SlideShare a Scribd company logo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMAYASIHA Gubug
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas/Semester : XI / Semester I
Materi Pokok
Sub Materi
:
:
Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya
terhadap Perkembangan Umat manusia
Revolusi Amerika
Revolusi Perancis
Alokasi Waktu : 2 x JP (4 x @ 45 menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1
2.1
3.4
4.4
Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab peduli,
santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia
(Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat
manusia pada masa itu dan masa kini.
3.4.1 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika
3.4.2 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Amerika
3.4.3 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan
umat manusia
3.4.4 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis
3.4.5 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Perancis
3.4.6 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan
umat manusia
Menyajikan hasil analisis tentang revolusi-revolusi
besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan
Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan
umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain.
4.4.1 Membuat laporan tertulis hasil analisis Revolusi Amerika atau
Revolusi Perancis (siswa memilih salah satu tema tersebut).
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian
untuk mendeskripsikan Revolusi Amerika
2. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi
Revolusi Amerika
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda
tentang dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia
4. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian
untuk mendeskripsikan Revolusi Perancis
5. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi
Revolusi Perancis
6. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda
tentang dampak Revolusi Perancis bagi perkembangan umat manusia
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta :
- Letak Geografis Amerika
- Letak Geografis Perancis
- Tokoh tokoh Perang Kemerdekaan Amerika (Revolusi Amerika)
- Tokoh Revolusi Perancis , Nama – nama raja / louis di Perancis
- Isi Declaratin of Indepence, Isi Semboyan Revolusi Perancis
2. Konsep :
- Faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika
- Kronologi Revolusi Amerika
- Dampak Revolusi Amerika
- Faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis
- Kronologi Revolusi Perancis
- Dampak Revolusi Perancis
3. Prinsip :
- Revolusi Amerika melahirkan Negara Amerika Serikat 1774 yang lepas dari
pemerintahan Inggris
- Revolusi Perancis melahirkan negara Perancis terlepas dari bentuk pemerintahan
absolud yang dipraktekan oleh Louis ke - 14 sampai dengan Louis ke-16. Perancis
menjadi negara dengan pemerintahan Konsulat di bawah Napoleon Bonaparte.
- Perancis keluar sebagai negara besar denganb politik Continental Stelset
4. Prosedur :
Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Amerika
Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Perancis
Lahirnya Negara USA
E. METODE, PENDEKATAN, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
Pendekatan : Saintifik Learning
Strategi : Project Based Learning
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media
a. Papan kategorisasi
b. Gambar-gambar yang terkait dengan Revolusi Amerika dan Revolusi
Perancis
c. Manual pembuatan laporan
2. SumberPembelajaran :
a. Kemendikbud, 2014, Sejarah Peminatan Kelas XI , ............... Jakarta
b. Buku lain yang relevan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN I
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur
menjadi orang Indonesia.
b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen)
c. Pemusatan perhatian dan pemotivasian dengan
menayangkan video motivasi
d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan
atau garis besar materi yang akan dipelajari serta
alternatif kegiatan pembelajaran.
e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai
materi sebelumnya (materi Peristiwa di Eropa yang
Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia)
20
menit
KegiatanInti MENGAMATI
a. Peserta didik mengamati tayangan video Revolusi
Amerika.
b. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang
Revolusi Amerika.
MENANYA
a. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan
terhadap tayangan video dan hasil membaca buku teks.
MENGEKSLPORASI
a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok
b. Tugas masing-masing kelompok:
 Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor-
faktor penyebab terjadinya Revolusi Amerika
 Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang
Kronologi Revolusi Amerika
 Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak
Revolusi Amerika bagi perkembangan umat
manusia.
MENGASOSIASI
Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis
lainya, dan atau internet, Menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat
dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan-
kesimpulan terkait dengan materi :
MENGKOMUNIKASIKAN
Masing –masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi
140
menit
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Penutup
a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini, serta mendorong Peserta didik
siswa untuk selalu bersyukur dan menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan.
b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian
bersama, terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap
baik, nantinya penilaian tersebut digabungkan dan
diberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik
(penghargaan dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam
sederhana yang dapat ditempelkan di dinding kelas atau
penghargaan lain yang relevan).
20
menit
PERTEMUAN II
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur
menjadi orang Indonesia.
b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen)
c. Menyanyikan lagu Bangun Pemuda dan Yel-yel Sejarah
d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan
atau garis besar materi yang akan dipelajari serta alternatif
kegiatan pembelajaran.
e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai
materi sebelumnya (materi Peristiwa Revolusi Amerika
yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia)
20
menit
KegiatanInti MENGAMATI
c. Peserta didik mengamati tayangan gambar-gambar
tentang Revolusi Perancis..
d. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang
Revolusi Perancis.
MENANYA
b. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan
terhadap tayangan gambar dan hasil membaca buku teks.
MENGUMPULKAN INFORMASI
a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok
b. Tugas masing-masing kelompok:
 Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor-
faktor penyebab terjadinya Revolusi Perancis
 Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang
Kronologi Revolusi Perancis
 Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak
Revolusi Perancis bagi perkembangan umat
manusia.
MENGASOSIASI
Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis
lainya, dan atau internet, Menganalisis dan
menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat
dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan-
140
menit
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
waktu
kesimpulan terkait dengan materi :
MENGKOMUNIKASIKAN
Masing –masing kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi
Penutup
a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur
dan menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan.
b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian bersama,
terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap baik,
nantinya penilaian tersebut digabungkan dan diberikan
penghargaan kepada kelompok yang terbaik (penghargaan
dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam sederhana yang
dapat ditempelkan di dinding kelas atau penghargaan lain
yang relevan).
c. Memberikan tugas membuat laporan analisis tentang
Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (Tugas
Individu)
20
menit
H. PENILAIAN
I. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik BentukInstrumen
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikapdan Rubrik
es Unjuk Kerja
es Tertulis es Uraian dan Pilihan
Tes Pilihan Ganda dan Uraian
1 Berikut ini yang bukan merupakan factor-faktor yang menyebabkan
terjadinya Revolusi Amerika adalah...
a. Suku bangsa Indian Mohawk merasa terdesak oleh pendatang baru dari
Inggris
b. rakyat Amerika menganut paham keebebasan dalam perdagangan
c. timbul kebebasan dalam bidang politik
d. peristiwa The Boston Tea Party, Desember 1773
e. pemungutan pajak yang tinggi oleh pemerintah Inggris yang dibebankan
ke rakyat koloni Amerika
2 Adanya Revenue Act dan Belleting Act yang mengatur berbagai macam
pajak ditentang oleh para koloni dengan semboyan …
a. Taxation and representation
b. No taxation without representation
c. American for the American no for England
d. The Boston tea Party
e. Adanya buku”Common sense” karya Thomas Paine
3 Sebab khusus terjadinya Revolusi Amerika adalah.. …
a. adanya Revenue Act dan Belleting Act
b. No taxation without representation
c. American for the Americans
d. Two Treaties of Goverment
e. Trias Politika
4 Semboyan Revolusi Perancis,adalah …
a. Liberty, Egality,fraternity
b. Etat C’est Moi
c. Gospel, Gold,Glory
d. Vini,Vidi,Vici
e. Momento Mori
5 Sebuah buku berjudul Tinjauan Kritis Sejarah Banten dianggap sebagai
buku pertama karangan seorang Indonesia yang menampilkan penulisan
sejarh dengan tinjauan secara kritis. Pengarang buku tersebut adalah …
a. Taufik Abdullah
b. Kuntowijoyo
c. Husein Djajaningrat
d. Soekmono
e. Sartono Kartodirdjo
6 Salah satu sebab munculnya Revolusi Perancis adalah adanya paham
rasionalisme dengan tokohnya John Locke yang memiliki karya berjudul..
…
a. Madame Deficit
b. Du Contract Social
c. L’esprit des louis
d. Two Treaties of Goverment
e. Trias Politika
7 Semboyan Revolusi Perancis,adalah …
a. Liberty, Egality,fraternity
b. Etat C’est Moi
c. Gospel, Gold,Glory
d. Vini,Vidi,Vici
e. Momento Mori
8 Casus belli terjadi Revolusi Prancis adalah …
a. adanya pengaruh paham rasionalisme
b. adanya ajaran John Locke yang mengumandangkan ajaran kedaulatan
rakyat
c. adanya pengaruh perang kemerdekaan Amerika
d. adanya kepincangan social dalam masyarakat
e. adanya krisis keuangan
9 Perancis menjadi bentuk kekaisaran di bawah pimpinan...
a. Louis XI
b. Robespiere
c. Napoleon Bonaparte
d. Roger Ducos
e. Moulin Rouge
10 Terbentuknya Pemerintahan Directoire memberikan gambaran adanya…..
a. pemerintahan demokratis
b. pemerintahan absolut
c. pemerintahan oligarki
d. pemerintahan terpusat
e. pemerintahan terbagi
Soal Uraian
1. Apa yang menjadi pemicu timbulnya Revolusi Amerika? Coba kamu jelaskan!
2. Mengapa Perancis membantu rakyat Amerika melawan Inggris?
3. Apa yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis?
4. Bagaimana pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Recolusi Perancis?
5. Bagaimana kronologi terjadinya Revolusi Perancis?
Kunci Jawaban
1. Sikap tidak puas kaum kolonis terhadap kebijakan Inggris dalam urusan
daerah koloni, yaitu kebijakan pajak. Dua Undang-Undang yang paling
ditentang adalah UU Gula(Sugar Act) dan UU Keuangan(Currency Act) yang
puncaknya terjadi peristiwa Boston Tea Party
2. Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saragosa mampu menarik perhatian
Perancis.Raja Louis XI segera mengakui Negara baru AS. Raja Louis
mengirimkan makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk
melemahkan pasukan Inggris
3. Yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Peranci diantaranya :
a. Berkembangnya paham Rasionalisme dan Aufklarung.
b. Munculnya paham Romantisme.
c. Pengaruh Perang kemerdekaan Amerika(Revolusi Amerika).
d. Ketidakadilan dalam system Feodalisme
e. Pemerintahan yang buruk
f. Terciptanya masyarakat yang demokratis
4. Pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Revolusi Perancis :
Dalam Perang kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan
mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Lafayette. Setelah perang selesai,
merekapun kembali ke Perancis. Selama di Amerika mereka telah mengenal
paham-paham baru tentang kebebasan dan demokrasi serta Declaration of
Independence yang didalamnya berisi penghargaan terhadap hak asasi
manusia, sehingga ketika di Perancis terjadi absolutisme maka muncullah
kekuatan untuk melawannya.
5.Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille, yang
merupakan tempat tahanan politik yang menentang pemerintahan raja Prancis
dan tempat Gudang senjata. Penyerbuan ini disebabkan karena Rakyat
mendengar desas desus bahwa raja Praancis mengumpulkan tentaranya di sekitar
Paris untuk menindas rakyat, selain itu Rakyat membutuhkan senjata yang
terdapat dalam penjara Bastille. Penyerbuan terhadap Penjara Bastille tanggal 14
Juli 1789 berhasil dengan baik karena tentara berkumpul di Paris memihak
rakyat
Cara Penilaian.
1. Untuk setiap soal pilihan ganda yang benar diberi nilai 2 sehingga skor maksimal
untuk pilihan ganda adalah 2 x 10 = 20
2. Untuk soal uraian:
a. Soal 1: Skor maksimal 20
b. Soal 2: Skor maksimal 15
c. Soal 3: Skor maksimal 15
d. Soal 4: Skor maksimal 30
Total 80
3. Total Skor:
a. Pilihan Ganda : 20
b. Uraian : 80
Total : 100
Mengetahui, Gubug, 12 Juli 2014
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. H.Syafi.i Sarinah.S.Pd.
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah :..........
Mata Pelajaran :.........
Semester/ tahun pelajaran :..........
Kelas :..........
No Nama Peserta Didik
Indikator pengamatan
1 2 3 4 5 6
Jumlah
Skor
Nilai
akhir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kisi-kisi indicator sikap spiritual: berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran
1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Mengucapkan rasa syukur atas karena Tuhan
3. Memberisalam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran tuhan
5. Merasakan keberadaan dan kebesaranTuhan saat mempelajari Sejarah
6. Melaksanakan kegiatan ibadah yang dianut
Petunjuk penskoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4
Baik : apabila memperoleh skor 3
Cukup : apabila memperoleh skor 2
Kurang : apabila memperoleh skor 1
Skor diperoleh x 4 = Nilai akhir
Skor maximal
Contoh:
Skor diperoleh 24, skor maximal 4x 6 indikator=24 maka skor akhir
24 x 4 = 4
24
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Lampiran 2
Penilaian Diri
Pedoman Penilaian Diri Sikap Spiritual
Mata Pelajaran : ...................................................................
Nama Peserta Didik : ....................................................................
Kelas : ....................................................................
Tanggal Pengamatan : ....................................................................
Materi Pokok : ....................................................................
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2 Mengucapkan rasa syukuratas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari sejarah
6. Menjalankan ibadah sesuaidengan agama yang dianut
Jumlah Skor
CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya
Petunjuk:
Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuaisikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagaiberikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuaipernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuaipernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
14 x 4 = 2,3
24
Lampiran 3
Penilaian Teman
b. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu.
Penilaian menggunakan lembar observasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
setiap pembelajaran.
Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual
Mata Pelajaran : ...................................................................
Nama Peserta Didik : ....................................................................
Kelas : ....................................................................
Tanggal Pengamatan : ....................................................................
Materi Pokok : ....................................................................
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2 Mengucapkan rasa syukuratas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari sejarah
6. Menjalankan ibadah sesuaidengan agama yang dianutnya
Jumlah Skor
CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya
Petunjuk:
Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada
kolom skor sesuaisikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuaipernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuaipernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
Pedoman penilaian unjuk kerja:
No UnjukKerja Aspek yang dinilai Skor
1 Laporan Hasil
Diskusi
SistematikaPenulisan 25
Kesesuaian Isi 50
Kesimpulan 25
Total Skor 100
LAMPIRAN MATERI PELAJARAN
REVOLUSI BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP UMAT
MANUSIA
Dr. Nana Supriatna, M.Ed
I. PENDAHULUAN
Sejarah dunia sejak abad ke-18 sampai abad ke-20 ditandai dengan terjadinya revolusi
besar yang berpengaruh pada perkembangan sejarah kehidupan umat manusia pada
masanya dan pada masa kini. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika pada abad ke-18,
Revolusi China, Rusia dan Indonesia pada abad ke-20 merupakan revolusi-revolusi besar
dalam bidang politik, intelektual, dan budaya yang tidak hanya berpengaruh pada
kawasan di negara-negara tersebut melainkan juga kawasan lain di dunia. Uraian sejarah
di bawah ini akan menganalisis dan menyajikan keterkaitan antara revolusi-revolusi besar
tersebut dengan kehidupan manusia pada masa itu dan masa kini.
II.REVOLUSI BESAR DUNIA
2.1. Revolusi Amerika (1775-1789)
Revolusi Amerika ditandai dengan gerakan kaum kolonis - kaum imigran dari Eropa,
terutama Inggeris - di Amerika Utara untuk menentang Kerajaan Inggeris yang dianggap
ikut campur dalam urusan kaum kolonis. Peristiwa perlawanan terhadap Inggeris,
terbentuknya Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) 4 July 1776, Perang
Kemerdekaan AS hingga terbentuknya Konstitusi AS tahun 1789 memberi pengaruh
terhadap gerakan yang sama di belahan dunia lain. Revolusi Amerika memberikan
gagasan tentang pentingnya persamaan hak manusia, kebebasan individu, kebebasan
beragama, konsep kesetaraan warga di mata hukum. Gagasan-gagasan tersebut diadopsi
dalam gerakan revolusioner di Perancis dan beberapa negara lainnya di Eropa pada abad
ke-18-19 dan menginspirasi beberapa negara Asia dan Afrika dalam melawan
imperialisme Barat pada awal abad ke-20. Revolusi Amerika juga menginspirasi warga
kulit hitam Amerika (Afrika-Amerika atau Negro) untuk memperjuangkan kesetaraan
hak-hak mereka dengan warga kulit putih turunan Eropa. Keterlibatan tentara Perancis
dalam perang melawan Inggeris dalam Perang Kemerdekaan AS (1776-1783) serta
tersebarnya hasil analisa mengenai Revolusi Amerika di kalangan Golongan Borjuis
Perancis secara langsung memberi pengaruh terhadap meletusnya Revolusi Perancis
1789.
2.1.1. Latar Belakang Revolusi Amerika
Revolusi Amerika dicatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu peristiwa
revolusi besar. Hal itu disebabkan revolusi tersebut memiliki dampak yang besar tidak
