PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaSmywlndr wlndr
materi PPKn kelas 10 Semester 2
BAB 6 :
1. Ancaman terhadap Integrasi Nasional
2.Ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
3. Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun Integrasi Nasional
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaSmywlndr wlndr
materi PPKn kelas 10 Semester 2
BAB 6 :
1. Ancaman terhadap Integrasi Nasional
2.Ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
3. Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun Integrasi Nasional
Kuesioner uji validitas pengguna software Web menurut DeLone dan McLean Ressa
model keberhasilan sistem informasi DeLone dan McLean adalah antara kualitas sistem dengan kepuasan end-user. Selain itu, hubungan antara kualitas informasi (Information Quality) dengan kepuasan pengguna (User Satisfaction), penggunaan sistem (Use) dengan kepuasan pengguna (User Satisfaction), serta kualitas sistem (System Quality) dengan penggunaaan sistem (Use).
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
4. rpp penyebaran berita proklamasi
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SatuanPendidikan : SMA Yasiha Gubug
Kelas/ Semester : XI /2
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
MateriPokok : Proklamasi Kemerdekaan SebagaiPenegakan Hak Bangsa
Indonesia
Pertemuanke : -
Alokasiwaktu : 1 X 4JP
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
B.KompetensiDasar dan Indikator
1.1Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan YangMaha
Esa.
2.2 Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai- nilai rela berkorban dankerjasama yang dicontohkan para
pemimpin pada masapergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3.11 Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan artinya bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara
3.11.1 Peserta didik dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi setelah Proklamasi 17 Agustus 1945
dibacakan
3.11.2 Peserta didik dapat menjelaskan proses penyebaran berita Proklamasi kemerdekaan RI kepada
seluruh masyarakat Indonesia dan dunia
3.11.3 Peserta didik dapat menjelaskan bentuk respons dan dukungan masyarakat terhadap
proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
4.11 Menyajikan gambaran peristiwa- peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus1945 dan artinya bagi
kehidupanberbangsa dan bernegara dalam bentuk media visual
4.11.1 Siswa dapat menyajikan hasil analisis mengenai proses penyebaran informasi Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
4.11.2 Siswa dapat menyajikan hasil analisis mengenai bentuk respon dan dukungan masyarakat
Indonesia maupun dunia atas peristiwa 17 Agustus 1945.
D. TujuanPembelajaran
1. Dengan membaca buku teks dan penayangan video tentang Pembacaan Teks Proklamasi
Kemerdekaan Tahun 1945, peserta didik memiliki rasa ingin tahu tentang Peristiwa penyebaran berita
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
2. Dengan menyimak penjelasan darigurutentang peristiwa penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, peserta didik dapat mengidentifikasi media yang digunakan dalam penyebaran berita
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. 3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menganalisis keterkaitan antara peristiwa proklamasi
dengan proses penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
4. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menganalisis bentuk respon dan dukungan masyarakat Indonesia
terhadap peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
5. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu memiliki sikap toleransi, menghargai prestasi, cinta tanah
air dan demokratis
6. Melaluihasildiskusipesertadidikdapatmemilikiketrampilanmengolahinformasidanmenyajikandalambentukt
ulisan tentang keterkaitan antara peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan sikap
masyarakat Indonesia terhadap Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
E.Materi Ajar
1. Penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
2. Respon dan Dukungan masyarakat terhadap peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
F. MetodePembelajaran
Pendekatanpembelajaran : Scientific
MetodePembelajaran :Ceramah, tanyajawab, diskusi,danpenugasan
Model dan Strategipembelajaran : Problem Based Instruction
G. KegiatanPembelajaran
Kegiatan Deskripsi AlokasiWak
tu
Pendahuluan a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam
b. Mempersiapkankelas agar lebihkondusifuntukmemulai proses
KBM (kerapian, kebersihanruangkelas, menyediakan media
danalatsertabuku yang diperlukan)
c. Memantaukehadirandenganmempresensi kehadiran pesertadidik
d. Tanya jawab tentang pengertian Proklamasi Kemerdekaan
e. Memotifasipesertadidikuntuklebihfokusdansemangatdalammengik
utipembelajaran
f. Menginformasikankompetensidasardantujuanpembelajaran yang
akandicapai sertacakupanmaterisecaragarisbesar melalui
tayangan power point.
