SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
1
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang, pada awalnya, adalah Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Malang (UNISMA) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Gondanglegi—
berjarak + 20 km ke arah selatan dari Kota Malang. Lembaga ini didirikan pada tahun 1985
melalui kesepakatan kerjasama antara UNISMA dengan beberapa ulama dan tokoh
masyarakat di kawasan Kecamatan Gondanglegi dan sekitarnya.
Pada tahap awal, pelaksanaan perkuliahan dilakukan di gedung SMA Agus Salim
Gondanglegi. Baru setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada tahun 1988
dibangun gedung permanen Fakultas Syari’ah UNISMA Malang di atas tanah wakaf yang
terletak di Desa Putat Lor Kecamatan Gondanglegi—berjarak + 3 km ke arah utara dari
lokasi semula. Ijin operasional baru diperoleh pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan
Menteri Agama RI Nomor 23 Tahun 1991 Tanggal 14 Februari 1991. Prodi yang terdaftar
adalah Prodi Peradilan Agama (qadla’). Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Agama RI Nomor 268 Tahun 1996 Tanggal 19 Juni 1996, Prodi tersebut diubah menjadi
Prodi Ahwal al-Syakhshiyyah.
Setahun berikutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor
E/35/1996 Tanggal 10 Maret 1997, ijin penyelenggaraan pendidikan Prodi Ahwal al-
Syakhshiyyah UNISMA Malang diserahkan kepada Yayasan Al-Qolam Malang sebagai
dampak dari diterbitkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI Nomor E/PP.009/J/1121/1997 tanggal 27 Juni 1997 tentang
Bentuk PTAIS di bawah Universitas. Maka, melalui forum Rapat Bersama Pimpinan
UNISMA Malang dan para tokoh masyarakat Gondanglegi pada tanggal 13 Juli 1997,
disepakati untuk mengubah Fakultas Syari‘ah UNISMA Malang menjadi sebuah lembaga
pendidikan yang berdiri sendiri dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Qolam.
Prodi yang dipilih masih tetap meneruskan program sebelumnya, yaitu Prodi Ahwal al-
Syakhshiyyah. Sudah diwacanakan untuk menambah Prodi/program studi baru, namun
karena kondisi dan kemampuan kalangan Al-Qolam Malang belum mendukung, maka
wacana tersebut tidak segera diupayakan. Impian penambahan Prodi/program studi itu baru
bisa direalisasikan pada tahun 2002, yaitu dengan diterbitkannya Surat Keputusan Yayasan
Al-Qolam Malang Nomor 45/SK/Y.STAI-Q/XI/2002 tentang Pembukaan Program Studi
Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang. Guna
memperlancar usaha tersebut, dibentuklah Panitia Pengurusan Pengajuan Penambahan Prodi
Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) untuk menangani proyek penambahan Prodi
sebagaimana dikehendaki. Melalui perjuangan yang panjang, berliku dan melelahkan, pada
akhirnya SK pendirian Program Studi Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) dikeluarkan oleh
Departemen Agama RI pada tanggal 24 Maret tahun 2007 dengan Nomor Dj.I/179/2007.
2
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Tujuan pembukaan program studi baru ini adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat
dan perkembangan pendidikan dewasa ini.
Di usianya yang ke-11 sejak berdiri secara mandiri, Al-Qolam Malang mendapatkan
momentum yang sangat bagus untuk melakukan pengembangan kelembagaan dan
peningkatan kualitas pendidikan. Pada hari Jum‘at tanggal 15 Juni 2007, ditandatangani Nota
Kesepakatan (MoU) Kerjasama Pengelolaan Pendidikan antara Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang—sebagai lembaga pembina dan Al-Qolam Malang —sebagai lembaga binaan.
Dengan adanya kerjasama pembinaan kelembagaan atas prakarsa Prof. Dr. H. Imam
Suprayogo—Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang—dan K.H. Qosim Buchori—
Ketua Yayasan Al-Qolam —tersebut, banyak hal yang bisa dan harus dilakukan oleh Institut
Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang untuk mengembangkan diri.
Pada tahun 2013 diajukan penambahan program studi baru, yaitu Pendidikan Guru
Raudlatu Athfal (PGRA) berdasarkan rekomendasi dari Kopertais Wilayah IV. Dan baru
pada tahun 2014, tepatnya pada tanggal 14 Maret 2014 terbit SK Dirjen Pendidikan Tinggi
Agama Islam Kemenag RI dengan nomor 1500 tahun 2014 tentang pendirian Program Studi
Pendidikan Guru Raudlatul Athfal.
Dan sejak tahun 2013, telah dibentuk Tim Pengembang Institusi yang bekerja untuk
mengembangkan lembaga Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang menjadi Institut
dengan target waktu hanya 2 tahun (2013-2015), melalui pengajuan pembukaan empat
program studi baru, yaitu: 1) hukum Ekonomi Syariah (HES), 2) Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI), 3) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan 4) Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI). Dari keempat pengajuan tersebut, yang distujui untuk dibuka adalah HES, KPI
dan PMI. Kemudian pada tanggal 5 November 2014 terbit Keputusan Dirjen Pendidikan
Islam nomor 6266 tahun 2014 tentang Persetujuan Perubahan Bentuk STAI menjadi IAI.
Dan pada tanggal 20 Januari 2015, terbit SK Dirjen Pendis tentang Ijin Penyelenggaraan
Program Studi HES dan KPI dengan Nomor : 361 tahun 2015.
Untuk merespon anemo masyarakat pada Ilmu Pendidikan, Institut Agama Islam (IAI)
Al-Qolam Malang kemudian mengajukan Proposal Pembukaan Prodi Pendidikan/Tadris
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada Bulan April 2015. Dan ijin penyelenggaraan Prodi
Pendidikan/Tadris Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris terbit dengan Surat Keputusan
Dirjen Kemenag RI nomor 6214 tahun 2015 pada 30 Oktober 2015.
B. Visi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
Menjadi Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren Terbaik Jawa Timur pada Tahun
2030
Unsur-unsur dari visi di atas bisa diperjelas sebagai berikut:
1. “Riset”; maksudnya adalah:
a. Riset sebagai basis akademik bagi dua pilar lainnya dari Tridharma Perguruan Tinggi,
yakni (1) pendidikan dan pembelajaran, dan (2) pengabdian kepada masyarakat;
3
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
b. Riset sebagai model kajian keilmuan dan sosial yang (1) bertumpu kepada paradigma
integrasi-interkoneksi keilmuan, dalam arti menolak dikotomisasi ilmu agama dan ilmu
non-agama, menolak universalisasi ilmu, menganut pluralisme epistemologi dan
metodologi, serta mengutamakan pendekatan interdisipliner, (2) berorientasi kepada
tiga prinsip ilmu sosial profetik, yaitu humanisasi atau emansipasi (al-amr bi al-ma‘ruf),
liberasi (al-nahy ‘an al-munkar), dan transendensi (al-iman bi Allah), dan (3) bertujuan
untuk mencapai tujuan-tujuan universal (maqashid syari‘ah) serta membumikan nilai-nilai
luhur pesantren dan aswaja, baik dalam kehidupan akademik dan kelembagaan maupun
dalam kehidupan masyarakat secara umum.
2. “Berbasis Pesantren”; maksudnya adalah:
a. Mengintegrasikan seluruh aspek sistem pendidikan dan pengelolaan kelembagaan di
lingkungan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang dengan nilai-nilai luhur
pesantren dan aswaja, yakni dalam cara berpikir, cara bersikap, dan cara berperilaku,
baik secara internal (individu dan komunitas sendiri, atau the self) maupun secara
eksternal (orang dan komunitas lain, atau the others, yang berbeda dan beragam).
b. Memaknai pesantren bukan sebagai lembaga pendidikan agama saja, melainkan lebih
sebagai sebuah “great tradition”, yakni tradisi agung yang mencerminkan keislaman dan
sekaligus keaslian Nusantara (indigenous) yang turut membentuk nilai-nilai luhur
masyarakat Indonesia sejak masa Islamisasi paling awal hingga saat ini.
c. Mengaktualisasikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja yang telah diintegrasikan
dengan budaya akademik PTKI sebagai paradigma pendidikan Islam alternatif bagi
pengembangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya
PTKI dan bahkan pesantren sendiri.
3. “Terbaik”; maksudnya adalah:
a. Memiliki sistem pengelolaan kelembagaan, sistem pendidikan, sumber daya manusia,
dan sarana-prasarana yang mendukung visi yang ditetapkan, yakni menjadi Universitas
Islam Berbasis Pesantren Terbaik pada tahun 2030, serta sesuai dengan standarisasi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mengacu kepada kebutuhan aktual masyarakat, utamanya pihak pengguna lulusan.
c. Mengikuti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga pendidikan sekitar, terutama pada jenjang
yang sama.
4. “Jawa Timur”; maksudnya adalah batasan teritorial yang bersifat regional di mana
Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang menjadi yang terbaik serta menjadi
percontohan bagi lembaga-lembaga lain pada jenjang yang sama.
5. “Tahun 2030”; maksudnya adalah tahun di mana Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam
Malang ditargetkan untuk beralih status menjadi serta berkembang sebagai Universitas
Islam Riset Terbaik Berbasis Pesantren.
4
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
C. Misi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
1. Meningkatkan mutu pengelolaan kelembagaan dan sistem pendidikan tinggi yang
berkualitas, profesional, transparan, dan akuntabel.
2. Mengembangkan kajian ilmu keislaman yang bertumpu kepada riset sebagai basis
akademiknya dan integrasi-interkoneksi keilmuan sebagai paradigmanya, serta berintegrasi
dengan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja.
3. Meningkatkan mutu kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang berbasis riset serta
bertumpu kepada paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi dan pendekatan
interdisipliner.
4. Melaksanakan kajian dan riset keilmuan dan sosial yang berorientasi kepada humanisasi,
liberasi, dan transendensi, serta bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan universal
(maqashid syari’ah) dan membumikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja.
5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat pada bidang pendidikan Islam berorientasi
kepada konservasi kebudayaan lokal, serta kepada penguatan kemandirian masyarakat,
baik pada aspek kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik.
6. Mengkontekstualisasikan penguatan relevansi pesantren, baik pada ranah sosial maupun
akademis-intelektual.
D. Tujuan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
1. Tujuan umum:
a. Terciptanya sistem pengelolaan lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas,
profesional, transparan, dan akuntabel.
b. Terbentuknya masyarakat ilmiah yang bertakwa, berkepribadian luhur sesuai dengan
nilai-nilai pesantren dan aswaja, berwawasan keilmuan yang integratif-interkonektif,
dan berpola pikir yang kritis dan kreatif.
c. Tercapainya kualitas kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang berbasis riset serta
bertumpu kepada paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi dan pendekatan
interdisipliner.
d. Tercapainya kualitas kajian dan riset sebagai basis akademik yang berorientasi kepada
humanisasi, liberasi, dan transendensi.
e. Tercapainya kualitas pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi kepada
konservasi kebudayaan lokal, serta kepada penguatan kemandirian masyarakat pada
aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
f. Terlaksananya pengembangan tradisi keilmuan pesantren yang mampu memperkuat
kapasitas transformasinya dalam melestarikan tradisi, di satu sisi, dan mengakomodir
modernitas, di sisi yang lain.
2. Tujuan khusus; yakni terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang:
a. Bertakwa dan berkepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai pesantren dan aswaja.
5
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
b. Berwawasan keilmuan yang integratif-interkonektif serta berpola pikir yang kritis,
kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tradisi pesantren.
c. Memiliki kepekaan sosial untuk melakukan pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat sekitarnya.
d. Memiliki kompetensi utama yang menjadi konsentrasi keahlian program studi.
E. Paradigma Keilmuan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
1. Paradigma Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren
Paradigma adalah seperangkat prinsip, nilai, konsep, dan teori. Paradigma merupakan
mode of thought. Paradigma merupakan cara membaca dan menafsirkan sejarah. Paradigma
merupakan panduan dasar dalam memahami kenyataan yang kompleks dan berlapis-lapis.
Paradigma bukan sekedar how to see the world, namun juga what to do (apa yang harus
dilakukan), serta how to do (bagaimana melakukannya). Paradigma menentukan mana yang
benar dan salah, yang baik dan buruk, yang bernilai dan tidak, yang boleh dan tidak, mana
yang bermanfaat dan tidak, hingga yang prioritas dan bukan.
Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang merupakan refleksi
keislaman ahlus sunnah wal-jamaah. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam
Malang bersifat normatif sekaligus historis, teoretis dan praksis, imanen dan transendental.
Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang merupakan paradigma yang hidup,
yang menolak pemisahan antara ilmu dan amal, yang menyatukan teori dan praksis, yang
enggan dengan berbagai rupa ekstremisme epistemologis. Paradigma Institut Agama Islam
(IAI) Al-Qolam Malang tidak berpijak pada pemisahan ontologis dunia akherat, tidak
memisahkan kesalehan individu dan sosial, serta menolak meletakkan nilai-nilai agama
semata-mata dalam ruang privat. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
terangkum dalam metode berfikir, bersikap, dan bertindak. Pertama, Cara Berfikir.
Metode berfikir yang dikembangkan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
adalah metode berfikir kritis-dialektis yang memadukan antara dalil naqli (wahyu), dalil aqli
(rasio/akal), dalil irfani (instuisi, ilham), dan dalil waqi’i (empiris). Secara epistemologis,
Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak menganut kemutlakan rasionalisme-
empirisisme, idealisme-materialisme, dhahiriah-batiniah. Rasionalisme terjebak pada
pengagungan rasio, sedangkan empirisisme menolak pengetahuan rasional. Idealisme terlalu
mengabaikan kenyataan riil, materialisme menganggap tidak bermakna kenyataan metafisik,
menolak realitas yang ghoib. Sementara kaum dhahiriah jatuh dalam skripturalisme dan kaum
batiniah seringkali menganggap enteng syariah. Berbagai posisi epistemologis tersebut tidak
memungkinkan untuk memahami agama dan realitas sosial secara mendalam
Kedua, cara memandang realitas. Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
6
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
memandang dunia sebagai realitas yang plural dan bertingkat-tingkat, karena itu pluralitas
diterima sebagai kenyataan. Meskipun demikian, juga bersikap aktif yakni menjaga dan
mempertahankan pluralitas tersebut agar kehidupan menjadi harmoni, saling mengenal
(lita’arofu) dan memperkaya secara budaya. Sikap adil, moderat, dan toleran menjadi spirit
utama dalam mengelola pluralitas tersebut. Dengan demikian Institut Agama Islam (IAI) Al-
Qolam Malang juga menolak semua pemikiran dan tindakan yang mengingkari nilai-nilai
keadilan, kebajikan publik, dan yang mengancam keanekaragaman atau pluralitas budaya
tersebut.
Keiga, cara bertindak, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang mengakui adanya
kehendak Allah (taqdir), tetapi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang juga mengakui
bahwa Allah telah mengkaruniai manusia pikiran dan kehendak. Karena itu dalam bertindak,
Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak bersikap pasif dan fatalis dalam
menghadapi kehendak Allah, akan tetapi berusaha untuk mencapai taqdir Allah yang dalam
teologi dikenal dengan istilah kasab (berjuang). Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
percaya perubahan sejarah tidak datang dari langit dengan tiba-tiba seperti hujan yang turun
dari angkasa. Namun demikian, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak bersifat
antroposentris, bahwa manusia bebas berkehendak secara mutlak (seperti Qodariyah).
Tindakan manusia tidak perlu dibatasi dengan ketat, karena dengan sendirinya akan dibatasi
oleh alam, oleh sejarah. Sementara Allah tidak dibatasi oleh faktor-faktor itu. Dengan
demikian tindakan ala Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang bukanlah tindakan yang
sekular, melainkan sebuah dialektika keimanan yang mengejawantah dalam seluruh aspek
akademik dan kehidupan.
Dalam kajian filsafat ilmu, keseluruhan bangunan ilmu pengetahuan terjebak dalam
tiga problematik abadi. Ketiganya adalah dualisme basis keilmuan, universalisme
pengetahuan, dan dualisme ilmu agama-ilmu dunia.
Ranah ontologi mempersoalkan hakekat atau sifat dasar yang ada. Pandangan
mengenai hal ini melahirkan dualisme dalam ilmu pengetahuan. Yang pertama meyakini
bahwa realitas di luar manusia merupakan realitas ciptaan, nama-nama, konsep untuk
menjelaskan realitas sosial seperti pandangan nominalisme, konvensionalisme, dan idealisme.
Yang kedua meyakini realitas di luar manusia merupakan kenyataan yang niscaya, nyata, dan
realitas yang teralami (empirical entities). Realitas ini terpisah secara independen dengan
manusia, mendahului eksistensi dan kesadaran manusia.
Ranah epistemologi mempersoalkan hakekat pengetahuan dan kebenaran. Ranah ini
melahirkan dua pandangan yang saling kontras, yakni kaum positivis dan antipositivis. Kaum
positivis beranggapan bahwa terdapat realitas eksternal objektif di luar manusia yang dapat
