SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KETERAMPILAN MENYIMAK




     Dalam keterampilan menyimak akan dibahas mengenai: (1) pengertian menyimak,
(2) tujuan menyimak, (3) ragam menyimak, dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak.

Pengertian Menyimak

     Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang
sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu
bahasa.

     Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan
bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba unt uk menerapkan
dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari
mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut.
Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa
mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu
memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasa
tulisan.

     Pengertian menyimak menurut Tarigan adalah:

           Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang -lambang
     lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
     memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
     komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
     bahasa lisan (1987:28).
“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4).

     “Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan
lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman
dan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan, 1987:28).

     Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang
fasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk kuping kiri
keluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar untuk memahami
apa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya
dengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting. (Adnan, http://jejakkelana.
wordpress.com).

     Berdasarkan pendapat di atas dan dikaitkan dengan penelitian ini, maka menyimak
yang dimaksud di sini adalah menyimak siaran berita radio melalui media rekaman.
Jadi, menyimak siaran berita radio melalui media rekaman adalah mendengarkan
dengan penuh perhatian tentang apa yang disampaikan atau terdapat dalam siaran berita
radio tersebut.

Tujuan Menyimak

     Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati. Secara
sadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu.
Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan
memahami komunikasi.

     Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami bahan simakan.
Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama menyimak adalah menangkap,
memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan”
(Tarigan, 1991:4).
Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?” maka secara
praktis kita dapat memberi jawaban, antara lain:

     1. Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut -
        pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya.

     2. Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan
        antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan dalam
        kehidupan masyarakat.

     3. Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan -
        keputusan yang masuk akal.

     4. Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala
        sesuatu yang saya dengar (Hunt dalam Tarigan, 1987:55).

     Memang, tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain:

     1. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh
        pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain,
        menyimak untuk belajar.

     2. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu
        dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipergelarkan (teruta ma
        sekali dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati
        keindahan audio maupun visual (audiovisual).

     3. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa -apa yang
        disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-
        lain); singkatnya, menyimak untuk mengevaluasi.

     4. Ada orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa -apa yang
        disimak itu (misalnya: pembaca cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk
        mengapresiasi materi simakan.

    5. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide -
        ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan
        lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat dipero leh dari sang
        pembicara dan semua ini merupakan bahan penting untuk menunjang dalam
        mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.

    6. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat
        membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti
        (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata
        pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan
        ujaran pembicara asli (native speaker).

    7. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dapat meme cahkan masalah
        secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara mungkin memperoleh
        banyak masukan berharga.

    8. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk
        meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
        diragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasive (Logan dan
        Shrope dalam Tarigan, 1987:56).

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan
menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu:

1. Menyimak bertujuan untuk belajar

2. Menyimak bertujuan untuk menikmati

3. Menyimak bertujuan untuk mengevaluasi

4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi
5. Menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide

6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi

7. Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah

8. Menyimak bertujuan untuk meyakinkan

Ragam Menyimak

     Seperti yang diketahui bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperoleh
informasi,   menangkap   isi,   serta   memahami   makna   komunikasi   yang   hendak
disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Di
samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan
adanya aneka ragam menyimak, yaitu:

     1. Menyimak Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder,
        menyimak estetik, dan menyimak pasif.

     2. Menyimak Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis, menyimak konsentratif,
        menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak
        selektif (Tarigan, 1987:35).

2.2.3.1 Menyimak Ekstensif

     Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak
mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di
bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35 -36).

     Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembali
bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru.
Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itu
secara wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam
hubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal.
Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut.

1. Menyimak Sosial

       Menyimak       Sosial    (social   listening)   atau     menyimak   konversasional
   (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous listening) biasanya
   berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau
   bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan
   saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar,
   mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap
   apa-apa yang dikemukakan (Dawson dalam Tarigan,1987:37).

       Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal,
   yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan
   menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi.

