IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
Artikel
1.
2. 1 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
ANALISIS DESAIN BATIK MODIFIKASI ORNAMEN BATAK
PAKPAK DAIRI KARYA SISWA KELAS VII SMP
SWASTA AN-NIZAM MEDAN DITINJAU
DARI PRINSIP-PRINSIP DESAIN
Siti Sarah Sitakar, Drs. Misgiya, M.Hum,
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Email : sitisarahsitakar@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan prinsip-prinsip desain
dalam pembuatan desain batik oleh siswa kelas VII SMP Swasta An-Nizam
Medan. Rumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada karya desain batik
modifikasi ornamen Batak Pakpak Dairi oleh siswa dengan ditinjaunya prinip-
prinsip desain.Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karya siswa kelas VII
SMP Swasta An-Nizam Medan dengan jumlah 87 buah. Dalam penelitian ini
penulis mengambil sampel 30 karya dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling. Alasan karena jumlah karya yang diteliti terlalu banyak dan untuk
memaksimalkan hasil penelitian maka penulis membatasi sampel. Dalam hal yang
diteliti karya desain batik modifikasi ornamen Batak Pakpak Dairi. Prinsip-prinsip
desain antara lain : proporsi, keseimbangan, irama, kesatuan, keselarasan dan
penekanan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 desain
batik kategori sangat baik (17%), 23 desain batik kategori baik (77%), dan 2
desain batik dengan kategori cukup baik (7%). Penerapan prinsip-prinsip desain
memperoleh nilai 2580 dengan nilai rata-rata 86 dikategorikan baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan 77% dengan
kategori baik. Modifikasi yang dominan dilakukan siswa adalah modifikasi
warna, dan motif yang paling banyak digunakan adalah motif Perbituka
Berrek/Persuar Kelang.
Kata Kunci: desain, batik, modifikasi, ornamen.
PENDAHULUAN
Indonesia terkenal akan
keindahan dan kekayaan alam serta
ragam kesenian dan kebudayaannya,
Kekayaan akan seni dan budaya yang
dimiliki menjadi pengaruh untuk
dipelajari, dikembangkan, diwarisi,
dan diwariskan, Sejalan dengan
adanya mata pelajaran seni budaya di
3. 2 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
sekolah, seni budaya bercabang
menjadi 3 sub pokok pembahasan
yaitu seni musik, seni tari dan seni
rupa. Dalam pembelajaran seni rupa
dikelompokkan lagi menjadi dua
pembahasan yang dibedakan
berdasarkan fungsi dan tujuannya
yaitu seni rupa murni ialah seni yang
mengutamakan nilai estetis dan seni
rupa terapan ialah seni yang
mengutamakan nilai kegunaan di
samping keindahannya .
Salah satu materi pembelajaran
dalam seni rupa terapan ialah
kerajinan batik. Kerajinan batik
masuk ke dalam mata pelajaran
Prakarya, karena mata pelajaran
prakarya merupakan ilmu terapan
yang mengaplikasikan berbagai
bidang ilmu pengetahuan yang
meliputi empat aspek yaitu
Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan
PengolahanBatik menjadi salah satu
materi yang diajarkan dalam mata
pelajaran prakarya yaitu pada kajian
Kerajinan Tekstil dimana batik
merupakan salah satu dari kerajinan
tekstil di Indonesia. Adapun tujuan
mata pelajaran Prakarya pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
adalah untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap
percaya diri siswa melalui karya atau
produk yang dihasilkan sendiri
dengan memanfaatkan potensi
sumber daya alam yang ada di
lingkungan sekitar dan dapat
melakukan pengembangan budaya
daerahnya.
Puncak dari perkembangan
batik kreasi baru terjadi pada tanggal
2 Oktober 2009, pada saat UNESCO
mengukuhkan batik Indonesia
sebagai warisan budaya bangsa milik
dunia. Sejak saat itu banyak daerah-
daerah yang mulai mengembangkan
berbagai macam desain ragam hias
batik yang merepresentasikan ciri
khas daerahnya.
