Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menganalisis hubungan antara pelaksanaan prosedur rantai dingin vaksin dalam pelayanan imunisasi dengan kejadian penyakit yang dapat dicegah imunisasi di Kabupaten Jember tahun 2010.
2. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan prosedur rantai dingin vaksin pada persiapan dan akhir pel
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...roesmiyanti
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Puskesmas
Sanggau merupakan salah satu dari 13 puskesmas di Kecamatan Kapuas
yang memiliki penderita malaria klinis terbanyak yaitu sebesar 1648 kasus
pada tahun 2009. Kejadian malaria dipengaruhi oleh faktor lingkungan luar
rumah, lingkungan dalam rumah dan perilaku dari individu masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak di Kota Cirebon tahun 2004-2011.
2. Hasil penelitian menunjukkan insiden campak tertinggi terjadi pada kelompok umur di bawah 5 tahun dan di dua kecamatan yaitu Kesambi dan Harjamukti.
3. Faktor yang mempengaruhi tingginya kasus campak adalah status imunisasi dan
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas hubungan antara pelaksanaan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kalasan, Sleman pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan desain potong lintang dan mengambil seluruh pasien tuberkulosis (20 orang) sebagai sampel. Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan DOT
Dokumen tersebut membahas tentang malaria sebagai salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang menyerang 350-500 juta orang setiap tahunnya. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Dokumen ini juga membahas tentang gejala klinis malaria seperti demam, anemia, splenomegali, dan ikterus serta daur hidup parasit malaria.
PENGARUH LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA P...roesmiyanti
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Puskesmas
Sanggau merupakan salah satu dari 13 puskesmas di Kecamatan Kapuas
yang memiliki penderita malaria klinis terbanyak yaitu sebesar 1648 kasus
pada tahun 2009. Kejadian malaria dipengaruhi oleh faktor lingkungan luar
rumah, lingkungan dalam rumah dan perilaku dari individu masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak di Kota Cirebon tahun 2004-2011.
2. Hasil penelitian menunjukkan insiden campak tertinggi terjadi pada kelompok umur di bawah 5 tahun dan di dua kecamatan yaitu Kesambi dan Harjamukti.
3. Faktor yang mempengaruhi tingginya kasus campak adalah status imunisasi dan
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENG...Aji Wibowo
Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan.
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
Dokumen tersebut membahas hubungan antara pelaksanaan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kalasan, Sleman pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan desain potong lintang dan mengambil seluruh pasien tuberkulosis (20 orang) sebagai sampel. Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan DOT
Dokumen tersebut membahas tentang malaria sebagai salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang menyerang 350-500 juta orang setiap tahunnya. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Dokumen ini juga membahas tentang gejala klinis malaria seperti demam, anemia, splenomegali, dan ikterus serta daur hidup parasit malaria.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan Parupuk Tabing. Didapatkan bahwa 57,1% ibu memberikan imunisasi lengkap dan 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang cukup. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lengkap pada anak.
Studi ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan persepsi dengan pemberian imunisasi dasar yang lengkap. Ibu dan keluarga perlu lebih memperhatikan kesehatan anak agar terhindar dari penyakit melalui pemberian imunisasi yang tepat.
Program PPI dan K3 Puskesmas Kalikajar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menurunkan insiden infeksi, melindungi pasien, tenaga medis, dan masyarakat dari penularan infeksi, serta melindungi lingkungan puskesmas. Program ini meliputi kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan menggunakan APD unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas lima masalah kesehatan di Puskesmas Cerme berdasarkan data tahun 2021.