20 Menit
Inti (Mengamati)
Menayangkan video tentang pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 melalui power point serta
melakukan tanya jawab singkat
(Menanya)
Pesertadidikmengajukanpertanyaanberkaitandengantayangan
140 menit
3. Video tersebut
(Menalar)
Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang proses
pelaksanaan teknik Problem Based Instruction (PBI)
Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan
menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil untuk
melaksanakan kegiatan diskusi kelompok
Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
Masing-masingkelompokdimintauntuk mencari informasi materi
dengan membaca buku siswa dan mencari informasi dari
internet tentang peristiwa penyebaran berita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Setiapkelompokdiberikantugasuntukmenganalisa:
a. Bagaimana proses penyebaran berita proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
b. Bagaimana keterkaitan antara berita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan bentuk respon dan
dukungan masyarakat Indonesia terhadap peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
(Mencoba)
Guru membantu peserta didik
dalammerencanakan/menyiapkan rambu-rambu format yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya
Peserta didik memiliki keberanian untuk melakukan refleksi
terhadap diskusi dan proses-proses yang mereka lakukan
Setiappesertadidik dengan penuh tanggung jawab
mencatathasildiskusikelompoknya
Pesertadidik secara
bersamamembuatlaporanhasildiskusikelompoknya
(Membuatjejaring)
Masing-masing kelompokdengan percaya diri melaporkan/
mempresentasikanhasildiskusi, dankelompok lain
menanggapimaupun menyanggahpendapat dari kelompok
4. tersebut
Peserta didik dibantu guru melakukan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan pada kelompok-kelompok
diskusi yang telah selesai melaporkan hasil diskusinya.
Penutup Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang
didiskusikan hari itu sebagai penguatan pengetahuan peserta
didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dengan memberikan tugas mandiri terstruktur,peserta
didikdimintamembuatdeskripsitentangpeta persebaran manusia
purba di Indonesia dan dunia.
Guru menutup pelajaran dengan salam
20 Menit
H. Media/AlatdanSumberBelajar
1. a. Media: Video, Slide power point, LembarSoal,Lembarobservasi, Lembarinstrumentugas
b. Alat : LCD, Spidol, White Board
2. SumberBelajar
Kemendikbud. 2013. Buku Sejarah SMA KelasXI Peminatan. Jakarta: Kemendikbud
Djoened Poesponegoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto.2009. Sejarah Nasional Indonesia II.
Jakarta: Balai Pustaka
Mustopo, M. Habib, 2013. Sejarah 2 (Peminatan Ilmu-ilmu Sosial). Jakarta: Yudistira
I. PenilaianHasilBelajar
a. Tes
1. Uraian (terlampir)
b. Non Tes
1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2. Lembar pengamatan sikap (terlampir)
3. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)
Gubug Juni 2014
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Syafi’i Sarinah, S.Pd
5. Lampiran 1
MATERI PELAJARAN
Berbagai Peristiwa Pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
1. Penyebaran Berita Proklamasi
Berita proklamasi yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan ke seluruh Indonesia. Pagi hari
itu juga, teks proklamsi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Berita Domei, Waidan B.
Palenewen. Ia menerima teks itu dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahrudin. Segera ia
memerintahkan F. Wuzuntuk menyiarkan tiga kali berturut-turut. Seorang Jepang masuk ke ruangan radio.
Ia memerintahkan penyiaran berita dihentikan. Namun Waidan memerintahkan kepada F. Wuz untuk terus
menyiarkannya setiap setengah jam. Akibatnya, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa meralat berita itu
dan menyegelnya pada hari Senin 20 Agustus 1945.
Para tokoh pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru dengan bantuan
beberapa teknisi radio. Alat-alat pemancar yang diambil dari kantor berita Domei dibawa ke rumah Waidan
dan Menteng 31. Akhirnya terciptalah pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari
sinilah berita Proklamasi disiarkan.
Selain lewat radio, berita proklamasi juga disiarkan lewat telepon, pers dan surat selebaran. Adam
Malik yang waktu itu sebagai wartawan menyampaikan teks proklamasi melalui telepon kepada Asa
Bafaqih yang kemudian diteruskan kepada Penghulu Lubis untuk mendapatkan pengesahan lolos sensor
dan selanjutnya di kawatkan ke daerahdaerah. Seluruh koran di Jawa dalam penerbitan 20 Agustus 1945
memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian
Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi.
Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat,
poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api,misalnya dengan slogan ”Respect
our Constitution, August 17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan
media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah
Indonesia dan di luar negeri. Pamflet itu juga dipasang di tempat-tempat strategis. Selain itu, berita
proklamasi kemerdekaan juga menggunakan pengerahan massa dan penyampaian dari mulut ke mulut.
