SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
http://coretanfifi.wordpress.com/2010/12/06/sediaan-
transdermal/
Sediaan Transdermal
6 Dec
Pengantar
Banyak sediaan –utamanya pada kosmetik dan sediaan dermatologi— yang ditujukan untuk
pemakaian melalui kulit karena berbagai alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, kirim,
suspense, emulsi, dll. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk pengobatan penyakit kulit
dan kalaupun ditujukan agar obat menembus permukaan kulit dihindari permeasi kie sirkulasi
sistemik—tentu ada beberapa pengecualian— akan tetapi jika obat telah berhasil menembus
epidermis, akan tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat
yang sampai ke sirkulasi sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah
atau dalam urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja” menembus sirkulasi
sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh pasien.
Kulit dan Absorbsi Perkutan
Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan – lapisan kulit menuju posisi di
bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi perkutan. Absorbsi transdermal
terjadi melalui proses difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradient konsentrasi obat dari
konsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat
dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar
lemak. Dapat pula melalui celah antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan
untuk penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut, kelenjar
minyak, maaupn kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas permukaan di antara
keempatnya.
Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi, pecah –pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat.
Bahkan penetrasinya lebih banyak dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah
kehilangan sebagian lapisan pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak
tidak dianjurkan karena absorbs obat menjadi sulit untuk diprediksi.
Di antara faktor – faktor yang mempengaruhi absorbs perkutan antara lain:
1. Sifat fisiko – kimia obat
2. Sifat pembawa
3. Kondisi kulit
4. Uap air
Penghantaran Obat secara Transdermal
Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan salah satu inovasi dalam sistem
penghantaran obat modern untu mengatasi problema bioavailabilitas obat tersebut jika diberikan
melalui jalur lain seperti oral. Obat yang diberikan secara transdermal masuk ke tubuh melalui
permukaan kulit yang kontak langsung dengannya baik secara transeluler maupun secara inter
seluler. Inovasi penghantaran obat ini memiliki keunggulan dibandingkan jalur panghantaran
obat yang lain, di antaranya:
• Meminimalisaasi ketidakteraraturan absorbsi dibandingkan dengan jalur oral yang dipengaruhi
oleh pH, makanan, kecepatan pengosongan lambung, waktu transit usus, dll
• Obat terhindar dari first passed effect,
• Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro intestinal;
• Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (missal reaksi alergi, dll) pemakaian dapat
dengan mudah dihentikan
• Absorbsi obat relatif konstan dan kontinyu
• Input obat ke sirkulasi sistemik terkontrol serta dapat menghindari lonjakan obat sistemik
• Relatif mudah digunakan dan dapat didesain sebagai sediaan lepas terkontrol yang digunakan
dalam waktu relatif lama (misalnya dalam bentuk transdermal patch atau semacam
plester)sehingga dapat meningkatkan patient compliance.
Namun sayangnya, tidak semua obat dapat diberikan scara transdermal dengan baik. Idealnya,
obat – obat yang akan diberikan secara transdermal memiliki sifat – sifat:
• Memliki bobot molekul relatif kecil (kurang dari 500 Da). Hal ini karena pada dasarnya stratum
corneum pada kulit merupakan barrier yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing
masuk ke tubuh sehingga hanya molekul – molekul yang berukuran sangat kecil sajalah yang
dapat menembusnya
• Memiliki koefisien partisi sedang (larut baik dalam lipid maupun air)
• Memiliki titik lebur yang relatif rendah. Hal ini karena untuk dapat berpenetrasi ke dalam kulit,
obat harus dalam bentuk cair, serta
• Memiliki effective dose yang relatif rendah.
Mengingat syarat keidealan tersebut, maka sistem penghantaran transdermal ini memiliki
keterbatasan:
• Range obat terbatas (terutama terkait ukuran molekulnya);
• Dosisnya harus kecil;
• Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit;
• Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat – obat transdermal. Misalnya
telapak kaki, dll;
• Harus diwaspadai pre-systemic metabolism mengingat kulit juga memiliki banyak enzim
pemetabolisme.
Sediaan Transdermal
Sediaan transdermal yang biasa dijumpai di pasaran saat ini adalah transdermal therapeutic
system (TTS) yang biasa disebut sebagai plester. Secara sederhana, plester terdiri atas komponen
– komponen berikut (dimulai dari lapisan paling luar):
1. Impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene
vinyl alcohol (EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini berguna untuk melindungi obat dari
air dan sebagainya yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas dari pada lapisan di
bawahnya untuk
2. Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat (zat aktif) beserta dengan
perlengkapannya seperti material pengatur kecepatan pelepasan obat, dsb. Obat terdispersi
dengan baik dalam eksipien cair yang inert dalam lapisan ini.
3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan impermeable back beserta drug
reservoir pada kulit.; serta
4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester digunakan. Lapisan ini berguna untuk
mencegah melekatnya lapisan perekat pada kemasan sebelum digunakan.
Terkadang, ada pula lapisan tambahan yaitu rate-controlling membrane yang terbuat dari
polypropylene berpori mikro dan yang berfungsi sebagai membrane pengatur jumlah dan
kecepatan pelepasan obat dari sediaan menuju permukaan kulit.
Dewasa ini, terdapat dua tipe plester yaitu plester dengan sistem reservoir dan plester dengan
sistem matriks (drug in adhesive system). Inti perbedaan di antara keduanya adalah pada sistem
reservoir laju pelepasan obat dari sediaan dan laju permeasi kulit ditentukan oleh kemampuan
kulit mengabsorbsi obat sedangkan pada sistem matriks laju pelepasan obat dari sediaan diatur
oleh matriks.
Contoh obat yang diberikan secara transdermal adalah nitrogliserin (digunakan untuk pengobatan
angina). Pada umumnya patch nitrogliserin transdermal ditempelkan di dada atau punggung.
Yang harus diperhatikan adalah patch ini harus ditempatkan pada kulit yang bersih, kering, dan
sedikit ditumbuhi rambut agar patch dapat menempel dengan baik.
Yogyakarta, 1 Muharram 1432 H
Monday, December 06, 2010
10.29 p.m.
Haafizhah Kurniasih
Referensi:
1. Catatan kuliah Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair – Semi Padat Pak Teuku Nanda
Saifullah Sulaiman (lupa gelar beliau apa ya? Selain Apt. tentunya…)
2. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms (Edisi Bahasa Indonesianya tapi…) karya
Howard C. Ansel
3. Dermatologic, Cosmetic, and Cosmetic Development. Therapeutic and Novel Approaches
karya rame – rame edited by Kenneth A. Walters dan Michael S. Robert terbit tahun 2008 by
Informa Healthcare USA, Inc.
4. United State Pharmacopeia tahun 2009 (Farmakope Indonesia masih edisi tahun 1995 aja ya?)
5. Artikel “Transdermal Drug Delivery: PAST, PRESENT, FUTURE” karya Stanley Scheindlin
diterbitkan oleh American Society for Pharmacology and Experimental Theraputics 2004
6. Dosage Form and Drug Delivery System karya Ram I. Mahato. Diterbitkan oleh APhA
(Amarican Pharmacist Assosiation)
7. Dan Lain – Lain yang saya lupa ngambil dari mana
Gambar diambil dari http://www.thenhf.com/article.php?id=579
dan http://www.pharmainfo.net

