SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
1
MATA INTI 1
EPIDEMIOLOGI
(PENGANTAR)
Modul ini mengajak anda mengkaji lebih dalam tentang Epidemiologi Kusta.
Mengingat materi ini adalah salah satu kunci memahami Kusta di Indonesia, maka
ketika anda berhasil mempelajari materi ini dengan khidmat berarti anda sudah dapat
melihat gambaran besar penyakit ini.
Modul ini terbagi dalam tiga (tiga) bagian. Bagian pertama membahas tentang
distribusi Kusta, bagian kedua membahas faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit kusta dan bagian ketiga upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai
penularan penyakit kusta.
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah
yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi
meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan
yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, sosial ekonomi
dari masyarakat.
Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu
eliminasi kusta tahun 2000, sehingga penyakit kusta tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada tahun 2000,
namun demikian berdasarkan data yang dilaporkan, jumlah penderita baru, proporsi
cacat tingkat 2 dan anak sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan yang
bermakna.
Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain di Dunia, sehingga pada tahun 2009
ILEP/WHO mengeluarkan “ Penguatan Strategi Global untuk terus menurunkan beban
akibat Penyakit Kusta (2011-2015)”.
Sejak tahun 2011, strategi ini sudah diadopsi dalam menentukan kebijakan Nasional
pengendalian penyakit kusta di Indonesia.
Nah dengan niat belajar dan berpikir positif kami yakin anda dapat mempelajarinya
dengan tuntas materi ini.
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
2
---LMS----
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata pelatihan ini, peserta akan dapat menjelaskan
tentang epidemiologi kusta
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta akan dapat:
1. Mengetahui epidemiologi kusta
a. Menjelaskan disktribusi kusta
b. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit kusta
c. Menjelaskan upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai penularan
penyakit kusta.
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
3
---LMS----
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KUSTA
Sebelum membahas lebih jauh tentang Epidemiologi Kusta, coba kita perhatikan video
berikut ini
bagaimana menurut anda? Tuliskan kesimpulan anda terkait video tersebut?
Terima kasih, berdasarkan tayangan tersebut, secara garis besar bahwa
epidemiologi kusta secara umum Epidemiologi penyakit kusta adalah ilmu yang
mempelajari distribusi, frekuensi dan faktor-faktor yang menentukan kejadian
penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan pada masyarakat dan
aplikasinya dengan pengendalian masalah tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=mF_wycUwCK4
INSERT FORUM DISKUSI
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
4
---LMS----
Berikut adalah ilustrasi interaksi antara berbagai faktor penyebab timbulnya suatu
penyakit
- Pejamu (host)
- Agent (kuman)
- Lingkungan
Melalui suatu proses yang dikenal sebagai Rantai infeksi yang terdiri dari 6
komponen. Nah coba anda urutkan rantai infeksi tersebut:
INSERT KUIS: peserta Mengurutkan/ mencocokan urutan (LMS bisa gak)
(1)
Penyebab
(2)
Sumber
penularan
(3)
Cara keluar
dari sumber
penularan
(4)
Cara
penularan
(5)
Cara
masuk ke
Host
(6)
Host.
Nah, dengan mengetahui proses terjadinya infeksi atau rantai penularan penyakit
maka intervensi yang sesuai dapat dilakukan untuk memutuskan mata rantai
penularan tersebut.
---LMS----
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
5
PDF -------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 1
Distribusi Penyakit Kusta
1) Distribusi penyakit kusta menurut geografi
Distribusi angka penemuan kasus baru kusta di Indonesia terlihat pada
gambar 1.1
Gambar 1.1
Peta Distribusi Kasus Kusta Tk Provinsi Di Indoneisa
Tahun 2019
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
6
Tabel 1.1
Situasi Kusta Menurut Regional WHO pada Tahun 2018
Regional WHO Jumlah Kasus Baru
yang Ditemukan tahun
2018 (Case Detection
Rate)
Jumlah Kasus kusta
Terdaftar (Prevalensi) awal
tahun 2019
Afrika 20.590 (1,93) 22.865 (0,21)
Amerika 30.957 (3,08) 34.358 (0,34)
Asia Tenggara 148.495 (7,49) 114.004 (0,58)
Mediterania
Timur
4.356 (0,62) 5.096 (0,07)
Pasifik Barat 4.193 (0,22) 7.876 (0,04)
Eropa 50 (0,01) 39 (<0,0)
Total 208.641 (2,74) 184.238 (0,24)
a. Case detection rate dalam tanda kurung per 100.000 penduduk
b. Prevalence rate terlihat dalam tanda kurung per 10.000 penduduk
Sementara itu di regional Asia Tenggara distribusi kasus kusta bervariasi
berdasarkan penemuan kasus baru dan prevalensi seperti terlihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 1.2
Situasi Kusta di Wilayah WHO SEARO pada Tahun 2018
Negara
Jumlah Kasus Baru yang
Ditemukan
Jumlah Kasus Kusta
Terdatar akhir tahun 2018
Bangladesh 3.729 3.240
Bhutan 12 15
Korea utara 0 0
India 120.334 85.302
Indonesia 17.017 18.529
Maladewa 7 8
Myanmar 2.214 2.117
Nepal 3.294 2.882
Sri Lanka 1.703 1.469
Thailand 125 334
Timor Leste 105 108
Total 148.495 114.004
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
7
2) Distribusi menurut waktu
Seperti terlihat pada tabel di bawah, terdapat 16 negara yang
melaporkan lebih dari 1000 kasus baru selama tahun 2012. Enam belas negara
ini mempunyai kontribusi 95% dari seluruh kasus baru di dunia.
Dari tabel ini terlihat bahwa secara global terjadi penurunan penemuan
kasus baru, akan tetapi beberapa negara seperti India, Nepal, dan Filipina
menunjukkan peningkatan deteksi kasus baru.
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
8
Tabel 1.3 Tren Penemuan Kasus Baru pada 16 Negara yang Melaporkan >1000 Kasus Tahun 2009-2018
Data Program Kusta Tahun 2016
Negara 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bangladesh 5.239 3.848 3.970 3.688 3.141 3.622 3.976 3.000 3.754 3.729
Brazil 37.610 34.894 33.955 33.303 31.044 31.064 26.395 25.218 26.875 28.660
Pantai Gading 884 NR 770 1.030 1.169 910 891 895 773 645
Republik Demokratik
Kongo
5.062 5.049 3.949 3.607 3.744 3.272 4.237 3.765 3.649 3.323
Ethiopia 4.417 4.430 NR 3.776 4.374 3.758 3.970 3.692 3.114 3.218
India 133.717 126.800 127.295 134.752 126.913 125.785 127.326 135.485 126.164 120.334
Indonesia 17.260 17.012 20.023 18.994 16.856 17.025 17.202 16.826 15.910 17.017
Madagaskar 1.572 1.520 1.577 1.474 1.569 1.617 1.487 1.780 1.430 1.424
Myanmar 3.147 2.936 3.082 3.013 2.950 2.877 2.571 2.609 2.279 2.214
Nepal 4.394 3.118 3.184 3.492 3.225 3.046 2.751 3.054 3.215 3.249
Nigeria 4.219 3.913 3.623 3.805 3.385 2.983 2.892 2.687 2.447 2.095
Filipina 1.795 2.041 1.818 2.150 1.729 1.655 1.617 1.721 1.908 2.176
Sudan Selatan 1.799 1.801 576 691 NR NR NR 761
Sudan 2.100 2.394 706 727 677 684 624 624 551 509
Sri Lanka 1.875 2.027 2.178 2.191 1.990 2.157 1.977 1.832 1.877 1.703
Somalia 109 47 255 139 NR 14 107 635 1.576 2.610