Mendesain ialah salah satu
tahapan yang dilakukan sebelum
membuat sebuah karya seni batik,
Desain batik ialah gambaran
keseluruhan dari hasil batik yang
akan dibuat. Desain batik sangat
mempengaruhi kualitas estetis batik
yang dihasilkan, karena melalui
desain tersampailah makna,
informasi, filosofi dan keindahan
yang ingin diinformasikan desainer
pada karya batiknya, semua tidak
terlepas dari penerapan prinsip-
prinsip desain.
Sumatera Utara memiliki
ragam hias yang terdiri dari 8 etnis
asli yang masing-masing memiliki
corak dan keseniannya yang berbeda-
beda. Etnis asli Sumatera Utara
adalah: Batak yang masih dibagi
menjadi 6 sub-etnis yaitu : Batak
Toba, Batak Karo, Batak Mandailing
dan Sipirok, Batak Simalungun,
Batak Pakpak Dairi, ditambah
dengan Melayu dan Nias. Namun
dari sekian banyak suku yang ada di
Sumatera Utara suku Batak Pakpak
Dairi mengalami tingkat kepunahan
yang paling besar, dapat dilihat dari
kondisi rumah adat dan kesenian
yang ada.
Kepunahan suatu kesenian
menandakan hilangnya separuh
identitas masyarakat. Untuk
mengatasi kepunahan pada suatu
kebudayaan daerah, maka peranan
masyarakat sangat penting
mengajarkan kebudayaan daerah
dalam karya siswa/i seperti yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran
Prakarya di SMP Swasta An-Nizam
Medan.
1
4. 3 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
Berdasarkan observasi yang
penulis amati pada siswa/i SMP
Swasta An-Nizam Medan, hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran
prakarya tentang kerajinan tekstil
khususnya kerajinan batik yaitu
membuat desain batik bahwa
beberapa dari siswa masih salah
dalam menggambar motif ornamen
Batak Pakpak Dairi seperti kesalahan
pemotongan motif yang tidak tepat,
pemilihan ataupun peletakan motif
untuk motif utama, motif pendukung,
dan motif isen-isen masih monoton,
masalah dalam warna yang
digunakan untuk desain batik juga
terkesan berantakan karena tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip desain,
masalah ini dikarenakan kompetensi
sumber daya manusia/ pendidik yang
kurang memadai.
Terkhusus pada hasil karya
seni rupa daerah sangat kurang
diperhatikan oleh siswa/i An-Nizam
Medan, selama ini siswa hanya
dibekali dengan motif daerah lain
seperti motif Jawa dan gambar motif
diambil dari internet tanpa sumber
yang jelas. Karya seni rupa hasil
budaya daerah sangat penting untuk
diperhatikan oleh siswa/i An-Nizam,
karna sangat berpengaruh terhadap
pelestarian dan pengembangan
budaya daerah.
Oleh karena itu, Penulis
menganalisis karya desain batik yang
dibuat oleh siswa/i kelas VII SMP
Swasta An-Nizam Medan dengan
menggunakan motif daerah yaitu
Ornamen Batak Pakpak Dairi yang
motifnya telah mengalami modifikasi
susunan/tata letak, bentuk dan
warnanya, karena perkembangan
zaman yang semakin menuntut untuk
perubahan maka diperlukan upaya
untuk melestarikan budaya dengan
cara memodifikasi bentuk-bentuk
ornamen tradisional menjadi sebuah
desain batik yang dibuat sesuai
dengan kreativitas anak-anak.
Dari uraian latar belakang
masalah di atas, peneliti mengambil
judul “Analisis Desain Batik
Modifikasi Ornamen Batak
Pakpak Dairi Karya Siswa Kelas
VII SMP Swasta An-Nizam Medan
Ditinjau Dari Prinsip-Prinsip
Desain”.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka masalah yang
dapat di indentifikasikan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kurangnya pengetahuan siswa
dalam penggambaran ornamen
Batak Pakpak Dairi, dikarenakan
kompetensi sumber daya
manusia/pendidik yang kurang
memadai.