dikenali dengan menjaga jarak antara objek dan peneliti. Basis kajian dan riset ini adalah
pengetahuan yang dapat dibuktikan melalui pengamatan dan eksperimen. Pengetahuan yang
diperoleh melalui eksperimen dianggap memiliki tingkat kebenaran tertinggi, melampaui
kebenaran penalaran, logika, dan ajaran. Realitas dapat dikaji secara objektif, dapat diuji,
7
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
dapat digeneralisasikan, dapat diulang. Riset dalam tradisi ini bertujuan untuk melakukan
teorisasi (pendekatan induksi), menguji teori (pendekatan deduksi), dan implementasi teori
(falsifikasi popperian). Kaum antipositivis, sebaliknya, menggeser subjek atau peneliti sebagai
faktor paling menentukan dalam mencapai pengetahuan. Pengetahuan tentang realitas hanya
dapat didapat dari pengalaman langsung seseorang yang terlibat dalam peristiwa sosial.
Realitas sosial hanya dapat dimengerti melalui sisi dalam, bukan sisi luar, melalui keterlibatan
dan interaksi dialogis antara peneliti dan yang diteliti, bukan penjagaan jarak.
Ranah filsafat manusia berpusat pada pertanyaan mengenai hakekat manusia, apakah
bebas merdeka, maupun sebaliknya, ditentukan oleh lingkungan eksternalnya. Apakah
manusia berkemauan bebas ataukah ditentukan oleh kekuatan suprahuman. Pandangan
pertama menegaskan keagenan subjek, sedangkan pandangan kedua menegakkan keagenan
struktur yang melingkupi agen.
Ranah universalisai pengetahuan memproblematisasikan cara memperoleh
pengetahuan, yang melahirkan pandangan ideografis dan nomotetis. Pendekatan nomotetik
menyodorkan riset deduktif, induktif, deskriptif, eskperimentatif, dan sebagainya sebagai
jalan untuk memperoleh pengetahuan yang objektif, valid, dan universal. Desain risetnya
dikarakterisasikan dengan kejelasan populasi dan sampling, kejelasan pengumpulan data, jelas
definisi operasional dan instrumentasinya, serta kejelasan dalam cara analisis data. Alur
penyimpulan faktanya adalah kejelasan konsep, yang dijabarkan dalam preposisi,
didefinisikan secara operasional, dipilah variabel-variabelnya, dijabarkan dalam unit-unit
kecil, kemudian diambil suatu hipotesis. Sementara pendekatan ideografis menekankan pada
pemaknaan yang dilakukan setiap individu terhadap realitas yang dialaminya. Pendekatan
ideografis selalu meyakini bahwa pengetahuan selalu kontekstualistik, lokalistik, dan berbeda-
beda dalam suatu komunitas. Pendekatan ini mempercayai pluralisme hermeneutik, yakni
keragaman penafsiran dan pemaknaan yang masing-masing memiliki hak untuk hidup.
Pengetahuan adalah objektif, tidak terkait dengan konteks, dan subjek yang berbicara.
Pandangan modernistik ini melahirkan apa yang disebut dengan narasi-narasi besar yang
hendak menjelaskan fenomena sejarah dan masyarakat dalam sebuah teori tunggal dan
universal. Modernisme membayangkan adanya gerak sejarah yang linear, mencakup semua
masyarakat, dan menuju sebuah konstruksi akhir sejarah tertentu. Pandangan tersebut ditolak
kalangan postmodernis yang menekankan lokalitas, pluralitas, dan diskontinuitas.
Pengetahuan memiliki narasi-narasi yang saling melengkapi, saling berkontestasi, dan
mengkontraskan. Sejarah lokal, cerita lokal, dan perjuangan lokal lebih mampu menjelaskan
dan bermakna ketimbang sejarah besar dan tunggal
Dualisme ilmu sejatinya lahir dari dari konteks sejarah tertentu yang kemudian
menciptakan binary opposition antara ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Posisi
pertama menempatkan realitas harus ditundukkan di bawah teks, sedangkan posisi kedua
menempatkan teks di bawah realitas. Dikotomi tersebut juga melahirkan dualisme ilmu
pengetahuan yang harus dipelajari setiap orang (fardhu ain) dan ilmu pengetahuan yang
8
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
cukup dipelajari sebagian orang saja (fardhu kifayah). Dalam sejarahnya, dikotomi ini dicoba
dipecahkan dengan enam model kajian yang sebenarnya membentur jalan buntu karena tidak
dibawa pada implikasi pada kesatuan basis ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Keenamnya akan mengalami jalan buntu jika ditarik pada kaidah koherensinya dilevel
konsekuensi logiknya.
Keenam model kajian tersebut adalah; pertama, similirasi: menyamakan begitu saja
konsep-konsep sains dengan konsep yang berasal dari agama meskipun belum tentu sama
seperti ruh dengan jiwa. Kedua, Pararelisasi: menganggap pararel konsep agama dengan
konsep sains karena kemiripan konotasinya tanpa menyamakan keduanya. Misalnya Isra’
Mi’raj dengan perjalanan ke ruang angkasa. Ketiga, komplementasi: agama dan sains saling
melengkapi tetapi tetap mempertahankan eksistensinya masing-masing seperti manfaat
Puasa. Keempat, komparasi: membandingkan konsep sains dengan konsep agama mengenai
gejala-gejala yang sama. Kelima, induktifikasi: asumsi-asumsi dasar terori ilmiah yang
didukung oleh temuan empirik dilanjutkan pemikirannya secara teoretis abstrak ke arah
pemikiran metafisika, kemudian dihubungkan dengan prinsip-prinsip agama. Keenam,
verifikasi: mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang menunjang dan membuktikan
kebenaran-kebenaran agama
2. Konteks Paradigma PTKI Riset Berbasis Pesantren
Pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren” sebenarnya bertitik tolak dari sejumlah
pertimbangan yang mendasar. Pertama, pesantren dan PTKI adalah dua pusat studi yang
sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan. Di satu pihak, pesantren merupakan lembaga
pendidikan tradisional yang memang rata-rata masih lemah dalam hal metodologi dan budaya
akademik. Transmisi keilmuan yang berlangsung selama ini rata-rata masih merupakan
pengulangan (qirā’ah mutakarrirah) yang hanya melahirkan penumpukan keilmuan yang
kemudian dianggap sebagai sesuatu yang final (taken for granted). Namun, di sisi yang lain,
sejarah tidak bisa berpaling dari kontribusi pesantren sebagai salah satu agen budaya dan
benteng moralitas yang berakar kuat di masyarakat. Sementara itu, di pihak lain, PTKI
merupakan lembaga pendidikan modern yang rata-rata unggul dalam hal rasionalitas,
kreatifitas berpikir, dan skil, namun seringkali lemah dalam hal kepekaan etik, moral, dan
sosial serta jejaring yang mengakar ke lapisan masyarakat. Meminjam ungkapan David M.
Malone (2010), PTKI—dan dunia pendidikan tinggi pada umumnya—seringkali menuai
kritik karena menjadi “menata gading” (ivory tower) yang terpisah dari hiruk-pikuk kehidupan
masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya, ketika saling menyadari kelemahan dan keterbatasan
masing-masing, pesantren dan PTKI sebenarnya bisa dipadukan secara integratif-
interkonektif, dalam arti bisa saling memperkuat, saling memperkaya, dan saling mengoreksi
satu sama lain, tanpa harus menghilangkan identitas, jati diri, dan ciri khas masing-masing.
Kedua, integrasi-interkoneksi antara pesantren dan PTKI tidak akan bisa berbicara
9
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
banyak tanpa menempatkan riset sebagai basis akademiknya. Alasannya adalah karena
semangat dan tradisi riset (the spirit of scientific inquiry) merupakan kata kunci terpenting bagi
suatu bangsa untuk bisa membangun kejayaan peradabannya. Semangat dan tradisi riset
ilmiah itulah yang pernah dimiliki oleh para ilmuwan Muslim era keemasan Islam (masa
Dinasti Abbasiyah di Timur dan Dinasti Umawiyyah II di Barat). Nama-nama tenar seperti
al-Kindī (801-873), al-Farābī (870-950), Ibn al-Haytsam (965-1039), al-Bīrūnī (973-1048), Ibn
Sīnā (980-1037), dan Ibn Rusyd (1126-1198) adalah sebagian kecil dari para ilmuwan Muslim
yang telah menorehkan tinta emas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu.
Topik riset mereka memanjang-melebar mulai dari kajian keislaman, sejarah, filsafat,
ekonomi, hingga astronomi, fisika, biologi, kimia, dan kedokteran, serta menjadi inspirasi luar
biasa kemajuan peradaban Barat sejak abad ke-14 hingga saat ini. Itulah sebabnya,
penempatan riset sebagai basis akademik bagi pemaduan pesantren dan PTKI secara
integratif-interkonektif pada dasarnya merupakan sebuah langkah strategis untuk—
meminjam ungkapan Ziauddin Sardar (2007)—“menemukan kembali” (rediscover) spirit riset
ilmiah yang telah begitu lama menghilang serta membangun kembali budaya berpikir kritis
dan terbuka terhadap warisan intelektual masa lalu. Hanya itulah jalan satu-satunya, tegas
Sardar, jika umat Islam berkeinginan kuat untuk mengembalikan kejayaan seperti pada masa
keemasan dulu.
Ketiga, dengan pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren”, maka diharapkan
pesantren dan PTKI mampu berpartisipasi aktif dalam trend global pendidikan tinggi dewasa
ini, yaitu trend “perguruan tinggi riset” (research universities). Trend inovatif tersebut bermula
dari Amerika Serikat sejak pertengahan abad ke-20—terinspirasi oleh budaya riset
universitas-universitas di Jerman abad ke-19. Di Amerika Serikat saat ini terdapat lusinan
universitas riset terkemuka, beberapa di antaranya bahkan menjadi universitas kelas dunia
(world-class universities). Hasil-hasil riset mereka juga terbukti berkontribusi besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi negara itu, baik pada tingkat
regional maupun nasional. Itulah sebabnya, universitas-universitas riset Amerika Serikat tidak
hanya dianggap terbaik di dunia, melainkan juga dianggap sebagai percontohan (models) yang
dicoba untuk ditiru oleh sejumlah universitas ternama di kawasan Eropa dan Asia Pasifik—
termasuk Indonesia.
Namun, trend tersebut, baik dalam konteks nasional maupun global, hingga saat ini
sebenarnya masih dalam proses pencarian makna (in search of meaning), dalam arti masih
mencari jawaban untuk apa sebenarnya riset dilakukan. Dalam konteks nasional, riset
seringkali masih berorientasi pemenuhan kebutuhan akademik, baik yang bersifat personal
maupun institusional. Akibatnya, riset cenderung bersifat elitis, sehingga manfaatnya kurang
dirasakan oleh masyarakat secara luas. Sementara itu, dalam konteks global, riset biasanya
dilakukan dalam rangka menjawab kebutuhan pasar atau pencarian pasar baru—oleh J.C.E.
Gutiérrez (2008) disebut dengan “kapitalisme kelembagaan” (institutional capitalism) yang
ditandai dengan menguatnya mekanisme pasar dan kepentingan ekonomi global dalam
10
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
kebijakan akademik sejumlah besar universitas di negara-negara maju seperti Amerika Serikat
dan Kanada. Itulah sebabnya, “PTKI riset berbasis pesantren” bisa mengambil peran aktif
dalam proses pencarian makna tadi, yakni sebagai paradigma alternatif dalam memaknai riset
dari perspektif dan sistem nilai yang berbeda.
Keempat, dengan pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren”, maka pesantren dan
PTKI diharapkan mampu menghasilkan komunitas akademik yang memiliki integritas moral
yang kuat, wawasan keilmuan yang luas, dan jaringan sosial yang mengakar di masyarakat,
serta memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan semua komunitas yang beranekaragam
dalam hal budaya, agama, etnis, ras, dan sebagainya. Terlebih-lebih, era globalisasi telah
membuat dunia saat ini menjadi—meminjam ungkapan Marshal McLuhan (1962)—
“kampung global” (global village), yaitu sebuah dunia dengan tatanan baru yang dengan
kemajuan teknologi informasi saat ini telah menyempit begitu rupa selayaknya sebuah
“kampung besar” (big village) atau “dunia tanpa batas” (borderless world). Hanya komunitas
akademik yang memiliki ragam karakter di atas yang mampu menyelesaikan berbagai
persoalan kehidupan masyarakat yang begitu kompleks, berlapis-lapis, dan multidimensional
dewasa ini.
Pesantren PTAI
PTAI Riset Berbasis
Pesantren
The spirit of
scientific inquiry
Tantangan globalisasi
Trend “research universities”
Trend “instituional capitalism”
Problemkehidupan yang kompleks
dan multidimensional
Masa keemasan
Islam
Titik Tolak dan Konteks “PTKI Riset Berbasis Pesantren”
3. Opersionalisasi Paradigma PTKI Riset Berbasis Pesantren
Berpijak di atas rancang bangun filsafat ilmu keislaman di atas—meskipun tentu saja
masih sangat jauh dari memadai, maka ungkapan “PTKI riset berbasis pesantren”
sebenarnya bisa diposisikan sebagai visi PTKI yang hendak berintegrasi-interkoneksi dengan
pesantren. Unsur-unsur yang termuat di dalamnya sudah memenuhi definisi dari sebuah visi,
yaitu—seperti dikatakan oleh Ralph D. Stacey (1993)—“gambaran keadaan masa depan (a
picture of s future state) yang realistis, kredibel, atraktif, dan inspiratif serta mampu memotivasi
semua elemen sebuah organisasi untuk mencapainya”. Penegasan visi “PTKI riset berbasis
pesantren” merupakan langkah operasional paling awal dan strategis untuk membangun apa
yang oleh Jenkins dan Healey (2005) disebut dengan “kesadaran institusional” (institutional
awareness) tentang sentralitas posisi riset sebagai basis akademik, sehingga seluruh sivitas
11
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
PTKI yang bersangkutan bisa termotivasi untuk terlibat dalam perencanaan strategis yang
diperlukan. Namun, seperti disinggung oleh George R. Knight (1992), rancang bangun
filsafat keilmuan memang bukan satu-satunya faktor penentu (the sole determinant) dalam
merumuskan sebuah visi. Masih ada faktor penentu lain yang tidak bisa dikesampingkan,
seperti dinamika politik, modal sosial, kondisi ekonomi, dan harapan stakeholders.
Perumusan visi “PTKI riset berbasis pesantren” memang membawa implikasi
perubahan yang cukup mendasar dalam sistem akademik PTKI. Dalam hal ini, tulisan ini
akan mengilustrasikan tiga hal saja yang dianggap paling penting, karena menjadi elemen
terpenting dari tujuan (goals) “PTKI riset berbasis pesantren” berikut strategi pencapaiannya
(actions). Pertama adalah rekonseptualisasi Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, tiga
matra Tridharma Perguruan Tinggi (pengajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat)
sudah tidak berposisi sejajar lagi, seperti yang biasa dijumpai pada konsepsi konvensional
selama ini. Dengan visi “PTKI riset berbasis pesantren”, maka riset berposisi sebagai jantung
dan pijakan dua matra lainnya dalam suatu pola relasi yang sinergis-mutualistik. Artinya,
matra pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat harus berbasis riset (research-based
education and community service). Sebagai bentuk umpan-balik (element of reciprocity), pengajaran
dan pengabdian kepada masyarakat juga harus memanfaatkan hasil riset untuk memperkaya
muatan dan standar kualitasnya. Selain itu, agar bisa mengena dan menjawab kebutuhan
sosial dan akademik, maka tema-tema riset seyogyanya beranjak dari permasalahan dalam
pengajaran dan pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat.
Pengajaran
berbasis
riset
Riset
Pengabdian
berbasis
riset
Konsep Baru Tridharma Perguruan Tinggi
Semua itu berbeda sekali dengan konsep lama, di mana ketiga matra berdiri sejajar
serta cenderung terpisah satu sama lain (separated entities). Masing-masing matra biasanya
dikelola oleh unit yang berbeda (pengajaran oleh prodi, riset oleh lemlit, dan pengabdian
kepada masyarakat oleh LPM) dengan logika berpikir, orientasi, dan pola kerjanya sendiri-
sendiri.
Ketiga adalah tujuan (goals) “PTKI riset berbasis pesantren”, terutama yang berkaitan
dengan profil lulusan (tulisan ini tidak menyentuh standar kompetensi lulusan karena
sebaiknya dirumuskan dalam naskah akademik yang lebih mendetail). Bertitik tolak dari visi
dan konsep baru Tridharma Perguruan Tinggi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa “PTKI
riset berbasis pesantren” bertujuan untuk menghasilkan “sarjana santri” sebagai sosok
intelektual hasil perpaduan integratif-interkonektif antara pesantren dan PTKI. “Sarjana
12
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
santri” yang dimaksud di sini adalah “sosok intelektual yang memiliki integritas moral,
kepekaan sosial, dan kapasitas intelektual sebagai kekuatan untuk secara kritis melakukan
pengembangan akademik dan transformasi sosial”. Dengan karakterisasi seperti ini, “sarjana
santri” bisa diposisikan sebagai “intelektual publik” (public intellectual), yaitu—seperti
dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2005)—sosok intelektual yang selalu bergerak keluar dari
kungkungan minat intelektual yang sempit, memberikan perhatian dan kepedulian yang besar
kepada masalah-masalah publik, dan menjadi pembawa suara moral dan etis bagi publik.
Kebalikan dari intelektual publik adalah “intelektual privat” (privat intellectual) yang cenderung
sibuk dan puas dengan dunia intelektualnya sendiri. Intelektual publik juga dikarakterisasi
oleh Amin Abdullah (2006)—meskipun tidak secara eksplisit menyebut term tersebut—
sebagai sosok intelektual yang dalam kapasitas dan profesi apapun tidak terkurung dalam
“sangkar profesi yang terpisah dari masyarakat” (isolated profession), melainkan juga dituntut
untuk sekaligus berfungsi sebagai penggagas dan pelopor sociak empowerment dan agent of change
dengan muatan etik yang memihak kalangan mustadh‘afīn dan lingkungan yang sehat. Dalam
konteks ini, intelektual publik sebagai kebalikan intelektual privat bisa disejajarkan—meski
tidak bisa sepenuhnya disamakan—dengan intelektual organik vis a vis intelektual tradisional
gagasan Antonio Gramsci (1971) atau juga intelektual amatir (amateurism) vis a vis intelektual
profesional (professionalism) tawaran Edward W. Said (1993).
Sarjana santri
Paradigma
