SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PORTO FOLIO TEORI DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
April 22, 2021
Pertemuan ke 4 (17 April 2021)
1. Implementasi dalil Charles Prosser ke-2 dan ke-16 pada pendidikan vokasi di
Indonesia
Filosofi Pendidikan Kontemporer adalah Suatu model pembelajaran, secara hirarkis,
merupakan derivat dari kurikulum yang disusun berlandasakan hasil-hasil pembaharuan
(reform) terkini dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu, pembahasan landasan filosofi dari
model pembelajaran PTK ini, akan lebih bermakna jika diawali dengan pembahasan tentang
filosofi pendidikan yang mendasari penyusunan kurikulum.
Praksis pendidikan kejuruan di Indonesia cenderung menggunakan filosofis esensialisme yang
mendorong efisiensi sosial dengan ciri pokok adanya pemisahan antara pendidikan kejuruan
dan pendidikan akademik. Praksis pendidikan kejuruan di Indonesia lebih kuat dipengaruhi
oleh pemikiran dan teori dari Charles Prosser. Penataan standar isi program, standar sarana-
prasarana sekolah, standar proses, standar penilaian, penguatan kerjasama, program praktik
kerja industri, pembinaan tenaga pendidik semuanya mengarah kepada pemenuhan standar
kerja di Industri, mengarah sebagai replika industri dengan terus memperlengkapi alat dan
mesin seperti yang digunakan di industri. Penyelenggaraan pembelajaran teori dan praktik juga
mengarah pada pengetahuan spesifik, fungsional, pengembangan skill reproduktif, trampil
secara fisik sebagai persiapan bekerja.
Prinsip-prinsip pokok penyelenggaraan pendidikan kejuruan diletakkan oleh Charles Prosser
pada tahun 1925 sebagai teori pendidikan kejuruan/vokasi yang paling banyak digunakan.
Teori Prosser dikenal dengan “PROSSER’S SIXTEEN THEOREMS”. Teori ini menyatakan
16 hal pokok dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sebagai pendidikan dunia kerja.
Prosser adalah tokoh pendidikan kejuruan yang paling berpengaruh di Amerika Serikat.
Prosser yang banyak dikenal sebagai bapak vokasi dunia dengan teorema enam belas
memandang pendidikan kejuruan di sekolah kejuruan harus diorganisir sebagai masyarakat
industri dan harus selalu belajar dari industri. Menurut Rojewski (2009) pandangan Prosser
lebih kearah efisiensi sosial, bukan untuk pemenuhan kebutuhan diri individu masyarakat,
tetapi untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja suatu negara. Benteng pertahanan pendidikan
kejuruan untuk efisiensi sosial adalah penyiapan tenaga kerja terdidik-terlatih yang selalu
tunduk kepada pemberi kerja. Menurut pandangan Prosser, efisiensi sosial sekolah kejuruan
dikatakan efektif hanya jika sekolah kejuruan tersebut dapat menunjukkan iklim sekolah sama
dengan iklim di industri, pihak user dan alumni puas terhadap hasil pendidikannya, siap
mencetak tenaga kerja yang trampil memenuhi kebutuhan pekerjaan di suatu negara.
Teori Prosser sangat kuat pengaruhnya pada pendidikan dan pelatihan kejuruan di berbagai
negara. Taiwan menggunakan sistem simulasi, dimana bengkel praktik kerja dibangun di
sekolah kejuruan seperti atau sama dengan pasilitas industri. Yang kedua dengan on-the-job
training dimana tempat kerja juga untuk pengajaran. Demikian juga dengan Jerman yang
menggunakan dual system, TAFE di Australia menerapkan work-plcelearning untuk
mendekatkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Ke 16 teori tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Vocational education will be efficient in proportion as the environment in which the
learner is trained is a replica of the environment in which he must subsequently work.
Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana tempat peserta didik dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti bekerja. Teori ini terkait dengan
lingkungan bekerja (work environment).
2. Effective vocational training can only be given where the training jobs are carried on
in the same way, with the same operations, the same tools, and the same machines as
in the occupation itself. Pelatihan kejuruan akan efektif hanya jika tugas-tugas diklat
pekerjaan dilakukan dengan cara yang sama, operasi yang sama, alat, dan mesin yang
sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Teori ini terkait dengan
kebutuhan standar industri dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi.
3. Vocational education will be effective in proportion as it trains the individual directly
and specifically in the thinking habits and the manipulative habits required in the
occupation itself. Pendidikan kejuruan akan efektif jika secara langsung dan secara
khusus melatih kebiasaan berpikir dan bekerja seperti dipersyaratkan di dalam
pekerjaan itu sendiri. Teori ini berkaitan dengan kebiasaan kerja (work habbits).
4. Vocational education will be effective in proportion as it enables each individual to
capitalize on his interests, aptitudes, and intrinsic intelligence to the highest degree.
Pendidikan kejuruan akan menjadi efektif jika setiap individu memodali minatnya,
bakatnya, kecerdasannya pada tingkat yang paling tinggi. Teori ini berkaitan dengan
kebutuhan individu (indiviudal need). Makalah Seminar Pendidikan Vokasi sebagai
Disiplin Keilmuan-FT UNY- 2013 Page 7
5. Effectivevocationaleducation for any profession, trade, occupation, or job can only be
given to the selected group of individuals who need it, want it, and are able to profit by
it. Pendidikan kejuruan efektif untuk setiap profesi, keterampilan, jabatan, pekerjaan
hanya untuk setiap orang yang membutuhkan, menginginkan dan dapat memberi
keuntungan. Teori ini bersifat pilihan (elective).
6. Vocational training will be effective in proportion as the specific training experiences
for forming right habits of doing and thinking are repeated tothe point that these habits