More Related Content

What's hot

Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...Chizwuah N'Tweety
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)chichi mitha
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungZidny Ilmayaqin
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
57820602 laporan-lengkap-nitritometri (1)
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 

Viewers also liked

Asian privilege- What we see is not what we get
Asian privilege- What we see is not what we getAsian privilege- What we see is not what we get
Asian privilege- What we see is not what we getNaresh Mani
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidananpjj_kemenkes
 
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...Margaret Wallace
 
PCB Vision Company presentation May 2016
PCB Vision Company presentation May 2016PCB Vision Company presentation May 2016
PCB Vision Company presentation May 2016Jöraas Ove
 
Konsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurKonsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurSulistia Rini
 
Tulang rawan power point baru
Tulang rawan power point baruTulang rawan power point baru
Tulang rawan power point barufikri asyura
 
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAIN
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAINCHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAIN
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAINAditya Shiva Appalla
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitSulistia Rini
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016LENY WIDI ASTUTI
 

Viewers also liked (13)

Asian privilege- What we see is not what we get
Asian privilege- What we see is not what we getAsian privilege- What we see is not what we get
Asian privilege- What we see is not what we get
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
 
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...
Gaming in the Real World: How Reality-Based Games Are Transforming Our Unders...
 
PCB Vision Company presentation May 2016
PCB Vision Company presentation May 2016PCB Vision Company presentation May 2016
PCB Vision Company presentation May 2016
 
Konsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan TidurKonsep Istirahat dan Tidur
Konsep Istirahat dan Tidur
 
Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5
 
Denmark 10 11-16
Denmark 10 11-16Denmark 10 11-16
Denmark 10 11-16
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 
Tulang rawan power point baru
Tulang rawan power point baruTulang rawan power point baru
Tulang rawan power point baru
 
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAIN
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAINCHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAIN
CHALLENGES IN MAKING THE BULLET TRAIN
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan ElektrolitKeseimbangan Cairan dan Elektrolit
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
 
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
Petunjuk pengisian kohort bayi dan balita terbaru 2016
 

Similar to 75456370 sediaan-transdermal

Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfPAHTMAPURNAMASARIDEW
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Fathia Husaini
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi dinana88
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptxMar1232
 
Sediaan rektal.pptx
Sediaan rektal.pptxSediaan rektal.pptx
Sediaan rektal.pptxdaengshau
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul easepkurniawan12
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliveryanna maria manullang
 
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptxAbsorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptxYeoreumBi
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhLilik Sholeha
 

Similar to 75456370 sediaan-transdermal (20)

Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdfBiofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
Biofarmasi rute per kutan dan per rektal.pdf
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologi Makalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Makalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulitMakalah pemberian obat pada kulit
Makalah pemberian obat pada kulit
 
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx
(IV) Sistem Penghantaran Obat Transdermal.pptx
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Sediaan rektal.pptx
Sediaan rektal.pptxSediaan rektal.pptx
Sediaan rektal.pptx
 
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul eAbsorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul e
 
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug deliverychronoterapeutics oral : future of drug delivery
chronoterapeutics oral : future of drug delivery
 
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptxAbsorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
Absorpsi & Disposisi Obat - Copy.pptx
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 
Distribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam TubuhDistribusi Obat Dalam Tubuh
Distribusi Obat Dalam Tubuh
 
