SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja Muna
berna Omputusangia, nama asli dari Omputusangia adalah La Ode Husaeni.
Omputusangian memiliki seorang istri yang sudah dinikahinya selama tujuh puluh
tahun.
Setiap hari, Omputusangia hanya disibukkan dengan masalah-masalah kerajaan
karena kerajaan adalah sebuah pusat penyimpanan semua hal-hal penting, boleh
dibilang semua yang ada dalam kerajaan adalah panutan atau pedoman yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat Muna.
Tiba pada suatu malam, Omputusangia duduk di tempat peristirahatannya, ia pun
berpikir bahwa sudah tujuh puluh tahun menikahi istrinya namun Omputusangian
belum juga mendapatkan keturunan, lelah berpikir akhirnya raja terlelap tidur karena
sudah larut malam.
Pagi hari, Omputusangia mendapat kabar dari pengawal kerajaan bahwa pulau Muna
didatangi seorang saudagar dari Arab dengan niat untuk menyebarkan agama Islam,
saudagar itu bernama Saidhi Raba.
Pengawal kerajaan itu menambahkan lagi bahwa Saidhi Raba memiliki kemampuan
hebat seperti sebuah kesaktian karena Saidhi Raba datang di pulau Muna lewat udara.
Mendengar berita itu, Omputusangia memerintahkan pengawalnya untuk memanggil
Saidhi Raba datang ke kerajaan. Pergilah pengawal kerajaan tersebut ke tempat
Saidhi Raba. Setelah raja menunggu seharian di istana, pengawal yang disuruhnya
tadi kembali, namun tidak bersama Saidhi Raba.
Melihat wajah raja yang kelihatan marah, pengawal tersebut menjelaskan alasannya
tidak membawa Saidhi Raba. Pengawal itu mengatakan bahwa Saidhi Raba tidak
ingin datang ke Istana karena raja memelihara babi, dan menurut ajaran agama Saidhi
Raba yakni Islam, babi adalah hewan yang haram.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Perkembangan Islam di Muna ?
1.3 TUJUAN
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai Perkembangan Islam di Muna.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ISLAM DI MUNA
Demi kedatangan Saidhi Raba, Raja Muna rela melepas semua babinya. Disurulah
kembali pengawal untuk pergi menjemput Saidhi Raba. Sore harinya, Saidhi Raba
datang ke Istana dan bertanya pada Raja tentang maksud Raja memanggil dirinya.
Omputusangia pun berkata bahwa ia ingin menguji kesaktian dari Saidhi Raba,
hingga ia mampu menyebarkan ajaran agama Islam di Muna. Pertama-tama, Raja
menguji Saidhi Raba untuk membaca isi hatinya, apabila Sidhi Raba dapat membaca
apa yang diinginkan oleh Raja saat itu maka Raja akan masuk dalam ajarannya yakni
Islam.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, Sidhi Raba pun mengatakan bahwa Raja ingin
sekali memiliki seorang anak karena istrinya mandul. Berdoalah Saidhi Raba kepada
Tuhan namun doanya belum dikabulkan.
Muncul kecurigaan dari Raja bahwa Saidhi Raba tidaklah sehebat seperti apa yang
dibicarakan. Saidhi Raba rupanya tidak berhenti disitu, dilanjutkannya lagi untuk
berdoa yang kedua kalinya, akhirnya doa Saidhi Raba diterima.
Istri Raja pun mengandung dan Raja masuk agama Islam karena senang melihat
istrinya telah mengandung. Sebelum pulang, Saidhi Raba berkata pada Raja bahwa
roh yang ada dalam kandungan istrinya adalah roh yang terpaksa diberikan Tuhan
karena umur istri Raja Muna sudah sangat tua.
Perkataan Saidhi Raba rupanya terus dipikirkan oleh Omputosangia. Tibalah
waktunya untuk istri Raja melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak
yang dilahirkan oleh istri Raja Muna berbadan setengah manusia dan setengah ular.
Raja pun sedih melihat kondisi anaknya namun ia harus berterima kasih karena ia
telah meminta anak itu dari kesaktian Saidhi Raba. Setiap hari, apabila ada kunjungan
tamu dari Bugis ataupun Minangkabau, anaknya yang diberi nama La ode Muna
selalu disembunyikan dalam guci karena Raja malu dengan keadaan fisik yang
dialami oleh anaknya.
Lima belas tahun kemudian, La ode Muna tumbuh menjadi dewasa. Mulailah ia
menggoda para gadis yang ada dalam lingkungan istana.
3
Ia pun menyampaikan niatnya untuk memiliki seorang pacar, namun Raja tidak
menhendaki dan melarangnya karena tidak mungkin La Ode Muna dapat menikahi
seorang gadis bila kondisi fisiknya setengah manusia dan setengah ular.
Sampai pada suatu hari, Omputosangia memutuskan untuk membuang La Ode Muna
agar ia tidak mendapatkan malu dari anak jadi-jadian itu.
Raja membuang La Ode Muna di Unggumora dengan bekal 44 biji telur dan 44 biji
ketupat. Setelah empat puluh hari di buang di tempat itu, La Ode Muna terbang ke
langit dengan badan yang menyala dan mengatakan bahwa saya telah terbang.