become fixed to the degree necessary for gainful employment. Pelatihan kejuruan akan
efektif jika pengalaman-pengalaman diklat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan
berpikir yang benar diulang sehingga sesuai atau cocok dengan pekerjaan. Teori gainful
employment.
7. Vocational education will be effective in proportion as the instructor has had
successful experiences in the application of skills and knowledge to the operations and
processes he undertakes to teach. Pendidikan kejuruan akan efektif jika
guru/instrukturnya mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan skill dan
pengetahuan (kompetensi) pada operasi dan proses kerja yang telah dilakukan. Teori
craftsperson teacher (sosok guru yang trampil).
8. For every occupation there is a minimum of productive ability which an individual must
possess in order to secure or retain employment in that occupation. Pada setiap jabatan
ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia dapat bekerja
pada jabatan tersebut. Teori performance standards (standar unjuk kerja).
9. Vocational education must recognize conditions as they are and must train individuals
to meet the demands of the “market” even though it may be true that more efficient
ways for conducting the occupation may be known and better working conditions are
highly desirable. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar atau
tanda-tanda pasar dalam melatih setiap individu. Teori industry needs.
10. The effective establishment of process habits in any learner will be secured in
proportion as the training is given on actual jobs and not on exercises or pseudo jobs.
Pembiasaan efektif pada peserta didik tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan
nyata sarat nilai. Teori actual jobs.
11. The only reliable source of content for specific training in an occupation is in the
experiences of masters of that occupation. Isi diklat khusus dalam sebuah pekerjaan
merupakan okupasi pengalaman para ahli. Teori content from occupation.
12. For every occupation there is a body of content which is peculiar to that occupation
and which practically has no functioning value in any other occupation. Untuk setiap
okupasi atau pekerjaan terdapat ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda satu
dengan lainnya. Teori specific job training.
13. Vocational education will render efficient social services in proportion as it meets the
specific training needs of any group at the time that they need it and in such a way that
they can most effectively profit by the instruction. Pendidikan Makalah Seminar
Pendidikan Vokasi sebagai Disiplin Keilmuan-FT UNY- 2013 Page 8 kejuruan
merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan sekelompok orang
yang pada saatnya memang memerlukan dan memang paling efektif dilakukan lewat
pengajaran kejuruan. Teori group needs.
14. Vocational education will be socially efficient in proportion as in its methods of
instruction and its personal relations with learners it takes into consideration the
particular characteristics of any particular group which it serves. Pendidikan kejuruan
secara sosial akan efisien jika metoda pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi
peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik.
15. The administration of vocational education will be efficient in proportion as it is elastic
and fluid rather than rigid and standardized.Administrasi pendidikan kejuruan akan
efisien jika dia luwes dan mengalir daripada kaku dan terstandar.
16. While every reasonable effort should be made to reduce per capita cost, there is a
minimum level below which effective vocational education cannot be given, and if the
course does not permit this minimum of per capita cost, vocational education should
not be attempted. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak
terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.
Pelatihan kejuruan akan efektif hanya jika tugas-tugas diklat pekerjaan dilakukan dengan cara
yang sama, operasi yang sama, alat, dan mesin yang sama seperti yang diperlukan dalam
pekerjaan itu sendiri. Artinya pendidikan di Laboratorium / Bengkel Laboratorium SMK di
seting sesuai degan standar IDUKA guna ketercapaiana kompetensi siswa, ketika melakukan
prakerin/ Praktek kerja Lapangan.
Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan
kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Artinya pendidikan kejuruan harus memiliki
sumber dana yang cukup memadai dan menunjang akademisi pendidikan, sedangkan tanpa
sumber dana yang cukup kegiatan transfer ilmu di pendidikan akan terkendala, sumber dana
dapat berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Yayasan, maupun Wali murid siswa.
2. Implementasi dalil Charles Prosser ke-2 dimasa pandemi covid-19
Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan
dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja. Jawaban
samadengan dalil sebelumnya. Namun jika sekolah mampumenyelenggarakan praktek kerja
langsung di industri secara memadai dari sisiwaktu, intensitas dan dengan pengawasan yang
baik, maka prinsip ini bisa terpenuhi. Dalam kenyataan sekolah kewalahan harus
menempatkan siswa dalam jumlah banyak untuk melaksanakan praktek yang sesuai
kurikulum langsung di lokasi industry.. Hal ini bisa diatasi dengan pembelajaran di TEFA
maupun Bussines Center dan Kelas Industri yang ada di sekolah.
Pada masa pandemi kegiatan praktik kejuruan belum bisa dilaksanakan optimal baik di
DUDIKA maupun di industri yang ada di sekola (TEFA, Bussiness center maupun kelas
industri), padahal keterampilan tidak dapat diperoleh dengan cara instant tanpa latihan yang
berulang, kiat untuk mengatasi hal tersebut bisa dilaksanakan dengan model pembelajaran
BLENDED LEARNING dengan pembatasan jumlah siswa dan prokes yang ketat. Teori-teori
