SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
BAGIAN 2 EVALUASI LAHAN
BAB IV. PENGANTAR EVALUASI LAHAN
1.1. Latar Belakang dan Manfaat Evaluasi Lahan
Latar Belakang:
a. Jenis tanah beragam karena proses genesa tanah beragam dan menghasilkan sumberdaya
lahan beragam karena perbedaan geografi, iklim, waktu,dan manajemen oleh manusia.
b. Kondisi planet berubah sehingga terjadi perubahan tanah, air, lahan, dan atmosfer.
c. Genesa tanah, perubahan lahan merubah kemampuan lahan.
d. Kemajuan Iptek bertambah dinamik, sehingga pengelolaan sistem pertanian berubah
seiring perubahan penggunaan lahan dan komoditas pertanian.
Point a s/d d membutuhkan iptek Evaluasi Lahan agar terjadi penata gunaan lahan yang baik dan
benar.
Manfaat Evaluasi Lahan:
a. Mengetahui dan menguasai teknik survei (dan evaluasi) tanah/lahan.
b. Perencanaan pembangunan daerah, regional, nasional.
c. Profesi dan pelayanan kebutuhan bidang lain.
d. Pelayanan kebutuhan masa depan kelestarian SDA dan planet bumi. Bagaimana bisa
?????
e. Menghasilkan IPTEK baru untuk kebutuhan masa depan pelayanan evaluasi lahan
(pelestarian dan rehabilitasi-konservasi sumberdaya lahan).
1.2. Tanah –vs- Lahan
TANAH
Mempunyai 3 makna dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia:
a. Media alami bagi pertumbuhan tumbuhan  kualitas tanah.
Suatu benda alami berdimensi tiga (lebar,panjang dan dalam) terletak di bagian paling atas
kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari bahan di bawahnya sebagai hasil
kerja interaksi antara iklim, kegiatan organisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu
(Dokuchaiev dalam Glinka, 1927 dalam Soil Survey staff, 1975).
b. Regolith atau bahan hancuran iklim berasal dari batuan atau bahan organik yang diperlukan
sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan.
SURVEI PEMETAAN DAN EVALUASI LAHAN
PRODI D3-PERENCANAAN SUMBER DAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Written By: Purwandaru Widyasunu 2013
http://widyasunuunsoed.wordpress.com
widyasunuunsoed@yahoo.com
purwandaru.widyasunu@gmail.com
c. Tanah diperlakukan sebagai ruangan atau tempat di permukaan bumi yang dipergunakan oleh
manusia untuk melakukan segala macam kegiatan.
LAHAN
Lahan mengandung makna lebih luas dari tanah. Kata tanah atau lahan dapat dipergunakan
dalam makna setara Land.
Lahan : Lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang
diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan.
Penggunaan lahan : Setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik material maupun spritual.
Definisi lain dari Lahan:
Suatu “tract” atau “bentang” lahan dapat didefinisikan sebagai geografis suatu area
(wilayah) permukaan planet bumi yang spesifik: karakterisasinya menyangkut penggunaannya
yang mantap dan terperkirakan secara lestari, atributnya meliputi biosfer di atas dan di bawah
lahan suatu areal, yaitu yang meliputi system dari atmosfer, tanah dan bentukan geologis,
hidrologi, populasi tanaman dan hewan, dan hasil-hasil aktivitas manusia masa lampau dan masa
kini yang nyata-nyata memberikan atribut besar (dampak) terhadap kondisi sekarang dan masa
depan penggunaan lahan oleh manusia (Brinkman dan Smyth, 1973).
1.3. Pengertian Evaluasi Lahan
 Evaluasi lahan adalah komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan.
Komponen pembangunan lainnya apa saja????
 Hasilnya memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas kemungkinan penggunaan
serta tindakan pengelolaan yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara
lestari.
 Klasifikasi kemampuan lahan adalah salah satu bentuk evaluasi lahan
Tipe penggunaan lahan :
Bisa untuk lahan pertanian dan bukan pertanian. Pertanian, contoh:tegalan, sawah, kebun,
hutan produksi, alang-alang, padang rumput, hutan lindung, cagar alam, dsb. Bukan
pertanian, contoh:kota atau desa, industri, rekreasi,pertambangan dsb.
Sifat-sifat lahan:
Atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur/diperhatikan struktur tanah,
tekstur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah,
jenis vegetasi dsb. Jadi SD Tanah menjadi komponen lahan.
Sifat-sifat lahan perilaku lahan pertumbuhan tumbuhan kualitas lahan
Kegunaan evaluasi lahan untuk berbagai tingkat perencanaan ditentukan oleh tingkat
pengamatan atau tingkat survei sumberdaya lahan.
1.3. Evaluasi Lahan dan Berbagai Cara Evaluasi Lahan
Proses penilaian keragaan atau kinerja lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu,
meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan
aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai
penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976).
Pendekatan dalam evaluasi lahan
a. Evaluasi kualitatif
Evaluasi dilaksanakan dengan cara mengelompokkan lahan ke dalam beberapa ketegori
berdasarkan perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara terperinci &
tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut.
b. Evaluasi kuantitatif
Evaluasi lahan dinyatakan dalam term ekonomi berupa input dan output, benefit cost
ratio.
1.5. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kemampuan lahan
 Penilaian lahan (komponen2 lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam
beberapa kategori berdasarkan sifat2 yang merupakan potensi dan penghambat dalam
penggunaannya secara lestari.
 Merupakan kapasitas lahan sendiri untuk suatu penggunaan.
Klasifikasi kesesuaian lahan
Penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian absolut
lahan bagi suatu penggunaan.
Kenyataan adaptabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan
Oleh karena itu diperlukan survei sumberdaya lahan:
a. Metode parametrik kualitas lahan: sifat fisika,kimia, biologis tanah termasuk perubahan-
perubahannya; morfologi lahan, unsur-unsur iklim, hidrologi, keanekaragaman hayati.
b. Metode faktor penghambat: idem atas yang merupakan faktor penghambat diidentifikasi
nilainya dan dipersiapkan metode teknis penyelesaiannya.
1.6. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan
 Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan
Klingebiel dan Montgomery (1973).
 Dimana lahan dibagi menjadi 3 kategori :
Kelas, Sub kelas, Satuan kemampuan/ pengolahan.
 Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan ke
dalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi (Kelas I-VIII).
 Semakin baik kelas suatu lahan (mendekati kelas I), maka pilihan tipe penggunaan lahan
semakin luas.
Beberapa asumsi
a. Klasifikasi kemampuan lahan.
b. Tanah-tanah di dalam suatu kelas kemampuan adalah sama.
c. Suatu nisbah keluar terhadap masukan yang layak adalah sesuai untuk digunakan bagi usaha
penanaman tanaman semusim/rumput/hutan.
d. Tingkat pengelolaan yang tinggi.
e. Intensitas hambatan
f. Adanya air lebih di permukaan / di dalam tanah
g. Klasifikasi lahan disesuaikan dengan pembatas atau ancaman atau keduanya setelah perbaikan
dilakukan.
h. Tanah yang telah diperbaiki diklasifikasi menurut hambatan dan ancaman kerusakan.
i. Kelas kemampuan lahan berubah jika reklamasi besar dilakukan secara permanen.
j. Pengelompokan kemampuan dapat berubah jika didapatkan informasi baru tentang perilaku
dan keragaan lahan.
k. Hal-hal yang tidak termasuk kriteria klasifikasi, contoh : jarak ke pasar, ukuran dan bentuk
areal, letak di lapangan, sumberdaya penggarap lahan.
l. Lahan dengan hambatan fisiktanaman hanya ditanam, dipelihara, dipanen dengan tangan,
shg tidak bisa masuk kelas I-IV.
m.Lahan tanaman semusim seperti rumput,padang penggembalaan,hutan,suaka alam.
Data hasil penelitian dipergunakan untuk menempatkan lahan dalam satuan kemampuan, sub
kelas dan kelas.
Perencanaan Tata Guna Lahan
Latar Belakang:
a. Jumlah penduduk meningkat  butuh lahan  lahan pertanian mengalami konversi atau
pembalakan hutan menjadi lahan pertanian atau menjadi non pertanian
b. Terjadi degradasi lahan
c. Saat ini terjadi perubahan iklim dengan variasi yang ekstrim untuk produksi biomassa.
d. Terjadi kerusakan hidro-orologis
e. Terjadi kerusakan keragaman hayati
 BISA DIPERLUKAN PENATAAN ULANG TATA GUNA LAHAN
Kelas Kemampuan Lahan:
Kelas I : Sedikit hambatan yang membatasi pengunaanya, sesuai untuk penggunaan pertanian.
Kelas II : Memiliki beberapa hambatan/ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan
penggunaan, mengakibatkan tindakan konservasi sedang.
Kelas III : Mempunyai hambatan berat yang mengurangi pilihan penggunaan & memerlukan
tindakan konservasi khusus.
Kelas IV : Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah lebih besar daripada kelas III dan
pilihan tanaman juga terbatas.
Kelas V : Tanah kelas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan lain yang tidak
praktis untuk dihilangkan sehingga membatasi pilihan penggunaan.
Kelas VI : Mempunyai hambatan berat yang menyebabkan tanah tidak sesuai untuk penggunaan
pertanian.
Kelas VII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian.
Kelas VIII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan dalam
keadaan alaminya.
Sub kelas kemampuan lahan
Berdasarkan jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan dominan yang sama.
Terdapat beberapa jenis hambatan yang dikenal pada sub kelas, yaitu:
e : ancaman erosi
w: keadaan drainase atau kelebihan air atau ancaman banjir
s: hambatan daerah perakaran
c: hambatan iklim
Kelas kemampuan I tidak mempunyai sub kelas .
Satuan kemampuan lahan
Pengelompokan lahan yang sama/hampir sama kesesuaiannya bagi tanaman dan
memerlukan pengelolaan yang sama atau memberikan tanggapan yang sama terhadap masukan
pengelolaan yang diberikan.
1.7. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
Manfaat : membantu klasifikasi kategori lahan.
Kriteria disusun dengan anggapan suatu lahan yang memiliki iklim yang sama. Harus