2. Menyimak Sekunder

       Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary
   listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan
   secara ekstensif (extensive listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada
   bimbingan. Apa yang didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama. Salah
   satu contoh, bila menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan
   menulis atau melukis.

3. Menyimak Estetik

       Menyimak       estetik    (aesthetic   listening)      atau   menyimak   apresiatif
   (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan
   dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38). Menyimak estetik
   mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki yang dapat
   mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak estetik bertujuan untuk
   siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama. Sehingga dapat menikmati dan
mengapresiasikan    cerita-ceritanya   dalam   lakon-lakon   yang   dibacakan    atau
   diceritakan oleh guru atau siswa.

4. Menyimak pasif

        Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya
   sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti,
   tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.
   Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang
   bermanfaat, antara lain:

   1) Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak.

   2) Tenang dan santai.

   3) Jangan memasang rintangan bagi bunyi.

   4) Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak.

   5) Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu
      yang lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)

2.2.3.2 Menyimak Intensif

     Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatu
kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatan
ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipe
menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulis
sekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapa
penghubung kalimat. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.
Kemudian memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung -
penghubung kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak
rekaman lagi.
Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatan
menyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahami
maknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untuk
dikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesan
tersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa.

     Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif
sebagai berikut.

1. Menyimak Kritis

        Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk
   mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari
   ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh
   akal sehat” (Tarigan, 1987:42).

        Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan d an kekeliruan
   dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan
   atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu kebenaran.

2. Menyimak Konsentratif

        Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-
   type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan
   yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:

   1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.

   2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas,
      waktu, urutan serta sebab-akibat.

   3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.

   4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
5) Merasakan       serta    menghayati    ide-ide   sang   pembicara,     sasaran   maupun
      pengorganisasiannya.

   6) Memahami urutan ide-ide sang pembicara.

   7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan,
      1987: 45).

3. Menyimak Kreatif

        Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang
   dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap
   bunyi,     penglihatan,    gerakan,   serta   perasaan-perasaan    yang    menggambarkan
   keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan,
   1987: 46).

4. Menyimak Eksplorasif

        Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif (exploratory
   listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan
   menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini
   sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal-hal
   yang menarik sebagai informasi tambahan mengenai suatu topik.

5. Menyimak Interogatif

        Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai
   berikut.

        Menyimak       interogatif   (interrogative    listening)   adalah   sejenis   kegiatan
        menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
        pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara,
        karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta
   mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi
   atau menanyai sang pembicara.

6. Menyimak Selektif

        Merdhana    (1987:32)    menyatakan    bahwa   “menyimak    selektif   (selective
   listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu
   terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak
   selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak

     Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak, yaitu: (1)
sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalam
masyarakat (Hunt dalam Tarigan, 1987:97).

     Pakar   lain   mengemukakan     hal-hal   yang    merupakan   faktor-faktor    yang
mempengaruhi menyimak: (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau pendirian,
(4) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (5) perbedaan jenis kelamin atau seks
(Webb dalam Tarigan, 1987:97).

     Di samping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak, yaitu: (1) faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial, (2) faktor fisik, (3) faktor psikologis, dan (4) faktor
pengalaman (Logan dalam Tarigan, 1987:97-98).

     Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak,
ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah dibandingkan
sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
kegiatan menyimak adalah: (1) faktor fisik, (2) faktor psikologis, (3) faktor
pengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, (6) faktor jenis kelamin, (7) faktor
lingkungan, dan (8) faktor peranan dalam masyarakat.
1) Faktor Fisik

    Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali
mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide -
ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yang
normal,   sangat   lelah,   serta   tingkah   polahnya   tidak   karuan.   Kesehatan   serta
kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak.
Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas,
lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang
melakukan kegiatan menyimak.

    2) Faktor Psikologis

    Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam menyimak
mencakup masalah-masalah: 1) prasangka dan kurangnya simpati terhadap para
pembicara dengan aneka sebab dan alasan; 2) keegosentrisan dan keasyikan terhadap
minat pribadi serta masalah pribadi; 3) kepicikan yang menyebabkan pandangan yang
kurang luas; 4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama
sekali pada pokok pembicaraan; 5) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap
guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.

