Dokumen ini membahas prosedur perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang tak bersinyal. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu data masukan, perhitungan kapasitas, dan penilaian perilaku lalu lintas. Pada bagian data masukan dijelaskan tentang kondisi geometrik, lalu lintas, dan lingkungan simpang. Bagian perhitungan kapasitas meliputi perhitungan kapasitas dasar dan berbagai faktor penyesua
2. PERHITUNGAN KAPASITAS
DAN PERILAKU LALU LINTAS
SIMPANG TAK BERSINYAL
MATA KULIAH: REKAYASA LALU LINTAS
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
2
5. • Mengatur simpang tak bersinyal berlengan 3 atau 4
• Kinerja yang diamaM:
• Kapasitas
• Derajat kejenuhan
• Tundaan
• Peluang antrian
• Metode ini menganggap simpang jalan berpotongan tegak lurus
dan terletak pada alinyemen datar dan berlaku untuk derajat
kejenuhan kurang dari 0,8
• Bila terdapat pengaturan lalu lintas dengan rambu BERHENTI
atau BERI JALAN atau penegakan aturan hak jalan lebih dulu dari
kiri maka metode ini menjadi kurang sesuai
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
5
LINGKUP DAN TUJUAN PENDAHULUAN
7. • Perencanaan (Pembangunan jalan baru)
• Untuk mendapatkan denah dan ukuran geometrik yang
memenuhi sasaran
• Masukan data dalam satuan jam puncak
• Perancangan (Peningkatan)
• Berbeda dengan perencanaan hanya dalam skala waktu.
Pada perancangan, informasi data lalu lintas dalam bentuk
LHRT yang diramalkan, kemudian harus dikonversi ke dalam
jam puncak rencana
• Analisa operasional
• Untuk memperkirakan ukuran kinerja simpang
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
7
BERBAGAI PENERAPAN PENDAHULUAN
10. Segmen simpang tak bersinyal yang dipilih untuk diambil videonya dengan
drone adalah 322 dan 422 yang dinilai merupakan variasi yang paling banyak
ditemui, sedangkan untuk jumlah lajur yang lebih Mnggi umumnya
persimpangan sudah dilengkapi oleh sinyal lalu lintas.
Kode Keterangan
322 Simpang 3 lengan dengan 2 lajur per pendekat
324
Simpang 3 lengan dengan 2 lajur pada pendekat minor
dan 4 lajur pada pendekat major
422 Simpang 4 lengan dengan 2 lajur per pendekat
424
Simpang 4 lengan dengan 2 lajur pada pendekat minor
dan 4 lajur pada pendekat major
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
10
VARIASI SIMPANG TAK BERSINYAL PENDAHULUAN
12. Simpang tak bersinyal 422 ini berada di dalam kota, ini merupakan simpang 4 tak
bersinyal yang ditemui dengan volume lalu lintas yang cukup Vnggi. Pada simpang ini
Vdak ditemui 12 pergerakan, karena beberapa pendekatnya merupakan jalan satu arah.
12
CONTOH LOKASI SIMPANG
TAK BERSINYAL 422
PENDAHULUAN
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
13. • Sudut simpang sebaiknya mendekaM 90 derajat.
• Fasilitas sebaiknya disediakan agar gerakan belok kiri dapat dilewatkan
dengan konflik minimum terhadap gerakan kendaraan yang lain.
• Lajur terdekat dengan kereb sebaiknya lebih lebar dari biasanya untuk
memberikan ruang bagi kendaraan tak bermotor.
• Lajur belok terpisah sebaiknya direncanakan ”di luar” lajur utama lalu
lintas dan lajur belok sebaiknya cukup panjang untuk mencegah antrian
pada arus lalu lintas Mnggi yang dapat menghambat lajur menerus.
• Pulau lalu lintas di tengah sebaiknya digunakan jika lebar jalan lebih dari
10 m untuk memudahkan pejalan kaki menyeberang. Lajur belok kiri
tambahan sebaiknya mempunyai pulau untuk pejalan kaki
• Lebar median di jalan utama sebaiknya paling sedikit 3 – 4 m untuk
memudahkan kendaraan dari jalan minor melewaM jalan utama dalam
dua tahap
• Daerah konflik simpang sebaiknya kecil dengan lintasan yang jelas untuk
gerakan konflik
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
13
SARAN UMUM UNTUK
PERENCANAAN RINCI
PENDAHULUAN
19. • Jalan utama adalah jalan yang
diperMmbangkan terpenMng pada
simpang, misalnya jalan dengan
klasifikasi fungsionil terMnggi.