Asumsi ontologis
Asumsi epistemologis
Asumsi aksiologis
Visi:
PTAI Riset Berbasis
Pesantren
Intelektual publik
Intelektual organik
Intelektual amatir
Intelektual privat
Intelektual tradisional
Intelektual profesional
X
X
X
X
Konsep baru
Tridharma PT
Profil Lulusan “PTKI Riset Berbasis Pesantren”
Ketiga adalah prinsip-prinsip dasar dalam rumusan kurikulum. Visi “PTKI riset
berbasis pesantren”, perubahan konsep Tridharma Perguruan Tinggi, dan profil lulusan di
atas menuntut adanya penyesuaian desain kurikulum. Saat ini, PTKI yang dikelola oleh
pesantren rata-rata mengacu kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan oleh kopertais
masing-masing. Melihat struktur kurikulum, sebaran mata kuliah, dan silabusnya, pedoman
kurikulum terbitan kopertais tidak relevan sebagai acuan desain kurikulum “PTKI riset
berbasis pesantren”. Alasannya adalah bahwa pedoman kurikulum terbitan kopertais tersebut
memang tidak dirancang untuk pencanangan PTKI riset, terlebih-lebih yang terintegrasi-
interkoneksi dengan pesantren. Hal ini masih belum ditambah dengan kenyataan belum
13
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
jelasnya filsafat ilmu keilmuan yang mendasarinya, sehingga muatan kurikulum dan
silabusnya di dalamnya masih belum bebas dari paradigma keilmuan dikotomis-atomistik.
Itulah sebabnya, “PTKI riset berbasis pesantren” harus menyusun kurikulum sendiri yang
mampu mendukung paradigma keilmuan dan visi-misinya. Hal ini jelas sangat
memungkinkan, mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan telah memberi kebebasan penuh kepada perguruan tinggi untuk
mengembangkan sendiri kurikulumnya, mulai dari kerangka dasar, struktur kurikulum,
sebaran mata kuliah, silabusnya, hingga desain pembelajarannya.
Penting untuk dicatat bahwa rumusan kurikulum “PTKI riset berbasis pesantren”
harus berorientasi kepada “pembudayaan riset sedini mungkin”. Sekedar ilustrasi, universitas-
universitas riset di Amerika Serikat bertumpu kepada prinsip “tahun pertama berbasis riset”
(inquiry-based freshman year). Dengan prinsip ini, mahasiswa pada tahun pertama telah
diperkenalkan dengan horison baru, cara berpikir kritis, dan metodologi riset yang memberi
mereka “sensasi petualangan belajar” (a sense of the adventure of learning). Hal ini tentu saja
berbeda dengan universitas konvensional yang mengisi tahun pertama belajar dengan
program pengulangan (remediation programs), di mana materi yang diajarkan sebenarnya sudah
pernah dipelajari oleh mahasiswa pada jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya. Selanjutnya,
pengalaman belajar tahun pertama yang berbasis riset tersebut kemudian diperkuat pada
tahun-tahun belajar berikutnya, dengan ragam kegiatan akademik yang banyak bertumpu
kepada model pembelajaran berbasis riset (inquiry-based learning), pembelajaran kolaboratif
(collaborative learning), pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach), dan pengalaman
menulis dan berbicara (writing and speaking expectations). Pada akhirnya, seluruh proses belajar
ditutup dengan tugas akhir (capstone experience) kulminasi seluruh pengalaman belajar berbasis
riset yang telah dirasakan sejak tahun pertama.
Dengan prinsip “pembudayaan riset sedini mungkin”, maka “PTKI riset berbasis
pesantren” perlu merumuskan struktur kurikulum yang secara garis besar bisa digambarkan
sebagai berikut. Pada semester I, mahasiswa menerima sejumlah mata kuliah yang bisa
disebut sebagai “Rumpun Mata Kuliah Perspektif” yang memuat semacam pengantar
paradigmatik serta memberikan cakrawala baru dan pencerahan pemikiran bagi mahasiswa
agar bisa mengenal dan merefleksikan secara kritis realitas kehidupan di mana mereka berada.
Mata kuliah yang termasuk rumpun ini, di antaranya, adalah mata kuliah Agama dan Sains,
Studi Pesantren (pesantren studies), Studi Aswaja, Studi Maqāshid al-Syarī‘ah, Studi HAM, Studi
Demokrasi, Studi Gender, Pancasila dan Kewarganegaraan, dan sebagainya. Pada semester
II, mahasiswa menerima mata kuliah “Rumpun Metodologi dan Alat Analisis”, semisal
Metodologi Penelitian Kualitatif, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Metodologi PAR,
Analisis Sosial, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar mahasiswa bisa sejak dini bisa meneliti
dan menganalisis secara kritis realitas sosial, realitas sejarah, realitas budaya, dan khazanah
ilmu-ilmu keislaman dan kepesantrenan. Setelah memiliki cakrawala berpikir dan
kemampuan analisis, maka mahasiswa pada semester III menerima mata kuliah “Rumpun
14
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Pengantar Studi Keislaman”, seperti Studi Alqur’an, Studi Hadits, Studi Ilmu Kalam, Studi
Tasawuf, Studi Fikih, Studi Ushul Fikih, Kajian Kitab Kuning, dan sebagainya. Kemudian,
mulai dari semester IV hingga VII/VII, mahasiswa menerima mata kuliah keahlian yang
sesuai dengan program studi atau konsentrasi akademiknya.
• Agama& Sains
• StudiPesantren
• StudiAswaja
• MaqashidSyari’ah
• StudiHAM
• StudiDemokrasi
• StudoGender
• PKn
• Dsb.
• MetpenKualitatif
• MetpenKuantitatif
• Met. PAR
• AnalisisSosial
• Dsb.
• StudiAlqur’an
• StudiHadits
• StudiKalam
• StudiTasawuf
• StudiFikih
• StudiUshul Fikih
• KajianKitabKuning
• Dsb.
Ragam mata kuliah
yangterkaitdengan
dasar-dasarteoretik
danpraktiknya
(praktikum,praktik),
hinggaKKN, PPL,dan
skripsi.
Rumpun Perspektif
& Paradigma
Rumpun Metodologi
&Alat Analisis
Rumpun Pengantar
StudiIslam
Rumpun Keahlian
Prodi
Smt I Smt II Smt III Smt IV – VII/VIII
Ilustrasi Kurikulum “PTKI Riset Berbasis Pesantren”
Ilustrasi operasional (visi, konsep baru Tridharma Perguruan Tinggi, profil
lulusan, dan desain kurikulum) di atas hanyalah sebagian kecil saja dari seluruh rencana
strategis (actions) yang harus dirumuskan untuk merealisasikan “PTKI riset berbasis
pesantren. Masih jauh lebih banyak lagi elemen-elemen lain yang harus dirumuskan dalam
bentuk naskah akademik yang lebih mendetail. Sebut saja, misalnya, kerangka kelembagaan,
kerangka regulasi, infrastruktur riset, sistem keuangan, sumber daya manusia (SDM), standar
mutu, jaringan kerjasama (terutama dengan lembaga funding dan perguruan tinggi lain yang
sudah menjadi research university), dan sebagainya. dalam konteks universitas-universitas riset di
Amerika Serikat, seluruh piranti pendukung tadi disebut dengan “lingkungan riset yang
diperlukan” (requisite research environment) dalam sebuah institusi yang bernama research university.
F. Dasar Pemikiran
Sebagai Institut Agama Islam, IAI Al-Qolam semestinya hanya mengembangkan satu
bidang keilmuan. Tetapi menyadari otonomi akademik yang dimilikinya, dan memperhatikan
pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat Akan tenaga dengan berbagai latar belakang
keilmuan, IAI Al-Qolam berencana membuka beberapa jurusan dan program studi baru. Hal
itu dimaksudkan untuk menyiapkan lembaga ini yang pada saatnya akan menjadi Universitas
Islam Al-Qolam (Universitas Al-Qolam) sebagaimana tergambar pada Rencana Strategis IAI
Al-Qolam tahun 2007, sebab dengan menjadi Universitas, berbagai disiplin ilmu secara riil
dapat dikembangkan. Oleh karena itu, status sebagai Institut Agama Islam bagi IAI Al-
Qolam dipandang sebagai langkah awal sambil mempersiapkan berbagai persyaratan menjadi
15
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Universitas Al-Qolam.
IAI Al-Qolam yang direncanakan menjadi Universitas Al-Qolam diharapkan mampu
menjadi perguruan tinggi unggulan yang khas. Dikatakan demikian karena ia dapat
sepenuhnya melakukan peran-peran perguruan tinggi, yaitu sebagai pusat pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat secara nyata. Peran-peran itu dapat
dilakukan secara penuh, jika tersedia tenaga ahli yang berkompetisi tinggi dan ditopang oleh
daya dukung pendidikan sesuai dengan tuntutan yang ada berupa sarana dan prasarana
pendidikan, baik perangkat keras seperti Musholla, Perpustakaan, dan Gedung perkuliahan
maupun perangkat lunak yang berupa manajemen dan kepemimpinan yang handal.
Pada saat ini, IAI Al-Qolam mengembangkan 3 Fakultas yaitu, Fakultas Tarbiyah
dengan 4 Program Studi yaitu
Fakultas Tarbiyah dengan 4 Program Studi
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Islam Anak Usia Dini
3. Tadris Bahasa Indonesia
4. Tadris Bahasa Inggris,
Fakultas Syari’ah dengan 2 Program Studi
1. Ahwal Al-SYakhysiyyah (AS),
2. Hukum Ekonomi Syari’ah (HES),
Fakultas Dakwah dengan 1 Program Studi
1. Komunikasi Penyiaran Islam (KPI),
Program Pascasarjana
1. Magister Pendidikan Agama Islam
Dengan perkembangan jumlah Mahasiswa dari dua Prodi ini, terutama pada Prodi
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang pada tahun ini semester IV dan II masing-masing sudah
mencapai 5 Rombongan Belajar (Rombel).
Sementara sarana Gedung yang ada di lingkungan IAI Al-Qolam sangat jauh dari
cukup secara kuantitas dan kualitas. Jumlah ruang kelas yang tersedia saat ini hanya Lima
ruang, yaitu ruang A.8, B.2, B.3, B.4 dan B.5. Dari Lima ruang kelas tersebut hanya satu
ruang yang dapat dinilai representatif sebagai ruang kuliah, yaitu ruang A.8 yang ada di
gedung A. sementara empat ruang yang lain (ruang B.2, B.3, 3.4 dan B.5) yang ada di Gedung
B masih jauh dari representatif sebagai ruang kuliah.
16
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
BAB II
PROFIL INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM
A. Sejarah Singkat IAI Al-Qolam
Institut Agama Islam IAI Al-Qolam, pada awalnya, adalah Fakultas Syariah
Universitas Islam Malang (UNISMA) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Gondanglegi
berjarak +20 km ke arah Selatan dari Kota Malang. Lembaga ini didirikan pada tahun
1985 melalui kesepakatan kerjasama antara UNISMA dengan beberapa ulama/tokoh
masyarakat di kawasan Kecamatan Gondanglegi dan sekitarnya.
Pada tahap awal, pelaksanaan perkuliahan dilakukan di gedung SMA Agus Salim
Gondanglegi. Baru setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada tahun 1988
dibangun gedung permanen Fakultas Syariah UNISMA Malang di atas tanah wakaf yang
terletak di Desa Putat Lor Kecamatan Gondanglegi berjarak +3 km ke arah utara dari
lokasi semula. Ijin operasional baru diperoleh pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan
Menteri Agama. RI Nomor: 23 Tahun 1991 Tanggal 14 Februari 1991. Jurusan yang
terdaftar adalah Jurusan Peradilan Agama (qadla'). Namun, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama RI Nomor: 268 Tahun 1996 Tanggal 19 Juni 1996, jurusan tersebut
diubah menjadi Jurusan Ahwal al-Syakshiyah.
Setahun berikutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor:
E/35/1996 Tanggal 10 Maret 1997, ijin penyelenggaraan pendidikan Jurusan Ahwal al-
Syakshiyah UNISMA Malang diserahkan kepada Yayasan Al-Qolam sebagai dampak dari
diterbitkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama RI Nomor: E/PP.009/J/1121/1997 tanggal 27 Juni 1997 tentang
Bentuk PTKIS di bawah Universitas, maka melalui forum Rapat Bersama Pimpinan
UNISMA Malang dan para tokoh masyarakat Gondanglegi pada tanggal 13 Juli 1997,
disepakati untuk mengubah Fakultas Syariah UNISMA Malang menjadi sebuah lembaga
pendidikan yang berdiri sendiri dengan nama Instiut Agama Islam IAI Al-Qolam.
Program studi yang dipilih masih tetap meneruskan program sebelumnya, yaitu Prodi
Ahwal al-Syakshiyah. Sudah diwacanakan untuk menambah Prodi baru, namun karena
kondisi dan kemampuan kalangan IAI Al-Qolam belum mendukung, maka wacana
tersebut tidak segera diupayakan.
Impian penambahan program studi tersebut baru bisa direalisasikan pada tahun
2002. Pengurus Yayasan dan Senat IAI Al-Qolam menyepakati untuk mendirikan
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI). Dipilihnya Prodi PAI waktu itu
ditujukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan
agama Islam, perbaikan kondisi sosial dari gejala dekadensi moral dan tersedianya para
pendidik dan tenaga kependidikan Muslim yang profesional.
Guna memperlancar usaha tersebut, dibentuklah Panitia Pengurusan Pengajuan
Penambahan Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) untuk menangani
17
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
proyek penambahan Prodi sebagaimana dikehendaki. Melalui perjuangan yang panjang,
berliku dan melelahkan, pada akhirnya SK pendirian Program Studi Tarbiyah (Pendidikan
Agama Islam) dikeluarkan oleh Departemen Agama RI pada tanggal 27 Oktober tahun
2011 dengan Nomor : Dj.I/1470/2011. Di usianya yang ke-11 sejak berdiri secara
mandiri, IAI Al-Qolam, utamanya Prodi PAI, mendapatkan momentum yang sangat
bagus untuk melakukan pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas
pendidikan. Pada hari Jum'at tanggal 15 Juni 2007, ditandatangani nota Kesepakatan
(MoU) Kerjasama Pengelolaan Pendidikan antara Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
sebagai lembaga pembina dan IAI Al-Qolam sebagai lembaga binaan. Dengan adanya
kerjasama pembinaan kelembagaan atas prakarsa Prof. Dr. Mujia Raharjo, M.Si selaku
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan Drs. Nur Qomari, M.Si selaku Rektor
Instiut Agama Islam Al-Qolam tersebut, banyak hal yang bisa dan harus dilakukan oleh
IAI Alqolam untuk mengembangkan diri.
G. Visi Misi dan Tujuan IAI Al-Qolam
1. VISI
Menjadi Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren Terbaik se Jawa Timur pada
Tahun 2020.
6. “Riset”; maksudnya adalah:
c. Riset sebagai basis akademik bagi dua pilar lainnya dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yakni (1) pendidikan dan pembelajaran, dan (2) pengabdian kepada masyarakat;
d. Riset sebagai model kajian keilmuan dan sosial yang (1) bertumpu kepada paradigma
integrasi-interkoneksi keilmuan, dalam arti menolak dikotomisasi ilmu agama dan ilmu
non-agama, menolak universalisasi ilmu, menganut pluralisme epistemologi dan
metodologi, serta mengutamakan pendekatan interdisipliner, (2) berorientasi kepada
tiga prinsip ilmu sosial profetik, yaitu humanisasi atau emansipasi (al-amr bi al-ma‘ruf),
liberasi (al-nahy ‘an al-munkar), dan transendensi (al-iman bi Allah), dan (3) bertujuan
untuk mencapai tujuan-tujuan universal (maqashid syari‘ah) serta membumikan nilai-nilai
luhur pesantren dan aswaja, baik dalam kehidupan akademik dan kelembagaan maupun
dalam kehidupan masyarakat secara umum.
7. “Berbasis Pesantren”; maksudnya adalah:
d. Mengintegrasikan seluruh aspek sistem pendidikan dan pengelolaan kelembagaan di
lingkungan Institut Agama Islam IAI Al-Qolam dengan nilai-nilai luhur pesantren dan
aswaja, yakni dalam cara berpikir, cara bersikap, dan cara berperilaku, baik secara
internal (individu dan komunitas sendiri, atau the self) maupun secara eksternal (orang
dan komunitas lain, atau the others, yang berbeda dan beragam).
e. Memaknai pesantren bukan sebagai lembaga pendidikan agama saja, melainkan lebih
sebagai sebuah “great tradition”, yakni tradisi agung yang mencerminkan keislaman dan
18
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
sekaligus keaslian Nusantara (indigenous) yang turut membentuk nilai-nilai luhur
masyarakat Indonesia sejak masa Islamisasi paling awal hingga saat ini.
f. Mengaktualisasikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja yang telah diintegrasikan
dengan budaya akademik PTAI sebagai paradigma pendidikan Islam alternatif bagi
pengembangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya
PTAI dan bahkan pesantren sendiri.
8. “Terbaik”; maksudnya adalah:
e. Memiliki sistem pengelolaan kelembagaan, sistem pendidikan, sumber daya manusia,
dan sarana-prasarana yang mendukung visi yang ditetapkan, yakni menjadi Prodi PAI
Riset Berbasis Pesantren pada tahun 2020, serta sesuai dengan standarisasi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
f. Mengacu kepada kebutuhan aktual masyarakat, utamanya pihak pengguna lulusan.
g. Mengikuti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
h. Menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga pendidikan sekitar, terutama pada jenjang
yang sama.
9. “Jawa Timur”; maksudnya adalah batasan teritorial yang bersifat regional di mana Prodi
PAI menjadi yang terbaik serta menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga lain pada
jenjang yang sama.
10. “Tahun 2020”; maksudnya adalah tahun di mana Prodi IAI Al-Qolam ditargetkan untuk
menjadi serta berkembang sebagai Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren.
2. MISI
1. Mengembangkan sistem pendidikan yang dirancang untuk menghasilkan sarjana
pendidikan Islam santri yang berkepribadian luhur, profesional dan tanggap terhadap
perkembangan teknologi pendidikan, sebagai tenaga pendidik agama Islam dan
pengelola satuan pendidikan keagamaan Islam.
2. Mencetak sarjana pendidikan Islam santri yang memiliki kecakapan dalam
membentuk, merencanakan, mengelola dan melaksanakan program pendidikan,
melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi program, dan mengembangkan inovasi
program satuan pendidikan keagamaan Islam.
3. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dirancang
untuk menghasilkan sarjana pendidikan Islam santri yang kreatif dan produktif dalam
mengembangkan teori-teori pendidikan Islam serta selalu siap mengabdi kepada
masyarakat dalam memecahkan permasalahan pendidikan Islam yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat
19
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
3. TUJUAN
1. Terwujudnya sistem pendidikan yang berorientasi pada persaudaraan seagama
(ukhuwwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah) dan
persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah basyariyyah).
2. Terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang memiliki kekokohan akidah,
kedalaman spiritual, keluhuran budi pekerti dan kematangan wawasan kebangsaan,
sesuai dengan haluan Ahl al-Sunnah wa al-Jam?'ah.
3. Terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang cakap dan profesional dalam
melaksanakan pendidikan agama Islam mengelola program satuan pendidikan
keagamaan Islam.
H.Data Mahasiswa.
Profil Mahasiswa bersifat heterogen, Mahasiswa IAI Al-Qolam berasal dari sebagian
besar wilayah Jawa Timur dan yang sebagian kecil dari wilayah provinsi lain. Profit
mahasiswa diarahkan, dibimbing dan dikembangkan untuk menjadi sarjana santri yang
melebihi kelebihan akidah, kedalaman spiritual, keluhuran budi pekerti dan kematangan
wawasan kebangsaan, berdasarkan man haj Ahlussunah wal-jama'ah. Perkembangan
mahasiswa sembilan tahun terakhir sebagaimana dalam tabel di bawah ini:
Tabel C.I Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Institut Agama Islam tahun 20171 *1
No Program Studi Jml
Status Mahasiswa
Aktif Cuti Non Aktif
1 S1 Hukum Ekonomi Syari'ah (Muamalah) 97 97 0 0
2 S1 Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) 258 257 1 0
3 S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam 8 8 0 0
4 S1 Pendidikan Agama Islam 939 919 0 20
5 S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini 165 165 0 0
6 S1 Tadris Bahasa Indonesia 115 115 0 0
7 S1 Tadris Bahasa inggris 93 91 0 3
8 S1 Tadris Matematika 82 82 0 0
9 S2 Pendidikan Agama Islam 195 195 0 0
JUMLAH
I. Dosen dan Tenaga Pendukung
1. Dosen
Dosen yang dimiliki IAI Al-Qolam terdiri dari orang yang sudah linier dibidangnya,
dan Pengasuh Pondok Pesantren, dengan rincian dan data sebagai berikut:
1
http://localhost:8082/laporan/lapipsmhsparam
20
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Tabel D.1 Daftar dosen tetap IAI Al-Qolam
NO NAMA NIY NIDN GOL
1 Drs. H. Syamsul A`dlom, M.A. 1997.01.004 2106015801 III c
2 Dra. Roihanah, M.A. 1997.01.013 2101026501 III b
3 Ir. Hj. Badriyah MS., M.P. 1997.01.017 - III a
4 Drs. Nur Qomari, M.Si. 1999.01.020 2112046701 III b
5 Dr. H. Muhammad Adib, M.Ag. 1999.01.024 2109027501 III c
6 H. Muhammad Hasbulloh Huda, M.Ag. 1999.01.025 2123047701 III c
7 Mudhofar, S.Ag., S.Pd., M.A. 1999.01.026 2105106301 III b
8 Dr. H. Abdurrahman, S.HI., M.Pd. 2003.01.029 2105057901 III a
9 H. Muhammad Madarik, S.S., M.A. 2003.01.032 2108127202 III b
10 Hairul Puadi, M.A. 2003.01.035 2128087401 III b
11 Dr. Muhammad Husni, M.PdI. 2003.01.039 2118037301 III b
12 Amatul Jadidah, S.Ag., M.Si. 2004.01.046 2131017601 III b
13 Siti A`isyah, S.Ag., M.A. 2005.01.047 2130127701 III b
14 Rudy Catur Rohman Kusmayadi, S.H, M.H 2006.01.051 2125047002 III b
15 H. Bahrul Ulum, S.HI., M.A. 2006.01.052 2114068202 III c
16 Muhammad Hasyim, S.HI, M.PdI 2006.01.053 2111058203 III a
17 Ahmad Fauzi, S.HI., M.A. 2006.01.054 2110038003 III b
18
Ahmad Atho' Lukman Hakim, S.Ag.,
M.Sc.
2006.01.056 -
III b
19 Fitrotul Hikmah, S.S, M.A 2010.01.057 2106057901 III b
20 Ririn Noviyanti, S.HI, M.Si 2010.01.068 2108118702 III a
21
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
NO NAMA NIY NIDN GOL
21 Mufarrohah, S.Hum, M.Si 2010.01.082 2121098301 III a
22 Ismi Nur Aisyah, S.E, M.M 2010.01.083 2118128802 III a
23 Muhammad Hilal, S.Fil.I, M.Phil. 2010.01.084 2119058501 III a
24 Puji Lestari, S.HI, M.PdI 2010.01.086 - III a
25 Nurhayati, S.Pd, AUD, M.Si 2010.01.090 2110118102 III a
26 Abdurrohim, M.Pd.I. 2015.01.091 2110078503 III a
27 Ahmad Bukhori, S, Kom, M.M 2015.01.092 2127028502 III a
28 Ahmad Muhtar Syarofi, S.HI, S.E, M.H 2015.01.093 2123018801 III a
29 Dr. Akh Fahrur Rozi, S.Ag, M.PdI 2015.01.094 2130117101 III a
30 Budik Kusworo, M.Pd 2015.01.095 2112088402 III a
31 Bunyani, S.Hum, M.Pd 2015.01.096 2112088004 III a
32 Evi Nurhalimah, M.PdI 2015.01.097 2103078901 III a
33 Fatkhul Wahab, S.Ag, S.Pd, M.A 2015.01.098 2101017202 III a
34 Hanif Maulaniam Sholah, M.Pd 2015.01.099 2109049101 III a
35 Muhammad Masykur Baiquni, M.Pd 2015.01.100 2109098002 III a
36 Norma Ita Sholichah, S.T, M.Pd 2015.01.101 2121017602 III a
37 Ummu Sa'adah, S.Th.I, M.Si 2015.01.102 2102087901 III a
38 Usrin Malikha, M.Pd 2015.01.103 2106089101 III a
39 Yazidul Busthomi, M.PdI 2015.01.104 2117048801 III a
40 Yusron Yusuf, M.Pd 2015.01.106 2103087902 III a
41 Ratih Permata Sari, M.Pd 2015.01.107 2105038801 III a
22
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
NO NAMA NIY NIDN GOL
42 Kholik, M.Pd 2015.01.108 2113047901 III a
43 Joko Wibowo, M.Pd 2015.01.110 2125128101 III a
44 Afifatu Rohmawati, M.Pd 2015.01.111 2110098701 III a
45 Hosniyeh, M.Pd 2015.01.112 2119058702 III a
46 S Syekh Assegaf, S.S. M.Pd 2015.01.113 - III a
47 Muhammad Nasihuddin, S.Pd 2015.01.114 - III a
48 Abdurahman, S.HI, M.Pd.I 2015.01.115 8865660018 III a
49 Pramesti Retno Suryaningtyas, M.Pd 2015.01.117 2107078703 III a
50 Achmad Beadie Busyroel Basyar, M.Pd.I 2015.01.118 2103078704 III a
51 Zainuddin Fanani, S.E.I, M.Pd.I 2015.01.119 2106018201 III a
52 Badrul Arifin, M.PdI 2015.01.120 2116018901 III a
53 Moh. Ahsan Shohifur Rizal, M.Pd 2015.01.121 2102059106 III a
54 Nikmahtul Khoir Tri Yulia, M.Pd 2015.01.122 2108089302 III a
55 Qoriatul Mahfudloh, S.S, M.A 2015.01.123 2122098802 III a
56 Luqman Hakim, M.Pd 2015.01.124 2107057902 III a
57 Nurhayati, S.Pd, M.M 2015.01.125 2110028601 III a
58 Armanda Prastiyan Pratama, M.Pd 2015.01.126 2114059305 III a
59 Muyassaroh, S.S, M.Pd 2015.01.127 2110119303 III a
60 Muhammad Odik Afifin, S.Pd, M.Pd 2015.01.128 2123077902 III a
61 Moh. Amiruddin, S.Pd, M.Si 2015.01.129 0707058801 III a
62 Zainuddin, M.Pd 2015090130 2120058703 III a
23
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
NO NAMA NIY NIDN GOL
63 Roisul Adib, S.Pd.I., M.E. 2018090131 2103078604 III a
64 Muhammad Saifi, S.HI, M.E. 2018090132 2125108904 III a
65 Anggita Oktaviana Putri, S.Si, M.Pd 2019020133 2101109104 III a
66 Wildan Hakim, S.Si, M.Pd 2019020134 2119129102 III a
67 Ucik Fitri Handayani, M.Pd 2019020135 2116029701 III a
68 Dr. Sita Acetylena, S.Pd, M.Pd 2020090136 0708038007 III a
69 Tika Septia, S.Si, M.Pd 2020080138 1018098602 III a
70 Abdulloh, M.Pd 2018090139 - III a
71 Annafi Awantagusnik, M.Pd 2021020140 - III a
72 Cindy Indra Amirul Fiqri, M.Pd 2021020141 - III a
73 Mulis, M.Pd 2021020142 - III a
74 Dr. KH. Fathul Bari, SS, M.Ag 2021080143 0703057803 III a
2. Tenaga Pendukung
Dosen yang dimiliki IAI Al-Qolam terdiri dari orang yang sudah linier dibidangnya,
dan Pengasuh Pondok Pesantren, dengan rincian dan data sebagai berikut:
Tabel D.1 Daftar tenaga pendukung IAI Al-Qolam
NO NAMA
TEMPAT TANGGAL
LAHIR
1 Puji Lestari S.H.I, M.Pd.I. Malang, 02 Juli 1982
2 Dewi Nurnuzulia, S.PdI. Malang, 28 Juli 1980
3 Saiful Arifin, S.Pd.I. Malang, 06 April 1988
4 Farida Faska, A.Md, S.E. Malang, 18 Maret 1983
5 Muhammad Hasyim, S.H.I, S.Pd.I. Malang, 11 Mei 1982
24
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
NO NAMA
TEMPAT TANGGAL
LAHIR
6 Zainuddin, S.Pd.I. Malang, 12 Juni 1987
7 Lilis Khusnul Khotimah, S.Pd.I. Malang, 12 Juli 1988
8 Cholifah, S.Pd.I. Malang, 12 Juli 1982
9 Jumaki Malang, 21 Mei 1960
10 Siti Hafsoh Malang, 31 Mei 1993
11 Siti Aisyah, S.Ag., M.A. Malang, 30 Desember 1977
12 Ahmad Fauzi, S.HI., S.PdI., M.A. Meranti, 10 April 1980
13 Husni Mubarok, S.Pd.I Malang, 16 Juni 1986
14 M. Zainul Muhktar, S.Pd.I. Malang, 12 September 1992
15 Abdulloh, S.Pd.I. Malang, 01 Februari 1993
16 Haddudah, S.Pd Malang, 02 April 1991
17 Pondi Zunaidi Malang, 16 April 1975
Data tenaga kependidikan Institut Agama Islam IAI Al-Qolam Gondanglegi
Malang sebagai berikut:
A. UNSUR LEMBAGA JAMINAN MUTU
NO NIY JABATAN NAMA
1 2010.01.092 Ketua LPM, H. M. Yusqi Qosim, S.H.
2 2006.01.051 Sekretaris LPM, Rudy Catur Rohman Kuemayadi, M.H
B. UNSUR ADMINISTRASI INSTITUT
NO NIY JABATAN NAMA
1 2006.01.053 Operator Muhammad Hasyim, S.HI., M.Pd.I.
2
2009.02.010 Ka. Admin Akademik dan
Ketenagaan
Zainuddin, S.Pd.I.
3 2010.01.091 Ka. Biro Keuangan Puji Lestari, S.HI., M.Pd.I.
4 2007.02.007 Staf Keuangan Dewi Nurnuzulia, A.Md.
5 2007.02.006 Staf Perpustakaan Farida Faska, S.E.
25
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
6 2007.02.005 BAK Zainul Mukhtar, S.PdI
7 2007.02.005 Staf Fakultas Zainal Arifin, S.Pd
C. UNSUR FAKULTAS
NO JABATAN NAMA
1 Dekan Fakultas Syari’ah Siti Aisyah, S.Ag., M.A
2
Dekan Fakultas Tarbiyah Muhammad Masykur Baiquni,
M.Pd.
3
Direktur PPS Dr. H. Abdurrahman, S.HI.,
M.Pd.
4 Wadir PPS Ir. Hj. Badriyah, M.S., M.P
5 Ketua Prodi AS H. Bahrul Ulum, M.A.
6 Ketua Prodi PAI Abdurrohim, M.Pd.I
7 Ketua Prodi PGRA Norma Ita Sholichah, S.T., M.Pd
8 Ketua Prodi HES Ahmad Fauzi, S.Ag., M.A.
9 Ketua Prodi KPI Ahmad Bukhori, M.Kom
10 Ketua Prodi MTK Anggita Oktiviana Putri
11 Ketua Prodi S2 PAI Dr. Muhammad Husni, M.Pd.I.
12 Staf Fak. & Prodi Saiful Arifin, S.Pd.I
13 Staf Fak. & Prodi Husni Mubarok, S.PdI
D. UNSUR LEMBAGA PENUNJANG
NO NIY JABATAN NAMA
1 2006.01.056 Ketua LP3M, dan Humas Ahmad Atho' Lukman Hakim, S.Ag., M.Sc.
2 2005.01.047 Sekretaris LP3M Abdurrohim, M.Pd.I
3 2010.01.089 Direktur PBA S. Syeh Assegaf, S.S.
4 2010.01.084 Ketua PKP Muhammad Hilal, M.Phil
5 2010.01.085 Sekretaris PKP Siti A`isyah, S.Ag., M.A.
3. Tenaga Administrasi, Teknisi dan Pendukung
26
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Tenaga administrasi sebagai pendukung pelaksana kegiatan akademik yang dimiliki
Program Studi Pendidikan Agama adalah:
a. Kabag administrasi akademik dan kemahasiswaan 1 orang.
b. Kabag administrasi umum dan keuangan 1 orang. Kepala perpustakaan 1
orang.
c. Tenaga pengelolaan lembaga penelitian, pengembangan dan pengebdian
kepada masyarakat 3 orang.
d. Tenaga pengelolaan pengembangan Bahasa dan Budaya 2 orang
e. Tenaga pengelolaan kajian zakat 2 orang
f. Tenaga pengelolaan laboratorium Micro Teaching 2 orang
g. Tenaga laboran/teknisi 1 orang.
h. Petugas kebersihan 1 orang.
J. Pendanaan
Pengelolaan keuangan dikerjakan secara terpusat oleh Pimpinan dalam hal ini Ketua
IAI Al-Qolam dan dibantu Pembantu Ketua II, dengan menganut asas akuntabilitas,
transparansi, dan auditabilitas. Dana yang masuk dari berbagai sumber diatur oleh Ketua
dengan persetujuan Senat IAI Al-Qolam, sebagaimana diatur dalam Pedoman Keuangan
IAI Al-Qolam tahun 2007. Sampai saat ini, sumber anggaran IAI Al-Qolam hanya masih
dari sumber internal yang diperoleh dari: (1) Sumber Pembinaan Pendidikan (SPP), (2)
Biaya seleksi, (3) Biaya Ujian dan (4) Usaha-usaha lainnya, sesuai ketentuan.
Pendanaan IAI Al-Qolam pada tahun 2018 dapat tergambar pada laporan keuangan
IAI Al-Qolam tahun anggaran 2018 berikut:
A K T I V A
No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%)
1 Dana Rutin Rp 269.155.000 98,49%
2 Lain-lain Rp 4.125.000 1,51%
JUMLAH Rp 273.280.000 100,00%
P A S I V A
No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%)
A Honorarium
1. Tunjangan Pimpinan Rp 30.600.000 11,85%
2. Tunjangan Dosen Rp 12.600.000 4,88%
3. HR Dosen Rp 81.600.000 31,61%
27
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
P A S I V A
No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%)
4. Transport Dosen Tamu Rp 2.700.000 1,05%
B Belanja Vakasi
1. Tunjangan Pembimbing Rp 1.700.000 0,66%
2. Seminar Proposal Rp 1.000.000 0,39%
3. Ujian Skripsi Rp 4.675.000 1,81%
4. UTS Rp 14.700.000 5,69%
5. UAS Rp 14.700.000 5,69%
6. UKM Rp 7.350.000 2,85%
7. PKLI Rp 11.250.000 4,36%
C Belanja Tupoksi
1. Operasional Rp 2.000.000 0,77%
2. Peralatan Kantor Rp 4.500.000 1,74%
3. Perawatan Rp 1.500.000 0,58%
D Subsidi Lembaga-lembaga
1. LP3M Rp 7.500.000 2,91%
2. Perpustakaan Rp 3.500.000 1,36%
3. BEM Rp 3.000.000 1,16%
E Pengembangan
1. Kegiatan Pengembangan Rp 23.285.000 9,02%
2. Pengembangan Fisik Rp 30.000.000 11,62%
JUMLAH Rp 258.160.000 100,00%
SALDO Rp 15.120.000 5,53%
K. Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Karya ilmiah (penelitian) yang dihasilkan oleh dosen tetap program studi selama tiga
tahun berikut:
Jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap selama tiga tahun terakhir.
28
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Berbagai Jenis Karya Ilmiah
Sesuai Bidang
Keilmuan PS
Tidak Sesuai Bidang
Keilmuan PS
2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Makalah disampaikan pada seminar
lokal /institusi (Prodi/Institut)
2 2 16 5 7 21
Diktat Kuliah yang Dipakai
Mahasiswa
9 11 15 12 11 15
Lain-Lain 7 11 12 10 12 11
Jumlah karya ilmiah di atas Nama program studi yang dihasilkan oleh dosen tetap dan
atau dosen tidak tetap selama tiga tahun terakhir.
Berbagai Jenis Karya Ilmiah
Sesuai Bidang
Keilmuan PS
Tidak Sesuai Bidang
Keilmuan PS
2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Makalah disampaikan pada seminar
lokal/ institusi (Prodi/Institusi)
12 13 15 12 12 1 7
Makalah disampaikan pada seminar
Nasional
7 6 5 8 5 4
Diktat Kuliah yang Dipakai
Mahasiswa
8 9 33 12 30 32
Lain-Lain 9 8 17 12 13 19
Berdasarkan terhadap data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013
terdapat 25 karya ilmiah yang terdiri 9 sesuai dengan Prodi dan 12 tidak sesuai. Pada
tahun 2018 secara kuantitas karya ilmiah dosen tetap dan tidak tetap mengalami
peningkatan sebanyak 12% atau 3 karya ilmiah lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2018 meningkat sebanyak 64% dari tahun 2015 atau sebanyak 18%
karya ilmiah.
Perbandingan antara karya ilmiah dosen tetap dengan dosen tidak tetap antara
tahun 2015 sampai 2017 adalah sejumlah 29:70. Karya dosen tetap terdiri dari 17 (59%)
berupa makalah lokal, 3 (10%) berupa diktat dan 9 (31%) berupa laporan penelitian.
Sedangkan karya ilmiah dosen tidak tetap terdiri dari 30 (43%) berupa makalah lokal, 1
29
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
(1%) berupa makalah tingkat nasional, 8 (11%) berupa diktat dan 31 (44%) berupa
laporan penelitian. Pada tahun 2017 terdapat karya ilmiah. Berupa makalah yang
dipresentasikan pada forum seminar tingkat nasional.
Ditinjau dari kesesuaian dengan Program Studi, perbandingan antara karya ilmiah
yang sesuai dengan yang tidak sesuai dalam tiga tahun terakhir adalah 58:41. Pada tahun
2017 adalah 9:16 (9%: 16%) dari sejumlah karya yang dihasilkan, 16:12 (16%: 12%) pada
tahun 2017, dan pada mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2008 menjadi
33:13 (33%: 13%) dari seluruh karya yang dihasilkan.
Jumlah Penelitian yang Dilakukan oleh Dosen Tetap PS Pendidikan Agama Islam
Selama Tiga Tahun Terakhir.
Jenis Pembiayaan Penelitian
Sesuai dengan Bidang
Keilmuan PS
Tidak
dari
Sesuai dengan
& keilmuan PS
2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pembiayaan sendiri oleh peneliti 1 5 15 2 3 15
PT yang bersangkutan - - 2 - 1 1
Selama tiga tahun terakhir telah dilakukan penelitian sebanyak 9 penelitian; 1 (11%)
pada tahun 2011., 5 (56%) dan 3 (33%) dari seluruh jumlah penelitian. Dilihat dari
pembiayaan dapat diketahui bahwa 7 (78%) dibiayai secara mandiri oleh para peneliti
sedangkan 2 (22%) dibiayai oleh Perguruan Tinggi. Dari sini dapat juga dijelaskan bahwa
telah terjadi peningkatan sebanyak 200% pendanaan penelitian oleh perguruan tinggi
untuk penelitian dosen.
Ditinjau dari kuantitas setiap tahun dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 terjadi
peningkatan sebanyak 400% atau 4 penelitian lebih banyak dari tahun sebelumnya, akan
tetapi terjadi penurunan jumlah penelitian sebanyak -40% atau 2 penelitian lebih rendah
dari tahun sebelumnya.
Jumlah Pengabdian Kepada Masyarakat yang Dilakukan oleh Dosen Tetap Prodi
Selama Tiga Tahun Terakhir
Jcnis Pembiayaan Pengabdian
Sesuai dengan Bidang
Keilmuan PS
Tidak Sesuai dengan
Bidang Keilmuan PS
2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pembiayaan sendiri oleh peneliti 5 5 4 1 1 1
PT yang bersangkutan - - 1 - - -
30
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
Pengabdian yang dilakukan oleh civitas akademika IAI Al-Qolam selama tiga tahun
terakhir sejumlah 18 kegiatan. Pada tahun 2015, tahun 2017, dari tahun 2015 masing-masing
kegiatan dilaksanakan 6 kali. 17 (94%) kegiatan dibiayai sendiri (mandiri) sedangkan 1 (6%)
dibiayai oleh Sekolah tinggi.
Pada tahun 2015 sekolah tinggi mulai mampu membiayai pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat sebanyak 1 kegiatan atau meningkat 100% pendanaan
pengabdian pada masyarakat dari tahun sebelumnya.
31
Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023
BAB III
PENUTUP
Pada proposal ini, ada Rencana Pembiayaan Ruang Kelas Baru (RKB) secara
Keseluruhan Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan adalah sebesar Rp 900.000.000
(Sembilan ratus juta rupiah ) dengan rincian anggaran biaya terlampir. Kami berharap bahwa
proposal ini mendapat persetujuan sehingga Pembangunan Ruang Kelas Baru lantai 3 dan 4
gedung pascasrjanasegera dapat direalisasikan guna menciptakan suasana proses perkuliahan
yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan secara maksimal. Amin
Demikian Proposal Bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) kami ajukan untuk dapat di
tindak lanjuti dan direalisasi, mengingat pembangunan ini sangat menunjang mutu
pendidikan. Atas perkenaan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Malang, 09 Agustus 2022
Direktur Pascasarjana Rektor,
Dr. H. Abdurrahman, S.HI., M.Pd. Dr. H. Muhammad Adib, M.Ag.
NIDN. 2105057901 NIDN. 2109027501
Mengetahui,
Kepala Desa Putat Lor
LASIS