hanya untuk kawasan Amerika melainkan juga Eropa dan belahan dunia lainnya pada
kurun waktu berikutnya. Revolusi tersebut dilakukan oleh 13 koloni di Amerika Utara
yang didirikan oleh para imigran dari daratan Eropa, terutama Inggeris, yang
menyeberang ke kawasan tersebut setelah pendaratan Columbus beberapa dekade
sebelumnya. Ketiga belas koloni tersebut menentang Kerajaan Inggeris, yang merupakan
salah satu negara induk bagi kaum imigran di koloni tersebut.
Sikap tidak puas kaum kolonis (warga koloni di Amerika) terhadap kebijaksanaan
Inggeris dalam urusan daerah koloni antara lain ditunjukan oleh James Otis yang
berbicara mengatasnamakan pedagang Boston, Amerika, tahun 1761. Othis menetang
kesewenang-wenangan dan otoritas Parlemen Inggeris mengenai beberapa aspek
kehidupan kaum kolonis termasuk di bidang perdagangan. Demikian juga pada
tahun1763, Patrick Henry menentang hak-hak Privy Council mengenai masalah hukum di
Virginia.
Aspek yang paling ditentang kaum kolonis adalah kebijakan pajak Negara
Inggeris yang dikenakan kepada kaum kolonis. Mereka menentang kebijakan tersebut
sebab Inggeris di mata mereka bukan lagi sebagai pemerintah yang dapat mengatur
daerah koloni. Dua undang-undang yang paling ditentang kaum kolonis adalah Undang-
undang Gula (Sugar Act) dan Undang-undang Keuangan (Currency Act) pada tahun 1764.
Undang-undang pertama mengatur masalah perdagangan gula di daerah koloni yang
dalam beberapa aspek memberi batasan kepada pedagang kaum koloni di daerahnya.
Melalui undang-undang itu Inggeris memperoleh masukan dari pajak dan bea cukai
perdagangan gula. Undang-undang kedua melarang daerah koloni mencetak uang sendiri.
Kedua undang-undang tersebut menimbulkan kemarahan kaum kolonis terutama
para pedagang. Mereka meminta agar parlemen Inggeris menarik kembali undang-undang
tersebut. Penduduk New York dan Boston memboikot untuk tidak membeli semua barang
buatan Inggeris sebelum Parlemen Inggeris mencabut putusannya. Menghadapi tuntutan
itu, pemerintah dan Parlemen Inggeris menjawabnya dengan dikeluarkannya undang-
undang lain seperti Stamp Act (undang-undang prangko) dan Quartering Act tahun 1765.
Stamp Act digunakan untuk memperoleh pajak dari setiap dokumen dan surat penting
yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan Quartering Act memaksa kaum
kolonis untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan bagi tentera Inggeris
yang ditempatkan didaerah-daerah koloni.
2.1.2. Revolusi Melawan Kerajaan Inggeris di Amerika
Revolusi melawn Pemerintahan kerajaan Inggeris di Amerika dilakukan oleh
berbagai kalangan. Di kalangan bawah, perlawanan terhadap Inggeris ditandai dengan
gerakan organisasi rahasia yang tersebar di perkotaan. Organisasi seperti Sons of Liberty,
yang anggotanya terdiri dari buruh, pelaut, dan tenaga teknis, mengancam para pejabat
imperium Inggeris sambil memboikot penyebaran prangko. Semua golongan masyarakat
melancarkan protes melalui rapat raksasa di New York, tahun 1765. Mereka menghadiri
kongres Stamp Act dan mengesahkan Declaration of Right and Grievances yang berisi
tentang penolakan terhadap keputusan parlemen Inggeris. Para pedagang seluruh koloni
membuat keputusan untuk tidak menggunakan barang-barang buatan Inggeris sampai
Parlemen Inggeris mencabut Stamp Act. Akhirnya pada tahun 1766 parlemen mencabut
Stamp Act dan tetap memaksakan bahwa Parlemen Inggeris merupakan lembaga yang
paling berdaulat atas seluruh daerah imperium Inggeris.
Keberhasilan protes kaum kolonis tahun 1766 tidak menyurutkan Inggeris untuk
tetap menggunakan daerah koloni sebagai sumber keuanganya. Inggeris menugaskan
seorang pejabat keuangan Charles Townshend untuk menyusun program fiskal baru.
Hasilnya adalah Townshend Act yang berisi ketentuan bahwa pemungutan pajak dari
daerah koloni diperketat, pengenaan bea masuk kertas, gelas, timah, dan teh yang di
ekspor dari Inggeris ke daerah-daerah koloni. Hasil pajak tersebut digunakan untuk
membiayai gubernur koloni, hakim, petugas bea cukai, dan tentara Inggeris yang
ditempatkan di sana.
Menghadapi aturan baru tersebut kaum kolonis melancarkan protes yang sama
seperti protes terhadap undang-undang terdahulu. Beberapa gerakan memprotes tindakan
Inggeris di antaranya adalah. Pertama, John Dickinson yang menerbitkan Letter from a
Farmer in Penssylvania (1767) berupa kritikan terhadap tindakan Inggeris tersebut. Dia
memprotes bahwa tidak selayaknya pemerintah Inggeris mengenakan pajak kepada petani
Amerika. Kedua, kapal patroli Inggeris Gaspee, yang melakukan pengawasan di sekitar
Rhode Island dibakar oleh kaum patriot dan membuat takut pejabat Inggeris yang harta
miliknya ikut hancur. Ketiga, para juri koloni menolak bekerjasama dengan para pejabat
kerajaan dalam mengakhiri perdagangan illegal. Keempat, ketika Gubernur
Massachussetts, Thomas Hatchinson menyatakan tahun 1772 bahwa para hakim akan
dibayar dari uang kerajaan, timbul protes dari berbagai kalangan. Salah seorang
diantaranya adalah tokoh Boston, Samuel Adams, menentang dengan cara membentuk
panitia korespondesi untuk mengkoordinasi berita dan serta keluhan kelompok
masyarakat yang berkaitan dengan tindakan pemerintah kerajaan Inggeris.
Sikap pemerintah kerajaan Inggeris masih tetap keras. Inggeris mengeluarkan
undang-undang teh yang memberikan hak monopoli kepada East Indian Company,
sebuah perusaaah kerjaan Inggeris, untuk melakukan eksport ke seluruh daerah koloni.
Tindakan ini dilawan oleh kaum kolonis dengan cara memboikot seluruh produksi teh
Inggeris dimasukkan ke dalam daerah koloni. Mereka memaksakan diri untuk
menurunkan muatan kapal teh Inggris di Pelabuhan Boston. Pada malam tanggal 16
Desember 1773 kaum kolonis yang menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki tiga kapal
Inggeris yang akan berlabuh di Pelabuhan Boston dan segera menceburkan muatan teh ke
laut. Peristiwa yang dalam bahasa kaum kolonis dikenal sebagai Boston Tea Party
merupakan bentuk perlawanan terhadap Kerajaan Inggeris. Berikut ilustrasi peristiwa
Boston Tea Party :
2.1.3. Kongres Kontinental dan Pernyataan Kemerdekaan
Kaum kolonis yang memiliki pandangan yang sama dari daerah-daerah koloni
dalam menentang Kerajaan Inggeris segera mengirimkan perwakilannya untuk duduk
dalam sebuah Kongres, semacam lembaga perwakilan. Pada September 1774,
diselenggarakan Kongres Kontinental Pertama. Kongres yang diselenggarakan di
Philadelphia dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin
memburuk. Akhirnya, semua delegasi sepakat untuk mengeluarkan “Deklarasi Hak dan
Keluhan” (Declaration of Right and Grievances) berupa pernyataan akan setia kepada
Raja Inggeris dan tetap menetang hak Palemen Inggeris untuk mengenakan pajak
terhadap darah koloni.
Setelah melalui perdebatan panjang peserta kongres sepakat membentuk Asosiasi
dan Persatuan Kontinental (Continental Association) berupa perhimpunan seluruh daerah
koloni dan menyepakati tidak mengimpor, mengekspor dan mengkonsumsi semua barang
buatan Inggeris. Kongres juga sepakat untuk membentuk panitia lokal yang bertugas
untuk mengawasi para pedagang untuk menaati kesepakatan kongres.
Di Massacussetts kelompok radikal membentuk pemerintahan provinsi baru,
membentuk pasukan sendiri dan mengumpulkan suplai makanan dan senjata. Pada bulan
April 1775, Jenderal Thomas Gage yang ditujuk sebagai Gubernur Militer di
Massacussetts ditugaskan Inggeris untuk melucuti senjata yang telah dimiliki oleh kaum
minutemen atau kaum kolonis bersenjata, terutama di Concord. Kaum minutemen
Massacussetts segera mengadakan perlawanan sehingga terjadilah pertempuran di
Lexington Green. Kaum minutemen akhirnya berhasil mamaksakan pasukan Inggeris
menarik diri ke Boston. Berita mengenai pertempuran yang memakan korban sekitar 273
orang di pihak Inggeris dan sepertiganya di kaum kolonis tersebut segera menyebar ke
seluruh daerah koloni dan menjadi berita yang paling menarik perhatian kaum kolonis.
Di tengah-tengah ketegangan antara Inggeris dan kaum kolonis, Kongres
Kontinental Kedua diselenggarakan tanggal 10 Mei 1775. Walaupun delegasi kongres
kedua itu lebih banyak dihadiri kelompok radikal dibandingkan dengan delegasi pada
kongres yang pertama, tidak dicapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan
kecuali menyepakati perlunya angkatan senjata melawan Inggeris seperti diusulkan oleh
John Dickinson dan Jefferson. Kongres yang dipimpin oleh John Hancock dan dihadiri
juga oleh Benjamin Franklin tersebut menyepakati perlunya dikirim pasukan ke
Massacussetts untuk membantu kaum kolonis di sana dan menugaskan George
Washington sebagai pemimpin pasukan Kontinental ke Boston untuk melindungi kota
yang sedang dikepung pasukan Inggeris.
Semangat untuk mendeklarasikan dari Kerajaan Inggeris semakin meningkat
setelah mereka terinspirasi oleh tulisan dari Thomas Paine berjudul Common Sense atau
akal sehat. Tulisan Paine menarik sekitar 150.000 pembaca antara bulan Januari-Juni
1776. Tulisan Paine bukan hanya menyerang sistem kerajaan dan Raja Inggeris akan
tetapi gagasan tentang hakekat kerajaan itu sendiri yang dianggapnya tidak cocok bagi
orang-orang Amerika. Dia meminta orang-orang Amerika untuk berfikir lebih rasional
untuk menentang bentuk Kerajaan Inggeris dan mendirikan pemerintahan baru yang
berbentuk republik yang diperintah oleh orang-orang Amerika sendiri. Oleh karena itu,
perlu segera diadakan pernyataan kemerdekaan. Kongres pada musim semi segera
menjawabnya dengan cara membuka pelabuhan-pelabuhan Amerika bagi kapal-kapal
asing. Pada Mei 1776 Kongres juga merekomendasikan setiap pemerintahan provinsi
untuk membentuk undang-undang dasar (konstutusi) Negara Bagian.
Pada tanggal 7 Juni 1776 Richard Henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi
yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggeris. Kongres yang
menghendaki adanya dukungan dan konsensus yang lebih luas, membentuk sebuah
komite yang dipimpin oleh Thomas Jefferson untuk menyiapkan langkah-langkah
rasional menuju pernyatan kemerdekaan. Kongres juga menyepakati usulan Richard
Henry Lee tanggal 2 Juli 1776 dan mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua
hari kemudian. Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Thomas Jefferson pada
tanggal 4 Juli 1776 berisi dua bagian. Pada pembukaannya, Jefferson menyatakan bahwa
pada dasarnya gerakan perlawanan merupakan hak alamiah umat manusia untuk
mendirikan pemerintahan baru yang didasarkan atas keinginan warganya. Bagian kedua
yang lebih panjang berisi tuduhan terhadap Raja Inggeris yang mengabaikan hak-hak
khusus kaum kolonis, dan memprotes ikut campumya Pemerintahan Kerajaan Inggeris
dalam pemerintahan koloni di Amerika. Salaah satu isi dari Deklarasi kemerdekaan
Amerika yang banyak dirujuk oleh negara-negara lain dalam mempraktikkan kehidupan
demokratis adalah: “all man are created equal ...... they are endowed by their Creator
with unalienable right ..... among these are life, liberty, and the persuit of happines”.
Deklarasi Kemerdekaan 4 Juli 1776 merupakan peristiwa penting dalam Sejarah
Amerika Serikat yang menandai berdirinya Amerika Serikat dari Kerajaan Inggeris.
Peristiwa deklarasi kemerdekaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber : Buckler, M.H. (1988: 777)
2.1.4. Perang Kemerdekaan AS (1776-1783).
Kongres Kontinental Pertama dan Kedua serta Deklarasi Kemerdekaan direspon
oleh Kerajan Inggeris dengan cara mengirimkan pasukan untuk menghancurkan kekuatan
militer yang dimiliki oleh kaum kolonis. Dalam peperangan tersebut kaum kolonis
memperoleh kemenangan militer awal dalam pertempuran di Lexington, Charleston,
Concord dan Bunker Hill. Kemenangan tersebut telah memperkuat optimisme orang-
orang Amerika tentang negara baru. Perang tersebut juga melibatkan Perancis dan
Spanyol yang berada pihak kaum kolonis.
Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saratoga mampu menarik perhatian
negara lain. Raja Perancis, Louis XVI, segera mengakui negara baru Amerika Serikat.
Menlu Perancis, Conte de Vergennes, segera mendesak Raja Louis untuk mengirimkan
makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk melemahkan pasukan Inggeris.
Pada tahun 1778, Perancis dan pemerintah Amerika menandatangani perjanjian dagang
dan disusul dengan perjanjian formal mengenai aliansi kedua negara untuk berperang
bersama melawan Inggeris Perancis mengirimkan pasukan sukarelawan, antara lain yang
dipimpin oleh Marquis de Lafayette. Secara resmi Perancis mengirimkan 6000 pasukan
yang dipimpin oleh Gomte de Rochambeau.
Sekutu Perancis, Spanyol, juga bergabung dengan Francis. Spanyol semula enggan
menyatakan perang terhadap Inggeris, sebab negara ini menganggap gerakan revolusi
Amerika bisa menyebar ke daerah koloninya di Amerika Latin. Akhirnya Spanyol ikut
dengan Perancis setelah Vegennes menawarkan Spanyol bantuan militer untuk merebut
Gilraltar dan Inggeris. Pada bulan Juni 1779 terbentuk aliansi antara Perancis dan
Spanyol yang ditujukan terhadap Inggeris di Amerika dan Eropa. Pada Desember 1780
Belanda ikut berperang di pihak Amerika melawan Inggeris.
Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya kemenangan
Amerika terhadap Inggeris. Namun demikian, bantuan internasional tetap memiliki peran
besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan kontinental Amerika. Sejak tahun
1780, pasukan Inggeris mulai mengalami kekalahan di berbagai medan tempur Amerika.
Dalam pertempuran di Lembah Ohio mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk
menyerang daerah Selatan tidak berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia
sempat dikuasai, pada pertempuran berikumya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan
pasukan gabungan Amerika dan Perancis. Gabungan pasukan Washington dan
Rochambeau yang berjumlah 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Comwallis di
Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis
menyerah dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang.
Setelah mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada
bulan Maret 1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh
delegasi dari AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan
dengan daerah koloni di Amerika. Hasil Perjanjian Paris ditandatangani secara formal
tanggal 3 September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan Amerika
Serikat.
2.1.5. Pembentukan Kostitusi dan Pengaruhnya.
Dengan adanya Deklarasi kemerdekaan 1776 dan perang kemerdekaan sampai
tahun 1783, bangsa Amerika mulai mengubah struktur sosial politiknya. Pada bulan Mei
1776 Kongres Amerika merekomentasi berdirinya negara bagian dan menggantikan
pemerintahan provinsi yang didasarkan atas prinsip-prinsip pemerintahan republik. Setiap
negara bagian segera membuat undang-undang dasar (konstitusi) yang disahkan oleh
Kongres provinsi dan persetujuan rakyat. Parlemen negara-negara bagian terdiri dari dua
kamar (majelis) kecuali di Pensilvania yang memiliki multi-majelis yang terdiri dari
majelis rendah yang mewakili rakyat dan majelis tinggi yang terdiri dari senator negara
bagian yang meliputi golongan aristokrat. Dalam prakteknya semua golongan, terutama
golongan kaya, dapat saja duduk dalam majelis tinggi. Konstitusi negara bagian
menjamin melindungi kebebasan sipil warganya terutama dari kemungkinan meluasnya
pengaruh kekuatan legislatif.
Sejak Deklarasi Kemerdekaan, Konstitusi Amerika Serikat mengalami beberapa
amandemen. Dalam amandemen tahun 1789 dirumuskan kebebasan berbicara bagi warga
negara (freedom of speech), kebebasan pers (freedom of press), dan beragama (feedom of
religion). Prinsip kebebasan tersebut diadopsi oleh pendukung gerakan revolusioner
untuk menyuarakan hak-hak asasi manusia di beberapa negara Eropa pada abad ke18-19
dan negara-negara Asia pada abad ke-20.
Revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap perubahan sikap orang-orang kulit
putih terhadap budak negro. Sebelum terjadinya revolusi, walaupun golongan kulit putih
mengakui kebebasan dan hak warga sipil, mereka masih mengakui rendahnya status
orang-orang kulit hitam, Selama perang kemerdekan, banyak orang Amerika yang
menentang penggimaan orang kulit hitam sebagai tentara. Namun demikian, karena
kebutuhan akan tenaga kerja, akhirnya orang hitam juga diangkat menjadi tentara dan
setelah itu dijanjikan akan dibebaskan dari perbudakan. Pengaruh revolusi kemerdekaan
terhadap perbudakan juga cukup penting. Masyarakat anti-perbudakan muncul di mana-
mana seperti New York, Pensylvania dan negara-negara bagian utara. Beberapa negara
bagian akhirnya melarang perdagangan budak dan berusaha membebaskan para budak.
Namun demikian, sebagian negara bagian lainnya terutama di Selatan masih tetap
mempertahankan sistem tersebut. Prinsip equality, liberty dan individual freedom belum
sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan demokrasi di Amerika Serikat pada abad ke18-
19. Golongan Negro masih dianggap golongan kedua dan mereka masih harus
memperjuangkan hak-hak equality-nya sampai abad ke-20.
Revolusi Amerika juga berpengaruh langsung terhadap terjadinya Revolusi
Perancis (1789). Kemampuan kaum kolonis di Amerika menentang tirani Pemerintahan
Kerjaan Inggeris hingga lahirnya Deklarasi Kemerdekaan serta terbentuknya Konstitusi
Amerika Serikat menginspirasi para pemikir Perancis serta Golongan Borjuis Perancis
untuk menggulingkan Pemerinthan Raja Louis XVI Perancis yang absolut. Mereka juga
menginginkan Perancis memiliki konstitusi yang menjamin kebebasan warga serta
pembatasan terhadap kekuasaan raja. Sekembalinya tentara Perancis dari Perang
Kemerdekaan AS yang dipimpin oleh Lafayette (1757-1834) mempengaruhi cara
pandang baru di kalangan rakyat Perancis bahwa pemerintahan tirani dapat dikalahkan.
Oleh karena itu, untuk menumbangkan pemerintahan yang absolut harus dilawan dengan
gerakan revolusioner.
2.2. Revolusi Prancis (1789-1791)
Revolusi Perancis yang berlangsung antara 1789-1791 memiliki arti penting
dalam sejarah dunia. Melalui Revolusi Perancis terjadi perubahan yang fundamental
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Perancis dan negara-negara yang mendapat
pengaruh, yaitu dalam pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Bangsa-bangsa di
Eropa sebelum Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dan negara-
negara di seluruh dunia pada abad ke-19 sampai abad ke-21 mengakui bahwa manusia
memiliki status yang sama di depan hukum. Kedua, melalui Revolusi Perancis bangsa di
dunia didasarkan oleh pentingnya ditegakkan pemerintahan yang demokratis yang
mengakui hak-hak warga negara dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan
membatasi kekuasaan pihak yang pemerintah. Ketiga, melalui Revolusi Perancis bangsa-
bangsa di dunia disadarkan oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad rakyat diseluruh
dunia berada dibawah kekuasaan yang absolut, baik raja, tuan tanah, maupun golongan
gereja pada Abad Pertengahan. Bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika juga berada
dibawah penguasa yang absolut, baik pribumi (sebelum masuknya kolonialisme Barat)
maupun Barat (pada masa politik kolonialisme dan imperialisme).
2.2.1. Latar Belakang Revolusi Perancis
Revolusi Perancis dilatarbelakangi oleh kehidupan politik dalam lingkungan
istana raja Eropa yang absolut. Raja-raja Eropa memiliki kekuasaan mutlak dalam semua