• Untuk simpang 3-lengan, jalan
yang menerus selalu jalan utama.
• Pendekat jalan minor sebaiknya
diberi notasi A dan C, pendekat
jalan utama diberi notasi B dan D.
• Pemberian notasi dibuat searah
jarum jam.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
19
SKETSA KONDISI GEOMETRIK PROSEDUR
PERHITUNGAN
20. • Situasi lalu-lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan
menurut Arus Jam Rencana, atau Lalu-lintas Harian Rata-rata
Tahunan (LHRT) dengan faktor-k yang sesuai untuk konversi
dari LHRT menjadi arus per jam (umum untuk perancangan).
• Nama pilihan alternaMf lalu-lintas dapat dimasukkan.
• Sketsa arus lalu-lintas memberikan informasi lalu-lintas lebih
rinci dari yang diperlukan untuk analisa simpang tak
bersinyal.
• Jika alternaMf pemasangan sinyal pada simpang juga akan
diuji, informasi ini akan diperlukan. Sketsa sebaiknya
menunjukan gerakan lalu-lintas bermotor dan tak bermotor
(kend/jam) pada pendekat ALT, AST, ART dan seterusnya.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
20
B. KONDISI LALU LINTAS PROSEDUR
PERHITUNGAN
21. 1. Data masukan untuk kondisi lalu-lintas
terdiri dari empat bagian:
• Periode (alternaMf).
• Sketsa arus lalu-lintas menggam-
barkan berbagai gerakan dan arus
lalu-lintas.
• Arus sebaiknya diberikan dalam
satuan kend/jam.
• Jika arus diberikan dalam LHRT,
maka harus ada faktor-k
• Komposisi lalu-lintas (%)
• Arus kendaraan tak-bermotor
2. Satuan arus, kend/jam atau LHRT,
diberi tanda dalam formulir, seperM
contoh gambar A-2: 1.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
21
SKETSA KONDISI LALU LINTAS PROSEDUR
PERHITUNGAN
22. a) Data arus lalu-lintas klasifikasi per jam tersedia untuk
masing-masing gerakan.
• Jika data arus lalu-lintas klasifikasi tersedia untuk masing-
masing gerakan, data tersebut dapat dimasukkan pada
formulir dalam satuan kend/jam.
• Arus total (kend/jam) untuk masing-masing gerakan lalu-
lintas dan data arus kendaraan tak bermotor tersedia,
angkanya dimasukkan tabel yang sesuai..
• Konversi ke dalam smp/jam dilakukan dengan mengalikan
emp yang sesuai dengan jenis kendaraannya.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
22
PROSEDUR PERHITUNGAN ARUS
(SMP) (1)
PROSEDUR
PERHITUNGAN
23. b) Data arus lalu-lintas per jam (bukan klasifikasi) tersedia untuk masing-masing
gerakan, beserta informasi tentang komposisi lalu-lintas keseluruhan dalam %.
• Masukkan arus lalu-lintas untuk masing-masing gerakan dalam kend/jam.
• Hitung faktor smp FSMP dari emp yang diberikan dan data komposisi arus lalu-lintas
kendaraan bermotor
• Fsmp = (empLV x LV% + empHV x HV% + empMc x MC%) / 100
• Hitung arus total dalam smp/jam untuk masing-masing gerakan dengan mengalikan arus
dalam kend/jam dengan Fsmp.
c) Data arus lalu-lintas hanya tersedia dalam LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-rata
Tahunan)
• Konversikan nilai arus lalu-lintas yang diberikan dalam LHRT melalui perkalian dengan
faktor-k
• QDH = k x LHRT
• Konversikan arus lalu-lintas dari kend/jam menjadi smp/jam melalui perkalian dengan
faktor-smp (Fsmp) sebagaimana diuraikan diatas
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
23
PROSEDUR PERHITUNGAN ARUS
(SMP) (2)
PROSEDUR
PERHITUNGAN
24. • Data lalu-lintas sering
M d a k a d a a t a u
kualitasnya kurang
baik.