tersedia informasi tentang tanggapan setiap tanah terhadap pengelolaan dan pengaruh tanah dan
yang lainnya terhadap pertumbuhan tanaman. Pengelompokan tanah ke satuan kemampuan, sub
kelas, kelas didasarkan atas evaluasi dari kombinasi factor-faktor berikut:
a. Kemampuan tanah untuk memungkinkan tanaman memberikan tanggapan terhadap suatu
penggunaan dan pengelolaan.
b. Tekstur dan struktur tanah
c. Kepekaan terhadap erosi
d. Penjenuhan / kelebihan air pada tanah yang terus-menerus
e. Kedalaman tanah
f. Garam yang merupakan racun bagi tanaman
h. Hambatan fisik seperti bantuan, erosi parit dalam dan lain-lain
i. Iklim.
Faktor Iklim
Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan.
Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1o
C setiap 100 m naik di atas permukaan laut.
Namun di Jawa sebesar 0,61 o
C. Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga
dengan persamaan berikut:
T = 26,3o
C – 0,61 h
Dimana T : temperture(o
C), 26,3 o
C : temperature rata2 pada permukaan laut, h:ketinggian (hm).
Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi kemamupan tanah. Sehingga pengaruh inter-
aksi antara iklim-tanah harus diperhitungkan.
Faktor Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadi
Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara pengelolaan tanah
disebabkan karena alasan:
a. Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar produktivitas tanaman sedang-
tinggi.
b. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman.
c. Kehilangan unsur hara oleh tanaman.
d. Kehilangan lapisan permukaan tanah.
e. Kehilangan tanah oleh erosi
f. Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi.
g. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi
produktif kembali.
Kecuraman lereng dikelompokkan sbb:
A = 0 – 3% (datar)
B = >3 sampai 8% (landai atau bermabak)
C = >8 sampai 15% (agak miring atau bergelombang)
D = >15 sampai 30% (miring atau berbukit)
E = >30 sampai 45% (agak curam atau bergunung)
F = >45 sampai 65% (curam)
G = >65% (sangat curam).
Kepekaan erosi tanah (K) dikelompokkan sebagai berikut:
KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah)
KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah)
KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang)
KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi)
KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi)
KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi).
Kerusakan erosi yang telah terjadi dikelompokkan sebagai berikut:
e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan, <25% lapisan atas hilang
e2 = sedang, 25-75% lapisan atas hilang
e3 = agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. Bawah hilang
e4 = berat, >25% lap.bawah hilang
e5 = sangat berat : erosi parit.
Faktor Kedalaman tanah
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman.
Klasifikasi kedalaman tanah yang efektif:
ko = >90 cm (dalam)
k1 = 90 – 50 cm (sedang)
k2 = 50 – 25 cm (dangkal)
k3 = <25 cm (sangat dangkal)
Faktor Tekstur tanah (t)
Penting dalam mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah
serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya.
Klasifikasi tekstur tanah
Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas dan lapisan bawah:
t1 = tekstur halus : tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat.
t2 = tekstur agak halus : tekstur lempung liat berpasir, lempung berliat dan lempung liat berdebu.
t3 = tekstur agak kasar : tekstur lampung berpasir, lempung berpasir halus dan lempung berpasir
sangat halus.
t4 = tekstur kasar : tekstur pasir berlempung dan pasir.
Permeabilitas
Dikelompokkan sebagai berikut:
P1 = lambat : 0,5 cm/jam
P2 = agak lambat : 0,5 – 2 cm/jam
P3 = sedang : 2 – 6,25 cm/jam
P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam
P5 = cepat : >12,5 cm/jam.
Drainase
Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
d0 = berlebihan; air segera keluar dari tanah, sehingga tanaman akan mengalami kekurangan air
d1 = baik; tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak
terdapat bercak
d2 = agak baik; tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran, tidak terdapat
bercak.
d3 = agak buruk; lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak.
Pada lapisan bawah terdapat bercak.
d4 = buruk; bagian bawah lapisan atas terdapat bercak.
d5 = sangat buruk ; seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu yang terdapat
bercak, terdapat air yang mennggenang di permukaan tanah dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor khusus
Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan dan kerikil, bahaya
banjir dan salinitas.
Contoh klasifikasi kerikil di dalam lapisan 20 cm permukaan tanah dikelompokkan sbb:
b0 = Tidak ada atau sedikit : 0 – 15% volume tanah
b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah
b3 = sangat banyak >90% volume tanah .
Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O)
O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu >24 jam
O1 = kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln
O2 = Selama 1 bln dalam 1 th teratur tertutupi banjir yang >24 jam
O3 = Selama 2-5 bulan dalam 1 th dilanda banjir >24 jam
O4 = Selama waktu > 6 bln tanah dilanda banjir yang teratur >24 jam.
Klasifikasi Salinitas
Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah
sbb:
g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (ECx 103
) mmhos/cm pada suhu 250
C.
g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4 – 8 (EC x 103
) mmhos/cm pada suhu
250
C.
g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8 – 15 (EC x 103
) mmhos/cm pada suhu
250
C.
g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (EC x 103
) mmhos/cm
pada suhu 250
C.
Matriks kriteria klasifikasi kemampuan lahan
BAB V. KEMAMPUAN LAHAN
3.1. Pengertian dan Klasifikasi
Kemampuan (capability):
“Kemampuan sesuatu benda untuk digunakan atau memproduksi/menghasilkan”.
Kemampuan Lahan:
Kemampuan lahan untuk memproduksi biomassa vegetasi dan tanaman tanpa menimbulkan
kerusakan biofisik lahan.
Menurut USDA  ada 3 kategori yaitu KELAS, SUB-KELAS, dan UNIT.
Sifat-sifat tanah yang dilakuan sebagai PEMBEDA meliputi sifat FISIK/MORFOLOGI tanah
dan lahan yang langsung diamati di lapangan  PRAKTIS DAN DITENTUKAN LANGSUNG
DI LAPANGAN.
A. Kemampuan Lahan Tingkat Kelas:
 Tanah dikelompokkan ke dalam Kelas I s/d VIII yaitu semakin tinggi kelasnya maka
KUALITAS LAHAN semakin jelek  alasan: RESIKO KERUSAKAN DAN
BESARNYA FAKTOR PENGHAMBAT BERTAMBAH.
Kelas I – IV  sesuai untuk usaha pertanian
Kelas V – VIII  tidak sesuai atau diperlukan biaya tinggi untuk pengelolaannya.
Sejarah Indonesia atas pengelolaan lahan banyak kasus pelanggaran atas Kelas Kemampuan
Lahan  mempercepat degradasi tanah dan lahan.
Lahan Kelas I
 Sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan tindakan KTA
termasuk teknik ameliorasi , reklamasi dan rehabilitasi yang khusus.
 Ciri lahan: datar, solum tanah dalam, tekstur agak halus s/d sedang, drainase baik, mudah
diolah, responsif terhadap pemupukan. Pemupukan apa???
 Tidak mempunyai faktor penghambat.
 Untuk mengetahui standar batas ciri tanah/lahan yang baik LIHAT HARKAT SIFAT
FISIKA, KIMIA, BIOLOGI TANAH (Puslitannak, USDA, FAO) atau
 10 Paramater Kerusakan Tanah KNLH (PP 150 tahun 2001). ATAU PARAMETER
KUALITAS TANAH/LAHAN.
Lahan Kelas II
 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan sedikit HAMBATAN dan ANCAMAN
KERUSAKAN.
 Faktor penghambat adalah salah satu atau lebih dari sifat/faktor berikut: (i) lereng
melandai,(ii) kepekaan erosi sedang, (iii) kedalaman tanah kurang ideal, (iv) struktur
tanah kurang baik, (v) sedikit gangguan salinitas (Na), (vi) kadang-kadang tergenang
banjir, (vii) drainase buruk, (viii) iklim sedikit menghambat.
Jika dikelola sebagai usaha pertanian tanaman semusim perlu tindaan pengawetan tanah yang
sedang. Misal: (i) pengolahan tanah menurut kontur, (ii) pembuatan guludan, (iii) pergiliran
tanaman dengan tanaman penutup tanah dan pupuk hijau dan (iv) tindakan pemupukan.
Lahan Kelas III
 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan hambatan yang AGAK BERAT  shg. tidak
semua jenis tanaman dapat diusahakan.
 Faktor penghambat salah satu atau kombinasi beberapa sifat tanah atau lahan sbb: (i)
lereng agak curam, (ii) kepekaan erosi tinggi  terjadi erosi berat, (iii) sering tergenang
banjir, (iv) permeabilitas lambat, (v) SOLUM DANGKAL, (vi) daya menahan air rendah,
(vii) kesuburan rendah, (viii) salinitas/Na sedang, (ix) penghambat iklim sedang.
 Memerlukan tindakan pengawetan khusus. Misal: penanaman dalam strip, pembuatan
teras, pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah, pemupukan sintetik untuk
meningatkan kesuburan kimiawi tanah; organik sbg “soil ameliorant & amendment”.
Lahan Kelas IV
 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan FAKTOR PENGHAMBAT BERAT 
membatasi PILIHAN TANAMAN yang diusahakan.
 Faktor penghambat salah satu atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) lereng curam, (ii)
kepekaan erosi tinggi  EROSI BERAT, (iii) TANAH DANGKAL, (iv) daya menahan
air rendah, (v) sering tergenang banjir, (vi) drainase terhambat, (vii) salinitas/Na agak
tinggi, (viii) penghambat iklim sedang.
Jika diusahakan untuk TANAMAN SEMUSIM perlu TERAS atau perbaikan drainase atau
pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah selama 3-5 tahun.
Lahan Kelas V
 TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN (tanaman reguler/lazim)  berarti
cari alternatif vegetasi atau tanaman yang sifatnya MEMELIHARA sistem KTA lahan.
 Lahan bisa datar namun mempunyai stau atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) drainase
