SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada penanganan klien gangguan jiwa di Rumah Sakit baik kronik maupun
pasien baru biasanya diberikan psikofarmaka ,psikotherapi, terapi modalitas yang
meliputi terapi individu, terapi lingkungan, terapi kognitif, terapi kelompok terapi
perilaku dan terapi keluarga. Biasanya pasien menunjukan gejala yang berkurang dan
menunjukan penyembuhan, tetapi pada beberapa klien kurang atau bahkan tidak
berespon terhadap pengobatan sehingga diberikan terapi tambahan yaitu ECT
(Electro Convulsive Therapy).
Terapi Elektrokonvulsif disingkat ECT juga dikenal sebagai terapi
elektroshock. ECT telah menjadi pokok perdebatan dan keprihatinan masyarakat
karena beberapa alasan. Di masa lalu ECT ini digunakan di berbagai rumah sakit jiwa
pada berbagai gangguan jiwa, termasuk schizophrenia. Namun terapi ini tidak
membuahkan hasil yang bermanfaat. Sebelum prosedur ECT yang lebih manusiawi
dikembangkan, ECT merupakan pengalaman yang sangat menakutkan pasien. Pasien
seringkali tidak bangun lagi setelah aliran listrik dialirkan ke tubuhnya dan
mengakibatkan ketidaksadaran sementara, serta seringkali menderita kerancuan
pikiran dan hilangnya ingatan setelah itu. Adakalanya, intensitas kekejangan otot
yang menyertai serangan otak mengakibatkan berbagai cacat fisik.
Namun, sekarang ECT sudah tidak begitu menyakitkan. Pasien diberi obat
bius ringan dan kemudian disuntik dengan penenang otot. Aliran listrik yang sangat
lemah dialirkan ke otak melalui kedua pelipis atau pada pelipis yang mengandung
belahan otak yang tidak dominan. Hanya aliran ringan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan serangan otak yang diberikan, karena serangan itu sendiri yang bersifat
terapis, bukan aliran listriknya. Penenang otot mencegah terjadinya kekejangan otot
tubuh dan kemungkinan luka. Pasien bangun beberapa menit dan tidak ingat apa-apa
tentang pengobatan yang dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilang ingatan tidak

1
terjadi, terutama bila aliran listrik hanya diberikan kepada belahan otak yang tidak
dominant (nondominan hemisphere). Empat sampai enam kali pengobatan semacam
ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu.
Akan tetapi, ECT ini tidak cukup berhasil untuk penyembuhan schizophrenia,
namun lebih efektif untuk penyembuhan penderita depresi tertentu (Atkinson, et
al.,1991).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dipandang perlu untuk membahas lebih
jauh dan lebih mendalam lagi mengenai Terapi ECT tersebut.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas dalam kriteria standar penilaian Mata Kuliah Kep.
Jiwa I yang diberikan secara berkelompok,
2. Membahas tentang pengertian terapi ECT,
3. Menbahas tujuan dari pemberian terapi ECT,
4. Menjelaskan Indikasi dan Kontra Indikasi dari Terapi ECT,
5. Menjelaskan Cara Pelaksanaan Terapi ECT, dan

C. Permasalahan
Berdasarkan tujuan di atas, maka yang menjadi permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai:
a. Pengertian Terpi ECT,
b. Tujuan Terapi,
c. Indikasi dan Kontra Indikasi,
d. Cara pelaksanaan, dan

2
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita dapat mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan kita mengenai pemberian atau penggunaan terapi ECT yang sesuai
dengan sasarannya, tujuannya, indikasi dan kontra indikasi, serta efek samping yang
mungkin ditimbulkan dari terapi ECT tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi ECT
Terapi ECT (Electroconvulsive) adalah suatu tindakan terapi dengan
menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik
maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan
arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk
membangkitkan kejang grandmall.
Terapi elektrokonvulsif (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan somatik
dimana arus listrik digunakan pada otak melalui elektroda yang ditempatkan pada
pelipis. Arus tersebut cukup menimbulkan kejang grand mal, yang darinya
diharapkan efek yang terapeutik tercapai.
Mekanisme kerja ECT sebenarnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa
ECT menghasilkan perubahan-perubahan biokimia didalam otak (Peningkatan kadar
norepinefrin dan serotinin) mirip dengan obat anti depresan. Jadi bukan kejang yang
ditampilkan

secara

motorik

melainkan

respon

bangkitan

listrik

di

otak.

Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh sehingga
penderita menerima aliran yang terputus – putus. Alatnya dinamakan konvulsator, di
dalamnya ada pengatur voltase (tekanan listrik) dan pengatur waktu yang secara
otomatis memutuskan aliran listrik yag keluar sesudah waktu yang ditetapkan.
Setelah aliran listrik yang masuk dikepalanya, pasien menjadi tidak sadar seketika.
Konvulsi terjadi mirip epilepsy, diikuti fase kloni, kemudian relaksasi otot dengan
pernapasan dalam dan keras. Kemudian tidak sadar (kurang lebih 5 menit) dan setelah
bangun kemudian timbul rasa kantuk, kemudian pasien tertidur.

B. Tujuan Terapi ECT
 Mengembalikan fungsi mental klien
 Meningkatkan ADLs klien secara periodik

4
C. Indikasi dan Kontra Indikasi
1. Indikasi
Indikasi terapi kejang listrik adalah klien depresi pada psikosa manik depresi,
klien schizofrenia stupor katatonik dan gaduh gelisah katatonik. ECT lebih efektif
dari antidepresan untuk klien depresi dengan gejala psikotik (waham, paranoid, dan
gejala vegetatif), berikan antidepresan saja (imipramin 200-300 mg/hari selama 4
minggu) namun jika tidak ada perbaikan perlu dipertimbangkan tindakan ECT. Mania
(gangguan bipolar manik) juga dapat dilakukan ECT, terutama jika litium karbonat
tidak berhasil. Pada klien depresi memerlukan waktu 6-12x terapi untuk mencapai
perbaikan, sedangkan pada mania dan katatonik membutuhkan waktu lebih lama
yaitu 10-20x terapi secara rutin. Terapi ini dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari sekali.
Jika efektif, perubahan perilaku mulai kelihatan setelah 2-6 terapi.

2. Kontra Indikasi
Tumor intra kranial, karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran
Osteoporosis, karena dapat berakibat terjadinya fraktur tulang.
Infark Miokardium, karena dapat terjadi henti jantung.
Asthma bronchiale, dapat memperberat keadaan penyakit yang diderita

Komplikasi
o Luksasio dan dislokasi sendi
o Fraktur vetebra
o Robekan otot rahang
o

Apnoe

o Sakit kepala, mual dan nyeri otot
o Amnesia
o Bingung, agresif, distruktif

5
o Demensia

D. Pelaksanaan
 Peran Perawat
Perawat sebelum melakukan terapi ECT, harus mempersiapkan alat dan
mengantisipasi kecemasan klien dengan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
 Persiapan Alat
Adapun alat-alat yang perlu disiapkan sebelum tindakan ECT, adalah sebagai
berikut:
a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
b. Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain
c. Kain kasa
d. Cairan Nacl secukupnya
e. Spuit disposibel
f. Obat SA injeksi 1 ampul
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Slim suiger
j. Set konvulsator
 Persiapan klien
a. Anjurkan klien dan keluarga untuk tenang dan beritahu prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengidentifikasi adanya
kelainan yang merupakan kontraindikasi ECT
c. Siapkan surat persetujuan
d. Klien berpuasa 4-6 jam sebelum ECT
e. Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau penjepit rambut yang mungkin
dipakai klien
6
f. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan defekasi
g. Klien jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT
h. Jika klien menggunakan obat antidepresan, antipsikotik, sedatif-hipnotik, dan
antikonvulsan harus dihentikan sehari sebelumnya. Litium biasanya dihentikan
beberapa hari sebelumnya karena berisiko organik.
i. Premedikasi dengan injeksi SA (sulfa atropin) 0,6-1,2 mg setengah jam sebelum
ECT. Pemberian antikolinergik ini mengembalikan aritmia vagal dan menurunkan
sekresi gastrointestinal.