aspek kehidupan negara. Dalam pemerintahan yang absolut belum ada pemisahan antara
lembaga eksekutif (pemerintah yang berkuasa), yudikatif (lembaga hukum) dan lembaga
legislatif (lembaga perwakilan dan pembuat undang-undang). Beberapa contoh raja Eropa
seperti Raja Frederick II (1740-1786) di Prusia (Jerman), Tsar Peter Agung (1689-1727)
dari Rusia, Kaisar Joseph II (1780-1790) dari Austria, Raja Louis XIII (1610-1643) dan
Louis XIV (1643-1715) dari Perancis merupakan raja-raja yang absolut. Raja absolut
menganggap bahwa negara adalah dirinya dan menggap bahwa mereka adalah wakil
Tuhan di muka bumi.
Berkuasanya raja-raja yang absolut dikritisi oleh kaum intelektual, baik dari
Perancis maupun dari negara lainnya di Eropa. Kritik mereka terhadap kekuasaan raja
menginspirasi masyarakat di Perancis untuk melakukan gerakan menumbangkan raja
yang otoriter. John Locke (1632-1704) adalah tokoh pemikir yang berasal dari Inggris. Ia
memperkenalkan sistem monarki parlementer. Ia juga menawarkan untuk membagi
kekuasaan menjadi tiga, yaitu kekuasaan pembuat undang-undang (legislatif), pelaksana
undang-undang (eksekutif), dan kekuasaan hubungan internasional (federatif). Pemikiran
John Locke sejalan dengan Montesquieu (1689-1755), seorang ahli hukum dari Prancis,
yang menghendaki agar tidak terjadi absolutisme maka kekuasaan harus dibagi ke dalam
lembaga legislatif (pembuat undang-undang), lembaga eksekutif (pelaksana undang-
undang), dan lembaga yudikatif (kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan undang-
undang).
Filosof Perancis lainnya, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), dalam sebuah buku
yang berjudul “Du Contract Social” (perjanjian masyarakat) menginspirasi rakyat
Perancis yang tertindas. Pemikirannya bahwa semua manusia sejak lahir adalah sama dan
merdeka serta gagasan tentang pemerintahan yang demokrasi dengan bersemboyan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, memberi harapan bagi rakyat Perancis untuk
menumbangkan raja yang tidak demokratis. Gagasan yang relatif sama juga diadopsi dari
pemikiran Voltaire (1694-1778) tentang pentingnya mengganti raja yang absolut dengan
raja yang lebih memperhatikan kepentingan semua golongan.
Struktur masyarakat Perancis sebelum terjadinya revolusi pada 14 Juli 1789 yang
membagi bagi golongan masyarakat secara diskriminatif juga menjadi latarbelakang
meletusnya Revolusi Perancis. Penggolongan masyarakat Perancis ke dalam empat
kelompok, yaitu golongan raja dan bangsawan, pendeta, kaum borjuis, dan rakyat jelata
dianggap bertentangan dengan pemikiran kaum intelektual tentang pentingnya kesetaraan.
Golongan raja dan bangsawan sebagai golongan pertama dan golongan pendeta sebagai
golongan kedua memiliki hak-hak istimewa, seperti hak memiliki kekuasaan politik, hak
milik tanah, hak mendapat kebebasan pajak. Golongan Borjuis sebagai Golongan Ketiga
merasa diperlakukan tidak adil oleh golongan pertama dan kedua. Golongan Ketiga ini
menjadi korban dari pengenaan pajak yang tinggi dari pemerintah. Golongan inilah yang
paling menyadari akan hak-hak mereka serta berusaha untuk menentang golongan
berkuasa tersebut dengan gerakan revolusioner. Gerakan yang dipeolopori oleh golongan
Borjuis ini menginspirasi golongan keempat, rakyat jelata, yang paling tertekan oleh
sistem absolutisme, untuk melakukan gerakan menumbangkan absolitisme di Perancis.
Masalah keuangan dan lemahnya wibawa Raja Perancis menjadi salah satu faktor
meletusnya Revolusi Perancis. Kebangkrutan Perancis disebabkan jumlah utang
pemerintah serta defisit anggaran yang semakin meningkat. Bantuan Perancis, yang
menggunakan uang pinjaman, terhadap kaum kolonis dalam Revolusi Amerika
menentang Inggeris pada 1776, sangat membebani keuangan Perancis. Akibatnya, utang
Prancis menjadi meningkat dua kali lipat. Pada 1780, setengah dari anggaran tahunan
Prancis digunakan untuk membayar cicilan bunga pinjaman yang dari tahun ke tahun
yang semakin meningkat. Seperempat dari anggaran tahunan digunakan untuk biaya
angkatan bersenjata, dan enam persen digunakan untuk membiayai istana raja yang
mewah di Versailles, hanya satu perlima dari seluruh anggaran digunakan untuk
membangun sektor perhubungan pemerintahan. Untuk meningkatkan pendapatan Negara,
Raja Perancis mengenakan pajak yang besar kepada rakyatnya.
Keterlibatan Perancis dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat (1776-1783)
menjadi bumerang bagi Pemerintah Raja Louis XVI. Peperangan tersebut tidak hanya
menyebabkan peningkatan defisit anggaran pemerintah melainkan juga terbentuknya
sikap kritis tentara Perancis yang kembali dari peperangan tersebut. Tentara Parancis
yang pulang dari Amerika dipimpim oleh Lafayette terispirasi tentang gerakan
revolusioner kaum kolonis Ameerika yang menyuarakan kebebasan individu, peramaan
hak-hak warga negara serta pembatasan kekuasaan raja. Mereka emnginginkan agar
rakyat Perancis juga melakukan hal yang sama untuk menentang Raja Perancis yang
menjalankan pemerintahan absolut.
2.2.2. Meletusnya Revolusi Perancis 1789.
Untuk mengatasi krisis keuangan tersebut raja Louis XVI berusaha mengenakan pajak
kepada golongan yang kaya. Usaha ini gagal karena mendapat tantangan dari golongan
bangsawan. Golongan ini menghendaki agar semua pajak baru yang dikenakan harus
mendapat persetujuan dari Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan
perwakilan dari ketiga golongan masyarakat Perancis. Raja Louis XVI menyerah pada
tuntutan golongan bangsawan dan memilih bekerja sama dengan Estates General
daripada membiarkan Perancis menjadi bangkrut.
Masalah voting serta keanggotaan dalam Estates General menyulitkan badan ini
untuk mengambil keputusan. Karena Estates General tidak bersidang lagi sejak 1614,
tidak terdapat peran yang dimainkan oleh lembaga. Oleh karena itu, masyarakat Perancis
menghendaki agar lembaga ini mengambil peran dalam kehidupan politik di Perancis.
Sementara itu, terdapat perselisihan paham mengenai tata cara pemungutan suara
diantara ketiga golongan tersebut. Golongan gereja dan bangsawan menghendaki agar
pemungutan suara (voting) dilakukan oleh golongan bukan oleh perorangan. Adapun
golongan ketiga, yang menyadari bahwa jumlah mereka sangat banyak, mengehendaki
agar voting dilakukan secara perorangan. Perdebatan mengenai prosedur voting yang
berlangsung selama berminggu-minggu itu diakhiri dengan tindakan pasukan Louis XVI
dengan mengusir semua anggota Golongan Ketiga dari tempat sidang pertemuan.
Golongan Ketiga akhirnya memilih tempat bersidang di lapangan tenis tertutup. Mereka
membentuk Dewan Nasional atau National Assembly pada Mei 1789.
Peristiwa pembentukkan Dewan Nasional ini dianggap sebagai awal dimulainya
Revolusi Perancis. Melalui Dewan Nasional, golongan menengah, buruh, petani, serta
golongan gereja yang miskin dan bangsawan yang berpandangan maju, bersumpah tidak
akan membubarkan diri sampai terbentuknya konstitusi Perancis yang baru.
Dalam situasi yang semakin memburuk, raja Louis XVI mulai kehilangan kontrol.
Pada 1789, dia mengerahkan 20.000 pasukannya untuk membubarkan Dewan Nasional di
Paris. Rakyat yang marah akibat tindakan raja berusaha mencari senjata dan
mempertahankan Dewan Nasional. Segera di Paris terjadi tindakan kekerasan antara
pasukan raja dan penduduk yang bersimpati dengan Dewan Nasional. Tindakan kekerasan
itu mencapai puncaknya di Bastille.
Pada 14 Juli 1789, rakyat yang marah menyerbu Penjara Bastille. Mereka
membebaskan semua tahanan politik yang seluruhnya berjumlah 7 orang, membunuh
penjaga penjara dan para pejabatnya serta merebut amunisi yang tersimpan di penjara
tersebut. Setelah itu, mereka kemudian menyerbu Balai Kota dan membunuh Walikota
yang diakhiri dengan terbentuknya pemerintahan kota yang baru yang dipimpin oleh
golongan menengah. Akhirnya, Louis XVI yang menyadari adanya gerakan Revolusi,
menarik pasukannya dari Paris dan menerima pemerintahan baru kota Paris. Gambar
berikut merupakan ilustrasi penyerangan terhadap Penjara Bastille.
Sumber : http://indonesian.irib.ir/sejarah-dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/
14-juli-penjara-bastille-diserbu-warga-paris
Peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah Revolusi Prancis terjadi pada 4
Agustus 1789. Pada tanggal itu sebagian besar golongan bangsawan dan gereja bergabung
dengan Dewan Nasional. Mereka juga sepakat untuk menghapuskan kewajiban-kewajiban
feodal dan melepaskan hak-hak istimewanya di bidang politik dan perpajakan. Peristiwa
tersebut merupakan perubahan yang sangat revolusioner, sebab sistem feodalisme
Perancis dapat dihancurkan dalam satu hari saja.
Dewan Nasional yang anggotanya diwakili oleh semua golongan melakukan
tindakan yang sangat revolusioner. Pada 26 Agustus 1789 dikeluarkan Deklarasi
Mengenai Hak-hak Manusia dan Warga Negara. Deklarasi tersebut didasarkan pemikiran-
pemikiran zaman pencerahan mengenai hukum-hukum alam. Melalui deklarasi tersebut,
warga Negara Perancis memiliki hak merdeka (liberty), hak milik (proverty), hak
keamanan (security), dan hak perlindungan dari tindakan kekerasan (resistance to
oppression). Dewan Nasional juga mengatakan bahwa semua orang memiliki persamaan
(equality) di depan hukum, memiliki kebebasan berbicara, memilih agama, dan
dijaminnya kebebasan pers.
Prinsip-prinsip kemerdekaan (liberty), persamaan (equality), dan hak-hak alami
(natural right) dirumuskan kembali dalam konstitusi Perancis yang baru. Pada dasarnya
konstitusi itu menjamin hak-hak rakyat serta membatasi kekuasaan raja. Louis XVI
menerima konstitusi baru tersebut, sehingga Prancis menjadi monarki (kerajaan) yang
kontitusional, yaitu kerajaan yang memiliki undang-undang dasar.
Revolusi Perancis menimbulkan peperangan dengan Negara-negara tetangga
Perancis. Penyebabnya adalah raja-raja Eropa merasa khawatir bahwa prinsip-prinsip
liberty, equality, dan natural law akan menyebar ke daratan Eropa. Selain itu, golongan
kontra revolusi yang mengungsi keluar Perancis yang terdiri dari golongan bangsawan
dan gereja Prancis mendesak raja-raja Austria dan Prusia untuk merestorasi kekuasaan
raja Louis XVI.
Pada Juni 1791, raja Louis XVI berniat meninggalkan Perancis dan dipercaya
akan memimpin pasukan kontra revolusi untuk menghancurkan hasil-hasil revolusi.
Rakyat Prancis yang marah kemudian berhasil mencegah rencana itu. Dewan Legislatif
membubarkan pemerintahan monarki pada Agustus 1792 dan menangkap seluruh anggota
keluarga raja. Revolusi semakin radikal sehingga berakibat dieksekusinya sejumlah 2000
orang golongan royalis, yaitu golongan yang setia pada raja Louis XVI, pada September
1792.
2.2.3. Terbentuknya Republik Perancis dan Dampak Revolusi.
Perancis menjadi republik setelah diadakan pemilu. Konvensi Konstitusi Nasional
sebagai pengganti pemerintahan sementara, mengubah Perancis menjadi republik.
Pemerintahan baru ini berhasil mengadili dan mengeksekusi Louis XVI dengan cara
diguilotin (guillotine). Dibawah pemerintahan republik, Perancis mengirimkan
pasukannya ke perbatasan Prusia (Jerman) dan Austria dengan tujuan memperthankan
revolusi, membebaskan semua penduduk Eropa dari tirani serta menumbangkan seluruh
tahta raja-raja Eropa yang absolut. Dalam perang pada 1793, tentara Prancis, dibawah
pimpinan Napoleon Bonaparte, berhasil mengusir Inggeris dari Spanyol. Sementara
dalam perang pada 1796, Perancis berhasil mengalahkan Austria, di perbatasan Italia
Utara.
Peperangan dan pengiriman pasukan ke luar negeri (1793) menimbulkan kesulitan
di dalam negeri. Barang kebutuhan sehari-hari semakin langka dan harga semakin
meningkat. Hal ini sangat memberatkan kehidupan buruh di kota dan petani di pedesaan.
Rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan revolusi (Konvensi) mengadakan
pemberontakan. Di tengah krisis politik itu tampil seorang radikal bernama Maximilien
de’ Robespierre yang memimpin revolusi dengan menjalankan pemerintahan terror.
Robespierre memimpin komite pemerintahan yang beranggotakan 12 orang. Ia
berpendapat bahwa pemerintahan yang keras (dengan teror) diperlukan untuk
menyelamatkan Revolusi Prancis. Di bawah pemerintahan terror, setiap orang yang
kontra revolusi akan dianggap musuh negara. Akibatnya, dalam waktu satu tahun
(Agustus 1793- July 1794) terdapat 2500 orang dieksekusi.
Pemerintahan teror yang banyak memakan korban menimbulkan perlawanan di
dalam negeri. Anggota konvensi dari pemerintahan Republik berhasil merebut kekuasaan.
Robespierre berhasil ditangkap dan dieksekusi dengan cara diguilotin bersama 20 orang
pengikutnya. Pada Oktober 1795, terbentuk pemerintahan baru yang berasal dari
golongan borjuis. Pemerintahan baru itu disebut Pemerintahan Direktory.
Pemerintahan Directory dipimpin oleh “warga negara terbaik” berjumlah lima
orang yang direkrut. Mereka dipilih oleh parlemen. Pemerintahan baru tidak bersifat
demokratis sebab hak pilih suara bagi semua pria dewasa yang ditetapkan tahun 1793
dihapuskan. Hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak.
Dengan demikian, wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tersisih dari
pemerintahan baru. Pemerintahan baru banyak melakukan pelanggaran konstitusional.
Anggota parlemen terpilih dari golongan royalis dan golongan radikal disingkirkan untuk
mempertahankan kekuasaan. Pemerintahan yang tidak efektif ini menyebabkan
terancamnya kesatuan nasional yang tengah dilanda revolusi. Akhirnya, rakyat Prancis
mempercayakan kepemimpinannya pada seorang tokoh patriotik penyelamat Perancis
bernama Napoleon Bonaparte pada 1799, sekaligus mengakhiri Pemerintahan Direktory.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Napoleon bersifat diktator. Semua
kelompok oposisi disingkirkannya. Kebebasan politik dan kebebasan pers dikekangnya.
Sebagai Konsul Pertama (First Consul), dia memperoleh semua kekuasaan politik.
Sementara itu, rakyat Perancis yang masih kecewa dengan kekacauan ekonomi dan
politik di dalam negeri dibawah pemerintahan Direktory, tetap mencintainya karena
pemimpin baru tersebut menawarkan kestabilan politik, efisiensi pemerintahan, serta
kemenangan militer atas musuh-musuh Prancis. Malah pada 1804, popularitas Napoleon
memuncak. Mayoritas rakyat Perancis melalui referendum menyetujui pengangkatannya
sebagai Kaisar Perancis untuk memimpin Imperium Perancis. Dengan demikian, Republic
Perancis, yang telah berdiri selama 12 tahun, berubah menjadi sebuah Imperium.
Napoleon Bonaparte naik tahta sebagai Kaisar Napoleon 1.
Selama lima belas tahun menjalankan pemerintahan (lima tahun sebagai konsul
dan 10 tahun sebagai kaisar), Napoleon mengadakan reformasi sehingga pemerintahan
menjadi lebih efisien. Semua hak-hak istimewa yang dulu dimiliki golongan tertentu
dihapuskannya. Sistem perpajakan diperbarui sehingga memberikan keadilan kepada
semua golongan. Pengangkatan jabatan militer didasarkan atas prestasi di lapangan,
bukan didasarkan atas pilihan atasan. Hubungan dengan Paus diperbarui, gereja mendapat
perlindungan hukum, serta kebebasan beragama dijamin. Dibidang hukum, Napoleon
mengeluarkan Code Napoleon yang didasarkan atas prinsip bahwa semua warga Negara
memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. Code Napoleon menjadi dasar hukum
Perancis sekarang serta digunakan di beberapa Negara di dunia dewasa ini.
Dalam usahanya untuk menyatukan Eropa dibawah pimpinan Perancis, Napoleon
mengadakan peperangan dengan Negara-negara lain. Peperangan tersebut dilihat dari sisi
Negara-negara Eropa disebut sebagai Perang Koalisi (Coalition Wars) atau Perang
gabungan. Adapun dilihat dari sisi Prancis disebut sebagai Perang Napoleon (Napoleonic
Wars). Perang ini berlangsung dari 1792 hingga 1815.
Imperium Perancis berakhir pada 1813 setelah pasukan Napoleon mengalami
kekalahan dikota Leipzig dari pasukan koalisi Negara Swedia, Inggris, Spanyol, Prusia,
dan Austria. Napoleon menyerah, ditangkap dan segera dibuang ke pulau Elba, di pantai
Italia pada 1814. Napoleon sempat melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan
Perancis melawan tentara koalisi. Setelah berhasil memimpin pasukan Perancis selama
100 hari, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada
1815. Dia dibuang ke pulau terpencil St Helena di Pasifik Selatan sampai meninggalnya
pada 1821. Kondisi Eropa setelah perang koalisi ditentukan kembali berdasarkan peta
politiknya melalui Kongres Wina di Austria pada 1815. Berdasarkan konferensi tersebut,
wilayah Perancis kembali pada kondisi pada 1792 sebelum berkuasanya kaisar Napoleon
Bonaparte.
Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789 membawa pengaruh yang tidak kecil bagi
Perancis sendiri maupun Negara-negara lain, baik dalam bidang politik, ekonomi,
maupun sosial. Bagi Perancis, pengaruh revolusi di bidang politik nampak pada aspek
berkembangnya paham liberalisme di kalangan rakyat, terbentuknya pemerintahan yang
didasarkan oleh nilai-nilai demokratis - walaupun tidak segera setelah Perancis
melakukan Revolusi Perancis. Setelah revolusi, negara ini menerapkan monarki
konstitusional sebagai pengganti dari monarki absolut. Dalam bidang ekonomi, terjadi
penghapusan pajak feudal, pemberian hak milik tanah kepada petani, penghapusan sistem
gilda diganti dengan sistem ekonomi bebas, dan hal itu menumbuhkan industrialisasi di
Perancis. Sedangkan dalam bidang sosial terjadi penghapusan sistem kelas dalam
masyarakat, penghapusan sistem feudal, dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia
dalam berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan, terjadi gerakan pemenuhan hak
pendidikan bagi semua golongan.
Bagi negara-negara lain di luar Perancis, terutama negara-negara Eropa pada awal
abad ke-19, Revolusi Perancis telah menyadarkan Raja-raja Eropa bahwa kekuasaan
absolut tidak disukai oleh rakyat karena bertentangan dengan pemikiran-pemikiran baru
tentang pentingnya membangun kesetaraan dalam bidang pemerintahan. Secara pelan-
pelan, negara-negara Eropa mulai mengubah monarki absolut menjadi monarki
konstiutusional atau sistem kerajaan yang berdasarkan undang-undang yang membatasi
kekuasaan rakyat dan memberikan hak bagi rakyat untuk ikut serta mengawasai
pemerintahan melalui lembaga legislatif. Bagi masyarakat Eropa, Revolusi Perancis telah
menginspirasi untuk melakukan gerakan liberal, sosial, demokrasi dan nasional untuk
membentuk pemerintahan yang memperhatikan hak-hak rakyat. Pada awal abad ke-19
hingga akhir abad ke-19 di Eropa terjadi gelombang revolusi untuk membentuk
pemerintahan yang didasarkan oleh nilai-nilai yang degagas dalam Revolusi Perancis.
Konsep persamaan hak bagi warga negara yang dicetuskan dalam Revolusi Perancis juga
diadopsi oleh tokoh-tokoh Pergerakan nasional di Asia pada awal abad ke-20 yang masih
berada di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Code Napoleon tidak hanya dipakai di
negra-negara Eropa melainkan di berbagai negara yang demokratis hingga sekarang. Di
Indonesia, Pergerakan Nasional yang lahir sejak didirikannya Organisasi Boedi Oetomo
tanggal 20 Mei 1908 juga menyerukan tentang pentingnya persamaan hak-hak warga
pribumi dengan warga dan penguasa Hindia Belanda. Gerakan menuntut persamaan hak
dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan lain-lain yang dilakukan oleh
golongan terpelajar pada masa Pergerakan Nasional tidak bisa dipepaskan dari
pemikiran-pemikiran liberal dan demokratis dari Revolusi Perancis.

