Dokumen tersebut membahas pemodelan proses bisnis menggunakan notasi BPMN dan contoh pemodelan proses pengisian Formulir Rencana Studi (FRS) secara online menggunakan BPMN. Terdapat penjelasan mengenai unsur-unsur BPMN seperti flow object, connecting object, swimlanes, dan artifacts. Dokumen ini juga menampilkan contoh pemodelan proses bisnis FRS menggunakan BPMN beserta subprosesnya seperti verifikasi login, pengis
2. LATAR BELAKANG
Proses bisnis merupakan prosedur kerja perusahaan untuk menangani permintaan bisnis.
Proses bisnis merupakan serangkaian aktifitas yang saling terkait untuk mencapai tujuan bisnis
tertentu yang diselesaikan secara berurutan ataupun paralel, oleh manusia atau sistem, baik di
dalam maupun di luar organisasi. Kompleksitas proses bisnis yang terjadi membuat perusahaan
mencari cara untuk menggambarkan proses bisnis. Pemodelan proses bisnis digunakan untuk
mengevaluasi dan melakukan perbaikan proses bisnis di masa mendatang. Suatu proses bisnis
dapat dipecah menjadi beberapa sub proses yang masing-masing memiliki atribut sendiri dan
berkontribusi untuk mencapai tujuan dari super prosesnya. Analisa proses bisnis umumnya
melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Analisa tersebut dapat dilakukan melalui pemodelan proses bisnis yang menggambarkan cara
orang- orang atau pihak -pihak saling berinteraksi di dalam sistem, dan dijelaskan dengan cara
atau standar tertentu. Pemodelan proses bisnis dapat dilakukan dengan standar-standar tertentu,
menggunakan BPMN (Business Process Modelling Notation).
3. MATERI. 1
PEMODELAN PROSES BISNIS
MENGGUNAKAN ACTIVITY DIAGRAM UML DAN BPMN (STUDI KASUS
FRS ONLINE)
BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN)
BPMN adalah standar untuk memodelkan proses bisnis dan proses-proses web services.
Diusulkan oleh BPMI – Business Process Management Initiative pada tahun 2004. BPMN
dirancang bukan hanya mudah digunakan dan dipahami, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
memodelkan proses bisnis yang kompleks dan secara spesifik dirancang dengan bisnis, termasuk
juga analis bisnis yang menciptakan draf awal dari proses sampai pengembang teknis yang
bertanggung jawab untuk mengimplementasikan teknologi yang digunakan untuk menjalankan
proses-proses tersebut.
Dan berikut aturan dalam memodelkan suatu proses bisnis :
1. Memodelkan kejadian-kejadian yang memulai proses, proses yang dilakukan dan hasil
akhir dari aliran proses.
2. Keputusan bisnis atau percabangan aliran dimodelkan dengan gateways. Sebuah gateway
mirip dengan simbol keputusan dalam flowchart.
3. Sebuah proses dalam aliran dapat mengandung sub-proses, yang secara grafis dapat
ditunjukkan dengan BPD (Business Process Diagram) lain yang tersambung melalui
sebuah hyperlink ke simbol proses.
4. Jika sebuah proses tidak didetilkan ke dalam sub proses, maka dianggap sebagai sebuah
task – yaitu level proses paling rendah.
5. Sebuah tanda ‘+’ pada simbol proses menunjukkan bahwa proses ini didekomposisi, jika
tidak ada tanda ‘+’, maka proses ini disebut sebuah task.
Sebuah BPD terdiri dari sekumpulan elemen grafis, dan kategori dasar dari elemen BPD adalah:
1. Flow Objects
2. Connecting Objects
3. Swimlanes
4. Artifacts
Flow Object dibagi menjadi 3, yaitu event, activity dan gateway. Berikut penjelasannya :
o Event digambarkan dengan sebuah lingkaran dan merupakan sesuatu yang “terjadi”
selama berlangsungnya proses bisnis. Event-event ini mempengaruhi aliran proses dan
biasanya memiliki penyebab (trigger) atau hasil (result). Event adalah lingkaran dengan
pusat terbuka untuk memungkinkan pembedaan trigger dan result yang berbeda.