Resume toksikologi
Resume toksikologiResume toksikologi
Resume toksikologi
 

75456370 sediaan-transdermal

  • 1. http://coretanfifi.wordpress.com/2010/12/06/sediaan- transdermal/ Sediaan Transdermal 6 Dec Pengantar Banyak sediaan –utamanya pada kosmetik dan sediaan dermatologi— yang ditujukan untuk pemakaian melalui kulit karena berbagai alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, kirim, suspense, emulsi, dll. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk pengobatan penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat menembus permukaan kulit dihindari permeasi kie sirkulasi sistemik—tentu ada beberapa pengecualian— akan tetapi jika obat telah berhasil menembus epidermis, akan tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat yang sampai ke sirkulasi sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah atau dalam urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja” menembus sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh pasien. Kulit dan Absorbsi Perkutan Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan – lapisan kulit menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradient konsentrasi obat dari konsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula melalui celah antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut, kelenjar minyak, maaupn kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas permukaan di antara keempatnya. Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi, pecah –pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih banyak dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan sebagian lapisan pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan karena absorbs obat menjadi sulit untuk diprediksi. Di antara faktor – faktor yang mempengaruhi absorbs perkutan antara lain: 1. Sifat fisiko – kimia obat 2. Sifat pembawa
  • 2. 3. Kondisi kulit 4. Uap air Penghantaran Obat secara Transdermal Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan salah satu inovasi dalam sistem penghantaran obat modern untu mengatasi problema bioavailabilitas obat tersebut jika diberikan melalui jalur lain seperti oral. Obat yang diberikan secara transdermal masuk ke tubuh melalui permukaan kulit yang kontak langsung dengannya baik secara transeluler maupun secara inter seluler. Inovasi penghantaran obat ini memiliki keunggulan dibandingkan jalur panghantaran obat yang lain, di antaranya: • Meminimalisaasi ketidakteraraturan absorbsi dibandingkan dengan jalur oral yang dipengaruhi oleh pH, makanan, kecepatan pengosongan lambung, waktu transit usus, dll • Obat terhindar dari first passed effect, • Terhindar dari degradasi oleh saluran gastro intestinal; • Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (missal reaksi alergi, dll) pemakaian dapat dengan mudah dihentikan • Absorbsi obat relatif konstan dan kontinyu • Input obat ke sirkulasi sistemik terkontrol serta dapat menghindari lonjakan obat sistemik • Relatif mudah digunakan dan dapat didesain sebagai sediaan lepas terkontrol yang digunakan dalam waktu relatif lama (misalnya dalam bentuk transdermal patch atau semacam plester)sehingga dapat meningkatkan patient compliance. Namun sayangnya, tidak semua obat dapat diberikan scara transdermal dengan baik. Idealnya, obat – obat yang akan diberikan secara transdermal memiliki sifat – sifat: • Memliki bobot molekul relatif kecil (kurang dari 500 Da). Hal ini karena pada dasarnya stratum corneum pada kulit merupakan barrier yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing masuk ke tubuh sehingga hanya molekul – molekul yang berukuran sangat kecil sajalah yang dapat menembusnya • Memiliki koefisien partisi sedang (larut baik dalam lipid maupun air) • Memiliki titik lebur yang relatif