pendukung mata pelajaran diberikan secara e learning atau daring, dan pembelajaran
diberikan dengan cara tatap muka/luring. dengan caraini pencapaian keterampilan siswabisa
memenuhi target walaupun belum sempurna,selain itu pemberian tugas project work di rumah
juga merupakan ajang melatih kompetensi walaupun peralatan di rumah tidak sesuai dengan
standar industri.
Implementasi dalil Charles Prosser ke-16
Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan
kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Prinsip ini banyak dilanggar. Prinsip sebaliknya
yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup yang penting dibuka dulu. Ini adalah
prinsip yang salah namun justru menjadi mainstream di kalangan sekolah kejuruan.
Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan dana sangat besar, pemerintah saat ini tidak
bisa memenuhi seluruh kebutuhan di seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta.
Hanya beberapa sekolah saja, baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah
yang dikelola secara memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan
yang cukup. Meskipun demikian tidak berkecil hati bagi sekolah untuk menyelenggarakan
pendidikan yang sesuai dengan yang ada diindustri. untuk membiayai sendiri operasional
sekolah dengan membentu BLUD bagi sekolah negeri dengan mengoptimalkan unit produksi
dan business center yang ada di sekolah, bagi sekolah swasta dengan membentuk BUMS.
dan terobosan lain kita bisa bermitra dengan industri seperti CSR Astra YPMDR dibidang
pendidikan yang membantu peralatan bahkan sampai penguatan guru dan kurikulumnya.
pada masa pandemi banyak pemangkasamn anggaran di bidang pendidikan termasuk bahan
praktik yang dialikan untuk satgas covid dan prokes di sekolah untuk mengantisipasi itu bisa
dioptimalkan unit produksi jurusan untuk membiayai bahan praktik. tinggal kreativitas dan
entrepreunership guru dan siswa yang dikembangkan melaui ecommers
Teori Belajar Behaviorisme :
adalah Teori yang mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan
model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Pada contoh kasus yang diimplementasikan di vokasi adalah Peristiwa
belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan
yang dikuasai individu. Di industri keterampilan siswaharus dikuasai secara spesifik misalnya
pekerja garmen yang tugasnya memasang kancing ya itu saja pekerjaannya setiap hari, tidak
membutuhkan pekerjaan yang multi tasking, teori ini cocokditerapkan pada pendidikan vokasi
untuk siswa yang bekerja diindustri dengan bidang tertentu.
Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses. Teori belajar kognitif adalah teori belajar
yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Kelebihannya yaitu :
menjadikan siswalebih kreatif dan mandiri; membantusiswamemahamibahan belajar secara
lebih mudah. contoh kasus teori kognitivisme pada pendidikan vokasi misalnya siswa lebih
kreatif mengembangkan passionnya dalam usaha atau bekerja . contohnya dalam pembuatan
produk bisa dikembangkan menjadi berbagai aneka rasa, dan berbagai macam tepung bahan
makanan instan siap pakai.
Teori Belajar Konstruktivisme
cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan
melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswaakan cepat memiliki pengetahuan jika
pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. contoh
implementasi pada pendidikan vokasi adalah kegiatan PKL dan magang diindustri merupakan
pengetahuan baru berdasarkan hasil pengalaman nyata di lapangan.
Teori Belajar Konektivisme
Belajar adalah proses yang terjadi dalam lingkungan samar-samar dari peningkatan elemen-
elemen inti- tidak seluruhnya dikontrol oleh individu. Konektivisme diarahkan oleh
pemahaman bahwa keputusan didasarkan pada perubahan yang cepat. Informasi baru
diperoleh secara kontinu, yang penting adalah kemampuan untuk menentukan antara
informasi yang penting dan tidak penting. implikasinya erpengaruh selain pengaruhnya dalam
belajar, menurut Siemens (2005) yaitu: 1) Manajemen dan kepemimpinan. Pengelolaan
sumber-sumber untuk mencapai outcome yang diharapkanmerupakan suatu tantangan.
Menyadari bahwa pengetahuan yang lengkap tidak ada dalam pemikiran seseorang saja
maka diperlukan adanya pendekatan yang berbeda untuk menciptakan pandangan terhadap
segala situasi. Keberagaman tim dari berbagai sudut pandang merupakan struktur penting
untuk memperoleh ide-ide yang lengkap. Inovasi juga merupakan suatu tantangan.
Kemampuan suatu organisasi untuk mendukung, memelihara, dan mensintesis pengaruh-
pengauh berbagai pandangan tentang informasi adalah penting untuk bertahannya
pengetahuan. Langkah implementasi teori konektivitas Kemampuan kita mempelajari apa
yang kita butuhkan hari ini untuk besok merupakan hal yang lebih penting dari pada apa yang
kita ketahui hari ini. Tantangan nyata bagi teori belajar adalah menggerakan pengetahuan
yang dimiliki hingga pada titik aplikasi. Sebagaimana pengetahuan terus berkembang, akses
terhadap apa yang diperlukan menjadi lebih penting dari pada apa yang pebelajar miliki
sekarang.
3. Teori konektivitas adalah teori yang teori belajar yang menjelaskan bagaimana
proses pembelajaran memungkinkan orang dapat berinteraksi, berbagi, berdialog,
dan berpikir bersama dalam sebuah koneksi/jaringan. dan tori ini dapat menjadi
landasan teori belajar yang tepat karena perkembangan IT sangat pesat dan
kebutuhan informasi sekarang menjadi kewajiban dan kebutuhan semua orang
dalam waktu singkat. Seorang guru harus dapat mengimplimentasikan teori ini
maka seorang guru harus bisa menggunakan perangkat IT dan program serta
aplikasi IT yang berkembang dewasa ini, agar pembelajaran bisa diterima dengan
baik oleh siswa yamh notabenesekarang menjadipengguna yang lebih vamiliar dan
terbiasa dengan itu semua

