SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
http://www.unusida.ac.id
Berpikir & Menulis Ilmiah
4. Berpikir Kritis
Minggu, 19 Februari 2017
nadirosyifa@gmail.com
Oleh:
Nama : Sifaun Nadiro
BAB I
APAKAH BERFIKIR KRITIS ITU
DAN BAGAIMANA KITA MENGASAHNYA
1.1 Beberapa Definisi Klasik dari Tradisi Berpikir Kritis
1.1.1 John Dewey dan Berpikir Reflektif
John Dewey mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut:
Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus) dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut
alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang
menjadi kecenderungannya (Dewey, 1909, hlm.9).
1.1.2 Edward Glaser, Mengembangkan Gagasan Dewey
Edward Glaser mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut:
1. Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-
hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang.
2. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis.
3. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Glaser, 1941,hlm.5).
1.1.3 Robert Ennis – Definisi yang dipakai secara luas
Robert Ennis mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut:
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (lihat Norris and Ennis,
1989).
1.1.4 Richard paul dan berpikir tentang pikiran anda sendiri
Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa
saja- dimana saja si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan
menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pikiran dan
menerapkan standar-standar intelektual padanya. (paul, Fisher and Nosich, 1993,
hlm.44).
1.2 Keterampilan penting dalam pemkiran kritis
Edward Glaser mendaftarkan kemampuan untuk:
a. Mengenal masalah
b. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu.
c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai yang tidak dinyatakan.
e. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas.
f. Menganalisis data
g. Menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaann –pertanyaan
h. Mengenal antar hubungan yang logis antara masalah-masalah.
i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
j. Menguji kesimpulan dan kesamaan
k. Menyusun kembali pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih
luas
l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam
kehidupan sehari-sehari (Glaser, 1941, hal 6).
1.3 Beberapa Contoh Instruktif
1.4 Definisi Akhir Mengenai Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi
dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher and Scriven, 1997, hlm 21)
1.5 Disposisi dan Nilai pemikir yang Kritis
1.6 Berpikir Kritis – Kreatif
BAB II
MENGIDENTIFIKASI ALASAN DAN KESIMPULAN:
BAHASA PENALARAN
2.1 Menentukan Keberadaan Penalaran
2.2 Beberapa contoh sederhana tentang penalaran
2.3 Bahasa Penalaran: Bagian I
 Frase-frase ini umumnya disebut indicator-indikator kesimpulan:
Sehingga…, karenanya…, jadi…, sebagai konsekuensinya…, yang
membuktikan/memperhatikan bahwa…, membenarkan keyakinan/pandangan
bahwa…, saya menyimpulkan bahwa…, darinya kita bisa menarik kesimpulan
bahwa…, berdasarkan hal itu maka…, menunjukkan bahwa…, …harus…
 Frase-frase ini umumnya disebut indicator-indikator alasan:
Because (karena)…, since (karena)…, for (karena)…, berdasarkan fakta bahwa…,
alasan-alasannya adalah…, pertama…, kedua…, (dan sebagainya)
2.4 Tes “Oleh karena itu”
2.5 Bahasa Penalaran: Bagian II
Beberapa gagasan yang bersifat semi-teknis yangdapat berguna dalam argument (kata-
kata seperti: konsisten, kontradiksi, konversi, contoh tandingan, benar,