2. Penerapan prinsip-prinsip desain
pada desain batik siswa masih
berkesan kurang memanfaatkan
teori prinsip-prinsip desain.
3. Kesesuaian pemilihan jenis
motif ornamen pada desain batik
siswa yang masih terkesan
monoton dan kurang menarik
karena tidak adanya modifikasi
pada motif.
4. Masalah penggunaan warna
pada desain batik karya siswa/i
SMP Swasta An-Nizam Medan
masih terkesan kurang menarik
dan berantakan.
Dari beberapa identifikasi
masalah di atas penulis membuat
batasan atau fokus masalah hanya
pada :
1. Penerapan prinsip-prinsip desain
pada desain batik siswa/i kelas
VII SMP Swasta An-Nizam.
2. Modifikasi motif ornamen Batak
Pakpak Dairi pada desain batik
5. 4 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
siswa/i kelas VII SMP Swasta
An-Nizam Medan.
Berdasarkan pembatasan
masalah maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Sejauh mana para siswa mampu
menerapkan prinsip-prinsip
desain dalam membuat karya
desain batik?
2. Modifikasi motif Batak Pakpak
Dairi apa saja yang dibuat oleh
Siswa pada desain batik?
Adapun tujuan penelitian ini
dilaksanakan yakni sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan
bagaimana hasil penerapan
prinsip-prinsip desain pada
desain batik karya siswa.
2. Untuk mengetahui hasil
modifikasi motif Batak Pakpak
Dairi apa saja yang dibuat oleh
Siswa/ pada desain batik.
Setiap penelitian tentu memiliki
manfaat bagi penulis maupun
pembaca. Adapun manfaat
penelitian:
1. Bagi penulis kiranya bermanfaat
untuk menambah pengetahuan
dalam membuat desain batik
motif daerah.
2. Bagi kalangan umum khususnya
mahasiswa/i jurusan Pend. Seni
Rupa dapat mengetahui bahwa
kayu juga dapat digunakan
sebagai media dalam pembuatan
desain batik.
3. Bagi siswa/i kiranya dapat
menambah pengetahuan baru
dalam membuat batik dengan
desain motif daerah.
4. Bagi guru prakarya/seni budaya
kiranya dapat menambah materi
batik dalam mata pelajaran
berikutnya.
LANDASAN TEORITIS DAN
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pengertian Analisis
Analisis sangat diperlukan
dalam sebuah penelitian sebagai
acuan bagi peneliti untuk
menentukan langkah-langkah atau
tahapan-tahapan dari penelitian.
Analisis adalah penelitian yang
dilakukan secara sistematis terhadap
catatan-catatan atau dokumen
sebagai sumber data (Riyanto 2010:
26).
Menurut Soemarjadi dkk dalam
Buku Pendidikan Keterampilan
(1991/1992:9) mengungkapkan :
“Analisis adalah kemampuan
menguraikan atau menjabarkan
sesuatu kedalam bagian-bagian
sehingga hasilnya dapat
dimengerti”.
Sugiyono (2012: 335) dalam
buku metode penelitian pendidikan
menambahkan bahwa:
“Analisis adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dan membuat
kesimpulan agar mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang
lain”.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa analisis
adalah suatu usaha mencari atau
menjabarkan data untuk mengetahui
sebab dan mengupas masalah-
masalah lebih rinci.
2. Pengertian Desain
Desain adalah suatu konsep
pemikiran untuk menciptakan
sesuatu, melalui perencanaan sampai
terwujudnya benda jadi/nyata
(Kaswardi dan Juminem 2009: 79).
6. 5 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
Selanjutnya Suhersono (2006:
10) mengatakan bahwa:
“Mencipta gambar (desain) motif
adalah pekerjaan menyusun,
merangkai, memadukan bentuk-
bentuk dasar motif, garis, dan
sebagainya. Sedemikian rupa
sehingga tercipta sebuah bentuk
gambar (motif) baru yang indah,
bernilai seni, serta orisinal. Untuk
dapat menghasilkan daya cipta
yang memuaskan, tidak terlepas
dari kaitan kaidah-kaidah atau
prinsip-prinsip desain”.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa desain
merupakan suatu pemikiran untuk
menciptakan rancangan yang dibuat
dari gabungan komponen visual yang
mengandung unsur keindahan
dengan memperhatikan azas ataupun
prinsip dari desain.
