SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
UPAH MINIMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melindungi upah pekerja/buruh agar
tidak merosot pada tingkat yang paling rendah sebagai
akibat ketidakseimbangan pasar kerja, perlu
penyelarasan kebijakan upah minimum dengan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi guna mewujudkan keberlangsungan usaha
dan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu diatur upah minimum
provinsi atau kabupaten/kota, upah minimum sektoral
provinsi atau kabupaten/kota, dan upah minimum bagi
perusahaan industri padat karya tertentu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang
Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan
Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik
Indonesia Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4);
2
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2004 tentang
Dewan Pengupahan;
6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI TENTANG UPAH MINIMUM.
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah
pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai
jaring pengaman.
2. Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah
Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
3. Upah Minimum Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat UMK adalah
Upah Minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.
4. Upah Minimum Sektoral Provinsi yang selanjutnya disingkat UMSP
adalah Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.
5. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat
UMSK adalah Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah
kabupaten/kota.
6. Sektoral adalah kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya
menurut Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI).
7. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
8. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
9. Perusahaan adalah:
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
4
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus
dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
10. Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu adalah perusahaan yang
memenuhi kriteria industri padat karya sebagaimana diatur oleh Menteri
Perindustrian.
11. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 2
Upah Minimum terdiri atas:
a. UMP atau UMK;
b. UMSP atau UMSK.
BAB II
DASAR DAN WEWENANG PENETAPAN UPAH MINIMUM
Pasal 3
(1) Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak
(KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
(2) Upah Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada
pencapaian KHL.
(3) Pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
perbandingan besarnya Upah Minimum terhadap nilai KHL pada periode
yang sama.
(4) Untuk pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (2), gubernur
menetapkan tahapan pencapaian KHL dalam bentuk peta jalan
pencapaian KHL bagi Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu dan bagi
perusahaan lainnya dengan mempertimbangkan kondisi kemampuan
dunia usaha.
Pasal 4
Peta jalan pencapaian KHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4)
disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. menentukan tahun pencapaian Upah Minimum sama dengan KHL;
b. memprediksi nilai KHL sampai akhir tahun pencapaian;
5
c. memprediksi besaran nilai Upah Minimum setiap tahun;
d. menetapkan prosentase pencapaian KHL dengan membandingkan prediksi
besaran Upah Minimum dengan prediksi nilai KHL setiap tahun.
Pasal 5
Dalam hal kondisi perekonomian pada tahun tertentu mengakibatkan
pencapaian KHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) tidak dapat
terpenuhi, gubernur dapat melakukan penyesuaian tahapan pencapaian KHL.
Pasal 6
(1) Gubernur menetapkan UMP.
(2) UMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diumumkan
oleh masing-masing gubernur secara serentak setiap tanggal 1 November.
Pasal 7
(1) Selain UMP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, gubernur dapat
menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan
rekomendasi bupati/walikota.
(2) UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diumumkan
oleh gubernur selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah
penetapan UMP.
(3) Besaran UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari UMP.
Pasal 8
(1) Upah Minimum yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 dan Pasal 7 berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari
tahun berikutnya.
(2) Peninjauan besaran Upah Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
6
Pasal 9
Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a masih berada di bawah nilai KHL, besarnya Upah Minimum yang
berlaku bagi Perusahaan Industri Padat Karya tertentu dan Upah Minimum
yang berlaku bagi perusahaan lainnya mengacu pada ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4).
Pasal 10
(1) Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf a di atas KHL dan nilai KHL untuk tahun berikutnya lebih besar
dari Upah Minimum tahun sebelumnya, gubernur menetapkan Upah