    3) Faktor Pengalaman

    Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak.
Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam
bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhan
timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan
“mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman
mereka.

    4) Faktor Sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik -topik atau
pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding den gan yang kurang atau
tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai
segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima
pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap me nolak pada
hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya.

    5) Faktor Motivasi

    “Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau
motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan
berhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103).

    Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam
mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan
suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar moti vasi
mereka untuk menyimak dengan tekun.

    6) Faktor Jenis Kelamin

    Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan
wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka
memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.

         Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak
    pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras
    kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), dapat
    menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung
    lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah
    dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak
    berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104).

    7) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasi
kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah -masalah dan sarana-sarana
akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan
gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian
rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama u ntuk
menyimak.

     Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam
menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka didorong
untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan -
sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk
didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai
kesempatan    berbicara.   Jadi,   suasana   dimana    guru   merencanakan     pengalaman -
pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas
untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka.

     8) Faktor Peranan dalam Masyarakat

Tarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak
disimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan me nyimak dapat dipengaruhi
oleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang perlu untuk
menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang mahasiswa, di harapkan
dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada sebagai karyawan harian
pada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalam
masyarakat bagi peningkatan menyimak.

Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif
keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data (Purwanto, 1992). Informasi
atau data yang dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976) merumuskan pengertian
evaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentang
ketercapai tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam Purwanto, 1992) mengemukakan bahwa
evaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto,
1984) bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akan
terjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akan
diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapat
terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.


Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui apakah pebelajar mampu menguasai
materi yang telah diajarkan, (2) apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan, (3)
apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa, (4) mengetahui keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (5) menentukan kebijakan selanjutnya.
Tujuan pengajaran BI meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh sebab itu,
model evaluasi yang diterapkan juga mengacu ketiga ranah tersebut. Bila tidak demikian,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dari pebelajar tidak dapat diketahui
dengan pasti. Padahal, kepastian hasil evaluasi inilah yang dijadikan titik tolak untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.


Bentuk alat ukur evaluasi dapat berupa tes dan nontes. Bentuk alat ukur yang berupa tes dapat
digunakan untuk menguji kompetensi (1) struktur dan ekspresi tulis, (2) kosakata dan membaca,
serta (3) menyimak. Ujian menyimak biasanya merupa-kan ujian yang berat bagi pebelajar.
Mereka sering cemas dan tegang sebelum atau pada waktu ujian dilaksanakan. Untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan itu dapat dimaksudkan selingan musik instrumentalia di
sela-sela naskah ujian. Nontes digunakan untuk menguji kompetensi (1) berbicara dan (2)
menulis dengan bentuk penugasan. Melalui pengamatan, pengukuran kompetensi berbicara dan
menulis dila-kukan. Untuk melakukan penskoran digunakan lembar pengamatan yang dilengkapi
skala berjenjang
(http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html)
Modul 1: HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Tes, Pengukuran, dan Penilaian
Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai tes, pengukuran, dan penilaian,
sehingga       pemakaian    istilah    yang    salah   kaprah     dapat     Anda     perbaiki.
Pelaksanaan pengukuran dan penilaian sejak awal perkembangan kebudayaan manusia sudah
terjadi, namun pengembangan alat ukur (tes) yang layak dipercaya belum terjadi sebelum abad
kedua puluh.
Pengembangan alat ukur harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran
tidak lepas dari tujuan pendidikan nasional.
Alat ukur, pengukuran, dan penilaian yang dikembangkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran akan berdampak pada pemberian bantuan yang tepat kepada peserta didik dalam
rangka meningkatkan kualitas Manusia Indonesia
Kegiatan Belajar 2
Pengelompokan Alat Ukur
Kegiatan belajar kedua ini membicarakan alat ukur yang digunakan dalam penilaian yaitu alat
ukur tes dan non-tes. Pengelompokan tes didasarkan pada jawaban yang diharapkan yaitu mulai
dari jawaban yang tertutup sampai dengan jawaban yang terbuka. Atas dasar pengelompokan
tersebut dalam pendidikan dikenal tes objektif, tes jawaban singkat, tes penyelesaian masalah,
dan tes uraian. Masing-masing bentuk tes ini memiliki ragam. Untuk tes objektif pilihan ganda
ragamnya adalah 5 yaitu melengkapi pilihan, hubungan sebab akibat, analisis kasus, melengkapi
kompleks (berganda) dan membaca gambar/grafik/tabel/diagram. Sedangkan tes uraian
ragamnya uraian terbatas/terpimpin/ tertutup dan uraian terbuka. Bentuk yang di sebutkan di
ataslah yang banyak digunakan di sekolah untuk mengukur kemampuan berpikir.
Alat ukur untuk menentukan kemampuan dalam ranah afektif dan psikomotor digunakan format
observasi, angket, dan wawancara. Format observasi sangat banyak ragamnya, masing-masing
disesuaikan dengan tujuan observasi, waktu yang tersedia dan tersedianya pelaksana (SDM)
yang sesuai.
Kualitas hasil penilaian tergantung pada prosedur pemilihan yang ditempuh, teknik pelaksanaan
yang dipilih dan pendekatan penilaian yang digunakan.
(http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=24:pbin4302-
evaluasi-pembelajaran-bahasa-indonesia&catid=30:fkip&Itemid=75)

More Related Content

What's hot

Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakHamdan Husein Batubara
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI WidiaFungkisari
 
Presentasi menyimak
Presentasi menyimakPresentasi menyimak
Presentasi menyimakendokemas
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikRINISUGIYARTI
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaIjal Mustofa
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaRizza Magfira
 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapEka Kurniati
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsEnmoiya
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDElysa Nurhani
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...yasirmaster web.id
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
 

What's hot (20)

Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI  ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
ASPEK, TUJUAN, FUNGSI, DAN FAKTOR MANAJEMEN KELAS OLEH SITI WIDA FUNGKISARI
 
Presentasi menyimak
Presentasi menyimakPresentasi menyimak
Presentasi menyimak
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristik
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Konsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogikKonsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogik
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind map
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
MENYIMAK YANG BAIK
MENYIMAK YANG BAIKMENYIMAK YANG BAIK
MENYIMAK YANG BAIK
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Format penilaian tari http://yasirmaster.blogs...
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 

Similar to Keterampilan menyimak

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Mitha Ye Es
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimakPak Bos
 
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa BaliKeterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa BaliI Wayan Jatiyasa
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaNando A-stlye
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1fara dillah
 
menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
 menyimak kreatif - kemampuan berbahasa menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
menyimak kreatif - kemampuan berbahasaAjengIlla
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakKelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakMitha Ye Es
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Mitha Ye Es
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.Faris Rusli
 
12289857.ppt
12289857.ppt12289857.ppt
12289857.pptRioArtha
 
Keterampilan Berbahasa Menyimak
Keterampilan Berbahasa MenyimakKeterampilan Berbahasa Menyimak
Keterampilan Berbahasa MenyimakEmira 'bishae'
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamVini Fakhriyani Ulfah
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifTohir Haliwaza
 

Similar to Keterampilan menyimak (20)

Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak Kelompok 1 bab i 3 menyimak
Kelompok 1 bab i 3 menyimak
 
Keterampilan menyimak
Keterampilan menyimakKeterampilan menyimak
Keterampilan menyimak
 
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa BaliKeterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bahasa Bali
 
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasaPengertian berbicara menurut para ahli bahasa
Pengertian berbicara menurut para ahli bahasa
 
presentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritispresentasi menyimak kritis
presentasi menyimak kritis
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1Keterampilan berbahasa indonesia 1
Keterampilan berbahasa indonesia 1
 
menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
 menyimak kreatif - kemampuan berbahasa menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
menyimak kreatif - kemampuan berbahasa
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimakKelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
Kelompok 1 pengertian, tujuan, jenis dan proses menyimak
 
12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.12. pembelajaran menyimak berbicara.
12. pembelajaran menyimak berbicara.
 
