Bahan ceramah yang disampaikan kepada guru-guru Bahasa Melayu praprimari tentang perlunya persiapan pengajaran yang utuh. Sila lungsuri www.saujana.sg bagi mendapatkan keterangan lanjut.
Bahan ceramah yang disampaikan kepada guru-guru Bahasa Melayu praprimari tentang perlunya persiapan pengajaran yang utuh. Sila lungsuri www.saujana.sg bagi mendapatkan keterangan lanjut.
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Â
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangWajoku Digital Library
Â
Pelatihan diklat berjenjang merupakan program kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap. Sasaran kegiatan diklat ini adalah para guru PAUD yang belum mengikuti diklat berjenjang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar melalui kegiatan pelatihan, yaitu diklat berjenjang. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara bertahap. Peserta dinyatakan lulus pada setiap tahapannya apabila telah melaksanakan seluruh kegiatan diklat dan mengumpulkan tugas mandiri kepada pihak penyelenggara diklat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer penelitian ini adalah 60 orang guru PAUD di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sumber data sekunder penelitian ini adalah hasil tugas mandiri masing-masing peserta, kebijakan tentang pelaksanaan diklat berjenjang, dan artikel jurnal penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan diklat berjenjang yang diikuti dapat berjalan dengan efektif dengan hasil sangat baik serta mampu meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. KOMPETENSI
Karakteristik mendasar seseorang yang
menyebabkan kinerja efektif dan atau superior
mengacu pada suatu kriteria acuan.
MODEL KOMPETENSI
Dasar dari sistem pengelolaan guru serta
menjadi acuan bagi sejumlah strategi
transformasi pendidikan
3. Model kompetensi guru mempertimbangkan
Dampak pada kualitas
belajar murid.
Ringkas, dapat diukur,
dan dikembangkan.
Berdasarkan bukti dan
hasil riset.
Adaptif terhadap
perkembangan zaman
Mengacu pada peran guru
di Indonesia
5. PENGETAHUAN
PROFESIONAL
Kompetensi: menganalisis struktur dan alur pengetahuan
untuk pembelajaran
Guru yang dapat menganalisis struktur kurikulum pembelajaran terlihat dari
kemampuannya menelaah isi dan sistematika kurikulum secara kritis untuk
merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas dan
memaksimalkan pembelajaran murid-muridnya (Kärkkäinen, 2012; Windschitl
et al, 2012).
Guru yang menganalisis konsep suatu kurikulum pembelajaran dapat
memahami esensi dari konsep-konsep yang disampaikan dalam kurikulum dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep penting lainnya di dalam kurikulum,
sehingga terjebak pada tidak pemahaman dangkal akan isi materi
pembelajaran (Cammarata dan Tedick, 2012).
6. PENGETAHUAN
PROFESIONAL
Menjabarkan tahap penguasaan kompetensi murid
Guru perlu menyadari adanya perbedaan individual di antara
muridnya dan menyesuaikan praktik pembelajarannya sesuai
dengan perbedaan itu (Bostrom, 2012).
Guru memiliki pemahaman tentang perkembangan fisik, sosial, dan
intelektual serta latar belakang murid sehingga dapat
menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan murid dan situasi kehidupannya (Hinton dan
Fischer, 2010).
7. PENGETAHUAN
PROFESIONAL
Menetapkan tujuan belajar sesuai karakteristik murid,
kurikulum, dan profil pelajar Pancasila
Kompetensi ini terlihat dari kemampuan guru menentukan
urutan tujuan dan hasil pembelajaran yang merupakan paduan
dari analisisnya akan kurikulum dan tahapan penguasaan
pengetahuan murid-muridnya (Schneider dan Stern, 2010).
Guru menyadari bahwa murid perlu dimotivasi untuk mencapai
hasil pembelajaran yang menantang, yaitu standar dan tujuan
yang tinggi (Wiliam, 2010).
8. PRAKTIK PEMBELAJARAN
PROFESIONAL
Mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi murid
belajar secara aman dan nyaman
Kompetensi ini terlihat dari kemampuannya memaksimalkan
waktu murid belajar dalam mengerjakan tugas pembelajaran
dalam lingkungan kelas dan mengelola perilaku murid sehingga
capaian belajar peserta didik dapat meningkat(Evertson dan
Weinsten, 2006; Nenonene et al., 2019; Eisenman et al., 2015;
Muijs dan Reynolds,2011).
9. PRAKTIK PEMBELAJARAN
PROFESIONAL
Menyusun desain, melaksanakan, dan merefleksikan
pembelajaran yang efektif
Guru yang mendesain, memandu, dan merefleksikan proses belajar mengajar yang efektif menyadari
peran pentingnya dalam menumbuhkembangkan keterlibatan murid dalam proses belajar mengajar
dan memberikan tujuan belajar yang sesuai dengan situasi murid (Dumont dan Istance, 2010).
Guru perlu merefleksikan praktik profesional mereka dalam proses belajar mengajar dengan
memanfaatkan bukti-bukti ilmiah (Hinton dan Fischer, 2010). Berdasarkan refleksi ini, guru
menggunakan pengetahuan profesionalnya untuk perbaikan desain dan praktik pembelajaran yang
meningkatkan capaian pembelajaran murid dan praktik profesional guru itu sendiri (OECD, 2017).
10. PRAKTIK PEMBELAJARAN
PROFESIONAL
Melakukan asesmen, memberi umpan balik, dan
menyampaikan laporan belajar
Guru dengan kompetensi ini memahami bahwa perlu keselarasan antara tujuan asesmen dengan
bentuk dan strukturnya, yaitu metode, periode, dan tipe asesmen yang disesuaikan dengan
lingkungan belajar tertentu (Black et al., 2011).
Guru membuat laporan berdasarkan data asesmen yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara yang informatif dan dialogis, sehingga mudah dipahami
baik oleh peserta didik maupun oleh orangtua/wali (Stanley et al., 2009).
11. PRAKTIK PEMBELAJARAN
PROFESIONAL
Mengikutsertakan orang tua/wali murid dan masyarakat
dalam pembelajaran
Guru yang melibatkan orangtua murid dan komunitas dalam proses belajar menyadari
pentingnya dukungan dari orangtua/wali peserta didik dan komunitas sekitar sekolah dalam
berjalannya proses belajar mengajar (Mapp dan Kuttner, 2013).
Keterlibatan orangtua murid memiliki dampak positif bagi kehadiran murid di sekolah, tingkat
pencapaian hasil belajar mereka, dan sikap positif murid terhadap sekolah (Mapp dan Kuttner,
2013; Sutardi dan Sugiharsono, 2012).
12. PENGEMBANGAN
PROFESI
Menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara
mandiri
Guru yang menunjukkan praktik sebagai pelajar merdeka (self-regulated
learner) dapat mengendalikan pembelajarannya sendiri, menilai hasil
pembelajarannya tersebut, dan memotivasi dirinya untuk terus belajar (Paris
dan Paris, 2001).
Dengan memiliki perilaku ini, guru bersama rekan-rekannya dalam sekolah
dapat menularkan kesenangannya belajar dan praktik baik pembelajarannya
kepada muridnya (De Smul et al., 2019; Soini et al., 2015).
13. PENGEMBANGAN
PROFESI
Menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi,
untuk berperilaku sesuai kode etik guru
Guru yang menunjukkan kesesuaian praktik dan kebiasaan sesuai kode etik
dapat melaksanakan perilaku profesional secara beretika dan mengajarkan nilai-
nilai kepada murid (Campbell, 2014; Cooke dan Carr, 2014; Robandi et
al.,2017). Perilaku guru ini diharapkan berujung pada terwujudnya murid
sebagai manusia berkarakter dengan budi pekerti (Robandi et al., 2017).
14. PENGEMBANGAN
PROFESI
Menunjukkan praktik dan kebiasaan bekerja yang
berorientasi pada anak
Guru dengan kompetensi ini mampu berinteraksi dengan anak dengan cara-cara yang melindungi
hak anak dan memajukan pengembangan diri anak dalam segala aspek (Walsh et al., 2019).
Perilaku guru ini berdampak pada pengenalan akan indikasi jika anak telah mengalami
penelantaran, perundungan dan/atau penyiksaan di dalam dan luar lingkungan sekolah (termasuk
di dunia maya) dan mengambil tindakan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan
yang berlaku pencegahan tindakan yang merugikan dan bahkan menciderai anak (NSPSCC,
2014).
15. PENGEMBANGAN
PROFESI
Melakukan pengembangan potensi secara gotong
royong untuk menumbuhkan perilaku kerja
Guru yang melakukan kolaborasi dan pengembangan orang lain berdasarkan
pemahaman empati memiliki keyakinan bersama dengan rekan-rekannya
bahwa melalui tindakan kolektif, mereka dapat secara positif mempengaruhi
hasil pembelajaran peserta didik dan mampu bekerja sama dengan rekan
sejawat dan pihak-pihak lain untuk mengembangkan kapasitas orang lain
(Donohoo, 2018).
16. PENGEMBANGAN
PROFESI
Berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi
profesi untuk mengembangkan karier
Melalui komunitas guru, guru memiliki pandangan yang sama tentang misi sekolah, bersama-
sama merefleksikan praktik pembelajaran, dan memberikan umpan balik kepada satu sama lain
demi peningkatan capaian hasil belajar murid (Lomos et al., 2011). Namun demikian, guru
dapat menempuh pengembangan profesional melalui komunitas profesi lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya. Guru-guru SMK, misalnya, dapat mengembangkan karirnya
melalui pembelajaran profesional dengan komunitas industri yang sesuai.
17. Sebuah gerakan publik menguji
model kompetensi guru diakses
dari
http://kompetensi.kemdikbud.go.id/
SUMBER