More Related Content

What's hot

Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
Mustofa Hidayat
 
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
Alvita Churnia
 
Sejarah Peminatan-GAPI
Sejarah Peminatan-GAPISejarah Peminatan-GAPI
Sejarah Peminatan-GAPI
Rayse Aulia
 
Revolusi nasional indonesia
Revolusi nasional indonesiaRevolusi nasional indonesia
Revolusi nasional indonesia
NurfaisyalAnas
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
adhy_sama
 
Teori sistem dunia
Teori sistem duniaTeori sistem dunia
Teori sistem dunia
Syahrul Hidayat
 
Sejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi RegionalSejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi Regional
Adien Amelia
 
Public Opinion Theory
Public Opinion TheoryPublic Opinion Theory
Public Opinion Theory
mankoma2012
 
PERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WARPERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WAR
liuenxiu97
 
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahliPengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
mufid Fakhrudin
 
Memahami Pemasyarakatan
Memahami PemasyarakatanMemahami Pemasyarakatan
Memahami Pemasyarakatan
Lestari Moerdijat
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompok
Revano Pm
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi globalPOWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
Zulfira Farah Nubua
 
Makalah multilateral regional
Makalah multilateral regionalMakalah multilateral regional
Makalah multilateral regional
Lintang Arafath
 
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.pptxii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
ekosantoso579914
 
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesiasejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
Johan Setiawan
 
Permesta
PermestaPermesta
Permesta
Muhammad Viddin
 
Perang dingin
Perang dinginPerang dingin
Perang dingin
Bella Aprimanti Utami
 
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di Indonesia
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di IndonesiaPerang Dunia II Serta Pengaruhnya di Indonesia
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di IndonesiaListya Arinawati
 

What's hot (20)

Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
Peran indonesia dalam menciptakan peramain dunia melalui organisasi internasi...
 
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
 
Sejarah Peminatan-GAPI
Sejarah Peminatan-GAPISejarah Peminatan-GAPI
Sejarah Peminatan-GAPI
 
Revolusi nasional indonesia
Revolusi nasional indonesiaRevolusi nasional indonesia
Revolusi nasional indonesia
 
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawanato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
nato, seato, anzus, cento, pakta warsawa
 
Teori sistem dunia
Teori sistem duniaTeori sistem dunia
Teori sistem dunia
 
Sejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi RegionalSejarah Organisasi Regional
Sejarah Organisasi Regional
 
Public Opinion Theory
Public Opinion TheoryPublic Opinion Theory
Public Opinion Theory
 
PERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WARPERANG DINGIN / COLD WAR
PERANG DINGIN / COLD WAR
 
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahliPengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
Pengertian komunikasi kelompok menurut para ahli
 
Memahami Pemasyarakatan
Memahami PemasyarakatanMemahami Pemasyarakatan
Memahami Pemasyarakatan
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompok
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi globalPOWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
POWER POINT SEJARAH PEMINATAN Organisasi global
 
Makalah multilateral regional
Makalah multilateral regionalMakalah multilateral regional
Makalah multilateral regional
 
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.pptxii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
xii-ips-respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-ri-part-1.ppt
 
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesiasejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
sejarah indonesia kelas 11 ipa 2 ppt peristiwa sumpah pemuda di indonesia
 
Permesta
PermestaPermesta
Permesta
 
Perang dingin
Perang dinginPerang dingin
Perang dingin
 
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di Indonesia
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di IndonesiaPerang Dunia II Serta Pengaruhnya di Indonesia
Perang Dunia II Serta Pengaruhnya di Indonesia
 

Similar to 1. rpp rev amric n rev pranc

4. rpp rev indonesia
4. rpp rev indonesia4. rpp rev indonesia
4. rpp rev indonesia
Ressa
 
3. rpp rev rusia
3. rpp rev rusia3. rpp rev rusia
3. rpp rev rusia
Ressa
 
Rpp sejarah xii peminatan bab 3 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan  bab 3 sejarahRpp sejarah xii peminatan  bab 3 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 3 sejarah
eli priyatna laidan
 
4. rpp penyebaran berita proklamasi
4. rpp penyebaran berita proklamasi4. rpp penyebaran berita proklamasi
4. rpp penyebaran berita proklamasi
Ressa
 
2. rpp rev cina
2. rpp rev cina2. rpp rev cina
2. rpp rev cina
Ressa
 
Perjuangan organisasi
Perjuangan organisasiPerjuangan organisasi
Perjuangan organisasiLili Suryani
 
3. perang dunia ii
3. perang dunia ii3. perang dunia ii
3. perang dunia ii
Ressa
 
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
Ressa
 
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
Ressa
 
3. rpp roklamasi
3. rpp roklamasi3. rpp roklamasi
3. rpp roklamasi
Ressa
 
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docxRPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
SriMulianti5
 
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
Ressa
 
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 smaRpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
Diva Pendidikan
 
2. lbb
2. lbb2. lbb
2. lbb
Ressa
 
Rpp sosiologi xii bab 3
Rpp sosiologi xii bab 3Rpp sosiologi xii bab 3
Rpp sosiologi xii bab 3
eli priyatna laidan
 
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase EModul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
Fathan Emran
 
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
Ressa
 
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
Ressa
 
Rpp pkn xi 1 dan 2 kur 2013
Rpp pkn xi   1 dan 2 kur 2013Rpp pkn xi   1 dan 2 kur 2013
Rpp pkn xi 1 dan 2 kur 2013
eli priyatna laidan
 

Similar to 1. rpp rev amric n rev pranc (20)