 Pelaksanaan
a. Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke tempat dengan permukaan rata
dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa bantal. Pakaian
dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut, kecuali bagian kepala.
b. Berikan natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai
untuk menghasilkan koma ringan.
c. Berikan pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk
menghindari kemungkinan kejang umum.
d. Kepala bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat
elektrode menempel.
e. Kedua pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira
Nacl.
f. Penderita diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus
kain dimasukkan dan klien diminta menggigit
g. Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan
dilapisi kain
h. Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti
gerak kejang

7
i. Pasang elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer
berhenti dan dilepas
j. Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang
(menahan tidak boleh dengan kuat).
k. Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l. Bila banyak lendir, dibersihkan dengan slim siger
m. Kepala dimiringkan
n. Observasi sampai klien sadar
o. Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan keperawatan

 Setelah ECT
a. Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi klien stabil
b. Jaga keamanan
c. Bila klien sudah sadar bantu mengembalikan orientasi klien sesuai kebutuhan,
biasanya timbul kebingungan pasca kejang 15-30 menit.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o Terapi

ECT

(Electroconvulsive)

adalah

suatu

tindakan

terapi

dengan

menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik
maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan
arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk
membangkitkan kejang grandmall.
o Tujuan Terapi ECT
 Mengembalikan fungsi mental klien
 Meningkatkan ADLs klien secara periodik

B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan
sasarannya. Untuk segala kekurangan dalam makalah ini maka kami selalu membuka
diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan
membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan
makalah kami ke depannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ermawati dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta : Trans Info Media

Maramis, W.F. 1994. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
Baihaqi, MIF. 2007. Psikiatri. Bandung : PT Refika Aditama
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/03/elektro-convulsif-therapie-ect.html

http://www.news-medical.net/health/Electroconvulsive-Therapy-Side-Effects
%28Indonesian%29.aspx

www.google.com/.../anonim/ECT/

10
Tugas Makalah

: Keperawatan Jiwa

Dosen

:Ns. Asmlai, S.Kep.
“ TERAPI ECT “

OLEH:

K ELO M P O K 2

La Ode Muh. Tahir

Lili Asmin

Kuntnasia Sekartini

La Ode Rajmat L

La Adi

Muh. Aswin

La Are

Mulya Haratama

La Hapiah

Nurdin Kowa

La Ode Amsir

Nurhidayah

La Ode Ifan Rufi

Nuriatil Jannah

La Ode Muh. Acal Mansiri

Nurni

La Ode Muh. Saleh

Nurul Fitriani Ningsih

La Ode Muh. Anabati

Puji Hastuti

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB. MUNA
2011.

11
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya serta taufiknya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Kep. Jiwa I yang berjudul ”Terapi ECT”.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar
atau kriteria penilaian dari Mata Kuliah Kep. Jiwa I yang telah dipercayakan kepada
kelompok kami yakni Kelompok 2.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ns. Asmalia, S.Kep.
Selaku salah satu dosen pembimbing mata kuliah Kep. Jiwa I di Akper Pemkab.
Muna yang telah banyak membimbing dan mengarahkan kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelasaikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena
keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan baik dalam penyusunan
maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik
dari Ibu Dosen Pembimbing dan dari pihak-pihak lain atau sesama teman mahasiswa
untuk dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau
memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan
untuk lebih memperluas wawasan kita dalam ilmu Keperawatan.

Raha,

Desember 2011.

Penyusun.

12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................

i

DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................

1

B. Tujuan........................................................................................................

2

C. Permasalahan.............................................................................................

2

D. Manfaat......................................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi ECT...............................................................................

4

B. Tujuan Terapi.............................................................................................

4

C. Indikasi dan Kontra Indikasi......................................................................

5

D. Cara Pelaksanaan.......................................................................................

6

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................