More Related Content

What's hot

RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxCiciPRahmawati
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptMENDOTV
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikIstna Zakia Iriana
 
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxAKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxFitriani Nurfadillah
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfAnisaFajar3
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar DewantaraRefleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantarasrimaryati49
 
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunBuku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunasru khan
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerHanna Karimah
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumJati Jakmania
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
Konsep Dasar Pembelajaran
Konsep Dasar PembelajaranKonsep Dasar Pembelajaran
Konsep Dasar PembelajaranYan Nurjani
 
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematikPembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematiktsamarul_hizbi
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektifJULIO_MARKOTO
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasDedy Wiranto
 

What's hot (20)

ki hajar dwantara
ki hajar dwantaraki hajar dwantara
ki hajar dwantara
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
 
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptxTopik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 1 Ruang Kolaborasi.pptx
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
PEMBELAJARAN TEMATIK PKN
PEMBELAJARAN TEMATIK PKNPEMBELAJARAN TEMATIK PKN
PEMBELAJARAN TEMATIK PKN
 
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptxAKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
AKSI NYATA PERENCANAAN PEMBELAJARAN SMP.pptx
 
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdfRuang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar DewantaraRefleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantara
 
Topik 2 Aksi Nyata.pdf
Topik 2 Aksi Nyata.pdfTopik 2 Aksi Nyata.pdf
Topik 2 Aksi Nyata.pdf
 