Keampuhan cara itu terbukti dan berdatangannya masyarakat ke Lapangan Ikada untuk
mendengarkan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan. Di samping melalui media massa, berita proklamasi
juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berita proklamasi
secara resmi dibawa dan disebarluaskan ke luar pulau Jawa melalui para anggota PPKI yang berasal dari
daerah yang kebetulan menyaksikan peristiwa proklamasi dan menghadiri sidang PPKI.
B. Respon dan Dukungan masyarakat terhadap Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 ternyata mendapat sambutan yang
luar biasa di berbagai daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa. Di Sulawesi Selatan, Raja Bone
(Arumpone) La Mappanjuki, yang masih tetap ingat akan pertempuranpertempuran melawan Belanda pada
awal abad XX, menyatakan dukungannya terhadap Negara Kesatuan dan Pemerintahan Republik
Indonesia. Mayoritas raja-raja suku Makasar dan Bugis mengikuti jejak Raja Bone mengakui kekuasaan
Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk pemerintah sebagai Gubernur Republik di Sulawesi.
Raja-raja Bali juga mengakui kekuasaan Republik. Empat raja di Jawa Tengah (Mangkunegaran,
Kasunanan Surakarta, Kasultanan, dan Paku Alaman Yogyakarta) menyatakan dukungan mereka kepada
Republik Indonesia pada awal September 1945.Dukungan yang sangat penting ditunjukkan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dari Kasultanan Yogyakarta yang nampak dalam pernyataannya tanggal 5
September 1945. Dalam pernyataan tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono IX menegaskan bahwa Negeri
Ngayogyokarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negara Republik
Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan suatu keputusan yang cukup berani dan bijak di dalam negara
kerajaan yang berdaulat. Sesuai dengan konsep negara kesatuan yang dianut Indonesia, tidak akan ada
negara di dalam negara. Kalau hal tersebut terjadi akan memudahkan bangsa asing mengadu domba.
6. Dukungan terhadap negara kesatuan dan pemerintah Republik Indonesia juga datang dari rakyat
dan pemuda. Di Sulawesi Selatan, pada tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi,
Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapiria, Bulukumba. Setelah sampai di Ujungpandang, gubernur segera
membentuk pemerintahan daerah. Mr.Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Tindakan
gubernur oleh para pemuda dianggap terlalu berhatihati, kemudian para pemuda mengorganisasi diri dan
merencanakan merebut gedung-gedung vital seperti studio radio dan tangsi polisi.
Kelompok pemuda tersebut terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Taishin), bekas kaigun
Heiho dan pelajar SMP. Pada tanggal 28 Oktober 1945 mereka bergerak menuju sasaran. Akibat peristiwa
tersebut, pasukan Australia yang telah ada bergerak dan melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut
gerakan pemuda dipindahkan dari Ujungpandang ke Polombangkeng.
Di Bali para pemuda secara sponan membentuk berbagai organisasi pemuda, seperti AMI, Pemuda
Republik Indonesia (PRI) pada akhir Agustus 1945. Mereka berusaha untuk menegakkan Republik
Indonesia melalui perundingan tetapi mendapat hambatan dari pasukan Jepang. Pada tanggal 13
Desember 1945 mereka melakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang,
meskipun gerakan ini gagal. Pada tanggal 13 September 1945 di Gorontalo terjadi perebutan senjata
terhadap markas-markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasil ditegakkan dan para pemimpin
Republik menolak ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan Australia.
Rapat Raksasa dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) tanggal 19 September
1945. Sekitar 200.000 orang hadir dalam pertemuan tersebut. Pada peristiwa ini, kekuatan Jepang,
termasuk tank-tank, berjaga-jaga dengan mengelilingi rapat umum tersebut. Rapat Ikada dihadiri oleh
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta sejumlah menteri. Untuk menghindari
terjadinya pertumpahan darah, Presiden Soekarno menyampaikan pidato yang intinya berisi permintaan
agar rakyat memberi kepercayaan dan dukungan kepada pemerintah RI, mematuhi perintahnya dan
tunduk kepada disiplin. Setelah itu Presiden Soekarno meminta rakyat yang hadir bubar dan tenang.
Pada tanggal 19 September 1945, ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki
Hotel Yamato, dengan dibantu segerombolan pasukan Serikat. Orangorang Belanda tersebut mengibarkan
bendera mereka di puncak Hotel Yamato. Hal tersebut memancing kemarahan para pemuda. Hotel
tersebut diserbu para pemuda, setelah permintaan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera Belanda
ditolak penghuni hotel. Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel
serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka merobek warna birunya dan
mengibarkan kembali sebagai Merah Putih.