9

B. Saran...........................................................................................................

9

DAFTAR ISI

13

More Related Content

What's hot

Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanBita Fadillah
 
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdfAgusWiwitSuwanto
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanyounkOyounk
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaAmalia Senja
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyamanpjj_kemenkes
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatansumardi AMK
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Pengkajian Keperawatan.ppt
Pengkajian Keperawatan.pptPengkajian Keperawatan.ppt
Pengkajian Keperawatan.pptssuser9df8d0
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamansiakadurban
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Dewi Ratna Sari,SKep.Ns.M
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.pptPRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.pptssusercf479f
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)ADam Raeyoo
 

What's hot (20)

Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)Makalah terapi kejang listrik (ect)
Makalah terapi kejang listrik (ect)
 
Model dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatanModel dokumentasi-keperawatan
Model dokumentasi-keperawatan
 
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada pasien ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
2 Kurikulum D3 Keperawatan Tahun 2022_Juni 2022 (7).pdf
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Proses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwaProses keperawatan jiwa
Proses keperawatan jiwa
 
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan NyamanAsuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
 
Oksigenasi [pmi] umum
Oksigenasi [pmi] umumOksigenasi [pmi] umum
Oksigenasi [pmi] umum
 
Ppt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatanPpt etika dan hukum kesehatan
Ppt etika dan hukum kesehatan
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Pengkajian Keperawatan.ppt
Pengkajian Keperawatan.pptPengkajian Keperawatan.ppt
Pengkajian Keperawatan.ppt
 
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan KomplikasiKonsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasi
 
Makalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyamanMakalah Aman dan nyaman
Makalah Aman dan nyaman
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.pptPRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 

Viewers also liked

Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatikrian92
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...gex'z windha suardika
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendahf' yagami
 
Referat somatic treatment
Referat somatic treatmentReferat somatic treatment
Referat somatic treatmentSHINee World
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwalutfinurariffani
 
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)Kaze Va
 
Tugas ismiatin
Tugas ismiatinTugas ismiatin
Tugas ismiatinitaokta
 
29 gejala jiwa dan 4 aliran
29 gejala jiwa dan 4 aliran29 gejala jiwa dan 4 aliran
29 gejala jiwa dan 4 aliranMuhammad Ridwan
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
 
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan JiwaPPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan JiwaFerdiansah Umar
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
 
Ppt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanPpt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanRezza Putri
 

Viewers also liked (20)

Terapi somatik
Terapi somatikTerapi somatik
Terapi somatik
 
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
 
Askep dislokasi
Askep dislokasiAskep dislokasi
Askep dislokasi
 
Askep napza
Askep napzaAskep napza
Askep napza
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendah
 
Referat somatic treatment
Referat somatic treatmentReferat somatic treatment
Referat somatic treatment
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
 
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
Keperawatan jiwa askep gangguan alam perasaan (mood)
 
Askep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkapAskep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkap
 
Tugas ismiatin
Tugas ismiatinTugas ismiatin
Tugas ismiatin
 
Ppt sp hdr
Ppt sp hdrPpt sp hdr
Ppt sp hdr
 
29 gejala jiwa dan 4 aliran
29 gejala jiwa dan 4 aliran29 gejala jiwa dan 4 aliran
29 gejala jiwa dan 4 aliran
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
 
Ppt askep kami
Ppt askep kamiPpt askep kami
Ppt askep kami
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan JiwaPPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Gangguan jiwa
Gangguan jiwaGangguan jiwa
Gangguan jiwa
 
Ppt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatanPpt diagnosa keperawatan
Ppt diagnosa keperawatan
 

Similar to Makalah terapi kejang listrik (ect)

Electroconvulsive therapy
Electroconvulsive therapyElectroconvulsive therapy
Electroconvulsive therapyNazmi Bachmid
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalWarnet Raha
 
Iii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatIii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatSyifa Dhila
 
Klp 2 sistem neurologi
Klp 2 sistem neurologiKlp 2 sistem neurologi
Klp 2 sistem neurologiRanie28
 
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)trizafati
 
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)AryaArsyad3
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxsandylabulu1
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah terapi kejang listrik (ect) (20)

Electroconvulsive therapy
Electroconvulsive therapyElectroconvulsive therapy
Electroconvulsive therapy
 
Penatalaksanaan gangguan jiwa
Penatalaksanaan gangguan jiwaPenatalaksanaan gangguan jiwa
Penatalaksanaan gangguan jiwa
 