Gambar 2. Simbol Event
4. o Terdapat 3 tipe event berdasarkan kapan mereka mempengaruhi aliran yaitu Start,
Intermediate, dan End
o Gambar 2. Simbol Event
o Activity ditunjukkan dengan persegi panjang dengan ujung-ujung bulat dan merupakan
bentuk umum untuk pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan. Sebuah aktivitas dapat
berdiri sendiri atau gabungan. Tipe dari aktivitas adalah task dan sub process yang
dibedakan dengan tanda + pada bagian tengah bawah dari bentuk tersebut
o Gateway digambarkan dengan bentuk seperti belah ketupat dan digunakan untuk
mengontrol percabangan dan penggabungan Sequence Flow. Jadi, gateway menentukan
keputusan tradisional, penggabungan, dan penggabungan aliran. Internal Markers akan
menentukan perilaku dari kontrol.
Connecting Object adalah elemen yang menghubungkan flow object. Connecting Object juga
memiliki 3 jenis elemen yaitu :
o Alur Sequence (Sequence flow) digunakan untuk menunjukkan urutan yang kegiatan akan
yang dilakukan dalam sebuah proses.
o Alur Pesan (Messege Flow) digunakan untuk menunjukkan aliran pesan antara dua entitas
yang siap untuk mengirim dan menerima.
o Asosiasi (Association) digunakan untuk asosiasi data, informasi dan artefak dengan aliran
benda
Swimlanes digambarkan dengan bentuk garis yang memisahkan dan mengelompokkan
aktor (pelaku yang berinteraksi dengan system). Banyak metodologi pemodelan menggunakan
konsep swimlanes sebagai mekanisme untuk membagi kategori visual yang menggambarkan
kemampuan fungsional atau tanggung jawab yang berbeda.
BPMN mendukung swimlanes dengan dua bentuk swimlane objects yaitu pool yang
mewakili partisipan dalam sebuah proses dan lane yaitu sub-bagian dalam sebuah pool dan akan
menambah panjang dari pool baik vertikal ataupun horisontal. Lanes digunakan untuk mengatur
dan mengkategorikan aktivitas.
Gambar 5. Simbol Pool dan Lane dalam Swimlane
Artifacts adalah elemen yang digunakan untuk memberikan informasi tambahan dari
sebuah proses. BPMN dirancang untuk memungkinkan pemodel dan alat pemodelan fleksibilitas
untuk memperluas notasi dasar dan menyediakan kemampuan untuk konteks tambahan yang
tepat untuk situasi pemodal tertentu, seperti misalnya pasar vertikal contoh: asuransi dan
perbankan. Berbagai Artifacts dapat ditambahkan ke dalam diagram sesuai dengan kokteks dari
proses bisnis yang dimodelkan. Versi BPMN saat ini memiliki 3 tipe Artifacts, yaitu:
5. o Data object: mekanisme untuk menunjukkan bagaimana data dibutuhkan atau diproduksi
oleh aktivitas. Data object dihubungkan dengan aktivitas melalui Associations.
o Group: diwakili dengan persegi panjang dengan ujung bulat yang digambarkan dengan
garis putus-putus. Group dapat digunakan untuk tujuan dokumentasi atau analisis, tetapi
tidak mempengaruhi Sequence Flow.
o Annotation: mekanisme untuk pemodel memberikan informasi teks tambahan untuk
pembaca dari diagram BPMN.
6. MATERI. 2
PROSES BISNIS FRS ONLINE
Formulir Rencana Studi (FRS) Online merupakan transaksi perwalian secara online, yang
menjadi bagian dari Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi X. Proses di dalamnya
meliputi serangkaian aktifitas mengisi, mencetak, mengubah dan membatalkan mata kuliah
secara online maupun offline yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen wali dan sistem itu sendiri.
Dan berikut algoritmanya
Mahasiwa membuka URL Sistem Informasi Akademik di browser. Website akan
menampilkan menu Beranda yang meminta mahasiswa memasukkan login dan password.
Proses Login
1. Basic course: Mahasiswa memasukkan login dan password ke Sistem Informasi
Akademik. Sistem mengecek kesesuaian login dan password serta status keaktifan
mahasiswa.
2. Alternate course:
3. Jika login atau password tidak sesuai, maka sistem akan menampilkan error message
”Login atau password tidak sesuai”.
4. Jika mahasiswa berstatus cuti atau lulus, maka sistem akan menampilkan error message
”Status kemahasiswaan cuti atau lulus”.