2. Masalah strategis yang dipilih adalah tingginya angka kejadian phlebitis pada pasien rawat inap.
3. Penyebab utamanya adalah lamanya masa waktu pemasangan infus.
4. Solusi yang diusulkan adalah membatasi waktu pemasangan infus menjadi 2 hari.
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
Dokumen tersebut merupakan rencana advokasi program surveilans campak di Papua tahun 2014. Tujuannya adalah memperoleh dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dana, sarana, dan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kasus campak. Berdasarkan analisis data, diperlukan dukungan kebijakan dan dana untuk meningkatkan cakupan surveilans campak dan imunisasi guna mencegah kasus dan kematian
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
Evaluasi perencanaan program imunisasi campak di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung menemukan beberapa keterbatasan, seperti jadwal imunisasi campak yang belum teratur, stok vaksin yang terbatas, dan tidak adanya alokasi dana khusus. Evaluasi proses dan hasil program juga masih kurang memadai. Saran yang diberikan adalah perlunya pencatatan dan pelaporan bulanan untuk meningkatkan pelaksanaan program imunisasi.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
Studi ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada balita di Kabupaten Bogor. Variabel yang diteliti meliputi umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan bahwa umur ibu, pendidikan, paritas, dan pengetahuan berhubungan dengan pemberian imunisasi, sedangkan pekerjaan tidak berhubungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan Parupuk Tabing. Didapatkan bahwa 57,1% ibu memberikan imunisasi lengkap dan 63,5% ibu memiliki pengetahuan yang cukup. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lengkap pada anak.
Studi ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang. Penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan persepsi dengan pemberian imunisasi dasar yang lengkap. Ibu dan keluarga perlu lebih memperhatikan kesehatan anak agar terhindar dari penyakit melalui pemberian imunisasi yang tepat.
Program PPI dan K3 Puskesmas Kalikajar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menurunkan insiden infeksi, melindungi pasien, tenaga medis, dan masyarakat dari penularan infeksi, serta melindungi lingkungan puskesmas. Program ini meliputi kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan menggunakan APD unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas lima masalah kesehatan di Puskesmas Cerme berdasarkan data tahun 2021.
2. Masalah strategis yang dipilih adalah tingginya angka kejadian phlebitis pada pasien rawat inap.
3. Penyebab utamanya adalah lamanya masa waktu pemasangan infus.
4. Solusi yang diusulkan adalah membatasi waktu pemasangan infus menjadi 2 hari.
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
Dokumen tersebut merupakan rencana advokasi program surveilans campak di Papua tahun 2014. Tujuannya adalah memperoleh dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dana, sarana, dan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kasus campak. Berdasarkan analisis data, diperlukan dukungan kebijakan dan dana untuk meningkatkan cakupan surveilans campak dan imunisasi guna mencegah kasus dan kematian
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
Evaluasi perencanaan program imunisasi campak di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung menemukan beberapa keterbatasan, seperti jadwal imunisasi campak yang belum teratur, stok vaksin yang terbatas, dan tidak adanya alokasi dana khusus. Evaluasi proses dan hasil program juga masih kurang memadai. Saran yang diberikan adalah perlunya pencatatan dan pelaporan bulanan untuk meningkatkan pelaksanaan program imunisasi.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
Berbagai studi telah menemukan penggunaan antibiotik pada pasien bedah sering kali tidak sesuai dengan standarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar dan mengobservasi outcome terapi antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional menggunakan data retrospektif berupa rekam medik pasien bedah sesar periode Agustus 2016 – Agustus 2018. Data diolah secara deskriptif nonanalitik meliputi jenis antibiotik yang digunakan, dosis yang digunakan, rute pemberian, dan waktu
pemberian.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
Studi ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak pada balita di Kabupaten Bogor. Variabel yang diteliti meliputi umur ibu, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan bahwa umur ibu, pendidikan, paritas, dan pengetahuan berhubungan dengan pemberian imunisasi, sedangkan pekerjaan tidak berhubungan.
The document discusses three Philippine Supreme Court cases related to labor and election laws:
1) JMM v NLRC (1993) addressed whether an employer was still required to post an appeal bond despite posting other surety bonds. The Court held that the appeal bond served a different purpose from the other bonds and was still required.
2) Mateo Casela v. Court of Appeals involved whether a motion for execution of a writ was time-barred. The Court excluded time periods where execution was suspended and found the motion was timely.