Modul Trigger Points
Modul Trigger PointsModul Trigger Points
Modul Trigger Points
 
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke  AKPER PEMKAB MUNATugas eke  AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNAPower point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Power point kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Iii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusatIii. obat susunan saraf pusat
Iii. obat susunan saraf pusat
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Klp 2 sistem neurologi
Klp 2 sistem neurologiKlp 2 sistem neurologi
Klp 2 sistem neurologi
 
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang demama AKPER PEMKAB MUNA
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
 
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
Cranial electrotheraphy stimolator (choca tek) (1)
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah terapi kejang listrik (ect)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penanganan klien gangguan jiwa di Rumah Sakit baik kronik maupun pasien baru biasanya diberikan psikofarmaka ,psikotherapi, terapi modalitas yang meliputi terapi individu, terapi lingkungan, terapi kognitif, terapi kelompok terapi perilaku dan terapi keluarga. Biasanya pasien menunjukan gejala yang berkurang dan menunjukan penyembuhan, tetapi pada beberapa klien kurang atau bahkan tidak berespon terhadap pengobatan sehingga diberikan terapi tambahan yaitu ECT (Electro Convulsive Therapy). Terapi Elektrokonvulsif disingkat ECT juga dikenal sebagai terapi elektroshock. ECT telah menjadi pokok perdebatan dan keprihatinan masyarakat karena beberapa alasan. Di masa lalu ECT ini digunakan di berbagai rumah sakit jiwa pada berbagai gangguan jiwa, termasuk schizophrenia. Namun terapi ini tidak membuahkan hasil yang bermanfaat. Sebelum prosedur ECT yang lebih manusiawi dikembangkan, ECT merupakan pengalaman yang sangat menakutkan pasien. Pasien seringkali tidak bangun lagi setelah aliran listrik dialirkan ke tubuhnya dan mengakibatkan ketidaksadaran sementara, serta seringkali menderita kerancuan pikiran dan hilangnya ingatan setelah itu. Adakalanya, intensitas kekejangan otot yang menyertai serangan otak mengakibatkan berbagai cacat fisik. Namun, sekarang ECT sudah tidak begitu menyakitkan. Pasien diberi obat bius ringan dan kemudian disuntik dengan penenang otot. Aliran listrik yang sangat lemah dialirkan ke otak melalui kedua pelipis atau pada pelipis yang mengandung belahan otak yang tidak dominan. Hanya aliran ringan yang dibutuhkan untuk menghasilkan serangan otak yang diberikan, karena serangan itu sendiri yang bersifat terapis, bukan aliran listriknya. Penenang otot mencegah terjadinya kekejangan otot tubuh dan kemungkinan luka. Pasien bangun beberapa menit dan tidak ingat apa-apa tentang pengobatan yang dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilang ingatan tidak 1
  • 2. terjadi, terutama bila aliran listrik hanya diberikan kepada belahan otak yang tidak dominant (nondominan hemisphere). Empat sampai enam kali pengobatan semacam ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu. Akan tetapi, ECT ini tidak cukup berhasil untuk penyembuhan schizophrenia, namun lebih efektif untuk penyembuhan penderita depresi tertentu (Atkinson, et al.,1991). Berdasarkan pemaparan di atas, maka dipandang perlu untuk membahas lebih jauh dan lebih mendalam lagi mengenai Terapi ECT tersebut. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Untuk memenuhi tugas dalam kriteria standar penilaian Mata Kuliah Kep. Jiwa I yang diberikan secara berkelompok, 2. Membahas tentang pengertian terapi ECT, 3. Menbahas tujuan dari pemberian terapi ECT, 4. Menjelaskan Indikasi dan Kontra Indikasi dari Terapi ECT, 5. Menjelaskan Cara Pelaksanaan Terapi ECT, dan C. Permasalahan Berdasarkan tujuan di atas, maka yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai: a. Pengertian Terpi ECT, b. Tujuan Terapi, c. Indikasi dan Kontra Indikasi, d. Cara pelaksanaan, dan 2