• Nilai normal yang
diberikan pada Tabel
A-2: 1, 2 dan 3 (hal
3-27) dapat digunakan
u n t u k k e p e r l u a n
perancangan sampai
data yang lebih baik
tersedia.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
24
NILAI NORMAL VARIABEL UMUM
LALU LINTAS
PROSEDUR
PERHITUNGAN
26. • Kelas ukuran kota
• Tipe Lingkungan jalan
• diklasifikasikan dalam kelas menurut tata guna tanah dan aksesibilitas jalan tersebut dari akMvitas
sekitarnya. Hal ini ditetapkan secara kualitaMf dari perMmbangan teknik lalu-lintas dengan bantuan
Tabel A-3:2 di atas
• Kelas hambatan samping
• Hambatan samping menunjukkan pengaruh akMvitas samping jalan di daerah simpang pada arus
berangkat lalu-lintas, misalnya pejalan kaki berjalan atau menyeberangi jalur, angkutan kota dan bis
berhenM untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, kendaraan masuk dan keluar halaman
dan tempat parkir di luar jalur.
• Hambatan samping ditentukan secara kualitaMf dengan perMmbangan teknik lalu-lintas sebagai
Tinggi, Sedang atau Rendah.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
26
C. KONDISI LINGKUNGAN PROSEDUR
PERHITUNGAN
27. • B-1: Lebar pendekat dan Mpe simpang
• B-2: Kapasitas dasar
• B-3: Faktor penyesuaian lebar pendekat
• B-4: Faktor penyesuaian median jalan utama
• B-5: Faktor penyesuaian ukuran kota
• B-6: Faktor penyesuaian Mpe lingkungan, hambatan samping, dan kendaraan tak
bermotor
• B-7: Faktor penyesuaian belok kiri
• B-8: Faktor penyesuaian belok kanan
• B-9: Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
• B-10: Kapasitas
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
27
LANGKAH B: KAPASITAS PROSEDUR
PERHITUNGAN
28. a. Lebar rata-rata pendekat minor dan utama WAC dan WBD
dan lebar rata-rata pendekat WI
• Masukkan lebar pendekat untuk semua pendekat yang diukur
pada jarak 10 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi
perkerasan dari jalan berpotongan, yang dianggap mewakili
lebar pendekat efekMf
• Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada jarak kurang
dari 20 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi
perkerasan dari jalan berpotongan, lebar pendekat tersebut
harus dikurangi 2 m
• Hitung lebar rata-rata pendekat pada jalan minor dan jalan
utama
• Hitung lebar rata-rata pendekat
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
28
B-1: LEBAR PENDEKAT DAN TIPE SIMPANG (1) PROSEDUR
PERHITUNGAN
49. • Manual ini direncanakan untuk memperkirakan kapasitas
dan kinerja lalu lintas pada kondisi tertentu terkait rencana
geometrik jalan, lalu lintas, dan lingkungan. Karena hasil
akhir suatu rencana biasanya Mdak dapat diperkirakan, maka
diperlukan beberapa perbaikan (terhadap desain awal)
berdasarkan pengetahuan para ahli lalu lintas, terutama
kondisi geometrik, untuk memenuhi kinerja lalu lintas yang
diinginkan terkait kapasitas dan tundaan.
• Cara yang paling cepat untuk menilai hasil adalah dengan
melihat DS, dan perMmbangkan pertumbuhan lalu lintas
tahunan dan “umur” fungsional yang diinginkan. Jika nilai DS
terlalu Mnggi (misalnya >0.75), maka rubah beberapa desain
awal, terutama lebar pendekat dan membuat perhitungan
yang baru.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
49
C-4: PENILAIAN PERILAKU LALU LINTAS PROSEDUR
PERHITUNGAN
51. • Simpang: Jalan Martadinata – Jalan Anggrek, Bandung
• Kondisi awal:
• Populasi Bandung: 2 juta orang
• Daerah komersil
• Hambatan samping Mnggi
• Jalan Martadinata merupakan jalan utama
• Tugas:
a. Tentukan:
a. Kapasitas
b. Derajatan kejenuhan
c. Tundaan
d. Peluang antrian
b. Bila derajat kejenuhan lebih besar dari 0.85, upaya apa yang harus
dikerjakan untuk menguranginya?