Republik Tanzania 2.654 2.349 2.288 2.528 2.005 1.947 2.256 2.047 1.936 1.482
Total (%) 225.442
(92)
211.261
(92)
210.655
(93)
220.810
(95)
205.018
(95)
202.541
(95)
200.279
(94)
205.870
(94)
197.458
(93)
195.149
(93)
Total Global 244.796 228.474 226.626 232.857 215.656 213.889 211.973 217.971 211.182 208.641
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
9
N
o
Provinsi
Jumlah
Penduduk
Penemuan Kasus Baru
CDR
per
100.000
pop
Kasus
Terdaftar
Prev.
Per
10.000
pop
P/D
RFT rate tahun
2015 (%)
Relaps
MB % MB
Perem
puan
%
Perem
puan
Anak
%
Anak
Cacat
Tk 2
%
Cacat
Tk 2
Angka
Cacat
Tk.2
Total
Kasus
Baru
PB MB
1 Aceh 5.096.248 333 78,91 166 39,34 64 15,17 37 8,77 7,26 422 8,28 405 0,79 0,96 84,25 80,00 4
2 Sumatera Utara 14.102.911 157 88,70 60 33,90 14 7,91 31 17,51 2,20 177 1,26 210 0,15 1,19 95,00 90,28 2
3 Sumatera Barat 5.259.528 36 66,67 24 44,44 4 7,41 4 7,41 0,76 54 1,03 50 0,10 0,93 52,38 91,78 1
4 Riau 6.500.971 116 80,56 52 36,11 7 4,86 7 4,86 1,08 144 2,22 167 0,26 1,16 80,00 86,67 4
5 Jambi 3.458.926 59 96,72 10 16,39 4 6,56 8 13,11 2,31 61 1,76 95 0,27 1,56 88,89 90,41 2
6
Sumatera
Selatan
8.160.901 244 87,77 124 44,60 16 5,76 26 9,35 3,19 278 3,41 308 0,38 1,11 48,72 83,33 4
7 Bengkulu 1.904.793 16 80,00 3 15,00 - 0,00 5 25,00 2,62 20 1,05 21 0,11 1,05 100,00 85,71 3
8 Lampung 8.205.141 72 93,51 33 42,86 3 3,90 - 0,00 0,00 77 0,94 170 0,21 2,21 88,89 84,75 2
9 Dki Jakarta 10.277.628 277 89,35 93 30,00 14 4,52 15 4,84 1,46 310 3,02 413 0,40 1,33 46,15 22,05 11
10 Jawa Barat 47.379.389 1.819 88,91 663 32,40 195 9,53 213 10,41 4,50 2.046 4,32 2401 0,51 1,17 96,39 90,44 24
11 Jawa Tengah 34.019.095 1.421 88,32 567 35,24 109 6,77 158 9,82 4,64 1.609 4,73 1871 0,55 1,16 93,13 88,93 16
12 Di Yogya 3.720.912 23 57,50 17 42,50 6 15,00 - 0,00 0,00 40 1,08 37 0,10 0,93 - 80,00 2
13 Jawa Timur 39.075.152 3.436 85,92 1636 40,91 345 8,63 445 11,13 11,39 3.999 10,23 4064 1,04 1,02 95,88 90,52 36
14
Kalimantan
Barat
4.861.738 83 91,21 38 41,76 8 8,79 8 8,79 1,65 91 1,87 122 0,25 1,34 75,00
100,0
0
2
15
Kalimantan
Tengah
2.550.192 51 100,00 5 9,80 2 3,92 2 3,92 0,78 51 2,00 63 0,25 1,24 90,91 92,59 2
16
Kalimantan
Selatan
4.055.479 110 88,71 39 31,45 4 3,23 18 14,52 4,44 124 3,06 164 0,40 1,32 82,35 81,66 4
17
Kalimantan
Timur
3.501.232 133 84,18 51 32,28 11 6,96 2 1,27 0,57 158 5,00 169 0,48 1,07 88,89 94,41 5
18 Sulawesi Utara 2.436.921 347 91,56 132 34,83 34 8,97 15 3,96 6,16 379 15,55 401 1,65 1,06 100,00 88,38 6
19
Sulawesi
Tengah
2.921.715 283 89,27 121 38,17 25 7,89 14 4,42 4,79 317 10,85 333 1,14 1,05 100,00 92,55 1
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
10
20
Sulawesi
Selatan
8.606.375 920 81,85 456 40,57 95 8,45 114 10,14 13,25 1.124 13,06 1057 1,23 0,94 92,81 86,28 24
21
Sulawesi
Tenggara
2.579.916 302 91,79 103 31,31 28 8,51 16 4,86 6,20 329 12,75 348 1,35 1,06 88,57 88,34 1
22 Bali 4.200.069 86 86,87 32 32,32 3 3,03 3 3,03 0,71 99 2,36 108 0,26 1,09 100,00
100,0
0
8
23
Nusa Tenggara
Barat
4.896.162 200 82,30 99 40,74 27 11,11 11 4,53 2,25 243 4,96 281 0,57 1,16 100,00 90,94 0
24
Nusa Tenggara
Timur
5.203.514 216 82,76 55 21,07 73 27,97 2 0,77 0,38 261 5,02 380 0,73 1,46 93,06 93,02 10
25 Maluku 1.715.548 396 89,59 169 38,24 68 15,38 18 4,07 10,49 442 25,76 432 2,52 0,98 93,98 86,32 1
26 Papua 3.207.444 958 75,61 515 40,65 277 21,86 38 3,00 11,85 1.267 39,50 1296 4,04 1,02 89,97 85,02 13
27 Maluku Utara 1.185.912 318 75,53 177 42,04 98 23,28 16 3,80 13,49 421 35,50 458 3,86 1,09 93,27 82,42 8
28 Banten 12.203.148 819 88,44 341 36,83 88 9,50 110 11,88 9,01 926 7,59 976 0,80 1,05 100,00 95,04 23
29 Bangka Belitung 1.401.827 28 90,32 11 35,48 3 9,68 2 6,45 1,43 31 2,21 35 0,25 1,13 100,00 76,92 2
30 Gorontalo 1.150.765 167 94,35 60 33,90 11 6,21 11 6,21 9,56 177 15,38 183 1,59 1,03 95,00 87,69 3
31 Papua Barat 893.362 553 61,10 369 40,77 260 28,73 5 0,55 5,60 905 101,30 974 10,90 1,08 84,15 64,80 3
32 Sulawesi Barat 1.306.478 136 75,14 72 39,78 18 9,94 6 3,31 4,59 181 13,85 186 1,42 1,03 90,32 95,28 0
33 Kepulauan Riau 2.028.169 26 76,47 11 32,35 4 11,76 1 2,94 0,49 34 1,68 35 0,17 1,03 72,73 75,76 2
34
Kalimantan
Utara
666.333 24 82,76 10 34,48 5 17,24 2 6,90 3,00 29 4,35 35 0,53 1,21 - - 0
Jumlah 258.733.894
14.16
5
84,19 6314 37,53 1.923 11,43 1.363 8,10 5,27
16.82
6
6,50 18.248 0,705 1,08 90,77 86,88 229
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
11
Grafik.1.1
Tren Angka Prevalensi dan Penemuan Kusta Baru tahun 2011-2019
3) Distribusi menurut orang
a) Etnik atau suku
Kejadian penyakit kusta menunjukkan adanya perbedaan
distribusi dapat dilihat karena faktor geografi. Namun jika diamati dalam
satu negara atau wilayah yang sama kondisi lingkungannya ternyata
perbedaan distribusi dapat terjadi karena faktor etnik.
Di Myanmar kejadian kusta lepromatosa lebih sering terjadi
pada etnik Burma dibandingkan dengan etnik India. Situasi di Malaysia
juga mengindikasikan hal yang sama, kejadian kusta lepromatosa lebih
banyak pada etnik China dibandingkan etnik melayu dan India.
b) Faktor sosial ekonomi
Sudah diketahui bahwa faktor sosial ekonomi berperan penting
dalam kejadian kusta. Hal ini terbukti pada negara-negara di Eropa.
Dengan adanya peningkatan sosial ekomomi, maka kejadian kusta
sangat cepat menurun bahkan hilang. Kasus kusta pada pendatang di
negara tersebut ternyata tidak menularkan kepada orang yang sosial
ekonominya tinggi.
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
12
c) Distribusi menurut umur
Berdasarkan statistik, distribusi penyakit kusta menurut umur
dilaporkan berdasarkan penemuan kasus baru karena saat timbulnya
penyakit sangat sulit diketahui. Pada penyakit kronik seperti kusta,
informasi berdasarkan data penemuan kasus baru dan data umur pada
saat timbulnya penyakit mungkin tidak menggambarkan resiko spesifik
umur. Kusta diketahui terjadi pada semua usia berkisar antara bayi
sampai usia lanjut (3 minggu sampai lebih dari 70 tahun). Namun yang
terbanyak adalah pada umur muda dan produktif.
d) Distribusi menurut jenis kelamin
Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Berdasarkan laporan,
sebagian besar negara didunia kecuali di beberapa negara di Afrika
menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dari pada wanita.
Relatif rendahnya kejadian kusta pada perempuan kemungkinan karena
faktor lingkungan atau faktor sosial budaya. Pada kebudayaan tertentu
akses perempuan ke pusat pelayanan kesehatan sangat terbatas.
PDF --------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
13
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TERJADINYA SAKIT KUSTA
1) Penyebab
Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae dimana untuk
pertama kali ditemukan oleh G.H.Armauer Hansen pada tahun 1873.
M.Leprae hidup dalam sel dan mempunyai afinitas yang besar pada sel
saraf (Schwan Cell)dan sel dari sistem retikulo endotelial.
Waktu pembelahan sangat lama, yaitu 2 – 3 minggu. Di luar tubuh manusia
(dalam kondisi tropis) kuman kusta dari sekret nasal dapat bertahan