Sampai sekarang rakyat Muna tidak mengetahui arah La Ode Muna terbang. Ada pula
yang mengatakan bahwa La Ode Muna terbang ke Ternate. La Ode Muna dianggap
sebagai seorang yang memiliki ilmu ataupun kemampuan.
Jadi, rakyat Muna mengistimewakan La Ode Muna karena ia manusia yang berkah
karena disamping memiliki kekurangan ia juga mempunyai kelebihan yakni setiap
yang ia ucapkan akan menjadi kenyataan.
B. FASILITAS PUBLIK LAINNYA DI KOTA MUNA ADALAH MASJID.
Masjid pertama dibangun pada masa pemerintahan La Titakono sebagai Raja
Muna X (1600- 1625).
Menurut La Ode Muhammad Sirad Imbo (65), tokoh adat Muna, masjid yang
dibangun raja tersebut masih sederhana dan bersifat darurat. Masjid agak besar baru
dibangun pada era pemerintahan Raja La Ode Huseini dengan gelar Omputo Sangia
(1716- 1757). Masjid tersebut dibangun di tempat berbeda dengan lokasi masjid
pertama.
Masjid di Kota Muna itu hampir seumur dengan Masjid Agung Keraton Buton di
Bau- Bau.
Masjid Keraton Buton dibangun oleh Sultan Sakiuddin Darul Alam pada tahun 1712
dengan konstruksi permanen, dan baru dipugar pada tahun 1930-an di masa
pemerintah Sultan Buton ke-37, Muhammad Hamidi. Adapun Masjid Agung Kota
Muna baru dibangun secara permanen sekitar tahun 1933 oleh La Ode Dika sebagai
Raja Muna (1930-1938).
Kegiatan pembangunan (renovasi) masjid tersebut mendapat bantuan dari Kontroler
Belanda yang berkedudukan di Raha, Jules Couvreur. "Dia menyediakan bahan,
seperti semen, atap seng, dan bahan bangunan lainnya. Karena selama memangku
Raja lebih banyak memerhatikan pembangunan masjid tersebut, maka La Ode Dika
diberi gelar Komasigino (pemilik masjid).
4
Dua dari 14 putra-putri La Ode Dika tercatat sebagai tokoh daerah, yakni La Ode
Kaimuddin, mantan Gubernur Sulawesi Tenggara, dan La Ode Rasyid, mantan Bupati
Muna. KERAJAAN Muna di masa lalu kini nyaris tak meninggalkan bekas. Satu-
satunya peninggalan yang tampak di Kota Muna saat ini hanyalah bangunan Masjid
yang pernah dirawat La Ode Dika, Raja Muna terakhir yang dipilih oleh Sarano
Wuna yang dibentuk Raja La Titakono pada abad ke-17 itu.
Bangunan masjid itu juga sudah tidak asli. Ketika Bupati Muna dijabat Maola Daud
pada tahun 1980-an, bangunan Masjid tua itu dirombak total ukuran dan bentuknya.
Giliran Ridwan Bae menjadi Bupati Muna (2000- 2005), bangunan masjid itu
dirombak lagi untuk dikembalikan ke bentuk asalnya. Bentuk masjid di bekas ibu
kota kerajaan itu sangat sederhana. Bangunannya terdiri atas tiga susun, termasuk
tempat dudukan kubah. Itulah bentuknya yang asli dari masjid tua tersebut.
Peninggalan yang lain sudah tidak ada lagi, kecuali beberapa makam tua yang
menjadi kuburan Raja-Raja zaman dulu, antara lain makam La Ode Huseini, yang
pada masa hidupnya dikenal sangat taat menjalankan ajaran Islam.
Sisa-sisa ataupun reruntuhan Benteng Kota Muna yang konon dibangun dengan
bantuan jin itu juga sudah tidak ada lagi. Namun pagar tembok itu masih tersisa
sekitar 1.800 meter yang masih utuh. Hanya fisik bangunannya memang tidak
kelihatan karena dibalut rumput liar.
C. PEMERINTAHAN LAKILAPONTO YANG MENYIARKAN AGAMA
ISLAM
La Kilaponto adalah penganut Islam yang taat. La Kilaponto memeluk Islam
sebelum menjadi raja Raja Muna. Dia mengenal islam dari penyebar agama islam
pertama di kerjaan muna Syekh Abdul Wahid ( 1527). Nila-nilai islam begitu
tertancap dalam hatinya sebab beliau mempelajari islam dari usia yang sangat mudah.
Karena ketaatannya terhadap islam, sehingga ketika menjadi Raja buton beliau
menjadikan hukum islam sebagai hukum negara dan bentuk negara di rubah menjadi
Kesultanan. La Kilaponto juga di kenal sebagai manusia yang fenomenal karena
beliau perna menjadi raja di lima kerajaan besar yang ada di Sulawesi tenggara dalam
Waktu yang bersamaan. La Kilaponto juga merupakan pemimpin yang kharismatik
dan berwibawa sehingga disegani oleh kerajaan-kerajaan tetangga termasuk juga
pemerintah kolonial belanda. La Kilaponto yang dikenal sangat sakti dan piawai
dalam strategi perang, membuat Belanda tidak mampu mengintervensi Kesultanan
Buton juga Kerajaan-kerajaan yang pernah dipimpin oleh La Kilaponto. La Kilaponto
sebenarnya telah membaca gelagat tidak baik yang ditunjukan oleh Belanda. Olehnya
5
itu selama berkuasa La Kilaponto menjalankan politik Kesetaraan dengan pemerintah
Kolonial Belanda. La Kilaponto tidak berupaya untuk melakukan konfrontasi dengan
Belanda.
Hubungan pemerintahan kolonial belanda sebatas hubungan dagang dan
diplomatis. Hal ini berkaitan dengan falsafa hidup yang dianut Oleh Lakilaponto yang