12289857.ppt
12289857.ppt12289857.ppt
12289857.ppt
 
Keterampilan Berbahasa Menyimak
Keterampilan Berbahasa MenyimakKeterampilan Berbahasa Menyimak
Keterampilan Berbahasa Menyimak
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Drama sebagai teater
Drama sebagai teaterDrama sebagai teater
Drama sebagai teater
 
Rpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teaterRpp drama sebagai teater
Rpp drama sebagai teater
 
hubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorikahubungan bahasa dengan Retorika
hubungan bahasa dengan Retorika
 
Jurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantikJurnal semantik-nan-cantik
Jurnal semantik-nan-cantik
 
draft penting implikatur
draft penting implikaturdraft penting implikatur
draft penting implikatur
 
Shinmin
ShinminShinmin
Shinmin
 
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Keterampilan menyimak

  • 1. KETERAMPILAN MENYIMAK Dalam keterampilan menyimak akan dibahas mengenai: (1) pengertian menyimak, (2) tujuan menyimak, (3) ragam menyimak, dan (4) faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak. Pengertian Menyimak Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai suatu bahasa. Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba unt uk menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian seterusnya sampai anak bisa mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan, dan mampu memahami isi pikiran orang lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Pengertian menyimak menurut Tarigan adalah: Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang -lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (1987:28).
  • 2. “Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4). “Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam Tarigan, 1987:28). Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang fasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk kuping kiri keluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar untuk memahami apa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting. (Adnan, http://jejakkelana. wordpress.com). Berdasarkan pendapat di atas dan dikaitkan dengan penelitian ini, maka menyimak yang dimaksud di sini adalah menyimak siaran berita radio melalui media rekaman. Jadi, menyimak siaran berita radio melalui media rekaman adalah mendengarkan dengan penuh perhatian tentang apa yang disampaikan atau terdapat dalam siaran berita radio tersebut. Tujuan Menyimak Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati. Secara sadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu. Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami komunikasi. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami bahan simakan. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan” (Tarigan, 1991:4).
  • 3. Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?” maka secara praktis kita dapat memberi jawaban, antara lain: 1. Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut - pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya. 2. Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan masyarakat. 3. Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan - keputusan yang masuk akal. 4. Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya dengar (Hunt dalam Tarigan, 1987:55). Memang, tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara lain: 1. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, menyimak untuk belajar. 2. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipergelarkan (teruta ma sekali dalam bidang seni); pendeknya dia menyimak untuk menikmati keindahan audio maupun visual (audiovisual). 3. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa -apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain- lain); singkatnya, menyimak untuk mengevaluasi. 4. Ada orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa -apa yang disimak itu (misalnya: pembaca cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu,
  • 4. dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. 5. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide - ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat dipero leh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting untuk menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. 6. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker). 7. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dapat meme cahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasive (Logan dan Shrope dalam Tarigan, 1987:56). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu: 1. Menyimak bertujuan untuk belajar 2. Menyimak bertujuan untuk menikmati 3. Menyimak bertujuan untuk mengevaluasi 4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi
  • 5. 5. Menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide 6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi 7. Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah 8. Menyimak bertujuan untuk meyakinkan Ragam Menyimak Seperti yang diketahui bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, yaitu: 1. Menyimak Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif. 2. Menyimak Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif (Tarigan, 1987:35). 2.2.3.1 Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35 -36). Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara baru. Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa, bahwa mereka melihat hal itu secara wajar dalam lingkungan yang asli dan alamiah, bukan hanya sekedar dalam hubungan kelas, tempat pertama kali disajikan secara formal.