3. Prinsip-Prinsip Desain
Steward (2011: 66) dalam
jurnal yang berjudul Launching The
Imagination A Guide To Two
Dimensional Design mengatakan
bahwa
”Kaidah dan prinsip/ tata cara
mendesain ialah komposisi.
Komposisi merupakan suatu
susunan dari beberapa unsur
secara seimbang dan serasi.
Komposisi terdiri dari beberapa
indikator yaitu: kesatuan,
keseimbangan, proporsi, Irama,
Penekanan dan Keselarasan”.
Penjelasan tentang prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Proporsi
Proporsi mengacu pada bentuk
elemen visual dalam sebuah gambar,
perbandingan pada lebar dengan
tinggi ukuran bentuk, juga
perbandingan bagian perbagian atau
bagian dengan keseluruhan (Steward
2011: 82).
Berdasarkan pendapat di atas
maka dapat disimpulkan bahwa
proporsi ialah perbandingan bagian
atau ukuran antara yang satu dengan
yang lainnya atau dengan
keseluruhan. Maka, proporsi dalam
tinjauan ornamen adalah
perbandingan antara ukuran atau
bentuk motif pokok, pendamping
dan isen-isen, serta perbandingan
ukuran bagian-bagian motif dan
perbandingan antara ukuran gambar
dan ukuran halaman kertas.
2) Keseimbangan (Balance)
Dalam sebuah desain,
keseimbangan mengacu pada
komposisinya, bentuk yang beragam
bekerjasama untuk menciptakan
sebuah keseimbangan diantara unsur-
unsur desain, terlepas dari
keanekaragaman ukuran dan bentuk.
(Steward 2011: 74)
Berdasarkan pendapat di atas
maka dapat disimpulkan bahwa
keseimbangan adalah kesamaan nilai
dari unsur-unsur karya secara serasi,
memberikan efek seimbang yaitu
tidak berat sebelah. Maka,
keseimbangan dalam tinjauan
ornamen adalah kesamaan nilai-nilai
dari penempatan motif utama, motif
pendukung, dan motif isen-isen
ataupun warna yang digunakan baik
secara teratur maupun secara
sembarangan.
3) Irama (rhythm)
Irama adalah sebuah
pergerakan yang diciptakan dari
sebuah pengulangan dari banyak
bentuk dan unsur. (Steward 2011:
83). Irama adalah “kesan gerak”
yang ditimbulkan oleh sambungan
dari unsur yang satu ke unsur yang
7. 6 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
lain dalam sebuah susunan (Nawawi
2005: 154).
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa irama adalah pola perulangan
unsur-unsur yang menimbulkan
tampilan yang menarik. Maka, irama
dalam tinjauan ornamen ialah variasi
dengan membuat ukuran motif
utama, motif pendukung, dan motif
isen-isen secara bertingkat sehingga
terbentuknya sebuah irama.
4) Kesatuan (unity)
Unity dapat diartikan sebagai
sebuah kesamaan, kesatuan,
kebersamaan, dan perpaduan dari
sebuah keberagaman yang
digabungkan secara efektif dapat
berpadu dan hidup. (Steward 2011:
66). Menurut Mesra (2014: 20)
kesatuan ialah susunan elemen-
elemen yang membangun suatu
objek tertata dengan rapi menurut
yang semestinya..
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa: kesatuan merupakan suatu
susunan diantara hubungan unsur-
unsur karya sehingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh dan tertata rapi.
Maka, kesatuan dalam tinjauan
ornamen ialah hubungan antara
berbagai motif dan warna yang
saling menyatu dan serasi.