Minimum untuk tahun berikutnya mengacu pada ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4).
(2) Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf a sama atau di atas KHL dan nilai KHL untuk tahun berikutnya
tidak lebih besar dari Upah Minimum tahun sebelumnya, gubernur
menetapkan besarnya Upah Minimum harus didasarkan pada
rekomendasi dari Dewan Pengupahan.
Pasal 11
(1) Selain Upah Minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a,
gubernur dapat menetapkan UMSP dan/atau UMSK atas kesepakatan
organisasi perusahaan dengan serikat pekerja/serikat buruh di sektor
yang bersangkutan.
(2) UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
sejak ditetapkan oleh gubernur.
(3) Besaran UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebagai berikut:
a. UMSP tidak boleh lebih rendah dari UMP;
b. UMSK tidak boleh lebih rendah dari UMK.
7
BAB III
TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM
Pasal 12
(1) Gubernur dalam menetapkan UMP memperhatikan rekomendasi Dewan
Pengupahan Provinsi.
(2) Gubernur dalam menetapkan UMK memperhatikan rekomendasi Dewan
Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota.
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disampaikan kepada gubernur oleh Dewan Pengupahan Provinsi
dan/atau bupati/walikota, melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
(4) Rekomendasi bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdasarkan saran dan pertimbangan Dewan Pengupahan
kabupaten/kota apabila telah terbentuk.
Pasal 13
(1) Untuk menetapkan UMSP dan/atau UMSK, Dewan Pengupahan Provinsi
atau Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota melakukan penelitian serta
menghimpun data dan informasi mengenai:
a. homogenitas perusahaan;
b. jumlah perusahaan;
c. jumlah tenaga kerja;
d. devisa yang dihasilkan;
e. nilai tambah yang dihasilkan;
f. kemampuan perusahaan;
g. asosiasi perusahaan; dan
h. serikat pekerja/serikat buruh terkait.
(2) Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan
penelitian untuk menentukan sektor unggulan yang selanjutnya
disampaikan kepada asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/serikat
buruh di sektor yang bersangkutan untuk dirundingkan.
8
Pasal 14
(1) Besaran UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (3) disepakati oleh asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/serikat
buruh di sektor yang bersangkutan.
(2) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada gubernur melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagai dasar penetapan
UMSP dan/atau UMSK.
BAB IV
PELAKSANAAN PENETAPAN UPAH MINIMUM
Pasal 15
(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari Upah Minimum
yang telah ditetapkan.
(2) Upah Minimum hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang mempunyai
masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun.
Pasal 16
(1) Upah Minimum wajib dibayar bulanan kepada pekerja/buruh.
(2) Berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha, Upah Minimum dapat
dibayarkan mingguan atau 2 (dua) mingguan dengan ketentuan
perhitungan Upah Minimum didasarkan pada upah bulanan.
Pasal 17
(1) Bagi pekerja/buruh dengan sistem kerja borongan atau sistem harian
lepas yang dilaksanakan 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas)
bulan, upah rata-rata sebulan serendah-rendahnya sebesar upah
minimum yang dilaksanakan di perusahaan yang bersangkutan.
(2) Upah pekerja/buruh harian lepas, ditetapkan secara bulanan yang
dibayarkan berdasarkan jumlah hari kehadiran dengan perhitungan upah
sehari:
a. bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 (enam) hari dalam
seminggu, upah bulanan dibagi 25 (dua puluh lima);
9
b. bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 (lima) hari dalam
seminggu, upah bulanan dibagi 21 (dua puluh satu).
Pasal 18
(1) Bagi perusahaan yang mencakup lebih dari satu sektor, Upah Minimum
yang berlaku sesuai dengan UMSP atau UMSK.
(2) Dalam hal satu perusahaan mencakup lebih dari satu sektor dan apabila
terdapat satu sektor atau lebih belum ada penetapan UMSP dan/atau
UMSK, maka upah terendah di perusahaan pada sektor yang
bersangkutan, disepakati secara bipartit.
Pasal 19
Besaran kenaikan upah di perusahaan yang Upah Minimumnya telah
mencapai KHL atau lebih, ditetapkan secara bipartit di perusahaan masing-
masing.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 20
Pengawasan pelaksanaan Upah Minimum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor PER-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum sebagaimana diubah
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.226/MEN/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8,
Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-
01/MEN/1999 tentang Upah Minimum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
10
Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Oktober 2013
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Drs. H. A. MUHAIMIN ISKANDAR, M.Si
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Oktober 2013
MENTERI
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1239

