3 Modus 15 19 4 4 Minimum 3 5 2 5 Maksimum 18 20 2 Gambar 2. Grafik Sselisih Skor Prestasi Belajar Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen. Uji hipotesis skor tes menggunakan uji t menghasilkan sig.2-Tailed sebesar 0,003 lebih kecil dari alpha 5% menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperi- men dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji T2 Hotteling’s Trace diketahui perlakuan yang diberikan memeroleh nilai signifikasi sebesar 0,001 atau lebih kecil dari α 5% dan dan rata-rata skor angket untuk motivasi belajar siswa ke-lompok ekperimen sebesar 74,03 dan kelompok kontrol sebesar 70,42 dan rata-rata skor tes untuk pres- tasi belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 15,45 dan kelompok kontrol sebesar 12,09 yang berarti bahwa Ada pengaruh positif penggunaan e-learning terhadap motivasi dan prestasi bel- ajar siswa di SD Negeri Tahunan Yogyakarta
  • 13. - Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 78 Dari uraian pembahasan di atas, per- lakuan yang diberikan kelompok eksperimen berpengaruh positif terhadap motivasi dan pres- tasi belajar matematika siswa. Pengaruh terse- but berupa perbedaan prestasi belajar dan moti- vasi belajar matematika siswa yang lebih baik disebabkan karena penggunaan e-learning. Penggunaan e-learning merupakan hal baru bagi siswa sehingga siswa menjadi pena- saran dan ingin tahu. Siswa semakin bersema- ngat dan terpacu untuk mengetahui lebih jauh tentang pelajaran yang disajikan dengan e- learning sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan uji hipotesis mengguna- kan uji t prestasi belajar menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,003 < 0,05 yang berarti bahwa: Ho ditolak dan menerima Ha dengan kata lain ada perbedaan atau pengaruh peng- gunaan e-learning dan rata-rata skor pembel- ajaran menggunakan e-learning sebesar 15,45 lebih tinggi daripada pembelajaran secara kon- vensional sebesar 12,09. Sehingga dapat disim- pulkan ada pengaruh positif penggunan e- learning terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika di SDN Tahunan Yogya- karta Berdasarkan uji hipotesis mengguna- kan uji t menunjukkan motivasi belajar me- nunjukkan nilai signifikan sebesar 0,008 < 0,05 yang berarti bahwa: Ho di tolak dan menerima Ha dengan kata lain ada pengaruh pengaruh penggunaan e-learning terhadap motivasi bel- ajar siswa dan kencederungan motivasi belajar siswa menggunakan e-learning lebih tinggi daripada pembelajaran secara konvensional. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh po- sitif penggunaan e-learning terhadap motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika di SDN Tahunan Yogyakarta. Saran Para guru disarankan untuk menerap- kan pembelajaran dengan menggunakan e- learning sebagai alternatif dalam pembelajaran Matematika. Pembelajaran Matematika dengan e-learning telah mampu mengantarkan siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik dan dapat memicu motivasi siswa. Para guru disarankan agar berkreasi dalam membuat media pembelajaran yang me- narik dan inovatif sehingga berdampak positif bagi peningkatan prestasi belajar dan motivasi dalam mata pelajaran Matematika. Disarankan kepada kepala sekolah hendaknya memotivasi dan membina guru-guru untuk bersama-sama merancang media yang lebih bervariasi. Disarankan kepada kepala sekolah un- tuk memanfaatkan dana BOS dalam pengadaan berbagai media pembelajaran yang dibutuhkan pada proses pembelajaran. Disarankan kepada lembaga pendidik- an guru untuk memberikan pelatihan meran- cang pembelajaran serta berbagai media pem- belajaran. Disararankan dalam penelitian lanjut- an untuk melibatkan sampel yang lebih luas dan aspek lain seperti: sikap, intelegensi, minat dan gaya belajar. Daftar Pustaka Amstrong, Thomas. (2009). Multiple intelle- gences in the classroom. Virginia: ASCD Azwar, Saifudin. (2009). Reliabilitas dan vali- ditas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berk, Laura E. (2006). Development Through The Lifespan. Pearson: USA Dahar, Ratna Wilis. (1988). Teori-teori bel- ajar. bandung Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, Tahun 2005, tentang stan- dar nasional pendidikan. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembel- ajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (1994). Prestasi Bel- ajar dan kompetensi Guru. Sura- baya:Usaha Nasional. Frith, Constance. (1997). Motivation to learn. Diambil tanggal 30 Oktober 2011, dari:http://www.usask.ca/education/cou rsework/802papers/Frith/Motivation.H TM Gall, M. D., Joyce, P., & Borg, W. R. (2002). Educational research. New York: Omegatype Typography, Lcn Geetha, TV. (2008). Intoduction to elearning. Chennai: Anna University Chennai. Gulo, W. (2007). Metodologi penelitian. Jakarta: Grasindo
  • 14. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika .... Doni Septumarsa Ibrahim, Siti Partini Suardiman 79 Jurnal Prima Edukasia, Volume 2 - Nomor 1, 2014 Hamalik. (1991). Manajemen belajar di Per- guruan Tinggi Bandung: Sinar Baru: Bandung Hartono, Puspita. (2011) Software pembel- ajaran. Diunduh tanggal 27 Desember 2011, dari: http://www.pesonaedu- ilearning.com/?module=detailberita&id =38 House, J Daniel. (2003). The motivational effects of specific instructional strate- gies and computer use for mathematics learning in Japan: Finding the third international mathematics and science study(TIMSS). Diambil tanggal 19 April 2012, Dari http://search.pro- quest.com/docview/204263350/1362E DCFDEE235A5CF6/14?accountid=313 24 KBBI offline 1.3 Johnson, K. (2008). An Introduction to foreigen language learning and teaching (second edition). Pearson: Great Britain Juri, Mohamad (2008). Penerapan e- learning dalam pembelajaran suatu langkah inovasi. Diambil tanggal 24 November 2011, dari http://re-searchengin- es.com/0108mohamad.html Kennedy L. M., Tipps, S., & Jhonson, A. (2008). Guiding children’s learning of mathematics. Courier Corporation: Kendallville Mason, R & Rannie, F. (2010). Elearning (Terjemahan Teguh Wahyu Utomo). New York: Tylor Francis. (Buku asli terbitan tahun 2009) Moore, Alex. (2004). The good teacher: dominant discourses in teaching and teacher education. London and New York: Routledgefalmer Naidu, Som. (2006). E-learning: A guide book of principle, procedure and practice: Bengali: Aishi Cretive Workshop Nurkencana. (2005). Evaluasi hasil belajar mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Peterson, J., Karen L., Pickering, M., & Steven, H. (2006). A comparison of computer- assisted instruction and field-based learning for youth range-land education. Diambil tanggal 19 April 2012 dari: http://search.pro- quest.com/docview/194518322/1362EF 6D6A876A29D4/36?accountid=31324 Prasojo, Lantip D. & Riyanto. (2011). Teknologi informasi pendidikan. Yogyakarta: Gavamedia Rasid dan Mansur. (2008). Penilaian hasil belajar. Bandung: CV Wacana Prima Rodgers, D. L., Withrow, T, Beverly, J. (2005). The effect of instructional media on learner motivation. Diambil tanggal 23 Februari 2012, dari : http://search.proquest.com/docview/204 276540?accountid=31324 Rusdin. (2004). Statistika penelitian sebab akibat. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Sardiman. (1994). Interaksi dan motivasi meng- ajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Simmons, C & Hawkins. (2011). Teaching ICT. Great Britain: Ashford Colour Press Ltd. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. (2006). Education psychology: theory and practice. New York: Pearson Smaldino, S. E., Lowther, D. L., Russell, J. D. (2008). Instructional technology and media for learning. Hagerstown: Phonix Color Corp Supriyadi. (2010). Next-generation. Diambil tanggal 27 November 2011, dari: http://www.pesonaeduilearning.com/in dex.php?module=detailberita&id=37 Tafiardi. (2005). Meningkatkan mutu pendidik- an melalui e-learning. Diambil tanggal 2 Februari 2012, Dari http://www.bpk- penabur.or.id/files/Hal.85-97%20- Meningkatkan%20Mutu%20Pendidika n%20melalui%20E-learning.pdf Wahana Komputer. (2004). Pengolahan data statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Andi Widoyoko, S. Eko Putro. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar