SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
MOTIF BATIK INDONESIA
Pada dasarnya penggolongan motif batik yang ada di indonesia di bagi menjadi dua macam
yaitu motif geometris dan motif non geometris. Berikut ini adalah pengertian dan contoh motifnya :
Motif batik geometris adalah motif batik dengan ornamen susunan geometris dengan ciri
khas berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti segiempat yang panjang atau lingkaran, contoh:
Ganggang, Kawung , golongan Banji, Ceplok. Pada motif ini juga ada yang tersusun dalam garis
miring, sehingga bentuknya berbentuk belah ketupat, seperti contohnya: golongan parang dan
udan liris.
Motif batik non geometris adalah motif-motif batik yang tidak geometris dimana bentuk
motifnya tidak teratur jika dilihat menurut geometris atau di buat secara acak. Motif-motif golongan
non geometris tersusun dari ornament-ornamen tumbuhan, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang,
Burung, Garuda, Ular (Naga) dalam susunan tidak teratur menurut bidang geometris meskipun
dalam bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motif tersebut. Termasuk dalam motif ini
adalah motis Semen, Buketan, Terang Bulan.

Ornamen – Ornamen Motif Batik Non Geometris
Ornamen merupakan unsur pokok dalam motif berupa gambar dengan bentuk tertentu yang
berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok.
Berikut adalah ornamen-ornamen pokok tradisional klasik yang antara lain terdiri atas: Meru, Pohon
Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Candi atau Perahu (Bangunan), Lidah api, Naga, Binatang dan
Kupu-kupu.
a. Meru adalah bentuk seperti gunung, kadang digambarkan dengan rangkaian tiga gunung
dengan gunung yang di tengah sebagai gunung puncak. Dalam pengertian indonesia kuno,
gunung melambangkan unsur ‘bumi’ atau ‘tanah’ yang merupakan salah satu elemen dari
‘empat unsur hidup’ yaitu Bumi, Geni, Banyu dan Angin. Dalam kebudayaan Jawa-Hindu,
meru menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayamnya para dewa. Kini
karena kurangnya pengetahuan para pembatik atas arti dan bentuk ornamen semula. Meru
juga mengalami perubahan seperti digabung dengan bagian tumbuhan, dibentuk hingga
bentuk asal tidak nyata lagi.
b. Pohon Hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang
bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri
atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di
semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi. Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini
disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat
di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas

1
c.

d.

e.
f.

g.

h.

i.

adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun
1559.
Tumbuhan digambarkan sebagai salah satu bagian seperti bunga, sekelompok daun atau
kuncup, atau rangkaian dari bunga dan daun. Tumbuhan kadang digambarkan sebagai lunglungan, yaitu tanaman menjalar bentuk berlengkung-lengkung. Pada motif batik klasik
ornamen berperan sebagai ornamen pokok maupun ornamen pengisi.
Garuda digambarkan sebagai bentuk stilir dari burung garuda, atau rajawali atau kadang
seperti burung merak. Garuda adalah makhluk khayalan yang perkasa dan sakti, kendaraan
Dewa Wisnu juga digambarkan sebagai Garuda. Ada tiga macam ornamen burung dalam
batik yaitu burung merak, burung phoenix, yang terakhir adalah burung aneh atau burung
khayalan. Ornamen burung juga digunakan sebagai ornamen pengisi selain ornamen pokok
Bangunan adalah ornamen yang menggambarkan bagian bangunan terdiri atas lantai atau
dasar dan atap.
Lidah api digambarkan dalam 2 macam bentuk yaitu sebagai deretan nyala api sebagai
hiasan pinggir atau batas, dan berupa deretan ujung lidah api memanjang. Zaman dulu api
melambangkan kekuatan sakti yang dpat mempengaruhi kepribadian manusia, yang kalau
dikuasai dapat menjadi pemberani dan pahlawan, namun bila tidak menjadi angkara murka.
Naga adalah makhluk khayalan berupa ular besar yang mempunyai kekuatan luar biasa dan
sakti. Sebagai ornamen naga digambarkan dengan bentuk seperti kepala raksasa dengan
mahkota, kadang bersayap, kadang bersayap dan berkaki.
Binatang (berkaki empat), binatang yang sering digunakan sebagai ornamen adalah lembu,
kijang, gajah, singa atau harimau, dan digambarkan secara unik misalnya gajah bersayap atau
mempunyai ekor berbunga.
Kupu-kupu biasanya digambarkan dengan sayap terkembang dari atas, dan biasanya terdapat
pada golongan motif Semen dan Ceplok.