  • 6. Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut. 1. Menyimak Sosial Menyimak Sosial (social listening) atau menyimak konversasional (conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dawson dalam Tarigan,1987:37). Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam proses komunikasi. 2. Menyimak Sekunder Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).” Menyimak ini lebih bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang didengar oleh penyimak bukan menjadi tujuan utama. Salah satu contoh, bila menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau melukis. 3. Menyimak Estetik Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38). Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-teki yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama. Sehingga dapat menikmati dan
  • 7. mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa. 4. Menyimak pasif Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain: 1) Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak. 2) Tenang dan santai. 3) Jangan memasang rintangan bagi bunyi. 4) Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak. 5) Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan sesuatu yang lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40) 2.2.3.2 Menyimak Intensif Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.” Dalam kegiatan ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang sederhana untuk melatih tipe menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa menyimak tanpa memberi teks tertulis sekali atau dua kali, misalnya teks mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapa penghubung kalimat. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi. Kemudian memberikan teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung - penghubung kalimat itu berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.
  • 8. Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai kegiatan menyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu memahami maknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu keterampilan penting untuk dikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi yang terkandung sebenarnya dari pesan tersebut dan berada dalam jangkauan intlektual dan kedewasaan siswa. Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif sebagai berikut. 1. Menyimak Kritis Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat” (Tarigan, 1987:42). Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan d an kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh suatu kebenaran. 2. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study- type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah: 1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan. 2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab-akibat. 3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu. 4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.
  • 9. 5) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya. 6) Memahami urutan ide-ide sang pembicara. 7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam Tarigan, 1987: 45). 3. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (Dawson dalam Tarigan, 1987: 46). 4. Menyimak Eksplorasif Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif (exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.” Dalam menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menjalani serta menemukan hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan mengenai suatu topik. 5. Menyimak Interogatif Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai berikut. Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan (1987:48).
  • 10. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara mengintrogasi atau menanyai sang pembicara. 6. Menyimak Selektif Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi tertentu terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang tidak perlu. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak, yaitu: (1) sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalam masyarakat (Hunt dalam Tarigan, 1987:97). Pakar lain mengemukakan hal-hal yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak: (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau pendirian, (4) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (5) perbedaan jenis kelamin atau seks (Webb dalam Tarigan, 1987:97). Di samping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu: (1) faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial, (2) faktor fisik, (3) faktor psikologis, dan (4) faktor pengalaman (Logan dalam Tarigan, 1987:97-98). Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak, ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah dibandingkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak adalah: (1) faktor fisik, (2) faktor psikologis, (3) faktor pengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, (6) faktor jenis kelamin, (7) faktor lingkungan, dan (8) faktor peranan dalam masyarakat.
  • 11. 1) Faktor Fisik Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide - ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan menyimak. 2) Faktor Psikologis Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam menyimak mencakup masalah-masalah: 1) prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan; 2) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi; 3) kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas; 4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan; 5) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara. 3) Faktor Pengalaman Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka. 4) Faktor Sikap
  • 12. Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik -topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding den gan yang kurang atau tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap me nolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. 5) Faktor Motivasi “Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103). Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar moti vasi mereka untuk menyimak dengan tekun. 6) Faktor Jenis Kelamin Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusif (bersifat mengganggu), dapat menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional (dalam Tarigan, 1987:104). 7) Faktor Lingkungan