Di Yogyakarta perebutan kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. Sejak
pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melaksanakan
aksi mogok. Mereka memaksa agar orang-orang Jepang menyerahkan aset dan kantornya kepada orang
Indonesia. Tanggal 27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan
bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada hari itu
juga di Yogyakarta diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di Sumatra Selatan pada tanggal 8 Oktober 1945, ketika
Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara
menaikkan bendera Merah Putih. Setelah upacara selesai, para pegawai kembali ke kantornya masing-
masing. Pada hari itu juga diumumkan bahwa di seluruh Karesidenan Palembang hanya ada satu
kekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perebutan kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa
insiden, sebab orangorang Jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi.
Di Semarang setelah para pemuda berhasil merebut kekuasaan, terjadi perbenturan yang dahsyat
antara para pemuda Indonesia melawan Jepang karena pihak Jepang merasa terancam oleh para pemuda
yang berusaha merebut senjata mereka. Pada 14 Oktober 1945, 400 tawanan Jepang dari pabrik gula
Cepiring diangkut oleh pemuda-pemuda Indonesia ke Semarang dengan rencana menutupnya di penjara
Bulu. Sebelum mereka sampai ke penjara Bulu, sebagian tawanan itu melarikan diri dan minta
perlindungan kepada batalyon Kido. Para pemuda menjadi marah dan mulai merebut dan menduduki
kantor pemerintah. Orang-orang Jepang yang ditemui disergap dan ditawan. Pada keesokan harinya
pasukan Jepang menyerbu kota Semarang dari tangsinya di Jatingaleh. Sejak hari itu mulailah
7. pertempuran yang berlangsung selama lima hari di Semarang. Korban yang jatuh dalam pertempuran itu
ditaksir 990 orang dari kedua pihak.
Di Bandung, pertempuran diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut pangkalan Udara Andir
dan pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel, sekarang Pindad). Usaha tersebut
berlangsung sampai datangnya pasukan Sekutu di Bandung tanggal 17 Oktober 1945. Di Semarang
setelah para pemuda berhasil merebut kekuasaan, terjadi perbenturan yang dahsyat antara para pemuda
Indonesia melawan Jepang karena pihak Jepang merasa terancam oleh para pemuda yang berusaha
merebut senjata mereka.
Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukung proklamasi. Akibatnya
tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua
aktivitas politik, seperti demonstrasi dan mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih
dan mengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya. Di Balikpapan tanggal 14
November 1945, tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan komplek NICA sambil membawa bendera
Merah Putih.
Di Sulawesi Utara, sekalipun telah hampir setengah tahun dikuasai oleh NICA (Netherland Indies
Civil Adminstration) ,usaha menegakkan kedaulatan tidak padam,. Pada tanggal 14 Februari 1946, para
pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan
gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Manado. Mereka membebaskan tawanan yang
mendukung Republik Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno Dhanupojo,
dan G.E. Duhan.
Di sisi lain mereka juga menahan Komandan Garnisun Manado dan semua pasukan Belanda di
Teling dan penjara Manado. Dengan diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai markas Belanda
di Tomohon dan Tondano. Berita tentang perebutan kekuasaan tersebut dikirim ke pemerintah pusat yang
saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan Maklumat No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch. Taulu.
Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Februari 1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian. Satuan
tentara Indonesia disusun dengan pilihan kolektif Ch.Ch. Taulu, SD Wuisan, dan J Kaseger.
Di Gorontalo pada tanggal 13 September 1945, terjadi perebutan senjata terhadap markas-markas
Jepang. Kedaulatan RI berhasil ditegakan dan pemimpin-pemimpin Republik menolak setiap ajakan untuk
berunding dengan pasukan pendudukan Australia. Kekuatan mereka berjumlah 600 orang pemuda yang
terlatih.Di Pulau Sumbawa, pemudapemuda Indonesia pada bulan Desember 1945, berusaha merebut
senjata dari Jepang. Di Gempe terjadi bentrokan antara 200 pemuda melawan Jepang. Juga di sape 400
orang pemuda berusaha merebut senjata di markas Jepang, juga di Raba terjadi peristiwa yang sama.