Selain itu, ornamen motif batik non geometris terdiri atas ornamen utama dan ornamen pengisi
bidang, yaitu :
a. Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang mempunyai arti, sehingga susunan ornamen ornamen itu dalam suatu motif membuat jiwa atau arti daripada motif itu sendiri.
Contoh:






Sawat atau lar, melambangkan mahkota atau penguasa tertinggi
Meru melambangkan gunung atau tanah
Lidah api atau Modang, melambangkan nyala api
Ular/naga, melambangkan air
Burung, melambangkan angin

b. Ornamen tambahan tidak mempunyai arti dalam pembentukan motif dan berfungsi
sebagai pengisi bidang. Bentuk lebih kecil dan sederhana. Dalam satu motif dapat diisi satu
atau beberapa ornament pengisi.

2
Isen – Isen Batik Non Geometris
Isen – Isen berfungsi sebagai pengisi atau pelengkap ornamen. Berbentuk kecil dan sederhana
misalnya berupa titik-titik. Isen yang masih berkembang sampai saat ini antara lain adalah cecekcecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, gringsing, sawut,
galaran, rambutan dan rawan, sirapan, cacah gori.

3
Corak - Corak Hias Batik Non Geometris
Batik Nusantara memiliki corak yang beraneka ragam. Berbagai bentuk dan unsur keragaman
budaya yang sangat kata dapat dilihat dalam corak batik.
Corak Batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat yang disebut dengan
canting. Jumlah corak batik Indonesia saat ini sangat beragam, baik variasi bentuk maupun warnanya.
Menurut Wikipedia, ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak hanya boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para
pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah
dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga
mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal
(seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda),
termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap
mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
1. Corak Dinamis adalah corak – corak yang masih dapat dibedakan menjadi unsur – unsur
corak, tetapi ornamen di dalamnnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen tradisional. Corak
ini merupakan peralihan corak batik klasik dan modern.

2. Corak lung-lungan mempunyai ragam hias serupa dengan corak semen. Berbeda dengan
corak semen, ragam hias corak lung-lungan tidak selalu lengkap dan tidak mengandung
ragam hias meru. Corak lung-lungan diantaranya adalah grageh waluh dan babon angrem.

3. Corak Pinggiran adalah unsur hiasan yang terdiri atas ragam hias yang biasa digunakan
untuk hiasan pinggir atau hiasan pembatas antara bidang yang memiliki hiasan dan bidang
kosong pada dodot, kemben, dan udheg.

4
4. Corak Semen mempunyai ciri ragam hias utama yaitu meru, suatu gubahan menyerupai
gunung. Meru berasal dari nama Gunung Mahameru. Hakikat Meru adalah gunung atau
tempat tumbuh – tumbuhan bertunas (bersemi) hingga corak ini disebut semen. Semen
berasal dari kata dasar semi. Ragam hias utama semen adalah garuda, sawat, lar, maupun
lirong. Contoh corak semen adalah semen jolen dan smen gurdha.

5. Corak Buketan mudah dikenali lewat rangkaian bunga atau kelopak bunga dengan kupukupu, burung, atau berbagai bentuk dan jenis satwa kecil yang mengelilinginya. Berbagai
unsur tersebut tampil sebagai satu susunan yang membentuk satu kesatuan corak.