3) Datu Michael Abas Kida v. Senate of the Philippines concerned the constitutionality of resetting ARMM elections. The Court upheld the new law,
This document summarizes ordinances and resolutions passed by local governments in Palawan, Philippines regarding the banning of shipping live fish and lobsters outside of Puerto Princesa City and prohibiting the catching, selling, and shipping of certain marine organisms from Palawan waters. Specifically, it summarizes Ordinance No. 15-92 passed by Puerto Princesa City banning the shipping of all live fish and lobsters outside the city from 1993 to 1998 with some exemptions. It also summarizes Office Order No. 23 implementing the city ordinance. Lastly, it summarizes Resolution No. 33 and Ordinance No. 2 passed by the Sangguniang Panlalawigan (Provincial Council) of Pal
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
197744740 jurnal-1
1. Get Homework/Assignment
Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
Hubungan antara Pelaksanaan Prosedur Tetap Rantai
Dingin Vaksin pada PD3I di Kabupaten Jember Tahun
2010
( Relationships between the Implementation
Procedures Cold Chain Equipment Vaccines with
Genesis PD3I in Jember Years 2010)
Kusumaning Ayu Wulandari
1
2. Epidemiologi dan Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
Ayukusuma@ymail.com
Abstract
Background: To reduce the number of cases PD3I, not only achieve high immunization
coverage and equitable but also the quality of immunization services. The quality of
immunization services one of which is obtained maintaining the quality of vaccines.
Failure in the management of cold chain vaccine will result in a decrease in potentiality
of vaccines, that trigger the emergence of PD3I.
Objective: The purpose is to analyze the relationship between the implementation
procedure of cold chain vaccines in immunization services at the health center
(Puskesmas) with PD3I incident in 2010 in Jember.
Methode: The research is an observational analytic research approach by using cross
sectional study design.
Result: Result of this study is no significant realtionship between the implementation of
immunization services with PD3I event in Jember.
Conclution: Advice for Jember Health Office of conducting the evaluation and
supervision ranging from health centers to neighborhood health center without prior
notice to the clinic in order to know the habits of the executive officer of immunization at
time of immunization services.
Keywords : procedure of cold chain vaccine, PD3I
Abstrak
Latar Belakang : Untuk mengurangi jumlah kasus PD3I, tidak hanya mencapai cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata, tetapi juga kualitas pelayanan imunisasi juga harus
diperhatikan. Kualitas pelayanan imunisasi salah satunya diperoleh dengan menjaga
kualitas vaksin. Kegagalan dalam pengelolaan rantai dingin vaksin akan mengakibatkan
penurunan potensi vaksin, yang memicu munculnya PD3I.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara prosedur
pelaksanaan rantai dingin vaksin dalam pelayanan imunisasi di Puskesmas dengan
kejadian PD3I pada tahun 2010 di Kabupaten Jember.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode pendekatan analitik observasional dengan
pendeketan cross sectional.
Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan imunisasi dengan kejadian PD3I di Kabupaten Jember.
Kesimpulan: Dinas Kesehatan Kabupaten Jember harus melakukan evaluasi dan
pengawasan mulai dari puskesmas ke posyandu tanpa pemberitahuan sebelumnya ke
klinik untuk mengetahui kebiasaan petugas pelaksana imunisasi pada saat layanan
imunisasi .
Kata Kunci : prosedur rantai dingin vaksin, PD3I
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan imunisasi sebagai
salah satu program pembangunan
kesehatan di Indonesia diselenggarakan
sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan
upaya kesehatan masyarakat yang
trebukti plaing cost effective. Melalui
upaya imunisasi bukti bahwa penyakit
cacar telah terbasmi di Indonesia
dinyatakan bebas dari cacar sejak tahun
1974 oleh WHO, kemudian seluruh
2
3. dunia dinyatakan bebas cacar pada
tahun 1978 1
.
Dalam penyelenggaraan
program imunisasi dibutuhkan dukungan
vaksin, alat suntik dan rantai dingin (cold
chain) agar kualitas vaksinasi sesuai
dengan standar guna menumbuhkan
imunitas yang optimal bagi sasaran
imunisasi 2
. Dari hasil studi yang
dilakukan oleh PATH dan Depkes pada
tahun 2002 di Propinsi Jatim dan NTB
dan tahun 2003 di Propinsi Jateng dan
Jambi, diketahui banyak peralatan untuk
menyimpan vaksin yang tidak dikelola
dengan benar sehingga presentase
kegagalan dalam penyimpanan vaksin
sangat tinggi, suhu penyimpanan dan
transportasi vaksin banyak dibawah 0 ̊
C. Hal ini tentunya dapat
membahayakan bagi vaksin yang peka
pembekuan. Disamping itu terdapat juga
vaksin yang terpapar suhu panas
sehingga dikhawatirkan merusak atau
membahayakan vaksin yang peka
panas 3
.