5) Keselarasan/ Harmoni
Keselarasan berhubungan
dengan pengaruh antar warna yang
sangat penting dalam keberhasilan
atau kegagalan desain, menunjukkan
kesesuaian antara berbagai unsur-
unsur. (Steward 2011: 85)
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa: harmoni
atau selaras adalah perpaduan antara
unsur-unsur secara berdampingan
sehingga tidak adanya pertentangan.
Maka, keselarasan dalam tinjauan
ornamen ialah hubungan perpaduan
berbagai motif dan warna yang
saling menyatu dan serasi.
6) Penekanan/ Kontras (Emphasis)
Emphasis adalah bagian
keunggulan dari desain, sebuah titik
fokus pada suatu desain yang
digunakan untuk menarik perhatian.
(Steward 2011: 84 )
Kontras menurut Kaswardi dan
Juminem (2009: 14) adalah kesan
yang didapat karena adanya dua hal
yang berlawanan, misalnya adanya
bentuk, ukuran, warna, atau tekstur
yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas maka dapat disimpulkan bahwa
penekanan ialah suatu bagian gambar
yang dibuat bervariasi dengan bentuk
yang berbeda atau menonjol pada
area penting (kontras) sehingga
menjadi pusat perhatian si pengamat.
Maka, penekanan dalam tinjauan
ornamen ialah penekanan pada motif
pokok agar terlihat lebih menonjol
dari pada unsur-unsur lainnya
sehingga kontras dan menjadi pusat
perhatian si pengamat.
4. Batik
a. Pengertian Batik
Gratha (2012: 4) dalam buku
Panduan Mudah Belajar Membatik,
berpendapat bahwa:
“Batik adalah kain bergambar
yang dibuat dengan teknik rintang
warna. Bahan perintang yang
digunakan adalah malam (lilin).
Teknik rintang warna dilakukan
dengan cara menorehkan malam
panas menggunakan canting pada
kain untuk membentuk gambar.
Bagian yang ditutup malam pada
saat proses pewarnaan tidak akan
terkena warna, sehingga pada saat
8. 7 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
dilorod (menghilangkan malam)
bagian asal tetap berwarna putih,
dan membentuk motif pada kain
batik”.
Berdasarkan berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa
batik adalah melukis atau menulis
pada media dengan lilin sebagai
perintang warnanya dan
menggunakan alat yang kemudian
disesuaikan dengan teknik proses
dalam pembuatannya.
b. Unsur-unsur Batik
batik biasanya terdiri dari atas
tiga unsur yaitu: motif pokok, motif
pengisi bidang, dan motif isen atau
isian (Sari, 2013:26).Berikut adalah
penjelasan tentang unsur-unsur batik,
yaitu:
1. Motif Pokok
Motif pokok merupakan unsur
pokok dalam motif batik, yaitu
berupa gambar dengan bentuk
tertentu yang berukuran cukup besar
atau motif yang dilihat lebih
dominan dalam sebuah pola.
2. Motif Pendukung
Motif pengisi bidang adalah
motif di luar motif pokok yang
mengisi bidang secara keseluruhan.
Motif pengisi bidang bentuknya lebih
kecil daripada motif pokok dan
berbentuk lebih sederhana dibanding
ornamen pokok. Ornamen ini
digunakan untuk memperindah motif
secara keseluruhan.
3. Motif Isen-isen
Motif isen-isen adalah motif
yang berfungsi untuk mengisi atau
melengkapi motif pokok. Motif isen-
isen biasanya berbentuk kecil-kecil.
Isen-isen merupakan aneka corak
pengisi latar dan bidang-bidang
kosong. Isen-isen tidak memiliki arti
hanya untuk memperindah tampilan
batik (Soemantri, 2005: 77).
