Bab 7 membahas analisis tanggapan frekuensi sistem kendali, termasuk penggambaran Bode plot, Polar plot, dan Log Magnitude vs Phase plot untuk menentukan kestabilan sistem loop tertutup. Metode tanggapan frekuensi memungkinkan analisis kestabilan sistem, penentuan fungsi alih, dan desain sistem untuk menghilangkan derau.
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
frequency response
1. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
TANGGAPAN FREKUENSI
Analisis Tanggapan Frekuensi
Penggambaran Bode Plot
Polar Plot / Nyquist Plot
Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols
Plot
Kriteria Kestabilan Nyquist
Beberapa Contoh Analisis Kestabilan
Pembahasan Lanjut (Optional)
Analisis Kestabilan Relatif/Transient
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 1 dari 65
2. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
ANALISIS TANGGAPAN FREKUENSI
Tanggapan frekuensi = tanggapan keadaan mantap suatu
sistem terhadap input sinusoida.
Metoda konvensional dilakukan dengan mengubah
frekuensi input dalam cakupan yang diinginkan dan
mengamati tanggapannya.
Ada Beberapa Teknik Analisis :
1. Polar Plot / Nyquist :
Dapat diketahui kestabilan mutlak dan relatif sistem
loop tertutup dari karakteristik tanggapan frekuensi loop
terbukanya.
Kurva Nyquist menggambarkan karakteristik tanggapan
frekuensi untuk seluruh cakupan frekuensi.
2. Digram Bode:
Kompensasi unjuk kerja sistem lebih mudah melalui
diagram Bode.
Penentuan fungsi alih secara eksperimen dapat
dilakukan lebih mudah.
3. Log Magnitude Vs Phase Plot / Bagan Nichols:
Kenaikan /penurunan konstanta penguat G(j) hanya
menggeser kurva keatas / kebawah, tanpa mengubah
bentuknya.
Kestabilan relatif sistem loop tertutup dapat dengan
mudah ditentukan, sehingga kompensasi dapat mudah
dilakukan
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 2 dari 65
3. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Tanggapan Frekuensi vs Tanggapan Waktu
Kestabilan tak perlu ditentukan dengan terlebih dulu
mencari akar-akar persamaan karakteristik.
Pengujian tanggapan frekuensi umumnya mudah dan
dapat dibuat akurat dengan tersedianya generator sinus
dan peralatan pengukuran yang diteliti.
Fungsi alih komponen-komponen yang rumit dapat
ditentukan secara eksperimen melalui pengujian
tanggapan frekuensi.
Metoda tanggapan frekuensi dapat diterapkan pada
sistem-sistem yang telah memiliki fungsi-fungsi
rasional, seperti fungsi dengan transport lags.
Plant yang tak dapat dikarakterisasi dengan tepat dapat
ditangani melalui metoda tanggapan frekuensi.
Suatu sistem dapat dirancang melalui pendekatan
tanggapan frekuensi sehingga derau yang tak
diinginkan dapat dihilangkan.
Analisis tanggapan frekuensi dapat dikembangkan pada
sistem kendali non linear tertentu.
Tanggapan waktu alih tak langsung dapat diketahui,
tetapi ada hubungannya antara tanggapan frekuensi
dengan tanggapan waktu alih.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 3 dari 65
4. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Tanggapan terhadap Input Sinus
Karakteristik tanggapan frekuensi suatu sistem dapat
diperoleh langsung dari fungsi alih sinusoidanya :
G s G j
Pandang sistem linear invarian waktu sebagai berikut :
p s p s
G s
q s s s1 s s2 s sn
Output :
p s x
Y s Gs xs 2
q s s 2
Bila Y(s) hanya mengandung pole-pole berbeda, maka
a*
Y s
a b b b
1 2 n
s j s j s s1 s s2 s sn
atau
y t a e jt a*e jt b1e s1t b2e s2t bne snt t 0
Untuk sistem stabil, pada t = ~, diperoleh
yss t ae jt a*e jt
(hal yang sama diperoleh meskipun ada pole-pole yang
sama) dengan :
x xG j
a G s s j
s
2 2
s j 2j
xG j
a*
2j
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 4 dari 65
5. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Bentuk kompleks dapat dinyatakan sebagai berikut :
G j G j e j G j
G j = magnitude G(j)
G j pergeseran fasa antara input sinus dengan
output sinus = tan1
I m G j
Re G j
= frekuensi yang cakupannya ditentukan dan frekuensi
kerjanya.