memerlukan/menyatakan secara implisit, bersifat hipotesis, kondisi kondisi yang perlu
dan cukup)
2.6 Bagaimana kita sendiri dapat mengungkapkan argumentasi secara jelas bagi orang lain.
2.7 Kembali ke Identifikasi maksud pengarang: Struktur Penalaran
BAB III
MEMAHAMI PENALARAN:
BERBAGAI POLA PENALARAN
3.1 Kasus yang paling sederhana
Contoh nukilan penalaran yang memiliki struktur sangat sederhana:
Dimana <alas an>-nya ialah “kerusakan pada lapisan ozon merupakan masalah
internasional” dan [kesimpulan]-nya ialah “masalah itu hanya bisa diselesaikan melalui
persetujuan Internasional”.
3.2 Memberi alas an Berdampingan
Doktrin Truman merupakan titik balik dalam sejarah Amerika sekurang-kurangnya
krena empat alas an.
Pertama, doktrin itu mendasari keputusan Truman yang memanfaatkan ketakutan
orang Amerika terhadap komunisme baik didalam negeri maupun diluar negeri guna
meyakinkan orang Amerikauntuk menjalankan kebijakan luar negeri tentang perang
dingin.
Kedua, kongres memberi kekuasaan yang besar kepada presiden untuk terlibat dalam
perang dingin ini sejauh presiden lihat hal itu tepat.
Ketiga, untuk pertama kali dalam era setelah perang, orang-orang Amerika secara
masif mencampuri perang saudara bangsa lain. Akhirnya, dan barangkali yang paling
penting, Truman menggunakan doktrin itu untuk membenarkan program bantuan yang
sangat besar guna mencegah runtuhnya ekonomi Eropa dan Amerika (Walter LaFeber,
America, Russia, and the cold War, 1945-1996, McGraw-Hill, hlm 56-7).
dimana masing-masing <alasan…> yang diberikan LaFaber merupakan satu kesatuan
dan [kesimpulannya]
3.3 Rantai Penalaran
3.4 Alasan yang Harus dipakai bersama-sama: Alasan Bersama
3.5 Pola Penalaran yang lebih Kompleks
3.6 Tambahan: Hipotesis dan kalimat lain yang lebih kompleks
3.7 Argumen Versus Penjelasan
Berikut adala beberapa contoh:
a. Kita harus membatasi produksi gas rumah kaca karena produksi gass rumah kaca
menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon.
b. Napoleon meninggal karena diracuni dengan racun arsenic
c. Dinosaurus punah karena sebuah meteor besar jatuh berhamburan ke bumi.
3.8 Menarik lebih dari satu kesimpulan
BAB IV
MEMAHAMI PENALARAN:
ASUMSI, KONTEKS, DAN PETA BERPIKIR
4.1 Asumsi
Ketika seseorang mengajukan argumen, penjelasan, atau jenis penalaran yang serupa,
sangat lazim baginya untuk membiarkan beberapa hal tidak disebutkan, meskipun dia
yakin hal-hal itu benar (atau dapat diterima) dan relevan dengan isunya, atau bahkan
sangat penting bagi isu tersebut. Hampir semua argument riil (argumen yang digunakan
atau sudah digunakan dengan maksud untuk meyakinkan orang lain akan suatu sudut
pandang) membiarkan beberapa hal tidak disebutkan dalam arti tertentu diasumsikan.
4.2 Konteks
Argumen, Penjelasan, dan sebagainya, selalu dikemukakan dalam suatu konteks dan
konteks itu mengandung segala macam asumsi, pra-anggapan, latar belakang
keyakinan, fakta yang relevan untuk menafsirkan apa yang dimaksudkan, aturan
tingkah laku, dan lain-lain.
4.3 Peta berpikir untuk memahami dan mengevaluasi pemikiran.
BAB V
MENGKLARIFIKASI DAN MENGINTERPRETASI
PERNYATAAN DAN GAGASAN
5.1 Apa Masalahnya (Kekaburan, Ambiguitas, Kebutuhan akan Contoh atau Apa)
5.2 Siapa Audiensnya (Apa latar Belakang Pengetahuan dan Keyakinan Audiens yang
dapat diasumsikan)
5.3 Berdasarkan Audiensnya, apakah yang akan memberikan cukup klarifikasi untuk
tujuan terkini
5.4 Berapa banyak detail yang dibutuhkan Audiens dalam situasi ini.
5.5 Masalah yang menuntut klarifikasi dalam penalaran