More Related Content

What's hot

2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...
2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...
2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...Winarto Winartoap
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
 
Ump dki jakarta 2015
Ump dki jakarta 2015Ump dki jakarta 2015
Ump dki jakarta 2015Antonius Psb
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...Muh Saleh
 
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018DPPPAKotaPalu
 
Pp nomor 17 tahun 2021
Pp nomor 17 tahun 2021Pp nomor 17 tahun 2021
Pp nomor 17 tahun 2021HestiRachma3
 
IAI standard fee
IAI standard feeIAI standard fee
IAI standard feejose_t
 
Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009kpwbi
 
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahYudhi Aldriand
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiYudhi Aldriand
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...Yudhi Aldriand
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Abdul Aziz
 
Pegawai negeri sipil
Pegawai negeri sipilPegawai negeri sipil
Pegawai negeri sipilGilang Dawous
 

What's hot (18)

2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...
2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...
2452 perka bkn no.20 tahun 2013 @ ketentuan pelaksanaan perpres no.44 tahun 2...
 
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANOTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAAN
 
Ump dki jakarta 2015
Ump dki jakarta 2015Ump dki jakarta 2015
Ump dki jakarta 2015
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
 
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018
Kontrak Pengadaan Barang Pasca PerPres 16/2018
 
Pp nomor 17 tahun 2021
Pp nomor 17 tahun 2021Pp nomor 17 tahun 2021
Pp nomor 17 tahun 2021
 
Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967
 
IAI standard fee
IAI standard feeIAI standard fee
IAI standard fee
 
Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009Uu 6 tahun_2009
Uu 6 tahun_2009
 
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Uu 10 2000
Uu 10 2000Uu 10 2000
Uu 10 2000
 
Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011Permen PU 04 2011
Permen PU 04 2011
 
Pegawai negeri sipil
Pegawai negeri sipilPegawai negeri sipil
Pegawai negeri sipil
 
Uu 06 2001
Uu 06 2001Uu 06 2001
Uu 06 2001
 

Similar to 112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum

2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdfCIkumparan
 
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01Chris Warouw
 
permenaker tentang Upah Minimum
permenaker tentang Upah Minimumpermenaker tentang Upah Minimum
permenaker tentang Upah MinimumSamuel Harnaen
 
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdfPP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdferikhighflier
 
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 PengupahanPP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 PengupahanImam Prastio
 
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdfTentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf'' Unggul BM
 
Perpres nomor 120 tahun 2018
Perpres nomor 120 tahun 2018Perpres nomor 120 tahun 2018
Perpres nomor 120 tahun 2018FYusufFadhilah
 
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019Joseph Sitepu
 
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONALNOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONALtemanna #LABEDDU
 
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017Uning Prasetyo
 
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPenataan Ruang
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintahSutardjo ( Mang Ojo )
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010ibeth_rtk
 
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahPerda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahkabupaten_pakpakbharat
 

Similar to 112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum (20)

2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf2022PMNaker018.pdf
2022PMNaker018.pdf
 
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01
Pergubno189umpdki2013 130103001606-phpapp01
 
permenaker tentang Upah Minimum
permenaker tentang Upah Minimumpermenaker tentang Upah Minimum
permenaker tentang Upah Minimum
 
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdfPP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
 
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 PengupahanPP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
PP No. 51 Tahun 2023 Perubahan atas PP No. 36 Tahun 2021 Pengupahan
 
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdfTentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf
Tentang Upah dan UM di Indonesia1 - Bp M Dokhi.pdf
 
Paparan UMK 2022.pptx
Paparan UMK 2022.pptxPaparan UMK 2022.pptx
Paparan UMK 2022.pptx
 
Pp 16 2000
Pp 16 2000Pp 16 2000
Pp 16 2000
 
958
958958
958
 
Perpres nomor 120 tahun 2018
Perpres nomor 120 tahun 2018Perpres nomor 120 tahun 2018
Perpres nomor 120 tahun 2018
 