Untuk G j G j e j G j j
e
Sehingga :
jt jt
e
G j
e
yss t x
2j
x G j sint
y sint
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 5 dari 65
6. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Kesimpulan :
1. Bila sistem stabil linear invarian waktu diberi input sinus,
maka akar memiliki output sinus dengan frekuensi sama
dengan inputnya, meskipun amplitudo dan phasanya mungkin
berbeda.
2. Fungsi alih sinus sistem dapat diperoleh melalui
y j
G j
x j
sedang fasa alih G(s) dapat diperoleh dengan mengganti j
menjadi s pada G(j).
y j
G j : magnitude fungsi alih
x j
merupakan perbandingan amplitudo output sinus terhadap input
sinus.
y j
G j ; sudut phasa fungsi alih merupakan pergeseran
x j
phasa output sinus terhadap inputnya.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 6 dari 65
7. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Tanggapan Frekuensi dari Plot Pole-Zero
Anggap :
k s z
G s
s( s p )
dengan tanggapan frekuensi
k j z
G j
j j p
Magnitude :
k j z k AP
G j
j j p OP BP
G j j z j j p
tan 1 90o tan 1
z p
1 2
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7 dari 65
8. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Untuk sistem dengan akar kompleks sekawan p1 dan p2 :
K
G( s)
( s p1 )( s p2 )
G j
k k
Magnitude :
j p1 j p2 AP BP
Sudut fasa : G j 1 2
Untuk pole-pole kompleks sekawan yang dekat dengan sumbu
maya :
G j besar sekali
Dihasilkan tanggapan frekuensi dengan simpangan amplitudo
besar sekali.
Sebaliknya bila tanggapan frekuensi tak memiliki simpangan
yang besar, berarti sistem tak memiliki pole kompleks sekawan
yang dekat dengan sumbu maya.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 8 dari 65
9. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
PENGGAMBARAN BODE PLOT
Diagram Bode terdiri dari
1. Kurva magnitude fungsi alih sinus 20 log G j
terhadap frekuensi dengan skala logaritmis
2. Kurva sudut fasa fungsi alih sinus G j terhadap
frekuensi dengan skala logaritmis.
Keuntungan menggunakan kurva logaritma :
Perkalian magnitude dikonversi menjadi penjumlahan
Sketsa pendekatan kurva log magnitude dapat dilakukan
dengan mudah melalui penjumlahan asimtot-asimtot
fungsi-fungsi (sederhana) penyusunannya.
Penentuan fungsi alih secara ekperimen dapat dilakukan
lebih mudah bila data tanggapan frekuensi tersedia
seperti pada Diagram Bode.
Karakteristik frekuensi rendah dan tinggi dari fungsi
alih terekam dalam satu diagram. Memperluas cakupan
frekuensi rendah memungkinkan analisis pada frekuensi
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 9 dari 65
10. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
rendah yang merupakan hal penting dalam sistem-sistem
sebenarnya.
Bentuk-Bentuk Dasar Fungsi G j H j
1. Penguatan k
2. Faktor-faktor Integral dan turunan j 1
3. Faktor-faktor orde-1 1 jT 1
1
j j 2
4. Faktor-faktor kuadratis 1 2
n n
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 10 dari
65
11. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Penguatan k
G j H j k
Magnitude G j H j 20log k db
Sudut fasa G j 0
db
20 log
0,1 1 10 100
0
0,1 1 10 100
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 11 dari
65
12. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Faktor-faktor Integral dan Turunan
1
j atau j
Untuk : G j H j j
1
Magnitude G j H j 20 log
1
20 log db
j
Sudut fasa G j H j 90o
Untuk : G j H j j , diperoleh
Magnitude : 20 log db
Sudut fasa : 90o
Catatan:
1
Bila G( j ) H ( j ) , maka
( j ) n
Magnitude : -20 n Log db; Sudut fasa : -900x n
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 12 dari
65
13. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Faktor-faktor orde-1 : 1 1jT
atau 1 jT
G j H j
1
Untuk
1 jT
1
Magnitude : 20 log 20 log 1 2 T 2 db
1 jT
Sudut fasa : tan1T
1
Pada frekuensi rendah : , maka
T
Magnitude ~ 20 log1 0 db (asimtot pertama)
Sudut fasa ~0o
1
Pada frekuensi tinggi : , maka
T
Magnitude ~ 20 log 2T 2 20 log T (asimtot kedua)
Sudut fasa ~90o
1
Pada frekuensi sudut
T
tan1 45o
T
Sudut fasa
T
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 13 dari
65
14. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Galat Magnitude Akibat Pendekatan dengan Asimtot
1
Pada
T
galat = 20 log 1 1 20 log1 3,03db
1
Pada (1 octave dibawah frekuensi sudut)
2T
1
galat = 20 log 1 20 log1 0,97db
4
2
Pada (1 octave diatas frekuensi sudut)
T
galat = 20 log 22 1 20 log 2 0,97db
dst.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 14 dari
65
15. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Untuk G j H j 1 jT
dengan mengingat faktor reciprocal :
1
20 log jT 20 log dan
1 jT
1 jT tan1T
1
1 jT
Maka kurva Bodenya dapat diperoleh dengan mencerminkan
1
kurva terhadap sumbu frekuensi pada titik 0.
