Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Materi Bahasa Indonesia kelas X ( Teks Biografi ) fifinfadriah
Materi Bahasa Indonesia kelas X ( Teks Biografi )
- Pengertian Biografi
- Struktur Teks Biografi
- Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
- Lembar Kerja Siswa
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Materi Bahasa Indonesia kelas X ( Teks Biografi ) fifinfadriah
Materi Bahasa Indonesia kelas X ( Teks Biografi )
- Pengertian Biografi
- Struktur Teks Biografi
- Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
- Lembar Kerja Siswa
Buku bahan ajar IPA berbasis literasi sains disusun sebagai rujukan bagi mahasiswa PGSD dalam membuat bahan ajar IPA. Hal ini tidak terlepas dari hasil PISA Indonesia tahun 2015 yang mendapatkan 403 poin. Perolehan nilai yang didapatkan pada tes PISA tahun sebelumnya pun belum mampu menembus nilai rata-rata 500 dari nilai yang ditetapkan, skor Indonesia berada pada Low Internasional Bencmark. Salahsatu faktor penyebabnya adalah masih lemahnya budaya sains di Indonesia. Oleh karena itu, melalui buku ini mahasiswa mendapat petunjuk dalam pembuatan bahan ajar. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan literasi sains lebih luasnya menjadi literat sains.
Semoga dengan adanya buku ini dapat bermanfaat, terkhusus untuk Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) IKIP Siliwangi dan umumnya untuk seluruh penggiat pendidikan di Indonesia. Buku ini masih dalam tahap pengembangan, oleh karena itu penulis berbarap kritik, saran dan masukan melalui kelanabayu22@yahoo.co.id dan de_fadz@yahoo.com untuk menyempurnakannya.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Buku bahan ajar IPA berbasis literasi sains disusun sebagai rujukan bagi mahasiswa PGSD dalam membuat bahan ajar IPA. Hal ini tidak terlepas dari hasil PISA Indonesia tahun 2015 yang mendapatkan 403 poin. Perolehan nilai yang didapatkan pada tes PISA tahun sebelumnya pun belum mampu menembus nilai rata-rata 500 dari nilai yang ditetapkan, skor Indonesia berada pada Low Internasional Bencmark. Salahsatu faktor penyebabnya adalah masih lemahnya budaya sains di Indonesia. Oleh karena itu, melalui buku ini mahasiswa mendapat petunjuk dalam pembuatan bahan ajar. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan literasi sains lebih luasnya menjadi literat sains.
Semoga dengan adanya buku ini dapat bermanfaat, terkhusus untuk Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) IKIP Siliwangi dan umumnya untuk seluruh penggiat pendidikan di Indonesia. Buku ini masih dalam tahap pengembangan, oleh karena itu penulis berbarap kritik, saran dan masukan melalui kelanabayu22@yahoo.co.id dan de_fadz@yahoo.com untuk menyempurnakannya.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
1. MATA PELAJARAN
: BAHASA MAKASSAR
JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA
kompetensi
utama
pedagogis
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
1. memiliki kompetensi
1.1 menyusun RPP,
pedagogis pembelajaran
melaksanakan, dan
bahasa Makassar
mengefaluasi pembelajaran
menyimak yang berkarakter
1.2
Halaman 1 dari 9
menyusun RPP,
melaksanakan, dan
mengefaluasi pembelajaran
Standar Isi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
1.1.1 Disajikan sebuah Standar
Kompetensi (KD) menyimak,
guru dapat memilih indikator
yang tepat
1.1.2 Disajikan sebuah indikator
menyimak, guru dapat
merumuskan tujuan
pembelajaran
1.1.3 Disajikan sebuah tujuan
pembelajaran, guru dapat
memilih rancangan materi
pembelajaran yang tepat
1.1.4 Disajikan materi pembelajaran,
guru dapat memilih model
pembelajaran yang akan
diterapkan
1.1.5 Disajikan tujuan pembelajaran
menyimak, guru dapat memilih
media yang tepat
1.1.6 Guru dapat memilih jenis
evaluasi pembelajaran
menyimak berdasarkan tujuan
pembelajaran
1.1.7 Disajikan situasi penilaian
pembelajaran menyimak, guru
dapat memilih jenis pertanyaan
yang sesuai dengan prinsip
pembelajaran bahasa daerah
yang berkarakter
1.2.1 Disajikan sebuah KD berbicara,
guru dapat memilih indikator
yang tepat
2. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
berbicara yang berkarakter
1.3
menyusun RPP,
melaksanakan, dan
mengefaluasi pembelajaran
membaca yang berkarakter
Standar Isi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