4. rpp rev indonesia
4. rpp rev indonesia4. rpp rev indonesia
4. rpp rev indonesia
 
3. rpp rev rusia
3. rpp rev rusia3. rpp rev rusia
3. rpp rev rusia
 
Rpp sejarah xii peminatan bab 3 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan  bab 3 sejarahRpp sejarah xii peminatan  bab 3 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 3 sejarah
 
4. rpp penyebaran berita proklamasi
4. rpp penyebaran berita proklamasi4. rpp penyebaran berita proklamasi
4. rpp penyebaran berita proklamasi
 
2. rpp rev cina
2. rpp rev cina2. rpp rev cina
2. rpp rev cina
 
Perjuangan organisasi
Perjuangan organisasiPerjuangan organisasi
Perjuangan organisasi
 
Rencana pelaksanaan
Rencana pelaksanaan Rencana pelaksanaan
Rencana pelaksanaan
 
3. perang dunia ii
3. perang dunia ii3. perang dunia ii
3. perang dunia ii
 
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 8 Sejarah kelas X
 
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 10 Sejarah kelas X
 
3. rpp roklamasi
3. rpp roklamasi3. rpp roklamasi
3. rpp roklamasi
 
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docxRPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
RPP Bu Anti ( Sri M ) 1.docx
 
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 9 Sejarah kelas X
 
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 smaRpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
Rpp revisi 2017 sejarah peminatan kelas 12 sma
 
2. lbb
2. lbb2. lbb
2. lbb
 
Rpp sosiologi xii bab 3
Rpp sosiologi xii bab 3Rpp sosiologi xii bab 3
Rpp sosiologi xii bab 3
 
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase EModul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
Modul Ajar IPS Sejarah Kelas 10 SMA Fase E
 
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
3.7.rpp imperialisme dan kolonialisme
 
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas XRPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
RPP Pertemuan ke 11 Sejarah kelas X
 
Rpp pkn xi 1 dan 2 kur 2013
Rpp pkn xi   1 dan 2 kur 2013Rpp pkn xi   1 dan 2 kur 2013
Rpp pkn xi 1 dan 2 kur 2013
 

More from Ressa

155316-1600962030-dikonversi.pptx
155316-1600962030-dikonversi.pptx155316-1600962030-dikonversi.pptx
155316-1600962030-dikonversi.pptx
Ressa
 
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
Ressa
 
Formulir magang bem ft
Formulir magang bem ftFormulir magang bem ft
Formulir magang bem ft
Ressa
 
7. lpj qurban
7. lpj qurban7. lpj qurban
7. lpj qurban
Ressa
 
1a. lpj class meeting
1a. lpj class meeting1a. lpj class meeting
1a. lpj class meeting
Ressa
 
1. lpj osis 2015
1. lpj osis 20151. lpj osis 2015
1. lpj osis 2015
Ressa
 
Formulir
FormulirFormulir
Formulir
Ressa
 
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Ressa
 
Pengelolaan Air Hujan
Pengelolaan Air HujanPengelolaan Air Hujan
Pengelolaan Air Hujan
Ressa
 
Prediksi 2
Prediksi 2Prediksi 2
Prediksi 2
Ressa
 
Prediksi 1
Prediksi 1Prediksi 1
Prediksi 1
Ressa
 
Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014
Ressa
 
Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014
Ressa
 
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
Ressa
 
3.8.rpp sumpah pemuda
3.8.rpp sumpah pemuda3.8.rpp sumpah pemuda
3.8.rpp sumpah pemuda
Ressa
 
2. rpp peristiwa rengasdengklok
2. rpp peristiwa rengasdengklok2. rpp peristiwa rengasdengklok
2. rpp peristiwa rengasdengklok
Ressa
 
5. rpp sidang ppki
5. rpp sidang ppki5. rpp sidang ppki
5. rpp sidang ppki
Ressa
 
4. pbb
4. pbb4. pbb
4. pbb
Ressa
 
1.perang dunia i
1.perang dunia i1.perang dunia i
1.perang dunia i
Ressa
 
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesirRpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Ressa
 

More from Ressa (20)

155316-1600962030-dikonversi.pptx
155316-1600962030-dikonversi.pptx155316-1600962030-dikonversi.pptx
155316-1600962030-dikonversi.pptx
 
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean
 
Formulir magang bem ft
Formulir magang bem ftFormulir magang bem ft
Formulir magang bem ft
 
7. lpj qurban
7. lpj qurban7. lpj qurban
7. lpj qurban
 
1a. lpj class meeting
1a. lpj class meeting1a. lpj class meeting
1a. lpj class meeting
 
1. lpj osis 2015
1. lpj osis 20151. lpj osis 2015
1. lpj osis 2015
 
Formulir
FormulirFormulir
Formulir
 
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
Laporan pertanggung jawaban osis 2014.2015
 
Pengelolaan Air Hujan
Pengelolaan Air HujanPengelolaan Air Hujan
Pengelolaan Air Hujan
 
Prediksi 2
Prediksi 2Prediksi 2
Prediksi 2
 
Prediksi 1
Prediksi 1Prediksi 1
Prediksi 1
 
Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014
 
Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014Soal Ujian Nasional 2014
Soal Ujian Nasional 2014
 
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
3.9.rpp kehidupan sosek jaman jepang
 
3.8.rpp sumpah pemuda
3.8.rpp sumpah pemuda3.8.rpp sumpah pemuda
3.8.rpp sumpah pemuda
 
2. rpp peristiwa rengasdengklok
2. rpp peristiwa rengasdengklok2. rpp peristiwa rengasdengklok
2. rpp peristiwa rengasdengklok
 
5. rpp sidang ppki
5. rpp sidang ppki5. rpp sidang ppki
5. rpp sidang ppki
 
4. pbb
4. pbb4. pbb
4. pbb
 
1.perang dunia i
1.perang dunia i1.perang dunia i
1.perang dunia i
 
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesirRpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

