Dokumen tersebut membahas tentang hakikat kesulitan belajar, yang didefinisikan sebagai gangguan pembelajaran yang dialami siswa akibat berbagai faktor seperti fisiologis, sosial, emosional, intelektual, dan pendidikan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis dan manifestasi kesulitan belajar, serta prosedur diagnosis untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran siswa.
2. A. Definisi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar atau learning disability, biasa juga
disebut dengan istilah learning disorder atau learning difficulty.
Kesulitan belajar memang menjadi suatu masalah yang dialami
siswa di sekolah dasar dan menengah maupun mahasiswa di
level perguruan tinggi. Masalah kesulitan belajar dijumpai pada
siswa sekolah perkotaan maupun siswa sekolah pelosok atau
pedesaan.
3. B. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
1. Prespektif Tugas-Tugas Perkembangan
a) Kesulitan dalam Pemusatan Perhatian
b) Kesulitan dalam Mengingat
c) Kesulitan dalam Berfikir
d) Kesulitan dalam Bahasa
e) Kesulitan dalam Persepsi dan Perseptual Motor
2. Pengolahan Informasi
a. Mengintegrasikan Input Informasi
b. Menyimpan Informasi
c. Memberikan Respon yang Sesuai dengan Informasi yang Diterima
3. Perspektif Aktivitas Belajar
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, di antaranya :
a) learning disorder, d) slow learner, dan
b) learning disfunction, e) learning disabilities.
c) underarchiever,
4. C. Manifestari Kesulitan Belajar
Berikut adalah gejala yang merupakan manifestasi yang
berlaku umum anatara lain (Nurwidodo, 2011; Nurmelly, 2012):
Menunjukkan hasil belajar yang rendah
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
telah dilakukan.
Lambat dalam melakukan tugas dan selalu tertinggal
daripada kawan-kawannya.
Menunjukkan sikap acuh tak acuh, menentang, berpura-
pura, dusta dan sebagainya.
Menunjukkan perilaku yang berkelainan.
Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
5. Selain dimanifestasikan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, Gejala kesulitan
belajar yang dialami anak terkadang dimanifestasikan secara tidak langsung dalam bentuk penyimpangan
perilaku, sosial dan emosional, diantaranya adalah :
Distractibility Child
Hyperactif
Poor Self Consept
Impulsive
Dependency
Underachivier
Overachivier
Sementara itu, menurut Adillida et al (2003) khusus Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),
kesulitan belajar disekolah dapat bermanifestasi sebagai berikut :
Gangguan fungsi visual motor
Gangguan persepsi
Kesulitan membaca dan gejala
Kesulitan berhitung
Bahasa
Gangguan tingkah laku
6. D. Beberapa Penyebab Kesulitan Belajar
Para ahli seperti Cooney, Davis &Henderson (1975) telah
mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab
kesulitantersebut, di antaranya:
1. Faktor Fisiologis
2. Faktor Sosial
3. Faktor Emosional Dan Psikologis
4. Faktor Intelektual (kecerdasan/intelegensi)
5. Faktor pedagogis/pendidikan
7. E. Diagnosis Kesulitan Belajar
Seorang guru mempunyai peranan dan tanggung jawab yang
lebih luas dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dia tidak sekedar
sebagai pengajar tetapi lebih dari itu, membantu siswa dalam keseluruhan
proses pemdidikannya untuk mencapai tingkat perkembangan optimal.
Dalam proses belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi siswa
(Junardi, 2004).
1. Ukuran kegagalan dan kemajuan belajar siswa
Terdapat 4 ukuran yang menentukan kegagalan atau kemajuan belajar
siswa, yaitu :
a) Tujuan Pendidikan
b) Kedudukan dalam Kelompok
c) Perbandingan antara potensi dan prestasi
d) Kepribadian
8. 2. Pengenalan Kesulitan Belajar Siswa.
a. Teknik Nontes (Asesmen Informal)
b. Teknik Tes (Asesmen Formal)
3. Prosedur Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar diartikan diartikan sebagai upaya yang
bertujuan untuk mengatur “jenis penyakit” yang merupakan jenis kesulitan
belajar siswa. Upaya tersebut merupakan usaha untuk mengetahui dengan
cermat dengan segala gejala atas fenomena kesulitan belajar yang melanda
siswa (Syah, 2006).
Sehubung dengan itu, Sugihartono et al (2007) dan Putra et al (2010)
menguraikan langkah-langkah melaksanakan diagnosis kesulitan belajar,
yaitu :
a. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
b. Melokalisasi letak kesulitan belajar.
c. Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar.
d. Memperkirakan alternatif bantuan.
e. Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya (Pemberian bantuan).
f. Tindak lanjut.