Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Pengenalan Ambulan Dan Safety Driving AMBULAN
1. Oleh : TIM PSC 119 GEMILANG
Dinkes Kab. Magelang
SAFETY DRIVING
DAN
PENGENALAN
AMBULAN
2. Faktor manusia terutama pengemudi, pilot, atau nahkoda
adalah faktor yang sangat menentukan dalam hal
keselamatan transportasi.
“Pengemudi utamanya pengemudi ambulance harus dibekali
pengetahuan yang cukup tentang alat transportasi yang
digunakannya termasuk harus memiliki izin mengemudi (SIM).”
“Pengemudi ambulance tidak hanya cakap di jalan raya
tetapi juga harus memiliki pengetahuan P3K ( Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan ) dan patient safety / keselamatan
diri dan pasien agar pasien yang dibawanya sampai di tujuan
dengan selamat.”
LATAR BELAKANG
3. DEFINISI
Ambulans adalah suatu kendaraan atau alat
transportasi, untuk mendatangi/menjemput/
membawa/memindahkan korban hidup/
pasien dalam rangka mendapatkan
pertolongan/ penanganan/ tindakan medis
baik yang bersifat gawat darurat maupun yang
tidak gawat darurat.
Jenis kendaraan yang dapat diperuntukkan
sebagai ambulans adalah kendaraan
angkutan orang/penumpang.
4. Tujuan Penggunaan
Tujuan penggunaan ambulans antara lain adalah :
1. Pemberian pertolongan pasien gawat darurat pra
fasilitas pelayanan kesehatan ( fasyankes ).
2. Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi
kejadian (pra-fasyankes) ke fasilitas pelayanan
kesehatan (transfer primer).
3. Sebagai kendaraan transportasi rujukan antar fasilitas
pelayanan kesehatan (transfer sekunder dan transfer
tersier).
6. Menjadi supir Ambulance cukup sulit dan memiliki
resiko yang sangat tinggi jika dibandingkan
dengan mengemudi mobil pribadi.
1. Usia >18 tahun
2. Sehat secara fisik dan mental
3. Memiliki SIM A yang masih berlaku
4. Memiliki pengetahuan sedikit tentang mesin mobil
5. Mampu mengemudi dibawah tekanan
6. Tidak memiliki catatan kriminal
7. Tidak memiliki catatan sebagai pecandu narkoba
maupun minum keras
8. Memiliki fisik yang kuat (Evakuasi dengan tandu, dll)
9. Telah mengikuti Pelatihan minimal Gawat Darurat Dasar
10. Rapi dan Bersih (Memperhatikan APD)
SYARAT MENJADI DRIVER AMBULANCE
7. APA ITU SAVETY DRIVING
.
Savety Driving ( Keselamatan Mengemudi )
adalah Teknik mengemudi secara benar dan
aman khususnya ambulan supaya tercapai
keselamatan terhadap diri sendiri, penumpang
dan pasien maupun pengguna jalan yang lain.
Savety driving menentukan keselamatan
pasien dari lokasi kejadian menuju tempat
Layanan Kesehatan
10. Pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk
didahulukan dikategorikan sebagai berikut :
1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang
melaksanakan tugas.
2. Ambulance yang mengangkut orang sakit.
3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan
pada Kecelakaan Lalu Lintas.
4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik
Indonesia.
5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing
serta lembaga internasional yang menjadi tamu
negara.
6. Iring-iringan pengantar jenazah; dan
7. Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan
tertentu menurut pertimbangan petugas
Kepolisian NKRI
UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 134
11. ETIKA BERKENDARA
Pengemudi ambulance umumnya memiliki hak istimewa dalam keadaan
darurat ( kecepatan, bebas parkir di RS, boleh menerobos lampu lalu
lintas, dan arah jalan ) Namun demikian, peraturan juga menggariskan
bahwa jika seorang pengemudi ambulance mengemudikan kendaraannya
dengan ceroboh tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka
harus siap membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang,
gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan dan dijadikan tersangka.
Ingat bahwa pengemudi ambulan
WAJIB TAAT hukum dan aturan
berlalu lintas di jalan
12. Perlu di ingat bahwa
“Ketika kita berkendara
dan sudah berhati-hati
bahkan sudah mematuhi
aturan berlalu lintas,
orang lain belum tentu
melakukan hal yang
sama”
13. Ambulan juga bisa kena tilang jika kedapatan digunakan tidak sebagaimana mestinya.
Kejadian dari ulah oknum seperti ini tidak untuk ditiru.
14. TATA TERTIP PENGGUNAAN AMBULAN
1. Wajib mematuhi semua tata tertip berlalu lintas ( UU LLAJ )
2. Wajib memperhatikan keselamatan diri, penumpang dan pasien
3. Lampu isyarat dan sirine digunakan dengan bijak saat akan menuju
lokasi pasien gawat darurat dan membawa pasien ke Tempat Layanan
Medis
4. Batas kecepatan penggunaan mobil ambulan maksimal adalah 40
KM/Jam di jalan biasa dan 80 KM/Jam di jalan bebas hambatan
(Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Nomor : 142/Menkes-
Kesos/ SK/II/ 2001 tentang standarisasi kendaraan pelayanan medik.)
4. Petugas membuat laporan mengenai Identitas, Waktu, dan Kondisi
Pasien
5. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas
15. 1. Lampu isyarat warna biru dan sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
2. Lampu isyarat warna merah dan sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor tahanan, pengawalan Tentara Nasional
Indonesia, pemadam kebakaran, ambulans, palang merah,
rescue, dan jenazah.
3. Lampu isyarat warna kuning tanpa sirene digunakan untuk
kendaraan bermotor patroli jalan tol, pengawasan sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, perawatan dan
pembersihan fasilitas umum, mobil derek kendaraan, dan
angkutan barang khusus.
Penggunaan Lampu Rotator dan Sirine
➢ UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 59 Ayat 5
16. JENIS SUARA SIRINE AMBULAN
1. Pertama, bunyi sirine menyerupai bunyi palang
kereta api. Suara ini menandakan ambulans
sedang menjemput pasien
2. Kedua, bunyi sirine dengan tempo yang lebih
cepat menandakan pasien tengah membawa
pasien namun kondisinya tidak darurat.
3. Ketiga, bunyi sirine yang menandakan ambulans
membawa pasien kritis atau gawat darurat.
Suaranya mirip dengan kedua, namun irama
yang lebih cepat dan lebih nyaring.
4. Keempat adalah suara sirine yang menandakan
ambulans sedang membawa jenazah. Suaranya
memiliki irama panjang dan tidak berulang.
LIHAT
VIDEO
17. SOLUSI MACET
➢ Yang harus dilakukan saat terjadi kemacetan di
jalan dengan kondisi ambulan membawa pasien
atau menjemput pasien gawat darurat:
1. Penggunaan sirine dan lampu isyarat
2. Koordinasi dengan petugas kepolisian
3. Koordinasi dengan warga terlatih / relawan /
escorting ambulan
4. Penggunaan pengeras suara ambulan / mic
ambulan untuk meminta pengguna jalan menepi
dan memberi jalan kepada ambulan
5. Mencari jalan alternatif
LIHAT
VIDEO
18. KOMPONEN AMBULAN TIPE STANDART
TEMPAT TIDUR PASIEN
BANGKU PETUGAS DAN
PENUMPANG
TABUNG OKSIGEN
APAR KECIL
MONITOR PASIEN
LEMARI OBAT DAN ALKES
TAS EMERGENCY
STRETCHER / TANDU
HANDSANITISER
LAMPU TINDAKAN
GANTUNGAN INFUS
19. KOMPONEN AMBULAN EMERGENCY
LEMARI OBAT DAN ALKES
BANGKU PETUGAS
LAMPU TINDAKAN
TAS EMERGENCY
HANDSANITISER
TEMPAT TIDUR PASIEN
MONITOR PASIEN
TABUNG OKSIGEN
STRETCHER / TANDU
APAR KECIL
VENTILATOR PORTABEL
RESUSCITATION
SYRINGPUMP
SET BEDAH MINOR
INCUBATOR
SET PARTUS
GANTUNGAN INFUS
20. KOMPONEN DASAR AMBULAN
LAMPU SIRINE & MIC
HANDSANITISER
HANDSCON
MITELA
APAR KECIL
KANUL OKSIGEN
STRECHER / TANDU
TEMPAT TIDUR PASIEN
SPALK / PENYANGGA
TABUNG OKSIGEN
Kotak P3K
Masker
Tas Emergency
21. Gunakan Ambulan Secara Benar
PARKIR AMBULAN
SAAT PENANGANAN
1. Lakukan penilaian lokasi kejadian dengan cepat, termasuk
menentukan area bahaya dan jalur evakuasi.