pernah diajarkan oleh Ayahandanya Sugi Manuru yaitu “Pobini-biniti Kuli”. Arti
harafia dari ajaran tersebut adalah saling tenggang rasa dan saling menghargai. Jadi
menurut La Kilaponto selama Pemerintah Kolonial Belanda tidak mengganggu
kehormatan dan kedaulatan Negeri Buton dan negeri tetangganya khususnya
Kerajaan Muna yang merupakan negeri leluhurnya dan beliau pernah menjadi Raja di
Negeri tersebut, maka La ilaponto tidak akan menyerang Belanda. Disaat La
Kolaponto masih hidup belanda sudah mecah belah miliki keinginan untuk
menguasai kesultanan Buton untuk dikuasai, namun karena segan dengan La
Kilaponto keinginan itu di urungkan. Hal ini berkaitan dengan letak strategis
Kesultanan Buton sebagai pintu gerbang Kerajaan-Kerajaan di Tumur dan barat
Nusantara. Untuk mewujudkan keinginannya itu Belanda melakukan politik ocupasi
dan pecah belah. Olehnya itu mereka melakukan strategi kerja sama perdagangan.
Selama itu mereka terus melakukan pendekatan dengan aparat Kesultanan Buton.
Politik pecah bela Belanda mendapatkan hasil setelah La Kilaponto Mangkat dan di
gantikan oleh Putranya dengan Putri Raja Jampea yang bernama La Tumparasi.
Keberhasilan Politik adu domba belanda itu di tandai dengan di gulingkannya Sultan
Kaimuddin II dari tahtanya karena bersikap tegas perlawanan dengan kolonial
belanda oleh sarana Wolio.
D. PEMERINTAHAN LA TITAKONO
penyebar Islam gelombang kedua yakni Firus Muammad masuk di Muna. Pada
gelombang kedua penyebaran isalam ini belum mampu mengislamkan Raja Muna,
sehingga pengaruh islam belum masuk ke istana. Walaupun La Totakono BELUM
memeluk Islam namun beliau sangaat menghargai nilai-nilai islam. Sebagai bukti
penghormatan beliau pada islams, pada masa pemerintahannya masjid pertama
dibangun di Muna ( 1614 ). Pembangunan masjid itu diikuti oleh pembagunan pusat
pendidikan islam. Seiring dengan itu ajaran islam sedikit demi sedikit mulai dipelajari
masyarakat Muna. Salah satu murid dari Firus Muamad adalah La Ode Sa’aduddin
putra dari Raja Muna X Titakono. Setelah Titakono mangkat, La Ode Sa’aduddin di
nobatkan menjadi Raja Muna XI. Selain membangun masjid, Raja Titakono
6
membentuk lembaga baru dalam sturktur pemerintahan kerajaan muna yaitu Bonto
Bhalano. Bonto Bhalano adalah sebuah lembaga sejenis Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang bertugas memilih dan mengangkat Raja Muna. Kemudian pada masa
pemerintahan Raja Muna XI – La Ode Sa’adudin ( 1625-1626 ) agama islam mulai
mengalami perkembangan. Agama Islam bukan saja di pelajari dikalangan istana
tetapi mulai diajarkan pada massyarakat luas. Pusat pendidikan agama Islam yag
didirikan oleh ayahandanya Raja Muna X Titakono mulai kedatangan banyak murid
untuk belajar.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada masa pemerintahan La Titakono, penyebar Islam gelombang kedua
yakni Firus Muammad masuk di Muna. Pada gelombang kedua penyebaran isalam ini
belum mampu mengislamkan Raja Muna, sehingga pengaruh islam belum masuk ke
istana. Walaupun La Totakono BELUM memeluk Islam namun beliau sangaat
menghargai nilai-nilai islam. Sebagai bukti penghormatan beliau pada islams, pada
masa pemerintahannya masjid pertama dibangun di Muna ( 1614 ). Pembangunan
masjid itu diikuti oleh pembagunan pusat pendidikan islam. Seiring dengan itu ajaran
islam sedikit demi sedikit mulai dipelajari masyarakat Muna. Salah satu murid dari
Firus Muamad adalah La Ode Sa’aduddin putra dari Raja Muna X Titakono. Setelah
Titakono mangkat, La Ode Sa’aduddin di nobatkan menjadi Raja Muna XI. Selain
membangun masjid, Raja Titakono membentuk lembaga baru dalam sturktur
pemerintahan kerajaan muna yaitu Bonto Bhalano. Bonto Bhalano adalah sebuah
lembaga sejenis Majelis Permusyawaratan Rakyat yang bertugas memilih dan
mengangkat Raja Muna. Kemudian pada masa pemerintahan Raja Muna XI – La Ode
Sa’adudin ( 1625-1626 ) agama islam mulai mengalami perkembangan. Agama Islam
bukan saja di pelajari dikalangan istana tetapi mulai diajarkan pada massyarakat luas.
Pusat pendidikan agama Islam yag didirikan oleh ayahandanya Raja Muna X
Titakono mulai kedatangan banyak murid untuk belajar.
3.2 SARAN
Sebagia seorang masyarakat muna sudah sepantasnya kita mengetahui sejarah dan
Perkembangan Islam di Muna seperti salah satunya Benteng Tiworo yang merupakan
bukti peninggalan Raja di Muna serta kita tidak boleh melupakan sejarah daerah
sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://formuna.wordpress.com/artikel/sebagian-dari-sejarah-muna/
https://lawalangy.wordpress.com/2007/08/10/kerajaan-muna-nyaris-tak-
berbekas/