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
51
CONTOH PENGERJAAN (1) CONTOH
PENGERJAAN
56. Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
56
4. Masukkan komposisi kendaraan, faktor smp, dan faktor k pada
Baris (1), harus diisi jika dibutuhkan
5. Masukkan nama pendekat (jalan minor A, B, dst) pada Kolom (1)
6. Masukkan arah gerakan kendaraan pada Kolom (2); LT = belok kiri,
LTOR = belok kiri langsung, ST = lurus, RT = belok kanan
7. Masukkan jumlah arus kendaraan pada Kolom (3), (5), (7), dan
(12), dalam kend/jam (data telah diberikan)
8. Kolom (4), (6), (8) = Jumlah arus kendaraan, dalam smp/jam,
dengan cara mengalikan nilai pada Kolom (3), (5), dan (7) dengan
emp
9. Kolom (9) = Total Kolom (3), (5), (7)
10. Kolom (10) = Total Kolom (4), (6), (8)
11. Baris (10) = Total arus jalan minor A dan C
12. Baris (19) = Total arus jalan utama B dan D
13. Baris (20) s/d (22) = Total arus jalan utama + minor, masing-
masing baris untuk gerakan belok kiri, lurus, dan kanan serta
kendaraan tak bermotor
Untuk kondisi data lalu lintas yang berbeda, silakan buka hal 3-26
dan 3-27 untuk petunjuk lengkap
14. Masukkan rasio berbelok pada Kolom (11), lihat rumus pada
halaman 3-28
15. Masukkan rasio UM dengan MV pada Baris (24)-Kolom (12)
dengan cara: pada Baris (23), Kolom (12) dibagi dengan Kolom (9)
FORMULIR USIG-I (3) CONTOH
PENGERJAAN
61. Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
61
Analisis akan dilakukan dengan beberapa alternaVf,
hingga syarat derajat kejenuhan <0.85 terpenuhi
16. Masukkan nomor pilihan pada Kolom (0)
17. Masukkan jumlah lengan simpang pada Kolom (1)
18. Masukkan lebar pendekat pada Kolom (2) s/d (8)
sesuai dengan rumus yang ada di halaman 3-31
19. Masukkan jumlah lajur pada Kolom (9) & (10) sesuai
dengan rumus yang ada di halaman 3-32
20. Masukkan Mpe simpang pada Kolom (11), sesuai
yang ada di Tabel B-1:1 di halaman 3-32
21. Masukkan kapasitas dasar pada Kolom (20), sesuai
dengan Tabel B-2:1 di halaman 3-33
22. Masukkan semua faktor penyesuaian pada Kolom
(21) s/d (27) dengan rumus, tabel, atau gambar
masing-masing di halaman 3-33 s/d halaman 3-38
23. Masukkan nilai kapasitas pada Kolom (28), sesuai
dengan rumus di halaman 3-39
FORMULIR USIG-II1 (2) CONTOH
PENGERJAAN
62. Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
62
24. Masukkan arus lalu lintas total dalam smp/jam pada Kolom
(30), lihat USIG-I Baris (23)-Kolom (10)
25. Masukkan derajat kejenuhan pada Kolom (31) dengan cara:
Kolom (30) / Kolom (28)
26. Masukkan tundaan lalu lintas simpang (DTI) pada Kolom (32),
lihat Gambar C-2:1 di hal 3-40
27. Masukkan tundaan lalu lintas jl utama (DTMA) pada Kolom
(33), lihat Gambar C-2:2 di hal 3-41
28. Masukkan tundaan lalu lintas jl minor (DTMI) pada Kolom (34),
lihat rumus di hal 3-41
29. Masukkan tundaan geometrik simpang (DG) pada Kolom (35),
lihat rumus di hal 3-42
30. Masukkan tundaan simpang (D) pada Kolom (36), lihat rumus
di hal 3-42
31. Masukkan peluang antrian (QP%) pada Kolom (37), lihat
Gambar C:3-1 di hal 3-43
32. Cek sasaran apakah terpenuhi, tuliskan hasilnya pada Kolom
(38)
33. Berikan catatan mengenai perbandingan kondisi perilaku lalu
lintas dengan sasaran pada Kolom (39)
Bila sasaran belum terpenuhi, tambahkan pilihan dengan
mengulangi pengisian formulir USIG-II dari awal. Kondisi yang
dapat diubah antara lain adalah geometri jalan, misalnya Vpe
simpang atau lebar pendekat
FORMULIR USIG-II (3) CONTOH
PENGERJAAN
65. Test Simpang Tak Bersinyal.
• 1. Tuliskan definisi
kapasitas simpang tak
bersinyal?
• 2. Apa bedanya kapasitas
dasar simpang tak
bersinyal dengan dan
kapasitas simpang tak
bersinyal?
• 3. Apa yang dimaksud DS?
• 4. Apa yang dimaksud
dengan kinerja simpang
(atau perilaku simpang)?
Apa saja indikator kinerja
simpang?
• 5. Suatu simpang empat,
lebar kaki jalan utama 7m
dan kaki jalan minor 6m.
Arus belok kiri 15% dan
arus belok kanan 15%.
Hitung kapasitas simpang
tak bersinal. Jika arus lalu
lintasnya 500smp/jam,
hitung DS! Parameter lain
tentukan sendiri.
Perhitungan Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas
Simpang Tak Bersinyal
65