sampai 9 hari. Pertumbuhan optimal in vivo kuman kusta pada tikus adalah
27-30°C.
2) Sumber Penularan
Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini yang dianggap sebagai
sumber penularan walaupun kuman kusta dapat hidup pada armadillo,
simpanse dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar
thymus (Athymic nude mouse).
3) Cara keluar dari Pejamu (Host)
Mukosa hidung telah lama dikenal sebagai sumber dari kuman. Suatu
kerokan hidung dari penderita tipe lepromatous yang tidak diobati
menunjukkan jumlah kuman sebesar 104 -
107
. Dan telah terbukti bahwa
saluran napas bagian atas dari penderita tipe lepromatous merupakan
sumber kuman yang terpenting di dalam lingkungan.
4) Cara Penularan
Kuman kusta mempunyai masa inkubasi rata-rata 2 – 5 tahun, akan tetapi
dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila M. Leprae yang utuh
(hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk ke dalam tubuh orang lain.
Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama
dengan penderita. Penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO
tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain.
5) Cara masuk kedalam pejamu
Tempat masuk kuman kusta ke dalam tubuh pejamu sampai saat ini belum
dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya adalah melalui saluran
pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang tidak utuh.
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
14
6) Pejamu (Tuan rumah = Host)
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta setelah kontak dengan
penderita, hal ini disebabkan karena adanya imunitas. M. Leprae termasuk
kuman yang obligat intraseluler, dan sistem kekebalan yang paling efektif
adalah kekebalan seluler. Faktor fisiologik seperti pubertas, menopause,
kehamilan serta faktor infeksi dan malnutrisi dapat meningkatkan perubahan
klinis penyakit kusta.
Sebagian besar (95 %) manusia kebal terhadap kusta, hanya sebagian kecil
yang dapat ditulari (5%). Dari 5 % yang tertular tersebut sekitar 70 % dapat
sembuh sendiri dan hanya 30 % yang menjadi sakit.
Contoh:
Dari 100 orang yang terpapar; 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh
sendiri tanpa obat, 2 orang menjadi sakit dimana hal ini belum
memperhitungkan pengaruh pengobatan.
Seseorang dalam lingkungan tertentu akan termasuk dalam salah satu dari
3 kelompok berikut ini, yaitu :
a) Pejamu yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi merupakan kelompok
terbesar yang telah atau akan menjadi resisten terhadap kuman kusta.
b)Pejamu yang mempunyai kekebalan rendah terhadap kuman kusta,
bila menderita penyakit kusta biasanya tipe PB.
c) Pejamu yang tidak mempunyai kekebalan terhadap kuman kusta
yang merupakan kelompok kecil, bila menderita kusta biasanya tipe
MB.
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
15
---LMS----
INSERT KUIS
Dari Materi yang anda pada materi pokok bahasan 2
tersebut, sekarang silahkan anda jawab Benar atau
Salahkah Pernyataan berikut ?
Kusta adalah penyakit keturunan
B - S
Seseorang dapat terjangkit penyakit kusta kalau bergaul dengan penderita yang
telah berobat MDT tetapi ada luka di kakinya.
B - S
Mengobati penderita kusta bukanlah cara memutuskan mata rantai penularan
B - S
---LMS----
Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta
bagi Pengelola Program Kusta
16
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 3
UPAYA PENGENDALIAN ATAU PEMUTUSAN MATA RANTAI
PENULARAN
Penentuan kebijakan dan metoda pengendalian penyakit kusta sangat
ditentukan oleh pengetahuan epidemiologi kusta dan perkembangan ilmu dan
tekhnologi di bidang kesehatan.
Upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta dapat dilakukan
melalui :
a. Pengobatan MDT pada penderita kusta
b. Vaksinasi BCG.
Dari hasil penelitian di Malawi, tahun 1996 didapatkan bahwa pemberian
vaksinasi BCG satu dosis dapat memberikan perlindungan sebesar 50 %,
dengan pemberian dua dosis dapat memberikan perlindungan terhadap kusta
hingga 80 %. Namun demikian penemuan ini belum menjadi kebijakan
program di Indonesia dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, karena
penelitian di beberapa negara memberikan hasil yang berbeda.
Berikut ini adalah bagan dimana kita dapat melakukan intervensi
terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sakit kusta dalam rangka
memutuskan mata rantai penularan.
Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
17
Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Alur 1. 1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara penulaan
utama: Melalui
percikan droplet
Tuan
rumah/Host:
yang
kekebalannya
kurang
Cara
masuk ke
host: dari
saluran
nafas
Cara
keluar: dari
saluran
nafas
Menjadi sakit dan tubuh
mereka menjadi tempat
perkembangan
Mycobacterium leprae
Penderita
Kusta
menjadi
sumber
penularan
Pengobatan
MDT
- Vaksinasi
- Kemoprofilaksis
(Masih dalam
pengembangan)
Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
18
----LMS----
(TUGAS) INSERT KUIS
NAH mari kita STUDI KASUS :
Ibu Nina, guru TK Apik yang baru kembali dari penataran selama 2 minggu, melihat
ada undangan syukuran dan perkenalan di rumah keluarga Mamat, tetangga yang
baru pindah di depan rumah.
Ibu Nina ingin hadir bersama Ibu Siti teman sebelah rumah. Setiba dirumah Ibu Siti
kebetulan ada ibu-ibu lain.
Sebelum Ibu Nina buka mulut, mereka sudah serentak mengatakan : “ Nah ini pasti
mau mengajak ke undangan nanti malam ke rumah keluarga Mamat?”.
Setelah duduk Ibu Nina diberi tahu tentang isu yang beredar, dikatakan bahwa Pak
Mamat sakit kusta, sehingga teman teman tidak ingin menghadiri undangan nanti
malam. Mereka melarang anak-anak Ibu Nina untuk bermain dengan anaknya Pak
Mamat dan juga mereka melarang Ibu Nina untuk menerima murid anak Pak Mamat.
Ibu Nina penasaran “Penyakit macam apa Kusta itu ? Karena siang tadi Ibu Nina
melewati rumah Pak Mamat yang kebetulan berada di teras rumah dan sempat
menyapa, tampaknya ia sehat-sehat saja.
Mengapa tidak boleh bermain dengan anak-anak penderita Kusta ? Sangat
menularkah ? Bila dikirim makanan apakah harus dibuang ?Dalam keadaan krisis
moneter ini sangat tidak pantas membuang makanan, lagipula kasihan anak-anak Pak
mamat.
Ibu Nina segera mendatangi Puskesmas terdekat untuk mendapatkan jawaban dari
Petugas Kesehatan, Apa sebenarnya penyakit kusta !
Sekarang Saudara-Saudara sebagai Petugas kesehatan Puskesmas dapatkah
membantu ibu Nina menjelaskan mengenai penyakit kusta ? silahkan jawab dalam
kolom dibawah ini
---LMS----
Insert forum diskusi
Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017
19
---LMS----
INSERT KUIS
Silahkan saudara Jawab pertanyaan berikut ini !
1. Apa nama bakteri yang menyebabkan penyakit kusta?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Bagaimana cara penularannya?
………..………………………………………………………………………..
…..……………………………………………………………………………..
……….………………………………………………………………………..
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit kusta?
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
---LMS----

