Modul ini membahas epidemiologi penyakit kusta, termasuk distribusi kasus kusta secara geografis dan waktu, serta faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit kusta. Modul ini juga menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penularan penyakit kusta."
1. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
1
MATA INTI 1
EPIDEMIOLOGI
(PENGANTAR)
Modul ini mengajak anda mengkaji lebih dalam tentang Epidemiologi Kusta.
Mengingat materi ini adalah salah satu kunci memahami Kusta di Indonesia, maka
ketika anda berhasil mempelajari materi ini dengan khidmat berarti anda sudah dapat
melihat gambaran besar penyakit ini.
Modul ini terbagi dalam tiga (tiga) bagian. Bagian pertama membahas tentang
distribusi Kusta, bagian kedua membahas faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit kusta dan bagian ketiga upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai
penularan penyakit kusta.
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah
yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi
meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan
yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, sosial ekonomi
dari masyarakat.
Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu
eliminasi kusta tahun 2000, sehingga penyakit kusta tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada tahun 2000,
namun demikian berdasarkan data yang dilaporkan, jumlah penderita baru, proporsi
cacat tingkat 2 dan anak sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan yang
bermakna.
Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain di Dunia, sehingga pada tahun 2009
ILEP/WHO mengeluarkan “ Penguatan Strategi Global untuk terus menurunkan beban
akibat Penyakit Kusta (2011-2015)”.
Sejak tahun 2011, strategi ini sudah diadopsi dalam menentukan kebijakan Nasional
pengendalian penyakit kusta di Indonesia.
Nah dengan niat belajar dan berpikir positif kami yakin anda dapat mempelajarinya
dengan tuntas materi ini.
2. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
2
---LMS----
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata pelatihan ini, peserta akan dapat menjelaskan
tentang epidemiologi kusta
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta akan dapat:
1. Mengetahui epidemiologi kusta
a. Menjelaskan disktribusi kusta
b. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit kusta
c. Menjelaskan upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai penularan
penyakit kusta.
3. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
3
---LMS----
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KUSTA
Sebelum membahas lebih jauh tentang Epidemiologi Kusta, coba kita perhatikan video
berikut ini
bagaimana menurut anda? Tuliskan kesimpulan anda terkait video tersebut?
Terima kasih, berdasarkan tayangan tersebut, secara garis besar bahwa
epidemiologi kusta secara umum Epidemiologi penyakit kusta adalah ilmu yang
mempelajari distribusi, frekuensi dan faktor-faktor yang menentukan kejadian
penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan pada masyarakat dan
aplikasinya dengan pengendalian masalah tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=mF_wycUwCK4
INSERT FORUM DISKUSI
4. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
4
---LMS----
Berikut adalah ilustrasi interaksi antara berbagai faktor penyebab timbulnya suatu
penyakit
- Pejamu (host)
- Agent (kuman)
- Lingkungan
Melalui suatu proses yang dikenal sebagai Rantai infeksi yang terdiri dari 6
komponen. Nah coba anda urutkan rantai infeksi tersebut:
INSERT KUIS: peserta Mengurutkan/ mencocokan urutan (LMS bisa gak)
(1)
Penyebab
(2)
Sumber
penularan
(3)
Cara keluar
dari sumber
penularan
(4)
Cara
penularan
(5)
Cara
masuk ke
Host
(6)
Host.
Nah, dengan mengetahui proses terjadinya infeksi atau rantai penularan penyakit
maka intervensi yang sesuai dapat dilakukan untuk memutuskan mata rantai
penularan tersebut.