sangat buruk atau terhambat, (ii) sering kebanjiran, (iii) BERBATU, (iv) penghambat
iklim cukup besar; lahan bisa curam bisa cekung/lembah dengan kriteria sulit mengelola
lahan untuk tanaman pertanian reguler terutama tanaman pangan.
Lahan Kelas VI
Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??
 TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN.
 Lahan mempunyai faktor penghambat yang sulit diperbaiki: (i) lereng sangat curam, (ii)
erosi yang terjadi sangat berat, (iii) berbatu-batu, (iv) SOLUM DANGKAL, (v) drainase
sangat buruk, (vi) daya menahan air randah, (vii) penghambat iklim besar.
 Sesuai hanya untuk vegetasi rumput (harus dijaga agar rumput selalu menutup
permukaan tanah.
 Bila dihutankan  penebangan kayu harus selektif atau untuk Agroforestry.
TUGAS: Tulislah prinsip desain tanaman dan vegetasi Agroforestry untuk mengatasi kerusakan
tanah dan lahan kelas kemampuan VI.
Lahan Kelas VII
Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??
 SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN SEMUSIM.
 Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih berat dari kelas VI: (i) lereng terjal, (ii)
erosi sangat berat (gully erosion/erosi parit), (iii) tanah dangkal, (iv) lahan berbatu-batu,
(v) drainase sangat terhambat  sebabnya apa??, (vi) iklim sangat menghambat 
contohnya apa/bagaimana??.
Lahan Kelas VIII
 SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK PRODUKSI PERTANIAN !!!.
 Lahan mempunyai faktor penghambat lebih berat dari Kelas VII: (i) lereng sangat terjal,
(ii) erosi sangat berat, (iii) permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas atau singkapan,
(iv) iklim sangat tidak mendukung (kejadian cuaca ekstrim pendek/panjang sangat
sering), (v) selalu tergenang, (vi) kapasitas menahan air rendah.
 Lahan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau TETAP MENJADI FUNGSI HUTAN
SEBAGAI ZONA RESAPAN AIR  CAGAR ALAM, HUTAN REKREASI, HUTAN
LINDUNG.
B. Kemampuan Lahan Tingkat Sub Kelas
JENIS FAKTOR PENGHAMBAT:
 Sub Kelas bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama.
 Sub Kelas genangan air (w)  kelebihan air merupakan problem utama, drainase buruk,
air tanah dangkal, daerah banjir.
 Sub Kelas perakaran tanaman (s)  tanah dangkal, banyak batuan permukaan/singkapan,
kemampuan memegang air rendah.
 Sub Kelas iklim (c)  iklim yaitu suhu dan curah hujan merupakan masalah utama 
saat ini kaitannya dengan perubahan iklim dengan fenomena CUACA EKSTRIM sebagai
dampak pemanasan global  contoh (i) CH esktrim tinggi dalam watu singkat, (ii) MK
yang ada beberapa kali CH tinggi, (iii) MK panjang lebih awal; MH panjang, (iv) air laut
pasang naik ke daratan 0,5 m pantai utara Jawa.
JENIS-JENIS FAKTOR PENGHAMBAT DITULISKAN DI BELAKANG ANGKA KELAS
Misal:
III w  Lahan Kelas III dengan faktor penghambat genangan air sehingga terjadinya kelebihan
air merupakan problem utama, selain itu uumumnya drainase buruk, air tanah dangkal,
daerah banjir.
IV e  bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama.
C. Kemampuan Lahan Tingkat Unit (Satuan Pengelolaan)
TINGKAT UNIT memberikan keterangan yang lebih spesifik dan detil daripada SUB KELAS.
Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberikan SIMBOL dengan penambahan angka-angka
Arab di belakang simbol sub kelas  angka menunjukkan besarnya tingkat dari faktor
penghambat.
Contoh:
II w-1  penghambat genangan air (kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak
teratur dalam periode <1 bln); d1 = drainase baik, tanah mempunyai peredaran udara
baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat bercak.
III e-3  e3 = erosi agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. bawah hilang.
IV k-3  solum tanah k3 = <25 cm (sangat dangkal).
3.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan Modifikasi Menurut Sitanala Arsyad
Latar Belakang:
Kelas kemampuan Lahan USDA istilah-istilah sifat tanah tidak KUANTITATIF (tidak
dinyatakan dengan angka-angka)  SULIT DIINTERPRETASIKAN.
Contoh: lereng landai, kedalaman tanah kurang, erosi berat.
ARSYAD (1979)  mengadakan modifikasi terhadap sistem USDA tsb. dan mengemukakan
KRITERIA yang lebih definitif yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia.
MENJADI KUANTITATIF.
SELANJUTNYA URAIAN KUALITATIF ARSYAD LIHAT BAB IV.
Pustaka
Matondang, S. 1982. Teknik Survei. Bahan Kuliah dalam Pendidikan dan Latihan Tataguna
Tanah. Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri dan Institut Pertanian
Bogor. 1982.
Djaenudin, D. 1998?. Pengenalan dan Konsep Evaluasi Lahan untuk Pengembangan Pertanian.
Materi Pelatihan ALES dan SIG angkatan I dan II, Ciawi Bogor (26 Februari s/d 20
Maret 1998). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. 1998.
McRae, S.G. and C.P. Burnham. 1981. Land Evaluation. Clarendon Press. Oxford, Great
Brittain.