Pada tahun 2010 Dinkes
Provinsi Jatim melaksanakan penilaian
kualitas pelayanan imunisasi dalam
rangka merespon peningkatan kejadian
difteri untuk dan untuk mengidentifikasi
penyebab masalah program imunisasi di
Jawa Timur. Dari hasil penilaian
diketahui bahwa pengetahuan petugas
yang memenuhi syarat tentang
pelaksanaan imunisasi di puskesmas
yaitu sebesar 77,5%. Teknik
penyimpanan vaksin sesuai syarat yang
ada di puskesmas sebesar 74,3%.
Perilaku petugas dalam melaksanakan
imunisasi sesuai syarat di puskesmas
yaitu sebesar 79,2%. Secara umum
kualitas pelayanan imunisasi di
puskesmas yang memenuhi syarat
minimal ≥ 80% sebesar 62% 4
.
Berdasarkan survei
pendahuluan, cakupan program
imunisasi dasar lengkap di Kabupaten
Jember tahun 2011 mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 2009. Rata-rata cakupan
imunisasi tiap tahunnya di Kabupaten
Jember meningkat bila tanpa
memperhatikan validdose, namun pada
kenyataanya masih ditemukan PD3I
yang tersebar di beberapa kecamatan.
Berdasarkan data dari Dinkes
Kabupaten Jember tahun 2011, di tahun
2010 terdapat 17 kecamatan dari 31
kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Jember 5
.
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan antara
pelaksanaan prosedur tetap rantai
dingin vaksin pada pelayanan imunisasi
di tingkat puskesmas dengan kejadian
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi tahun 2010 di Kabupaten
Jember.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah
analitik observasional dan penelitian ini
menggunakan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan
pada pelayanan imunisasi tingkat
puskesmas di Kabupaten Jember yang
meliputi pelaksanaan prosedur tetap
rantai dingin vaksin pada saat
persiapan, pelaksanaan kegiatan, dan
kegiatan akhir pelayanan imunisasi.
Populasi pada penelitian ini
adalah petugas pelaksana imunisasi
yang bekerja di puskesmas yang ada di
Kabupaten Jember, yaitu sebanyak 475
petugas pelaksana imunisasi di
Puskesmas, dan terdapat 248 petugas
yang memberikan pelayanan imunisasi
di posyandu. Sampel penelitian ini
adalah 84 petugas imunisasi yang
berada di posyandu. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik
Proportional Random Sampling.
Variabel bebas penelitian ini
adalah pelaksanaan prosedur tetap
rantai dingin vaksin pada pelayanan
imunisasi tingkat puskesmas.
Sedangkan variabel terikat penelitian
adalah kejadian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi di Kabupaten
Jember tahun 2010. Data yang
digunakan dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui wawancara,
dokumentasi, dan observasi. Untuk
memperoleh analisis, maka sebelum
data disajikan akan dilakukan beberapa
hal yaitu pemeriksaan data, pemberian
skor,dan tabulasi data.
HASIL
3
4. Gambaran Kejadian Penyakit yang
dapat Dicegah dengan Imunisasi di
Kabupaten Jember Tahun 2010.
No Penyakit PD3I Kasus
Positif
1 Difteri 6 orang
2 Pertusis 7 orang
3 Tetanus
Neonatorum
6 orang
4 Campak 123 orang
Hubungan antara Pelaksanaan
Prosedur Tetap Rantai Dingin Vaksin
pada Pelayanan Imunisasi dengan
Kejadian PD3I di Kabupaten Jember
Tahun 2010
a. Persiapan Pelayanan Imunisasi
Tabel a.1 Distribusi Kesesuaian antara
Tindakan Pengelolaan
Rantai Dingin Vaksin dengan
Pelaksanaan Prosedur Tetap
Rantai Dingin Vaksin pada
Tahap Persiapan Pelayanan
Imunisasi
Kesesuaian Jumlah Presentase
Baik 77 90,6
Kurang 8 9,4
Jumlah 85 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
Tabel a.2 Distribusi Frekuensi Kejadian
Penyakit yang dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) di
Kabupaten Jember Tahun
2010 Berdasarkan
Pelaksanaan Prosedur Tetap
Rantai Dingin Vaksin pada
Tahap Persiapan Pelayanan
Imunisasi
N
o.