More Related Content

Similar to 05. BAB I-II-III selain bab empat dan daftar pustaka.doc

BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013MTs DARUSSALAM
 
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandung
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandungProfil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandung
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandungRikrik Nurdiansyah
 
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8denurpramana
 
perkuliahan matrikulasi.pptx
perkuliahan matrikulasi.pptxperkuliahan matrikulasi.pptx
perkuliahan matrikulasi.pptxHamamBurhanudin1
 
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docxBAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docxMardikaSandra
 
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam MalangProfil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam MalangMohHarisSuhud
 
Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Evi Sofia
 
Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Evi Sofia
 
Kertas cadangan mata pelajaran mata pelajaran ulum al
Kertas cadangan  mata pelajaran mata pelajaran ulum alKertas cadangan  mata pelajaran mata pelajaran ulum al
Kertas cadangan mata pelajaran mata pelajaran ulum alNoor Zainah
 
ISTIQAMAH 2019 edisi 20
ISTIQAMAH  2019 edisi 20 ISTIQAMAH  2019 edisi 20
ISTIQAMAH 2019 edisi 20 mdzaini
 
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum Ciampel
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum CiampelProposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum Ciampel
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum CiampelHasan Musana
 

Similar to 05. BAB I-II-III selain bab empat dan daftar pustaka.doc (20)

NO.docx
NO.docxNO.docx
NO.docx
 
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
BUKU SKI_VII_GURU_KURIKULUM 2013
 
Buku SKI MTs 7 Guru
Buku SKI MTs 7 GuruBuku SKI MTs 7 Guru
Buku SKI MTs 7 Guru
 
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandung
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandungProfil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandung
Profil prodi pendidikan matematika ftk uin sgd bandung
 
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
Aqidah Akhlaq MTS Kelas 8
 
Makalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasahMakalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasah
 
perkuliahan matrikulasi.pptx
perkuliahan matrikulasi.pptxperkuliahan matrikulasi.pptx
perkuliahan matrikulasi.pptx
 
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docxBAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
 
Ktsp mabin 2009 2010
Ktsp mabin 2009 2010Ktsp mabin 2009 2010
Ktsp mabin 2009 2010
 
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam MalangProfil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
Profil Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang
 
Dskp masjid uin
Dskp masjid uinDskp masjid uin
Dskp masjid uin
 
Rencana kerja menengah 1923
Rencana kerja menengah 1923Rencana kerja menengah 1923
Rencana kerja menengah 1923
 
Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1
 
Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1Buku aqidah akhlak kelas 1
Buku aqidah akhlak kelas 1
 
Kertas cadangan mata pelajaran mata pelajaran ulum al
Kertas cadangan  mata pelajaran mata pelajaran ulum alKertas cadangan  mata pelajaran mata pelajaran ulum al
Kertas cadangan mata pelajaran mata pelajaran ulum al
 
ISTIQAMAH 2019 edisi 20
ISTIQAMAH  2019 edisi 20 ISTIQAMAH  2019 edisi 20
ISTIQAMAH 2019 edisi 20
 
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum Ciampel
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum CiampelProposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum Ciampel
Proposal RKB MTs, Tarbiyatul Ulum Ciampel
 
Buku SKI MTs 7
Buku SKI MTs 7Buku SKI MTs 7
Buku SKI MTs 7
 
BUKU SKI_SISWA_7_K13
BUKU SKI_SISWA_7_K13BUKU SKI_SISWA_7_K13
BUKU SKI_SISWA_7_K13
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Recently uploaded