1 jT
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 15 dari
65
17. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
2
Sudut fasa : tan1 90o
0
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 17 dari
65
18. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
2
Untuk G j H j 1 2 j j ,
n n
diagram Bodenya dapat diperoleh dengan membalik tanda pada
magnitude dan sudut fasa dari faktor sebelumnya.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 18 dari
65
19. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Frekuensi Resonansi r dan Simpangan Puncak
Resonansi Mr
Perhatikan lagi :
G j
1
2 2 2
1 2
2 n
n
Nilai maksimum terjadi bila :
22 2
1
g 2
minimum
2 n
n
atau
g
n
2 2 1 2 2
2
2
2
2 4 1
n
g =minimum bila n 1 2 2
Sehingga : frekuensi resonansi
r n 1 2 2 0 0,707
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 19 dari
65
20. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Bandingkan dengan frekuensi natural teredam pada respons
transient :
d n 1 2
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 20 dari
65
22. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Tahapan Membuat Diagram Bode
1. Ubah fungsi alih sinus G j H j menjadi perkalian faktor-
faktor dasar yang telah dibahas sebelumnya.
2. Tentukan frekuensi-frekuensi sudut setiap faktor-faktor dasar
yang bersangkutan.
3. Gambar kurva-kurva asimtot masing-masing faktor dasar
dengan memperhatikan kemiringan kurva (0,20 db, 40 db,
dst) dibawah dan diatas frekuensi sudut.
4. Jumlahkan kurva-kurva asimtot pada butir 3 untuk setiap
sedang frekuensi sudut.
5. Kurva sebenarnya yang terletak dekat dengan kurva asimtot
pada butir 4 dapat diperoleh dengan melakukan koreksi-
koreksi (terutama pada frekuensi-frekuensi sudut).
6. Kurva sudut fasa G j H j dapat digambarkan dengan
menjumlahkan kurva-kurva sudut fasa masing-masing faktor
dasar pada butir 1.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 22 dari
65
23. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh:
Suatu sistem orde 4 dengan umpanbalik satuan memiliki fungsi
alih loop terbuka sbb:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 23 dari
65
24. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 24 dari
65
25. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Sistem Phasa Minimum :
Sistem dengan fungsi alih yang tak memiliki pole ataupun zero
pada daerah tak stabil bidang-s.
Sistem Phasa Non Minimum :
Sistem dengan fungsi alih yang memiliki pole dan / atau zero
pada daerah tak stabil bidang-s.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 25 dari
65
26. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Hubungan antara Tipe Sistem dan Kurva
Magnitude
Tipe sistem menentukan kemiringan kurva Magnitude pada
frekuensi rendah.
Tipe-0 kemiringan 0 db/dec
Tipe-1 kemiringan -20 db/dec
Tipe-2 kemiringan -40 db/dec
Penentuan Konstanta Galat Stabil melalui kurva
Magnitude
1) k p lim G s H s
s0
Dalam domain frekuensi :
k p 0 G j H j
lim
Terlihat bahwa untuk 0 :
20 log G j H j 20 log kp
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 26 dari
65
27. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
2) k v lim sG s H s
s0
Dalam domain frekuensi :
G j H j v untuk
k
1
j
Sehingga
20 log G j H j 1 20 log k v
k
20 log v 20 log k v atau :
j
1
Alternatif lain :
Perpotongan kurva -20 db/dec pada sumbu frekuensi terjadi
kv
pada 0 db, sehingga 1
j1
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 27 dari
65
28. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
3)
ka lim G s H s
s0
Dalam domain frekuensi :
G j H j
kv
untuk 1
j 2
sehingga :
20 log G j H j
kv
20 log 20 log kv atau 20 log k v
j 2 1 1
Alternatif lain :
Perpotongan kurva -40 db/dec pada sumbu frekuensi terjadi pada
0 db, sehingga :
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 28 dari
65
29. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
ka
20 log 0,
ja 2
diperoleh : 2
ka a
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 29 dari
65
30. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
POLAR PLOT / NYQUIST PLOT
Kurva magnitude G(j) terhadap sudut fasa G(j) pada
koordinat polar dengan dinaikkan dari 0 sampai ~
Untuk sistem yang dihubungkan seri sebagai berikut :
G1 s G2 s
Maka kurva Nyquist G j G1 j G2 j diperoleh dengan
melakukan perkalian vektor.