1. rpp rev amric n rev pranc

  • 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMAYASIHA Gubug Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Kelas/Semester : XI / Semester I Materi Pokok Sub Materi : : Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Umat manusia Revolusi Amerika Revolusi Perancis Alokasi Waktu : 2 x JP (4 x @ 45 menit) A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1.1 2.1 3.4 4.4 Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa. Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab peduli, santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Menganalisis keterkaitan antara revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) dan kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini. 3.4.1 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika 3.4.2 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Amerika 3.4.3 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia 3.4.4 Menganalisis faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis 3.4.5 Menganalisis kronologi terjadinya Revolusi Perancis 3.4.6 Menganalisis dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia Menyajikan hasil analisis tentang revolusi-revolusi besar dunia (Perancis, Amerika, Cina, Rusia dan Indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan umat manusia dalam bentuk tulisan dan media lain. 4.4.1 Membuat laporan tertulis hasil analisis Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (siswa memilih salah satu tema tersebut).
  • 2. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian untuk mendeskripsikan Revolusi Amerika 2. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi Revolusi Amerika 3. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda tentang dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia 4. Melalui penayangan gambar /video/film peserta didik mempunyai keberanian untuk mendeskripsikan Revolusi Perancis 5. Melalui diskusi peserta didik dapat bekerjasama untuk menjelaskan kronologi Revolusi Perancis 6. Melalui diskusi peserta didik dapat menghargai pendapat yang berbeda tentang dampak Revolusi Perancis bagi perkembangan umat manusia D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Fakta : - Letak Geografis Amerika - Letak Geografis Perancis - Tokoh tokoh Perang Kemerdekaan Amerika (Revolusi Amerika) - Tokoh Revolusi Perancis , Nama – nama raja / louis di Perancis - Isi Declaratin of Indepence, Isi Semboyan Revolusi Perancis 2. Konsep : - Faktor-faktor penyebab Revolusi Amerika - Kronologi Revolusi Amerika - Dampak Revolusi Amerika - Faktor-faktor penyebab Revolusi Perancis - Kronologi Revolusi Perancis - Dampak Revolusi Perancis 3. Prinsip : - Revolusi Amerika melahirkan Negara Amerika Serikat 1774 yang lepas dari pemerintahan Inggris - Revolusi Perancis melahirkan negara Perancis terlepas dari bentuk pemerintahan absolud yang dipraktekan oleh Louis ke - 14 sampai dengan Louis ke-16. Perancis menjadi negara dengan pemerintahan Konsulat di bawah Napoleon Bonaparte. - Perancis keluar sebagai negara besar denganb politik Continental Stelset 4. Prosedur : Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Amerika Proses / Kronologi terjadinya Revolusi Perancis Lahirnya Negara USA E. METODE, PENDEKATAN, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan Pendekatan : Saintifik Learning Strategi : Project Based Learning F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Media
  • 3. a. Papan kategorisasi b. Gambar-gambar yang terkait dengan Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis c. Manual pembuatan laporan 2. SumberPembelajaran : a. Kemendikbud, 2014, Sejarah Peminatan Kelas XI , ............... Jakarta b. Buku lain yang relevan G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PERTEMUAN I Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur menjadi orang Indonesia. b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen) c. Pemusatan perhatian dan pemotivasian dengan menayangkan video motivasi d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari serta alternatif kegiatan pembelajaran. e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai materi sebelumnya (materi Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia) 20 menit KegiatanInti MENGAMATI a. Peserta didik mengamati tayangan video Revolusi Amerika. b. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang Revolusi Amerika. MENANYA a. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan terhadap tayangan video dan hasil membaca buku teks. MENGEKSLPORASI a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok b. Tugas masing-masing kelompok:  Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor- faktor penyebab terjadinya Revolusi Amerika  Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang Kronologi Revolusi Amerika  Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak Revolusi Amerika bagi perkembangan umat manusia. MENGASOSIASI Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis lainya, dan atau internet, Menganalisis dan menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan- kesimpulan terkait dengan materi : MENGKOMUNIKASIKAN Masing –masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi 140 menit
  • 4. Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Penutup a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong Peserta didik siswa untuk selalu bersyukur dan menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan. b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian bersama, terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap baik, nantinya penilaian tersebut digabungkan dan diberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik (penghargaan dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam sederhana yang dapat ditempelkan di dinding kelas atau penghargaan lain yang relevan). 20 menit PERTEMUAN II Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu Pendahuluan a. Peserta didik diminta berdoa, sebagai wujud syukur menjadi orang Indonesia. b. Peserta didik diperiksa kehadirannya (diabsen) c. Menyanyikan lagu Bangun Pemuda dan Yel-yel Sejarah d. Peserta didik diberitahu tentang tujuan yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari serta alternatif kegiatan pembelajaran. e. Apersepsi: meminta tanggapan Peserta didik mengenai materi sebelumnya (materi Peristiwa Revolusi Amerika yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Manusia) 20 menit KegiatanInti MENGAMATI c. Peserta didik mengamati tayangan gambar-gambar tentang Revolusi Perancis.. d. Membaca buku teks serta sumber belajar lain tentang Revolusi Perancis. MENANYA b. Melakukan tanya-jawab tentang hasil pengamatan terhadap tayangan gambar dan hasil membaca buku teks. MENGUMPULKAN INFORMASI a. Membagi Peserta didik menjadi 5-6 kelompok b. Tugas masing-masing kelompok:  Kelompok 1 dan 2 : Berdiskusi tentang factor- faktor penyebab terjadinya Revolusi Perancis  Kelompok 3 dan 4 , berdiskusi tentang Kronologi Revolusi Perancis  Kelompok 5 dan 6 berdiskusi tentang Dampak Revolusi Perancis bagi perkembangan umat manusia. MENGASOSIASI Mengumpulkan informasi lanjutan , sumber tertulis lainya, dan atau internet, Menganalisis dan menyimpulkan informasi yang didapat, serta Mencatat dalam buku catatan dalam bentuk kesimpulan- 140 menit
  • 5. Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu kesimpulan terkait dengan materi : MENGKOMUNIKASIKAN Masing –masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi dan saling menanggapi Penutup a. Bersama Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur dan menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan. b. Guru bersama Peserta didik melakukan penilaian bersama, terhadap hasil kinerja kelompok yang dianggap baik, nantinya penilaian tersebut digabungkan dan diberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik (penghargaan dapat berbentuk pujian atau dibuat piagam sederhana yang dapat ditempelkan di dinding kelas atau penghargaan lain yang relevan). c. Memberikan tugas membuat laporan analisis tentang Revolusi Amerika atau Revolusi Perancis (Tugas Individu) 20 menit H. PENILAIAN I. PENILAIAN 1. Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik BentukInstrumen Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikapdan Rubrik es Unjuk Kerja es Tertulis es Uraian dan Pilihan Tes Pilihan Ganda dan Uraian 1 Berikut ini yang bukan merupakan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya Revolusi Amerika adalah... a. Suku bangsa Indian Mohawk merasa terdesak oleh pendatang baru dari Inggris b. rakyat Amerika menganut paham keebebasan dalam perdagangan c. timbul kebebasan dalam bidang politik d. peristiwa The Boston Tea Party, Desember 1773 e. pemungutan pajak yang tinggi oleh pemerintah Inggris yang dibebankan ke rakyat koloni Amerika 2 Adanya Revenue Act dan Belleting Act yang mengatur berbagai macam pajak ditentang oleh para koloni dengan semboyan … a. Taxation and representation b. No taxation without representation c. American for the American no for England d. The Boston tea Party e. Adanya buku”Common sense” karya Thomas Paine 3 Sebab khusus terjadinya Revolusi Amerika adalah.. … a. adanya Revenue Act dan Belleting Act b. No taxation without representation c. American for the Americans d. Two Treaties of Goverment e. Trias Politika
  • 6. 4 Semboyan Revolusi Perancis,adalah … a. Liberty, Egality,fraternity b. Etat C’est Moi c. Gospel, Gold,Glory d. Vini,Vidi,Vici e. Momento Mori 5 Sebuah buku berjudul Tinjauan Kritis Sejarah Banten dianggap sebagai buku pertama karangan seorang Indonesia yang menampilkan penulisan sejarh dengan tinjauan secara kritis. Pengarang buku tersebut adalah … a. Taufik Abdullah b. Kuntowijoyo c. Husein Djajaningrat d. Soekmono e. Sartono Kartodirdjo 6 Salah satu sebab munculnya Revolusi Perancis adalah adanya paham rasionalisme dengan tokohnya John Locke yang memiliki karya berjudul.. … a. Madame Deficit b. Du Contract Social c. L’esprit des louis d. Two Treaties of Goverment e. Trias Politika 7 Semboyan Revolusi Perancis,adalah … a. Liberty, Egality,fraternity b. Etat C’est Moi c. Gospel, Gold,Glory d. Vini,Vidi,Vici e. Momento Mori 8 Casus belli terjadi Revolusi Prancis adalah … a. adanya pengaruh paham rasionalisme b. adanya ajaran John Locke yang mengumandangkan ajaran kedaulatan rakyat c. adanya pengaruh perang kemerdekaan Amerika d. adanya kepincangan social dalam masyarakat e. adanya krisis keuangan 9 Perancis menjadi bentuk kekaisaran di bawah pimpinan... a. Louis XI b. Robespiere c. Napoleon Bonaparte d. Roger Ducos e. Moulin Rouge 10 Terbentuknya Pemerintahan Directoire memberikan gambaran adanya….. a. pemerintahan demokratis b. pemerintahan absolut c. pemerintahan oligarki d. pemerintahan terpusat e. pemerintahan terbagi Soal Uraian 1. Apa yang menjadi pemicu timbulnya Revolusi Amerika? Coba kamu jelaskan! 2. Mengapa Perancis membantu rakyat Amerika melawan Inggris? 3. Apa yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis? 4. Bagaimana pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Recolusi Perancis? 5. Bagaimana kronologi terjadinya Revolusi Perancis?
  • 7. Kunci Jawaban 1. Sikap tidak puas kaum kolonis terhadap kebijakan Inggris dalam urusan daerah koloni, yaitu kebijakan pajak. Dua Undang-Undang yang paling ditentang adalah UU Gula(Sugar Act) dan UU Keuangan(Currency Act) yang puncaknya terjadi peristiwa Boston Tea Party 2. Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saragosa mampu menarik perhatian Perancis.Raja Louis XI segera mengakui Negara baru AS. Raja Louis mengirimkan makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk melemahkan pasukan Inggris 3. Yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Peranci diantaranya : a. Berkembangnya paham Rasionalisme dan Aufklarung. b. Munculnya paham Romantisme. c. Pengaruh Perang kemerdekaan Amerika(Revolusi Amerika). d. Ketidakadilan dalam system Feodalisme e. Pemerintahan yang buruk f. Terciptanya masyarakat yang demokratis 4. Pengaruh Revolusi Amerika terhadap munculnya Revolusi Perancis : Dalam Perang kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Lafayette. Setelah perang selesai, merekapun kembali ke Perancis. Selama di Amerika mereka telah mengenal paham-paham baru tentang kebebasan dan demokrasi serta Declaration of Independence yang didalamnya berisi penghargaan terhadap hak asasi manusia, sehingga ketika di Perancis terjadi absolutisme maka muncullah kekuatan untuk melawannya. 5.Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille, yang merupakan tempat tahanan politik yang menentang pemerintahan raja Prancis dan tempat Gudang senjata. Penyerbuan ini disebabkan karena Rakyat mendengar desas desus bahwa raja Praancis mengumpulkan tentaranya di sekitar Paris untuk menindas rakyat, selain itu Rakyat membutuhkan senjata yang terdapat dalam penjara Bastille. Penyerbuan terhadap Penjara Bastille tanggal 14 Juli 1789 berhasil dengan baik karena tentara berkumpul di Paris memihak rakyat Cara Penilaian. 1. Untuk setiap soal pilihan ganda yang benar diberi nilai 2 sehingga skor maksimal untuk pilihan ganda adalah 2 x 10 = 20 2. Untuk soal uraian: a. Soal 1: Skor maksimal 20 b. Soal 2: Skor maksimal 15 c. Soal 3: Skor maksimal 15 d. Soal 4: Skor maksimal 30 Total 80
  • 8. 3. Total Skor: a. Pilihan Ganda : 20 b. Uraian : 80 Total : 100 Mengetahui, Gubug, 12 Juli 2014 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Drs. H.Syafi.i Sarinah.S.Pd.
  • 9. Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Nama Sekolah :.......... Mata Pelajaran :......... Semester/ tahun pelajaran :.......... Kelas :.......... No Nama Peserta Didik Indikator pengamatan 1 2 3 4 5 6 Jumlah Skor Nilai akhir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Kisi-kisi indicator sikap spiritual: berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh 2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh 3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh 4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN 1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2. Mengucapkan rasa syukur atas karena Tuhan 3. Memberisalam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat 4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran tuhan 5. Merasakan keberadaan dan kebesaranTuhan saat mempelajari Sejarah 6. Melaksanakan kegiatan ibadah yang dianut Petunjuk penskoran: Peserta didik memperoleh nilai: Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4 Baik : apabila memperoleh skor 3 Cukup : apabila memperoleh skor 2 Kurang : apabila memperoleh skor 1 Skor diperoleh x 4 = Nilai akhir Skor maximal Contoh: Skor diperoleh 24, skor maximal 4x 6 indikator=24 maka skor akhir
  • 10. 24 x 4 = 4 24 Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah : Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00 Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33 Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33 Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
  • 11. Lampiran 2 Penilaian Diri Pedoman Penilaian Diri Sikap Spiritual Mata Pelajaran : ................................................................... Nama Peserta Didik : .................................................................... Kelas : .................................................................... Tanggal Pengamatan : .................................................................... Materi Pokok : .................................................................... No Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar 2 Mengucapkan rasa syukuratas karunia Tuhan 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari sejarah 6. Menjalankan ibadah sesuaidengan agama yang dianut Jumlah Skor CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya Petunjuk: Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuaisikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagaiberikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuaipernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuaipernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Petunjuk Penskoran : Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Contoh : Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir : 14 x 4 = 2,3 24
  • 12. Lampiran 3 Penilaian Teman b. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu. Penilaian menggunakan lembar observasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap pembelajaran. Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual Mata Pelajaran : ................................................................... Nama Peserta Didik : .................................................................... Kelas : .................................................................... Tanggal Pengamatan : .................................................................... Materi Pokok : .................................................................... No Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar 2 Mengucapkan rasa syukuratas karunia Tuhan 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari sejarah 6. Menjalankan ibadah sesuaidengan agama yang dianutnya Jumlah Skor CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya Petunjuk: Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuaisikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuaipernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuaipernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Petunjuk Penskoran : Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Contoh : Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
  • 13. Pedoman penilaian unjuk kerja: No UnjukKerja Aspek yang dinilai Skor 1 Laporan Hasil Diskusi SistematikaPenulisan 25 Kesesuaian Isi 50 Kesimpulan 25 Total Skor 100
  • 14. LAMPIRAN MATERI PELAJARAN REVOLUSI BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP UMAT MANUSIA Dr. Nana Supriatna, M.Ed I. PENDAHULUAN Sejarah dunia sejak abad ke-18 sampai abad ke-20 ditandai dengan terjadinya revolusi besar yang berpengaruh pada perkembangan sejarah kehidupan umat manusia pada masanya dan pada masa kini. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika pada abad ke-18, Revolusi China, Rusia dan Indonesia pada abad ke-20 merupakan revolusi-revolusi besar dalam bidang politik, intelektual, dan budaya yang tidak hanya berpengaruh pada kawasan di negara-negara tersebut melainkan juga kawasan lain di dunia. Uraian sejarah di bawah ini akan menganalisis dan menyajikan keterkaitan antara revolusi-revolusi besar tersebut dengan kehidupan manusia pada masa itu dan masa kini. II.REVOLUSI BESAR DUNIA 2.1. Revolusi Amerika (1775-1789) Revolusi Amerika ditandai dengan gerakan kaum kolonis - kaum imigran dari Eropa, terutama Inggeris - di Amerika Utara untuk menentang Kerajaan Inggeris yang dianggap ikut campur dalam urusan kaum kolonis. Peristiwa perlawanan terhadap Inggeris, terbentuknya Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) 4 July 1776, Perang Kemerdekaan AS hingga terbentuknya Konstitusi AS tahun 1789 memberi pengaruh terhadap gerakan yang sama di belahan dunia lain. Revolusi Amerika memberikan gagasan tentang pentingnya persamaan hak manusia, kebebasan individu, kebebasan beragama, konsep kesetaraan warga di mata hukum. Gagasan-gagasan tersebut diadopsi dalam gerakan revolusioner di Perancis dan beberapa negara lainnya di Eropa pada abad ke-18-19 dan menginspirasi beberapa negara Asia dan Afrika dalam melawan imperialisme Barat pada awal abad ke-20. Revolusi Amerika juga menginspirasi warga kulit hitam Amerika (Afrika-Amerika atau Negro) untuk memperjuangkan kesetaraan hak-hak mereka dengan warga kulit putih turunan Eropa. Keterlibatan tentara Perancis dalam perang melawan Inggeris dalam Perang Kemerdekaan AS (1776-1783) serta tersebarnya hasil analisa mengenai Revolusi Amerika di kalangan Golongan Borjuis Perancis secara langsung memberi pengaruh terhadap meletusnya Revolusi Perancis 1789. 2.1.1. Latar Belakang Revolusi Amerika Revolusi Amerika dicatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu peristiwa revolusi besar. Hal itu disebabkan revolusi tersebut memiliki dampak yang besar tidak hanya untuk kawasan Amerika melainkan juga Eropa dan belahan dunia lainnya pada kurun waktu berikutnya. Revolusi tersebut dilakukan oleh 13 koloni di Amerika Utara yang didirikan oleh para imigran dari daratan Eropa, terutama Inggeris, yang menyeberang ke kawasan tersebut setelah pendaratan Columbus beberapa dekade sebelumnya. Ketiga belas koloni tersebut menentang Kerajaan Inggeris, yang merupakan salah satu negara induk bagi kaum imigran di koloni tersebut. Sikap tidak puas kaum kolonis (warga koloni di Amerika) terhadap kebijaksanaan Inggeris dalam urusan daerah koloni antara lain ditunjukan oleh James Otis yang berbicara mengatasnamakan pedagang Boston, Amerika, tahun 1761. Othis menetang