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukunBuku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
Buku guru kelas 2. tema 1. hidup rukun
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Konsep Dasar Pembelajaran
Konsep Dasar PembelajaranKonsep Dasar Pembelajaran
Konsep Dasar Pembelajaran
 
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematikPembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektif
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 

Similar to Implementasi Teori Prosser dalam Pendidikan Vokasi

16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosserMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
KAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxKAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxfebry720466
 
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaPengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaJoe Adie
 
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanics
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanicsMethod of induction in the process of mastering calculus in mechanics
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanicsHaGun Gunawan
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utamiBunda Dewi
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingJunaidi Arifin
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKThe World Bank
 
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatmodel pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatRahma Rahmawinasa
 
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruanprogram teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruandadanglukmanulhakim1
 
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetKajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetM Agung Prabowo
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangibleDjadja Sardjana
 
Konsep dan ciri suatu profesi
Konsep dan ciri suatu profesiKonsep dan ciri suatu profesi
Konsep dan ciri suatu profesiHeri Cahyono
 
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...fabaeza
 
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptx
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptxPAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptx
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptxFifiAzizah3
 

Similar to Implementasi Teori Prosser dalam Pendidikan Vokasi (20)

16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
16 prinsip pendidikan vokasional dari prosser
 
KAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxKAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptx
 
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruanPendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar KerjaPengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja
 
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanics
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanicsMethod of induction in the process of mastering calculus in mechanics
Method of induction in the process of mastering calculus in mechanics
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utami
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teaching
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMK
 
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakatmodel pelatihan kewirausahaan masyarakat
model pelatihan kewirausahaan masyarakat
 
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruanprogram teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billetKajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet
 
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangiblePembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat  tangible dan intangible
Pembiayaan pendidikan dilihat dari manfaat tangible dan intangible
 
Konsep dan ciri suatu profesi
Konsep dan ciri suatu profesiKonsep dan ciri suatu profesi
Konsep dan ciri suatu profesi
 
Assgmnt edu
Assgmnt edu Assgmnt edu
Assgmnt edu
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan...
 
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptx
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptxPAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptx
PAI PROFESI KEGURUAN SESI -1.pptx
 