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purba
 
Lismafisika
LismafisikaLismafisika
Lismafisika
 
buku fisika kelas XI
buku fisika kelas XIbuku fisika kelas XI
buku fisika kelas XI
 
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industriPerkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
Perkembangan ilmu fisika pada masa revolusi industri
 
Kerajaan Medang
Kerajaan Medang Kerajaan Medang
Kerajaan Medang
 
Jenis dan ciri manusia purba
Jenis dan ciri manusia purbaJenis dan ciri manusia purba
Jenis dan ciri manusia purba
 
Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicusMeganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus
 
58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011
 
Perkembangan Islam di Taiwan
Perkembangan Islam di TaiwanPerkembangan Islam di Taiwan
Perkembangan Islam di Taiwan
 
Transformasi lorenz
Transformasi lorenzTransformasi lorenz
Transformasi lorenz
 
Kerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawangKerajaan tulang bawang
Kerajaan tulang bawang
 
Kesultanan Cirebon
Kesultanan CirebonKesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon
 
Mengenal manusia purba
Mengenal manusia purbaMengenal manusia purba
Mengenal manusia purba
 
Sultan Hasanuddin
Sultan HasanuddinSultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin
 
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makananMasa berburu dan mengumpulkan makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan
 
Presentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra AksaraPresentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra Aksara
 
Skenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls XiSkenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls Xi
 
Fotometri bintang1
Fotometri bintang1Fotometri bintang1
Fotometri bintang1
 
LAPORAN PEMBUATAN ROKET SEDERHANA
LAPORAN PEMBUATAN ROKET SEDERHANALAPORAN PEMBUATAN ROKET SEDERHANA
LAPORAN PEMBUATAN ROKET SEDERHANA
 
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAKSEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
SEJARAH KELAS 11 - KERAJAAN ISLAM DEMAK
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowunaSejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
 
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islamMakalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
Makalah sejarah budaya muna sebelum masuknya islam
 
Makalah bukti peninggalan kerajaan muna
Makalah bukti peninggalan kerajaan munaMakalah bukti peninggalan kerajaan muna
Makalah bukti peninggalan kerajaan muna
 
Makalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten munaMakalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten muna
 
Pemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten munaPemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten muna
 
Pemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten munaPemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten muna
 
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoesPemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
 
Digital 20304110 t30731-tradisi lisan
Digital 20304110 t30731-tradisi lisanDigital 20304110 t30731-tradisi lisan
Digital 20304110 t30731-tradisi lisan
 
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNAMAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
MAKALAH KEBUDAYAAN KAB. MUNA
 

Similar to Perkembangan Islam di Muna

Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraMakalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraYunan Malifah
 
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan BoneSejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bonedewonggo
 
