Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Metamorfosis Akar
1. MAKALAH
“Metamorfosis Akar, Batang, Daun”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Botani
DOSEN PENGAMPU :
Ir. Elly Indraswari, MP.
OLEH KELOMPOK 11 :
Liza Indra Marya (D1A014118)
Sasmito Nurhalim (D1A014133)
Putra Jupiardi (D1A014135)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Metamorfosis Akar,Batang,dan Daun ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dosen mata
kuliah Botani yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Metamorfosis Akar,Batang
dan Daun. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jambi, April 2015
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................2
1.4 Manfaat penulisan..............................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Metamorfosis Akar,Batang dan Daun ............................................3
2.1.1 kuncup (gemma) ..............................................................................3
2.1.2 rimpang (rhizoma),umbi (tuber),dan umbi lapis (bulbus)............5
2.1.3 alat pembelit atau sulur (cirrhus) ..................................................9
2.1.4 piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)................................10
2.1.5 duri (spina).....................................................................................11
2.1.6 alat-alat tambahan (organa accessoria) ......................................13
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................................15
3.2 Saran .................................................................................................15
Daftar Pustaka
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari dunia tumbuhan di sebut sebagai ilmu botani.
Ilmu botani mencangkup beberapa kajian seperti bentuk tumbuhan yang tampak
dari luar (morfologi), struktur penyususun tumbuhan dari dalam (anatomi),
kekerabatan tumbuhan (taksonomi), fungsi organ-organ tumbuhan (fisiologia),
tumbuhan dan lingkungannya (ekologi), serta beberapa kajian khusus yang lebih
spesifik. Setiap kajian bersangkan satu sama lain, sehingga dalam mempelajari
tumbuhan diperlukan pengetahuan yang menyeluruh.
Jika kita mengamati tumbuhan, kita akan berasumsi bahwa tumbuhan
hanya terdiri dari tiga bagian pokok yaitu daun, akar dan batang. Pada suatu
keadaan struktur pokok tersebut dapat berubah dan berkembang menjadi struktur
baru, sebagai adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Misalnya, pada daerah
kering daun-daun akan berubah menjadi duri yang bertujuan untuk mengurangi
penguapan air yang terjadi melalui daun (transpirasi)
Contoh lain modifikasi adalah, perubahan akar pada tumbuhan yang hidup
didaerah pasang surut, di mana akar selalu terendam air dalam waktu yang lama.
Agar tumbuhan tidak mati karena membusuk, akar akan berubah bentuknya
menjadi beberapa tipe adaptasi. Perubahan seperti ini disebut metamorfosis
tumbuhan. Karena tumbuhan merupakan individu yang tidak bergerak maka
metamorfosis diganti menjadi modifikasi.
Selain itu, adapula alat-alat tambahan yang merupakan modifikasi
tumbuhan yang bukan berasal dari tiga struktur pokok tumbuhan tersebut.
Sehingga, struktur-struktur yang terbentuk tidak dianggap sebagai modifikasi.
5. Dalam bab ini akan di jelaskan beberapa bentuk metamorfosis tumbuhan
dan juga alat-alat tambahan pada tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk metamorfosis atau modifikasi pada tumbuhan ?
2. Apa saja alat-alat tambahan (Organa accessoria) pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk metamorfosis atau modifikasi pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui alat-alat tambahan (Organa accessoria) pada tumbuhan
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Sebagai media pembantu pembelajaran bagi mahasiswa
2. Sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metamorfosis Akar,Batang Dan Daun
Metamorfosis adalah perubahan bentuk atau susunan. Bagian tumbuhan
yang pokok hanyalah tiga saja,yaitu:akar,batang,dan daun,sedang bagian-bagian
lain pada tumbuhan hanyalah penjelmaan salah satu di antara ketiga bagian pokok
tadi saja atau mungkin suatu kombinasi bagian-bagian pokok tersebut.Boleh jadi
bagian tumbuhan yang kita beri nama tersendiri sesungguhnya hanyalah calon
atau bakal bagian pokok tersebut,atau dengan lai perkataan merupakan bagian
tumbuhan “in statu nascendi”.