5. Modifikasi
a. Pengertian Modifikasi
“Modifikasi adalah suatu
kegiatan atau cara merubah bentuk
dari yang kurang menarik menjadi
lebih menarik tanpa menghilangkan
fungsi aslinya, dilakukan dengan
cara digayakan atau disederhanakan”
(Paresti 2014: 42). Sedangkan
Menurut Saragi (2017: 7) dalam
bukunya yang berjudul Nilai Motif &
Nilai Filosofis Ornamen Tradisional
Sumatera Utara mengatakan bahwan:
“Modifikasi berasal dari kata
“modif” yaitu ubahan/ perubahan
bentuk, yaitu maksudnya bentuk-
bentuk dasar yang akan dijadikan
motif mengalami penggayaan atau
perubahan bentuk dari bentuk
aslinya”.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa modifikasi ialah
Mengubah bentuk lama kebentuk
baru yang bertujuan untuk
memperindah dan menampilkan
suatu hal yang baru dan unik. Maka,
modifikasi dalam penelitian ini
adalah mengubah susunan, bentuk
motif dan warna yang digunakan
pada desain batik karya siswa/i kelas
VII SMP Swasta An-Nizam Medan.
b. Langkah-langkah Modifikasi
1. Mengubah bentuk motif
Ornamen tradisional memiliki
bentuk motif yang sudah baku. pada
modifikasi bentuk, motif dijadikan
lebih menarik dengan mengubah
bentuk motifnya menjadi besar atau
kecil, panjang atau pendek, tebal-
tipis dsb. Serta menambahkan motif
pendukung atau motif isen-isen.
2. Mengubah susunan motif
Ornamen tradisional memiliki
susunan motif yang sudah baku,
contohnya motif Epen-epen yang
9. 8 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
ditempatkan pada hiasan bingkai,
dijadikan bentuk desain batik yang
lebih menarik dengan cara dibuat
melingkar, besar-kecil, vertikal,
diagonal, dan beragam bentuk lain.
3. Mengubah warna motif
Ornamen tradisional Batak
Pak-pak memiliki warna motif yang
sudah baku, yaitu warna merah,
hitam dan putih (Saragi 2017: 42).
namun pada modifikasi warna motif
dirubah sesuai dengan kreatifitas
siswa dan dijadikan desain batik
yang lebih menarik juga indah
6. Ornamen
a. Pengertian Ornamen Secara
Umum
Lebih lanjut Supangkat (2006:
xvi) dalam bukunya yang berjudul
Ikatan Silang Budaya menyebutkan
bahwa:
“Ragam Hias (Ornament) adalah
bentuk-bentuk yang mengandung
makna simbolik, baik sacral atau
tidak. Bentuk ragam hias berasal
atau dihasilkan dari gambaran
tentang manusia, binatang,
tumbuhan, bentuk ini dibuat
melalui tahapan peyederhanaan,
perubahan (modifikasi) atau
penggayaan (stilasi) suatu bentuk
dasar yang jadi titik tolaknya,
kemudian dihasilkan bentuk baru
yang berkarakter lebih sederhana
dan tidak realistik, ornamen
digunakan untuk menghias benda,
rumah dan peralatan lainnya”.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa: ornamen
adalah cabang seni rupa juga salah
satu karya seni dekoratif yang
biasanya dimanfaatkan sebagai
penghias atau pengisi bidang untuk
menambah keindahan permukaan
suatu bidang atau benda dengan
makna simbolik di dalamnya.
b. Ornamen Sumatera Utara
Penduduk asli Sumatera
Utara terdiri dari 8 etnis asli yang
masing-masing memiliki corak dan
keseniannya yang berbeda-beda.
Etnis asli Sumatera Utara adalah:
Batak yang masih dibagi menjadi 6
sub-etnis yaitu : Batak Toba, Batak
Karo, Batak Mandailing dan Sipirok,
Batak Simalungun, Batak Pakpak
Dairi, ditambah dengan Melayu dan
Nias (Saragi 2017: 1).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di SMP
Swasta An-Nizam Medan Jl.
Perjuangan/Tuba II No. 62 Medan
Denai Penelitian ini dilakukan
selama dua bulan. populasi pada
penelitian ini adalah 87 siswa.