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptx
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptxKERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptx
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptxRADWSELONG
 
Perkembangan dakwah islam
Perkembangan dakwah islam Perkembangan dakwah islam
Perkembangan dakwah islam School
 
Kerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraKerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraLuiz Hafidz
 
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowunaSejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowunaOperator Warnet Vast Raha
 
Islamic kingdom in kalimatan island
Islamic kingdom in kalimatan islandIslamic kingdom in kalimatan island
Islamic kingdom in kalimatan islandAyi Milanisti
 
Bab-2- Sinopsis-karya-agung
Bab-2- Sinopsis-karya-agungBab-2- Sinopsis-karya-agung
Bab-2- Sinopsis-karya-agungfiro HAR
 

Similar to Perkembangan Islam di Muna (20)

Makalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten munaMakalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten muna
 
Makalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten munaMakalah sejarah kabupaten muna
Makalah sejarah kabupaten muna
 
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatraMakalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
Makalah sejarah kerajaan islam di pulau kalimantan & sumatra
 
Kota bersejarah di kabupaten muna
Kota bersejarah di kabupaten munaKota bersejarah di kabupaten muna
Kota bersejarah di kabupaten muna
 
Memasuki kota muna
Memasuki kota munaMemasuki kota muna
Memasuki kota muna
 
Memasuki kota muna
Memasuki kota munaMemasuki kota muna
Memasuki kota muna
 
Memasuki kota muna
Memasuki kota munaMemasuki kota muna
Memasuki kota muna
 
Memasuki kota muna
Memasuki kota munaMemasuki kota muna
Memasuki kota muna
 
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan BoneSejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone
Sejarah Kerajaan Gowa-Tallo dan Bone
 
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptx
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptxKERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptx
KERAJAAN_ISLAM_DI_NTB.pptx
 
Perkembangan dakwah islam
Perkembangan dakwah islam Perkembangan dakwah islam
Perkembangan dakwah islam
 
Kerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggaraKerajaan islam di nusa tenggara
Kerajaan islam di nusa tenggara
 
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowunaSejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
Sejarah masuknya islam di muna dan munculnya kangkilo apomienowuna
 
Islamic kingdom in kalimatan island
Islamic kingdom in kalimatan islandIslamic kingdom in kalimatan island
Islamic kingdom in kalimatan island
 
Sejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten munaSejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten muna
 
Sejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten munaSejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten muna
 
Sejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten munaSejarah kabupaten muna
Sejarah kabupaten muna
 
Kerajaan Islam Kalimantan & Sulawesi
Kerajaan Islam Kalimantan & SulawesiKerajaan Islam Kalimantan & Sulawesi
Kerajaan Islam Kalimantan & Sulawesi
 
Bab-2- Sinopsis-karya-agung
Bab-2- Sinopsis-karya-agungBab-2- Sinopsis-karya-agung
Bab-2- Sinopsis-karya-agung
 
Perkembangan Islam di Nusantara
Perkembangan Islam di NusantaraPerkembangan Islam di Nusantara
Perkembangan Islam di Nusantara
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Perkembangan Islam di Muna