Memilih menu FRS
Basic course: Mahasiswa memilih menu Formulir Rencana Studi, dan sistem melakukan
proses selanjutnya. Alternate course. Jika mahasiswa belum melakukan pembayaran SPP, maka
sistem akan menampilkan e error messag “Belum melunasi kewajiban keuangan”. Pengecekan
status semester mahasiswa. Basic course akan tampil daftar mata kuliah yang ditawarkan untuk
dipilih oleh mahasiswa.
Alternate course:
1. Jika status semester = semester 1, maka langsung tampil mata kuliah paket semester 1
dan tombol untuk “Cetak FRS”. Selanjutnya mahasiswa menemui dosen wali. Dosen wali
akan menyetujui FRS melalui sistem.
2. Jika status semester = semester 2 dan seterusnya, maka lanjut ke poin berikutnya.
3. Mahasiswa mengisi FRS dan memilih mata kuliah yang tersedia.
Basic course: Mahasiswa mengisi FRS untuk mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Sistem
akan mengecek mata kuliah pilihan yang mempunyai prasyarat.
Alternate course:
1. Jika prasyarat mata kuliah pilihan yang dipilih, belum diambil, maka sistem akan
menampilkan error message “ Mata kuliah prasyarat belum diambil”, dan ulangi
pengisian.
7. 2. Mahasiswa menemui dosen wali untuk mendapatkan persetujuan. Dosen wali meng-
approved FRS tersebut pada sistem.
3. Dalam jangka waktu 4 minggu pertama masa perkuliahan, mahasiswa dapat melakukan
perubahan FRS, dengan cara mengajukan request ke dosen wali (secara offline).
Dosen wali menindak lanjuti request tersebut melalui sistem, lalu cetak FRS.
Sistem juga memberi kesempatan pada mahasiswa melakukan DROP (pembatalan mata
kuliah tertentu) pada minggu ke 5 perkuliahan, dengan cara yang sama.
8. MATERI . 3
PEMODELAN DENGAN BPMN
Pada proses bisnis ini, hanya 2 unit saja yang terlibat yaitu Biro Administrasi Akademik dan
Prodi. Dimana elemen seperti mahasiswa , dosen dan petugas TU masuk dalam unit Prodi.
Dengan asumsi bahwa dimungkinkan ada kebijakan yang berbeda tiap prodi.
Material dapat berupa dokumen ataupun object yang berpindah dari satu proses ke proses yang
lain. Dalam proses ini materialnya hanya berupa daftar mahasiswa aktif, mata kuliah yang
ditawarkan, FRS, permintaan registrasi , username dan password. Dalam proses bisnis secara
general dibagi menjadi 3 proses utama yaitu (seperti pada Gambar 6) :
1. Verifikasi Login
2. FRS
3. Perwalian
Gambar 6. Proses Bisnis
Dimana pada proses tersebut dapat di breakdown lagi menjadi proses yang lebih detail seperti
pada Gambar 7.
Gambar 7. Sub proses Verifikasi Login
Pada saat verifikasi login ada 2 bagian yang mungkin terjadi setelah proses login dijalankan yaitu
pada saat mengecek status aktif dari mahasiswa. Apabila mahasiswa tersebut aktif maka dapat
menjalankan proses FRS, apabila status tidak aktif maka harus melakukan proses aktifasi yang
9. dibantu oleh petugas BAA, setelah itu masuk kedalam constraint waktu dimana apabila tidak
dalam masa FRS maka tetap tidak dapat melakukan proses FRSnya.
Gambar 8. Sub Proses FRS
Pada Gambar 8 dapat dilihat sub proses dari FRS itu sendiri dimana mahasiswa dapat melakukan
penambahan data mata kuliah ataupun menganti mata kuliah yang dipilih, setelah itu selesai baru
dilanjut ke proses terakhir yaitu perwalian seperti yang terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Sub Proses Perwalian
Proses perwalian dilakukan oleh dosen wali dan dosen wali memberikan usulan apakah perlu
adanya revisi atau perubahan pada FRS yang telah dibuat, setelah itu proses dianggap selesai.
10. KESIMPULAN
Secara umum BPMN cenderung menggambarkan proses dari pandangan seorang
analisis bisnis. BPMN tidak dibuat dengan tujuan untuk dibuat programnya. BPMN perlu
disempurnakan (misalnya ke proses BPEL) sebelum bisa dibuat pedoman pemrograman. Alasan
inilah, BPMN digunakan oleh analisis bisnis dengan tujuan bukan untuk implementasi tapi lebih
ke arah penyajian kebutuhan yang akan diberikan kepada analisis IT dan software development.