Bandingkan dengan Diagram Bode
Kurva Nyquist menggambarkan karakteristik tanggapan
frekuensi untuk seluruh cakupan frekuensi.
Kurva Nyquist tak menunjukkan secara jelas kontribusi
setiap faktor fungsi alih loop terbuka.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 30 dari
65
31. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
PENGGAMBARAN POLAR PLOT
1. Faktor-faktor Integral dan turunan
G j
1
Untuk
j
G j
1
Im bid G(j)
G j 90o
Untuk G j j
G j
G j 90o Re
~
G j
1
j
0
~
Im bid G(j)
0
Re
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 31 dari
65
32. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
2. Faktor-Faktor Orde-1
1
Untuk G ( j )
1 jT
G j
1
1 2T 2
G j tan1T
Pada =0
G j 10o
Pada 1 T
G j
1
45o
2
pada ~
G j 0 90o
Kurva Nyquist berupa setengah lingkaran dikuadran IV dengan
titik pusat -0,5+j0 dan jari-jari 0,5.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 32 dari
65
33. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Bukti :
G j x jy
dengan
1 T
x dan y
1 2T 2 1 2T 2
Pers lingkaran :
1 2
x y2 r 2
2
1 1 2T 2 2 T 2 1 2
2 2T 2 1 2T 2 2
1
Untuk G j 1 jT
G j 1 2T 2 tan1T
pada 0 G j 10o
G j 245o
1
pada
T
pada ~ G j ~ 90o
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 33 dari
65
34. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Untuk G( j ) 1 jT
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 34 dari
65
36. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
r dicari dengan menentukan G j maximum.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 36 dari
65
38. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
2
Untuk G j 1 2 j j ; 0
n n
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 38 dari
65
39. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 39 dari
65
40. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Transport Lag
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 40 dari
65
41. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Bentuk Umum Polar Plot
Untuk sistem tipe-0 (=0) :
Kurva berawal (=0), dan sumbu nyata positif dengan
magnitude berhingga dan sudut fasa = -90o pada titik tersebut
kurva berakhir (=~).
Pada salah satu sumbu (tergantung pada (n-m)
Untuk sistem tipe-1 (=1) :
Pada =0, kurva asimtotis terhadap sumbu maya negatif,
akibat kontribusi suku j pada penyebut. Kurva berakhir pada
titik asal dan bersudut pada salah satu sumbu.
Untuk sistem tipe-2 (=2) :
Kurva asimtotis terhadap sumbu nyata negatif untuk frekuensi
rendah dan berakhir pada salah satu sumbu.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 41 dari
65
42. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Bagian pembilang G(j) menentukan kerumitan bentuk kurva
Nyquist (kontanta waktu pembilang).
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 42 dari
65
43. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 43 dari
65
44. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols Plot
Merupakan kurva log magnitude vs sudut fasa atau phase
margin untuk cakupan frekuensi kerja.
Kenaikan konstanta penguatan G(j) hanya menggeser
kurva keatas/kebawah, tanpa mengubah bentuknya.
Kestabilan relatif sistem loop tertutup dapat dengan mudah
ditentukan, sehingga kompensasi dapat mudah dilakukan.
1
Kurva G(j) simetris terhadap titik asal dengan
G ( j )
1
mengingat 20 log 20 log G j
G ( j
G j
1
G j
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 44 dari
65
45. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 45 dari
65
46. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
KRITERIA KESTABILAN NYQUIST
C s G s
R s 1 G s H s
Sistem stabil bila akar-akar persamaan karakteristik
1 G s H s 0 terletak disebelah kiri bidang-s.
Sistem tetap stabil bila kondisi diatas dipenuhi meskipun pole-
pole/zero-zero fungsi alih loop terbuka ada yang terletak
disebelah kanan bid-s.