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja Muna berna Omputusangia, nama asli dari Omputusangia adalah La Ode Husaeni. Omputusangian memiliki seorang istri yang sudah dinikahinya selama tujuh puluh tahun. Setiap hari, Omputusangia hanya disibukkan dengan masalah-masalah kerajaan karena kerajaan adalah sebuah pusat penyimpanan semua hal-hal penting, boleh dibilang semua yang ada dalam kerajaan adalah panutan atau pedoman yang dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat Muna. Tiba pada suatu malam, Omputusangia duduk di tempat peristirahatannya, ia pun berpikir bahwa sudah tujuh puluh tahun menikahi istrinya namun Omputusangian belum juga mendapatkan keturunan, lelah berpikir akhirnya raja terlelap tidur karena sudah larut malam. Pagi hari, Omputusangia mendapat kabar dari pengawal kerajaan bahwa pulau Muna didatangi seorang saudagar dari Arab dengan niat untuk menyebarkan agama Islam, saudagar itu bernama Saidhi Raba. Pengawal kerajaan itu menambahkan lagi bahwa Saidhi Raba memiliki kemampuan hebat seperti sebuah kesaktian karena Saidhi Raba datang di pulau Muna lewat udara. Mendengar berita itu, Omputusangia memerintahkan pengawalnya untuk memanggil Saidhi Raba datang ke kerajaan. Pergilah pengawal kerajaan tersebut ke tempat Saidhi Raba. Setelah raja menunggu seharian di istana, pengawal yang disuruhnya tadi kembali, namun tidak bersama Saidhi Raba. Melihat wajah raja yang kelihatan marah, pengawal tersebut menjelaskan alasannya tidak membawa Saidhi Raba. Pengawal itu mengatakan bahwa Saidhi Raba tidak ingin datang ke Istana karena raja memelihara babi, dan menurut ajaran agama Saidhi Raba yakni Islam, babi adalah hewan yang haram. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Perkembangan Islam di Muna ? 1.3 TUJUAN Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Perkembangan Islam di Muna. 1
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. PERKEMBANGAN ISLAM DI MUNA Demi kedatangan Saidhi Raba, Raja Muna rela melepas semua babinya. Disurulah kembali pengawal untuk pergi menjemput Saidhi Raba. Sore harinya, Saidhi Raba datang ke Istana dan bertanya pada Raja tentang maksud Raja memanggil dirinya. Omputusangia pun berkata bahwa ia ingin menguji kesaktian dari Saidhi Raba, hingga ia mampu menyebarkan ajaran agama Islam di Muna. Pertama-tama, Raja menguji Saidhi Raba untuk membaca isi hatinya, apabila Sidhi Raba dapat membaca apa yang diinginkan oleh Raja saat itu maka Raja akan masuk dalam ajarannya yakni Islam. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Sidhi Raba pun mengatakan bahwa Raja ingin sekali memiliki seorang anak karena istrinya mandul. Berdoalah Saidhi Raba kepada Tuhan namun doanya belum dikabulkan. Muncul kecurigaan dari Raja bahwa Saidhi Raba tidaklah sehebat seperti apa yang dibicarakan. Saidhi Raba rupanya tidak berhenti disitu, dilanjutkannya lagi untuk berdoa yang kedua kalinya, akhirnya doa Saidhi Raba diterima. Istri Raja pun mengandung dan Raja masuk agama Islam karena senang melihat istrinya telah mengandung. Sebelum pulang, Saidhi Raba berkata pada Raja bahwa roh yang ada dalam kandungan istrinya adalah roh yang terpaksa diberikan Tuhan karena umur istri Raja Muna sudah sangat tua. Perkataan Saidhi Raba rupanya terus dipikirkan oleh Omputosangia. Tibalah waktunya untuk istri Raja melahirkan. Ternyata perkataan Saidhi Raba benar, anak yang dilahirkan oleh istri Raja Muna berbadan setengah manusia dan setengah ular. Raja pun sedih melihat kondisi anaknya namun ia harus berterima kasih karena ia telah meminta anak itu dari kesaktian Saidhi Raba. Setiap hari, apabila ada kunjungan tamu dari Bugis ataupun Minangkabau, anaknya yang diberi nama La ode Muna selalu disembunyikan dalam guci karena Raja malu dengan keadaan fisik yang dialami oleh anaknya. Lima belas tahun kemudian, La ode Muna tumbuh menjadi dewasa. Mulailah ia menggoda para gadis yang ada dalam lingkungan istana.