---LMS----
5. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
5
PDF -------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 1
Distribusi Penyakit Kusta
1) Distribusi penyakit kusta menurut geografi
Distribusi angka penemuan kasus baru kusta di Indonesia terlihat pada
gambar 1.1
Gambar 1.1
Peta Distribusi Kasus Kusta Tk Provinsi Di Indoneisa
Tahun 2019
6. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
6
Tabel 1.1
Situasi Kusta Menurut Regional WHO pada Tahun 2018
Regional WHO Jumlah Kasus Baru
yang Ditemukan tahun
2018 (Case Detection
Rate)
Jumlah Kasus kusta
Terdaftar (Prevalensi) awal
tahun 2019
Afrika 20.590 (1,93) 22.865 (0,21)
Amerika 30.957 (3,08) 34.358 (0,34)
Asia Tenggara 148.495 (7,49) 114.004 (0,58)
Mediterania
Timur
4.356 (0,62) 5.096 (0,07)
Pasifik Barat 4.193 (0,22) 7.876 (0,04)
Eropa 50 (0,01) 39 (<0,0)
Total 208.641 (2,74) 184.238 (0,24)
a. Case detection rate dalam tanda kurung per 100.000 penduduk
b. Prevalence rate terlihat dalam tanda kurung per 10.000 penduduk
Sementara itu di regional Asia Tenggara distribusi kasus kusta bervariasi
berdasarkan penemuan kasus baru dan prevalensi seperti terlihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 1.2
Situasi Kusta di Wilayah WHO SEARO pada Tahun 2018
Negara
Jumlah Kasus Baru yang
Ditemukan
Jumlah Kasus Kusta
Terdatar akhir tahun 2018
Bangladesh 3.729 3.240
Bhutan 12 15
Korea utara 0 0
India 120.334 85.302
Indonesia 17.017 18.529
Maladewa 7 8
Myanmar 2.214 2.117
Nepal 3.294 2.882
Sri Lanka 1.703 1.469
Thailand 125 334
Timor Leste 105 108
Total 148.495 114.004
7. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
7
2) Distribusi menurut waktu
Seperti terlihat pada tabel di bawah, terdapat 16 negara yang
melaporkan lebih dari 1000 kasus baru selama tahun 2012. Enam belas negara
ini mempunyai kontribusi 95% dari seluruh kasus baru di dunia.
Dari tabel ini terlihat bahwa secara global terjadi penurunan penemuan
kasus baru, akan tetapi beberapa negara seperti India, Nepal, dan Filipina
menunjukkan peningkatan deteksi kasus baru.
8. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
8
Tabel 1.3 Tren Penemuan Kasus Baru pada 16 Negara yang Melaporkan >1000 Kasus Tahun 2009-2018
Data Program Kusta Tahun 2016
Negara 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bangladesh 5.239 3.848 3.970 3.688 3.141 3.622 3.976 3.000 3.754 3.729
Brazil 37.610 34.894 33.955 33.303 31.044 31.064 26.395 25.218 26.875 28.660
Pantai Gading 884 NR 770 1.030 1.169 910 891 895 773 645
Republik Demokratik
Kongo
5.062 5.049 3.949 3.607 3.744 3.272 4.237 3.765 3.649 3.323
Ethiopia 4.417 4.430 NR 3.776 4.374 3.758 3.970 3.692 3.114 3.218
India 133.717 126.800 127.295 134.752 126.913 125.785 127.326 135.485 126.164 120.334
Indonesia 17.260 17.012 20.023 18.994 16.856 17.025 17.202 16.826 15.910 17.017
Madagaskar 1.572 1.520 1.577 1.474 1.569 1.617 1.487 1.780 1.430 1.424
Myanmar 3.147 2.936 3.082 3.013 2.950 2.877 2.571 2.609 2.279 2.214
Nepal 4.394 3.118 3.184 3.492 3.225 3.046 2.751 3.054 3.215 3.249
Nigeria 4.219 3.913 3.623 3.805 3.385 2.983 2.892 2.687 2.447 2.095
Filipina 1.795 2.041 1.818 2.150 1.729 1.655 1.617 1.721 1.908 2.176
Sudan Selatan 1.799 1.801 576 691 NR NR NR 761
Sudan 2.100 2.394 706 727 677 684 624 624 551 509
Sri Lanka 1.875 2.027 2.178 2.191 1.990 2.157 1.977 1.832 1.877 1.703
Somalia 109 47 255 139 NR 14 107 635 1.576 2.610
Republik Tanzania 2.654 2.349 2.288 2.528 2.005 1.947 2.256 2.047 1.936 1.482
Total (%) 225.442
(92)
211.261
(92)
210.655
(93)
220.810
(95)
205.018
(95)
202.541
(95)
200.279
(94)
205.870
(94)
197.458
(93)
195.149
(93)
Total Global 244.796 228.474 226.626 232.857 215.656 213.889 211.973 217.971 211.182 208.641
9. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
9
N
o
Provinsi
Jumlah
Penduduk
Penemuan Kasus Baru
CDR
per
100.000
pop
Kasus
Terdaftar
Prev.