More Related Content

Similar to E modul mi. 1 epidemiologi kusta

Menurut depkes pada tahun 2010
Menurut depkes pada tahun 2010Menurut depkes pada tahun 2010
Menurut depkes pada tahun 2010Maya Atikasari
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdfKaryajayaPosyanduRem
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdfKaryajayaPosyanduRem
 
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdf
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdfMekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdf
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdfarsipbkr
 
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdfdrsrisubekti05
 
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxLastriMarga
 
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...Sugiarto100
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Vina Widya Putri
 
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014aris munandar
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxSulkar1
 
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Tata Naipospos
 
deteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxdeteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxIrhariandi20
 
SITUASI RABIES 2011.ppt
SITUASI RABIES 2011.pptSITUASI RABIES 2011.ppt
SITUASI RABIES 2011.pptRangersBaubau
 
Materi pembangunan ekonomi daerah
Materi pembangunan ekonomi daerahMateri pembangunan ekonomi daerah
Materi pembangunan ekonomi daerahDarwin Damanik
 
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptx
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptxMATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptx
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptxwidyanovalisa
 
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...KlinikHajiKamcar
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfImanMaman
 

Similar to E modul mi. 1 epidemiologi kusta (20)

Menurut depkes pada tahun 2010
Menurut depkes pada tahun 2010Menurut depkes pada tahun 2010
Menurut depkes pada tahun 2010
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
 
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdf
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdfMekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdf
Mekanisme Pendampingan TPK_Workshop Regional Jawa Bali (3).pdf
 
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
 
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
 
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...
% of teachers and education personnel who received vacination, Indonesia - Ba...
 