2. Ambulans diparkir sekurangnya 30 m dari lokasi kejadian jika ada
tanda bahaya ( kebakaran, longsor, banjir, kebocoran gas / racun
). Jika tidak ada tanda bahaya, ambulans diparkir sekurangnya 15
meter.
3. Jika lokasi kejadian telah diamankan, parkirlah di dekat lokasi
kejadian ( penanganan laka / kasus gadar rumahan )
4. Rem tangan harus ditarik saat berhenti, dan gunakan lampu
hazart / lampu peringatan saat penanganan guna
memperingatkan kendaraan lain yang mendekat.
22. Gunakan Ambulan Secara Benar
MEMINDAH
PASIEN
1. Pasien harus diperiksa menyeluruh sebelum dimasukkan ke ambulan meliputi tanda-tanda
vital, adanya luka/ cidera
2. Pasien sudah diberikan bantuan / pertolongan pertama untuk meminimalisir dan menghindari
cidera di dalam ambulan
3. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke RS dengan fasilitas gawat darurat terdekat
4. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka harus ditempatkan
di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengaruhi
proses perawatan pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang tersebut aman di
ambulans. Jika memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
7. Tenangkan pasien dengan mengucapkan kata-kata yang menenangkan & berikan senyuman.
TRANSPORTASI
PASIEN
23. Gunakan Ambulan Secara Benar
SAMPAI DI TEMPAT
FASYANKES
1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru menurunkan
pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulans sampai ada petugas
yang siap mengambil alih.
2. Dampingi petugas yang akan mengambil alih
a. Berikan laporan anda secara lisan
b. Serahkan barang pribadi pasien
c. Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
3. Kembalikan peralatan ambulans ke tempat semula
4. Segera buat laporan tertulis ( identitas, waktu, kondisi pasien )
5. Kembali ke markas tanpa menggunakan sirine
6. Bersihkan ambulan dari kotoran / noda ( darah, muntahan pasien )
24. Membuat Laporan Tugas
CONTOH LAPORAN
No Tanggal
/Jam
Nama,
TL/ usia,
alamat
Kondisi pasien Tindakan Paraf
petugas
ambulan
Paraf
Petugas RS/
puskesmas
1 20 Feb
2022
Jam
11.30 wib
Tn. Jonatan
56 tahun
Perumahan
sentosa Blok D
22
Mertoyudan
Korban KLL
Terdapat Luka di bibir
Patah tulang kaki kiri
TD 120/88
N 88x/m
Pasang bidai
Rujuk ke RSDMP
yoyok dr. lusi
2. 25 Feb
2022
Jam
20.00 wib
Ny. Miyanti
36 th
Ds.lumburejo,
Secang
Seseg nafas sejak tadi
sore, kepala pusing,
muntah2
Pemberian oksigen
Rujuk ke RSU Tidar
yoyok gandhi
25. “Rahasia kedokteran dapat dibuka
hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.”
➢ UU Praktik Kedokteran No. 29/2004 Pasal 48 no 2
Etika Di Rumah Sakit
26. Persiapan Ambulan
2. Pastikan Klakson, Sirine, Lampu Rotator
berfungsi dengan baik dan benar
1. Pastikan mesin mobil, AKI, Rem, Roda,
Olie, Lampu berfungsi dengan baik
Memastikan Ambulan Dalam Kondisi Siap Siaga
3. Pastikan Bahan Bakar / BBM
cukup saat penanganan
4. Pastikan stok ketersediaan
oksigen, alkes dan obat penunjang
5. Selalu memperhatikan
kebersihan ambulan