Per
10.000
pop
P/D
RFT rate tahun
2015 (%)
Relaps
MB % MB
Perem
puan
%
Perem
puan
Anak
%
Anak
Cacat
Tk 2
%
Cacat
Tk 2
Angka
Cacat
Tk.2
Total
Kasus
Baru
PB MB
1 Aceh 5.096.248 333 78,91 166 39,34 64 15,17 37 8,77 7,26 422 8,28 405 0,79 0,96 84,25 80,00 4
2 Sumatera Utara 14.102.911 157 88,70 60 33,90 14 7,91 31 17,51 2,20 177 1,26 210 0,15 1,19 95,00 90,28 2
3 Sumatera Barat 5.259.528 36 66,67 24 44,44 4 7,41 4 7,41 0,76 54 1,03 50 0,10 0,93 52,38 91,78 1
4 Riau 6.500.971 116 80,56 52 36,11 7 4,86 7 4,86 1,08 144 2,22 167 0,26 1,16 80,00 86,67 4
5 Jambi 3.458.926 59 96,72 10 16,39 4 6,56 8 13,11 2,31 61 1,76 95 0,27 1,56 88,89 90,41 2
6
Sumatera
Selatan
8.160.901 244 87,77 124 44,60 16 5,76 26 9,35 3,19 278 3,41 308 0,38 1,11 48,72 83,33 4
7 Bengkulu 1.904.793 16 80,00 3 15,00 - 0,00 5 25,00 2,62 20 1,05 21 0,11 1,05 100,00 85,71 3
8 Lampung 8.205.141 72 93,51 33 42,86 3 3,90 - 0,00 0,00 77 0,94 170 0,21 2,21 88,89 84,75 2
9 Dki Jakarta 10.277.628 277 89,35 93 30,00 14 4,52 15 4,84 1,46 310 3,02 413 0,40 1,33 46,15 22,05 11
10 Jawa Barat 47.379.389 1.819 88,91 663 32,40 195 9,53 213 10,41 4,50 2.046 4,32 2401 0,51 1,17 96,39 90,44 24
11 Jawa Tengah 34.019.095 1.421 88,32 567 35,24 109 6,77 158 9,82 4,64 1.609 4,73 1871 0,55 1,16 93,13 88,93 16
12 Di Yogya 3.720.912 23 57,50 17 42,50 6 15,00 - 0,00 0,00 40 1,08 37 0,10 0,93 - 80,00 2
13 Jawa Timur 39.075.152 3.436 85,92 1636 40,91 345 8,63 445 11,13 11,39 3.999 10,23 4064 1,04 1,02 95,88 90,52 36
14
Kalimantan
Barat
4.861.738 83 91,21 38 41,76 8 8,79 8 8,79 1,65 91 1,87 122 0,25 1,34 75,00
100,0
0
2
15
Kalimantan
Tengah
2.550.192 51 100,00 5 9,80 2 3,92 2 3,92 0,78 51 2,00 63 0,25 1,24 90,91 92,59 2
16
Kalimantan
Selatan
4.055.479 110 88,71 39 31,45 4 3,23 18 14,52 4,44 124 3,06 164 0,40 1,32 82,35 81,66 4
17
Kalimantan
Timur
3.501.232 133 84,18 51 32,28 11 6,96 2 1,27 0,57 158 5,00 169 0,48 1,07 88,89 94,41 5
18 Sulawesi Utara 2.436.921 347 91,56 132 34,83 34 8,97 15 3,96 6,16 379 15,55 401 1,65 1,06 100,00 88,38 6
19
Sulawesi
Tengah
2.921.715 283 89,27 121 38,17 25 7,89 14 4,42 4,79 317 10,85 333 1,14 1,05 100,00 92,55 1
11. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
11
Grafik.1.1
Tren Angka Prevalensi dan Penemuan Kusta Baru tahun 2011-2019
3) Distribusi menurut orang
a) Etnik atau suku
Kejadian penyakit kusta menunjukkan adanya perbedaan
distribusi dapat dilihat karena faktor geografi. Namun jika diamati dalam
satu negara atau wilayah yang sama kondisi lingkungannya ternyata
perbedaan distribusi dapat terjadi karena faktor etnik.
Di Myanmar kejadian kusta lepromatosa lebih sering terjadi
pada etnik Burma dibandingkan dengan etnik India. Situasi di Malaysia
juga mengindikasikan hal yang sama, kejadian kusta lepromatosa lebih
banyak pada etnik China dibandingkan etnik melayu dan India.
b) Faktor sosial ekonomi
Sudah diketahui bahwa faktor sosial ekonomi berperan penting
dalam kejadian kusta. Hal ini terbukti pada negara-negara di Eropa.
Dengan adanya peningkatan sosial ekomomi, maka kejadian kusta
sangat cepat menurun bahkan hilang. Kasus kusta pada pendatang di
negara tersebut ternyata tidak menularkan kepada orang yang sosial
ekonominya tinggi.
12. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
12
c) Distribusi menurut umur
Berdasarkan statistik, distribusi penyakit kusta menurut umur
dilaporkan berdasarkan penemuan kasus baru karena saat timbulnya
penyakit sangat sulit diketahui. Pada penyakit kronik seperti kusta,
informasi berdasarkan data penemuan kasus baru dan data umur pada
saat timbulnya penyakit mungkin tidak menggambarkan resiko spesifik
umur. Kusta diketahui terjadi pada semua usia berkisar antara bayi
sampai usia lanjut (3 minggu sampai lebih dari 70 tahun). Namun yang
terbanyak adalah pada umur muda dan produktif.
d) Distribusi menurut jenis kelamin
Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Berdasarkan laporan,
sebagian besar negara didunia kecuali di beberapa negara di Afrika
menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dari pada wanita.
Relatif rendahnya kejadian kusta pada perempuan kemungkinan karena
faktor lingkungan atau faktor sosial budaya. Pada kebudayaan tertentu
akses perempuan ke pusat pelayanan kesehatan sangat terbatas.
PDF --------------------------------------------------------------------------------------------------------
13. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
13
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TERJADINYA SAKIT KUSTA
1) Penyebab
Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae dimana untuk
pertama kali ditemukan oleh G.H.Armauer Hansen pada tahun 1873.
M.Leprae hidup dalam sel dan mempunyai afinitas yang besar pada sel
saraf (Schwan Cell)dan sel dari sistem retikulo endotelial.
Waktu pembelahan sangat lama, yaitu 2 – 3 minggu. Di luar tubuh manusia
(dalam kondisi tropis) kuman kusta dari sekret nasal dapat bertahan
sampai 9 hari. Pertumbuhan optimal in vivo kuman kusta pada tikus adalah
27-30°C.
2) Sumber Penularan
Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini yang dianggap sebagai
sumber penularan walaupun kuman kusta dapat hidup pada armadillo,
simpanse dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar
thymus (Athymic nude mouse).
3) Cara keluar dari Pejamu (Host)
Mukosa hidung telah lama dikenal sebagai sumber dari kuman. Suatu
kerokan hidung dari penderita tipe lepromatous yang tidak diobati
menunjukkan jumlah kuman sebesar 104 -
107
. Dan telah terbukti bahwa
saluran napas bagian atas dari penderita tipe lepromatous merupakan
sumber kuman yang terpenting di dalam lingkungan.
4) Cara Penularan
Kuman kusta mempunyai masa inkubasi rata-rata 2 – 5 tahun, akan tetapi
dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila M. Leprae yang utuh
(hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk ke dalam tubuh orang lain.
Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama
dengan penderita. Penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO
tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain.
5) Cara masuk kedalam pejamu
Tempat masuk kuman kusta ke dalam tubuh pejamu sampai saat ini belum
dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya adalah melalui saluran
pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang tidak utuh.
14. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
14
6) Pejamu (Tuan rumah = Host)
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta setelah kontak dengan
penderita, hal ini disebabkan karena adanya imunitas. M. Leprae termasuk
kuman yang obligat intraseluler, dan sistem kekebalan yang paling efektif
adalah kekebalan seluler. Faktor fisiologik seperti pubertas, menopause,
kehamilan serta faktor infeksi dan malnutrisi dapat meningkatkan perubahan
klinis penyakit kusta.
Sebagian besar (95 %) manusia kebal terhadap kusta, hanya sebagian kecil
yang dapat ditulari (5%). Dari 5 % yang tertular tersebut sekitar 70 % dapat
sembuh sendiri dan hanya 30 % yang menjadi sakit.
Contoh:
Dari 100 orang yang terpapar; 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh
sendiri tanpa obat, 2 orang menjadi sakit dimana hal ini belum
memperhitungkan pengaruh pengobatan.
Seseorang dalam lingkungan tertentu akan termasuk dalam salah satu dari
3 kelompok berikut ini, yaitu :
a) Pejamu yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi merupakan kelompok
terbesar yang telah atau akan menjadi resisten terhadap kuman kusta.
b)Pejamu yang mempunyai kekebalan rendah terhadap kuman kusta,
bila menderita penyakit kusta biasanya tipe PB.
c) Pejamu yang tidak mempunyai kekebalan terhadap kuman kusta
yang merupakan kelompok kecil, bila menderita kusta biasanya tipe
MB.