Dengan jumlah sampel 30 siswa,
diambil dengan menggunakan teknik
Cluster Random Sampling.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. teknik
pengumpulan data yang digunakan
adalah participant observation
(observasi berperan serta) dan
dokumentasi.Instrumen penelitian ini
terdiri dari : catatan, kamera dan
lembaran Pengamatan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif yaitu prosedur penelitian
berdasarkan data kualitatif. Langkah-
langkah dalam menganalisis data
dalam menganalisis data dalam
penelitian ini yaitu :
10. 9 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
1. Membuat deskripsi atau
gambaran yang sejelas-jelasnya
tentang penerapan prinsip-prinsip
desain pada desain batik karya siswa
yang akan diteliti.
2. menguraikan teori dan data
mengenai desain batik karya siswa,
berdasarkan prinsip-prinsip desain
dan mengkategorikannya ke dalam
indikator skala penilaian pada lembar
penilaian.
3. menghitung rata-rata hasil
penilaian, data kuantitatif
dikonversikan menjadi data
kualitatif. diberikan kepada 3
observer penilai untuk menilai satu
persatu objek yang akan diteliti.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data yang telah
diambil dari tabel penilaian, maka
semua hasil penilaian ke tiga ahli
secara keseluruhan terdapat hasil 30
desain batik modifikasi ornamen
Batak Pakpak Dairi karya siswa
kelas VII SMP Swasta An-Nizam
Medan Ditinjau dari prinsip-prinsip
Desain Yaitu Proporsi,
Keseimbangan, Irama, Kesatuan,
Keselarasan dan Penekanan.
Memperoleh penilaian yang baik dari
ketiga tim penilai, dan dapat dilihat
dari nilai prinsip-prinsip desain yang
tertinggi sampai yang terendah.
A. Secara keseluruhan desain batik
siswa pada aspek irama
memperoleh nilai rata-rata = 86
dengan kategori baik.
B. Secara keseluruhan desain batik
siswa pada aspek proporsi
memperoleh nilai = 87 dengan
kategori baik.
C. Secara keseluruhan desain batik
siswa pada aspek keseimbangan
memperoleh nilai = 86 dengan
kategori baik.
D. Secara keseluruhan desain
batik siswa pada aspek
kesatuan memperoleh nilai =
86 dengan kategori baik.
E. Secara keseluruhan desain
batik siswa pada aspek
keselarasan memperoleh nilai
= 86 dengan kategori baik.
F. Secara keseluruhan desain
batik siswa pada aspek
penekanan memperoleh nilai =
86 dengan kategori baik.
Berdasarkan penjelasan diatas
siswa kelas VII SMP Swasta An-
Nizam sudah mampu menerapkan
prinsip-prinsip desain dalam
pembuatan desain batik. Hal ini
sesuai dengan hasil observasi awal
yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya bahwa KKM yaitu 75
sedangkan nilai rata-rata desain batik
siswa kelas VII SMP Swasta An-
Nizam Medan memperoleh nilai rata-
rata 86 (baik).
Berdasarkan pembahasan dari
hasil penelitian diketahui bahwa rata-
rata kualitas dari prinsip-prinsip
desain pada desain batik karya siswa
dengan dibuktikan dari hasil
penelitian yaitu desain batik yang
mencapai nilai rata-rata 91-100
(Sangat Baik) sebanyak 5 desain
batik karya siswa 12, 16, 26, 27 dan
30. Nilai rata-rata 83-90 (Baik)
sebanyak 23 desain batik karya siswa
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28,
dan 29. Serta perolehan nilai rata-rata
75-82 (cukup) sebanyak 2 desain
batik karya siswa 3 dan 10.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan semua data-data
hasil pengamatan yang telah
11. 10 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
dianalisis dalam penelitian ini maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip-prinsip desain
yaitu proporsi, keseimbangan,
irama, kesatuan, keselarasan,
dan penekanan pada desain batik
karya siswa terdapat 5 desain
batik kategori sangat baik
sebesar 17%, 23 desain batik
kategori baik sebesar 77%, dan 2
desain batik dengan kategori
cukup baik sebesar 7%.
Sedangkan untuk kategori
kurang tidak ada yang tercapai
(0%), Secara keseluruhan
dikatakan kategori baik dengan
persentase sebesar 77%.