  • 3. D. Manfaat Dengan adanya makalah ini kita dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan kita mengenai pemberian atau penggunaan terapi ECT yang sesuai dengan sasarannya, tujuannya, indikasi dan kontra indikasi, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan dari terapi ECT tersebut. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Terapi ECT Terapi ECT (Electroconvulsive) adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang grandmall. Terapi elektrokonvulsif (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan somatik dimana arus listrik digunakan pada otak melalui elektroda yang ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup menimbulkan kejang grand mal, yang darinya diharapkan efek yang terapeutik tercapai. Mekanisme kerja ECT sebenarnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa ECT menghasilkan perubahan-perubahan biokimia didalam otak (Peningkatan kadar norepinefrin dan serotinin) mirip dengan obat anti depresan. Jadi bukan kejang yang ditampilkan secara motorik melainkan respon bangkitan listrik di otak. Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh sehingga penderita menerima aliran yang terputus – putus. Alatnya dinamakan konvulsator, di dalamnya ada pengatur voltase (tekanan listrik) dan pengatur waktu yang secara otomatis memutuskan aliran listrik yag keluar sesudah waktu yang ditetapkan. Setelah aliran listrik yang masuk dikepalanya, pasien menjadi tidak sadar seketika. Konvulsi terjadi mirip epilepsy, diikuti fase kloni, kemudian relaksasi otot dengan pernapasan dalam dan keras. Kemudian tidak sadar (kurang lebih 5 menit) dan setelah bangun kemudian timbul rasa kantuk, kemudian pasien tertidur. B. Tujuan Terapi ECT  Mengembalikan fungsi mental klien  Meningkatkan ADLs klien secara periodik 4
  • 5. C. Indikasi dan Kontra Indikasi 1. Indikasi Indikasi terapi kejang listrik adalah klien depresi pada psikosa manik depresi, klien schizofrenia stupor katatonik dan gaduh gelisah katatonik. ECT lebih efektif dari antidepresan untuk klien depresi dengan gejala psikotik (waham, paranoid, dan gejala vegetatif), berikan antidepresan saja (imipramin 200-300 mg/hari selama 4 minggu) namun jika tidak ada perbaikan perlu dipertimbangkan tindakan ECT. Mania (gangguan bipolar manik) juga dapat dilakukan ECT, terutama jika litium karbonat tidak berhasil. Pada klien depresi memerlukan waktu 6-12x terapi untuk mencapai perbaikan, sedangkan pada mania dan katatonik membutuhkan waktu lebih lama yaitu 10-20x terapi secara rutin. Terapi ini dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari sekali. Jika efektif, perubahan perilaku mulai kelihatan setelah 2-6 terapi. 2. Kontra Indikasi Tumor intra kranial, karena dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran Osteoporosis, karena dapat berakibat terjadinya fraktur tulang. Infark Miokardium, karena dapat terjadi henti jantung. Asthma bronchiale, dapat memperberat keadaan penyakit yang diderita Komplikasi o Luksasio dan dislokasi sendi o Fraktur vetebra o Robekan otot rahang o Apnoe o Sakit kepala, mual dan nyeri otot o Amnesia o Bingung, agresif, distruktif 5
  • 6. o Demensia D. Pelaksanaan  Peran Perawat Perawat sebelum melakukan terapi ECT, harus mempersiapkan alat dan mengantisipasi kecemasan klien dengan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.  Persiapan Alat Adapun alat-alat yang perlu disiapkan sebelum tindakan ECT, adalah sebagai berikut: a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer) b. Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain c. Kain kasa d. Cairan Nacl secukupnya e. Spuit disposibel f. Obat SA injeksi 1 ampul g. Tensimeter h. Stetoskop i. Slim suiger j. Set konvulsator  Persiapan klien a. Anjurkan klien dan keluarga untuk tenang dan beritahu prosedur tindakan yang akan dilakukan. b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengidentifikasi adanya kelainan yang merupakan kontraindikasi ECT c. Siapkan surat persetujuan d. Klien berpuasa 4-6 jam sebelum ECT e. Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau penjepit rambut yang mungkin dipakai klien 6
  • 7. f. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan defekasi g. Klien jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT h. Jika klien menggunakan obat antidepresan, antipsikotik, sedatif-hipnotik, dan antikonvulsan harus dihentikan sehari sebelumnya. Litium biasanya dihentikan beberapa hari sebelumnya karena berisiko organik. i. Premedikasi dengan injeksi SA (sulfa atropin) 0,6-1,2 mg setengah jam sebelum ECT. Pemberian antikolinergik ini mengembalikan aritmia vagal dan menurunkan sekresi gastrointestinal.  Pelaksanaan a. Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke tempat dengan permukaan rata dan cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh badan di tutup dengan selimut, kecuali bagian kepala. b. Berikan natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai untuk menghasilkan koma ringan. c. Berikan pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari kemungkinan kejang umum. d. Kepala bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat elektrode menempel. e. Kedua pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira Nacl. f. Penderita diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus kain dimasukkan dan klien diminta menggigit g. Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain h. Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti gerak kejang 7