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 

Recently uploaded (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

05. BAB I-II-III selain bab empat dan daftar pustaka.doc

  • 1. 1 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang, pada awalnya, adalah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Malang (UNISMA) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Gondanglegi— berjarak + 20 km ke arah selatan dari Kota Malang. Lembaga ini didirikan pada tahun 1985 melalui kesepakatan kerjasama antara UNISMA dengan beberapa ulama dan tokoh masyarakat di kawasan Kecamatan Gondanglegi dan sekitarnya. Pada tahap awal, pelaksanaan perkuliahan dilakukan di gedung SMA Agus Salim Gondanglegi. Baru setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada tahun 1988 dibangun gedung permanen Fakultas Syari’ah UNISMA Malang di atas tanah wakaf yang terletak di Desa Putat Lor Kecamatan Gondanglegi—berjarak + 3 km ke arah utara dari lokasi semula. Ijin operasional baru diperoleh pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 23 Tahun 1991 Tanggal 14 Februari 1991. Prodi yang terdaftar adalah Prodi Peradilan Agama (qadla’). Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 268 Tahun 1996 Tanggal 19 Juni 1996, Prodi tersebut diubah menjadi Prodi Ahwal al-Syakhshiyyah. Setahun berikutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor E/35/1996 Tanggal 10 Maret 1997, ijin penyelenggaraan pendidikan Prodi Ahwal al- Syakhshiyyah UNISMA Malang diserahkan kepada Yayasan Al-Qolam Malang sebagai dampak dari diterbitkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor E/PP.009/J/1121/1997 tanggal 27 Juni 1997 tentang Bentuk PTAIS di bawah Universitas. Maka, melalui forum Rapat Bersama Pimpinan UNISMA Malang dan para tokoh masyarakat Gondanglegi pada tanggal 13 Juli 1997, disepakati untuk mengubah Fakultas Syari‘ah UNISMA Malang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang berdiri sendiri dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Qolam. Prodi yang dipilih masih tetap meneruskan program sebelumnya, yaitu Prodi Ahwal al- Syakhshiyyah. Sudah diwacanakan untuk menambah Prodi/program studi baru, namun karena kondisi dan kemampuan kalangan Al-Qolam Malang belum mendukung, maka wacana tersebut tidak segera diupayakan. Impian penambahan Prodi/program studi itu baru bisa direalisasikan pada tahun 2002, yaitu dengan diterbitkannya Surat Keputusan Yayasan Al-Qolam Malang Nomor 45/SK/Y.STAI-Q/XI/2002 tentang Pembukaan Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang. Guna memperlancar usaha tersebut, dibentuklah Panitia Pengurusan Pengajuan Penambahan Prodi Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) untuk menangani proyek penambahan Prodi sebagaimana dikehendaki. Melalui perjuangan yang panjang, berliku dan melelahkan, pada akhirnya SK pendirian Program Studi Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) dikeluarkan oleh Departemen Agama RI pada tanggal 24 Maret tahun 2007 dengan Nomor Dj.I/179/2007.
  • 2. 2 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Tujuan pembukaan program studi baru ini adalah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan pendidikan dewasa ini. Di usianya yang ke-11 sejak berdiri secara mandiri, Al-Qolam Malang mendapatkan momentum yang sangat bagus untuk melakukan pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas pendidikan. Pada hari Jum‘at tanggal 15 Juni 2007, ditandatangani Nota Kesepakatan (MoU) Kerjasama Pengelolaan Pendidikan antara Universitas Islam Negeri (UIN) Malang—sebagai lembaga pembina dan Al-Qolam Malang —sebagai lembaga binaan. Dengan adanya kerjasama pembinaan kelembagaan atas prakarsa Prof. Dr. H. Imam Suprayogo—Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang—dan K.H. Qosim Buchori— Ketua Yayasan Al-Qolam —tersebut, banyak hal yang bisa dan harus dilakukan oleh Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang untuk mengembangkan diri. Pada tahun 2013 diajukan penambahan program studi baru, yaitu Pendidikan Guru Raudlatu Athfal (PGRA) berdasarkan rekomendasi dari Kopertais Wilayah IV. Dan baru pada tahun 2014, tepatnya pada tanggal 14 Maret 2014 terbit SK Dirjen Pendidikan Tinggi Agama Islam Kemenag RI dengan nomor 1500 tahun 2014 tentang pendirian Program Studi Pendidikan Guru Raudlatul Athfal. Dan sejak tahun 2013, telah dibentuk Tim Pengembang Institusi yang bekerja untuk mengembangkan lembaga Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang menjadi Institut dengan target waktu hanya 2 tahun (2013-2015), melalui pengajuan pembukaan empat program studi baru, yaitu: 1) hukum Ekonomi Syariah (HES), 2) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), 3) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan 4) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Dari keempat pengajuan tersebut, yang distujui untuk dibuka adalah HES, KPI dan PMI. Kemudian pada tanggal 5 November 2014 terbit Keputusan Dirjen Pendidikan Islam nomor 6266 tahun 2014 tentang Persetujuan Perubahan Bentuk STAI menjadi IAI. Dan pada tanggal 20 Januari 2015, terbit SK Dirjen Pendis tentang Ijin Penyelenggaraan Program Studi HES dan KPI dengan Nomor : 361 tahun 2015. Untuk merespon anemo masyarakat pada Ilmu Pendidikan, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang kemudian mengajukan Proposal Pembukaan Prodi Pendidikan/Tadris Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada Bulan April 2015. Dan ijin penyelenggaraan Prodi Pendidikan/Tadris Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris terbit dengan Surat Keputusan Dirjen Kemenag RI nomor 6214 tahun 2015 pada 30 Oktober 2015. B. Visi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang Menjadi Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren Terbaik Jawa Timur pada Tahun 2030 Unsur-unsur dari visi di atas bisa diperjelas sebagai berikut: 1. “Riset”; maksudnya adalah: a. Riset sebagai basis akademik bagi dua pilar lainnya dari Tridharma Perguruan Tinggi, yakni (1) pendidikan dan pembelajaran, dan (2) pengabdian kepada masyarakat;
  • 3. 3 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 b. Riset sebagai model kajian keilmuan dan sosial yang (1) bertumpu kepada paradigma integrasi-interkoneksi keilmuan, dalam arti menolak dikotomisasi ilmu agama dan ilmu non-agama, menolak universalisasi ilmu, menganut pluralisme epistemologi dan metodologi, serta mengutamakan pendekatan interdisipliner, (2) berorientasi kepada tiga prinsip ilmu sosial profetik, yaitu humanisasi atau emansipasi (al-amr bi al-ma‘ruf), liberasi (al-nahy ‘an al-munkar), dan transendensi (al-iman bi Allah), dan (3) bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan universal (maqashid syari‘ah) serta membumikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja, baik dalam kehidupan akademik dan kelembagaan maupun dalam kehidupan masyarakat secara umum. 2. “Berbasis Pesantren”; maksudnya adalah: a. Mengintegrasikan seluruh aspek sistem pendidikan dan pengelolaan kelembagaan di lingkungan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang dengan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja, yakni dalam cara berpikir, cara bersikap, dan cara berperilaku, baik secara internal (individu dan komunitas sendiri, atau the self) maupun secara eksternal (orang dan komunitas lain, atau the others, yang berbeda dan beragam). b. Memaknai pesantren bukan sebagai lembaga pendidikan agama saja, melainkan lebih sebagai sebuah “great tradition”, yakni tradisi agung yang mencerminkan keislaman dan sekaligus keaslian Nusantara (indigenous) yang turut membentuk nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia sejak masa Islamisasi paling awal hingga saat ini. c. Mengaktualisasikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja yang telah diintegrasikan dengan budaya akademik PTKI sebagai paradigma pendidikan Islam alternatif bagi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya PTKI dan bahkan pesantren sendiri. 3. “Terbaik”; maksudnya adalah: a. Memiliki sistem pengelolaan kelembagaan, sistem pendidikan, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana yang mendukung visi yang ditetapkan, yakni menjadi Universitas Islam Berbasis Pesantren Terbaik pada tahun 2030, serta sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan oleh pemerintah. b. Mengacu kepada kebutuhan aktual masyarakat, utamanya pihak pengguna lulusan. c. Mengikuti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga pendidikan sekitar, terutama pada jenjang yang sama. 4. “Jawa Timur”; maksudnya adalah batasan teritorial yang bersifat regional di mana Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang menjadi yang terbaik serta menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga lain pada jenjang yang sama. 5. “Tahun 2030”; maksudnya adalah tahun di mana Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang ditargetkan untuk beralih status menjadi serta berkembang sebagai Universitas Islam Riset Terbaik Berbasis Pesantren.
  • 4. 4 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 C. Misi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang 1. Meningkatkan mutu pengelolaan kelembagaan dan sistem pendidikan tinggi yang berkualitas, profesional, transparan, dan akuntabel. 2. Mengembangkan kajian ilmu keislaman yang bertumpu kepada riset sebagai basis akademiknya dan integrasi-interkoneksi keilmuan sebagai paradigmanya, serta berintegrasi dengan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja. 3. Meningkatkan mutu kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang berbasis riset serta bertumpu kepada paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi dan pendekatan interdisipliner. 4. Melaksanakan kajian dan riset keilmuan dan sosial yang berorientasi kepada humanisasi, liberasi, dan transendensi, serta bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan universal (maqashid syari’ah) dan membumikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja. 5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat pada bidang pendidikan Islam berorientasi kepada konservasi kebudayaan lokal, serta kepada penguatan kemandirian masyarakat, baik pada aspek kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik. 6. Mengkontekstualisasikan penguatan relevansi pesantren, baik pada ranah sosial maupun akademis-intelektual. D. Tujuan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang 1. Tujuan umum: a. Terciptanya sistem pengelolaan lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas, profesional, transparan, dan akuntabel. b. Terbentuknya masyarakat ilmiah yang bertakwa, berkepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai pesantren dan aswaja, berwawasan keilmuan yang integratif-interkonektif, dan berpola pikir yang kritis dan kreatif. c. Tercapainya kualitas kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang berbasis riset serta bertumpu kepada paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi dan pendekatan interdisipliner. d. Tercapainya kualitas kajian dan riset sebagai basis akademik yang berorientasi kepada humanisasi, liberasi, dan transendensi. e. Tercapainya kualitas pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi kepada konservasi kebudayaan lokal, serta kepada penguatan kemandirian masyarakat pada aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. f. Terlaksananya pengembangan tradisi keilmuan pesantren yang mampu memperkuat kapasitas transformasinya dalam melestarikan tradisi, di satu sisi, dan mengakomodir modernitas, di sisi yang lain. 2. Tujuan khusus; yakni terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang: a. Bertakwa dan berkepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai pesantren dan aswaja.
  • 5. 5 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 b. Berwawasan keilmuan yang integratif-interkonektif serta berpola pikir yang kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tradisi pesantren. c. Memiliki kepekaan sosial untuk melakukan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sekitarnya. d. Memiliki kompetensi utama yang menjadi konsentrasi keahlian program studi. E. Paradigma Keilmuan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang 1. Paradigma Perguruan Tinggi Riset Berbasis Pesantren Paradigma adalah seperangkat prinsip, nilai, konsep, dan teori. Paradigma merupakan mode of thought. Paradigma merupakan cara membaca dan menafsirkan sejarah. Paradigma merupakan panduan dasar dalam memahami kenyataan yang kompleks dan berlapis-lapis. Paradigma bukan sekedar how to see the world, namun juga what to do (apa yang harus dilakukan), serta how to do (bagaimana melakukannya). Paradigma menentukan mana yang benar dan salah, yang baik dan buruk, yang bernilai dan tidak, yang boleh dan tidak, mana yang bermanfaat dan tidak, hingga yang prioritas dan bukan. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang merupakan refleksi keislaman ahlus sunnah wal-jamaah. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang bersifat normatif sekaligus historis, teoretis dan praksis, imanen dan transendental. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang merupakan paradigma yang hidup, yang menolak pemisahan antara ilmu dan amal, yang menyatukan teori dan praksis, yang enggan dengan berbagai rupa ekstremisme epistemologis. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak berpijak pada pemisahan ontologis dunia akherat, tidak memisahkan kesalehan individu dan sosial, serta menolak meletakkan nilai-nilai agama semata-mata dalam ruang privat. Paradigma Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang terangkum dalam metode berfikir, bersikap, dan bertindak. Pertama, Cara Berfikir. Metode berfikir yang dikembangkan Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang adalah metode berfikir kritis-dialektis yang memadukan antara dalil naqli (wahyu), dalil aqli (rasio/akal), dalil irfani (instuisi, ilham), dan dalil waqi’i (empiris). Secara epistemologis, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak menganut kemutlakan rasionalisme- empirisisme, idealisme-materialisme, dhahiriah-batiniah. Rasionalisme terjebak pada pengagungan rasio, sedangkan empirisisme menolak pengetahuan rasional. Idealisme terlalu mengabaikan kenyataan riil, materialisme menganggap tidak bermakna kenyataan metafisik, menolak realitas yang ghoib. Sementara kaum dhahiriah jatuh dalam skripturalisme dan kaum batiniah seringkali menganggap enteng syariah. Berbagai posisi epistemologis tersebut tidak memungkinkan untuk memahami agama dan realitas sosial secara mendalam Kedua, cara memandang realitas. Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang
  • 6. 6 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 memandang dunia sebagai realitas yang plural dan bertingkat-tingkat, karena itu pluralitas diterima sebagai kenyataan. Meskipun demikian, juga bersikap aktif yakni menjaga dan mempertahankan pluralitas tersebut agar kehidupan menjadi harmoni, saling mengenal (lita’arofu) dan memperkaya secara budaya. Sikap adil, moderat, dan toleran menjadi spirit utama dalam mengelola pluralitas tersebut. Dengan demikian Institut Agama Islam (IAI) Al- Qolam Malang juga menolak semua pemikiran dan tindakan yang mengingkari nilai-nilai keadilan, kebajikan publik, dan yang mengancam keanekaragaman atau pluralitas budaya tersebut. Keiga, cara bertindak, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang mengakui adanya kehendak Allah (taqdir), tetapi Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang juga mengakui bahwa Allah telah mengkaruniai manusia pikiran dan kehendak. Karena itu dalam bertindak, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak bersikap pasif dan fatalis dalam menghadapi kehendak Allah, akan tetapi berusaha untuk mencapai taqdir Allah yang dalam teologi dikenal dengan istilah kasab (berjuang). Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang percaya perubahan sejarah tidak datang dari langit dengan tiba-tiba seperti hujan yang turun dari angkasa. Namun demikian, Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang tidak bersifat antroposentris, bahwa manusia bebas berkehendak secara mutlak (seperti Qodariyah). Tindakan manusia tidak perlu dibatasi dengan ketat, karena dengan sendirinya akan dibatasi oleh alam, oleh sejarah. Sementara Allah tidak dibatasi oleh faktor-faktor itu. Dengan demikian tindakan ala Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang bukanlah tindakan yang sekular, melainkan sebuah dialektika keimanan yang mengejawantah dalam seluruh aspek akademik dan kehidupan. Dalam kajian filsafat ilmu, keseluruhan bangunan ilmu pengetahuan terjebak dalam tiga problematik abadi. Ketiganya adalah dualisme basis keilmuan, universalisme pengetahuan, dan dualisme ilmu agama-ilmu dunia. Ranah ontologi mempersoalkan hakekat atau sifat dasar yang ada. Pandangan mengenai hal ini melahirkan dualisme dalam ilmu pengetahuan. Yang pertama meyakini bahwa realitas di luar manusia merupakan realitas ciptaan, nama-nama, konsep untuk menjelaskan realitas sosial seperti pandangan nominalisme, konvensionalisme, dan idealisme. Yang kedua meyakini realitas di luar manusia merupakan kenyataan yang niscaya, nyata, dan realitas yang teralami (empirical entities). Realitas ini terpisah secara independen dengan manusia, mendahului eksistensi dan kesadaran manusia. Ranah epistemologi mempersoalkan hakekat pengetahuan dan kebenaran. Ranah ini melahirkan dua pandangan yang saling kontras, yakni kaum positivis dan antipositivis. Kaum positivis beranggapan bahwa terdapat realitas eksternal objektif di luar manusia yang dapat dikenali dengan menjaga jarak antara objek dan peneliti. Basis kajian dan riset ini adalah pengetahuan yang dapat dibuktikan melalui pengamatan dan eksperimen. Pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen dianggap memiliki tingkat kebenaran tertinggi, melampaui kebenaran penalaran, logika, dan ajaran. Realitas dapat dikaji secara objektif, dapat diuji,
  • 7. 7 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 dapat digeneralisasikan, dapat diulang. Riset dalam tradisi ini bertujuan untuk melakukan teorisasi (pendekatan induksi), menguji teori (pendekatan deduksi), dan implementasi teori (falsifikasi popperian). Kaum antipositivis, sebaliknya, menggeser subjek atau peneliti sebagai faktor paling menentukan dalam mencapai pengetahuan. Pengetahuan tentang realitas hanya dapat didapat dari pengalaman langsung seseorang yang terlibat dalam peristiwa sosial. Realitas sosial hanya dapat dimengerti melalui sisi dalam, bukan sisi luar, melalui keterlibatan dan interaksi dialogis antara peneliti dan yang diteliti, bukan penjagaan jarak. Ranah filsafat manusia berpusat pada pertanyaan mengenai hakekat manusia, apakah bebas merdeka, maupun sebaliknya, ditentukan oleh lingkungan eksternalnya. Apakah manusia berkemauan bebas ataukah ditentukan oleh kekuatan suprahuman. Pandangan pertama menegaskan keagenan subjek, sedangkan pandangan kedua menegakkan keagenan struktur yang melingkupi agen. Ranah universalisai pengetahuan memproblematisasikan cara memperoleh pengetahuan, yang melahirkan pandangan ideografis dan nomotetis. Pendekatan nomotetik menyodorkan riset deduktif, induktif, deskriptif, eskperimentatif, dan sebagainya sebagai jalan untuk memperoleh pengetahuan yang objektif, valid, dan universal. Desain risetnya dikarakterisasikan dengan kejelasan populasi dan sampling, kejelasan pengumpulan data, jelas definisi operasional dan instrumentasinya, serta kejelasan dalam cara analisis data. Alur penyimpulan faktanya adalah kejelasan konsep, yang dijabarkan dalam preposisi, didefinisikan secara operasional, dipilah variabel-variabelnya, dijabarkan dalam unit-unit kecil, kemudian diambil suatu hipotesis. Sementara pendekatan ideografis menekankan pada pemaknaan yang dilakukan setiap individu terhadap realitas yang dialaminya. Pendekatan ideografis selalu meyakini bahwa pengetahuan selalu kontekstualistik, lokalistik, dan berbeda- beda dalam suatu komunitas. Pendekatan ini mempercayai pluralisme hermeneutik, yakni keragaman penafsiran dan pemaknaan yang masing-masing memiliki hak untuk hidup. Pengetahuan adalah objektif, tidak terkait dengan konteks, dan subjek yang berbicara. Pandangan modernistik ini melahirkan apa yang disebut dengan narasi-narasi besar yang hendak menjelaskan fenomena sejarah dan masyarakat dalam sebuah teori tunggal dan universal. Modernisme membayangkan adanya gerak sejarah yang linear, mencakup semua masyarakat, dan menuju sebuah konstruksi akhir sejarah tertentu. Pandangan tersebut ditolak kalangan postmodernis yang menekankan lokalitas, pluralitas, dan diskontinuitas. Pengetahuan memiliki narasi-narasi yang saling melengkapi, saling berkontestasi, dan mengkontraskan. Sejarah lokal, cerita lokal, dan perjuangan lokal lebih mampu menjelaskan dan bermakna ketimbang sejarah besar dan tunggal Dualisme ilmu sejatinya lahir dari dari konteks sejarah tertentu yang kemudian menciptakan binary opposition antara ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Posisi pertama menempatkan realitas harus ditundukkan di bawah teks, sedangkan posisi kedua menempatkan teks di bawah realitas. Dikotomi tersebut juga melahirkan dualisme ilmu pengetahuan yang harus dipelajari setiap orang (fardhu ain) dan ilmu pengetahuan yang
  • 8. 8 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 cukup dipelajari sebagian orang saja (fardhu kifayah). Dalam sejarahnya, dikotomi ini dicoba dipecahkan dengan enam model kajian yang sebenarnya membentur jalan buntu karena tidak dibawa pada implikasi pada kesatuan basis ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Keenamnya akan mengalami jalan buntu jika ditarik pada kaidah koherensinya dilevel konsekuensi logiknya. Keenam model kajian tersebut adalah; pertama, similirasi: menyamakan begitu saja konsep-konsep sains dengan konsep yang berasal dari agama meskipun belum tentu sama seperti ruh dengan jiwa. Kedua, Pararelisasi: menganggap pararel konsep agama dengan konsep sains karena kemiripan konotasinya tanpa menyamakan keduanya. Misalnya Isra’ Mi’raj dengan perjalanan ke ruang angkasa. Ketiga, komplementasi: agama dan sains saling melengkapi tetapi tetap mempertahankan eksistensinya masing-masing seperti manfaat Puasa. Keempat, komparasi: membandingkan konsep sains dengan konsep agama mengenai gejala-gejala yang sama. Kelima, induktifikasi: asumsi-asumsi dasar terori ilmiah yang didukung oleh temuan empirik dilanjutkan pemikirannya secara teoretis abstrak ke arah pemikiran metafisika, kemudian dihubungkan dengan prinsip-prinsip agama. Keenam, verifikasi: mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang menunjang dan membuktikan kebenaran-kebenaran agama 2. Konteks Paradigma PTKI Riset Berbasis Pesantren Pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren” sebenarnya bertitik tolak dari sejumlah pertimbangan yang mendasar. Pertama, pesantren dan PTKI adalah dua pusat studi yang sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan. Di satu pihak, pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional yang memang rata-rata masih lemah dalam hal metodologi dan budaya akademik. Transmisi keilmuan yang berlangsung selama ini rata-rata masih merupakan pengulangan (qirā’ah mutakarrirah) yang hanya melahirkan penumpukan keilmuan yang kemudian dianggap sebagai sesuatu yang final (taken for granted). Namun, di sisi yang lain, sejarah tidak bisa berpaling dari kontribusi pesantren sebagai salah satu agen budaya dan benteng moralitas yang berakar kuat di masyarakat. Sementara itu, di pihak lain, PTKI merupakan lembaga pendidikan modern yang rata-rata unggul dalam hal rasionalitas, kreatifitas berpikir, dan skil, namun seringkali lemah dalam hal kepekaan etik, moral, dan sosial serta jejaring yang mengakar ke lapisan masyarakat. Meminjam ungkapan David M. Malone (2010), PTKI—dan dunia pendidikan tinggi pada umumnya—seringkali menuai kritik karena menjadi “menata gading” (ivory tower) yang terpisah dari hiruk-pikuk kehidupan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya, ketika saling menyadari kelemahan dan keterbatasan masing-masing, pesantren dan PTKI sebenarnya bisa dipadukan secara integratif- interkonektif, dalam arti bisa saling memperkuat, saling memperkaya, dan saling mengoreksi satu sama lain, tanpa harus menghilangkan identitas, jati diri, dan ciri khas masing-masing. Kedua, integrasi-interkoneksi antara pesantren dan PTKI tidak akan bisa berbicara