Implementasi Teori Prosser dalam Pendidikan Vokasi

  • 1. PORTO FOLIO TEORI DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN April 22, 2021 Pertemuan ke 4 (17 April 2021) 1. Implementasi dalil Charles Prosser ke-2 dan ke-16 pada pendidikan vokasi di Indonesia Filosofi Pendidikan Kontemporer adalah Suatu model pembelajaran, secara hirarkis, merupakan derivat dari kurikulum yang disusun berlandasakan hasil-hasil pembaharuan (reform) terkini dalam bidang pendidikan. Oleh sebab itu, pembahasan landasan filosofi dari model pembelajaran PTK ini, akan lebih bermakna jika diawali dengan pembahasan tentang filosofi pendidikan yang mendasari penyusunan kurikulum. Praksis pendidikan kejuruan di Indonesia cenderung menggunakan filosofis esensialisme yang mendorong efisiensi sosial dengan ciri pokok adanya pemisahan antara pendidikan kejuruan dan pendidikan akademik. Praksis pendidikan kejuruan di Indonesia lebih kuat dipengaruhi oleh pemikiran dan teori dari Charles Prosser. Penataan standar isi program, standar sarana- prasarana sekolah, standar proses, standar penilaian, penguatan kerjasama, program praktik
  • 2. kerja industri, pembinaan tenaga pendidik semuanya mengarah kepada pemenuhan standar kerja di Industri, mengarah sebagai replika industri dengan terus memperlengkapi alat dan mesin seperti yang digunakan di industri. Penyelenggaraan pembelajaran teori dan praktik juga mengarah pada pengetahuan spesifik, fungsional, pengembangan skill reproduktif, trampil secara fisik sebagai persiapan bekerja. Prinsip-prinsip pokok penyelenggaraan pendidikan kejuruan diletakkan oleh Charles Prosser pada tahun 1925 sebagai teori pendidikan kejuruan/vokasi yang paling banyak digunakan. Teori Prosser dikenal dengan “PROSSER’S SIXTEEN THEOREMS”. Teori ini menyatakan 16 hal pokok dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi sebagai pendidikan dunia kerja. Prosser adalah tokoh pendidikan kejuruan yang paling berpengaruh di Amerika Serikat. Prosser yang banyak dikenal sebagai bapak vokasi dunia dengan teorema enam belas memandang pendidikan kejuruan di sekolah kejuruan harus diorganisir sebagai masyarakat industri dan harus selalu belajar dari industri. Menurut Rojewski (2009) pandangan Prosser lebih kearah efisiensi sosial, bukan untuk pemenuhan kebutuhan diri individu masyarakat, tetapi untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kerja suatu negara. Benteng pertahanan pendidikan kejuruan untuk efisiensi sosial adalah penyiapan tenaga kerja terdidik-terlatih yang selalu tunduk kepada pemberi kerja. Menurut pandangan Prosser, efisiensi sosial sekolah kejuruan dikatakan efektif hanya jika sekolah kejuruan tersebut dapat menunjukkan iklim sekolah sama dengan iklim di industri, pihak user dan alumni puas terhadap hasil pendidikannya, siap mencetak tenaga kerja yang trampil memenuhi kebutuhan pekerjaan di suatu negara.
  • 3. Teori Prosser sangat kuat pengaruhnya pada pendidikan dan pelatihan kejuruan di berbagai negara. Taiwan menggunakan sistem simulasi, dimana bengkel praktik kerja dibangun di sekolah kejuruan seperti atau sama dengan pasilitas industri. Yang kedua dengan on-the-job training dimana tempat kerja juga untuk pengajaran. Demikian juga dengan Jerman yang menggunakan dual system, TAFE di Australia menerapkan work-plcelearning untuk mendekatkan pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Ke 16 teori tersebut adalah sebagai berikut : 1. Vocational education will be efficient in proportion as the environment in which the learner is trained is a replica of the environment in which he must subsequently work. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana tempat peserta didik dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti bekerja. Teori ini terkait dengan lingkungan bekerja (work environment). 2. Effective vocational training can only be given where the training jobs are carried on in the same way, with the same operations, the same tools, and the same machines as in the occupation itself. Pelatihan kejuruan akan efektif hanya jika tugas-tugas diklat pekerjaan dilakukan dengan cara yang sama, operasi yang sama, alat, dan mesin yang sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Teori ini terkait dengan kebutuhan standar industri dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. 3. Vocational education will be effective in proportion as it trains the individual directly and specifically in the thinking habits and the manipulative habits required in the occupation itself. Pendidikan kejuruan akan efektif jika secara langsung dan secara khusus melatih kebiasaan berpikir dan bekerja seperti dipersyaratkan di dalam pekerjaan itu sendiri. Teori ini berkaitan dengan kebiasaan kerja (work habbits). 4. Vocational education will be effective in proportion as it enables each individual to capitalize on his interests, aptitudes, and intrinsic intelligence to the highest degree. Pendidikan kejuruan akan menjadi efektif jika setiap individu memodali minatnya, bakatnya, kecerdasannya pada tingkat yang paling tinggi. Teori ini berkaitan dengan kebutuhan individu (indiviudal need). Makalah Seminar Pendidikan Vokasi sebagai Disiplin Keilmuan-FT UNY- 2013 Page 7 5. Effectivevocationaleducation for any profession, trade, occupation, or job can only be given to the selected group of individuals who need it, want it, and are able to profit by it. Pendidikan kejuruan efektif untuk setiap profesi, keterampilan, jabatan, pekerjaan hanya untuk setiap orang yang membutuhkan, menginginkan dan dapat memberi keuntungan. Teori ini bersifat pilihan (elective).