2. Penerapan prinsip-prinsip desain
yaitu proporsi, keseimbangan,
irama, kesatuan, keselarasan,
dan penekanan pada desain batik
karya siswa memperoleh nilai
2580 dengan nilai rata-rata 86
dikategorikan baik.
3. Motif yang paling banyak
digunakan dalam penelitian oleh
siswa dalam menggambar desain
batik adalah motif sulur-suluran
yaitu motif Perbituka
Berrek/Persuar Kelang,dengan
persentasi penggunaan sebanyak
37% atau sebanyak 11 kali
penggunaan motif pada 30 karya
desain batik siswa.
4. Modifikasi yang dominan
dilakukan siswa adalah
modifikasi pada warna. Seluruh
siswa berjumlah 30 siswa
melakukan modifikasi warna
pada desain batik, 28 siswa
melakukan modifikasi pada
susunan motif, dan 19 siswa
melakukan modifikasi pada
bentuk motif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari
hasil penelitian,maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Sebelum mencipkan sebuah
karya batik akan lebih baik jika
dibuat terlebih dahulu desain
atau rancangan batik yang akan
dibuat dengan memahami
tentang prinsip-prinsip dalam
desain sehingga ketika dalam
proses pembuatan siswa
mempunyai landasan untuk
menciptakan karya batik yang
baik dan benar.
2. Pengalaman berkarya sangat
menentukan hasil akhir dari
karya batik, maka dari itu untuk
mencapai tingkat keberhasilan
yang baik perlu banyak berlatih.
3. Diharapkan banyak melihat dan
mengamati karya batik sehingga
mampu membedakan antara
karya yang baik dan tidak batik.
4. Guru harus lebih memperhatikan
aspek-aspek penting dalam
membuat sebuah desain batik,
seperti prinsip-prinsip desain
yaitu proporsi, keseimbangan,
irama, kesatuan, keselarasan dan
terutama penekanan.
Harapan penulis hendaknya
penelitian ini dilanjutkan dan
dikembangkan pada ruang lingkup
yang lebih luas sehingga dapat
memberikan manfaat yang berarti
bagi dunia pendidikan dan khususnya
bagi siswa kelas VII SMP Swasta
An-Nizam Medan.
12. 11 | Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Medan
DAFTAR RUJUKAN
Gratha, Benny. 2012. Panduan
Mudah Belajar Membatik.
Jakarta: Demedia.
Kaswardi dan Juminem, 2009.
Pengantar Seni Rupa SMK
Negeri 9 Medan. Medan:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mesra, 2014. Menggambar Bentuk 1.
Medan: Unimed Press.
Nawawi, Muhammad. 2005. Analisis
penerapan estetika ragam hias
pada kriya keramik mahasiswa
jurusan seni rupa fbs
unimed. Jurnal Seni Rupa FBS
Unimed, Vol.2 No.2. pp. 151-
163. ISSN 1829-8230 .
Paresti, Suci, dkk. 2017. Prakarya.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi
Penelitian Pendidikan.
Surabaya: Penerbit SIC.
Saragi, Daulat. 2017. Jenis Motif &
Nilai Filosofis Ornamen
Tradisional Sumatera Utara.
Yogyakarta: Thafa Media.
Sari, Rina P. 2013. Keterampilan
Membatik Untuk Anak.
Surakarta: Arcita
Soemarjadi, dkk. 1992. Pendidikan
Keterampilan. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi,
Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Steward, Mary. 2011. Launching the
Imagination A Guide To Two
Dimensional Design. Mc
Graw-Hill Education, 4
Edition.
Soemantri, Bambang V.M. 2005.
Pola Ragam Hias Batik Corak
Fauna. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
kuantitatif , kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Suhersono, Heri. 2006. Desain
Bordir Motif Batik. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Supangkat, Jim dan Rizki A.Zaelani.
2006. Ikatan Silang Budaya :
Seni Serat Biranul Anas. Jakarta:
Art Fabrics Bekerjasama dengan
KPG