Kriteria Nyquist menghubungkan tanggapan frekuensi loop
terbuka G j H j terhadap jumlah pole dan zero loop tertutup
1 G s H s yang terletak di daerah tak stabil pada bid-s.
Kestabilan dapat ditentukan dari kurva tanggapan frekuensi
loop terbuka (diperoleh secara analisis eksperimen) tanpa perlu
menentukan letak pole-pole loop tertutup.
Perlu pemahaman konsep pemetaan bidang-s ke bidang
F ( s) 1 G( s) H ( s).
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 46 dari
65
47. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 47 dari
65
48. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Beberapa Catatan Penting dari Pemetaan
1. Bila ada n pole dikelilingi oleh kurva tertutup bidang-s,
maka titik asal akan dikelilingi n kali berlawanan arah
jarum jam pada di bidang F(s).
2. Bila ada pole dan zero dengan jumlah sama pada kurva
tertutup di bidang -s, maka kurva tertutup di bidang F(s) tak
mengelilingi titik asal.
3. Bila ada zero yang dilingkupi oleh kurva tertutup di-bidang-
s, maka kurva tertutup pada bidang F(s) nya akan
mengelilingi titik asal searah jarum jam sebanyak jumlah
zero tersebut.
4. Bila kurva tertutup di bidang-s tak mencakup pole atau
zero, maka kurva pemetaannya di bidang F(s) tak
mengelilingi titik asal pula.
5. Pemetaan dari bidang-s ke bidang T(s) merupakan pemetaan
1-1, sebaliknya tidak.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 48 dari
65
49. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Teori Pemetaan :
p( s)
Anggap F ( s)
q ( s)
Bila : P = jumlah pole F(s) yang terletak di dalam beberapa
lintasan tertutup dibidang-s.
Z = jumlah zero F(s) yang terletak di dalam beberapa
lintasan tertutup di bidang-s. (lintasan tersebut tidak
melalui pole-pole / zero-zero tersebut).
Lintasan-lintasan tersebut dipetakan pada bidang F(s).
Maka : Total jumlah N lintasan tertutup di bidang-s yang
mengelilingi titik asal searah jarum jam = Z - P.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 49 dari
65
50. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Aplikasi Teori Pemetaan pada Analisis Kestabilan
Lintasan tertutup pada bid-s mencakup semua bidang sebelah
kanan (lintasan Nyquist).
Semua pole dan zero 1 + G(s) H(s) yang memiliki bagian nyata
positip tercakup pada lintasan Nyquist.
Sistem stabil bila tak ada akar-akar 1+G(s)H(s) = 0 didalam
lintasan Nyquist.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 50 dari
65
51. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Pemetaan Loop Tertutup ke Loop Terbuka
Pengelilingan titik asal oleh kurva 1 + G(j) H(j) berubah
menjadi pengelilingan titik -1 + j0 oleh kurva G(j) H(j).
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 51 dari
65
52. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Kriteria Kestabilan Nyquist
[Untuk kasus G(s)H(s) tak memiliki pole/zero pada sumbu maya
j].
Bila fungsi alih loop terbuka G(s)H(s) memiliki k pole di
sebelah kanan bidang-s dan lim G(s)H(s) = konstan, maka
s~
sistem stabil bila kurva G(j)H(j) mengelilingi titik -1 + j0
sebanyak k kali berlawanan searah jarum jam.
Lintasan Nyquist tak boleh melalui pole/zero 1+G(s)H(s).
Bila ada satu atau lebih pole G(s)H(s) dititik asal (pada bid-s),
maka lintasan Nyquist harus tidak mencakupnya).
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 52 dari
65
53. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Banyaknya akar F(s)=1+G(s)H(s) yang terletak di daerah tak
stabil sama dengan banyaknya pole G(s)H(s) di daerah tak
stabil ditambah dengan berapa kali kurva F(s) mengelilingi
titik asal searah jarum jam Z = N + P.
Z=N+P
Z = banyaknya akar 1+G(s)H(s) disebelah kanan bidang-s
N = Berapa kali titik -1+j0 dikelilingi searah jarum jam.
P = banyaknya pole loop terbuka G(s)H(s) disebelah kanan
bidang-s.
Sistem stabil bila Z = 0 :
1) P = 0 dan N = 0
2) Bila P 0, maka N = -P
Sistem multi loop harus dianalisis kestabilannya secara hati-
hati. Lebih mudah gunakan kriteria Routh.
Bila ada fungsi transendental (misal e-Ts) pada G(s)H(s), dekati
fungsi tersebut dengan 2 suku pertama deret .