More Related Content

Viewers also liked

Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
riditata
 
Critical Thinking: Introduction
Critical Thinking: IntroductionCritical Thinking: Introduction
Critical Thinking: Introduction
Alwyn Lau
 
Berpikir kreatif dan kritis
Berpikir kreatif dan kritisBerpikir kreatif dan kritis
Berpikir kreatif dan kritis
Dioces
 
Vision, Mission, Goal, Objective
Vision, Mission, Goal, ObjectiveVision, Mission, Goal, Objective
Vision, Mission, Goal, Objective
Searching Salary
 

Viewers also liked (20)

Pertemuan ke 1 share
Pertemuan ke 1 sharePertemuan ke 1 share
Pertemuan ke 1 share
 
Manajemen Stratejik 3
Manajemen Stratejik  3Manajemen Stratejik  3
Manajemen Stratejik 3
 
0.2.1. Curso de Nivelación: Lenguajes de los Medios de Comunicación - U02
0.2.1. Curso de Nivelación: Lenguajes de los Medios de Comunicación - U020.2.1. Curso de Nivelación: Lenguajes de los Medios de Comunicación - U02
0.2.1. Curso de Nivelación: Lenguajes de los Medios de Comunicación - U02
 
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
Integrasi dalam perusahaan (Psikologi Sumber Daya Manusia)
 
Critical Thinking: Introduction
Critical Thinking: IntroductionCritical Thinking: Introduction
Critical Thinking: Introduction
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
 
Manajemen stratejik 1
Manajemen stratejik  1Manajemen stratejik  1
Manajemen stratejik 1
 
Pengertian dan ruang lingkup manajemen strategik
Pengertian dan ruang lingkup manajemen strategikPengertian dan ruang lingkup manajemen strategik
Pengertian dan ruang lingkup manajemen strategik
 
Berpikir kreatif dan kritis
Berpikir kreatif dan kritisBerpikir kreatif dan kritis
Berpikir kreatif dan kritis
 
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara IslamBerpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
 
SAKIP : kebijakan & Renstra
SAKIP : kebijakan & RenstraSAKIP : kebijakan & Renstra
SAKIP : kebijakan & Renstra
 
Managerial planning and goal setting
Managerial planning and goal settingManagerial planning and goal setting
Managerial planning and goal setting
 
Pti07 perusahaan
Pti07 perusahaanPti07 perusahaan
Pti07 perusahaan
 
Bab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritisBab vi berpikir kreatif dan kritis
Bab vi berpikir kreatif dan kritis
 
Manajemen stratejik 2
Manajemen stratejik  2Manajemen stratejik  2
Manajemen stratejik 2
 
Critical thinking vs. creative thinking
Critical thinking vs. creative thinkingCritical thinking vs. creative thinking
Critical thinking vs. creative thinking
 
Manajemen strategik part 9 10
Manajemen strategik part 9 10Manajemen strategik part 9 10
Manajemen strategik part 9 10
 
Manajemen s trategik part 5
Manajemen s trategik part 5Manajemen s trategik part 5
Manajemen s trategik part 5
 
Critical Thinking Ppt Week 1
Critical Thinking Ppt Week 1Critical Thinking Ppt Week 1
Critical Thinking Ppt Week 1
 
Vision, Mission, Goal, Objective
Vision, Mission, Goal, ObjectiveVision, Mission, Goal, Objective
Vision, Mission, Goal, Objective
 

Similar to 4. rangkuman buku

Metode Penulisan Karya Ilmiyah
Metode Penulisan Karya IlmiyahMetode Penulisan Karya Ilmiyah
Metode Penulisan Karya Ilmiyah
Suardi Al-Bukhari
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
Faz Azlan
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to 4. rangkuman buku (20)

Berpikir kritis
Berpikir kritisBerpikir kritis
Berpikir kritis
 
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
 
Berpikir kritis
Berpikir kritisBerpikir kritis
Berpikir kritis
 
Critical Thinking
Critical ThinkingCritical Thinking
Critical Thinking
 
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
 
Rangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritisRangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritis
 
Rangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritisRangkuman berpikir kritis
Rangkuman berpikir kritis
 
Teori Atribusi.pptx
Teori Atribusi.pptxTeori Atribusi.pptx
Teori Atribusi.pptx
 
Proses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan PenelitianProses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan Penelitian
 
Menyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosialMenyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosial
 
Berpikir kritis asli
Berpikir kritis asliBerpikir kritis asli
Berpikir kritis asli
 
Tugasan p.kritis
Tugasan p.kritisTugasan p.kritis
Tugasan p.kritis
 
Metode Penulisan Karya Ilmiyah
Metode Penulisan Karya IlmiyahMetode Penulisan Karya Ilmiyah
Metode Penulisan Karya Ilmiyah
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
 