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
 
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014
Data Perkembangan hiv aids di indonesia tahun 2014
 
Klasifikasi20151
Klasifikasi20151Klasifikasi20151
Klasifikasi20151
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptx
 
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
Workshop Penyusunan Masterplan Pemberantasan Hog Cholera - Ditkeswan-AIPEID, ...
 
deteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxdeteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptx
 
SITUASI RABIES 2011.ppt
SITUASI RABIES 2011.pptSITUASI RABIES 2011.ppt
SITUASI RABIES 2011.ppt
 
Materi pembangunan ekonomi daerah
Materi pembangunan ekonomi daerahMateri pembangunan ekonomi daerah
Materi pembangunan ekonomi daerah
 
BUKU SAKU JANUARI-23.pptx
BUKU SAKU JANUARI-23.pptxBUKU SAKU JANUARI-23.pptx
BUKU SAKU JANUARI-23.pptx
 
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptx
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptxMATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptx
MATERI BU MENARWATI KEMENKES.pptx
 
Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2
 
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...
Pentingnya_SADARI_dan_SADANIS_Materi_Direktur_P2PTM_pada_Media_Briefing_Detek...
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 

E modul mi. 1 epidemiologi kusta

  • 1. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 1 MATA INTI 1 EPIDEMIOLOGI (PENGANTAR) Modul ini mengajak anda mengkaji lebih dalam tentang Epidemiologi Kusta. Mengingat materi ini adalah salah satu kunci memahami Kusta di Indonesia, maka ketika anda berhasil mempelajari materi ini dengan khidmat berarti anda sudah dapat melihat gambaran besar penyakit ini. Modul ini terbagi dalam tiga (tiga) bagian. Bagian pertama membahas tentang distribusi Kusta, bagian kedua membahas faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit kusta dan bagian ketiga upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, sosial ekonomi dari masyarakat. Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu eliminasi kusta tahun 2000, sehingga penyakit kusta tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada tahun 2000, namun demikian berdasarkan data yang dilaporkan, jumlah penderita baru, proporsi cacat tingkat 2 dan anak sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan yang bermakna. Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain di Dunia, sehingga pada tahun 2009 ILEP/WHO mengeluarkan “ Penguatan Strategi Global untuk terus menurunkan beban akibat Penyakit Kusta (2011-2015)”. Sejak tahun 2011, strategi ini sudah diadopsi dalam menentukan kebijakan Nasional pengendalian penyakit kusta di Indonesia. Nah dengan niat belajar dan berpikir positif kami yakin anda dapat mempelajarinya dengan tuntas materi ini.
  • 2. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 2 ---LMS---- A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah menyelesaikan mata pelatihan ini, peserta akan dapat menjelaskan tentang epidemiologi kusta 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta akan dapat: 1. Mengetahui epidemiologi kusta a. Menjelaskan disktribusi kusta b. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit kusta c. Menjelaskan upaya pengendalian atau pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta.
  • 3. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 3 ---LMS---- EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KUSTA Sebelum membahas lebih jauh tentang Epidemiologi Kusta, coba kita perhatikan video berikut ini bagaimana menurut anda? Tuliskan kesimpulan anda terkait video tersebut? Terima kasih, berdasarkan tayangan tersebut, secara garis besar bahwa epidemiologi kusta secara umum Epidemiologi penyakit kusta adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan faktor-faktor yang menentukan kejadian penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan pada masyarakat dan aplikasinya dengan pengendalian masalah tersebut. https://www.youtube.com/watch?v=mF_wycUwCK4 INSERT FORUM DISKUSI
  • 4. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 4 ---LMS---- Berikut adalah ilustrasi interaksi antara berbagai faktor penyebab timbulnya suatu penyakit - Pejamu (host) - Agent (kuman) - Lingkungan Melalui suatu proses yang dikenal sebagai Rantai infeksi yang terdiri dari 6 komponen. Nah coba anda urutkan rantai infeksi tersebut: INSERT KUIS: peserta Mengurutkan/ mencocokan urutan (LMS bisa gak) (1) Penyebab (2) Sumber penularan (3) Cara keluar dari sumber penularan (4) Cara penularan (5) Cara masuk ke Host (6) Host. Nah, dengan mengetahui proses terjadinya infeksi atau rantai penularan penyakit maka intervensi yang sesuai dapat dilakukan untuk memutuskan mata rantai penularan tersebut. ---LMS----
  • 5. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 5 PDF ------------------------------------------------------------------------------------------------------- EPIDEMIOLOGI KUSTA POKOK BAHASAN 1 Distribusi Penyakit Kusta 1) Distribusi penyakit kusta menurut geografi Distribusi angka penemuan kasus baru kusta di Indonesia terlihat pada gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta Distribusi Kasus Kusta Tk Provinsi Di Indoneisa Tahun 2019