More Related Content

What's hot

Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiAbhy Taridala
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEDIS BLOG
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurherewith sofian
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptAyu Fatimah Zahra
 
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Purwandaru Widyasunu
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) bramantiyo marjuki
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Hanifah Nurhayati
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
Metode scoring
Metode scoringMetode scoring
Metode scoringtanmud
 

What's hot (20)

Metode skoring
Metode skoringMetode skoring
Metode skoring
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTANEKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
DASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIKDASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIK
 
Stabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapurStabilitas tanah dengan kapur
Stabilitas tanah dengan kapur
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
 
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Metode scoring
Metode scoringMetode scoring
Metode scoring
 

Similar to Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl

Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Purwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Purwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruPurwandaru Widyasunu
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Helmas Tanjung
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanmuhammadzain158
 
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdffili9
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Purwandaru Widyasunu
 
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).pptFiqriErlangga
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxMqwinMks
 
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitability
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitabilityMakalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitability
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitabilityBondan the Planter of Palm Oil
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakRumbi Oztecilopasunexiss
 
Georafi Pertanian
Georafi PertanianGeorafi Pertanian
Georafi Pertanianbagask_25
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaNurul Aulia
 

Similar to Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl (20)

Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
 
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
3c87b_BT_07_Survei_kesesuaian_lahan.pdf
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Paper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijenPaper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijen
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
 
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt
20210922041304-Evaluasi Kesesuaian Lahan 1.pptx (1).ppt
 
Bahan ajar psd_l__.bab_-v
Bahan ajar psd_l__.bab_-vBahan ajar psd_l__.bab_-v
Bahan ajar psd_l__.bab_-v
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
 
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitability
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitabilityMakalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitability
Makalah_42 Klasifikasi tanah berdasarkan capability dan suitability
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
Georafi Pertanian
Georafi PertanianGeorafi Pertanian
Georafi Pertanian
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Bab ii pengertian lahan
Bab ii pengertian lahanBab ii pengertian lahan
Bab ii pengertian lahan
 
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.pptKonservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
 

More from Purwandaru Widyasunu

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikPurwandaru Widyasunu
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalPurwandaru Widyasunu
 

More from Purwandaru Widyasunu (8)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
 

Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl

  • 1. BAGIAN 2 EVALUASI LAHAN BAB IV. PENGANTAR EVALUASI LAHAN 1.1. Latar Belakang dan Manfaat Evaluasi Lahan Latar Belakang: a. Jenis tanah beragam karena proses genesa tanah beragam dan menghasilkan sumberdaya lahan beragam karena perbedaan geografi, iklim, waktu,dan manajemen oleh manusia. b. Kondisi planet berubah sehingga terjadi perubahan tanah, air, lahan, dan atmosfer. c. Genesa tanah, perubahan lahan merubah kemampuan lahan. d. Kemajuan Iptek bertambah dinamik, sehingga pengelolaan sistem pertanian berubah seiring perubahan penggunaan lahan dan komoditas pertanian. Point a s/d d membutuhkan iptek Evaluasi Lahan agar terjadi penata gunaan lahan yang baik dan benar. Manfaat Evaluasi Lahan: a. Mengetahui dan menguasai teknik survei (dan evaluasi) tanah/lahan. b. Perencanaan pembangunan daerah, regional, nasional. c. Profesi dan pelayanan kebutuhan bidang lain. d. Pelayanan kebutuhan masa depan kelestarian SDA dan planet bumi. Bagaimana bisa ????? e. Menghasilkan IPTEK baru untuk kebutuhan masa depan pelayanan evaluasi lahan (pelestarian dan rehabilitasi-konservasi sumberdaya lahan). 1.2. Tanah –vs- Lahan TANAH Mempunyai 3 makna dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia: a. Media alami bagi pertumbuhan tumbuhan  kualitas tanah. Suatu benda alami berdimensi tiga (lebar,panjang dan dalam) terletak di bagian paling atas kulit bumi dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari bahan di bawahnya sebagai hasil kerja interaksi antara iklim, kegiatan organisme, bahan induk dan relief selama waktu tertentu (Dokuchaiev dalam Glinka, 1927 dalam Soil Survey staff, 1975). b. Regolith atau bahan hancuran iklim berasal dari batuan atau bahan organik yang diperlukan sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan. SURVEI PEMETAAN DAN EVALUASI LAHAN PRODI D3-PERENCANAAN SUMBER DAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Written By: Purwandaru Widyasunu 2013 http://widyasunuunsoed.wordpress.com widyasunuunsoed@yahoo.com purwandaru.widyasunu@gmail.com
  • 2. c. Tanah diperlakukan sebagai ruangan atau tempat di permukaan bumi yang dipergunakan oleh manusia untuk melakukan segala macam kegiatan. LAHAN Lahan mengandung makna lebih luas dari tanah. Kata tanah atau lahan dapat dipergunakan dalam makna setara Land. Lahan : Lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan : Setiap bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spritual. Definisi lain dari Lahan: Suatu “tract” atau “bentang” lahan dapat didefinisikan sebagai geografis suatu area (wilayah) permukaan planet bumi yang spesifik: karakterisasinya menyangkut penggunaannya yang mantap dan terperkirakan secara lestari, atributnya meliputi biosfer di atas dan di bawah lahan suatu areal, yaitu yang meliputi system dari atmosfer, tanah dan bentukan geologis, hidrologi, populasi tanaman dan hewan, dan hasil-hasil aktivitas manusia masa lampau dan masa kini yang nyata-nyata memberikan atribut besar (dampak) terhadap kondisi sekarang dan masa depan penggunaan lahan oleh manusia (Brinkman dan Smyth, 1973). 1.3. Pengertian Evaluasi Lahan  Evaluasi lahan adalah komponen penting dalam proses perencanaan penggunaan lahan. Komponen pembangunan lainnya apa saja????  Hasilnya memberikan alternatif penggunaan lahan dan batas kemungkinan penggunaan serta tindakan pengelolaan yang diperlukan sehingga lahan dapat digunakan secara lestari.  Klasifikasi kemampuan lahan adalah salah satu bentuk evaluasi lahan Tipe penggunaan lahan : Bisa untuk lahan pertanian dan bukan pertanian. Pertanian, contoh:tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, alang-alang, padang rumput, hutan lindung, cagar alam, dsb. Bukan pertanian, contoh:kota atau desa, industri, rekreasi,pertambangan dsb. Sifat-sifat lahan: Atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur/diperhatikan struktur tanah, tekstur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi dsb. Jadi SD Tanah menjadi komponen lahan. Sifat-sifat lahan perilaku lahan pertumbuhan tumbuhan kualitas lahan Kegunaan evaluasi lahan untuk berbagai tingkat perencanaan ditentukan oleh tingkat pengamatan atau tingkat survei sumberdaya lahan. 1.3. Evaluasi Lahan dan Berbagai Cara Evaluasi Lahan Proses penilaian keragaan atau kinerja lahan jika digunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan
  • 3. aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Pendekatan dalam evaluasi lahan a. Evaluasi kualitatif Evaluasi dilaksanakan dengan cara mengelompokkan lahan ke dalam beberapa ketegori berdasarkan perbandingan relatif kualitas lahan tanpa melakukan perhitungan secara terperinci & tepat biaya dan pendapatan bagi penggunaan lahan tersebut. b. Evaluasi kuantitatif Evaluasi lahan dinyatakan dalam term ekonomi berupa input dan output, benefit cost ratio. 1.5. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Klasifikasi kemampuan lahan  Penilaian lahan (komponen2 lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat2 yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.  Merupakan kapasitas lahan sendiri untuk suatu penggunaan. Klasifikasi kesesuaian lahan Penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan. Kenyataan adaptabilitas (kemungkinan penyesuaian) lahan bagi suatu penggunaan Oleh karena itu diperlukan survei sumberdaya lahan: a. Metode parametrik kualitas lahan: sifat fisika,kimia, biologis tanah termasuk perubahan- perubahannya; morfologi lahan, unsur-unsur iklim, hidrologi, keanekaragaman hayati. b. Metode faktor penghambat: idem atas yang merupakan faktor penghambat diidentifikasi nilainya dan dipersiapkan metode teknis penyelesaiannya. 1.6. Sistem Klasifikasi Penggunaan Lahan  Menggunakan sistem yang dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943) dan Klingebiel dan Montgomery (1973).  Dimana lahan dibagi menjadi 3 kategori : Kelas, Sub kelas, Satuan kemampuan/ pengolahan.  Pengelompokan berdasarkan intensitas faktor penghambat. Tanah dikelompokkan ke dalam 8 kelas yang ditandai dengan huruf Romawi (Kelas I-VIII).  Semakin baik kelas suatu lahan (mendekati kelas I), maka pilihan tipe penggunaan lahan semakin luas. Beberapa asumsi a. Klasifikasi kemampuan lahan. b. Tanah-tanah di dalam suatu kelas kemampuan adalah sama. c. Suatu nisbah keluar terhadap masukan yang layak adalah sesuai untuk digunakan bagi usaha penanaman tanaman semusim/rumput/hutan.