  • 4. 6. Vocational training will be effective in proportion as the specific training experiences for forming right habits of doing and thinking are repeated tothe point that these habits become fixed to the degree necessary for gainful employment. Pelatihan kejuruan akan efektif jika pengalaman-pengalaman diklat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang sehingga sesuai atau cocok dengan pekerjaan. Teori gainful employment. 7. Vocational education will be effective in proportion as the instructor has had successful experiences in the application of skills and knowledge to the operations and processes he undertakes to teach. Pendidikan kejuruan akan efektif jika guru/instrukturnya mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan skill dan pengetahuan (kompetensi) pada operasi dan proses kerja yang telah dilakukan. Teori craftsperson teacher (sosok guru yang trampil). 8. For every occupation there is a minimum of productive ability which an individual must possess in order to secure or retain employment in that occupation. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia dapat bekerja pada jabatan tersebut. Teori performance standards (standar unjuk kerja). 9. Vocational education must recognize conditions as they are and must train individuals to meet the demands of the “market” even though it may be true that more efficient ways for conducting the occupation may be known and better working conditions are highly desirable. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar atau tanda-tanda pasar dalam melatih setiap individu. Teori industry needs. 10. The effective establishment of process habits in any learner will be secured in proportion as the training is given on actual jobs and not on exercises or pseudo jobs. Pembiasaan efektif pada peserta didik tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan nyata sarat nilai. Teori actual jobs. 11. The only reliable source of content for specific training in an occupation is in the experiences of masters of that occupation. Isi diklat khusus dalam sebuah pekerjaan merupakan okupasi pengalaman para ahli. Teori content from occupation. 12. For every occupation there is a body of content which is peculiar to that occupation and which practically has no functioning value in any other occupation. Untuk setiap okupasi atau pekerjaan terdapat ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Teori specific job training. 13. Vocational education will render efficient social services in proportion as it meets the specific training needs of any group at the time that they need it and in such a way that
  • 5. they can most effectively profit by the instruction. Pendidikan Makalah Seminar Pendidikan Vokasi sebagai Disiplin Keilmuan-FT UNY- 2013 Page 8 kejuruan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan sekelompok orang yang pada saatnya memang memerlukan dan memang paling efektif dilakukan lewat pengajaran kejuruan. Teori group needs. 14. Vocational education will be socially efficient in proportion as in its methods of instruction and its personal relations with learners it takes into consideration the particular characteristics of any particular group which it serves. Pendidikan kejuruan secara sosial akan efisien jika metoda pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik. 15. The administration of vocational education will be efficient in proportion as it is elastic and fluid rather than rigid and standardized.Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika dia luwes dan mengalir daripada kaku dan terstandar. 16. While every reasonable effort should be made to reduce per capita cost, there is a minimum level below which effective vocational education cannot be given, and if the course does not permit this minimum of per capita cost, vocational education should not be attempted. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Pelatihan kejuruan akan efektif hanya jika tugas-tugas diklat pekerjaan dilakukan dengan cara yang sama, operasi yang sama, alat, dan mesin yang sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Artinya pendidikan di Laboratorium / Bengkel Laboratorium SMK di seting sesuai degan standar IDUKA guna ketercapaiana kompetensi siswa, ketika melakukan prakerin/ Praktek kerja Lapangan. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Artinya pendidikan kejuruan harus memiliki sumber dana yang cukup memadai dan menunjang akademisi pendidikan, sedangkan tanpa sumber dana yang cukup kegiatan transfer ilmu di pendidikan akan terkendala, sumber dana dapat berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Yayasan, maupun Wali murid siswa.
  • 6. 2. Implementasi dalil Charles Prosser ke-2 dimasa pandemi covid-19 Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja. Jawaban samadengan dalil sebelumnya. Namun jika sekolah mampumenyelenggarakan praktek kerja langsung di industri secara memadai dari sisiwaktu, intensitas dan dengan pengawasan yang baik, maka prinsip ini bisa terpenuhi. Dalam kenyataan sekolah kewalahan harus menempatkan siswa dalam jumlah banyak untuk melaksanakan praktek yang sesuai kurikulum langsung di lokasi industry.. Hal ini bisa diatasi dengan pembelajaran di TEFA maupun Bussines Center dan Kelas Industri yang ada di sekolah. Pada masa pandemi kegiatan praktik kejuruan belum bisa dilaksanakan optimal baik di DUDIKA maupun di industri yang ada di sekola (TEFA, Bussiness center maupun kelas industri), padahal keterampilan tidak dapat diperoleh dengan cara instant tanpa latihan yang berulang, kiat untuk mengatasi hal tersebut bisa dilaksanakan dengan model pembelajaran BLENDED LEARNING dengan pembatasan jumlah siswa dan prokes yang ketat. Teori-teori pendukung mata pelajaran diberikan secara e learning atau daring, dan pembelajaran diberikan dengan cara tatap muka/luring. dengan caraini pencapaian keterampilan siswabisa memenuhi target walaupun belum sempurna,selain itu pemberian tugas project work di rumah juga merupakan ajang melatih kompetensi walaupun peralatan di rumah tidak sesuai dengan standar industri. Implementasi dalil Charles Prosser ke-16 Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Prinsip ini banyak dilanggar. Prinsip sebaliknya yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup yang penting dibuka dulu. Ini adalah prinsip yang salah namun justru menjadi mainstream di kalangan sekolah kejuruan. Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan dana sangat besar, pemerintah saat ini tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta. Hanya beberapa sekolah saja, baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah yang dikelola secara memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan yang cukup. Meskipun demikian tidak berkecil hati bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan yang ada diindustri. untuk membiayai sendiri operasional sekolah dengan membentu BLUD bagi sekolah negeri dengan mengoptimalkan unit produksi dan business center yang ada di sekolah, bagi sekolah swasta dengan membentuk BUMS. dan terobosan lain kita bisa bermitra dengan industri seperti CSR Astra YPMDR dibidang pendidikan yang membantu peralatan bahkan sampai penguatan guru dan kurikulumnya.
  • 7. pada masa pandemi banyak pemangkasamn anggaran di bidang pendidikan termasuk bahan praktik yang dialikan untuk satgas covid dan prokes di sekolah untuk mengantisipasi itu bisa dioptimalkan unit produksi jurusan untuk membiayai bahan praktik. tinggal kreativitas dan entrepreunership guru dan siswa yang dikembangkan melaui ecommers Teori Belajar Behaviorisme : adalah Teori yang mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Pada contoh kasus yang diimplementasikan di vokasi adalah Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Di industri keterampilan siswaharus dikuasai secara spesifik misalnya pekerja garmen yang tugasnya memasang kancing ya itu saja pekerjaannya setiap hari, tidak membutuhkan pekerjaan yang multi tasking, teori ini cocokditerapkan pada pendidikan vokasi untuk siswa yang bekerja diindustri dengan bidang tertentu. Teori Belajar Kognitivisme Teori kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Kelebihannya yaitu : menjadikan siswalebih kreatif dan mandiri; membantusiswamemahamibahan belajar secara lebih mudah. contoh kasus teori kognitivisme pada pendidikan vokasi misalnya siswa lebih kreatif mengembangkan passionnya dalam usaha atau bekerja . contohnya dalam pembuatan produk bisa dikembangkan menjadi berbagai aneka rasa, dan berbagai macam tepung bahan makanan instan siap pakai. Teori Belajar Konstruktivisme cara pandang teori konstruksivisme belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswaakan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. contoh
  • 8. implementasi pada pendidikan vokasi adalah kegiatan PKL dan magang diindustri merupakan pengetahuan baru berdasarkan hasil pengalaman nyata di lapangan. Teori Belajar Konektivisme Belajar adalah proses yang terjadi dalam lingkungan samar-samar dari peningkatan elemen- elemen inti- tidak seluruhnya dikontrol oleh individu. Konektivisme diarahkan oleh pemahaman bahwa keputusan didasarkan pada perubahan yang cepat. Informasi baru diperoleh secara kontinu, yang penting adalah kemampuan untuk menentukan antara informasi yang penting dan tidak penting. implikasinya erpengaruh selain pengaruhnya dalam belajar, menurut Siemens (2005) yaitu: 1) Manajemen dan kepemimpinan. Pengelolaan sumber-sumber untuk mencapai outcome yang diharapkanmerupakan suatu tantangan. Menyadari bahwa pengetahuan yang lengkap tidak ada dalam pemikiran seseorang saja maka diperlukan adanya pendekatan yang berbeda untuk menciptakan pandangan terhadap segala situasi. Keberagaman tim dari berbagai sudut pandang merupakan struktur penting untuk memperoleh ide-ide yang lengkap. Inovasi juga merupakan suatu tantangan. Kemampuan suatu organisasi untuk mendukung, memelihara, dan mensintesis pengaruh- pengauh berbagai pandangan tentang informasi adalah penting untuk bertahannya pengetahuan. Langkah implementasi teori konektivitas Kemampuan kita mempelajari apa yang kita butuhkan hari ini untuk besok merupakan hal yang lebih penting dari pada apa yang kita ketahui hari ini. Tantangan nyata bagi teori belajar adalah menggerakan pengetahuan yang dimiliki hingga pada titik aplikasi. Sebagaimana pengetahuan terus berkembang, akses terhadap apa yang diperlukan menjadi lebih penting dari pada apa yang pebelajar miliki sekarang. 3. Teori konektivitas adalah teori yang teori belajar yang menjelaskan bagaimana proses pembelajaran memungkinkan orang dapat berinteraksi, berbagi, berdialog, dan berpikir bersama dalam sebuah koneksi/jaringan. dan tori ini dapat menjadi landasan teori belajar yang tepat karena perkembangan IT sangat pesat dan kebutuhan informasi sekarang menjadi kewajiban dan kebutuhan semua orang dalam waktu singkat. Seorang guru harus dapat mengimplimentasikan teori ini maka seorang guru harus bisa menggunakan perangkat IT dan program serta aplikasi IT yang berkembang dewasa ini, agar pembelajaran bisa diterima dengan baik oleh siswa yamh notabenesekarang menjadipengguna yang lebih vamiliar dan terbiasa dengan itu semua