Pelaksa
naan
Protap
pada
Persiap
an
Pelayan
an
Imunisa
si
PD3I Non-
PD3I
Total
n % n % n %
1 Kurang 2 2,
6
6 7 8 9,
4
2 Baik 6 7 7
1
83
,4
7
7
90
,6
Jumlah 8 9,
6
7
7
90
,4
8
5
10
0
p = 0,163
OR=3,944 (CI
95%: 0,649-23,964)
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
b. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
Tabel b.1 Distribusi Kesesuaian antara
Tindakan Pengelolaan Rantai
Dingin Vaksin
dengan Pelaksanaan Prosedur
Tetap Rantai Dingin Vaksin pada
Tahap Pelaksanaan
Pelayanan Imunisasi
Kesesuaian Jumlah Presentase
Baik 76 89,4
Kurang 9 10,6
Jumlah 85 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
Tabel b.2 Distribusi Frekuensi Kejadian
Penyakit yang dapat Dicegah
dengan Imunisasi
(PD3I) di Kabupaten Jember Tahun
2010 Berdasarkan Pelaksanaan
Prosedur Tetap Rantai Dingin
Vaksin pada Tahap Pelaksanaan
Pelayanan Imunisasi
N
o.
Pelaksa
naan
Protap
pada
Persiap
an
Pelayan
an
Imunisa
si
PD3I Non-
PD3I
Total
N % n % N %
1 Kurang 4 4,
7
6 5,
9
9 10
,6
2 Baik 4 4,
7
7
1
84
,7
7
6
89
,4
Jumlah 8 9,
4
7
7
90
,6
8
5
10
0
p = 0,0001
OR=14,4 (CI
95%: 2,749-75,433)
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
c. Pelaksanaan Kegiatan Akhir
Pelayanan Imunisasi
Tabel c.1 Distribusi Kesesuaian antara
Tindakan Pengelolaan Rantai
Dingin Vaksin
dengan Pelaksanaan Prosedur
4
5. Tetap Rantai Dingin Vaksin Pada
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Akhir Pelayanan
Imunisasi
Kesesuaian Jumlah Presentase
Baik 77 90,6
Kurang 8 9,4
Jumlah 85 100
Sumber : Data Primer Terolah, 2011
PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengenai
gambaran kejadian penyakit PD3I di
Kabupaten Jember Tahun 2010 yaitu
terdapat 6 orang yang dinyatakan positif
menderita difteri. Dari keenam kasus
positif difteri tersebut diketahui bahwa 4
orang diantaranya sudah mendapatkan
pelayanan imunisasi dengan kisaran
umur antara 3-4 tahun. Jumlah kasus
pertusis di Kabupaten Jember pada
tahun 2010 ditemukan sebanyak 7
kasus. Pada tahun 2010, di Kabupaten
Jember ditemukan 6 kasus tetanus
neonatorum (TN), sedangkan jumlah
kasus campak di Kabupaten Jember
pada tahun 2010 ditemukan sebanyak
123 kasus.
Hasil penelitian mengenai
persiapan pelayanan imunisasi yaitu
dapat diketahui bahwa sebagian besar
petugas pelaksana imunisasi memiliki
tingkat kesesuaian yang baik dalam
pelaksanaan prosedur tetap rantai
dingin vaksin pada tahap persiapan
pelayanan imunisasi yaitu sebanyak 77
petugas pelaksana imunisasi dengan
presentase sebesar 90,6%.
Hasil penelitian dari tabel a.2
yaitu jika dilihat dari analisis dengan
menggunakan uji chi square
menunjukkan bahwa nilai p untuk
variabel persiapan pelayanan imunisasi
sebesar 0,163. Nilai p tersebut dapat
dilihat pada Fisher’s Exact Test karena
terdapat cell yang bernilai kurang dari 5.