Umumnya, BPMN dipakai untuk menghasilkan “ BPEL code” yang akan diperbaiki oleh
developer sehingga dapat dibuat implementasinya.
11. MATERI. 4
CONTOH DFD PADA SISTEM KRS
DFD adalah sebuah diagram yang menggambarkan alur data, “dari mana dan ke mana sebuah
data akan mengalir.” Dalam kehidupan sehari-hari, kata “dari mana” bisa diibaratkan dengan
“sumber”, dan kata “ke mana” bisa diibaratkan sebagai “tujuan,” jadi DFD menggambarkan
“aliran data dari sumber ke tujuan.”
Contoh: jika kita akan membuat software mengenai “Sistem Penjualan Barang,” maka
sumbernya adalah “Pembeli” dan tujuannya adalah “Pimpinan”, jadi DFD akan menggambarkan
aliran data mulai dari “Pembeli” sampai ke “Pimpinan.” Jika kita akan membahas “Sistem
Penggajian” maka data akan mengalir mulai dari sumbernya yaitu “Karyawan” dan berakhir di
“Pimpinan” yang menggaji karyawan.
Untuk memudahkan ‘cerita’, maka aliran data tersebut dibuat simbol-simbol. Sumbol “Sumber”
dan “Tujuan” sama yaitu persegi panjang yang disebut dengan “Terminator” atau “External
Entity.” Di dalam kotak tersebut berisikan nama pihak yang berperan. Contoh:
Gambar 1. Terminator “Mahasiswa”
Terminator adalah pihak (sumber atau tujuan) yang berhubungan langsung dengan
sistem, ia adalah pihak yang langsung memberi data ke sistem, atau menerima informasi secara
langsung dari sistem. Jadi, dalam sistem pengisian FRS mahasiswa di PSMA-Online, terminator
“Mahasiswa” diperbolehkan ada karena mahasiswa akan mengubah data secara langsung yang
ada di sistem (misalkan data jumlah pengambil mata kuliah tertentu), tetapi terminator “Orang-
tua” tidak boleh ada meskipun ia yang membayar uang kuliah si mahasiswa, karena orang-tua
tidak secara langsung mengubah data di sistem, ia mengubahnya melalui mahasiswa (anaknya).
Di dalam sistem pengisian FRS, “staf” yang bertugas juga tidak boleh dijadikan terminator,
karena mereka adalah internal entity, bukan external entity (pihak yang berada di luar sistem,
tetapi mempengaruhi sistem secara langsung). Dalam pengisian KRS, staf yang dapat dianggap
sebagai terminator adalah Kepala BAAK karena ia tidak berkecimpung secara langsung di
sistem pengisian KRS, tetapi ia dapat menerima informasi dari hasil pengisian FRS.
Jadi, sebelum membuat DFD, hal yang perlu dianalisis adalah “siapa saja yang akan
berhubungan dengan sistem atau siapa saja yang akan menggunakan sistem, baik sebagai
pemberi data maupun penerima informasi”
Setelah diketahui sumber dan tujuannya, maka hal berikut yang perlu dianalisis adalah “data apa
yang diberikan oleh sumber atau diterima oleh tujuan ?.” Data itu bisa berupa satuan data
maupun paket data, baik itu data manual maupun data elektronik. Aliran dari dari sumber atau ke
tujuan disebut dengan “data flow” atau arus data. Simbolnya adalah sebuah garis (baik garis
lurus, melengkung atau siku yang memiliki arah (mata panah). Di dekatnya (di atas atau di
bawahnya, dan mendekati mata panahnya) diberi data yang dibawa.
Berikut contohnya:
12. Gambar 2. Arus data “Formulir Rencana Studi”
Jika terminator “Mahasiswa” digabung dengan arus datanya yang menjadi:
Gambar 3. Terminator “Mahasiswa” memberi data “Formulir Rencana Studi”
Maka itu berarti, mahasiswa membawa data (untuk sistem) yang berupa Formulir Rencana Studi
yang di dalamnya berisi biodata mahasiswa (NPM, Nama, Kelas) dan daftar mata kuliah yang
akan diambilnya.