  • 6. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 6 Tabel 1.1 Situasi Kusta Menurut Regional WHO pada Tahun 2018 Regional WHO Jumlah Kasus Baru yang Ditemukan tahun 2018 (Case Detection Rate) Jumlah Kasus kusta Terdaftar (Prevalensi) awal tahun 2019 Afrika 20.590 (1,93) 22.865 (0,21) Amerika 30.957 (3,08) 34.358 (0,34) Asia Tenggara 148.495 (7,49) 114.004 (0,58) Mediterania Timur 4.356 (0,62) 5.096 (0,07) Pasifik Barat 4.193 (0,22) 7.876 (0,04) Eropa 50 (0,01) 39 (<0,0) Total 208.641 (2,74) 184.238 (0,24) a. Case detection rate dalam tanda kurung per 100.000 penduduk b. Prevalence rate terlihat dalam tanda kurung per 10.000 penduduk Sementara itu di regional Asia Tenggara distribusi kasus kusta bervariasi berdasarkan penemuan kasus baru dan prevalensi seperti terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.2 Situasi Kusta di Wilayah WHO SEARO pada Tahun 2018 Negara Jumlah Kasus Baru yang Ditemukan Jumlah Kasus Kusta Terdatar akhir tahun 2018 Bangladesh 3.729 3.240 Bhutan 12 15 Korea utara 0 0 India 120.334 85.302 Indonesia 17.017 18.529 Maladewa 7 8 Myanmar 2.214 2.117 Nepal 3.294 2.882 Sri Lanka 1.703 1.469 Thailand 125 334 Timor Leste 105 108 Total 148.495 114.004
  • 7. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 7 2) Distribusi menurut waktu Seperti terlihat pada tabel di bawah, terdapat 16 negara yang melaporkan lebih dari 1000 kasus baru selama tahun 2012. Enam belas negara ini mempunyai kontribusi 95% dari seluruh kasus baru di dunia. Dari tabel ini terlihat bahwa secara global terjadi penurunan penemuan kasus baru, akan tetapi beberapa negara seperti India, Nepal, dan Filipina menunjukkan peningkatan deteksi kasus baru.
  • 8. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 8 Tabel 1.3 Tren Penemuan Kasus Baru pada 16 Negara yang Melaporkan >1000 Kasus Tahun 2009-2018 Data Program Kusta Tahun 2016 Negara 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Bangladesh 5.239 3.848 3.970 3.688 3.141 3.622 3.976 3.000 3.754 3.729 Brazil 37.610 34.894 33.955 33.303 31.044 31.064 26.395 25.218 26.875 28.660 Pantai Gading 884 NR 770 1.030 1.169 910 891 895 773 645 Republik Demokratik Kongo 5.062 5.049 3.949 3.607 3.744 3.272 4.237 3.765 3.649 3.323 Ethiopia 4.417 4.430 NR 3.776 4.374 3.758 3.970 3.692 3.114 3.218 India 133.717 126.800 127.295 134.752 126.913 125.785 127.326 135.485 126.164 120.334 Indonesia 17.260 17.012 20.023 18.994 16.856 17.025 17.202 16.826 15.910 17.017 Madagaskar 1.572 1.520 1.577 1.474 1.569 1.617 1.487 1.780 1.430 1.424 Myanmar 3.147 2.936 3.082 3.013 2.950 2.877 2.571 2.609 2.279 2.214 Nepal 4.394 3.118 3.184 3.492 3.225 3.046 2.751 3.054 3.215 3.249 Nigeria 4.219 3.913 3.623 3.805 3.385 2.983 2.892 2.687 2.447 2.095 Filipina 1.795 2.041 1.818 2.150 1.729 1.655 1.617 1.721 1.908 2.176 Sudan Selatan 1.799 1.801 576 691 NR NR NR 761 Sudan 2.100 2.394 706 727 677 684 624 624 551 509 Sri Lanka 1.875 2.027 2.178 2.191 1.990 2.157 1.977 1.832 1.877 1.703 Somalia 109 47 255 139 NR 14 107 635 1.576 2.610 Republik Tanzania 2.654 2.349 2.288 2.528 2.005 1.947 2.256 2.047 1.936 1.482 Total (%) 225.442 (92) 211.261 (92) 210.655 (93) 220.810 (95) 205.018 (95) 202.541 (95) 200.279 (94) 205.870 (94) 197.458 (93) 195.149 (93) Total Global 244.796 228.474 226.626 232.857 215.656 213.889 211.973 217.971 211.182 208.641
  • 9. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 9 N o Provinsi Jumlah Penduduk Penemuan Kasus Baru CDR per 100.000 pop Kasus Terdaftar Prev. Per 10.000 pop P/D RFT rate tahun 2015 (%) Relaps MB % MB Perem puan % Perem puan Anak % Anak Cacat Tk 2 % Cacat Tk 2 Angka Cacat Tk.2 Total Kasus Baru PB MB 1 Aceh 5.096.248 333 78,91 166 39,34 64 15,17 37 8,77 7,26 422 8,28 405 0,79 0,96 84,25 80,00 4 2 Sumatera Utara 14.102.911 157 88,70 60 33,90 14 7,91 31 17,51 2,20 177 1,26 210 0,15 1,19 95,00 90,28 2 3 Sumatera Barat 5.259.528 36 66,67 24 44,44 4 7,41 4 7,41 0,76 54 1,03 50 0,10 0,93 52,38 91,78 1 4 Riau 6.500.971 116 80,56 52 36,11 7 4,86 7 4,86 1,08 144 2,22 167 0,26 1,16 80,00 86,67 4 5 Jambi 3.458.926 59 96,72 10 16,39 4 6,56 8 13,11 2,31 61 1,76 95 0,27 1,56 88,89 90,41 2 6 Sumatera Selatan 8.160.901 244 87,77 124 44,60 16 5,76 26 9,35 3,19 278 3,41 308 0,38 1,11 48,72 83,33 4 7 Bengkulu 1.904.793 16 80,00 3 15,00 - 0,00 5 25,00 2,62 20 1,05 21 0,11 1,05 100,00 85,71 3 8 Lampung 8.205.141 72 93,51 33 42,86 3 3,90 - 0,00 0,00 77 0,94 170 0,21 2,21 88,89 84,75 2 9 Dki Jakarta 10.277.628 277 89,35 93 30,00 14 4,52 15 4,84 1,46 310 3,02 413 0,40 1,33 46,15 22,05 11 10 Jawa Barat 47.379.389 1.819 88,91 663 32,40 195 9,53 213 10,41 4,50 2.046 4,32 2401 0,51 1,17 96,39 90,44 24 11 Jawa Tengah 34.019.095 1.421 88,32 567 35,24 109 6,77 158 9,82 4,64 1.609 4,73 1871 0,55 1,16 93,13 88,93 16 12 Di Yogya 3.720.912 23 57,50 17 42,50 6 15,00 - 0,00 0,00 40 1,08 37 0,10 0,93 - 80,00 2 13 Jawa Timur 39.075.152 3.436 85,92 1636 40,91 345 8,63 445 11,13 11,39 3.999 10,23 4064 1,04 1,02 95,88 90,52 36 14 Kalimantan Barat 4.861.738 83 91,21 38 41,76 8 8,79 8 8,79 1,65 91 1,87 122 0,25 1,34 75,00 100,0 0 2 15 Kalimantan Tengah 2.550.192 51 100,00 5 9,80 2 3,92 2 3,92 0,78 51 2,00 63 0,25 1,24 90,91 92,59 2 16 Kalimantan Selatan 4.055.479 110 88,71 39 31,45 4 3,23 18 14,52 4,44 124 3,06 164 0,40 1,32 82,35 81,66 4 17 Kalimantan Timur 3.501.232 133 84,18 51 32,28 11 6,96 2 1,27 0,57 158 5,00 169 0,48 1,07 88,89 94,41 5 18 Sulawesi Utara 2.436.921 347 91,56 132 34,83 34 8,97 15 3,96 6,16 379 15,55 401 1,65 1,06 100,00 88,38 6 19 Sulawesi Tengah 2.921.715 283 89,27 121 38,17 25 7,89 14 4,42 4,79 317 10,85 333 1,14 1,05 100,00 92,55 1