Diantara berbagai macam bagian tumbuhan yang sering kita jumpai,yang
tidak jelas lagi berupa akar,batang,atau daun,ialah
2.1.1 Kuncup (Gemma)
Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah calon
tunas, terdiri atas calon batang beserta calon daun-daunnya. Kuncup lazimnya
dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-sisik, daun penumpu dan
sebagainya.Jangan sampai menderita kerusakan akibat pengaruh faktor-faktor
luar,karena kuncup adalah bagian yang sangat lemah.Jika kuncup mulai
berkembang,biasanya pelindungnya lalu runtuh.Bagi tumbuhan yang
berlainan,runtuhnya pelindung kuncup tadi dapat berlainan pula, ada yang cepat
runtuh,ada yang tinggal agak lama.Tidak semua kuncup dapat berkembang
menjadi bagian tumbuhan yang baru.Diantaranya ada yang bertahun-tahun tetap
berupa kuncup saja.Kuncup yang demikian ini dinamakan kuncup tidur atau
kuncup laten (tidak mati,tetapi juga tidak memperlihatkan kegiatan hidup).Karena
sesuatu hal,kuncup tidur ini dapat “bangun” dari tidurnya,lalu tumbuh menjadi
7. tunas yang baru.Pada pangkal batang pohon-pohon yang sudah besar kita dapati
kuncup demikian tadi(karena perkembangan batangnya biasanya tidak jelas
kelihatan),yang segera akan tumbuh menjadi tunas baru kalau pohon tadi
ditebang.Kita lihat dari tonggak pohon itu kadang-kadang tumbuh banyak tunas-
tunas baru,yang semuanya adalah berasal dari kuncup-kuncup yang tidur.
Menurut tempatnya kuncup dibedakan dalam tiga macam :
1.Kuncup ujung (Gemma terminalis)
Yaitu kuncup yang terletak pada ujung-ujung batang, cabang-cabang, dan
ranting-ranting.
2.Kuncup ketiak (Gemma axillaris atau gemma lateralis )
Yaitu kuncup yang terdapat didalam ketiak daun,jadi dibagian samping
batang.Kuncup inilah yang kalau berkembang lazimnya akan mengahasilkan
cabang baru.Perkembangan menjadi cabang dapat terjadi setelah daun yang
dibawahnya gugur,baru kemudian berkembang atau menjadi kuncup tidur.Hal ini
dapat dimengerti,karena jika tidak ada kuncup yang tidur akan terbentuk terlalu
banyak cabang-cabang,mengingat biasanya setiap ketiak daun sekurang-
kurangnya mempunyai satu kuncup ketiak,malahan ada kalanya lebih dari satu.
3.Kuncup liar (Gemma adventicus)
Yaitu kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak
daun.Menurut tempatnya,kuncup liar dapat dibedakan seperti berikut:
Disembarang tempat pada batang,dan jika tumbuh biasanya akan
mengahasilkan wiwilan atau tunas air, misalnya pada pohon
coklat(Theobroma cacao L)
Pada tepi daun,dan kalau tumbuh bahkan dapat menghasilkan
tumbuhan baru,misalnya pada cocor bebek(Kalanchoe pinnata Pers.)
Pada akar,dan biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru,misalnya
pada sukun (Artocarpus communis Forst),talok(Muntingia calabura
L)
8. Diatas telah diterangkan,bahwa kuncup adalah calon tunas,dan karena
selanjutnya tunas dapat mengalami metamorfosis menjadi alat lain,misalnya
bunga,maka kuncup dapat pula dibedakan seperti berikut
1. Kuncup daun (gemma folifera);nama kuncup daun sesungguhnya
adalah kurang tepat,karena kuncup tidak berkembang menjadi
daun,melainkan menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
2. Kuncup bunga (gemma florifera atau alabastrum),yaitu kuncup yang
tidak berkembang menjadi tunas,melainkan menjadi
bunga(mengalami metamorfosis).Kuncup bunga dapat ditemukan
pada ujung batang maupun dalam ketiak daun.Gambar 2.5 kuncup
bunga pada Delnlix regia ( Sumber, Pixabay; 2008).
3. Kuncup campuran (gemma mixta),yaitu kuncup yang jika berkembang
akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga.
Gambar 2.6 kuncup campuran pada Gloriosa superba (
Sumber, Syilfia; 2014)
Melihat ada atau tidaknya pelindung bagi kuncup dapat dibedakan sebagai
berikut.
1. Kuncup telanjang (gemma nudus), yaitu kuncup yang sama sekali
tidak mempunyai alat pelindung.
2. kuncup tertutup (gemma clausus), adalah kuncup yang mempunyai
pelindung yang menyelubungi kuncup tadi.