  • 9. 9 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 banyak tanpa menempatkan riset sebagai basis akademiknya. Alasannya adalah karena semangat dan tradisi riset (the spirit of scientific inquiry) merupakan kata kunci terpenting bagi suatu bangsa untuk bisa membangun kejayaan peradabannya. Semangat dan tradisi riset ilmiah itulah yang pernah dimiliki oleh para ilmuwan Muslim era keemasan Islam (masa Dinasti Abbasiyah di Timur dan Dinasti Umawiyyah II di Barat). Nama-nama tenar seperti al-Kindī (801-873), al-Farābī (870-950), Ibn al-Haytsam (965-1039), al-Bīrūnī (973-1048), Ibn Sīnā (980-1037), dan Ibn Rusyd (1126-1198) adalah sebagian kecil dari para ilmuwan Muslim yang telah menorehkan tinta emas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Topik riset mereka memanjang-melebar mulai dari kajian keislaman, sejarah, filsafat, ekonomi, hingga astronomi, fisika, biologi, kimia, dan kedokteran, serta menjadi inspirasi luar biasa kemajuan peradaban Barat sejak abad ke-14 hingga saat ini. Itulah sebabnya, penempatan riset sebagai basis akademik bagi pemaduan pesantren dan PTKI secara integratif-interkonektif pada dasarnya merupakan sebuah langkah strategis untuk— meminjam ungkapan Ziauddin Sardar (2007)—“menemukan kembali” (rediscover) spirit riset ilmiah yang telah begitu lama menghilang serta membangun kembali budaya berpikir kritis dan terbuka terhadap warisan intelektual masa lalu. Hanya itulah jalan satu-satunya, tegas Sardar, jika umat Islam berkeinginan kuat untuk mengembalikan kejayaan seperti pada masa keemasan dulu. Ketiga, dengan pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren”, maka diharapkan pesantren dan PTKI mampu berpartisipasi aktif dalam trend global pendidikan tinggi dewasa ini, yaitu trend “perguruan tinggi riset” (research universities). Trend inovatif tersebut bermula dari Amerika Serikat sejak pertengahan abad ke-20—terinspirasi oleh budaya riset universitas-universitas di Jerman abad ke-19. Di Amerika Serikat saat ini terdapat lusinan universitas riset terkemuka, beberapa di antaranya bahkan menjadi universitas kelas dunia (world-class universities). Hasil-hasil riset mereka juga terbukti berkontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi negara itu, baik pada tingkat regional maupun nasional. Itulah sebabnya, universitas-universitas riset Amerika Serikat tidak hanya dianggap terbaik di dunia, melainkan juga dianggap sebagai percontohan (models) yang dicoba untuk ditiru oleh sejumlah universitas ternama di kawasan Eropa dan Asia Pasifik— termasuk Indonesia. Namun, trend tersebut, baik dalam konteks nasional maupun global, hingga saat ini sebenarnya masih dalam proses pencarian makna (in search of meaning), dalam arti masih mencari jawaban untuk apa sebenarnya riset dilakukan. Dalam konteks nasional, riset seringkali masih berorientasi pemenuhan kebutuhan akademik, baik yang bersifat personal maupun institusional. Akibatnya, riset cenderung bersifat elitis, sehingga manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat secara luas. Sementara itu, dalam konteks global, riset biasanya dilakukan dalam rangka menjawab kebutuhan pasar atau pencarian pasar baru—oleh J.C.E. Gutiérrez (2008) disebut dengan “kapitalisme kelembagaan” (institutional capitalism) yang ditandai dengan menguatnya mekanisme pasar dan kepentingan ekonomi global dalam
  • 10. 10 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 kebijakan akademik sejumlah besar universitas di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada. Itulah sebabnya, “PTKI riset berbasis pesantren” bisa mengambil peran aktif dalam proses pencarian makna tadi, yakni sebagai paradigma alternatif dalam memaknai riset dari perspektif dan sistem nilai yang berbeda. Keempat, dengan pencanangan “PTKI riset berbasis pesantren”, maka pesantren dan PTKI diharapkan mampu menghasilkan komunitas akademik yang memiliki integritas moral yang kuat, wawasan keilmuan yang luas, dan jaringan sosial yang mengakar di masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan semua komunitas yang beranekaragam dalam hal budaya, agama, etnis, ras, dan sebagainya. Terlebih-lebih, era globalisasi telah membuat dunia saat ini menjadi—meminjam ungkapan Marshal McLuhan (1962)— “kampung global” (global village), yaitu sebuah dunia dengan tatanan baru yang dengan kemajuan teknologi informasi saat ini telah menyempit begitu rupa selayaknya sebuah “kampung besar” (big village) atau “dunia tanpa batas” (borderless world). Hanya komunitas akademik yang memiliki ragam karakter di atas yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan masyarakat yang begitu kompleks, berlapis-lapis, dan multidimensional dewasa ini. Pesantren PTAI PTAI Riset Berbasis Pesantren The spirit of scientific inquiry Tantangan globalisasi Trend “research universities” Trend “instituional capitalism” Problemkehidupan yang kompleks dan multidimensional Masa keemasan Islam Titik Tolak dan Konteks “PTKI Riset Berbasis Pesantren” 3. Opersionalisasi Paradigma PTKI Riset Berbasis Pesantren Berpijak di atas rancang bangun filsafat ilmu keislaman di atas—meskipun tentu saja masih sangat jauh dari memadai, maka ungkapan “PTKI riset berbasis pesantren” sebenarnya bisa diposisikan sebagai visi PTKI yang hendak berintegrasi-interkoneksi dengan pesantren. Unsur-unsur yang termuat di dalamnya sudah memenuhi definisi dari sebuah visi, yaitu—seperti dikatakan oleh Ralph D. Stacey (1993)—“gambaran keadaan masa depan (a picture of s future state) yang realistis, kredibel, atraktif, dan inspiratif serta mampu memotivasi semua elemen sebuah organisasi untuk mencapainya”. Penegasan visi “PTKI riset berbasis pesantren” merupakan langkah operasional paling awal dan strategis untuk membangun apa yang oleh Jenkins dan Healey (2005) disebut dengan “kesadaran institusional” (institutional awareness) tentang sentralitas posisi riset sebagai basis akademik, sehingga seluruh sivitas
  • 11. 11 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 PTKI yang bersangkutan bisa termotivasi untuk terlibat dalam perencanaan strategis yang diperlukan. Namun, seperti disinggung oleh George R. Knight (1992), rancang bangun filsafat keilmuan memang bukan satu-satunya faktor penentu (the sole determinant) dalam merumuskan sebuah visi. Masih ada faktor penentu lain yang tidak bisa dikesampingkan, seperti dinamika politik, modal sosial, kondisi ekonomi, dan harapan stakeholders. Perumusan visi “PTKI riset berbasis pesantren” memang membawa implikasi perubahan yang cukup mendasar dalam sistem akademik PTKI. Dalam hal ini, tulisan ini akan mengilustrasikan tiga hal saja yang dianggap paling penting, karena menjadi elemen terpenting dari tujuan (goals) “PTKI riset berbasis pesantren” berikut strategi pencapaiannya (actions). Pertama adalah rekonseptualisasi Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, tiga matra Tridharma Perguruan Tinggi (pengajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat) sudah tidak berposisi sejajar lagi, seperti yang biasa dijumpai pada konsepsi konvensional selama ini. Dengan visi “PTKI riset berbasis pesantren”, maka riset berposisi sebagai jantung dan pijakan dua matra lainnya dalam suatu pola relasi yang sinergis-mutualistik. Artinya, matra pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat harus berbasis riset (research-based education and community service). Sebagai bentuk umpan-balik (element of reciprocity), pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat juga harus memanfaatkan hasil riset untuk memperkaya muatan dan standar kualitasnya. Selain itu, agar bisa mengena dan menjawab kebutuhan sosial dan akademik, maka tema-tema riset seyogyanya beranjak dari permasalahan dalam pengajaran dan pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat. Pengajaran berbasis riset Riset Pengabdian berbasis riset Konsep Baru Tridharma Perguruan Tinggi Semua itu berbeda sekali dengan konsep lama, di mana ketiga matra berdiri sejajar serta cenderung terpisah satu sama lain (separated entities). Masing-masing matra biasanya dikelola oleh unit yang berbeda (pengajaran oleh prodi, riset oleh lemlit, dan pengabdian kepada masyarakat oleh LPM) dengan logika berpikir, orientasi, dan pola kerjanya sendiri- sendiri. Ketiga adalah tujuan (goals) “PTKI riset berbasis pesantren”, terutama yang berkaitan dengan profil lulusan (tulisan ini tidak menyentuh standar kompetensi lulusan karena sebaiknya dirumuskan dalam naskah akademik yang lebih mendetail). Bertitik tolak dari visi dan konsep baru Tridharma Perguruan Tinggi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa “PTKI riset berbasis pesantren” bertujuan untuk menghasilkan “sarjana santri” sebagai sosok intelektual hasil perpaduan integratif-interkonektif antara pesantren dan PTKI. “Sarjana
  • 12. 12 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 santri” yang dimaksud di sini adalah “sosok intelektual yang memiliki integritas moral, kepekaan sosial, dan kapasitas intelektual sebagai kekuatan untuk secara kritis melakukan pengembangan akademik dan transformasi sosial”. Dengan karakterisasi seperti ini, “sarjana santri” bisa diposisikan sebagai “intelektual publik” (public intellectual), yaitu—seperti dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2005)—sosok intelektual yang selalu bergerak keluar dari kungkungan minat intelektual yang sempit, memberikan perhatian dan kepedulian yang besar kepada masalah-masalah publik, dan menjadi pembawa suara moral dan etis bagi publik. Kebalikan dari intelektual publik adalah “intelektual privat” (privat intellectual) yang cenderung sibuk dan puas dengan dunia intelektualnya sendiri. Intelektual publik juga dikarakterisasi oleh Amin Abdullah (2006)—meskipun tidak secara eksplisit menyebut term tersebut— sebagai sosok intelektual yang dalam kapasitas dan profesi apapun tidak terkurung dalam “sangkar profesi yang terpisah dari masyarakat” (isolated profession), melainkan juga dituntut untuk sekaligus berfungsi sebagai penggagas dan pelopor sociak empowerment dan agent of change dengan muatan etik yang memihak kalangan mustadh‘afīn dan lingkungan yang sehat. Dalam konteks ini, intelektual publik sebagai kebalikan intelektual privat bisa disejajarkan—meski tidak bisa sepenuhnya disamakan—dengan intelektual organik vis a vis intelektual tradisional gagasan Antonio Gramsci (1971) atau juga intelektual amatir (amateurism) vis a vis intelektual profesional (professionalism) tawaran Edward W. Said (1993). Sarjana santri Paradigma Asumsi ontologis Asumsi epistemologis Asumsi aksiologis Visi: PTAI Riset Berbasis Pesantren Intelektual publik Intelektual organik Intelektual amatir Intelektual privat Intelektual tradisional Intelektual profesional X X X X Konsep baru Tridharma PT Profil Lulusan “PTKI Riset Berbasis Pesantren” Ketiga adalah prinsip-prinsip dasar dalam rumusan kurikulum. Visi “PTKI riset berbasis pesantren”, perubahan konsep Tridharma Perguruan Tinggi, dan profil lulusan di atas menuntut adanya penyesuaian desain kurikulum. Saat ini, PTKI yang dikelola oleh pesantren rata-rata mengacu kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan oleh kopertais masing-masing. Melihat struktur kurikulum, sebaran mata kuliah, dan silabusnya, pedoman kurikulum terbitan kopertais tidak relevan sebagai acuan desain kurikulum “PTKI riset berbasis pesantren”. Alasannya adalah bahwa pedoman kurikulum terbitan kopertais tersebut memang tidak dirancang untuk pencanangan PTKI riset, terlebih-lebih yang terintegrasi- interkoneksi dengan pesantren. Hal ini masih belum ditambah dengan kenyataan belum
  • 13. 13 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 jelasnya filsafat ilmu keilmuan yang mendasarinya, sehingga muatan kurikulum dan silabusnya di dalamnya masih belum bebas dari paradigma keilmuan dikotomis-atomistik. Itulah sebabnya, “PTKI riset berbasis pesantren” harus menyusun kurikulum sendiri yang mampu mendukung paradigma keilmuan dan visi-misinya. Hal ini jelas sangat memungkinkan, mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah memberi kebebasan penuh kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan sendiri kurikulumnya, mulai dari kerangka dasar, struktur kurikulum, sebaran mata kuliah, silabusnya, hingga desain pembelajarannya. Penting untuk dicatat bahwa rumusan kurikulum “PTKI riset berbasis pesantren” harus berorientasi kepada “pembudayaan riset sedini mungkin”. Sekedar ilustrasi, universitas- universitas riset di Amerika Serikat bertumpu kepada prinsip “tahun pertama berbasis riset” (inquiry-based freshman year). Dengan prinsip ini, mahasiswa pada tahun pertama telah diperkenalkan dengan horison baru, cara berpikir kritis, dan metodologi riset yang memberi mereka “sensasi petualangan belajar” (a sense of the adventure of learning). Hal ini tentu saja berbeda dengan universitas konvensional yang mengisi tahun pertama belajar dengan program pengulangan (remediation programs), di mana materi yang diajarkan sebenarnya sudah pernah dipelajari oleh mahasiswa pada jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya. Selanjutnya, pengalaman belajar tahun pertama yang berbasis riset tersebut kemudian diperkuat pada tahun-tahun belajar berikutnya, dengan ragam kegiatan akademik yang banyak bertumpu kepada model pembelajaran berbasis riset (inquiry-based learning), pembelajaran kolaboratif (collaborative learning), pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach), dan pengalaman menulis dan berbicara (writing and speaking expectations). Pada akhirnya, seluruh proses belajar ditutup dengan tugas akhir (capstone experience) kulminasi seluruh pengalaman belajar berbasis riset yang telah dirasakan sejak tahun pertama. Dengan prinsip “pembudayaan riset sedini mungkin”, maka “PTKI riset berbasis pesantren” perlu merumuskan struktur kurikulum yang secara garis besar bisa digambarkan sebagai berikut. Pada semester I, mahasiswa menerima sejumlah mata kuliah yang bisa disebut sebagai “Rumpun Mata Kuliah Perspektif” yang memuat semacam pengantar paradigmatik serta memberikan cakrawala baru dan pencerahan pemikiran bagi mahasiswa agar bisa mengenal dan merefleksikan secara kritis realitas kehidupan di mana mereka berada. Mata kuliah yang termasuk rumpun ini, di antaranya, adalah mata kuliah Agama dan Sains, Studi Pesantren (pesantren studies), Studi Aswaja, Studi Maqāshid al-Syarī‘ah, Studi HAM, Studi Demokrasi, Studi Gender, Pancasila dan Kewarganegaraan, dan sebagainya. Pada semester II, mahasiswa menerima mata kuliah “Rumpun Metodologi dan Alat Analisis”, semisal Metodologi Penelitian Kualitatif, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Metodologi PAR, Analisis Sosial, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar mahasiswa bisa sejak dini bisa meneliti dan menganalisis secara kritis realitas sosial, realitas sejarah, realitas budaya, dan khazanah ilmu-ilmu keislaman dan kepesantrenan. Setelah memiliki cakrawala berpikir dan kemampuan analisis, maka mahasiswa pada semester III menerima mata kuliah “Rumpun
  • 14. 14 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Pengantar Studi Keislaman”, seperti Studi Alqur’an, Studi Hadits, Studi Ilmu Kalam, Studi Tasawuf, Studi Fikih, Studi Ushul Fikih, Kajian Kitab Kuning, dan sebagainya. Kemudian, mulai dari semester IV hingga VII/VII, mahasiswa menerima mata kuliah keahlian yang sesuai dengan program studi atau konsentrasi akademiknya. • Agama& Sains • StudiPesantren • StudiAswaja • MaqashidSyari’ah • StudiHAM • StudiDemokrasi • StudoGender • PKn • Dsb. • MetpenKualitatif • MetpenKuantitatif • Met. PAR • AnalisisSosial • Dsb. • StudiAlqur’an • StudiHadits • StudiKalam • StudiTasawuf • StudiFikih • StudiUshul Fikih • KajianKitabKuning • Dsb. Ragam mata kuliah yangterkaitdengan dasar-dasarteoretik danpraktiknya (praktikum,praktik), hinggaKKN, PPL,dan skripsi. Rumpun Perspektif & Paradigma Rumpun Metodologi &Alat Analisis Rumpun Pengantar StudiIslam Rumpun Keahlian Prodi Smt I Smt II Smt III Smt IV – VII/VIII Ilustrasi Kurikulum “PTKI Riset Berbasis Pesantren” Ilustrasi operasional (visi, konsep baru Tridharma Perguruan Tinggi, profil lulusan, dan desain kurikulum) di atas hanyalah sebagian kecil saja dari seluruh rencana strategis (actions) yang harus dirumuskan untuk merealisasikan “PTKI riset berbasis pesantren. Masih jauh lebih banyak lagi elemen-elemen lain yang harus dirumuskan dalam bentuk naskah akademik yang lebih mendetail. Sebut saja, misalnya, kerangka kelembagaan, kerangka regulasi, infrastruktur riset, sistem keuangan, sumber daya manusia (SDM), standar mutu, jaringan kerjasama (terutama dengan lembaga funding dan perguruan tinggi lain yang sudah menjadi research university), dan sebagainya. dalam konteks universitas-universitas riset di Amerika Serikat, seluruh piranti pendukung tadi disebut dengan “lingkungan riset yang diperlukan” (requisite research environment) dalam sebuah institusi yang bernama research university. F. Dasar Pemikiran Sebagai Institut Agama Islam, IAI Al-Qolam semestinya hanya mengembangkan satu bidang keilmuan. Tetapi menyadari otonomi akademik yang dimilikinya, dan memperhatikan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat Akan tenaga dengan berbagai latar belakang keilmuan, IAI Al-Qolam berencana membuka beberapa jurusan dan program studi baru. Hal itu dimaksudkan untuk menyiapkan lembaga ini yang pada saatnya akan menjadi Universitas Islam Al-Qolam (Universitas Al-Qolam) sebagaimana tergambar pada Rencana Strategis IAI Al-Qolam tahun 2007, sebab dengan menjadi Universitas, berbagai disiplin ilmu secara riil dapat dikembangkan. Oleh karena itu, status sebagai Institut Agama Islam bagi IAI Al- Qolam dipandang sebagai langkah awal sambil mempersiapkan berbagai persyaratan menjadi
  • 15. 15 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Universitas Al-Qolam. IAI Al-Qolam yang direncanakan menjadi Universitas Al-Qolam diharapkan mampu menjadi perguruan tinggi unggulan yang khas. Dikatakan demikian karena ia dapat sepenuhnya melakukan peran-peran perguruan tinggi, yaitu sebagai pusat pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat secara nyata. Peran-peran itu dapat dilakukan secara penuh, jika tersedia tenaga ahli yang berkompetisi tinggi dan ditopang oleh daya dukung pendidikan sesuai dengan tuntutan yang ada berupa sarana dan prasarana pendidikan, baik perangkat keras seperti Musholla, Perpustakaan, dan Gedung perkuliahan maupun perangkat lunak yang berupa manajemen dan kepemimpinan yang handal. Pada saat ini, IAI Al-Qolam mengembangkan 3 Fakultas yaitu, Fakultas Tarbiyah dengan 4 Program Studi yaitu Fakultas Tarbiyah dengan 4 Program Studi 1. Pendidikan Agama Islam 2. Pendidikan Islam Anak Usia Dini 3. Tadris Bahasa Indonesia 4. Tadris Bahasa Inggris, Fakultas Syari’ah dengan 2 Program Studi 1. Ahwal Al-SYakhysiyyah (AS), 2. Hukum Ekonomi Syari’ah (HES), Fakultas Dakwah dengan 1 Program Studi 1. Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Program Pascasarjana 1. Magister Pendidikan Agama Islam Dengan perkembangan jumlah Mahasiswa dari dua Prodi ini, terutama pada Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang pada tahun ini semester IV dan II masing-masing sudah mencapai 5 Rombongan Belajar (Rombel). Sementara sarana Gedung yang ada di lingkungan IAI Al-Qolam sangat jauh dari cukup secara kuantitas dan kualitas. Jumlah ruang kelas yang tersedia saat ini hanya Lima ruang, yaitu ruang A.8, B.2, B.3, B.4 dan B.5. Dari Lima ruang kelas tersebut hanya satu ruang yang dapat dinilai representatif sebagai ruang kuliah, yaitu ruang A.8 yang ada di gedung A. sementara empat ruang yang lain (ruang B.2, B.3, 3.4 dan B.5) yang ada di Gedung B masih jauh dari representatif sebagai ruang kuliah.
  • 16. 16 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 BAB II PROFIL INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM A. Sejarah Singkat IAI Al-Qolam Institut Agama Islam IAI Al-Qolam, pada awalnya, adalah Fakultas Syariah Universitas Islam Malang (UNISMA) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Gondanglegi berjarak +20 km ke arah Selatan dari Kota Malang. Lembaga ini didirikan pada tahun 1985 melalui kesepakatan kerjasama antara UNISMA dengan beberapa ulama/tokoh masyarakat di kawasan Kecamatan Gondanglegi dan sekitarnya. Pada tahap awal, pelaksanaan perkuliahan dilakukan di gedung SMA Agus Salim Gondanglegi. Baru setelah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada tahun 1988 dibangun gedung permanen Fakultas Syariah UNISMA Malang di atas tanah wakaf yang terletak di Desa Putat Lor Kecamatan Gondanglegi berjarak +3 km ke arah utara dari lokasi semula. Ijin operasional baru diperoleh pada tahun 1991 melalui Surat Keputusan Menteri Agama. RI Nomor: 23 Tahun 1991 Tanggal 14 Februari 1991. Jurusan yang terdaftar adalah Jurusan Peradilan Agama (qadla'). Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 268 Tahun 1996 Tanggal 19 Juni 1996, jurusan tersebut diubah menjadi Jurusan Ahwal al-Syakshiyah. Setahun berikutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor: E/35/1996 Tanggal 10 Maret 1997, ijin penyelenggaraan pendidikan Jurusan Ahwal al- Syakshiyah UNISMA Malang diserahkan kepada Yayasan Al-Qolam sebagai dampak dari diterbitkannya Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI Nomor: E/PP.009/J/1121/1997 tanggal 27 Juni 1997 tentang Bentuk PTKIS di bawah Universitas, maka melalui forum Rapat Bersama Pimpinan UNISMA Malang dan para tokoh masyarakat Gondanglegi pada tanggal 13 Juli 1997, disepakati untuk mengubah Fakultas Syariah UNISMA Malang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang berdiri sendiri dengan nama Instiut Agama Islam IAI Al-Qolam. Program studi yang dipilih masih tetap meneruskan program sebelumnya, yaitu Prodi Ahwal al-Syakshiyah. Sudah diwacanakan untuk menambah Prodi baru, namun karena kondisi dan kemampuan kalangan IAI Al-Qolam belum mendukung, maka wacana tersebut tidak segera diupayakan. Impian penambahan program studi tersebut baru bisa direalisasikan pada tahun 2002. Pengurus Yayasan dan Senat IAI Al-Qolam menyepakati untuk mendirikan Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI). Dipilihnya Prodi PAI waktu itu ditujukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan agama Islam, perbaikan kondisi sosial dari gejala dekadensi moral dan tersedianya para pendidik dan tenaga kependidikan Muslim yang profesional. Guna memperlancar usaha tersebut, dibentuklah Panitia Pengurusan Pengajuan Penambahan Program Studi Pendidikan Agama Islam (Prodi PAI) untuk menangani