  • 10. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 10 20 Sulawesi Selatan 8.606.375 920 81,85 456 40,57 95 8,45 114 10,14 13,25 1.124 13,06 1057 1,23 0,94 92,81 86,28 24 21 Sulawesi Tenggara 2.579.916 302 91,79 103 31,31 28 8,51 16 4,86 6,20 329 12,75 348 1,35 1,06 88,57 88,34 1 22 Bali 4.200.069 86 86,87 32 32,32 3 3,03 3 3,03 0,71 99 2,36 108 0,26 1,09 100,00 100,0 0 8 23 Nusa Tenggara Barat 4.896.162 200 82,30 99 40,74 27 11,11 11 4,53 2,25 243 4,96 281 0,57 1,16 100,00 90,94 0 24 Nusa Tenggara Timur 5.203.514 216 82,76 55 21,07 73 27,97 2 0,77 0,38 261 5,02 380 0,73 1,46 93,06 93,02 10 25 Maluku 1.715.548 396 89,59 169 38,24 68 15,38 18 4,07 10,49 442 25,76 432 2,52 0,98 93,98 86,32 1 26 Papua 3.207.444 958 75,61 515 40,65 277 21,86 38 3,00 11,85 1.267 39,50 1296 4,04 1,02 89,97 85,02 13 27 Maluku Utara 1.185.912 318 75,53 177 42,04 98 23,28 16 3,80 13,49 421 35,50 458 3,86 1,09 93,27 82,42 8 28 Banten 12.203.148 819 88,44 341 36,83 88 9,50 110 11,88 9,01 926 7,59 976 0,80 1,05 100,00 95,04 23 29 Bangka Belitung 1.401.827 28 90,32 11 35,48 3 9,68 2 6,45 1,43 31 2,21 35 0,25 1,13 100,00 76,92 2 30 Gorontalo 1.150.765 167 94,35 60 33,90 11 6,21 11 6,21 9,56 177 15,38 183 1,59 1,03 95,00 87,69 3 31 Papua Barat 893.362 553 61,10 369 40,77 260 28,73 5 0,55 5,60 905 101,30 974 10,90 1,08 84,15 64,80 3 32 Sulawesi Barat 1.306.478 136 75,14 72 39,78 18 9,94 6 3,31 4,59 181 13,85 186 1,42 1,03 90,32 95,28 0 33 Kepulauan Riau 2.028.169 26 76,47 11 32,35 4 11,76 1 2,94 0,49 34 1,68 35 0,17 1,03 72,73 75,76 2 34 Kalimantan Utara 666.333 24 82,76 10 34,48 5 17,24 2 6,90 3,00 29 4,35 35 0,53 1,21 - - 0 Jumlah 258.733.894 14.16 5 84,19 6314 37,53 1.923 11,43 1.363 8,10 5,27 16.82 6 6,50 18.248 0,705 1,08 90,77 86,88 229
  • 11. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 11 Grafik.1.1 Tren Angka Prevalensi dan Penemuan Kusta Baru tahun 2011-2019 3) Distribusi menurut orang a) Etnik atau suku Kejadian penyakit kusta menunjukkan adanya perbedaan distribusi dapat dilihat karena faktor geografi. Namun jika diamati dalam satu negara atau wilayah yang sama kondisi lingkungannya ternyata perbedaan distribusi dapat terjadi karena faktor etnik. Di Myanmar kejadian kusta lepromatosa lebih sering terjadi pada etnik Burma dibandingkan dengan etnik India. Situasi di Malaysia juga mengindikasikan hal yang sama, kejadian kusta lepromatosa lebih banyak pada etnik China dibandingkan etnik melayu dan India. b) Faktor sosial ekonomi Sudah diketahui bahwa faktor sosial ekonomi berperan penting dalam kejadian kusta. Hal ini terbukti pada negara-negara di Eropa. Dengan adanya peningkatan sosial ekomomi, maka kejadian kusta sangat cepat menurun bahkan hilang. Kasus kusta pada pendatang di negara tersebut ternyata tidak menularkan kepada orang yang sosial ekonominya tinggi.
  • 12. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 12 c) Distribusi menurut umur Berdasarkan statistik, distribusi penyakit kusta menurut umur dilaporkan berdasarkan penemuan kasus baru karena saat timbulnya penyakit sangat sulit diketahui. Pada penyakit kronik seperti kusta, informasi berdasarkan data penemuan kasus baru dan data umur pada saat timbulnya penyakit mungkin tidak menggambarkan resiko spesifik umur. Kusta diketahui terjadi pada semua usia berkisar antara bayi sampai usia lanjut (3 minggu sampai lebih dari 70 tahun). Namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan produktif. d) Distribusi menurut jenis kelamin Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Berdasarkan laporan, sebagian besar negara didunia kecuali di beberapa negara di Afrika menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Relatif rendahnya kejadian kusta pada perempuan kemungkinan karena faktor lingkungan atau faktor sosial budaya. Pada kebudayaan tertentu akses perempuan ke pusat pelayanan kesehatan sangat terbatas. PDF --------------------------------------------------------------------------------------------------------
  • 13. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 13 PDF-------------------------------------------------------------------------------------------------------- EPIDEMIOLOGI KUSTA POKOK BAHASAN 2 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TERJADINYA SAKIT KUSTA 1) Penyebab Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae dimana untuk pertama kali ditemukan oleh G.H.Armauer Hansen pada tahun 1873. M.Leprae hidup dalam sel dan mempunyai afinitas yang besar pada sel saraf (Schwan Cell)dan sel dari sistem retikulo endotelial. Waktu pembelahan sangat lama, yaitu 2 – 3 minggu. Di luar tubuh manusia (dalam kondisi tropis) kuman kusta dari sekret nasal dapat bertahan sampai 9 hari. Pertumbuhan optimal in vivo kuman kusta pada tikus adalah 27-30°C. 2) Sumber Penularan Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini yang dianggap sebagai sumber penularan walaupun kuman kusta dapat hidup pada armadillo, simpanse dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar thymus (Athymic nude mouse). 3) Cara keluar dari Pejamu (Host) Mukosa hidung telah lama dikenal sebagai sumber dari kuman. Suatu kerokan hidung dari penderita tipe lepromatous yang tidak diobati menunjukkan jumlah kuman sebesar 104 - 107 . Dan telah terbukti bahwa saluran napas bagian atas dari penderita tipe lepromatous merupakan sumber kuman yang terpenting di dalam lingkungan. 4) Cara Penularan Kuman kusta mempunyai masa inkubasi rata-rata 2 – 5 tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila M. Leprae yang utuh (hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk ke dalam tubuh orang lain. Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama dengan penderita. Penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain. 5) Cara masuk kedalam pejamu Tempat masuk kuman kusta ke dalam tubuh pejamu sampai saat ini belum dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya adalah melalui saluran pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang tidak utuh.