5
Contoh – Contoh Batik Non Geometris

Daftar Pustaka
http://batikonline-indonesia.blogspot.com/2012/09/batik-motif-geometris-dan-non-geometris.html
http://anyamanku.com/motif-batik-non-geometris/
http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013/12/corak-hias-batik-non-geometris.html
http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013/08/corak-batik-nusantara.html

6
7

More Related Content

Similar to MOTIF BATIK

Kesenian sd kelas 5 new
Kesenian sd kelas 5 newKesenian sd kelas 5 new
Kesenian sd kelas 5 newsinungg
 
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bBatik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bMuhammad Firmansyah
 
Motif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauMotif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauRai127
 
Pendidikan seni budaya kelas 5
Pendidikan seni budaya kelas 5Pendidikan seni budaya kelas 5
Pendidikan seni budaya kelas 5Dika Wulandari
 
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ihsan Sulistyawan
 
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptx
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptxukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptx
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptxElziSaputra
 
Motif dan ukiran melayu riau armel
Motif dan ukiran melayu riau  armelMotif dan ukiran melayu riau  armel
Motif dan ukiran melayu riau armelAlisha1113
 
Tugas kliping batik indonesia
Tugas kliping batik indonesiaTugas kliping batik indonesia
Tugas kliping batik indonesiawarnet cnc-net
 
Motif dan Ukiran Melayu Riau
Motif dan Ukiran Melayu RiauMotif dan Ukiran Melayu Riau
Motif dan Ukiran Melayu Riautikha12
 
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkap
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkapUnsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkap
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkapundangan pernikahan murah jayapro
 
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptxlonewolf920932
 
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptxSitiAmal1
 
Jenis batik dan artinya
Jenis batik dan artinyaJenis batik dan artinya
Jenis batik dan artinyaRohman Efendi
 
Motif & Ukiran Melayu Riau
Motif & Ukiran Melayu RiauMotif & Ukiran Melayu Riau
Motif & Ukiran Melayu RiauFiona L
 
Motif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauMotif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauTaufik Hidayat
 

Similar to MOTIF BATIK (20)

Bab 2 menggambar ragam hias
Bab 2 menggambar ragam hiasBab 2 menggambar ragam hias
Bab 2 menggambar ragam hias
 
Kesenian sd kelas 5 new
Kesenian sd kelas 5 newKesenian sd kelas 5 new
Kesenian sd kelas 5 new
 
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_bBatik indonesia ledy setiana mi11_b
Batik indonesia ledy setiana mi11_b
 
Motif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauMotif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riau
 
Pendidikan seni budaya kelas 5
Pendidikan seni budaya kelas 5Pendidikan seni budaya kelas 5
Pendidikan seni budaya kelas 5
 
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
Ppt materi pembelajaran kesenian sd kelas 5
 
Ragam hias
Ragam hiasRagam hias
Ragam hias
 
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptx
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptxukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptx
ukiran Minangkabau_ElziiSaputraa_01.pptx
 
Motif dan ukiran melayu riau armel
Motif dan ukiran melayu riau  armelMotif dan ukiran melayu riau  armel
Motif dan ukiran melayu riau armel
 
Gambar ornamen
Gambar ornamenGambar ornamen
Gambar ornamen
 
Batik
Batik Batik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Tugas kliping batik indonesia
Tugas kliping batik indonesiaTugas kliping batik indonesia
Tugas kliping batik indonesia
 
Motif dan Ukiran Melayu Riau
Motif dan Ukiran Melayu RiauMotif dan Ukiran Melayu Riau
Motif dan Ukiran Melayu Riau
 
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkap
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkapUnsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkap
Unsur istilah motif ukiran seni ukir sumatera kalimantan papua sulawesi lengkap
 
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
 
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
8.5.2-Materi-Seni-Budaya.pptx
 
Jenis batik dan artinya
Jenis batik dan artinyaJenis batik dan artinya
Jenis batik dan artinya
 
Motif & Ukiran Melayu Riau
Motif & Ukiran Melayu RiauMotif & Ukiran Melayu Riau
Motif & Ukiran Melayu Riau
 