1.2.2 Disajikan sebuah indikator
berbicara, guru dapat
merumuskan tujuan
pembelajaran
1.2.3 Disajikan sebuah tujuan
pembelajaran berbicara, guru
dapat memilih rancangan materi
pembelajaran yang tepat
1.2.4 Disajikan materi pembelajaran
berbicara, guru dapat memilih
model pembelajaran yang akan
diterapkan
1.2.5 Disajikan tujuan pembelajaran
berbicara, guru dapat memilih
media yang tepat
1.2.6 Guru dapat memilih jenis
evaluasi pembelajaran berbicara
berdasarkan tujuan
pembelajaran
1.2.7 Disajikan situasi penilaian
pembelajaran berbicara, guru
dapat memilih jenis pertanyaan
yang sesuai dengan prinsip
pembelajaran bahasa daerah
yang berkarakter
1.3.1 Disajikan sebuah KD membaca,
guru dapat memilih indikator
yang tepat
1.3.2 Disajikan sebuah indikator
membaca, guru dapat
merumuskan tujuan
pembelajaran
1.3.3 Disajikan sebuah tujuan
Halaman 2 dari 9
3. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
Standar Isi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
pembelajaran, guru dapat
memilih rancangan materi
pembelajaran yang tepat
1.3.4 Disajikan materi pembelajaran,
guru dapat memilih model
pembelajaran membeca yang
akan diterapkan
1.4
menyusun RPP,
melaksanakan, dan
mengefaluasi pembelajaran
menulis yang berkarakter
1.3.5 Disajikan tujuan pembelajaran
membaca, guru dapat memilih
media yang tepat
1.3.6 Guru dapat memilih jenis
evaluasi pembelajaran membaca
berdasarkan tujuan
pembelajaran
1.3.7 Disajikan situasi penilaian
pembelajaran membaca, guru
dapat memilih jenis pertanyaan
yang sesuai dengan prinsip
pembelajaran bahasa daerah
yang berkarakter
1.4.1 Disajikan sebuah KD menulis,
guru dapat memilih indikator
yang tepat
1.4.2 Disajikan sebuah indicator
menulis, guru dapat
merumuskan tujuan
pembelajaran
1.4.3 Disajikan sebuah tujuan
pembelajaran, guru dapat
memilih rancangan materi
pembelajaran yang tepat
1.4.4 Disajikan materi pembelajaran,
guru dapat memilih model
pembelajaran yang akan
Halaman 3 dari 9
4. Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
kompetensi
utama
Standar Isi
Standar Kompetensi
Indikator Esensial
Kompetensi Dasar
1.4.5
1.4.6
1.4.7
2.
Profesional
Memilih kompetensi
pedagogis pembelajaran
sastra Makassar (puisi,
prosa, fiksi, dan drama)
1
Mengungkapkan secara
lisan wacana nonsastra
2.1. Menyusun RPP,
melaksanakan, dan
mengefaluasi pembelajaran
menyimak unsure dan nilai
karya
1.1. Menggunakan wacana lisan
untuk tanya jawab
2.1.1
Bercakap-cakap dengan
menggunakan kata ganti
(peonomina) dengan kata tanya
bahasa Makassar
Bercakap-cakap dengan
menggunakan pronomina
bahasa Makassar
Bertanya jawab dengan
menggunakan kata tanya
bahasa makassar yang sesuai
dengan konteks
diterapkan
Disajikan tujuan pembelajaran
menulis, guru dapat memilih
media yang tepat
Guru dapat memilih jenis
evaluasi pembelajaran berbicara
berdasarkan tujuan
pembelajaran
Disajikan situasi penilaian
pembelajaran menulis, guru
dapat memilih jenis pertanyaan
yang sesuai dengan prinsip
pembelajaran bahasa daerah
yang berkarakter
Disajikan sebuah kasus, guru
dapat menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan
1.1.1 Mengungkap-kan jenis-jenis
pronomina (kata ganti) diri
dari bahasa Makassar
1.1.2 Disajikan penggalan, guru
dapat membedakan
pemakaian kata ganti yang
santun dan tidak santun
dalam percakapan bahasa
Makassar
1.1.3
Guru dapat melengkapi
kalimat bahasa Makassar
dengan kata tanya yang tepat
1.1.4 Guru dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan
Halaman 4 dari 9
5. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
Standar Isi
Standar Kompetensi
1.2 Menggunakan wacana lisan
untuk menyapa
1.3 Menggunakan wacana lisan
untuk diskusi
2. mengungkapkan wacana
tulis non sastra
Halaman 5 dari 9
Menggunakan sapaan dan
istilah kekerabatan dalam
bahasa Makassar
Menggunakan kalimat
persetujuan dan penolakan
dalam bahasa Makassar
2.1 Menulis jenis-jenis kalimat
Menulis kalimat dengan ejaan
dan diksi Yang tepat
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
berdasarkan maksud
pertanyaan
Penggunaan sapaan dan
1.2.1 Disajikan penggalan situasi
istilah kekerabatan dalam
pembicaraan,guru dapat
bahasa Makassar
menentukan kata sapaan
yang tepat
1.2.2 Disajikan konteks situasi
pembicaran di lingkungan
bangsawan Makassar, guru
dapat menentukan sapaan
yang tepat.