Di Bali, para pemuda telah membentuk beberapa organisasi pemuda seperti AMI, Pemuda Republik
Indonesia (PRI) pada akhir bulan Agustus. Mereka berusaha menegakanRI melalui perundingan tetapi
mendapat hambatan dari pihak Jepang. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukan gerakan
serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang akan tetapi gagal.
Di Banda Aceh pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda dan tokoh masyarakat membentuk
Angkatan Pemuda Indonesia (API). Pada tanggal 12 Oktober 1945 Shucokan Jepang memanggil para
pemimpin pemuda. Ia menyatakan sekalipun Jepang telah kalah, tetapi keamanan dan ketertban masih
menjadi tanggung jawab pemerintah Jepang. Karena itu ia meminta agar semua kegiatan mendirikan
perkumpulan yang tanpa ijin dihentikan. Perkumpulan yang sudah terlanjur didirikan supaya dibubarkan.
Para pemimpin pemuda menolak dengan keras. Sejak hari itu dimulailah perebutan dan pengambil alihan
kantorkantor pemerintah dengan pengibaran bendera merah putih. Perlucutan senjata Jepang terjadi di
beberapa tempat. Bentrokan-bentrokan dengan pasukan Jepang terjadi di Langsa, Lho Nga, Ulee Lheue
dan tempat-tempat lain di Aceh.
Di Sumatera Selatan perebutan kekuasaan terjadi pada tanggal 8 Oktober 1945, di mana residen
Sumatera Selatan dr. AK Gani bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara mengerek
bendera Merah Putih. Pada hari itu juga diumumkan bahwa di seluruh karesidenan Palembang hanya ada
satu kekuasaan yakni Republik Indonesia. Perebutan kekuasaan di palembang itu berlangsung tanpa
insiden,karena orang-orang jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi
8. b. Evaluasi Hasil
Testertulis
1. Uraian
A. INDIKATOR SOAL
NO INDIKATOR SOAL RANAH
KOGNITIF
Bentuk Soal No Soal
1 Siswa dapat mengetahui proses
penyebaran berita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
C1 Uraian 1
2 Siswa dapat menyebutkan media yang
digunakan dalam menyebarkan berita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
C1 Uraian 2
3 Siswa dapat menjelaskan bentuk
respon dan dukungan masyarakat
Indonesia terhadap peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
C2 Uraian 3
4 Siswa dapat menjelaskan alasan-
alasan masyarakat di daerah ikut
mendukung peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus1945
C2 Uraian 4
5 Siswa dapat menganalisa bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan
harga mati bagi kebebasan rakyat
Indonesia
C4 Uraian 5
Jawablahpertanyaan-pertanyaandibawahinidenganbenar!
1. Bagaimana proses penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai ke telinga
masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke?
2. Media apa sajakah yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesai untuk menyebarkan berita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
3. Bagaimana sikap dan respon masyarakat Indonesia dalam menyambut peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
4. Jelaskan alasan masyarakat di daerah ikut mendukung peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus1945!
5. Apa arti kemerdekaan sebagai harga mati bagi bangsa Indonesia!
Pedoman penilaian
1. Setiap soal apabila dijawabbenarsempurna diberi nilai 20
2. Setiap soal apabila dijawabmendekatibenardiberi nilai 15
3. Setiap soal apabila dijawabsetengahbenar diberi nilai 10
4. Setiap soal apabila dijawabtapisalahdiberi nilai 5
5. Setiap soal apabila yang tidakdijawab diberi nilai 0
c. Evaluasi Pembelajaran (Proses)
9. Lamp. 2
LEMBAR PENGAMATAN DISKUSI KELOMPOK
Mata Pelajaran :Sejarah Peminatan
Kelas / Semester : XI / 2
Kompetensi Dasar:Menganalisis peristiwa-peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus
1945 dan artinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
MateriPokok : Proklamasi Kemerdekaan Sebagai Penegakan Hak Bangsa Indonesia
Hari / tgl pengamatan : Mei 2015
NO NAMA PESERTA DIDIK ASPEK PENILAIAN JUMLAH
SKOR
KATEGORI
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Dst....
JUMLAH SKOR
RERATA SKOR
1. Aspek yang dinilai:
1). Tanggung jawab
2). Kerja sama
3). Keberanian mengajukan pertanyaan
4). Kemampuan menyampaikan informasi/ menjawab pertanyaan
5). Menghargai pendapat orang lain
2. Keterangan Skor dan Katagori skor
Skor 1 = sangat kurang Jumlah skor 1- 5 katagori tidak aktif
Skor 2= kurang Jumlah skor 5-10 katagori kurang aktif
Skor 3= cukup Jumlah skor11-15 kategori cukup aktif
Skor 4= baik Jumlah skor 16-20 kategori aktif
Skor 5 = baik sekali Jumlah skor 21 -25 kategori sangat aktif
10. Lampiran 3
Rubrik Penilaian Presentasi
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas/Semester : XI / 2
Tahun Pelajaran : 2013-2014
Waktu Pengamatan : Mei 2015
No.