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019
Kepmendagri no 061_5449_tahun_2019
 
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONALNOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
NOMOR 33 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
 
Boncu2
Boncu2Boncu2
Boncu2
 
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017
Perbup kulon progo no. 17 tahun 2016 ttg standarisasi harga barang dan jasa 2017
 
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi PemerintahPeraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
PP 71 Tahun 2010
PP 71 Tahun 2010PP 71 Tahun 2010
PP 71 Tahun 2010
 
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahPerda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
 

More from Benny Benny

Akuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_iAkuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_iBenny Benny
 
Soal analog verbal
Soal analog verbalSoal analog verbal
Soal analog verbalBenny Benny
 
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimiaBenny Benny
 
Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanBenny Benny
 
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimumBenny Benny
 
Soal psikotest menggambar
Soal psikotest   menggambarSoal psikotest   menggambar
Soal psikotest menggambarBenny Benny
 
Soal psikotest logika angka
Soal psikotest   logika angkaSoal psikotest   logika angka
Soal psikotest logika angkaBenny Benny
 
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahuiBenny Benny
 
Energi alternatif
Energi alternatifEnergi alternatif
Energi alternatifBenny Benny
 
Berita acara serah terima barang
Berita acara serah terima barangBerita acara serah terima barang
Berita acara serah terima barangBenny Benny
 
Energi alternatif
Energi alternatifEnergi alternatif
Energi alternatifBenny Benny
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
 
Akuntansi internasional
Akuntansi internasionalAkuntansi internasional
Akuntansi internasionalBenny Benny
 
Uu3 92 jamsostek
Uu3 92 jamsostekUu3 92 jamsostek
Uu3 92 jamsostekBenny Benny
 
Sop izin keluar masuk kawasan
Sop izin keluar masuk kawasanSop izin keluar masuk kawasan
Sop izin keluar masuk kawasanBenny Benny
 
2010 1-00010-aksi bab 3
2010 1-00010-aksi bab 32010 1-00010-aksi bab 3
2010 1-00010-aksi bab 3Benny Benny
 
Syarat standar pengiriman pt tiki jne
Syarat standar pengiriman pt tiki jneSyarat standar pengiriman pt tiki jne
Syarat standar pengiriman pt tiki jneBenny Benny
 

More from Benny Benny (20)

Akuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_iAkuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_i
 
Soal analog verbal
Soal analog verbalSoal analog verbal
Soal analog verbal
 
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
76696288 prosedur-penanganan-bahan-kimia
 
Hkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaanHkm ketenagakerjaan
Hkm ketenagakerjaan
 
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum
112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum
 
Soal psikotest menggambar
Soal psikotest   menggambarSoal psikotest   menggambar
Soal psikotest menggambar
 
Soal psikotest logika angka
Soal psikotest   logika angkaSoal psikotest   logika angka
Soal psikotest logika angka
 
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
7 hak cuti karyawan yang wajib anda ketahui
 
Energi alternatif
Energi alternatifEnergi alternatif
Energi alternatif
 
Berita acara serah terima barang
Berita acara serah terima barangBerita acara serah terima barang
Berita acara serah terima barang
 
Energi alternatif
Energi alternatifEnergi alternatif
Energi alternatif
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
 
Akuntansi internasional
Akuntansi internasionalAkuntansi internasional
Akuntansi internasional
 
Uu3 92 jamsostek
Uu3 92 jamsostekUu3 92 jamsostek
Uu3 92 jamsostek
 
Alamat kpp
Alamat kppAlamat kpp
Alamat kpp
 
Sop izin keluar masuk kawasan
Sop izin keluar masuk kawasanSop izin keluar masuk kawasan
Sop izin keluar masuk kawasan
 
2010 1-00010-aksi bab 3
2010 1-00010-aksi bab 32010 1-00010-aksi bab 3
2010 1-00010-aksi bab 3
 
Penawaran
PenawaranPenawaran
Penawaran
 
Syarat standar pengiriman pt tiki jne
Syarat standar pengiriman pt tiki jneSyarat standar pengiriman pt tiki jne
Syarat standar pengiriman pt tiki jne
 