  • 15. kesewenang-wenangan dan otoritas Parlemen Inggeris mengenai beberapa aspek kehidupan kaum kolonis termasuk di bidang perdagangan. Demikian juga pada tahun1763, Patrick Henry menentang hak-hak Privy Council mengenai masalah hukum di Virginia. Aspek yang paling ditentang kaum kolonis adalah kebijakan pajak Negara Inggeris yang dikenakan kepada kaum kolonis. Mereka menentang kebijakan tersebut sebab Inggeris di mata mereka bukan lagi sebagai pemerintah yang dapat mengatur daerah koloni. Dua undang-undang yang paling ditentang kaum kolonis adalah Undang- undang Gula (Sugar Act) dan Undang-undang Keuangan (Currency Act) pada tahun 1764. Undang-undang pertama mengatur masalah perdagangan gula di daerah koloni yang dalam beberapa aspek memberi batasan kepada pedagang kaum koloni di daerahnya. Melalui undang-undang itu Inggeris memperoleh masukan dari pajak dan bea cukai perdagangan gula. Undang-undang kedua melarang daerah koloni mencetak uang sendiri. Kedua undang-undang tersebut menimbulkan kemarahan kaum kolonis terutama para pedagang. Mereka meminta agar parlemen Inggeris menarik kembali undang-undang tersebut. Penduduk New York dan Boston memboikot untuk tidak membeli semua barang buatan Inggeris sebelum Parlemen Inggeris mencabut putusannya. Menghadapi tuntutan itu, pemerintah dan Parlemen Inggeris menjawabnya dengan dikeluarkannya undang- undang lain seperti Stamp Act (undang-undang prangko) dan Quartering Act tahun 1765. Stamp Act digunakan untuk memperoleh pajak dari setiap dokumen dan surat penting yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan Quartering Act memaksa kaum kolonis untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan bagi tentera Inggeris yang ditempatkan didaerah-daerah koloni. 2.1.2. Revolusi Melawan Kerajaan Inggeris di Amerika Revolusi melawn Pemerintahan kerajaan Inggeris di Amerika dilakukan oleh berbagai kalangan. Di kalangan bawah, perlawanan terhadap Inggeris ditandai dengan gerakan organisasi rahasia yang tersebar di perkotaan. Organisasi seperti Sons of Liberty, yang anggotanya terdiri dari buruh, pelaut, dan tenaga teknis, mengancam para pejabat imperium Inggeris sambil memboikot penyebaran prangko. Semua golongan masyarakat melancarkan protes melalui rapat raksasa di New York, tahun 1765. Mereka menghadiri kongres Stamp Act dan mengesahkan Declaration of Right and Grievances yang berisi tentang penolakan terhadap keputusan parlemen Inggeris. Para pedagang seluruh koloni membuat keputusan untuk tidak menggunakan barang-barang buatan Inggeris sampai Parlemen Inggeris mencabut Stamp Act. Akhirnya pada tahun 1766 parlemen mencabut Stamp Act dan tetap memaksakan bahwa Parlemen Inggeris merupakan lembaga yang paling berdaulat atas seluruh daerah imperium Inggeris. Keberhasilan protes kaum kolonis tahun 1766 tidak menyurutkan Inggeris untuk tetap menggunakan daerah koloni sebagai sumber keuanganya. Inggeris menugaskan seorang pejabat keuangan Charles Townshend untuk menyusun program fiskal baru. Hasilnya adalah Townshend Act yang berisi ketentuan bahwa pemungutan pajak dari daerah koloni diperketat, pengenaan bea masuk kertas, gelas, timah, dan teh yang di ekspor dari Inggeris ke daerah-daerah koloni. Hasil pajak tersebut digunakan untuk membiayai gubernur koloni, hakim, petugas bea cukai, dan tentara Inggeris yang ditempatkan di sana. Menghadapi aturan baru tersebut kaum kolonis melancarkan protes yang sama seperti protes terhadap undang-undang terdahulu. Beberapa gerakan memprotes tindakan Inggeris di antaranya adalah. Pertama, John Dickinson yang menerbitkan Letter from a Farmer in Penssylvania (1767) berupa kritikan terhadap tindakan Inggeris tersebut. Dia memprotes bahwa tidak selayaknya pemerintah Inggeris mengenakan pajak kepada petani Amerika. Kedua, kapal patroli Inggeris Gaspee, yang melakukan pengawasan di sekitar
  • 16. Rhode Island dibakar oleh kaum patriot dan membuat takut pejabat Inggeris yang harta miliknya ikut hancur. Ketiga, para juri koloni menolak bekerjasama dengan para pejabat kerajaan dalam mengakhiri perdagangan illegal. Keempat, ketika Gubernur Massachussetts, Thomas Hatchinson menyatakan tahun 1772 bahwa para hakim akan dibayar dari uang kerajaan, timbul protes dari berbagai kalangan. Salah seorang diantaranya adalah tokoh Boston, Samuel Adams, menentang dengan cara membentuk panitia korespondesi untuk mengkoordinasi berita dan serta keluhan kelompok masyarakat yang berkaitan dengan tindakan pemerintah kerajaan Inggeris. Sikap pemerintah kerajaan Inggeris masih tetap keras. Inggeris mengeluarkan undang-undang teh yang memberikan hak monopoli kepada East Indian Company, sebuah perusaaah kerjaan Inggeris, untuk melakukan eksport ke seluruh daerah koloni. Tindakan ini dilawan oleh kaum kolonis dengan cara memboikot seluruh produksi teh Inggeris dimasukkan ke dalam daerah koloni. Mereka memaksakan diri untuk menurunkan muatan kapal teh Inggris di Pelabuhan Boston. Pada malam tanggal 16 Desember 1773 kaum kolonis yang menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki tiga kapal Inggeris yang akan berlabuh di Pelabuhan Boston dan segera menceburkan muatan teh ke laut. Peristiwa yang dalam bahasa kaum kolonis dikenal sebagai Boston Tea Party merupakan bentuk perlawanan terhadap Kerajaan Inggeris. Berikut ilustrasi peristiwa Boston Tea Party : 2.1.3. Kongres Kontinental dan Pernyataan Kemerdekaan Kaum kolonis yang memiliki pandangan yang sama dari daerah-daerah koloni dalam menentang Kerajaan Inggeris segera mengirimkan perwakilannya untuk duduk dalam sebuah Kongres, semacam lembaga perwakilan. Pada September 1774, diselenggarakan Kongres Kontinental Pertama. Kongres yang diselenggarakan di Philadelphia dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin memburuk. Akhirnya, semua delegasi sepakat untuk mengeluarkan “Deklarasi Hak dan Keluhan” (Declaration of Right and Grievances) berupa pernyataan akan setia kepada Raja Inggeris dan tetap menetang hak Palemen Inggeris untuk mengenakan pajak terhadap darah koloni. Setelah melalui perdebatan panjang peserta kongres sepakat membentuk Asosiasi dan Persatuan Kontinental (Continental Association) berupa perhimpunan seluruh daerah koloni dan menyepakati tidak mengimpor, mengekspor dan mengkonsumsi semua barang buatan Inggeris. Kongres juga sepakat untuk membentuk panitia lokal yang bertugas untuk mengawasi para pedagang untuk menaati kesepakatan kongres. Di Massacussetts kelompok radikal membentuk pemerintahan provinsi baru, membentuk pasukan sendiri dan mengumpulkan suplai makanan dan senjata. Pada bulan
  • 17. April 1775, Jenderal Thomas Gage yang ditujuk sebagai Gubernur Militer di Massacussetts ditugaskan Inggeris untuk melucuti senjata yang telah dimiliki oleh kaum minutemen atau kaum kolonis bersenjata, terutama di Concord. Kaum minutemen Massacussetts segera mengadakan perlawanan sehingga terjadilah pertempuran di Lexington Green. Kaum minutemen akhirnya berhasil mamaksakan pasukan Inggeris menarik diri ke Boston. Berita mengenai pertempuran yang memakan korban sekitar 273 orang di pihak Inggeris dan sepertiganya di kaum kolonis tersebut segera menyebar ke seluruh daerah koloni dan menjadi berita yang paling menarik perhatian kaum kolonis. Di tengah-tengah ketegangan antara Inggeris dan kaum kolonis, Kongres Kontinental Kedua diselenggarakan tanggal 10 Mei 1775. Walaupun delegasi kongres kedua itu lebih banyak dihadiri kelompok radikal dibandingkan dengan delegasi pada kongres yang pertama, tidak dicapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan kecuali menyepakati perlunya angkatan senjata melawan Inggeris seperti diusulkan oleh John Dickinson dan Jefferson. Kongres yang dipimpin oleh John Hancock dan dihadiri juga oleh Benjamin Franklin tersebut menyepakati perlunya dikirim pasukan ke Massacussetts untuk membantu kaum kolonis di sana dan menugaskan George Washington sebagai pemimpin pasukan Kontinental ke Boston untuk melindungi kota yang sedang dikepung pasukan Inggeris. Semangat untuk mendeklarasikan dari Kerajaan Inggeris semakin meningkat setelah mereka terinspirasi oleh tulisan dari Thomas Paine berjudul Common Sense atau akal sehat. Tulisan Paine menarik sekitar 150.000 pembaca antara bulan Januari-Juni 1776. Tulisan Paine bukan hanya menyerang sistem kerajaan dan Raja Inggeris akan tetapi gagasan tentang hakekat kerajaan itu sendiri yang dianggapnya tidak cocok bagi orang-orang Amerika. Dia meminta orang-orang Amerika untuk berfikir lebih rasional untuk menentang bentuk Kerajaan Inggeris dan mendirikan pemerintahan baru yang berbentuk republik yang diperintah oleh orang-orang Amerika sendiri. Oleh karena itu, perlu segera diadakan pernyataan kemerdekaan. Kongres pada musim semi segera menjawabnya dengan cara membuka pelabuhan-pelabuhan Amerika bagi kapal-kapal asing. Pada Mei 1776 Kongres juga merekomendasikan setiap pemerintahan provinsi untuk membentuk undang-undang dasar (konstutusi) Negara Bagian. Pada tanggal 7 Juni 1776 Richard Henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggeris. Kongres yang menghendaki adanya dukungan dan konsensus yang lebih luas, membentuk sebuah komite yang dipimpin oleh Thomas Jefferson untuk menyiapkan langkah-langkah rasional menuju pernyatan kemerdekaan. Kongres juga menyepakati usulan Richard Henry Lee tanggal 2 Juli 1776 dan mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua hari kemudian. Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Thomas Jefferson pada tanggal 4 Juli 1776 berisi dua bagian. Pada pembukaannya, Jefferson menyatakan bahwa pada dasarnya gerakan perlawanan merupakan hak alamiah umat manusia untuk mendirikan pemerintahan baru yang didasarkan atas keinginan warganya. Bagian kedua yang lebih panjang berisi tuduhan terhadap Raja Inggeris yang mengabaikan hak-hak khusus kaum kolonis, dan memprotes ikut campumya Pemerintahan Kerajaan Inggeris dalam pemerintahan koloni di Amerika. Salaah satu isi dari Deklarasi kemerdekaan Amerika yang banyak dirujuk oleh negara-negara lain dalam mempraktikkan kehidupan demokratis adalah: “all man are created equal ...... they are endowed by their Creator with unalienable right ..... among these are life, liberty, and the persuit of happines”. Deklarasi Kemerdekaan 4 Juli 1776 merupakan peristiwa penting dalam Sejarah Amerika Serikat yang menandai berdirinya Amerika Serikat dari Kerajaan Inggeris. Peristiwa deklarasi kemerdekaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
  • 18. Sumber : Buckler, M.H. (1988: 777) 2.1.4. Perang Kemerdekaan AS (1776-1783). Kongres Kontinental Pertama dan Kedua serta Deklarasi Kemerdekaan direspon oleh Kerajan Inggeris dengan cara mengirimkan pasukan untuk menghancurkan kekuatan militer yang dimiliki oleh kaum kolonis. Dalam peperangan tersebut kaum kolonis memperoleh kemenangan militer awal dalam pertempuran di Lexington, Charleston, Concord dan Bunker Hill. Kemenangan tersebut telah memperkuat optimisme orang- orang Amerika tentang negara baru. Perang tersebut juga melibatkan Perancis dan Spanyol yang berada pihak kaum kolonis. Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saratoga mampu menarik perhatian negara lain. Raja Perancis, Louis XVI, segera mengakui negara baru Amerika Serikat. Menlu Perancis, Conte de Vergennes, segera mendesak Raja Louis untuk mengirimkan makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk melemahkan pasukan Inggeris. Pada tahun 1778, Perancis dan pemerintah Amerika menandatangani perjanjian dagang dan disusul dengan perjanjian formal mengenai aliansi kedua negara untuk berperang bersama melawan Inggeris Perancis mengirimkan pasukan sukarelawan, antara lain yang dipimpin oleh Marquis de Lafayette. Secara resmi Perancis mengirimkan 6000 pasukan yang dipimpin oleh Gomte de Rochambeau. Sekutu Perancis, Spanyol, juga bergabung dengan Francis. Spanyol semula enggan menyatakan perang terhadap Inggeris, sebab negara ini menganggap gerakan revolusi Amerika bisa menyebar ke daerah koloninya di Amerika Latin. Akhirnya Spanyol ikut dengan Perancis setelah Vegennes menawarkan Spanyol bantuan militer untuk merebut Gilraltar dan Inggeris. Pada bulan Juni 1779 terbentuk aliansi antara Perancis dan Spanyol yang ditujukan terhadap Inggeris di Amerika dan Eropa. Pada Desember 1780 Belanda ikut berperang di pihak Amerika melawan Inggeris. Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya kemenangan Amerika terhadap Inggeris. Namun demikian, bantuan internasional tetap memiliki peran besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan kontinental Amerika. Sejak tahun 1780, pasukan Inggeris mulai mengalami kekalahan di berbagai medan tempur Amerika. Dalam pertempuran di Lembah Ohio mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk menyerang daerah Selatan tidak berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia sempat dikuasai, pada pertempuran berikumya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan pasukan gabungan Amerika dan Perancis. Gabungan pasukan Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Comwallis di Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis menyerah dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang. Setelah mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada bulan Maret 1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh delegasi dari AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan
  • 19. dengan daerah koloni di Amerika. Hasil Perjanjian Paris ditandatangani secara formal tanggal 3 September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat. 2.1.5. Pembentukan Kostitusi dan Pengaruhnya. Dengan adanya Deklarasi kemerdekaan 1776 dan perang kemerdekaan sampai tahun 1783, bangsa Amerika mulai mengubah struktur sosial politiknya. Pada bulan Mei 1776 Kongres Amerika merekomentasi berdirinya negara bagian dan menggantikan pemerintahan provinsi yang didasarkan atas prinsip-prinsip pemerintahan republik. Setiap negara bagian segera membuat undang-undang dasar (konstitusi) yang disahkan oleh Kongres provinsi dan persetujuan rakyat. Parlemen negara-negara bagian terdiri dari dua kamar (majelis) kecuali di Pensilvania yang memiliki multi-majelis yang terdiri dari majelis rendah yang mewakili rakyat dan majelis tinggi yang terdiri dari senator negara bagian yang meliputi golongan aristokrat. Dalam prakteknya semua golongan, terutama golongan kaya, dapat saja duduk dalam majelis tinggi. Konstitusi negara bagian menjamin melindungi kebebasan sipil warganya terutama dari kemungkinan meluasnya pengaruh kekuatan legislatif. Sejak Deklarasi Kemerdekaan, Konstitusi Amerika Serikat mengalami beberapa amandemen. Dalam amandemen tahun 1789 dirumuskan kebebasan berbicara bagi warga negara (freedom of speech), kebebasan pers (freedom of press), dan beragama (feedom of religion). Prinsip kebebasan tersebut diadopsi oleh pendukung gerakan revolusioner untuk menyuarakan hak-hak asasi manusia di beberapa negara Eropa pada abad ke18-19 dan negara-negara Asia pada abad ke-20. Revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap perubahan sikap orang-orang kulit putih terhadap budak negro. Sebelum terjadinya revolusi, walaupun golongan kulit putih mengakui kebebasan dan hak warga sipil, mereka masih mengakui rendahnya status orang-orang kulit hitam, Selama perang kemerdekan, banyak orang Amerika yang menentang penggimaan orang kulit hitam sebagai tentara. Namun demikian, karena kebutuhan akan tenaga kerja, akhirnya orang hitam juga diangkat menjadi tentara dan setelah itu dijanjikan akan dibebaskan dari perbudakan. Pengaruh revolusi kemerdekaan terhadap perbudakan juga cukup penting. Masyarakat anti-perbudakan muncul di mana- mana seperti New York, Pensylvania dan negara-negara bagian utara. Beberapa negara bagian akhirnya melarang perdagangan budak dan berusaha membebaskan para budak. Namun demikian, sebagian negara bagian lainnya terutama di Selatan masih tetap mempertahankan sistem tersebut. Prinsip equality, liberty dan individual freedom belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan demokrasi di Amerika Serikat pada abad ke18- 19. Golongan Negro masih dianggap golongan kedua dan mereka masih harus memperjuangkan hak-hak equality-nya sampai abad ke-20. Revolusi Amerika juga berpengaruh langsung terhadap terjadinya Revolusi Perancis (1789). Kemampuan kaum kolonis di Amerika menentang tirani Pemerintahan Kerjaan Inggeris hingga lahirnya Deklarasi Kemerdekaan serta terbentuknya Konstitusi Amerika Serikat menginspirasi para pemikir Perancis serta Golongan Borjuis Perancis untuk menggulingkan Pemerinthan Raja Louis XVI Perancis yang absolut. Mereka juga menginginkan Perancis memiliki konstitusi yang menjamin kebebasan warga serta pembatasan terhadap kekuasaan raja. Sekembalinya tentara Perancis dari Perang Kemerdekaan AS yang dipimpin oleh Lafayette (1757-1834) mempengaruhi cara pandang baru di kalangan rakyat Perancis bahwa pemerintahan tirani dapat dikalahkan. Oleh karena itu, untuk menumbangkan pemerintahan yang absolut harus dilawan dengan gerakan revolusioner.