  • 17. 17 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 proyek penambahan Prodi sebagaimana dikehendaki. Melalui perjuangan yang panjang, berliku dan melelahkan, pada akhirnya SK pendirian Program Studi Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) dikeluarkan oleh Departemen Agama RI pada tanggal 27 Oktober tahun 2011 dengan Nomor : Dj.I/1470/2011. Di usianya yang ke-11 sejak berdiri secara mandiri, IAI Al-Qolam, utamanya Prodi PAI, mendapatkan momentum yang sangat bagus untuk melakukan pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas pendidikan. Pada hari Jum'at tanggal 15 Juni 2007, ditandatangani nota Kesepakatan (MoU) Kerjasama Pengelolaan Pendidikan antara Universitas Islam Negeri (UIN) Malang sebagai lembaga pembina dan IAI Al-Qolam sebagai lembaga binaan. Dengan adanya kerjasama pembinaan kelembagaan atas prakarsa Prof. Dr. Mujia Raharjo, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan Drs. Nur Qomari, M.Si selaku Rektor Instiut Agama Islam Al-Qolam tersebut, banyak hal yang bisa dan harus dilakukan oleh IAI Alqolam untuk mengembangkan diri. G. Visi Misi dan Tujuan IAI Al-Qolam 1. VISI Menjadi Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren Terbaik se Jawa Timur pada Tahun 2020. 6. “Riset”; maksudnya adalah: c. Riset sebagai basis akademik bagi dua pilar lainnya dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni (1) pendidikan dan pembelajaran, dan (2) pengabdian kepada masyarakat; d. Riset sebagai model kajian keilmuan dan sosial yang (1) bertumpu kepada paradigma integrasi-interkoneksi keilmuan, dalam arti menolak dikotomisasi ilmu agama dan ilmu non-agama, menolak universalisasi ilmu, menganut pluralisme epistemologi dan metodologi, serta mengutamakan pendekatan interdisipliner, (2) berorientasi kepada tiga prinsip ilmu sosial profetik, yaitu humanisasi atau emansipasi (al-amr bi al-ma‘ruf), liberasi (al-nahy ‘an al-munkar), dan transendensi (al-iman bi Allah), dan (3) bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan universal (maqashid syari‘ah) serta membumikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja, baik dalam kehidupan akademik dan kelembagaan maupun dalam kehidupan masyarakat secara umum. 7. “Berbasis Pesantren”; maksudnya adalah: d. Mengintegrasikan seluruh aspek sistem pendidikan dan pengelolaan kelembagaan di lingkungan Institut Agama Islam IAI Al-Qolam dengan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja, yakni dalam cara berpikir, cara bersikap, dan cara berperilaku, baik secara internal (individu dan komunitas sendiri, atau the self) maupun secara eksternal (orang dan komunitas lain, atau the others, yang berbeda dan beragam). e. Memaknai pesantren bukan sebagai lembaga pendidikan agama saja, melainkan lebih sebagai sebuah “great tradition”, yakni tradisi agung yang mencerminkan keislaman dan
  • 18. 18 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 sekaligus keaslian Nusantara (indigenous) yang turut membentuk nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia sejak masa Islamisasi paling awal hingga saat ini. f. Mengaktualisasikan nilai-nilai luhur pesantren dan aswaja yang telah diintegrasikan dengan budaya akademik PTAI sebagai paradigma pendidikan Islam alternatif bagi pengembangan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya PTAI dan bahkan pesantren sendiri. 8. “Terbaik”; maksudnya adalah: e. Memiliki sistem pengelolaan kelembagaan, sistem pendidikan, sumber daya manusia, dan sarana-prasarana yang mendukung visi yang ditetapkan, yakni menjadi Prodi PAI Riset Berbasis Pesantren pada tahun 2020, serta sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan oleh pemerintah. f. Mengacu kepada kebutuhan aktual masyarakat, utamanya pihak pengguna lulusan. g. Mengikuti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. h. Menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga pendidikan sekitar, terutama pada jenjang yang sama. 9. “Jawa Timur”; maksudnya adalah batasan teritorial yang bersifat regional di mana Prodi PAI menjadi yang terbaik serta menjadi percontohan bagi lembaga-lembaga lain pada jenjang yang sama. 10. “Tahun 2020”; maksudnya adalah tahun di mana Prodi IAI Al-Qolam ditargetkan untuk menjadi serta berkembang sebagai Universitas Islam Riset Berbasis Pesantren. 2. MISI 1. Mengembangkan sistem pendidikan yang dirancang untuk menghasilkan sarjana pendidikan Islam santri yang berkepribadian luhur, profesional dan tanggap terhadap perkembangan teknologi pendidikan, sebagai tenaga pendidik agama Islam dan pengelola satuan pendidikan keagamaan Islam. 2. Mencetak sarjana pendidikan Islam santri yang memiliki kecakapan dalam membentuk, merencanakan, mengelola dan melaksanakan program pendidikan, melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi program, dan mengembangkan inovasi program satuan pendidikan keagamaan Islam. 3. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dirancang untuk menghasilkan sarjana pendidikan Islam santri yang kreatif dan produktif dalam mengembangkan teori-teori pendidikan Islam serta selalu siap mengabdi kepada masyarakat dalam memecahkan permasalahan pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di masyarakat
  • 19. 19 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 3. TUJUAN 1. Terwujudnya sistem pendidikan yang berorientasi pada persaudaraan seagama (ukhuwwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah) dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah basyariyyah). 2. Terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang memiliki kekokohan akidah, kedalaman spiritual, keluhuran budi pekerti dan kematangan wawasan kebangsaan, sesuai dengan haluan Ahl al-Sunnah wa al-Jam?'ah. 3. Terwujudnya sarjana pendidikan Islam santri yang cakap dan profesional dalam melaksanakan pendidikan agama Islam mengelola program satuan pendidikan keagamaan Islam. H.Data Mahasiswa. Profil Mahasiswa bersifat heterogen, Mahasiswa IAI Al-Qolam berasal dari sebagian besar wilayah Jawa Timur dan yang sebagian kecil dari wilayah provinsi lain. Profit mahasiswa diarahkan, dibimbing dan dikembangkan untuk menjadi sarjana santri yang melebihi kelebihan akidah, kedalaman spiritual, keluhuran budi pekerti dan kematangan wawasan kebangsaan, berdasarkan man haj Ahlussunah wal-jama'ah. Perkembangan mahasiswa sembilan tahun terakhir sebagaimana dalam tabel di bawah ini: Tabel C.I Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa Institut Agama Islam tahun 20171 *1 No Program Studi Jml Status Mahasiswa Aktif Cuti Non Aktif 1 S1 Hukum Ekonomi Syari'ah (Muamalah) 97 97 0 0 2 S1 Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) 258 257 1 0 3 S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam 8 8 0 0 4 S1 Pendidikan Agama Islam 939 919 0 20 5 S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini 165 165 0 0 6 S1 Tadris Bahasa Indonesia 115 115 0 0 7 S1 Tadris Bahasa inggris 93 91 0 3 8 S1 Tadris Matematika 82 82 0 0 9 S2 Pendidikan Agama Islam 195 195 0 0 JUMLAH I. Dosen dan Tenaga Pendukung 1. Dosen Dosen yang dimiliki IAI Al-Qolam terdiri dari orang yang sudah linier dibidangnya, dan Pengasuh Pondok Pesantren, dengan rincian dan data sebagai berikut: 1 http://localhost:8082/laporan/lapipsmhsparam
  • 20. 20 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Tabel D.1 Daftar dosen tetap IAI Al-Qolam NO NAMA NIY NIDN GOL 1 Drs. H. Syamsul A`dlom, M.A. 1997.01.004 2106015801 III c 2 Dra. Roihanah, M.A. 1997.01.013 2101026501 III b 3 Ir. Hj. Badriyah MS., M.P. 1997.01.017 - III a 4 Drs. Nur Qomari, M.Si. 1999.01.020 2112046701 III b 5 Dr. H. Muhammad Adib, M.Ag. 1999.01.024 2109027501 III c 6 H. Muhammad Hasbulloh Huda, M.Ag. 1999.01.025 2123047701 III c 7 Mudhofar, S.Ag., S.Pd., M.A. 1999.01.026 2105106301 III b 8 Dr. H. Abdurrahman, S.HI., M.Pd. 2003.01.029 2105057901 III a 9 H. Muhammad Madarik, S.S., M.A. 2003.01.032 2108127202 III b 10 Hairul Puadi, M.A. 2003.01.035 2128087401 III b 11 Dr. Muhammad Husni, M.PdI. 2003.01.039 2118037301 III b 12 Amatul Jadidah, S.Ag., M.Si. 2004.01.046 2131017601 III b 13 Siti A`isyah, S.Ag., M.A. 2005.01.047 2130127701 III b 14 Rudy Catur Rohman Kusmayadi, S.H, M.H 2006.01.051 2125047002 III b 15 H. Bahrul Ulum, S.HI., M.A. 2006.01.052 2114068202 III c 16 Muhammad Hasyim, S.HI, M.PdI 2006.01.053 2111058203 III a 17 Ahmad Fauzi, S.HI., M.A. 2006.01.054 2110038003 III b 18 Ahmad Atho' Lukman Hakim, S.Ag., M.Sc. 2006.01.056 - III b 19 Fitrotul Hikmah, S.S, M.A 2010.01.057 2106057901 III b 20 Ririn Noviyanti, S.HI, M.Si 2010.01.068 2108118702 III a
  • 21. 21 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 NO NAMA NIY NIDN GOL 21 Mufarrohah, S.Hum, M.Si 2010.01.082 2121098301 III a 22 Ismi Nur Aisyah, S.E, M.M 2010.01.083 2118128802 III a 23 Muhammad Hilal, S.Fil.I, M.Phil. 2010.01.084 2119058501 III a 24 Puji Lestari, S.HI, M.PdI 2010.01.086 - III a 25 Nurhayati, S.Pd, AUD, M.Si 2010.01.090 2110118102 III a 26 Abdurrohim, M.Pd.I. 2015.01.091 2110078503 III a 27 Ahmad Bukhori, S, Kom, M.M 2015.01.092 2127028502 III a 28 Ahmad Muhtar Syarofi, S.HI, S.E, M.H 2015.01.093 2123018801 III a 29 Dr. Akh Fahrur Rozi, S.Ag, M.PdI 2015.01.094 2130117101 III a 30 Budik Kusworo, M.Pd 2015.01.095 2112088402 III a 31 Bunyani, S.Hum, M.Pd 2015.01.096 2112088004 III a 32 Evi Nurhalimah, M.PdI 2015.01.097 2103078901 III a 33 Fatkhul Wahab, S.Ag, S.Pd, M.A 2015.01.098 2101017202 III a 34 Hanif Maulaniam Sholah, M.Pd 2015.01.099 2109049101 III a 35 Muhammad Masykur Baiquni, M.Pd 2015.01.100 2109098002 III a 36 Norma Ita Sholichah, S.T, M.Pd 2015.01.101 2121017602 III a 37 Ummu Sa'adah, S.Th.I, M.Si 2015.01.102 2102087901 III a 38 Usrin Malikha, M.Pd 2015.01.103 2106089101 III a 39 Yazidul Busthomi, M.PdI 2015.01.104 2117048801 III a 40 Yusron Yusuf, M.Pd 2015.01.106 2103087902 III a 41 Ratih Permata Sari, M.Pd 2015.01.107 2105038801 III a
  • 22. 22 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 NO NAMA NIY NIDN GOL 42 Kholik, M.Pd 2015.01.108 2113047901 III a 43 Joko Wibowo, M.Pd 2015.01.110 2125128101 III a 44 Afifatu Rohmawati, M.Pd 2015.01.111 2110098701 III a 45 Hosniyeh, M.Pd 2015.01.112 2119058702 III a 46 S Syekh Assegaf, S.S. M.Pd 2015.01.113 - III a 47 Muhammad Nasihuddin, S.Pd 2015.01.114 - III a 48 Abdurahman, S.HI, M.Pd.I 2015.01.115 8865660018 III a 49 Pramesti Retno Suryaningtyas, M.Pd 2015.01.117 2107078703 III a 50 Achmad Beadie Busyroel Basyar, M.Pd.I 2015.01.118 2103078704 III a 51 Zainuddin Fanani, S.E.I, M.Pd.I 2015.01.119 2106018201 III a 52 Badrul Arifin, M.PdI 2015.01.120 2116018901 III a 53 Moh. Ahsan Shohifur Rizal, M.Pd 2015.01.121 2102059106 III a 54 Nikmahtul Khoir Tri Yulia, M.Pd 2015.01.122 2108089302 III a 55 Qoriatul Mahfudloh, S.S, M.A 2015.01.123 2122098802 III a 56 Luqman Hakim, M.Pd 2015.01.124 2107057902 III a 57 Nurhayati, S.Pd, M.M 2015.01.125 2110028601 III a 58 Armanda Prastiyan Pratama, M.Pd 2015.01.126 2114059305 III a 59 Muyassaroh, S.S, M.Pd 2015.01.127 2110119303 III a 60 Muhammad Odik Afifin, S.Pd, M.Pd 2015.01.128 2123077902 III a 61 Moh. Amiruddin, S.Pd, M.Si 2015.01.129 0707058801 III a 62 Zainuddin, M.Pd 2015090130 2120058703 III a
  • 23. 23 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 NO NAMA NIY NIDN GOL 63 Roisul Adib, S.Pd.I., M.E. 2018090131 2103078604 III a 64 Muhammad Saifi, S.HI, M.E. 2018090132 2125108904 III a 65 Anggita Oktaviana Putri, S.Si, M.Pd 2019020133 2101109104 III a 66 Wildan Hakim, S.Si, M.Pd 2019020134 2119129102 III a 67 Ucik Fitri Handayani, M.Pd 2019020135 2116029701 III a 68 Dr. Sita Acetylena, S.Pd, M.Pd 2020090136 0708038007 III a 69 Tika Septia, S.Si, M.Pd 2020080138 1018098602 III a 70 Abdulloh, M.Pd 2018090139 - III a 71 Annafi Awantagusnik, M.Pd 2021020140 - III a 72 Cindy Indra Amirul Fiqri, M.Pd 2021020141 - III a 73 Mulis, M.Pd 2021020142 - III a 74 Dr. KH. Fathul Bari, SS, M.Ag 2021080143 0703057803 III a 2. Tenaga Pendukung Dosen yang dimiliki IAI Al-Qolam terdiri dari orang yang sudah linier dibidangnya, dan Pengasuh Pondok Pesantren, dengan rincian dan data sebagai berikut: Tabel D.1 Daftar tenaga pendukung IAI Al-Qolam NO NAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR 1 Puji Lestari S.H.I, M.Pd.I. Malang, 02 Juli 1982 2 Dewi Nurnuzulia, S.PdI. Malang, 28 Juli 1980 3 Saiful Arifin, S.Pd.I. Malang, 06 April 1988 4 Farida Faska, A.Md, S.E. Malang, 18 Maret 1983 5 Muhammad Hasyim, S.H.I, S.Pd.I. Malang, 11 Mei 1982
  • 24. 24 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 NO NAMA TEMPAT TANGGAL LAHIR 6 Zainuddin, S.Pd.I. Malang, 12 Juni 1987 7 Lilis Khusnul Khotimah, S.Pd.I. Malang, 12 Juli 1988 8 Cholifah, S.Pd.I. Malang, 12 Juli 1982 9 Jumaki Malang, 21 Mei 1960 10 Siti Hafsoh Malang, 31 Mei 1993 11 Siti Aisyah, S.Ag., M.A. Malang, 30 Desember 1977 12 Ahmad Fauzi, S.HI., S.PdI., M.A. Meranti, 10 April 1980 13 Husni Mubarok, S.Pd.I Malang, 16 Juni 1986 14 M. Zainul Muhktar, S.Pd.I. Malang, 12 September 1992 15 Abdulloh, S.Pd.I. Malang, 01 Februari 1993 16 Haddudah, S.Pd Malang, 02 April 1991 17 Pondi Zunaidi Malang, 16 April 1975 Data tenaga kependidikan Institut Agama Islam IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang sebagai berikut: A. UNSUR LEMBAGA JAMINAN MUTU NO NIY JABATAN NAMA 1 2010.01.092 Ketua LPM, H. M. Yusqi Qosim, S.H. 2 2006.01.051 Sekretaris LPM, Rudy Catur Rohman Kuemayadi, M.H B. UNSUR ADMINISTRASI INSTITUT NO NIY JABATAN NAMA 1 2006.01.053 Operator Muhammad Hasyim, S.HI., M.Pd.I. 2 2009.02.010 Ka. Admin Akademik dan Ketenagaan Zainuddin, S.Pd.I. 3 2010.01.091 Ka. Biro Keuangan Puji Lestari, S.HI., M.Pd.I. 4 2007.02.007 Staf Keuangan Dewi Nurnuzulia, A.Md. 5 2007.02.006 Staf Perpustakaan Farida Faska, S.E.
  • 25. 25 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 6 2007.02.005 BAK Zainul Mukhtar, S.PdI 7 2007.02.005 Staf Fakultas Zainal Arifin, S.Pd C. UNSUR FAKULTAS NO JABATAN NAMA 1 Dekan Fakultas Syari’ah Siti Aisyah, S.Ag., M.A 2 Dekan Fakultas Tarbiyah Muhammad Masykur Baiquni, M.Pd. 3 Direktur PPS Dr. H. Abdurrahman, S.HI., M.Pd. 4 Wadir PPS Ir. Hj. Badriyah, M.S., M.P 5 Ketua Prodi AS H. Bahrul Ulum, M.A. 6 Ketua Prodi PAI Abdurrohim, M.Pd.I 7 Ketua Prodi PGRA Norma Ita Sholichah, S.T., M.Pd 8 Ketua Prodi HES Ahmad Fauzi, S.Ag., M.A. 9 Ketua Prodi KPI Ahmad Bukhori, M.Kom 10 Ketua Prodi MTK Anggita Oktiviana Putri 11 Ketua Prodi S2 PAI Dr. Muhammad Husni, M.Pd.I. 12 Staf Fak. & Prodi Saiful Arifin, S.Pd.I 13 Staf Fak. & Prodi Husni Mubarok, S.PdI D. UNSUR LEMBAGA PENUNJANG NO NIY JABATAN NAMA 1 2006.01.056 Ketua LP3M, dan Humas Ahmad Atho' Lukman Hakim, S.Ag., M.Sc. 2 2005.01.047 Sekretaris LP3M Abdurrohim, M.Pd.I 3 2010.01.089 Direktur PBA S. Syeh Assegaf, S.S. 4 2010.01.084 Ketua PKP Muhammad Hilal, M.Phil 5 2010.01.085 Sekretaris PKP Siti A`isyah, S.Ag., M.A. 3. Tenaga Administrasi, Teknisi dan Pendukung
  • 26. 26 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Tenaga administrasi sebagai pendukung pelaksana kegiatan akademik yang dimiliki Program Studi Pendidikan Agama adalah: a. Kabag administrasi akademik dan kemahasiswaan 1 orang. b. Kabag administrasi umum dan keuangan 1 orang. Kepala perpustakaan 1 orang. c. Tenaga pengelolaan lembaga penelitian, pengembangan dan pengebdian kepada masyarakat 3 orang. d. Tenaga pengelolaan pengembangan Bahasa dan Budaya 2 orang e. Tenaga pengelolaan kajian zakat 2 orang f. Tenaga pengelolaan laboratorium Micro Teaching 2 orang g. Tenaga laboran/teknisi 1 orang. h. Petugas kebersihan 1 orang. J. Pendanaan Pengelolaan keuangan dikerjakan secara terpusat oleh Pimpinan dalam hal ini Ketua IAI Al-Qolam dan dibantu Pembantu Ketua II, dengan menganut asas akuntabilitas, transparansi, dan auditabilitas. Dana yang masuk dari berbagai sumber diatur oleh Ketua dengan persetujuan Senat IAI Al-Qolam, sebagaimana diatur dalam Pedoman Keuangan IAI Al-Qolam tahun 2007. Sampai saat ini, sumber anggaran IAI Al-Qolam hanya masih dari sumber internal yang diperoleh dari: (1) Sumber Pembinaan Pendidikan (SPP), (2) Biaya seleksi, (3) Biaya Ujian dan (4) Usaha-usaha lainnya, sesuai ketentuan. Pendanaan IAI Al-Qolam pada tahun 2018 dapat tergambar pada laporan keuangan IAI Al-Qolam tahun anggaran 2018 berikut: A K T I V A No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%) 1 Dana Rutin Rp 269.155.000 98,49% 2 Lain-lain Rp 4.125.000 1,51% JUMLAH Rp 273.280.000 100,00% P A S I V A No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%) A Honorarium 1. Tunjangan Pimpinan Rp 30.600.000 11,85% 2. Tunjangan Dosen Rp 12.600.000 4,88% 3. HR Dosen Rp 81.600.000 31,61%
  • 27. 27 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 P A S I V A No. Mata Anggaran Total 1 Tahun Prosentase (%) 4. Transport Dosen Tamu Rp 2.700.000 1,05% B Belanja Vakasi 1. Tunjangan Pembimbing Rp 1.700.000 0,66% 2. Seminar Proposal Rp 1.000.000 0,39% 3. Ujian Skripsi Rp 4.675.000 1,81% 4. UTS Rp 14.700.000 5,69% 5. UAS Rp 14.700.000 5,69% 6. UKM Rp 7.350.000 2,85% 7. PKLI Rp 11.250.000 4,36% C Belanja Tupoksi 1. Operasional Rp 2.000.000 0,77% 2. Peralatan Kantor Rp 4.500.000 1,74% 3. Perawatan Rp 1.500.000 0,58% D Subsidi Lembaga-lembaga 1. LP3M Rp 7.500.000 2,91% 2. Perpustakaan Rp 3.500.000 1,36% 3. BEM Rp 3.000.000 1,16% E Pengembangan 1. Kegiatan Pengembangan Rp 23.285.000 9,02% 2. Pengembangan Fisik Rp 30.000.000 11,62% JUMLAH Rp 258.160.000 100,00% SALDO Rp 15.120.000 5,53% K. Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Karya ilmiah (penelitian) yang dihasilkan oleh dosen tetap program studi selama tiga tahun berikut: Jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap selama tiga tahun terakhir.
  • 28. 28 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Berbagai Jenis Karya Ilmiah Sesuai Bidang Keilmuan PS Tidak Sesuai Bidang Keilmuan PS 2016 2017 2018 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Makalah disampaikan pada seminar lokal /institusi (Prodi/Institut) 2 2 16 5 7 21 Diktat Kuliah yang Dipakai Mahasiswa 9 11 15 12 11 15 Lain-Lain 7 11 12 10 12 11 Jumlah karya ilmiah di atas Nama program studi yang dihasilkan oleh dosen tetap dan atau dosen tidak tetap selama tiga tahun terakhir. Berbagai Jenis Karya Ilmiah Sesuai Bidang Keilmuan PS Tidak Sesuai Bidang Keilmuan PS 2016 2017 2018 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Makalah disampaikan pada seminar lokal/ institusi (Prodi/Institusi) 12 13 15 12 12 1 7 Makalah disampaikan pada seminar Nasional 7 6 5 8 5 4 Diktat Kuliah yang Dipakai Mahasiswa 8 9 33 12 30 32 Lain-Lain 9 8 17 12 13 19 Berdasarkan terhadap data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 terdapat 25 karya ilmiah yang terdiri 9 sesuai dengan Prodi dan 12 tidak sesuai. Pada tahun 2018 secara kuantitas karya ilmiah dosen tetap dan tidak tetap mengalami peningkatan sebanyak 12% atau 3 karya ilmiah lebih banyak dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2018 meningkat sebanyak 64% dari tahun 2015 atau sebanyak 18% karya ilmiah. Perbandingan antara karya ilmiah dosen tetap dengan dosen tidak tetap antara tahun 2015 sampai 2017 adalah sejumlah 29:70. Karya dosen tetap terdiri dari 17 (59%) berupa makalah lokal, 3 (10%) berupa diktat dan 9 (31%) berupa laporan penelitian. Sedangkan karya ilmiah dosen tidak tetap terdiri dari 30 (43%) berupa makalah lokal, 1
  • 29. 29 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 (1%) berupa makalah tingkat nasional, 8 (11%) berupa diktat dan 31 (44%) berupa laporan penelitian. Pada tahun 2017 terdapat karya ilmiah. Berupa makalah yang dipresentasikan pada forum seminar tingkat nasional. Ditinjau dari kesesuaian dengan Program Studi, perbandingan antara karya ilmiah yang sesuai dengan yang tidak sesuai dalam tiga tahun terakhir adalah 58:41. Pada tahun 2017 adalah 9:16 (9%: 16%) dari sejumlah karya yang dihasilkan, 16:12 (16%: 12%) pada tahun 2017, dan pada mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2008 menjadi 33:13 (33%: 13%) dari seluruh karya yang dihasilkan. Jumlah Penelitian yang Dilakukan oleh Dosen Tetap PS Pendidikan Agama Islam Selama Tiga Tahun Terakhir. Jenis Pembiayaan Penelitian Sesuai dengan Bidang Keilmuan PS Tidak dari Sesuai dengan & keilmuan PS 2016 2017 2018 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembiayaan sendiri oleh peneliti 1 5 15 2 3 15 PT yang bersangkutan - - 2 - 1 1 Selama tiga tahun terakhir telah dilakukan penelitian sebanyak 9 penelitian; 1 (11%) pada tahun 2011., 5 (56%) dan 3 (33%) dari seluruh jumlah penelitian. Dilihat dari pembiayaan dapat diketahui bahwa 7 (78%) dibiayai secara mandiri oleh para peneliti sedangkan 2 (22%) dibiayai oleh Perguruan Tinggi. Dari sini dapat juga dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan sebanyak 200% pendanaan penelitian oleh perguruan tinggi untuk penelitian dosen. Ditinjau dari kuantitas setiap tahun dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebanyak 400% atau 4 penelitian lebih banyak dari tahun sebelumnya, akan tetapi terjadi penurunan jumlah penelitian sebanyak -40% atau 2 penelitian lebih rendah dari tahun sebelumnya. Jumlah Pengabdian Kepada Masyarakat yang Dilakukan oleh Dosen Tetap Prodi Selama Tiga Tahun Terakhir Jcnis Pembiayaan Pengabdian Sesuai dengan Bidang Keilmuan PS Tidak Sesuai dengan Bidang Keilmuan PS 2016 2017 2018 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembiayaan sendiri oleh peneliti 5 5 4 1 1 1 PT yang bersangkutan - - 1 - - -
  • 30. 30 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 Pengabdian yang dilakukan oleh civitas akademika IAI Al-Qolam selama tiga tahun terakhir sejumlah 18 kegiatan. Pada tahun 2015, tahun 2017, dari tahun 2015 masing-masing kegiatan dilaksanakan 6 kali. 17 (94%) kegiatan dibiayai sendiri (mandiri) sedangkan 1 (6%) dibiayai oleh Sekolah tinggi. Pada tahun 2015 sekolah tinggi mulai mampu membiayai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebanyak 1 kegiatan atau meningkat 100% pendanaan pengabdian pada masyarakat dari tahun sebelumnya.
  • 31. 31 Proposal Pembangunan Gedung Pascasarjana “Melanjutkan Pembangaunan RKB lantai 3 & 4” Tahun Anggaran 2023 BAB III PENUTUP Pada proposal ini, ada Rencana Pembiayaan Ruang Kelas Baru (RKB) secara Keseluruhan Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan adalah sebesar Rp 900.000.000 (Sembilan ratus juta rupiah ) dengan rincian anggaran biaya terlampir. Kami berharap bahwa proposal ini mendapat persetujuan sehingga Pembangunan Ruang Kelas Baru lantai 3 dan 4 gedung pascasrjanasegera dapat direalisasikan guna menciptakan suasana proses perkuliahan yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan secara maksimal. Amin Demikian Proposal Bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) kami ajukan untuk dapat di tindak lanjuti dan direalisasi, mengingat pembangunan ini sangat menunjang mutu pendidikan. Atas perkenaan Bapak kami ucapkan terima kasih. Malang, 09 Agustus 2022 Direktur Pascasarjana Rektor, Dr. H. Abdurrahman, S.HI., M.Pd. Dr. H. Muhammad Adib, M.Ag. NIDN. 2105057901 NIDN. 2109027501 Mengetahui, Kepala Desa Putat Lor LASIS