2.1.2 Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)
Ketiga macam alat tersebut di atas adalah metamorphosis (penjelmaan,
perubahan bentuk) batang dan/atau akar/daun.Alat-alat ini merupakan badan yang
membengkak dan umumnya menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan
cadangan, disamping itu dapat pula dijadikan alat perkembangbiakan.
1. Rimpang (rhizoma).
Rimpang sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat
didalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuhan mendatar, dan dari
ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat
9. merupakan suatu tumbuhan baru. Disamping menjadi alat
perkembangan, rimpang juga merupakan tempat penimbunan zat-zat
makanan cadangan,terdapat pada tumbuhan tasbih (Canna edulis Ker),
dan kerut (Maranta arundinacea L.)
Bahwasanya alat ini adalah penjelmaan batang dan bukan akar, dapat
dilihat dari tanda-tanda berikut:
a. Beruas-ruas, berbuku-buku, dan akar tidak pernah bersifat demikian
b. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik
c. Mempunyai kuncup-kuncup
d. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, tetapi lalu ke atas, muncul
di atas tanah.
Fungsi rimpang antara lain adalah sebagai tempat penimbun makanan.
Selain itu rimpang berfungsi sebagai alat perkembang biakan secara
vegetatif. Biasanya rimpang yang ditanam akan segera tumbuh akar
pada ruas – ruasnya dan tunas – tunas daun. Akar akan tumbuh sesuai
dengan sifatnya yaitu menuju ke pusat bumi (geotrofi positif), dan tunas
daun akan muncul ke permukaan tanah.
2. Umbi (tuber).
Umbi biasanya merupakan suatu badan yang membengkak, bangun
bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat
penimbunan makanan pula seperti rimpang, dapat pula merupakan
penjelmaan batang, dapat pula juga merupakan penjelmaan akar.
Berdasarkan pernyataan di atas, umbi dibedakan dalam:
a. Umbi batang (tuber caulogenum), merupakan umbi dari penjelmaan
batang
b. Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan umbi dari metamorfosis
akar.
Umbi batang umumnya tidak mempunyai sisa-sisa daun atau
penjelmaannya, oleh sebab itu seringkali permukaannya tampak licin,
buku-buku batang dan ruas-ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya
10. sisa daun seringkali dinamakan umbi telanjang (tuber nudus), seperti
terdapat pada kentang (Solanum tuberosum L) dan ketela rambat
(Ipomoea batatas Poir).
Bahwasanya umbi batang adalah penjelmaan batang masih terlihat dari
terdapatnya kuncup-kuncup (mata) pada umbi, yang jika waktunya
telah tiba dapat bertunas dan menghasilkan tumbuhan baru.
Pada beberapa jenis tumbuhan dapat kita jumpai umbi yang
letaknya dibagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu pada batang
yang biasanya di tempat itu terdapat bunga atau di ketiak daun. Umbi
pada hakekatnya merupakan umbi batang juga, karena terdapat pula
kuncupyang dapat pula tumbuh batang menjadi tunas. Umbi yang
demikian dinamakan: katak atau katibung (tuber accessorium atau
tuber caulinare), terdapat antara lain pada ubi (Dioscorea alata L),
gembili (Dioscorea aculeate L).
Bila ditanam, pada umbi batang akan tumbuh tunas – tunas daun.
Tumbuhan yang memiliki umbi batang antara lain kentang (Solanum
tuberosum), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan sebagainya.
Umbi akar adalah umbi yang merupakan penjelmaan akar, dan karena
akar tidak pernah mempunyai daun, umbi yang berasal dari akar pada
dasarnya selalau akan merupakan umbi yang telanjang.
Melihat akar yang mana mengalami metamorfosis menjadi umbi
itu, maka umbi akar dapat merupakan penjelmaan:
1. Akar tunggang, umbi akar yang merupakan modifikasi dari akar
tunggang dapat ditemukan pada wortel (Daucus carota), umbi
akar pada lobak (Raphanus sativus L), bengkuang (Pachyrhizus
erosus Urb), dan sebagainya.
2. Akar serabut, umbi akar yang merupakan modifikasi dari akar
serabut, struktur yang membesar adalah cabang – cabang akar.
Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar yang merupakan
modifikasi akar serabut misalnya umbi akar pada ubi kayu
11. (Manihot utilissima Phol), dahlia (Dahlia variabilis Desf),
singkong (Manihot utilissima).