Penggunaan kalimat
1.3.1 Disajikan pernyataan yang
persetujuan dalam diskusi
disampaikan dalam diskusi,
dengan menggunakan bahasa
guru dapat menentukan
makassar yang santun
kalimat persetujuan yang
tepat.
Menggunakan kalimat
1.3.2 Disajikan sebuah konteks
penolakan dalam diskusi
diskusi, guru dapat
dengan menggunakan bahasa
menentukan kalimat
Makassar yang santun
penolakan yang santun.
Menulis kalimat bahasa
2.1.1 Guru dapat menulis kalimat
Makassar dengan
bahasa Makassar dengan ejaan
menggunakan ejaan latin dan
yang benar
lontarak
Menulis kalimat bahasa
2.1.2 Guru dapat melengkapi kalimat
Makassar dengan diksi yang
bahasa Makassar yang
tepat
dirumpangkan dengan diksi yang
tepat.
2.1.3 Guru dapat menerjemahkan
kalimat bahasa Makassar ke
dalam bahasa Indonesia atau
sebaliknya dengan struktur yang
baik dan benar dan sebaliknya.
2.1.4 Guru dapat menentukan
konjungsi yang tepat dalam
6. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
2.2 Menulis paragraph dalam
bahasa Makassar
Standar Isi
Standar Kompetensi
Memahami konsep paragraf
dan menulis berbagai jenis
paragraph dalam bahasa
Makassar
Kompetensi Dasar
Menulis berbagai jenis
paragraf dalam bahasa
Makassar
Indikator Esensial
kalimat majemuk bahasa
Makassar
2.1.5 Disajikan kalimat bahasa
Makassar, guru dapat
menentukan contoh kalimat
interogatif
2.1.6 Disajikan kalimat bahasa
Makassar, guru dapat
menentukan contoh kalimat
deklaratif
2.1.7 Disajikan kalimat bahasa
Makassar, guru dapat
menentukan contoh kalimat
imperative
2.1.8 Disajikan contoh kalimat, guru
dapat menentukan fungsi-fungsi
kalimat bahasa Makassar
2.1.9 Disajikan sebuah kalimat, guru
dapat membedakan kalimat
transitif dan intransitif
2.1.10
Disajikan sebuah kalimat,
guru dapat membedakan antara
kalimat aktif dan pasif
2.2.1 Guru dapat menentukan letak
kalimat utama dalam paragraf
2.2.2 Guru dapat mengemukakan
berbagai jenis paragraf
2.2.3 Disajikan contoh paragraf dalam
bahasa Makassar, guru dapat
menentukan ciri-ciri paragraf
2.2.4 Disajikan contoh paragraf
bahasa Makassar, guru dapat
menentukan jenis paragraf yang
Halaman 6 dari 9
7. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
Standar Isi
Standar Kompetensi
Indikator Esensial
Kompetensi Dasar
2.2.5
2.3
Menulis berbagai wacana
bahasa Makassar
Memahami konsep wacana dan
menulis berbagai jenis wacana
bahasa Makassar
Memahami konsep wacana
2.3.1
Menulis berbagai jenis
wacana bahasa Makassar
2.3.2
2.3.4
2.3.5
1. Menguasai semantic
bahasa Makassar
3.1 Menguasai berbagai jenis
makna dan penggunaannya
dalam kalimat bahasa
Makassar
Mendeskripsikan jenis-jenis
makna, menentukan relasi
makna, dan mengunglkapkan
makna berdasarkan konteks
kalimat bahasa Makassar
Mendeskripsikan jeni-jenis
makna dalam bahasa
Makassar
Menentukan relasi makna
dalam bahasa Makassar
Mengungkapkan makna
berdasarkan konteks kalimat
bahasa Makassar
Halaman 7 dari 9
3.1.1
dibaca
Disajikan sebuah paragraf yang
rumpang, guru dapat
melengkapi paragraf yang
rumpang tersebut
Disajikan sebuah kutipan
wacana bahasa Makassar, guru
dapat menentukan jenis wacana
tersebut
Guru dapat membedakan ciri-ciri
wacana narasi dan deskripsi
Guru dapat membedakan
wacana eksposisi dan
argumentasi
Disajikan topik, guru dapat
menentukan jenis-jenis wacana
Guru dapat menjelaskan
perbedaan makna denotasi dan
makna konotasi