  • 3. 3 Ia pun menyampaikan niatnya untuk memiliki seorang pacar, namun Raja tidak menhendaki dan melarangnya karena tidak mungkin La Ode Muna dapat menikahi seorang gadis bila kondisi fisiknya setengah manusia dan setengah ular. Sampai pada suatu hari, Omputosangia memutuskan untuk membuang La Ode Muna agar ia tidak mendapatkan malu dari anak jadi-jadian itu. Raja membuang La Ode Muna di Unggumora dengan bekal 44 biji telur dan 44 biji ketupat. Setelah empat puluh hari di buang di tempat itu, La Ode Muna terbang ke langit dengan badan yang menyala dan mengatakan bahwa saya telah terbang. Sampai sekarang rakyat Muna tidak mengetahui arah La Ode Muna terbang. Ada pula yang mengatakan bahwa La Ode Muna terbang ke Ternate. La Ode Muna dianggap sebagai seorang yang memiliki ilmu ataupun kemampuan. Jadi, rakyat Muna mengistimewakan La Ode Muna karena ia manusia yang berkah karena disamping memiliki kekurangan ia juga mempunyai kelebihan yakni setiap yang ia ucapkan akan menjadi kenyataan. B. FASILITAS PUBLIK LAINNYA DI KOTA MUNA ADALAH MASJID. Masjid pertama dibangun pada masa pemerintahan La Titakono sebagai Raja Muna X (1600- 1625). Menurut La Ode Muhammad Sirad Imbo (65), tokoh adat Muna, masjid yang dibangun raja tersebut masih sederhana dan bersifat darurat. Masjid agak besar baru dibangun pada era pemerintahan Raja La Ode Huseini dengan gelar Omputo Sangia (1716- 1757). Masjid tersebut dibangun di tempat berbeda dengan lokasi masjid pertama. Masjid di Kota Muna itu hampir seumur dengan Masjid Agung Keraton Buton di Bau- Bau. Masjid Keraton Buton dibangun oleh Sultan Sakiuddin Darul Alam pada tahun 1712 dengan konstruksi permanen, dan baru dipugar pada tahun 1930-an di masa pemerintah Sultan Buton ke-37, Muhammad Hamidi. Adapun Masjid Agung Kota Muna baru dibangun secara permanen sekitar tahun 1933 oleh La Ode Dika sebagai Raja Muna (1930-1938). Kegiatan pembangunan (renovasi) masjid tersebut mendapat bantuan dari Kontroler Belanda yang berkedudukan di Raha, Jules Couvreur. "Dia menyediakan bahan, seperti semen, atap seng, dan bahan bangunan lainnya. Karena selama memangku Raja lebih banyak memerhatikan pembangunan masjid tersebut, maka La Ode Dika diberi gelar Komasigino (pemilik masjid).
  • 4. 4 Dua dari 14 putra-putri La Ode Dika tercatat sebagai tokoh daerah, yakni La Ode Kaimuddin, mantan Gubernur Sulawesi Tenggara, dan La Ode Rasyid, mantan Bupati Muna. KERAJAAN Muna di masa lalu kini nyaris tak meninggalkan bekas. Satu- satunya peninggalan yang tampak di Kota Muna saat ini hanyalah bangunan Masjid yang pernah dirawat La Ode Dika, Raja Muna terakhir yang dipilih oleh Sarano Wuna yang dibentuk Raja La Titakono pada abad ke-17 itu. Bangunan masjid itu juga sudah tidak asli. Ketika Bupati Muna dijabat Maola Daud pada tahun 1980-an, bangunan Masjid tua itu dirombak total ukuran dan bentuknya. Giliran Ridwan Bae menjadi Bupati Muna (2000- 2005), bangunan masjid itu dirombak lagi untuk dikembalikan ke bentuk asalnya. Bentuk masjid di bekas ibu kota kerajaan itu sangat sederhana. Bangunannya terdiri atas tiga susun, termasuk tempat dudukan kubah. Itulah bentuknya yang asli dari masjid tua tersebut. Peninggalan yang lain sudah tidak ada lagi, kecuali beberapa makam tua yang menjadi kuburan Raja-Raja zaman dulu, antara lain makam La Ode Huseini, yang pada masa hidupnya dikenal sangat taat menjalankan ajaran Islam. Sisa-sisa ataupun reruntuhan Benteng Kota Muna yang konon dibangun dengan bantuan jin itu juga sudah tidak ada lagi. Namun pagar tembok itu masih tersisa sekitar 1.800 meter yang masih utuh. Hanya fisik bangunannya memang tidak kelihatan karena dibalut rumput liar. C. PEMERINTAHAN LAKILAPONTO YANG MENYIARKAN AGAMA ISLAM La Kilaponto adalah penganut Islam yang taat. La Kilaponto memeluk Islam sebelum menjadi raja Raja Muna. Dia mengenal islam dari penyebar agama islam pertama di kerjaan muna Syekh Abdul Wahid ( 1527). Nila-nilai islam begitu tertancap dalam hatinya sebab beliau mempelajari islam dari usia yang sangat mudah. Karena ketaatannya terhadap islam, sehingga ketika menjadi Raja buton beliau menjadikan hukum islam sebagai hukum negara dan bentuk negara di rubah menjadi Kesultanan. La Kilaponto juga di kenal sebagai manusia yang fenomenal karena beliau perna menjadi raja di lima kerajaan besar yang ada di Sulawesi tenggara dalam Waktu yang bersamaan. La Kilaponto juga merupakan pemimpin yang kharismatik dan berwibawa sehingga disegani oleh kerajaan-kerajaan tetangga termasuk juga pemerintah kolonial belanda. La Kilaponto yang dikenal sangat sakti dan piawai dalam strategi perang, membuat Belanda tidak mampu mengintervensi Kesultanan Buton juga Kerajaan-kerajaan yang pernah dipimpin oleh La Kilaponto. La Kilaponto sebenarnya telah membaca gelagat tidak baik yang ditunjukan oleh Belanda. Olehnya
