Dokumen ini berisi hasil pengukuran dan pengujian modul alat pengering tangan otomatis dengan sterilisasi UV. Terdapat pengukuran sensor, komparator, driver SSR, suhu driyer, dan pengujian kinerja alat dengan berbagai delay time. Secara keseluruhan alat mampu bekerja dengan baik dan mencapai suhu maksimal 22°C untuk membunuh bakteri.
1. 36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV.1. Penyajian Data
Setelah membuat modul maka perlu di adakan pengujian dan
pengukuran, untuk itu diadakan pendataan melalui proses pengukuran dan
pengujian. Tujuan pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui
efektifitas dan keakuratan modul yang di buat.
Langkah-langkah pengukuran dan pengujian mudul dapat di uraikan
sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan peralatan yang dibutuhkan terutama alat ukur
2. Mencatat hasil pengukuran
3. Melakukan pengecekan terhadap masing-masing jalur rangkaian pada
PCB tentang ketepatan komponen
4. Menguji alat dengan mengadakan pengikuran terhadap output masing-
masing bagian sesuai pengukuran yang dibuthkan
5. Mencatat hasi pengukuran dalam tabel yang telah kita sediakan
Setelah alat ini dibuat, maka di lakukan pengukuran pada beberapa test
point yang telah di tentukan, yaitu sebagai berikut :
2. 37
VI.1.1 PENGUKURAN SENSOR
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran TP1,TP2, dan TP3
N0. JARAK TP1
(Volt)
TP2
(Volt)
TP3
(Volt)
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
20 cm
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Ada Objek
6.
7.
8.
9.
10.
20 cm
4
4
4
4
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tidak Ada Objek
Keterangan :
1.TP : tempat pengukuran
2.TP1 : sensor photodiode infrared
3.TP2 : comparator
4.TP3 : Output PinB aktif relay.
VI.4.4. PENGUKURAN TEGANGAN OUTPUT / SSR
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran I/O SSR
NO. DETEKSI SSR (PIN
INPUT)
Volt.
OUTPUT
DRIYER UV. LAMP
1. ADA OBJEK 11 220 Volt 220 Volt
2. TIDAK ADA OBJEK 1 0 Volt 0 Volt
Pengukuran tegangan output pada driver Solid State Relay sehingga a;at dapat
berjalan dan mati otomatis dapat di ukur pada pin Input SSR dan Otput SSR.
3. 38
VI.4.5.PENGUKURAN SUHU DRIYER DANUJI KINERJA ALAT
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Driyer
NO WAKTU SUHU 1 SUHU 2 Δ SUHU
1. 10 DETIK 31° C 47° C
47° C
46° C
47° C
47° C
16°C
16°C
15°C
16°C
16°C
Rata rata 15,8 °C
2. 20 DETIK 23° C 32° C
29° C
31° C
31° C
30° C
9°C
6°C
8°C
8°C
7°C
Rata rata 7,6 °C
3. 30 DETIK 25° C 37° C
39° C
39° C
39° C
39° C
12°C
14°C
14°C
14°C
14°C
Rata rata 13, 6°C
4.
NO.
40 DETIK
WAKTU
28° C
SUHU 1
48° C
48° C
48° C
48° C
48° C
Rata rata
20°C
20°C
20°C
20°C
20°C
20 °C
SUHU2 Δ SUHU
5. 60 DETIK 30° C 52° C
51° C
51° C
52° C
51° C
22°C
21°C
21°C
22°C
21°C
Rata rata 21,4 °C
Tabel 4.4 Hasil Pengujian kinerja alat
4. 39
TANGAN KE DELAY (S)
KONDISI
SENSOR HAND DRIYER
1 3 Aktif Aktif
2 3 Aktif Aktif
3 3 Aktif Aktif
4 3 Aktif Aktif
5 3 Aktif Aktif
6 3 Aktif Aktif
7 3 Aktif Aktif
8 3 Aktif Aktif
9 3 Aktif Aktif
10 3 Aktif Aktif
11 3 Aktif Aktif
12 3 Aktif Aktif
13 3 Aktif Aktif
14 3 Aktif Aktif
15 3 Aktif Aktif
16 3 Aktif Aktif
17 3 Aktif Aktif
18 3 Aktif Aktif
19 3 Aktif Aktif
20 3 Aktif Aktif
21 5 Aktif Aktif
22 5 Aktif Aktif
23 5 Aktif Aktif
24 5 Aktif Aktif
25 5 Aktif Aktif
26 5 Aktif Aktif
27 5 Aktif Aktif
28 5 Aktif Aktif
29 5 Aktif Aktif
30 5 Aktif Aktif
31 5 Aktif Aktif
32 5 Aktif Aktif
33 5 Aktif Aktif
34 5 Aktif Aktif
35 5 Aktif Aktif
36 5 Aktif Aktif
37 5 Aktif Aktif
38 5 Aktif Aktif
39 5 Aktif Aktif
40 5 Aktif Aktif
41 5 Aktif Aktif
5. 40
TANGAN KE- DELAY
(S)
KONDISI
SENSOR HAND DRIYER
41 5 Aktif Aktif
42 5 Aktif Aktif
43 5 Aktif Aktif
44 5 Aktif Aktif
45 5 Aktif Aktif
46 5 Aktif Aktif
47 5 Aktif Aktif
48 5 Aktif Aktif
49 5 Aktif Aktif
50 5 Aktif Aktif
51 5 Aktif Aktif
52 5 Aktif Aktif
53 5 Aktif Aktif
54 5 Aktif Aktif
55 5 Aktif Aktif
56 5 Aktif Aktif
57 5 Aktif Aktif
58 5 Aktif Aktif
59 5 Aktif Aktif
60 5 Aktif Aktif
61 5 Aktif Aktif
62 5 Aktif Aktif
63 5 Aktif Aktif
64 5 Aktif Aktif
65 5 Aktif Aktif
66 5 Aktif Aktif
67 5 Aktif Aktif
68 5 Aktif Aktif
69 5 Aktif Aktif
70 5 Aktif Aktif
71 5 Aktif Aktif
72 5 Aktif Aktif
73 5 Aktif Aktif
74 5 Aktif Aktif
75 5 Aktif Aktif
76 5 Aktif Aktif
77 5 Aktif Aktif
78 5 Aktif Aktif
79 5 Aktif Aktif
80 5 Aktif Aktif
81 5 Aktif Aktif
6. 41
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran suhu driyer selama 60 detik untuk mematikan bakteri
ternyata suhu maksimal yang dicapai adalah rata rata 21,4 °C dengan suhu maksimal
22°C dan selama pengujian delay time 3 dan 5 detik sensor dan driyer uv. Masih
bekerja baik.
TANGAN KE- DELAY
(S)
KONDISI
SENSOR HAND DRIYER
82 5 Aktif Aktif
83 5 Aktif Aktif
84 5 Aktif Aktif
85 5 Aktif Aktif
86 5 Aktif Aktif
87 5 Aktif Aktif
88 5 Aktif Aktif
89 5 Aktif Aktif
90 5 Aktif Aktif
91 5 Aktif Aktif
92 5 Aktif Aktif
93 5 Aktif Aktif
94 5 Aktif Aktif
95 5 Aktif Aktif
96 5 Aktif Aktif
97 5 Aktif Aktif
98 5 Aktif Aktif
99 5 Aktif Aktif
100 5 Aktif Aktif
7. 42
IV.3. Pembahasan.
IV.3.1 Rangkaian Mikrokontrolel AT Mega 8535
Gambar 4.1 Sistem mininimum AT Mega 8535
Rangkaian Mikrokontroller pada modul ini berperan sebagai kendali
utama (kontroller) dimana Mikrokontroler ini dapat mengontrol semua
seluruh rangkaian yaitu rangkaian driver SSR, dan rangkaian sensor
photodiode sehingga alat dapat bekerja dengan baik. Saat IC mikrokontrolel at
mega 8535 memperoleh tegangan 5 v dc maka mikrokontrolel mulai
mengontol semua system. IC mikrokontrolel at mega 8535 npengendali dari
semua proses pendeteksian alat pengering tangan. Rangkaian mikrokontroler
inilah yang akan menerima informasi dari sensor Photodiode Infrared untuk
menggerakkan motor dari hair dryer dan UV lamp. Didalam rangkaian
mikrokontroler ini terdapat empat port yang digunakan untuk menampung
input atau output data yang terhubung langsung dengan rangkaian-rangkaian
dari alat pengering tangan, dimana port yang digunakan sebagai input adalah
8. 43
port A dan outputnya adalah port B. Rangkaian ini tersusun atas oscilator
kristal 12 MHz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua
buah kapasitor sebesar 33 pFarad yang berfungsi untuk menstabilkan
frekuensi.