  • 14. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 14 6) Pejamu (Tuan rumah = Host) Hanya sedikit orang yang akan terjangkit kusta setelah kontak dengan penderita, hal ini disebabkan karena adanya imunitas. M. Leprae termasuk kuman yang obligat intraseluler, dan sistem kekebalan yang paling efektif adalah kekebalan seluler. Faktor fisiologik seperti pubertas, menopause, kehamilan serta faktor infeksi dan malnutrisi dapat meningkatkan perubahan klinis penyakit kusta. Sebagian besar (95 %) manusia kebal terhadap kusta, hanya sebagian kecil yang dapat ditulari (5%). Dari 5 % yang tertular tersebut sekitar 70 % dapat sembuh sendiri dan hanya 30 % yang menjadi sakit. Contoh: Dari 100 orang yang terpapar; 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat, 2 orang menjadi sakit dimana hal ini belum memperhitungkan pengaruh pengobatan. Seseorang dalam lingkungan tertentu akan termasuk dalam salah satu dari 3 kelompok berikut ini, yaitu : a) Pejamu yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi merupakan kelompok terbesar yang telah atau akan menjadi resisten terhadap kuman kusta. b)Pejamu yang mempunyai kekebalan rendah terhadap kuman kusta, bila menderita penyakit kusta biasanya tipe PB. c) Pejamu yang tidak mempunyai kekebalan terhadap kuman kusta yang merupakan kelompok kecil, bila menderita kusta biasanya tipe MB. PDF--------------------------------------------------------------------------------------------------------
  • 15. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 15 ---LMS---- INSERT KUIS Dari Materi yang anda pada materi pokok bahasan 2 tersebut, sekarang silahkan anda jawab Benar atau Salahkah Pernyataan berikut ? Kusta adalah penyakit keturunan B - S Seseorang dapat terjangkit penyakit kusta kalau bergaul dengan penderita yang telah berobat MDT tetapi ada luka di kakinya. B - S Mengobati penderita kusta bukanlah cara memutuskan mata rantai penularan B - S ---LMS----
  • 16. Modul Pelatihan Jarak Jauh Pencegahan dan Pengendalian Kusta bagi Pengelola Program Kusta 16 PDF-------------------------------------------------------------------------------------------------------- EPIDEMIOLOGI KUSTA POKOK BAHASAN 3 UPAYA PENGENDALIAN ATAU PEMUTUSAN MATA RANTAI PENULARAN Penentuan kebijakan dan metoda pengendalian penyakit kusta sangat ditentukan oleh pengetahuan epidemiologi kusta dan perkembangan ilmu dan tekhnologi di bidang kesehatan. Upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta dapat dilakukan melalui : a. Pengobatan MDT pada penderita kusta b. Vaksinasi BCG. Dari hasil penelitian di Malawi, tahun 1996 didapatkan bahwa pemberian vaksinasi BCG satu dosis dapat memberikan perlindungan sebesar 50 %, dengan pemberian dua dosis dapat memberikan perlindungan terhadap kusta hingga 80 %. Namun demikian penemuan ini belum menjadi kebijakan program di Indonesia dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, karena penelitian di beberapa negara memberikan hasil yang berbeda. Berikut ini adalah bagan dimana kita dapat melakukan intervensi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sakit kusta dalam rangka memutuskan mata rantai penularan.
  • 17. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017 17 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta Alur 1. 1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta PDF-------------------------------------------------------------------------------------------------------- Cara penulaan utama: Melalui percikan droplet Tuan rumah/Host: yang kekebalannya kurang Cara masuk ke host: dari saluran nafas Cara keluar: dari saluran nafas Menjadi sakit dan tubuh mereka menjadi tempat perkembangan Mycobacterium leprae Penderita Kusta menjadi sumber penularan Pengobatan MDT - Vaksinasi - Kemoprofilaksis (Masih dalam pengembangan)
  • 18. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017 18 ----LMS---- (TUGAS) INSERT KUIS NAH mari kita STUDI KASUS : Ibu Nina, guru TK Apik yang baru kembali dari penataran selama 2 minggu, melihat ada undangan syukuran dan perkenalan di rumah keluarga Mamat, tetangga yang baru pindah di depan rumah. Ibu Nina ingin hadir bersama Ibu Siti teman sebelah rumah. Setiba dirumah Ibu Siti kebetulan ada ibu-ibu lain. Sebelum Ibu Nina buka mulut, mereka sudah serentak mengatakan : “ Nah ini pasti mau mengajak ke undangan nanti malam ke rumah keluarga Mamat?”. Setelah duduk Ibu Nina diberi tahu tentang isu yang beredar, dikatakan bahwa Pak Mamat sakit kusta, sehingga teman teman tidak ingin menghadiri undangan nanti malam. Mereka melarang anak-anak Ibu Nina untuk bermain dengan anaknya Pak Mamat dan juga mereka melarang Ibu Nina untuk menerima murid anak Pak Mamat. Ibu Nina penasaran “Penyakit macam apa Kusta itu ? Karena siang tadi Ibu Nina melewati rumah Pak Mamat yang kebetulan berada di teras rumah dan sempat menyapa, tampaknya ia sehat-sehat saja. Mengapa tidak boleh bermain dengan anak-anak penderita Kusta ? Sangat menularkah ? Bila dikirim makanan apakah harus dibuang ?Dalam keadaan krisis moneter ini sangat tidak pantas membuang makanan, lagipula kasihan anak-anak Pak mamat. Ibu Nina segera mendatangi Puskesmas terdekat untuk mendapatkan jawaban dari Petugas Kesehatan, Apa sebenarnya penyakit kusta ! Sekarang Saudara-Saudara sebagai Petugas kesehatan Puskesmas dapatkah membantu ibu Nina menjelaskan mengenai penyakit kusta ? silahkan jawab dalam kolom dibawah ini ---LMS---- Insert forum diskusi
  • 19. Modul Pengendalian Penyakit Kusta bagi Pengelola Program Kusta di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, 2017 19 ---LMS---- INSERT KUIS Silahkan saudara Jawab pertanyaan berikut ini ! 1. Apa nama bakteri yang menyebabkan penyakit kusta? ................................................................................................................. ................................................................................................................. 2. Bagaimana cara penularannya? ………..……………………………………………………………………….. …..…………………………………………………………………………….. ……….……………………………………………………………………….. 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjangkitnya penyakit kusta? …………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………….. ---LMS----