  • 5. 5 itu selama berkuasa La Kilaponto menjalankan politik Kesetaraan dengan pemerintah Kolonial Belanda. La Kilaponto tidak berupaya untuk melakukan konfrontasi dengan Belanda. Hubungan pemerintahan kolonial belanda sebatas hubungan dagang dan diplomatis. Hal ini berkaitan dengan falsafa hidup yang dianut Oleh Lakilaponto yang pernah diajarkan oleh Ayahandanya Sugi Manuru yaitu “Pobini-biniti Kuli”. Arti harafia dari ajaran tersebut adalah saling tenggang rasa dan saling menghargai. Jadi menurut La Kilaponto selama Pemerintah Kolonial Belanda tidak mengganggu kehormatan dan kedaulatan Negeri Buton dan negeri tetangganya khususnya Kerajaan Muna yang merupakan negeri leluhurnya dan beliau pernah menjadi Raja di Negeri tersebut, maka La ilaponto tidak akan menyerang Belanda. Disaat La Kolaponto masih hidup belanda sudah mecah belah miliki keinginan untuk menguasai kesultanan Buton untuk dikuasai, namun karena segan dengan La Kilaponto keinginan itu di urungkan. Hal ini berkaitan dengan letak strategis Kesultanan Buton sebagai pintu gerbang Kerajaan-Kerajaan di Tumur dan barat Nusantara. Untuk mewujudkan keinginannya itu Belanda melakukan politik ocupasi dan pecah belah. Olehnya itu mereka melakukan strategi kerja sama perdagangan. Selama itu mereka terus melakukan pendekatan dengan aparat Kesultanan Buton. Politik pecah bela Belanda mendapatkan hasil setelah La Kilaponto Mangkat dan di gantikan oleh Putranya dengan Putri Raja Jampea yang bernama La Tumparasi. Keberhasilan Politik adu domba belanda itu di tandai dengan di gulingkannya Sultan Kaimuddin II dari tahtanya karena bersikap tegas perlawanan dengan kolonial belanda oleh sarana Wolio. D. PEMERINTAHAN LA TITAKONO penyebar Islam gelombang kedua yakni Firus Muammad masuk di Muna. Pada gelombang kedua penyebaran isalam ini belum mampu mengislamkan Raja Muna, sehingga pengaruh islam belum masuk ke istana. Walaupun La Totakono BELUM memeluk Islam namun beliau sangaat menghargai nilai-nilai islam. Sebagai bukti penghormatan beliau pada islams, pada masa pemerintahannya masjid pertama dibangun di Muna ( 1614 ). Pembangunan masjid itu diikuti oleh pembagunan pusat pendidikan islam. Seiring dengan itu ajaran islam sedikit demi sedikit mulai dipelajari masyarakat Muna. Salah satu murid dari Firus Muamad adalah La Ode Sa’aduddin putra dari Raja Muna X Titakono. Setelah Titakono mangkat, La Ode Sa’aduddin di nobatkan menjadi Raja Muna XI. Selain membangun masjid, Raja Titakono
  • 6. 6 membentuk lembaga baru dalam sturktur pemerintahan kerajaan muna yaitu Bonto Bhalano. Bonto Bhalano adalah sebuah lembaga sejenis Majelis Permusyawaratan Rakyat yang bertugas memilih dan mengangkat Raja Muna. Kemudian pada masa pemerintahan Raja Muna XI – La Ode Sa’adudin ( 1625-1626 ) agama islam mulai mengalami perkembangan. Agama Islam bukan saja di pelajari dikalangan istana tetapi mulai diajarkan pada massyarakat luas. Pusat pendidikan agama Islam yag didirikan oleh ayahandanya Raja Muna X Titakono mulai kedatangan banyak murid untuk belajar.
  • 7. 7 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pada masa pemerintahan La Titakono, penyebar Islam gelombang kedua yakni Firus Muammad masuk di Muna. Pada gelombang kedua penyebaran isalam ini belum mampu mengislamkan Raja Muna, sehingga pengaruh islam belum masuk ke istana. Walaupun La Totakono BELUM memeluk Islam namun beliau sangaat menghargai nilai-nilai islam. Sebagai bukti penghormatan beliau pada islams, pada masa pemerintahannya masjid pertama dibangun di Muna ( 1614 ). Pembangunan masjid itu diikuti oleh pembagunan pusat pendidikan islam. Seiring dengan itu ajaran islam sedikit demi sedikit mulai dipelajari masyarakat Muna. Salah satu murid dari Firus Muamad adalah La Ode Sa’aduddin putra dari Raja Muna X Titakono. Setelah Titakono mangkat, La Ode Sa’aduddin di nobatkan menjadi Raja Muna XI. Selain membangun masjid, Raja Titakono membentuk lembaga baru dalam sturktur pemerintahan kerajaan muna yaitu Bonto Bhalano. Bonto Bhalano adalah sebuah lembaga sejenis Majelis Permusyawaratan Rakyat yang bertugas memilih dan mengangkat Raja Muna. Kemudian pada masa pemerintahan Raja Muna XI – La Ode Sa’adudin ( 1625-1626 ) agama islam mulai mengalami perkembangan. Agama Islam bukan saja di pelajari dikalangan istana tetapi mulai diajarkan pada massyarakat luas. Pusat pendidikan agama Islam yag didirikan oleh ayahandanya Raja Muna X Titakono mulai kedatangan banyak murid untuk belajar. 3.2 SARAN Sebagia seorang masyarakat muna sudah sepantasnya kita mengetahui sejarah dan Perkembangan Islam di Muna seperti salah satunya Benteng Tiworo yang merupakan bukti peninggalan Raja di Muna serta kita tidak boleh melupakan sejarah daerah sendiri.