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
15. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
15
---LMS----
INSERT KUIS
Dari Materi yang anda pada materi pokok bahasan 2
tersebut, sekarang silahkan anda jawab Benar atau
Salahkah Pernyataan berikut ?
Kusta adalah penyakit keturunan
B - S
Seseorang dapat terjangkit penyakit kusta kalau bergaul dengan penderita yang
telah berobat MDT tetapi ada luka di kakinya.
B - S
Mengobati penderita kusta bukanlah cara memutuskan mata rantai penularan
B - S
---LMS----
16. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
16
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 3
UPAYA PENGENDALIAN ATAU PEMUTUSAN MATA RANTAI
PENULARAN
Penentuan kebijakan dan metoda pengendalian penyakit kusta sangat
ditentukan oleh pengetahuan epidemiologi kusta dan perkembangan ilmu dan
tekhnologi di bidang kesehatan.
Upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta dapat dilakukan
melalui :
a. Pengobatan MDT pada penderita kusta
b. Vaksinasi BCG.
Dari hasil penelitian di Malawi, tahun 1996 didapatkan bahwa pemberian
vaksinasi BCG satu dosis dapat memberikan perlindungan sebesar 50 %,
dengan pemberian dua dosis dapat memberikan perlindungan terhadap kusta
hingga 80 %. Namun demikian penemuan ini belum menjadi kebijakan
program di Indonesia dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, karena
penelitian di beberapa negara memberikan hasil yang berbeda.
Berikut ini adalah bagan dimana kita dapat melakukan intervensi
terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sakit kusta dalam rangka
memutuskan mata rantai penularan.
17. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
17
Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Alur 1. 1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara penulaan
utama: Melalui
percikan droplet
Tuan
rumah/Host:
yang
kekebalannya
kurang
Cara
masuk ke
host: dari
saluran
nafas
Cara
keluar: dari
saluran
nafas
Menjadi sakit dan tubuh
mereka menjadi tempat
perkembangan
Mycobacterium leprae
Penderita
Kusta
menjadi
sumber
penularan
Pengobatan
MDT
- Vaksinasi
- Kemoprofilaksis
(Masih dalam
pengembangan)
18. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
18
----LMS----
(TUGAS) INSERT KUIS
NAH mari kita STUDI KASUS :
Ibu Nina, guru TK Apik yang baru kembali dari penataran selama 2 minggu, melihat
ada undangan syukuran dan perkenalan di rumah keluarga Mamat, tetangga yang
baru pindah di depan rumah.
Ibu Nina ingin hadir bersama Ibu Siti teman sebelah rumah. Setiba dirumah Ibu Siti
kebetulan ada ibu-ibu lain.
Sebelum Ibu Nina buka mulut, mereka sudah serentak mengatakan : “ Nah ini pasti
mau mengajak ke undangan nanti malam ke rumah keluarga Mamat?”.
Setelah duduk Ibu Nina diberi tahu tentang isu yang beredar, dikatakan bahwa Pak
Mamat sakit kusta, sehingga teman teman tidak ingin menghadiri undangan nanti
malam. Mereka melarang anak-anak Ibu Nina untuk bermain dengan anaknya Pak
Mamat dan juga mereka melarang Ibu Nina untuk menerima murid anak Pak Mamat.
Ibu Nina penasaran “Penyakit macam apa Kusta itu ? Karena siang tadi Ibu Nina
melewati rumah Pak Mamat yang kebetulan berada di teras rumah dan sempat
menyapa, tampaknya ia sehat-sehat saja.
Mengapa tidak boleh bermain dengan anak-anak penderita Kusta ? Sangat
menularkah ? Bila dikirim makanan apakah harus dibuang ?Dalam keadaan krisis
moneter ini sangat tidak pantas membuang makanan, lagipula kasihan anak-anak Pak
mamat.
Ibu Nina segera mendatangi Puskesmas terdekat untuk mendapatkan jawaban dari
Petugas Kesehatan, Apa sebenarnya penyakit kusta !
Sekarang Saudara-Saudara sebagai Petugas kesehatan Puskesmas dapatkah
membantu ibu Nina menjelaskan mengenai penyakit kusta ? silahkan jawab dalam
kolom dibawah ini
---LMS----
Insert forum diskusi
19. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
19
---LMS----
INSERT KUIS
Silahkan saudara Jawab pertanyaan berikut ini !
1. Apa nama bakteri yang menyebabkan penyakit kusta?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Bagaimana cara penularannya?
………..………………………………………………………………………..
…..……………………………………………………………………………..
……….………………………………………………………………………..
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit kusta?
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
---LMS----