Ts (Ts) 2 (Ts)3 Ts
1 1
e Ts 2 8 48 e Ts 2 2 Ts
Ts (Ts) 2 (Ts)3 Ts 2 Ts
1 1
2 8 48 2
selanjutnya gunakan kriteria Routh.
Bila kurva G(j)H(j) melalui titik -1+j0, berarti ada pole-
pole loop tertutup pada sumbu j : sistem berosilasi.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 53 dari
65
54. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Kasus Khusus Bila Ada Pole/Zero G(s)H(s)
pada Sumbu j
k
Ambil G s H s
s s 1
Pemetaan s e j ; 0
dengan ;90o sampai 90o , maka
G e j H e j
k
e j
k
e j
(setengah lingkaran dengan jari-jari ~ dan bermula dari +900
hingga -900)
N 0; P 0 Z 0 (stabil)
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 54 dari
65
55. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
k
Ambil G s H s
s2 Ts 1
j
Pemetaan s e ; t 0; : 90 o sampai 90o ,
diperoleh :
k j 2
lim G s H s e
ste j 2
(lingkaran dengan jari-jari ~ dan berawal dari 180o hingga -180o).
Terlihat: N=2; P=2, sehingga Z=2 (tak stabil)
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 55 dari
65
56. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
BEBERAPA CONTOH ANALISIS KESTABILAN
Contoh 1:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 56 dari
65
57. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh 2:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 57 dari
65
58. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh 3:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 58 dari
65
59. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh 4:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 59 dari
65
60. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Contoh 5:
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 60 dari
65
61. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Pembahasan Lanjut (Optional):
1. Invers Polar untuk Memudahkan Analisis Kestabilan
Nyquist pada Sistem Multiple Loop.
2. Analisis kestabilan Relatif / Transient melalui modifikasi
Lintasan Nyquist.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 61 dari
65
62. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Analisis Kestabilan Relatif/Transient
Sistem harus stabil dan tanggapan transientnya memadai.
Kurva Nyquist dapat menunjukkan keduanya dan
bagaimana kestabilan diperbaiki bila diperlukan.
Asumsi pada analisis.
1. Sistem Balikan Satuan
2. Sistem fasa minimum (tak memiliki pole loop terbuka
didaerah tak stabil bidang-s)
Analisis melalui
1) Pemetaan Konformal (optional)
2) Pemetaan Phase Margin dan Gain Margin
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 62 dari
65
63. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Phase Margin dan Gain Margin
Untuk k besar, sistem tak stabil.
Untuk k lebih kecil, kurva G(j) melewati titik -1+j0,
sistem berosilasi (batas kestabilan).
Untuk k kecil, sistem menjadi stabil.
Makin dekat kurva G(j) mengelilingi titik -1+j0,
tanggapan sistem makin berosilasi.
Kedekatan kurva G(j) ketitik -1+j0 merupakan ukuran
batas kestabilan : phase margin dan gain margin.
Phase margin : jumlah phase lag tambahan pada frekuensi
gain crossover gco yang diperlukan untuk membuat sistem
tak stabil.
gco : frekuensi pada saat G j 1
180 o ;
: sudut fasa G jgco
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 63 dari
65
64. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 64 dari
65
65. Bab 7: Tanggapan Frekuensi EL303: Sistem
Kendali
Gain margin : kestabilan magnitude G j pada frekuensi
phase crossover pco
pco : frekuensi pada saat G j 180o
1
kg
G j pco
Bila kg 1 : gain margin positip
Untuk sistem phase minimum : gain margin positip (negatip)
menunjukkan berapa besar penguatan masih dapat dinaikkan
(diturunkan) sebelum sistem menjadi tak stabil (stabil)
Sistem phase minimum stabil bila gain margin dan phase
margin positip.
Untuk sistem stabil kondisional : ada 2 atau lebih frekuensi
phase crossover.
Untuk sistem orde tinggi mungkin memiliki 2 atau lebih
frekuensi gain crossover : phase margin dihitung pada
frekuensi gain crossover tertinggi.
Tanggapan transient “optimum” bila :
phase margin 300 sampai 600
gain margin > 6 db
Untuk sitem phase minimum, phase margin 300-600 berarti
kemiringan kurva Bode G j pada gco harus lebih landai dari
-40db/dec. (yaitu -20db/dec) agar stabil.
Bila kemiringan tersebut mencapai -60 db/dec, sistem hampir
pasti tak stabil.
_____________________________________________________________________
Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 65 dari
65