Bab 2 pd
Bab 2 pdBab 2 pd
Bab 2 pd
 
Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1
 
Jawaban UTS IAD IBD & ISD
Jawaban UTS IAD IBD & ISDJawaban UTS IAD IBD & ISD
Jawaban UTS IAD IBD & ISD
 
Teori bruner ppt
Teori bruner pptTeori bruner ppt
Teori bruner ppt
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: LogikaFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 01: Logika
 

Recently uploaded

Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
gulieglue
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Cytotec Asli Surabaya
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
NoorAmelia4
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Kandungan Denpasar Bali
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
UPPKBGUYANGAN
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
DenzbaguseNugroho
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Kandungan Denpasar Bali
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Cytotec Yogyakarta
 
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Google
 

Recently uploaded (13)

Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
 
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Padangpanjang 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
 

4. rangkuman buku

  • 1. UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen http://www.unusida.ac.id Berpikir & Menulis Ilmiah 4. Berpikir Kritis Minggu, 19 Februari 2017 nadirosyifa@gmail.com Oleh: Nama : Sifaun Nadiro
  • 2. BAB I APAKAH BERFIKIR KRITIS ITU DAN BAGAIMANA KITA MENGASAHNYA 1.1 Beberapa Definisi Klasik dari Tradisi Berpikir Kritis 1.1.1 John Dewey dan Berpikir Reflektif John Dewey mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut: Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus) dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya (Dewey, 1909, hlm.9). 1.1.2 Edward Glaser, Mengembangkan Gagasan Dewey Edward Glaser mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut: 1. Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal- hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang. 2. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis. 3. Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Glaser, 1941,hlm.5). 1.1.3 Robert Ennis – Definisi yang dipakai secara luas Robert Ennis mendefinisikan berfikir kritis sebagai berikut: Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (lihat Norris and Ennis, 1989). 1.1.4 Richard paul dan berpikir tentang pikiran anda sendiri Berpikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, substansi atau masalah apa saja- dimana saja si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. (paul, Fisher and Nosich, 1993, hlm.44).
  • 3. 1.2 Keterampilan penting dalam pemkiran kritis Edward Glaser mendaftarkan kemampuan untuk: a. Mengenal masalah b. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu. c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai yang tidak dinyatakan. e. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas. f. Menganalisis data g. Menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaann –pertanyaan h. Mengenal antar hubungan yang logis antara masalah-masalah. i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. j. Menguji kesimpulan dan kesamaan k. Menyusun kembali pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-sehari (Glaser, 1941, hal 6). 1.3 Beberapa Contoh Instruktif 1.4 Definisi Akhir Mengenai Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher and Scriven, 1997, hlm 21) 1.5 Disposisi dan Nilai pemikir yang Kritis 1.6 Berpikir Kritis – Kreatif BAB II MENGIDENTIFIKASI ALASAN DAN KESIMPULAN: BAHASA PENALARAN 2.1 Menentukan Keberadaan Penalaran 2.2 Beberapa contoh sederhana tentang penalaran 2.3 Bahasa Penalaran: Bagian I  Frase-frase ini umumnya disebut indicator-indikator kesimpulan: Sehingga…, karenanya…, jadi…, sebagai konsekuensinya…, yang membuktikan/memperhatikan bahwa…, membenarkan keyakinan/pandangan bahwa…, saya menyimpulkan bahwa…, darinya kita bisa menarik kesimpulan bahwa…, berdasarkan hal itu maka…, menunjukkan bahwa…, …harus…