Nama
Siswa
A s p e k P e n i l a i a n
Jumlah
Skor
Nilai Ket.
Komunikasi
Sistematika
penyampaian Wawasan Keberanian Antusias
Gesture
dan
penampilan
1
2
3
4 Dst…
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan criteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai =
∑ Skor perolehan
X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A 80 – 100
Baik
Sekali
B 70 – 79 Baik
C 60 – 69 Cukup
D ‹ 60 Kurang
11. 1. Penilaian Diri
Pedoman Penilaian Diri Sikap Spiritual
Mata Pelajaran : ...................................................................
Nama Peserta Didik : ....................................................................
Kelas : ....................................................................
Tanggal Pengamatan : ....................................................................
Materi Pokok : ....................................................................
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari sejarah
6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut
Jumlah Skor
CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya
Petunjuk:
Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada
kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
12. 2. Penilaian Teman Sejawat
Pedoman Penilaian Teman Sejawat Sikap Spiritual
Mata Pelajaran : ...................................................................
Nama Peserta Didik : ....................................................................
Kelas : ....................................................................
Tanggal Pengamatan : ....................................................................
Materi Pokok : ....................................................................
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari sejarah
6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
Jumlah Skor
CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya
Petunjuk:
Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada
kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
13. 3. Penilaian Observasi
Lampiran 1: Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
Nama Sekolah :..........
Mata Pelajaran :.........
Semester/ tahun pelajaran :..........
Kelas :..........
No Nama Peserta Didik
Indikator pengamatan
1 2 3 4 5 6
Jumlah
Skor
Nilai
akhir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Dst…
Kisi-kisi indicator sikap spiritual: berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran
1. Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2. Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3. Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4. Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
INDIKATOR ASPEK PENGAMATAN
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Mengucapkan rasa syukur atas karena Tuhan
3. Memberisalam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
4. Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat
kebesaran tuhan
5. Merasakan keberadaan dan kebesaranTuhan saat mempelajari Sejarah
6. Melaksanakan kegiatan ibadah yang dianut
Petunjuk penskoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 4
Baik : apabila memperoleh skor 3
Cukup : apabila memperoleh skor 2
Kurang : apabila memperoleh skor 1
Skor diperoleh x 4 = Nilai akhir
Skor maximal
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
14. Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran
: SejarahPeminatan
: XI / 2
: 2013-2014
: Mei 2015
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
ajeg/konsisten.
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa Sikap
Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik
15. Lampiran 5
TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR
Sekolah : SMA___________
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas /Semester : XI / 2
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Waktu Keterangan
3.11 Menganalisis
peristiwa-peristiwa
sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan
artinya bagi
kehidupan berbangsa
dan bernegara
4.11 Menyajikan
gambaran peristiwa-
peristiwa sekitar
Proklamasi 17
Agustus1945 dan
artinya bagi
kehidupanberbangsa
dan bernegara dalam
bentuk media visual
3.11.1 Peserta didik dapat
menjelaskan peristiwa
yang terjadi setelah
Proklamasi 17 Agustus
1945 dibacakan
3.11.2 Peserta didik dapat
menjelaskan proses
penyebaran berita
Proklamasi
kemerdekaan RI
kepada seluruh
masyarakat Indonesia
dan dunia
3.11.3 Peserta didik dapat
menjelaskan bentuk
respons dan dukungan
masyarakat terhadap
proklamasi
Kemerdekaan 17
Agustus 1945
4.11.1 Siswa dapat
menyajikan hasil
analisis mengenai
proses penyebaran
informasi Proklamasi
Kemerdekaan 17
Agustus 1945
4.11.2 Siswa dapat menyajikan
hasil analisis mengenai
bentuk respon dan
dukungan masyarakat
Indonesia maupun
dunia atas peristiwa 17
Agustus 1945
Siswa membuat
analisa tentang
keterkaitan
antara peristiwa
proklamasi
kemerdekaan
dengan bentuk
respon dan
dukungan
masyarakat
Indonesia.
1 Minggu Tugas
terstruktur
individu