Motif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riauMotif dan ukiran melayu riau
Motif dan ukiran melayu riau
 

More from Resma Puspitasari

Okayama Ken (Japanese Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Japanese Version) by Resma PuspitasariOkayama Ken (Japanese Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Japanese Version) by Resma PuspitasariResma Puspitasari
 
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma PuspitasariOkayama Ken (Indonesian Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma PuspitasariResma Puspitasari
 
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 YogyakartaRangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 YogyakartaResma Puspitasari
 
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma Puspitasari
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma PuspitasariCara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma Puspitasari
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma PuspitasariResma Puspitasari
 
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 Yogyakarta
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 YogyakartaSTRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 Yogyakarta
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 YogyakartaResma Puspitasari
 
Prakarya dan kewirausahaan PDF
Prakarya dan kewirausahaan PDFPrakarya dan kewirausahaan PDF
Prakarya dan kewirausahaan PDFResma Puspitasari
 
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 Yogyakarta
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 YogyakartaPranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 Yogyakarta
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 YogyakartaResma Puspitasari
 
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia Resma Puspitasari
 
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 YogyakartaBab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 YogyakartaResma Puspitasari
 
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaPerkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaResma Puspitasari
 
Parabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaanParabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaanResma Puspitasari
 
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos KerjaDalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos KerjaResma Puspitasari
 
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan Resma Puspitasari
 
Bab 4 kd 2.1 (lamb & pers reaksi)
Bab 4  kd 2.1 (lamb & pers reaksi) Bab 4  kd 2.1 (lamb & pers reaksi)
Bab 4 kd 2.1 (lamb & pers reaksi) Resma Puspitasari
 

More from Resma Puspitasari (20)

Okayama Ken (Japanese Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Japanese Version) by Resma PuspitasariOkayama Ken (Japanese Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Japanese Version) by Resma Puspitasari
 
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma PuspitasariOkayama Ken (Indonesian Version) by Resma Puspitasari
Okayama Ken (Indonesian Version) by Resma Puspitasari
 
SENI TARI
SENI TARISENI TARI
SENI TARI
 
SENI MUSIK
SENI MUSIKSENI MUSIK
SENI MUSIK
 
APRESIASI SENI
APRESIASI SENIAPRESIASI SENI
APRESIASI SENI
 
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 YogyakartaRangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
Rangkuman Jawaban Dari Beberapa Pertanyaan SMAN 5 Yogyakarta
 
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma Puspitasari
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma PuspitasariCara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma Puspitasari
Cara Cepat Hafal Tabel Periodik Unsur by Resma Puspitasari
 
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 Yogyakarta
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 YogyakartaSTRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 Yogyakarta
STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK DAN IKATAN KIMIA kelas XI SMAN 5 Yogyakarta
 
Prakarya dan kewirausahaan PDF
Prakarya dan kewirausahaan PDFPrakarya dan kewirausahaan PDF
Prakarya dan kewirausahaan PDF
 
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 Yogyakarta
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 YogyakartaPranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 Yogyakarta
Pranatacara - Bahasa Jawa SMAN 5 Yogyakarta
 
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
 
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 YogyakartaBab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
 
Bab 1 Sel - kelas XI
Bab 1 Sel - kelas XIBab 1 Sel - kelas XI
Bab 1 Sel - kelas XI
 
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaPerkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
 
Macam macam majas
Macam macam majasMacam macam majas
Macam macam majas
 
Parabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaanParabola - Cerpen kewirausahaan
Parabola - Cerpen kewirausahaan
 
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos KerjaDalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
Dalil Al -Quran dan Hadist Tentang Etos Kerja
 
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan
Pembagian zaman berdasarkan perkembangan kehidupan
 
Bab 4 kd 2.1 (lamb & pers reaksi)
Bab 4  kd 2.1 (lamb & pers reaksi) Bab 4  kd 2.1 (lamb & pers reaksi)
Bab 4 kd 2.1 (lamb & pers reaksi)
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