rendah. Hal ini karena untuk dapat berpenetrasi ke dalam kulit, obat harus dalam bentuk cair, serta • Memiliki effective dose yang relatif rendah. Mengingat syarat keidealan tersebut, maka sistem penghantaran transdermal ini memiliki keterbatasan: • Range obat terbatas (terutama terkait ukuran molekulnya); • Dosisnya harus kecil; • Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit; • Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat – obat transdermal. Misalnya telapak kaki, dll; • Harus diwaspadai pre-systemic metabolism mengingat kulit juga memiliki banyak enzim pemetabolisme. Sediaan Transdermal Sediaan transdermal yang biasa dijumpai di pasaran saat ini adalah transdermal therapeutic system (TTS) yang biasa disebut sebagai plester. Secara sederhana, plester terdiri atas komponen
  • 3. – komponen berikut (dimulai dari lapisan paling luar): 1. Impermeable backing atau lapisan penyangga, biasanya terbuat dari lapisan polyester, ethylene vinyl alcohol (EVA), atau lapisan polyurethane. Lapisan ini berguna untuk melindungi obat dari air dan sebagainya yang dapat merusak obat. Lapisan ini harus lebih luas dari pada lapisan di bawahnya untuk 2. Drug Reservoir atau lapisan yang mengandung obat (zat aktif) beserta dengan perlengkapannya seperti material pengatur kecepatan pelepasan obat, dsb. Obat terdispersi dengan baik dalam eksipien cair yang inert dalam lapisan ini. 3. Lapisan perekat atau semacam lem untuk menempelkan impermeable back beserta drug reservoir pada kulit.; serta 4. Lapisan pelindung yang akan dibuang ketika plester digunakan. Lapisan ini berguna untuk mencegah melekatnya lapisan perekat pada kemasan sebelum digunakan. Terkadang, ada pula lapisan tambahan yaitu rate-controlling membrane yang terbuat dari polypropylene berpori mikro dan yang berfungsi sebagai membrane pengatur jumlah dan kecepatan pelepasan obat dari sediaan menuju permukaan kulit. Dewasa ini, terdapat dua tipe plester yaitu plester dengan sistem reservoir dan plester dengan sistem matriks (drug in adhesive system). Inti perbedaan di antara keduanya adalah pada sistem reservoir laju pelepasan obat dari sediaan dan laju permeasi kulit ditentukan oleh kemampuan kulit mengabsorbsi obat sedangkan pada sistem matriks laju pelepasan obat dari sediaan diatur oleh matriks. Contoh obat yang diberikan secara transdermal adalah nitrogliserin (digunakan untuk pengobatan angina). Pada umumnya patch nitrogliserin transdermal ditempelkan di dada atau punggung. Yang harus diperhatikan adalah patch ini harus ditempatkan pada kulit yang bersih, kering, dan sedikit ditumbuhi rambut agar patch dapat menempel dengan baik. Yogyakarta, 1 Muharram 1432 H Monday, December 06, 2010 10.29 p.m. Haafizhah Kurniasih Referensi: 1. Catatan kuliah Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair – Semi Padat Pak Teuku Nanda Saifullah Sulaiman (lupa gelar beliau apa ya? Selain Apt. tentunya…) 2. Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms (Edisi Bahasa Indonesianya tapi…) karya Howard C. Ansel
  • 4. 3. Dermatologic, Cosmetic, and Cosmetic Development. Therapeutic and Novel Approaches karya rame – rame edited by Kenneth A. Walters dan Michael S. Robert terbit tahun 2008 by Informa Healthcare USA, Inc. 4. United State Pharmacopeia tahun 2009 (Farmakope Indonesia masih edisi tahun 1995 aja ya?) 5. Artikel “Transdermal Drug Delivery: PAST, PRESENT, FUTURE” karya Stanley Scheindlin diterbitkan oleh American Society for Pharmacology and Experimental Theraputics 2004 6. Dosage Form and Drug Delivery System karya Ram I. Mahato. Diterbitkan oleh APhA (Amarican Pharmacist Assosiation) 7. Dan Lain – Lain yang saya lupa ngambil dari mana Gambar diambil dari http://www.thenhf.com/article.php?id=579 dan http://www.pharmainfo.net