  • 13. Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam memotivasi kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah -masalah dan sarana-sarana akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama u ntuk menyimak. Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana mereka didorong untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan - sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru merencanakan pengalaman - pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka. 8) Faktor Peranan dalam Masyarakat Tarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak disimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan me nyimak dapat dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, dipandang perlu untuk menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai seorang mahasiswa, di harapkan dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada sebagai karyawan harian pada sebuah perusahaan setempat. Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalam masyarakat bagi peningkatan menyimak. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses
  • 14. yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data (Purwanto, 1992). Informasi atau data yang dikumpulkan haruslah mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan tentang ketercapai tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam Purwanto, 1992) mengemukakan bahwa evaluasi ialah penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Mengenai hubungan antara evaluasi dengan pengajaran, disebutkan oleh Parnel (Purwanto, 1984) bahwa pengukuran merupakan langkah awal pengajaran. Tanpa pengukuran tidak akan terjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar. Melalui evaluasi, seorang pengajar dapat (1) mengetahui apakah pebelajar mampu menguasai materi yang telah diajarkan, (2) apakah mereka bersikap sebagaimana yang diharapkan, (3) apakah mereka telah memiliki keterampilan berbahasa, (4) mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dan (5) menentukan kebijakan selanjutnya. Tujuan pengajaran BI meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh sebab itu, model evaluasi yang diterapkan juga mengacu ketiga ranah tersebut. Bila tidak demikian, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dari pebelajar tidak dapat diketahui dengan pasti. Padahal, kepastian hasil evaluasi inilah yang dijadikan titik tolak untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Bentuk alat ukur evaluasi dapat berupa tes dan nontes. Bentuk alat ukur yang berupa tes dapat digunakan untuk menguji kompetensi (1) struktur dan ekspresi tulis, (2) kosakata dan membaca, serta (3) menyimak. Ujian menyimak biasanya merupa-kan ujian yang berat bagi pebelajar. Mereka sering cemas dan tegang sebelum atau pada waktu ujian dilaksanakan. Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan itu dapat dimaksudkan selingan musik instrumentalia di sela-sela naskah ujian. Nontes digunakan untuk menguji kompetensi (1) berbicara dan (2) menulis dengan bentuk penugasan. Melalui pengamatan, pengukuran kompetensi berbicara dan
  • 15. menulis dila-kukan. Untuk melakukan penskoran digunakan lembar pengamatan yang dilengkapi skala berjenjang (http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html) Modul 1: HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN Kegiatan Belajar 1 Pengertian Tes, Pengukuran, dan Penilaian Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai tes, pengukuran, dan penilaian, sehingga pemakaian istilah yang salah kaprah dapat Anda perbaiki. Pelaksanaan pengukuran dan penilaian sejak awal perkembangan kebudayaan manusia sudah terjadi, namun pengembangan alat ukur (tes) yang layak dipercaya belum terjadi sebelum abad kedua puluh. Pengembangan alat ukur harus didasarkan pada tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran tidak lepas dari tujuan pendidikan nasional. Alat ukur, pengukuran, dan penilaian yang dikembangkan dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran akan berdampak pada pemberian bantuan yang tepat kepada peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas Manusia Indonesia Kegiatan Belajar 2 Pengelompokan Alat Ukur Kegiatan belajar kedua ini membicarakan alat ukur yang digunakan dalam penilaian yaitu alat ukur tes dan non-tes. Pengelompokan tes didasarkan pada jawaban yang diharapkan yaitu mulai dari jawaban yang tertutup sampai dengan jawaban yang terbuka. Atas dasar pengelompokan tersebut dalam pendidikan dikenal tes objektif, tes jawaban singkat, tes penyelesaian masalah, dan tes uraian. Masing-masing bentuk tes ini memiliki ragam. Untuk tes objektif pilihan ganda ragamnya adalah 5 yaitu melengkapi pilihan, hubungan sebab akibat, analisis kasus, melengkapi kompleks (berganda) dan membaca gambar/grafik/tabel/diagram. Sedangkan tes uraian ragamnya uraian terbatas/terpimpin/ tertutup dan uraian terbuka. Bentuk yang di sebutkan di ataslah yang banyak digunakan di sekolah untuk mengukur kemampuan berpikir. Alat ukur untuk menentukan kemampuan dalam ranah afektif dan psikomotor digunakan format observasi, angket, dan wawancara. Format observasi sangat banyak ragamnya, masing-masing disesuaikan dengan tujuan observasi, waktu yang tersedia dan tersedianya pelaksana (SDM) yang sesuai.
  • 16. Kualitas hasil penilaian tergantung pada prosedur pemilihan yang ditempuh, teknik pelaksanaan yang dipilih dan pendekatan penilaian yang digunakan. (http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=24:pbin4302- evaluasi-pembelajaran-bahasa-indonesia&catid=30:fkip&Itemid=75)