IV.3.2 Rangkaian komparator
Gambar 4.2 Skematik Comparator LM 324
Pada saat sensor terhalang oleh obyek output dari sensor akan
mengeluarkan tegangan analog sesuai jarak yang terhalang, output
akan masuk ke pin 3 (Non inverting) comparator Lm 324 dan akan
dibandingkan dengan inputan pin 2 (Inverting) Lm 324, apabila lebih
besar pin 3 output yang keluar maka pada kaki 1 output komparator
mengeluarkan output tegangan yaitu sebesar input Vcc yang ada di
pin 8 yaitu 12 Volt, sebaliknya apabila pin 2 (inverting) lebih besar
dari pin 3 (Non inverting) maka pada kaki 1 output komparator
mengeluarkan tegangan yaitu 0 Volt. Output dari pin 1 komparator
selanjutnya akan masuk ke PORTA, sebagai logika High (1).
R3
2K 31
2
VCC
J3
+12 v
1
VCC
J5
SENSOR
1
2
3 +
-
LM358
3
2
1
84
J8
output
1
sensor
9. 44
IV.3.3 Rangkaian sensorPhotodide Infrared
Gambar 4.3 Skematik Photodiode infrared
Led infra merah merupakan salah satu komponen elektronika yang
akan mengantar arus jika dialiri bias maju. Led infra merah terbuat dari bahan
Arsenida gelium atau Fosfida Galium (GaAS atau Gap), dan ditempatkan
dalam suatu wadah yang tembus pandang. Dan Photodioda dibuat dari
semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau galium
arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini
menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 Å
– 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Infra red pada
rangkaian ini sebagai transmitter atau pemancar cahaya tak tampak kemudian
photodiode sebagai reciver atau penangkap cahaya tak tampak dari
photodiode tersebut. Saat kedua komponen tersebut dialiri listrik 5v dc.
Prinsipnya jika photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai
sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil.
Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau
10. 45
dapat diasumsikan tak hingga. Pada alat yang penulis buat saat cahaya
infrared terhalang oleh objek menuju photodiode maka output photodiode
sebagai perintah pengaktifan driver. Tapi sebelumnya masuk terlebih dahulu
ke rangkaian komparator untuk diakuatkan terlebih dahulu.
IV.3.3 Rangkaian driver SSR
Gambar 4.4 Skematik driver SSR
Rangkaian solid state relay pada gambar diatas dapat digunakan untuk
mengendalikan beban dengan tegangan kerja AC dari 24 volt hingga 220 volt.
Rangkaian solid state relay ini dikendalikan dengan sinyal logika tinggi TTL
2 – 5 volt DC yang diberikan ke jalur input solid state relay. Untuk
meningkatkan daya atau kemampuan arus solid state relay ini dapat dilkukan
dengan mengganti TRIAC Q1 BT136 dengan TRIAC yang memiliki
kapasitas arus yang lebih besar. TRIAC Q1 BT136 pada rangkaian solid state
relay diatas harus dilengkapi dengan pendingin (heatsink) untuk meredam
panas yang dihasilkan TRIAC pada saat mengalirkan arus ke beban .
12. 47
Version : THE END
Date : 14-Aug-2016
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company : OPM COMPANY
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 12.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include <mega8535.h>
// Declare your global variables here
#define SensorIR PINA.0
#define DriyerUv PORTB.0
#define On 1
#define Off 0
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
13. 48
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTA=0x00;// port a di set awal low
DDRA=0x00; // port a di setting input
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=Out
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=0
PORTB=0x00;// port a di set awal low
DDRB=0x01; // port b di setting output
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T
State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
15. 50
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
16. 51
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
17. 52
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
while (1)
{
// Place your code here
if (SensorIR==On)
{
DriyerUv=On;
delay_ms (300);
DriyerUv=Off;
}
}
}
18. 53
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasir perencanaan dan pembuatan modul tugas akhir
yaitu hand driyer otomatis di lengkapi dengan uv steril dengan sistim
mikrokontrolel AT Mega 8535, maka dapat di ambil sutu kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hand driyer uv steril merupakan satu alat yang mampu di gunakan
untuk membunuh kuman-kuman yang ada pada tangan
2. Bahwa kuman pada tangan akan mati pada paparan sinar UV dan
heat driyer dengan suhu max 21 ° C dalam waktu 1 menit.
V.2. Saran
1. Untuk mengembangkan alat ini bisa menggunakan bahan lain sebagai
pensteril kuman dengan cepat dan efisien.
2. Semoga pada wktu tugas akhir mendatang modul atau tugas akhir ini
dapat di kembangkan lagi oleh adik-adik tingkat dalam pembuatan alat
19. 54
agar dapat lebih muda, efektif, efesien dan lebih tinggi nilai
tekhnologinya.