Umbi akar tidak mungkin dijadikan alat perkembangbiakan
seperti umbi batang. Kalau dari umbi dahlia dapat tumbuh
tumbuhan-tumbuhan baru itu hanya mungkin jika umbi ini
disertai sebagian pangkal batang, dan dari pangkal batang ini
tumbuh tunas yang menjadi tumbuhan baru, dan buka dari
umbinya tunas.
3. Umbi lapis (bulbus)
umbi lapis jika ditinjau dari asalnya adalah penjelmaan batang
beserta daunnya. Umbi ini berlapis-lapis, karena
memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu terdiri atas
daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging,
merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan
cadangan, sedang batangnya sendri hanya merupakan bagian
yang kecil pada bagian bawah umbi lapis tersebut.
Pada umbi lapis dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
1. Subang atau cakram (discus). Bagian inilah merupakan
batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruas-
ruas yang amat pendek, mempunyai bentuk seperti cakram,
terdapat juga kuncup-kuncup
2. Sisik-sisik (tunica atau squama), yaitu bagian yang
merupakan penjelmaan daun-daunnya, yang menjadi tebal,
lunak, dan berdaging, yang seperti telah disebutkan,
merupakan bagian tempat untuk menyimpan zat makanan
cadangan.
3. Kuncup-kuncup (gemmae bulbi), yang dapat dibedakan lagi
dalam:
12. a. Kuncup pokok (gemma bulbi), adalah kuncup ujung, trdapat
pada bagian atas cakram yang tumbuh ke atas mendukung
daun-daun biasa, serta bunga.
b. Kuncup samping, biasanya tumbuh merupakan umbi lapis
kecil-kecil, berkelompok de sekitar umbi induknya. Bagian
ini dinamakan suing (bulbus) atau anak umbi lapis, misalnya
pada bawang merah (Allium cepa L).
Umbi lapis menurut sifat sisik-sisiknya dapat dibedakan dalam dua
macam, yaitu:
1.Yang belapis (bulbus squamosus), jika metamorfosis daun-
daunnya tidak merupakan bagian yang lebar, dan yang lebih luar
menyelubungibagian yang lebih dalam, sehingga jika umbi diiris
membujur akan tampak jelas susunannya yang belapis-lapis,
misalnya umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.)
2.Yang bersisik (bulbus squamosus), jika metamorfosis daun-
daunnya tidak merupakan bagian yang lebar yang dapat
merupakan selubung seluruh umbi, melainkan tersusun seperti
genting, misalnya umbi lapis lilia (Lilium candidum L.) dan
bawang putih (Allium sativum)
Telah dikemukakan, bahwa umbi pada umumya adalah alat tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan. Oleh sebab itu jika mulai tumbuh tunas
yang baru, timbunan makanan akan berkurangdan akhirnya umbi akan berkeriput
sama sekali. Keadaan demikian nyata sekali kelihatan pada ubi yang kasip
pemanenan umbinya, sehingga penanam ubi (Dioscorea alata L.). hanya
menemukan umbi yang telah berkinyut tanpa isi lagi.
2.1.3 Alat Pembelit atau Sulur (Cirrhus)
Yang dinamakan alat-alat pembelit adalah bagian-bagian tumbuhan yang
biasanya menyerupai spiral dan berguna untuk mebelit benda-benda yang
disentuhnya,yaitu untuk berpegangan pada waktu tumbuhan ini berusaha
13. mendapatkan penunjang untuk dapat naik keatas.Karena tumbuh naik keatas
dengan menggunakan alat-alat dinamakan memanjat,maka alat ini hanya kita
jumpai pada tumbuhan yang memanjat saja.
Alat-alat ini pada hakekatnya juga merupakan penjelmaan salah satu
diantara ketiga bagian pokok tumbuhan,biasanya merupakan metamorfosis
dahan(cabang),daun,atau sebagian daun saja,dapat pula merupakan metamorfosis
akar.
Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan dalam :
Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang),yaitu alat pembelit yang terjadi
dari cabang atau tunas ,yang biasanya terlihat dari tempatnya,yaitu dalam ketiak
daun atau berhadapan dengan daun, dan sering kali masih mendukung daun-daun
kecil.Cabang pembelit dapat ditemukan pada tumbuhan air mata pengantin
(Antigonon leptopus), markisah (Passiflora quadrangularis), anggur (Vitis
vinifera L) Daun pembelit(sulur daun),yaitu alat pembelit yang biasanya
merupakan penjelmaan suatu bagian daun,jadi bukan berasal dari daun
seluruhnya,ada kalanya bagian yang membelit itu:
tangkai daunnya,misalnya pada ClematisDaun
ujung daunnya,misalnya pada kembang sungsang(Gloriosa superba
L)
ujung ibu tangkai daun pada daun majemuk,misalnya pada kacang
kapri(Pisum Sativum L)
2.1.4 Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Beberapa jenis tumbuhan memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat
menyerupai piala dan gelembung. Alat-alat tersebut biasanya merupakan
metamorfosis daun atau sebagian daun dan lazimnya bagi tumbuhan yang
memilikinya digunakan untuk menangkap serangga. Jadi alat terdapat pada
tumbuhan pemakan serangga (insectivora).
1. Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan
menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Pada tepi piala terdapat
14. kelenjar madu untuk menarik serangga, dan jika serangga sampai tergelincir
masuk ke dalam piala, oleh zat-zat (enzima) yang dikeluarkan oleh kelenjar
yang terdapat pada dinding sebelah dalam piala, akan dicernakan dan dapat
diserap untuk kepentingan kehidupan tumbuhan. Piala antara lain terdapat
pada kantong semar ( Nepanthes ampullaria Jack. ).
2. Gelembung (utriculus), terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang
hidup di air, misalnya rumput gelembung ( Ultricularia flexuosa Vahl.). Bagi
tumbuhan ini gelembung itu merupakan semacam bubu untuk menangkap
serangga kecil-kecil yang hidup dalam air..
2.1.5 Duri (Spina)
Disamping bermacam-macam alat tersebut diatas, yang umumnya
merupakan metamorfosis bagian-bagian pokok tumbuhan,masih harus kita sebut
duru-duri yang dapat kita jumpai pada berbagai jenis tumbuhan,dan menurut
asalnya duri dapat dibedakan dalam:
1. duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan, oleh
karena itu biasanya sukar ditanggalkan dari batang, dan jika dapat
ditanggalkan akan menimbulkan bekas yang berupa luka. Duri yang demikian
ini seringkali dinamakan pula duri sejati.
Menurut asalnya dapat dibedakan dalam:
a. Duri dahan (spina caulogenum), jika merupakan penjelmaan cabang atau
dahan, misalnya pada bogenvil (Bougainvillea spectabilis Willd). Bagian
tengah terdiri atas kayu yang bersambungan dengan bagian kayu dalam
batang.
b. Duri daun (spina phyllogenum), yaitu duri yang merupakan metamorfosis
daun, seperti terdapat pada kaktus (Cuctus, Opuntia, dll). Bahwasanya
duri ini berasal dari daun, dapat terlihat dari adanya kuncup atau tunas
yang keluar dari ketiaknya.
15. c. Duri akar ( spina rhizogenum ), yaitu akar-akar yang menjadi keras dan
mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti misalnya terdapat pada
gembili (Dioscorea aculeata L. ) dan gembolo (Dioscorea bulbifera L
d. Duri daun penumpu (spina stipulogenum), yaitu duri yang berasal dari
daun penumpu, dan oleh sebab itu seringkali terdapat dalam jumlah
sepasang di kanan-kiri suatu daun atau metamorfosisnya. Terdapat
misalnya pada susuru (Euphorbia trigona Haw).
2. Duri yang tidak merupakan metamorfosis suatu alat, melainkan hanya
merupakan semacam alat tambahan, jadi hanya menempel pada kulit. Oleh
sebab itu sering dinamakan juga duri kulit atau duri tempel ( acuales).
Karena duri ini sebenarnya hanya merupakan alat tambahan saja selanjutnya
nanti akan diuraikan di bawah pasal berikut.
2.2 Alat – Alat Tambahan (Organa accessoria)
Permukaan tubuh tumbuhan atau bagian - bagiannya tidak selalu kelihatan
licin, tetapi permukaan dapat memperlihatkan penonjplan yang sangat beraneka
bentuk dan susunannya. Alat-alat ini tidak pernah merupakan penjelmaan salah
satu dari ketiga bagian pokok (batang, daun dan akar). Oleh sebab itu dinamakan
alat -alat tumbuhan atau umbai - umbai
Bergantung pada susunan dalamnya. Alat - alat ini dapat dibedakan dalam
tiga golongan:
1. Papila (papillae), yaitu penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang
hanya merupakan peninggian dinding sel yang sebelah luar. Papila ini
menyebabkan alat-alat yang memilikinya jika diraba akan terasa halus seperti
beludru, biasanya terdapat pada daun mahkota bunga, misalnya pada bunga
telang(Clitoria ternatea L).Rambut-rambut pada biji kapas dan bulu-bulu akar
sesungguhnya adalah papila, tetapi karena panjangnya menjadi seperti rambut
atau bulu - bulu.