3.1.2 Disajikan contoh kalimat bahasa
Makassar, guru dapat
menentukan jenis makna
3.1.3 Guru dapat membedakan
berbagai jenis relasi makna
3.1.4 Disajikan kalimat, guru dapat
memilih sinonim kata yang telah
dicetak miring
3.1.5 Guru dapat menentukan antonin
kata dalam kalimat bahasa
Makassar
3.1.6 Disajikan contoh kalimat bahasa
Makassar, guru dapat
mengungkapkan makna kalimat
8. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
2. Mengapresiasi karya sastra 4.1 Mengapresiasi berbagai jenis
Makassar
puisi Makassar
Standar Isi
Standar Kompetensi
Memahami konsep dan
mengapresiasi berbagai jenis
puisi Makassar
Kompetensi Dasar
Indikator Esensial
Mengidentifikasi jenis-jenis
puisi Makassar
4.1.1 Guru dapat mengungkapkan
jenis-jenis puisi Makassar
Menentukan cirri-ciri puisi
Makassar
4.1.2 Disajikan contoh kelong yang
dirumpangkan, guru dapat
melengkapi kelong
4.1.3 Disajikan contoh pappasang,
guru dapat menyimpulkan nilai
yang terkandung di dalamnya
4.1.4 Guru dapat mengidentifikasi
contoh paruntuk kana
4.1.5 Guru dapat menjelaskan makna
paruntuk kana
4.1.6 Disajikan pernyataan, guru
dapat menentukan paruntuk
kana yang tepat
4.2.1 Disajikan contoh syair (kelong),
guru dapat menyimpulkan
makna/Nilai kelong
4.2.2 Disajikan contoh pernyataan,
guru dapat menentukan bentuk
kelong dari segi isinya
4.2.3 Guru dapat menyimpulkan jenis
kelong yang dibaca
4.2.4 Disajikan contoh paruntuk kana
dalam huruf lontarak, guru
dapat menerjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia
4.2.5 Disajikan kutipan kelong, guru
dapat menentukan jenis gaya
bahasa dalam kutipan
4.3.1 Guru dapat mengelompokkan
jenis-jenis prosa fiksi Makassar
4.2 Menggunakan wacana lisan
untuk mengapresiasikan
wacana sastra
Mengidentifikasi dan
mengapresiasi berbagai jenis
puisi Makassar
Mengapresiasi berbagai jenis
puisi Makassar
4.3 Mengapresiasi berbagai jenis
prosa fiksi Makassar
Mengidentifikasi dan
menganalisis unsure-unsur
untrinsik prosa fiksi Makassar
Mengidentifikasi jenis-jenis
prosa fiksi Makassar
4.3.2 Guru dapat membedakan
Halaman 8 dari 9
9. kompetensi
utama
Standar Kompetensi Guru
Kompetensi guru Mapel/Guru
Kompetensi Inti
Kelas
Standar Isi
Standar Kompetensi
Indikator Esensial
Kompetensi Dasar
Menganalisis unsurr-unsur
intrinsik prosa fiksi Makassar
4.3.3
4.3.4
4.3.5
3. Menuliskan ungkapan
budaya dan adat istiadat
Makassar
5.1 Memahami konsep budaya
dan adat istiadat Makassar
dan penerapannya dalam
kehidupan bermasyarakat
Menerapkan nilai-nilai dan
istilah khusus dalam adat
istiadat Makassar
Menggunakan istilah khusus
dalam adat perkawinan
masyarakat Makassar
Mengungkapkan makna
simbolik benda-benda yang
digunakan dalam syair
pakkiok bunting
Mengungkapkan contohcontoh penerapan nilai-nilai
sirik na pacce dalam budaya
Makassar
Halaman 9 dari 9
5.1.1
berbagai jenis sinrilik
Disajikan cuplikan atau
penggalan cerita, guru dapat
menentukan tema dongeng
Disajikan contoh, guru dapat
menganalisis karakter tokoh
dalam cerita
Mengidentifikasi jenis sudut
pandang dalam cerita
Guru memahami konsep budaya
Makassar
5.1.2 Guru mengidentifikasi istilash
khusus yang digunakan dalam
prosesi adat perkawinan
Makassar
5.1.3 Disajikan cuplikan syair pakkiok
bunting, guru dapat
mengungkapkan makna simbolik
dari benda tersebut
5.1.4 Disajikan contoh kasus , guru
dapat menyimpulkan nilai
budaya dalam kasus tersebut