Surat lamaran
Surat lamaranSurat lamaran
Surat lamaran
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (11)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

112 permenakertrans no._7_tahun_2013_tentang_upah_minimum

  • 1. MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melindungi upah pekerja/buruh agar tidak merosot pada tingkat yang paling rendah sebagai akibat ketidakseimbangan pasar kerja, perlu penyelarasan kebijakan upah minimum dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi guna mewujudkan keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur upah minimum provinsi atau kabupaten/kota, upah minimum sektoral provinsi atau kabupaten/kota, dan upah minimum bagi perusahaan industri padat karya tertentu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4);
  • 2. 2 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan; 6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG UPAH MINIMUM.
  • 3. 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman. 2. Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. 3. Upah Minimum Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat UMK adalah Upah Minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota. 4. Upah Minimum Sektoral Provinsi yang selanjutnya disingkat UMSP adalah Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di satu provinsi. 5. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat UMSK adalah Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah kabupaten/kota. 6. Sektoral adalah kelompok lapangan usaha beserta pembagiannya menurut Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI). 7. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 8. Pengusaha adalah: a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. 9. Perusahaan adalah: a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
  • 4. 4 b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 10. Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu adalah perusahaan yang memenuhi kriteria industri padat karya sebagaimana diatur oleh Menteri Perindustrian. 11. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pasal 2 Upah Minimum terdiri atas: a. UMP atau UMK; b. UMSP atau UMSK. BAB II DASAR DAN WEWENANG PENETAPAN UPAH MINIMUM Pasal 3 (1) Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. (2) Upah Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan pada pencapaian KHL. (3) Pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan perbandingan besarnya Upah Minimum terhadap nilai KHL pada periode yang sama. (4) Untuk pencapaian KHL sebagaimana dimaksud pada ayat (2), gubernur menetapkan tahapan pencapaian KHL dalam bentuk peta jalan pencapaian KHL bagi Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu dan bagi perusahaan lainnya dengan mempertimbangkan kondisi kemampuan dunia usaha. Pasal 4 Peta jalan pencapaian KHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. menentukan tahun pencapaian Upah Minimum sama dengan KHL; b. memprediksi nilai KHL sampai akhir tahun pencapaian;
  • 5. 5 c. memprediksi besaran nilai Upah Minimum setiap tahun; d. menetapkan prosentase pencapaian KHL dengan membandingkan prediksi besaran Upah Minimum dengan prediksi nilai KHL setiap tahun. Pasal 5 Dalam hal kondisi perekonomian pada tahun tertentu mengakibatkan pencapaian KHL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) tidak dapat terpenuhi, gubernur dapat melakukan penyesuaian tahapan pencapaian KHL. Pasal 6 (1) Gubernur menetapkan UMP. (2) UMP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diumumkan oleh masing-masing gubernur secara serentak setiap tanggal 1 November. Pasal 7 (1) Selain UMP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, gubernur dapat menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota. (2) UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah penetapan UMP. (3) Besaran UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih besar dari UMP. Pasal 8 (1) Upah Minimum yang ditetapkan oleh gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. (2) Peninjauan besaran Upah Minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