Oleh karena nilai p > α (p=0,113), maka
variabel persiapan pelayanan imunisasi
secara signifikan tidak berhubungan
dengan dengan kejadian PD3I di
Kabupaten Jember tahun 2010. Hal ini
didukung oleh nilai lower-upper
Confidence Interval (CI 95%) yaitu
0,649-23,964 yang dapat disimpulkan
bahwa variabel persiapan pelayanan
imunisasi dalam pelaksanaan prosedur
tetap rantai dingin vaksin tidak signifikan
sebagai faktor resiko terhadap kejadian
PD3I di Kabupaten Jember tahun 2010.
Berdasarkan tabel b.1 dapat
diketahui ba hwa mayoritas petugas
pelaksana imunisasi memiliki tingkat
kesesuaian yang baik dalam
pelaksanaan prosedur tetap rantai
dingin vaksin pada tahap pelaksanaan
imunisasi yaitu sebanyak 76 petugas
pelaksana imunisasi. Berdasarkan tabel
c.1 dapat dilihat bahwa dari 85 petugas
pelaksana imunisasi, sebanyak 77
petugas pelaksana imunisasi atau
sebesar 90,6% petugas pelaksana
imunisasi memiliki tingkat kesesuaian
yang tergolong baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data dan
pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2010 di
Kabupaten Jember terdapat kejadian
penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi yang meliputi kejadian difteri,
pertusis, TN, dan campak. Persiapan
pelayanan imunisasi tidak berhubungan
dengan kejadian PD3I di Kabupaten
Jember tahun 2010. Pelaksanaan
pelayanan imunisasi berhubungan
dengan kejadian PD3I di Kabupaten
Jember Tahun 2010 yaitu pada tahap
pelaksana imunisasi tidak memeriksa
label vaksin atau pelarut sebelum
melakukan penyuntikkan, tidak
memeriksa kondisi VVM sebelum
melakukan penyuntikkan. Pelaksanaan
kegiatan akhir pelayanan imunisasi tidak
berhubungan dengan kejadian PD3I di
Kabupaten Jember tahun 2010. Saran
yang dapat direkomendasikan adalah
bagi peneliti selanjutnya perlu meneliti
mengenai potensi vaksin yang ada di
puskesmas di Kabupaten Jember
dengan melakukan uji laboratorium.
Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember perlu mengadakan evaluasi dan
supervisi mulai dari puskesmas sampai
ke posyandu tanpa adanya
pemberitahuan sebelumnya kepada
pihak puskesmas.
5
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Drs. Husni Abdul Gani, M.S, selaku
Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat;
2. Irma Prasetyowati, S.KM., M.Kes
selaku Ketua Bagian Epidemiologi
dan Biostatistika Kependudukan
sekaligus ketua penguji;
3. Teman-teman angkatan dan semua
pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Modul
Pelatihan Pengelolaan Rantai
Vaksin Program
Imunisasi. Surabaya: Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2011. Hasil Assesment Kualitas
Pelayanan Imunisasi di
Puskesmas dan UPS. Tidak
dipublikasikan. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Fitri, Pocut Fatimah. 2007.
Penyimpanan Vaksin [serial online]
http://www.waspada.co.id/index.
php?option=com_content&view
=article&id=1814:
penyimpanan-
vaksin&catid=28&Itemid=48. [
12 Maret 2011]
Budiarto, Eko. 2003. Metodologi
Penelitian Kedokteran; Sebuah
Pengantar. Jakarta: EGC
6
7. UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Drs. Husni Abdul Gani, M.S, selaku
Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat;
2. Irma Prasetyowati, S.KM., M.Kes
selaku Ketua Bagian Epidemiologi
dan Biostatistika Kependudukan
sekaligus ketua penguji;
3. Teman-teman angkatan dan semua
pihak yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2005. Modul
Pelatihan Pengelolaan Rantai
Vaksin Program
Imunisasi. Surabaya: Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2011. Hasil Assesment Kualitas
Pelayanan Imunisasi di
Puskesmas dan UPS. Tidak
dipublikasikan. Surabaya: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Fitri, Pocut Fatimah. 2007.
Penyimpanan Vaksin [serial online]
http://www.waspada.co.id/index.
php?option=com_content&view
=article&id=1814:
penyimpanan-
vaksin&catid=28&Itemid=48. [
12 Maret 2011]
Budiarto, Eko. 2003. Metodologi
Penelitian Kedokteran; Sebuah
Pengantar. Jakarta: EGC
6