  • 8. i. Pasang elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer berhenti dan dilepas j. Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang (menahan tidak boleh dengan kuat). k. Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma l. Bila banyak lendir, dibersihkan dengan slim siger m. Kepala dimiringkan n. Observasi sampai klien sadar o. Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan keperawatan  Setelah ECT a. Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi klien stabil b. Jaga keamanan c. Bila klien sudah sadar bantu mengembalikan orientasi klien sesuai kebutuhan, biasanya timbul kebingungan pasca kejang 15-30 menit. 8
  • 9. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan o Terapi ECT (Electroconvulsive) adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang grandmall. o Tujuan Terapi ECT  Mengembalikan fungsi mental klien  Meningkatkan ADLs klien secara periodik B. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Untuk segala kekurangan dalam makalah ini maka kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya. 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Dalami, Ermawati dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : Trans Info Media Maramis, W.F. 1994. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press Baihaqi, MIF. 2007. Psikiatri. Bandung : PT Refika Aditama http://wir-nursing.blogspot.com/2011/03/elektro-convulsif-therapie-ect.html http://www.news-medical.net/health/Electroconvulsive-Therapy-Side-Effects %28Indonesian%29.aspx www.google.com/.../anonim/ECT/ 10
  • 11. Tugas Makalah : Keperawatan Jiwa Dosen :Ns. Asmlai, S.Kep. “ TERAPI ECT “ OLEH: K ELO M P O K 2 La Ode Muh. Tahir Lili Asmin Kuntnasia Sekartini La Ode Rajmat L La Adi Muh. Aswin La Are Mulya Haratama La Hapiah Nurdin Kowa La Ode Amsir Nurhidayah La Ode Ifan Rufi Nuriatil Jannah La Ode Muh. Acal Mansiri Nurni La Ode Muh. Saleh Nurul Fitriani Ningsih La Ode Muh. Anabati Puji Hastuti AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB. MUNA 2011. 11
  • 12. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya serta taufiknya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kep. Jiwa I yang berjudul ”Terapi ECT”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar atau kriteria penilaian dari Mata Kuliah Kep. Jiwa I yang telah dipercayakan kepada kelompok kami yakni Kelompok 2. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ns. Asmalia, S.Kep. Selaku salah satu dosen pembimbing mata kuliah Kep. Jiwa I di Akper Pemkab. Muna yang telah banyak membimbing dan mengarahkan kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam menyelasaikan tugas makalah ini. Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari Ibu Dosen Pembimbing dan dari pihak-pihak lain atau sesama teman mahasiswa untuk dapat menambahkan sesuatu yang kiranya dianggap masih kurang atau memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk lebih memperluas wawasan kita dalam ilmu Keperawatan. Raha, Desember 2011. Penyusun. 12
  • 13. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................... 1 B. Tujuan........................................................................................................ 2 C. Permasalahan............................................................................................. 2 D. Manfaat...................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Terapi ECT............................................................................... 4 B. Tujuan Terapi............................................................................................. 4 C. Indikasi dan Kontra Indikasi...................................................................... 5 D. Cara Pelaksanaan....................................................................................... 6 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................ 9 B. Saran........................................................................................................... 9 DAFTAR ISI 13