  • 6. 6 Pasal 9 Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a masih berada di bawah nilai KHL, besarnya Upah Minimum yang berlaku bagi Perusahaan Industri Padat Karya tertentu dan Upah Minimum yang berlaku bagi perusahaan lainnya mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4). Pasal 10 (1) Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a di atas KHL dan nilai KHL untuk tahun berikutnya lebih besar dari Upah Minimum tahun sebelumnya, gubernur menetapkan Upah Minimum untuk tahun berikutnya mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4). (2) Bagi daerah yang Upah Minimumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a sama atau di atas KHL dan nilai KHL untuk tahun berikutnya tidak lebih besar dari Upah Minimum tahun sebelumnya, gubernur menetapkan besarnya Upah Minimum harus didasarkan pada rekomendasi dari Dewan Pengupahan. Pasal 11 (1) Selain Upah Minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, gubernur dapat menetapkan UMSP dan/atau UMSK atas kesepakatan organisasi perusahaan dengan serikat pekerja/serikat buruh di sektor yang bersangkutan. (2) UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sejak ditetapkan oleh gubernur. (3) Besaran UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: a. UMSP tidak boleh lebih rendah dari UMP; b. UMSK tidak boleh lebih rendah dari UMK.
  • 7. 7 BAB III TATA CARA PENETAPAN UPAH MINIMUM Pasal 12 (1) Gubernur dalam menetapkan UMP memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi. (2) Gubernur dalam menetapkan UMK memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota. (3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada gubernur oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau bupati/walikota, melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. (4) Rekomendasi bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan saran dan pertimbangan Dewan Pengupahan kabupaten/kota apabila telah terbentuk. Pasal 13 (1) Untuk menetapkan UMSP dan/atau UMSK, Dewan Pengupahan Provinsi atau Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota melakukan penelitian serta menghimpun data dan informasi mengenai: a. homogenitas perusahaan; b. jumlah perusahaan; c. jumlah tenaga kerja; d. devisa yang dihasilkan; e. nilai tambah yang dihasilkan; f. kemampuan perusahaan; g. asosiasi perusahaan; dan h. serikat pekerja/serikat buruh terkait. (2) Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penelitian untuk menentukan sektor unggulan yang selanjutnya disampaikan kepada asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/serikat buruh di sektor yang bersangkutan untuk dirundingkan.
  • 8. 8 Pasal 14 (1) Besaran UMSP dan/atau UMSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) disepakati oleh asosiasi perusahaan dan serikat pekerja/serikat buruh di sektor yang bersangkutan. (2) Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada gubernur melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan sebagai dasar penetapan UMSP dan/atau UMSK. BAB IV PELAKSANAAN PENETAPAN UPAH MINIMUM Pasal 15 (1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari Upah Minimum yang telah ditetapkan. (2) Upah Minimum hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Pasal 16 (1) Upah Minimum wajib dibayar bulanan kepada pekerja/buruh. (2) Berdasarkan kesepakatan antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha, Upah Minimum dapat dibayarkan mingguan atau 2 (dua) mingguan dengan ketentuan perhitungan Upah Minimum didasarkan pada upah bulanan. Pasal 17 (1) Bagi pekerja/buruh dengan sistem kerja borongan atau sistem harian lepas yang dilaksanakan 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan, upah rata-rata sebulan serendah-rendahnya sebesar upah minimum yang dilaksanakan di perusahaan yang bersangkutan. (2) Upah pekerja/buruh harian lepas, ditetapkan secara bulanan yang dibayarkan berdasarkan jumlah hari kehadiran dengan perhitungan upah sehari: a. bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 (enam) hari dalam seminggu, upah bulanan dibagi 25 (dua puluh lima);
  • 9. 9 b. bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 (lima) hari dalam seminggu, upah bulanan dibagi 21 (dua puluh satu). Pasal 18 (1) Bagi perusahaan yang mencakup lebih dari satu sektor, Upah Minimum yang berlaku sesuai dengan UMSP atau UMSK. (2) Dalam hal satu perusahaan mencakup lebih dari satu sektor dan apabila terdapat satu sektor atau lebih belum ada penetapan UMSP dan/atau UMSK, maka upah terendah di perusahaan pada sektor yang bersangkutan, disepakati secara bipartit. Pasal 19 Besaran kenaikan upah di perusahaan yang Upah Minimumnya telah mencapai KHL atau lebih, ditetapkan secara bipartit di perusahaan masing- masing. BAB V PENGAWASAN Pasal 20 Pengawasan pelaksanaan Upah Minimum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-01/MEN/1999 tentang Upah Minimum sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.226/MEN/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER- 01/MEN/1999 tentang Upah Minimum, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
  • 10. 10 Pasal 22 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 2013 MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, ttd. Drs. H. A. MUHAIMIN ISKANDAR, M.Si Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1239