2. Rambut - rambut atau trikoma (trichoma), yaitu alat-alat tambahan yang
berupa rambut - rambut atau sisik - sisik, yang pada pembentukannya hanya
16. kulit luar tubuh tumbuhan saja yang ikut mengambil bagian, oleh sebab itu
alat -alat ini biasanya sangat mudah ditanggalkan. Trikoma pada tumbuhan
dapat berupa:
a. Sisik bulu (ramentum), ialah bulu - bulu yang pipih yang menutupi batang
atau bagian - bagian tumbuhan yang lain, terdapat misalnya pakis haji
(Cyas rumphii Miq.),
b. Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat
tumbuhan, misalnya daun atau tangkai daun, terdapat misalnya pada sisi
bawah daun durian (Durio zibethinus Murr.),
c. Bulu - bulu atau rambut halus (pilus). Bulu –bulu atau rambut ini sangat
bermacam – macam bentuk dan susunannya, ada yang bercabang, ada
yang seperti bintang (misalnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L.))
dan bermacam – macam bentuk lainnya.
d.Rambut kelenjar (pilus capitatus). Bentuknya seperti bulu – bulu
umumnya, tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat,
misalnya semacam resin, seperti terdapat pada daun tembakau (Nicotiana
tabacum L.). Rasa berperekat pada daun tembakau jika diraba,
disebabkan oleh semacam resin yang dikeluarkan oleh rambut -
rambutnya, yang di sini bekerja sebagai kelenjar.
3. Emergensia (emergentia), yaitu alat – alat tambahan yang tidak hanya
tersusun atas bagian – bagian kulit luar, akan tetapi bagian yang lebih dalam
daripada kulit luar ikut pula mengambil bagian – bagian dalam
pembentukannya.Yang digolongkan dalam emergensia yaitu:
a. Rambut – rambut gatal atau perangsang (stimulus), yaitu rambut –
rambut yang ujungnya mudah patah, dan jika sudah patah ujungnya
menjadi alat semacam jarum penyuntik yang tajam, mudah menusuk
kulit, dan melalui liang pada ujungnya tadi ke dalam kulit dimasukkan
zat – zat yang kepada kulit memberikan rasa gatal dan panas, seperti
misalnya terdapat pada daun kemaduh (Laportea stimulans Miq.).
17. b. Duri tempel (aculeus), duri yang mudah ditanggalkan dari alat yang
mendukungnya, terdapat misalnya pada mawar (Rosa sp.), pohon randu
(Ceiba pentandra Gaertn).
Alat - alat tambahan bagi tumbuhan dapat mempunyai fungsi yang berbeda –
beda, antara lain:
Sebagai pelindung terhadap gangguan binatang, yaitu berupa duri –
duri, rambut – rambut gatal.
Sebagai pelindung terhadap kekeringan, penguapan air yang terlalu
besar, misalnya rambut – rambut pada kaktus.
Sebagai alat untuk pemencaran (dispersal) biji, misalnya rambut –
rambut pada biji kapas (Gossypium sp.).
Sebagai alat pernafasan, yaitu lentisel.
18. BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Metamorfosis adalah perubahan bentuk atau susunan.Sedangkan bagian
tumbuhan yang pokok adalah akar,batang,dan daun.Dan bentuk
metamorfosisnya berupa;.
kuncup(gemma)
rimpang(rhizoma),umbi(tuber),umbi lapis(bulbus)
alat pembelit(sulur)
piala(ascidium) dan gelembung(utriculus)
duri(spina)
Dan alat tambahannya(organa accesoria) berupa papila,rambut-
rambut,dan emergensia.
3.2 Saran
Banyak metamorfosis yang diketahui sebaiknya kita dapat mengetahui
bagian-bagian tumbuhan yang mengalami metamorfosis tersebut dan
memahami pengertian-pengertian yang terdapat dalam metamorfosis
tumbuhan tersebut.