3. MATERI YANG
DIBAHAS PENGERTIAN BATU BATA
01
KELEBIHAN & KEKURANGAN
BATU BATA
02
SPESIFIKASI BATU BATA DI
INDONESIA
03
PERHITUNGAN JUMLAH
KEBUTUHAN
04
4. MATERI YANG
DIBAHAS PEMASANGAN BATU BATA
05
MORTAR & FUNGSINYA
06
KETEBALAN DINDING
07
SIAR & SYARAT RAKITAN BATU
BATA
08
5. Batu bata atau bata merah adalah batu buatan dari bahan tanah
atau lempung yang diolah menjadi pulen dan dicetak dalam ukuran
tertentu yang dibakar sampai warna merah-kemerahan.
Menurut SNI-2094-1991 merupakan unsur bahan bangunan yang
digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan, dibuat dari tanah
dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar pada suhu yang
cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
PENGERTIAN BATU BATA
10. PEMASANGAN BATU
BATA
Pada pembuatan dinding batu
bata diperlukan batu bata yang
utuh, terutama untuk dinding
½ batu.
Pada kondisi tertentu di
perlukan batu bata yang tidak
utuh, misalnya ¾ dan/atau ½
ukuran sebagai yang terkecil.
Maksud batu bata ¾ dan ½ adalah
batu bata yang dipotong
melintang (bukan membelah) dan
kemudian dalam penggambaran
diberikan tanda khusus.
11. PEMASANGAN BATU
BATA
Pada keperluan tertentu batu
bata ¼ digunakan sebagai
pengisi saja bukan bagian
utama rakitan batu bata.
Untuk keperluan tertentu batu
bata di runcingkan, tetapi
hanya untuk ukuran minimal ¾
bata saja.
12. Mortar/Adukan/Spesi
Mortar (sering disebut juga mortel atau
spesi) adalah campuran yang terdiri dari
pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk
sampai homogen. Pasir sebagai bahan
bangunan dasar harus direkatkan dengan
bahan perekat.
Fungsinya adalah sebagai perekat batu
bata satu dengan lainnya sehingga menjadi
satu kesatuan dinding yang kokoh.
Dengan adanya perekat spesi tersebut
pada dinding tampak terlihat dalam
penggambaran sebagi alur-alur yang
biasanya disebut siar atau nut/voeg .
13. Alur-alur/siar ini ada dua
macam
* Alur datar (siar datar) dengan tebal antara 1
– 1,5 cm.
*Alur tegak (siar tegak) dengan tebal antara
0,8 – 1 cm.
*Alur datar (siar datar) dengan tebal antara 1
– 1,5 cm.
*Alur tegak (siar tegak) dengan tebal antara
0,8 – 1 cm.
14. PERSYARATAN RAKITAN
BATU BATA
Siar tegak tidak boleh dibuat terus menerus sehingga membentuk
garis lurus dan segaris
01
02
03
04
Siar tegak dan siar datar harus terisi penuh dengan
perekat/spesi
Harus dengan batu bata yang utuh terutama pasangan dinding ½
batu, kecuali untuk tempat tertentu (ujung/pertemuan sudut dan
sejenisnya
Rakitan dibuat sesederhana mungkin, umumnya dinding
yang tidak tebal hanya dengan dua macam lapisan saja
15. KETEBALAN DINDING
Tebal dinding ditentukan
menurut satuan panjang
batu bata.
Artinya bila tebal
tembok adalah (1 batu)
berarti tebal tembok
sama dengan panjang
batu bata tersebut.
Bila tebal tembok ½
batu adalah sama
dengan ½ panjang
batu bata atau
disamakan dengan
lebar batu bata
16. ISTILAH LAPISAN DILIHAT DARI
POSISI/LETAK BATU BATA
Lapisan Kop : batu batanya
melintang tembok (arah tebal
dinding)
Lapisan Strek : batu batanya
arah membujur tembok (arah
panjang dinding)