Simbol berikutnya adalah simbol “Proses,” yaitu simbol yang menjelaskan proses yang
dilakukan terhadap data yang diberikan. Proses disimbolkan dengan lingkaran yang di dalamnya
ditulis proses ke berapa, dan apa proses yang dilakukan. Berikut contohnya:
Gambar 3. Proses “Mengecek Keabsahan Mahassiwa”
Jika digabung dengan dua simbol sebelumnya menjadi:
Gambar 4. Penggabungan tiga simbol.
Dari ketiga simbol tersebut, ceritanya adalah “mahasiswa datang membawa formulir rencana
studi ke sistem dan proses yang pertama kali dilakukan oleh sistem adalah mengecek keabsahan
mahasiswa.”
13. Apa yang dicek untuk mengetahui keabsahan mahasiswa ?, bisa jadi NPM atau yang ditulis
salah, bisa juga jadwal pengisian untuk kelasnya bukan di sesi ini, dan sebagainya. Dengan apa
sistem mengeceknya ?. Yang dikatakan sistem di sini adalah sistem komputerisasinya dan/atau
staf yang bertugas (internal entity). Mengeceknya bisa dilakukan dengan membaca file data oleh
softwarenya, misalnya file MAHASISWA, bisa juga staf mengecek melalui jadwal pengisian
KRS.
Simbol untuk melambangkan berkas yang akan dibaca atau ditulis disebut dengan “Data Store”
atau penyimpan data. Lambang yang digunakan adalah dua garis paralel yang di antaranya ditulis
nama berkasnya. Contoh:
Gambar 5. Data store “MAHASISWA”
Jika digabung dengan sebelumnya dan dilengkapi menjadi:
Gambar 6. Keempat simbol dalam DFD
Jadi, pada proses nomor 1, sistem akan mengecek keabsahan mahasiswa melalui dua berkas,
yaitu berkas “Mahasiswa” atau file mahasiswa yang berisi biodata mahasiswa dan berkas
“Jadwal” yang bisa merupakan dokumen manual yang dicek oleh staf.
Dapat diperhatikan bahwa arah panah ke luar meninggalkan data store yang dapat berarti berkas
tersebut hanya “dibaca” dan tidak akan mengubah isi yang data sudah ada di dalamnya. Berbeda
jika arah panahnya masuk ke arah data store yang berarti ada kegiatan menulis atau mencatat
data ke dalam data store sehingga isi data store tersebut akan berubah, misalkan:
Gambar 7. Proses perekaman data
14. Jadi, ada 4 simbol di dalam DFD, yaitu (1) Terminator, (2) data flow, (3) process, dan (4) data
store.
Levelisasi DFD: 1. Context Diagram
Penggambaran DFD dimulai dengan Diagram Konteks yang umumnya belum tergambar data
store-nya, dan prosesnya masih secara global (nomor 0), sehingga sering disebut dengan
“sistem”. Contoh dalam sistem pengisian KRS berikut:
Gambar 8. Diagram konteks untuk “Sistem Pengisian KRS”
Apakah di level ini tidak boleh ada data store ?. Tentu boleh, jika data store tersebut telah
dibuat oleh pihak lain tetapi wajib digunakan di sistem ini (bukan dicreate sendiri oleh staf
internal).
Contoh, jika di dalam sistem pengisian KRS tersebut ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
mahasiswa yang dibuat oleh pihak lain (bukan oleh PSMA-Online) dan tidak ada datanya di
PSMA-Online, maka data store tersebut boleh ditulis. Misalkan pihak “Sekretariat Jurusan”
memberi syarat bahwa mahasiswa yang akan mengisi KRS harus sudah mendapat persetujuan
(tanda tangan dan cap) dari Sekretariat Jurusan, maka data store tersebut dapat dituliskan.
Gambar 9. Diagram konteks untuk sistem pengisian KRS dengan data store
Karena ada syarat, bisa jadi mahasiswa akan mendapat penolakan jika belum memenuhi syarat
tersebut.