  • 20. 2.2. Revolusi Prancis (1789-1791) Revolusi Perancis yang berlangsung antara 1789-1791 memiliki arti penting dalam sejarah dunia. Melalui Revolusi Perancis terjadi perubahan yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Perancis dan negara-negara yang mendapat pengaruh, yaitu dalam pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Bangsa-bangsa di Eropa sebelum Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dan negara- negara di seluruh dunia pada abad ke-19 sampai abad ke-21 mengakui bahwa manusia memiliki status yang sama di depan hukum. Kedua, melalui Revolusi Perancis bangsa di dunia didasarkan oleh pentingnya ditegakkan pemerintahan yang demokratis yang mengakui hak-hak warga negara dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan membatasi kekuasaan pihak yang pemerintah. Ketiga, melalui Revolusi Perancis bangsa- bangsa di dunia disadarkan oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad rakyat diseluruh dunia berada dibawah kekuasaan yang absolut, baik raja, tuan tanah, maupun golongan gereja pada Abad Pertengahan. Bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika juga berada dibawah penguasa yang absolut, baik pribumi (sebelum masuknya kolonialisme Barat) maupun Barat (pada masa politik kolonialisme dan imperialisme). 2.2.1. Latar Belakang Revolusi Perancis Revolusi Perancis dilatarbelakangi oleh kehidupan politik dalam lingkungan istana raja Eropa yang absolut. Raja-raja Eropa memiliki kekuasaan mutlak dalam semua aspek kehidupan negara. Dalam pemerintahan yang absolut belum ada pemisahan antara lembaga eksekutif (pemerintah yang berkuasa), yudikatif (lembaga hukum) dan lembaga legislatif (lembaga perwakilan dan pembuat undang-undang). Beberapa contoh raja Eropa seperti Raja Frederick II (1740-1786) di Prusia (Jerman), Tsar Peter Agung (1689-1727) dari Rusia, Kaisar Joseph II (1780-1790) dari Austria, Raja Louis XIII (1610-1643) dan Louis XIV (1643-1715) dari Perancis merupakan raja-raja yang absolut. Raja absolut menganggap bahwa negara adalah dirinya dan menggap bahwa mereka adalah wakil Tuhan di muka bumi. Berkuasanya raja-raja yang absolut dikritisi oleh kaum intelektual, baik dari Perancis maupun dari negara lainnya di Eropa. Kritik mereka terhadap kekuasaan raja menginspirasi masyarakat di Perancis untuk melakukan gerakan menumbangkan raja yang otoriter. John Locke (1632-1704) adalah tokoh pemikir yang berasal dari Inggris. Ia memperkenalkan sistem monarki parlementer. Ia juga menawarkan untuk membagi kekuasaan menjadi tiga, yaitu kekuasaan pembuat undang-undang (legislatif), pelaksana undang-undang (eksekutif), dan kekuasaan hubungan internasional (federatif). Pemikiran John Locke sejalan dengan Montesquieu (1689-1755), seorang ahli hukum dari Prancis, yang menghendaki agar tidak terjadi absolutisme maka kekuasaan harus dibagi ke dalam lembaga legislatif (pembuat undang-undang), lembaga eksekutif (pelaksana undang- undang), dan lembaga yudikatif (kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan undang- undang). Filosof Perancis lainnya, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), dalam sebuah buku yang berjudul “Du Contract Social” (perjanjian masyarakat) menginspirasi rakyat Perancis yang tertindas. Pemikirannya bahwa semua manusia sejak lahir adalah sama dan merdeka serta gagasan tentang pemerintahan yang demokrasi dengan bersemboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, memberi harapan bagi rakyat Perancis untuk menumbangkan raja yang tidak demokratis. Gagasan yang relatif sama juga diadopsi dari pemikiran Voltaire (1694-1778) tentang pentingnya mengganti raja yang absolut dengan raja yang lebih memperhatikan kepentingan semua golongan. Struktur masyarakat Perancis sebelum terjadinya revolusi pada 14 Juli 1789 yang membagi bagi golongan masyarakat secara diskriminatif juga menjadi latarbelakang
  • 21. meletusnya Revolusi Perancis. Penggolongan masyarakat Perancis ke dalam empat kelompok, yaitu golongan raja dan bangsawan, pendeta, kaum borjuis, dan rakyat jelata dianggap bertentangan dengan pemikiran kaum intelektual tentang pentingnya kesetaraan. Golongan raja dan bangsawan sebagai golongan pertama dan golongan pendeta sebagai golongan kedua memiliki hak-hak istimewa, seperti hak memiliki kekuasaan politik, hak milik tanah, hak mendapat kebebasan pajak. Golongan Borjuis sebagai Golongan Ketiga merasa diperlakukan tidak adil oleh golongan pertama dan kedua. Golongan Ketiga ini menjadi korban dari pengenaan pajak yang tinggi dari pemerintah. Golongan inilah yang paling menyadari akan hak-hak mereka serta berusaha untuk menentang golongan berkuasa tersebut dengan gerakan revolusioner. Gerakan yang dipeolopori oleh golongan Borjuis ini menginspirasi golongan keempat, rakyat jelata, yang paling tertekan oleh sistem absolutisme, untuk melakukan gerakan menumbangkan absolitisme di Perancis. Masalah keuangan dan lemahnya wibawa Raja Perancis menjadi salah satu faktor meletusnya Revolusi Perancis. Kebangkrutan Perancis disebabkan jumlah utang pemerintah serta defisit anggaran yang semakin meningkat. Bantuan Perancis, yang menggunakan uang pinjaman, terhadap kaum kolonis dalam Revolusi Amerika menentang Inggeris pada 1776, sangat membebani keuangan Perancis. Akibatnya, utang Prancis menjadi meningkat dua kali lipat. Pada 1780, setengah dari anggaran tahunan Prancis digunakan untuk membayar cicilan bunga pinjaman yang dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Seperempat dari anggaran tahunan digunakan untuk biaya angkatan bersenjata, dan enam persen digunakan untuk membiayai istana raja yang mewah di Versailles, hanya satu perlima dari seluruh anggaran digunakan untuk membangun sektor perhubungan pemerintahan. Untuk meningkatkan pendapatan Negara, Raja Perancis mengenakan pajak yang besar kepada rakyatnya. Keterlibatan Perancis dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat (1776-1783) menjadi bumerang bagi Pemerintah Raja Louis XVI. Peperangan tersebut tidak hanya menyebabkan peningkatan defisit anggaran pemerintah melainkan juga terbentuknya sikap kritis tentara Perancis yang kembali dari peperangan tersebut. Tentara Parancis yang pulang dari Amerika dipimpim oleh Lafayette terispirasi tentang gerakan revolusioner kaum kolonis Ameerika yang menyuarakan kebebasan individu, peramaan hak-hak warga negara serta pembatasan kekuasaan raja. Mereka emnginginkan agar rakyat Perancis juga melakukan hal yang sama untuk menentang Raja Perancis yang menjalankan pemerintahan absolut. 2.2.2. Meletusnya Revolusi Perancis 1789. Untuk mengatasi krisis keuangan tersebut raja Louis XVI berusaha mengenakan pajak kepada golongan yang kaya. Usaha ini gagal karena mendapat tantangan dari golongan bangsawan. Golongan ini menghendaki agar semua pajak baru yang dikenakan harus mendapat persetujuan dari Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan perwakilan dari ketiga golongan masyarakat Perancis. Raja Louis XVI menyerah pada tuntutan golongan bangsawan dan memilih bekerja sama dengan Estates General daripada membiarkan Perancis menjadi bangkrut. Masalah voting serta keanggotaan dalam Estates General menyulitkan badan ini untuk mengambil keputusan. Karena Estates General tidak bersidang lagi sejak 1614, tidak terdapat peran yang dimainkan oleh lembaga. Oleh karena itu, masyarakat Perancis menghendaki agar lembaga ini mengambil peran dalam kehidupan politik di Perancis. Sementara itu, terdapat perselisihan paham mengenai tata cara pemungutan suara diantara ketiga golongan tersebut. Golongan gereja dan bangsawan menghendaki agar pemungutan suara (voting) dilakukan oleh golongan bukan oleh perorangan. Adapun golongan ketiga, yang menyadari bahwa jumlah mereka sangat banyak, mengehendaki agar voting dilakukan secara perorangan. Perdebatan mengenai prosedur voting yang berlangsung selama berminggu-minggu itu diakhiri dengan tindakan pasukan Louis XVI
  • 22. dengan mengusir semua anggota Golongan Ketiga dari tempat sidang pertemuan. Golongan Ketiga akhirnya memilih tempat bersidang di lapangan tenis tertutup. Mereka membentuk Dewan Nasional atau National Assembly pada Mei 1789. Peristiwa pembentukkan Dewan Nasional ini dianggap sebagai awal dimulainya Revolusi Perancis. Melalui Dewan Nasional, golongan menengah, buruh, petani, serta golongan gereja yang miskin dan bangsawan yang berpandangan maju, bersumpah tidak akan membubarkan diri sampai terbentuknya konstitusi Perancis yang baru. Dalam situasi yang semakin memburuk, raja Louis XVI mulai kehilangan kontrol. Pada 1789, dia mengerahkan 20.000 pasukannya untuk membubarkan Dewan Nasional di Paris. Rakyat yang marah akibat tindakan raja berusaha mencari senjata dan mempertahankan Dewan Nasional. Segera di Paris terjadi tindakan kekerasan antara pasukan raja dan penduduk yang bersimpati dengan Dewan Nasional. Tindakan kekerasan itu mencapai puncaknya di Bastille. Pada 14 Juli 1789, rakyat yang marah menyerbu Penjara Bastille. Mereka membebaskan semua tahanan politik yang seluruhnya berjumlah 7 orang, membunuh penjaga penjara dan para pejabatnya serta merebut amunisi yang tersimpan di penjara tersebut. Setelah itu, mereka kemudian menyerbu Balai Kota dan membunuh Walikota yang diakhiri dengan terbentuknya pemerintahan kota yang baru yang dipimpin oleh golongan menengah. Akhirnya, Louis XVI yang menyadari adanya gerakan Revolusi, menarik pasukannya dari Paris dan menerima pemerintahan baru kota Paris. Gambar berikut merupakan ilustrasi penyerangan terhadap Penjara Bastille. Sumber : http://indonesian.irib.ir/sejarah-dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/ 14-juli-penjara-bastille-diserbu-warga-paris Peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah Revolusi Prancis terjadi pada 4 Agustus 1789. Pada tanggal itu sebagian besar golongan bangsawan dan gereja bergabung dengan Dewan Nasional. Mereka juga sepakat untuk menghapuskan kewajiban-kewajiban feodal dan melepaskan hak-hak istimewanya di bidang politik dan perpajakan. Peristiwa tersebut merupakan perubahan yang sangat revolusioner, sebab sistem feodalisme Perancis dapat dihancurkan dalam satu hari saja. Dewan Nasional yang anggotanya diwakili oleh semua golongan melakukan tindakan yang sangat revolusioner. Pada 26 Agustus 1789 dikeluarkan Deklarasi Mengenai Hak-hak Manusia dan Warga Negara. Deklarasi tersebut didasarkan pemikiran- pemikiran zaman pencerahan mengenai hukum-hukum alam. Melalui deklarasi tersebut, warga Negara Perancis memiliki hak merdeka (liberty), hak milik (proverty), hak keamanan (security), dan hak perlindungan dari tindakan kekerasan (resistance to
  • 23. oppression). Dewan Nasional juga mengatakan bahwa semua orang memiliki persamaan (equality) di depan hukum, memiliki kebebasan berbicara, memilih agama, dan dijaminnya kebebasan pers. Prinsip-prinsip kemerdekaan (liberty), persamaan (equality), dan hak-hak alami (natural right) dirumuskan kembali dalam konstitusi Perancis yang baru. Pada dasarnya konstitusi itu menjamin hak-hak rakyat serta membatasi kekuasaan raja. Louis XVI menerima konstitusi baru tersebut, sehingga Prancis menjadi monarki (kerajaan) yang kontitusional, yaitu kerajaan yang memiliki undang-undang dasar. Revolusi Perancis menimbulkan peperangan dengan Negara-negara tetangga Perancis. Penyebabnya adalah raja-raja Eropa merasa khawatir bahwa prinsip-prinsip liberty, equality, dan natural law akan menyebar ke daratan Eropa. Selain itu, golongan kontra revolusi yang mengungsi keluar Perancis yang terdiri dari golongan bangsawan dan gereja Prancis mendesak raja-raja Austria dan Prusia untuk merestorasi kekuasaan raja Louis XVI. Pada Juni 1791, raja Louis XVI berniat meninggalkan Perancis dan dipercaya akan memimpin pasukan kontra revolusi untuk menghancurkan hasil-hasil revolusi. Rakyat Prancis yang marah kemudian berhasil mencegah rencana itu. Dewan Legislatif membubarkan pemerintahan monarki pada Agustus 1792 dan menangkap seluruh anggota keluarga raja. Revolusi semakin radikal sehingga berakibat dieksekusinya sejumlah 2000 orang golongan royalis, yaitu golongan yang setia pada raja Louis XVI, pada September 1792. 2.2.3. Terbentuknya Republik Perancis dan Dampak Revolusi. Perancis menjadi republik setelah diadakan pemilu. Konvensi Konstitusi Nasional sebagai pengganti pemerintahan sementara, mengubah Perancis menjadi republik. Pemerintahan baru ini berhasil mengadili dan mengeksekusi Louis XVI dengan cara diguilotin (guillotine). Dibawah pemerintahan republik, Perancis mengirimkan pasukannya ke perbatasan Prusia (Jerman) dan Austria dengan tujuan memperthankan revolusi, membebaskan semua penduduk Eropa dari tirani serta menumbangkan seluruh tahta raja-raja Eropa yang absolut. Dalam perang pada 1793, tentara Prancis, dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte, berhasil mengusir Inggeris dari Spanyol. Sementara dalam perang pada 1796, Perancis berhasil mengalahkan Austria, di perbatasan Italia Utara. Peperangan dan pengiriman pasukan ke luar negeri (1793) menimbulkan kesulitan di dalam negeri. Barang kebutuhan sehari-hari semakin langka dan harga semakin meningkat. Hal ini sangat memberatkan kehidupan buruh di kota dan petani di pedesaan. Rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan revolusi (Konvensi) mengadakan pemberontakan. Di tengah krisis politik itu tampil seorang radikal bernama Maximilien de’ Robespierre yang memimpin revolusi dengan menjalankan pemerintahan terror. Robespierre memimpin komite pemerintahan yang beranggotakan 12 orang. Ia berpendapat bahwa pemerintahan yang keras (dengan teror) diperlukan untuk menyelamatkan Revolusi Prancis. Di bawah pemerintahan terror, setiap orang yang kontra revolusi akan dianggap musuh negara. Akibatnya, dalam waktu satu tahun (Agustus 1793- July 1794) terdapat 2500 orang dieksekusi. Pemerintahan teror yang banyak memakan korban menimbulkan perlawanan di dalam negeri. Anggota konvensi dari pemerintahan Republik berhasil merebut kekuasaan. Robespierre berhasil ditangkap dan dieksekusi dengan cara diguilotin bersama 20 orang pengikutnya. Pada Oktober 1795, terbentuk pemerintahan baru yang berasal dari golongan borjuis. Pemerintahan baru itu disebut Pemerintahan Direktory. Pemerintahan Directory dipimpin oleh “warga negara terbaik” berjumlah lima orang yang direkrut. Mereka dipilih oleh parlemen. Pemerintahan baru tidak bersifat demokratis sebab hak pilih suara bagi semua pria dewasa yang ditetapkan tahun 1793
  • 24. dihapuskan. Hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak. Dengan demikian, wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tersisih dari pemerintahan baru. Pemerintahan baru banyak melakukan pelanggaran konstitusional. Anggota parlemen terpilih dari golongan royalis dan golongan radikal disingkirkan untuk mempertahankan kekuasaan. Pemerintahan yang tidak efektif ini menyebabkan terancamnya kesatuan nasional yang tengah dilanda revolusi. Akhirnya, rakyat Prancis mempercayakan kepemimpinannya pada seorang tokoh patriotik penyelamat Perancis bernama Napoleon Bonaparte pada 1799, sekaligus mengakhiri Pemerintahan Direktory. Dalam menjalankan pemerintahannya, Napoleon bersifat diktator. Semua kelompok oposisi disingkirkannya. Kebebasan politik dan kebebasan pers dikekangnya. Sebagai Konsul Pertama (First Consul), dia memperoleh semua kekuasaan politik. Sementara itu, rakyat Perancis yang masih kecewa dengan kekacauan ekonomi dan politik di dalam negeri dibawah pemerintahan Direktory, tetap mencintainya karena pemimpin baru tersebut menawarkan kestabilan politik, efisiensi pemerintahan, serta kemenangan militer atas musuh-musuh Prancis. Malah pada 1804, popularitas Napoleon memuncak. Mayoritas rakyat Perancis melalui referendum menyetujui pengangkatannya sebagai Kaisar Perancis untuk memimpin Imperium Perancis. Dengan demikian, Republic Perancis, yang telah berdiri selama 12 tahun, berubah menjadi sebuah Imperium. Napoleon Bonaparte naik tahta sebagai Kaisar Napoleon 1. Selama lima belas tahun menjalankan pemerintahan (lima tahun sebagai konsul dan 10 tahun sebagai kaisar), Napoleon mengadakan reformasi sehingga pemerintahan menjadi lebih efisien. Semua hak-hak istimewa yang dulu dimiliki golongan tertentu dihapuskannya. Sistem perpajakan diperbarui sehingga memberikan keadilan kepada semua golongan. Pengangkatan jabatan militer didasarkan atas prestasi di lapangan, bukan didasarkan atas pilihan atasan. Hubungan dengan Paus diperbarui, gereja mendapat perlindungan hukum, serta kebebasan beragama dijamin. Dibidang hukum, Napoleon mengeluarkan Code Napoleon yang didasarkan atas prinsip bahwa semua warga Negara memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. Code Napoleon menjadi dasar hukum Perancis sekarang serta digunakan di beberapa Negara di dunia dewasa ini. Dalam usahanya untuk menyatukan Eropa dibawah pimpinan Perancis, Napoleon mengadakan peperangan dengan Negara-negara lain. Peperangan tersebut dilihat dari sisi Negara-negara Eropa disebut sebagai Perang Koalisi (Coalition Wars) atau Perang gabungan. Adapun dilihat dari sisi Prancis disebut sebagai Perang Napoleon (Napoleonic Wars). Perang ini berlangsung dari 1792 hingga 1815. Imperium Perancis berakhir pada 1813 setelah pasukan Napoleon mengalami kekalahan dikota Leipzig dari pasukan koalisi Negara Swedia, Inggris, Spanyol, Prusia, dan Austria. Napoleon menyerah, ditangkap dan segera dibuang ke pulau Elba, di pantai Italia pada 1814. Napoleon sempat melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan Perancis melawan tentara koalisi. Setelah berhasil memimpin pasukan Perancis selama 100 hari, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada 1815. Dia dibuang ke pulau terpencil St Helena di Pasifik Selatan sampai meninggalnya pada 1821. Kondisi Eropa setelah perang koalisi ditentukan kembali berdasarkan peta politiknya melalui Kongres Wina di Austria pada 1815. Berdasarkan konferensi tersebut, wilayah Perancis kembali pada kondisi pada 1792 sebelum berkuasanya kaisar Napoleon Bonaparte. Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789 membawa pengaruh yang tidak kecil bagi Perancis sendiri maupun Negara-negara lain, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial. Bagi Perancis, pengaruh revolusi di bidang politik nampak pada aspek berkembangnya paham liberalisme di kalangan rakyat, terbentuknya pemerintahan yang didasarkan oleh nilai-nilai demokratis - walaupun tidak segera setelah Perancis melakukan Revolusi Perancis. Setelah revolusi, negara ini menerapkan monarki konstitusional sebagai pengganti dari monarki absolut. Dalam bidang ekonomi, terjadi penghapusan pajak feudal, pemberian hak milik tanah kepada petani, penghapusan sistem
  • 25. gilda diganti dengan sistem ekonomi bebas, dan hal itu menumbuhkan industrialisasi di Perancis. Sedangkan dalam bidang sosial terjadi penghapusan sistem kelas dalam masyarakat, penghapusan sistem feudal, dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia dalam berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan, terjadi gerakan pemenuhan hak pendidikan bagi semua golongan. Bagi negara-negara lain di luar Perancis, terutama negara-negara Eropa pada awal abad ke-19, Revolusi Perancis telah menyadarkan Raja-raja Eropa bahwa kekuasaan absolut tidak disukai oleh rakyat karena bertentangan dengan pemikiran-pemikiran baru tentang pentingnya membangun kesetaraan dalam bidang pemerintahan. Secara pelan- pelan, negara-negara Eropa mulai mengubah monarki absolut menjadi monarki konstiutusional atau sistem kerajaan yang berdasarkan undang-undang yang membatasi kekuasaan rakyat dan memberikan hak bagi rakyat untuk ikut serta mengawasai pemerintahan melalui lembaga legislatif. Bagi masyarakat Eropa, Revolusi Perancis telah menginspirasi untuk melakukan gerakan liberal, sosial, demokrasi dan nasional untuk membentuk pemerintahan yang memperhatikan hak-hak rakyat. Pada awal abad ke-19 hingga akhir abad ke-19 di Eropa terjadi gelombang revolusi untuk membentuk pemerintahan yang didasarkan oleh nilai-nilai yang degagas dalam Revolusi Perancis. Konsep persamaan hak bagi warga negara yang dicetuskan dalam Revolusi Perancis juga diadopsi oleh tokoh-tokoh Pergerakan nasional di Asia pada awal abad ke-20 yang masih berada di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Code Napoleon tidak hanya dipakai di negra-negara Eropa melainkan di berbagai negara yang demokratis hingga sekarang. Di Indonesia, Pergerakan Nasional yang lahir sejak didirikannya Organisasi Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908 juga menyerukan tentang pentingnya persamaan hak-hak warga pribumi dengan warga dan penguasa Hindia Belanda. Gerakan menuntut persamaan hak dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan lain-lain yang dilakukan oleh golongan terpelajar pada masa Pergerakan Nasional tidak bisa dipepaskan dari pemikiran-pemikiran liberal dan demokratis dari Revolusi Perancis.