MOTIF BATIK

  • 1. MOTIF BATIK INDONESIA Pada dasarnya penggolongan motif batik yang ada di indonesia di bagi menjadi dua macam yaitu motif geometris dan motif non geometris. Berikut ini adalah pengertian dan contoh motifnya : Motif batik geometris adalah motif batik dengan ornamen susunan geometris dengan ciri khas berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti segiempat yang panjang atau lingkaran, contoh: Ganggang, Kawung , golongan Banji, Ceplok. Pada motif ini juga ada yang tersusun dalam garis miring, sehingga bentuknya berbentuk belah ketupat, seperti contohnya: golongan parang dan udan liris. Motif batik non geometris adalah motif-motif batik yang tidak geometris dimana bentuk motifnya tidak teratur jika dilihat menurut geometris atau di buat secara acak. Motif-motif golongan non geometris tersusun dari ornament-ornamen tumbuhan, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang, Burung, Garuda, Ular (Naga) dalam susunan tidak teratur menurut bidang geometris meskipun dalam bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motif tersebut. Termasuk dalam motif ini adalah motis Semen, Buketan, Terang Bulan. Ornamen – Ornamen Motif Batik Non Geometris Ornamen merupakan unsur pokok dalam motif berupa gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok. Berikut adalah ornamen-ornamen pokok tradisional klasik yang antara lain terdiri atas: Meru, Pohon Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Candi atau Perahu (Bangunan), Lidah api, Naga, Binatang dan Kupu-kupu. a. Meru adalah bentuk seperti gunung, kadang digambarkan dengan rangkaian tiga gunung dengan gunung yang di tengah sebagai gunung puncak. Dalam pengertian indonesia kuno, gunung melambangkan unsur ‘bumi’ atau ‘tanah’ yang merupakan salah satu elemen dari ‘empat unsur hidup’ yaitu Bumi, Geni, Banyu dan Angin. Dalam kebudayaan Jawa-Hindu, meru menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayamnya para dewa. Kini karena kurangnya pengetahuan para pembatik atas arti dan bentuk ornamen semula. Meru juga mengalami perubahan seperti digabung dengan bagian tumbuhan, dibentuk hingga bentuk asal tidak nyata lagi. b. Pohon Hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi. Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas 1
  • 2. c. d. e. f. g. h. i. adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559. Tumbuhan digambarkan sebagai salah satu bagian seperti bunga, sekelompok daun atau kuncup, atau rangkaian dari bunga dan daun. Tumbuhan kadang digambarkan sebagai lunglungan, yaitu tanaman menjalar bentuk berlengkung-lengkung. Pada motif batik klasik ornamen berperan sebagai ornamen pokok maupun ornamen pengisi. Garuda digambarkan sebagai bentuk stilir dari burung garuda, atau rajawali atau kadang seperti burung merak. Garuda adalah makhluk khayalan yang perkasa dan sakti, kendaraan Dewa Wisnu juga digambarkan sebagai Garuda. Ada tiga macam ornamen burung dalam batik yaitu burung merak, burung phoenix, yang terakhir adalah burung aneh atau burung khayalan. Ornamen burung juga digunakan sebagai ornamen pengisi selain ornamen pokok Bangunan adalah ornamen yang menggambarkan bagian bangunan terdiri atas lantai atau dasar dan atap. Lidah api digambarkan dalam 2 macam bentuk yaitu sebagai deretan nyala api sebagai hiasan pinggir atau batas, dan berupa deretan ujung lidah api memanjang. Zaman dulu api melambangkan kekuatan sakti yang dpat mempengaruhi kepribadian manusia, yang kalau dikuasai dapat menjadi pemberani dan pahlawan, namun bila tidak menjadi angkara murka. Naga adalah makhluk khayalan berupa ular besar yang mempunyai kekuatan luar biasa dan sakti. Sebagai ornamen naga digambarkan dengan bentuk seperti kepala raksasa dengan mahkota, kadang bersayap, kadang bersayap dan berkaki. Binatang (berkaki empat), binatang yang sering digunakan sebagai ornamen adalah lembu, kijang, gajah, singa atau harimau, dan digambarkan secara unik misalnya gajah bersayap atau mempunyai ekor berbunga. Kupu-kupu biasanya digambarkan dengan sayap terkembang dari atas, dan biasanya terdapat pada golongan motif Semen dan Ceplok. Selain itu, ornamen motif batik non geometris terdiri atas ornamen utama dan ornamen pengisi bidang, yaitu : a. Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang mempunyai arti, sehingga susunan ornamen ornamen itu dalam suatu motif membuat jiwa atau arti daripada motif itu sendiri. Contoh:      Sawat atau lar, melambangkan mahkota atau penguasa tertinggi Meru melambangkan gunung atau tanah Lidah api atau Modang, melambangkan nyala api Ular/naga, melambangkan air Burung, melambangkan angin b. Ornamen tambahan tidak mempunyai arti dalam pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang. Bentuk lebih kecil dan sederhana. Dalam satu motif dapat diisi satu atau beberapa ornament pengisi. 2
  • 3. Isen – Isen Batik Non Geometris Isen – Isen berfungsi sebagai pengisi atau pelengkap ornamen. Berbentuk kecil dan sederhana misalnya berupa titik-titik. Isen yang masih berkembang sampai saat ini antara lain adalah cecekcecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, gringsing, sawut, galaran, rambutan dan rawan, sirapan, cacah gori. 3
  • 4. Corak - Corak Hias Batik Non Geometris Batik Nusantara memiliki corak yang beraneka ragam. Berbagai bentuk dan unsur keragaman budaya yang sangat kata dapat dilihat dalam corak batik. Corak Batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting. Jumlah corak batik Indonesia saat ini sangat beragam, baik variasi bentuk maupun warnanya. Menurut Wikipedia, ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing masing corak memiliki perlambangan masing-masing. 1. Corak Dinamis adalah corak – corak yang masih dapat dibedakan menjadi unsur – unsur corak, tetapi ornamen di dalamnnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen tradisional. Corak ini merupakan peralihan corak batik klasik dan modern. 2. Corak lung-lungan mempunyai ragam hias serupa dengan corak semen. Berbeda dengan corak semen, ragam hias corak lung-lungan tidak selalu lengkap dan tidak mengandung ragam hias meru. Corak lung-lungan diantaranya adalah grageh waluh dan babon angrem. 3. Corak Pinggiran adalah unsur hiasan yang terdiri atas ragam hias yang biasa digunakan untuk hiasan pinggir atau hiasan pembatas antara bidang yang memiliki hiasan dan bidang kosong pada dodot, kemben, dan udheg. 4
  • 5. 4. Corak Semen mempunyai ciri ragam hias utama yaitu meru, suatu gubahan menyerupai gunung. Meru berasal dari nama Gunung Mahameru. Hakikat Meru adalah gunung atau tempat tumbuh – tumbuhan bertunas (bersemi) hingga corak ini disebut semen. Semen berasal dari kata dasar semi. Ragam hias utama semen adalah garuda, sawat, lar, maupun lirong. Contoh corak semen adalah semen jolen dan smen gurdha. 5. Corak Buketan mudah dikenali lewat rangkaian bunga atau kelopak bunga dengan kupukupu, burung, atau berbagai bentuk dan jenis satwa kecil yang mengelilinginya. Berbagai unsur tersebut tampil sebagai satu susunan yang membentuk satu kesatuan corak. 5
  • 6. Contoh – Contoh Batik Non Geometris Daftar Pustaka http://batikonline-indonesia.blogspot.com/2012/09/batik-motif-geometris-dan-non-geometris.html http://anyamanku.com/motif-batik-non-geometris/ http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013/12/corak-hias-batik-non-geometris.html http://senirupaterapanbatikindonesia.blogspot.com/2013/08/corak-batik-nusantara.html 6
  • 7. 7