  • 4.  Frase-frase ini umumnya disebut indicator-indikator alasan: Because (karena)…, since (karena)…, for (karena)…, berdasarkan fakta bahwa…, alasan-alasannya adalah…, pertama…, kedua…, (dan sebagainya) 2.4 Tes “Oleh karena itu” 2.5 Bahasa Penalaran: Bagian II Beberapa gagasan yang bersifat semi-teknis yangdapat berguna dalam argument (kata- kata seperti: konsisten, kontradiksi, konversi, contoh tandingan, benar, memerlukan/menyatakan secara implisit, bersifat hipotesis, kondisi kondisi yang perlu dan cukup) 2.6 Bagaimana kita sendiri dapat mengungkapkan argumentasi secara jelas bagi orang lain. 2.7 Kembali ke Identifikasi maksud pengarang: Struktur Penalaran BAB III MEMAHAMI PENALARAN: BERBAGAI POLA PENALARAN 3.1 Kasus yang paling sederhana Contoh nukilan penalaran yang memiliki struktur sangat sederhana: Dimana <alas an>-nya ialah “kerusakan pada lapisan ozon merupakan masalah internasional” dan [kesimpulan]-nya ialah “masalah itu hanya bisa diselesaikan melalui persetujuan Internasional”. 3.2 Memberi alas an Berdampingan Doktrin Truman merupakan titik balik dalam sejarah Amerika sekurang-kurangnya krena empat alas an. Pertama, doktrin itu mendasari keputusan Truman yang memanfaatkan ketakutan orang Amerika terhadap komunisme baik didalam negeri maupun diluar negeri guna meyakinkan orang Amerikauntuk menjalankan kebijakan luar negeri tentang perang dingin. Kedua, kongres memberi kekuasaan yang besar kepada presiden untuk terlibat dalam perang dingin ini sejauh presiden lihat hal itu tepat. Ketiga, untuk pertama kali dalam era setelah perang, orang-orang Amerika secara masif mencampuri perang saudara bangsa lain. Akhirnya, dan barangkali yang paling penting, Truman menggunakan doktrin itu untuk membenarkan program bantuan yang sangat besar guna mencegah runtuhnya ekonomi Eropa dan Amerika (Walter LaFeber, America, Russia, and the cold War, 1945-1996, McGraw-Hill, hlm 56-7).
  • 5. dimana masing-masing <alasan…> yang diberikan LaFaber merupakan satu kesatuan dan [kesimpulannya] 3.3 Rantai Penalaran 3.4 Alasan yang Harus dipakai bersama-sama: Alasan Bersama 3.5 Pola Penalaran yang lebih Kompleks 3.6 Tambahan: Hipotesis dan kalimat lain yang lebih kompleks 3.7 Argumen Versus Penjelasan Berikut adala beberapa contoh: a. Kita harus membatasi produksi gas rumah kaca karena produksi gass rumah kaca menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon. b. Napoleon meninggal karena diracuni dengan racun arsenic c. Dinosaurus punah karena sebuah meteor besar jatuh berhamburan ke bumi. 3.8 Menarik lebih dari satu kesimpulan BAB IV MEMAHAMI PENALARAN: ASUMSI, KONTEKS, DAN PETA BERPIKIR 4.1 Asumsi Ketika seseorang mengajukan argumen, penjelasan, atau jenis penalaran yang serupa, sangat lazim baginya untuk membiarkan beberapa hal tidak disebutkan, meskipun dia yakin hal-hal itu benar (atau dapat diterima) dan relevan dengan isunya, atau bahkan sangat penting bagi isu tersebut. Hampir semua argument riil (argumen yang digunakan atau sudah digunakan dengan maksud untuk meyakinkan orang lain akan suatu sudut pandang) membiarkan beberapa hal tidak disebutkan dalam arti tertentu diasumsikan. 4.2 Konteks Argumen, Penjelasan, dan sebagainya, selalu dikemukakan dalam suatu konteks dan konteks itu mengandung segala macam asumsi, pra-anggapan, latar belakang keyakinan, fakta yang relevan untuk menafsirkan apa yang dimaksudkan, aturan tingkah laku, dan lain-lain. 4.3 Peta berpikir untuk memahami dan mengevaluasi pemikiran.
  • 6. BAB V MENGKLARIFIKASI DAN MENGINTERPRETASI PERNYATAAN DAN GAGASAN 5.1 Apa Masalahnya (Kekaburan, Ambiguitas, Kebutuhan akan Contoh atau Apa) 5.2 Siapa Audiensnya (Apa latar Belakang Pengetahuan dan Keyakinan Audiens yang dapat diasumsikan) 5.3 Berdasarkan Audiensnya, apakah yang akan memberikan cukup klarifikasi untuk tujuan terkini 5.4 Berapa banyak detail yang dibutuhkan Audiens dalam situasi ini. 5.5 Masalah yang menuntut klarifikasi dalam penalaran