15. Jadi, dalam pembuatan DFD konteks, perlu dianalisis:
1. Data apa saja (keseluruhan) yang akan diberikan oleh terminator ke sistem;
2. Data atau Informasi apa saja (keseluruhan) yang akan diterima terminator dari sistem.
Levelisasi DFD: 2. Zero Diagram
Diagram nol adalah diagram yang mengurai diagram konteks menjadi proses-proses yang
lebih detil, misalkan yang di konteks hanya ada 1 lingkaran (proses), maka di diagram nol bisa
menjadi banyak lingkaran (banyak proses) sehingga tergambar aliran data dari sumber ke tujuan
serta proses-proses yang dilakukannya. Di diagram nol juga mulai digunakan data stores yang
dibutuhkan. Misalkan, dari MAHASISWA sampai ke Ka. BAAK proses yang akan terjadi
adalah (1) Mengecek Keabsahan Mahasiswa (2) Proses Pengisian Mata Kuliah yang Akan
Diambil Mahasiswa, (3) Pengecekan Jumlah SKS yang diambil mahasiswa, (4) Pencetakan KRS,
(5) Pengambilan KRS oleh Mahasiswa, (6) Rekapitulasi Data Akademik berdasarkan Pengisian
KRS, (7) Pencetakan atau Pemberian Laporan Akademik kepada Ka. BAAK.
Satu hal yang harus diperhatikan bahwa jumlah terminator serta arus data yang masuk ke dan
keluar dari terminator HARUS SAMA banyak dan istilahnyapun harus sama dengan di
konteksnya. Jadi, jangan ada penambahan atau pengurangan jumlah terminator beserta arus data
yang masuk ke dan keluar darinya dari diagram konteksnya.
Levelisasi DFD: 2. Detail Process Diagram
Diagram selanjutnya adalah diagram detil untuk proses tertentu yang perlu didetilkan
lagi. Misalkan
proses (5) Pengambilan KRS oleh Mahasiswa, bisa didetilkan dengan proses (5.1) Penyerahan
pasfoto oleh mahasiswa, (5.2) penempelan dan penstempelan foto di KRS, (5.3). Tanda terima
penyerahan KRS.
Penggambaran proses detil ini tidak menggambarkan proses di nomor-nomor lainnya, misal:
16. Gambar 10. Contoh diagram detil untuk proses 5
Setelah DFD selesai, maka langkah selanjutnya adalah membuat ERD. Satu hal yang
penting dari penggambaran DFD adalah, kita tahu data stores (files) apa saja yang kita butuhkan
untuk membuat sistem ini, khususnya yang berhubungan dengan data elektronis (yang akan
menjadi elemen basis data).
Data stores tersebut selanjutnya kita relasikan agar menjadi sebuah sistem (karena sistem adalah
satu kesatuan dari berbagai elemen yang ada), jadi seluruh file harus dapat dihubungkan dan
saling terhubung agar membentuk sebuah sistem.
Sebuah data store di DFD akan menjadi entitas (master file) atau relationship (transaction file)
di ERD. Lambang-lambang atau simbol-simbol yang digunakan di ERD adalah: (1) Entity Set
atau entitas, (2) relationship, (3) atribut, dan (4) garis penghubung yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan hubungan antarentitasnya (cardinality degree = derajat kardinalitasnya).
Contoh:
17. REFERENSI
[1]http://www.bpmn.org/Documents/FAQ.htm (diakses tanggal 2 Desember 2010)
[2]http://www.bpmnforum.com/FAQ.htm (diakses tanggal 1 Desember 2010)
[3]Grosskopf, Decker and Weske. 2009. The Process: Business Process Modeling using BPMN.
Meghan Kiffer Press.
[4]Chonoles, Michael Jesse; James A. Schardt (2003). UML 2 for Dummies. Wiley Publishing
[5]Jacobson, Ivar; Grady Booch; James Rumbaugh (1998). The Unified Software Development
Process. Addison Wesley Longman
[6]Daniela C.C Peixoto, Vitor A. Batista; Brazil. Universidade Federal de Minas Gerisa; “A
Comparison of BPMN and UML 2.0 Activity Diagrams”
[7]Eloranta, Lauri and Kalio, Eero. A Notation Evaluation of BPMN and UML Activity Diagrams.
2006
[8]http://www.bpm-research.com/forum /index.php?showtopic=501(diakses tanggal 10
Desember 2010.
[9]Chun Ouyang, Marlon Dumas, Wil. M.P. “From Business Process Models to Process oriented
Software System”.
[10]Zauram, Maurek. Business Process Simulation Using Coloured Petri Nets. University of
Tartu. May 2010
[11]https://www.researchgate.net/publication/277822124_Pemodelan_Proses_Bisnis_B2B_de
ngan_BPMN_Studi_Kasus_Pengadaan_Barang_pada_Divisi_Logistik
[12] http://belajar-barengan.blogspot.com/2013/05/ppl-data-flow-diagram-dfd.html