  • 4. d. Tingkat pengelolaan yang tinggi. e. Intensitas hambatan f. Adanya air lebih di permukaan / di dalam tanah g. Klasifikasi lahan disesuaikan dengan pembatas atau ancaman atau keduanya setelah perbaikan dilakukan. h. Tanah yang telah diperbaiki diklasifikasi menurut hambatan dan ancaman kerusakan. i. Kelas kemampuan lahan berubah jika reklamasi besar dilakukan secara permanen. j. Pengelompokan kemampuan dapat berubah jika didapatkan informasi baru tentang perilaku dan keragaan lahan. k. Hal-hal yang tidak termasuk kriteria klasifikasi, contoh : jarak ke pasar, ukuran dan bentuk areal, letak di lapangan, sumberdaya penggarap lahan. l. Lahan dengan hambatan fisiktanaman hanya ditanam, dipelihara, dipanen dengan tangan, shg tidak bisa masuk kelas I-IV. m.Lahan tanaman semusim seperti rumput,padang penggembalaan,hutan,suaka alam. Data hasil penelitian dipergunakan untuk menempatkan lahan dalam satuan kemampuan, sub kelas dan kelas. Perencanaan Tata Guna Lahan Latar Belakang: a. Jumlah penduduk meningkat  butuh lahan  lahan pertanian mengalami konversi atau pembalakan hutan menjadi lahan pertanian atau menjadi non pertanian b. Terjadi degradasi lahan c. Saat ini terjadi perubahan iklim dengan variasi yang ekstrim untuk produksi biomassa. d. Terjadi kerusakan hidro-orologis e. Terjadi kerusakan keragaman hayati  BISA DIPERLUKAN PENATAAN ULANG TATA GUNA LAHAN Kelas Kemampuan Lahan: Kelas I : Sedikit hambatan yang membatasi pengunaanya, sesuai untuk penggunaan pertanian. Kelas II : Memiliki beberapa hambatan/ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaan, mengakibatkan tindakan konservasi sedang. Kelas III : Mempunyai hambatan berat yang mengurangi pilihan penggunaan & memerlukan tindakan konservasi khusus. Kelas IV : Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah lebih besar daripada kelas III dan pilihan tanaman juga terbatas. Kelas V : Tanah kelas ini tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatan lain yang tidak praktis untuk dihilangkan sehingga membatasi pilihan penggunaan.
  • 5. Kelas VI : Mempunyai hambatan berat yang menyebabkan tanah tidak sesuai untuk penggunaan pertanian. Kelas VII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Kelas VIII : Tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai untuk dibiarkan dalam keadaan alaminya. Sub kelas kemampuan lahan Berdasarkan jenis faktor penghambat atau ancaman kerusakan dominan yang sama. Terdapat beberapa jenis hambatan yang dikenal pada sub kelas, yaitu: e : ancaman erosi w: keadaan drainase atau kelebihan air atau ancaman banjir s: hambatan daerah perakaran c: hambatan iklim Kelas kemampuan I tidak mempunyai sub kelas . Satuan kemampuan lahan Pengelompokan lahan yang sama/hampir sama kesesuaiannya bagi tanaman dan memerlukan pengelolaan yang sama atau memberikan tanggapan yang sama terhadap masukan pengelolaan yang diberikan. 1.7. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan Manfaat : membantu klasifikasi kategori lahan. Kriteria disusun dengan anggapan suatu lahan yang memiliki iklim yang sama. Harus tersedia informasi tentang tanggapan setiap tanah terhadap pengelolaan dan pengaruh tanah dan yang lainnya terhadap pertumbuhan tanaman. Pengelompokan tanah ke satuan kemampuan, sub kelas, kelas didasarkan atas evaluasi dari kombinasi factor-faktor berikut: a. Kemampuan tanah untuk memungkinkan tanaman memberikan tanggapan terhadap suatu penggunaan dan pengelolaan. b. Tekstur dan struktur tanah c. Kepekaan terhadap erosi d. Penjenuhan / kelebihan air pada tanah yang terus-menerus e. Kedalaman tanah f. Garam yang merupakan racun bagi tanaman h. Hambatan fisik seperti bantuan, erosi parit dalam dan lain-lain i. Iklim. Faktor Iklim Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan. Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1o C setiap 100 m naik di atas permukaan laut. Namun di Jawa sebesar 0,61 o C. Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan persamaan berikut: T = 26,3o C – 0,61 h
  • 6. Dimana T : temperture(o C), 26,3 o C : temperature rata2 pada permukaan laut, h:ketinggian (hm). Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi kemamupan tanah. Sehingga pengaruh inter- aksi antara iklim-tanah harus diperhitungkan. Faktor Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadi Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara pengelolaan tanah disebabkan karena alasan: a. Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar produktivitas tanaman sedang- tinggi. b. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman. c. Kehilangan unsur hara oleh tanaman. d. Kehilangan lapisan permukaan tanah. e. Kehilangan tanah oleh erosi f. Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi. g. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali. Kecuraman lereng dikelompokkan sbb: A = 0 – 3% (datar) B = >3 sampai 8% (landai atau bermabak) C = >8 sampai 15% (agak miring atau bergelombang) D = >15 sampai 30% (miring atau berbukit) E = >30 sampai 45% (agak curam atau bergunung) F = >45 sampai 65% (curam) G = >65% (sangat curam). Kepekaan erosi tanah (K) dikelompokkan sebagai berikut: KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah) KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah) KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang) KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi) KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi) KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi). Kerusakan erosi yang telah terjadi dikelompokkan sebagai berikut: e0 = tidak ada erosi e1 = ringan, <25% lapisan atas hilang e2 = sedang, 25-75% lapisan atas hilang e3 = agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. Bawah hilang e4 = berat, >25% lap.bawah hilang e5 = sangat berat : erosi parit. Faktor Kedalaman tanah Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang efektif:
  • 7. ko = >90 cm (dalam) k1 = 90 – 50 cm (sedang) k2 = 50 – 25 cm (dangkal) k3 = <25 cm (sangat dangkal) Faktor Tekstur tanah (t) Penting dalam mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya. Klasifikasi tekstur tanah Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas dan lapisan bawah: t1 = tekstur halus : tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat. t2 = tekstur agak halus : tekstur lempung liat berpasir, lempung berliat dan lempung liat berdebu. t3 = tekstur agak kasar : tekstur lampung berpasir, lempung berpasir halus dan lempung berpasir sangat halus. t4 = tekstur kasar : tekstur pasir berlempung dan pasir. Permeabilitas Dikelompokkan sebagai berikut: P1 = lambat : 0,5 cm/jam P2 = agak lambat : 0,5 – 2 cm/jam P3 = sedang : 2 – 6,25 cm/jam P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam P5 = cepat : >12,5 cm/jam.
  • 8. Drainase Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut : d0 = berlebihan; air segera keluar dari tanah, sehingga tanaman akan mengalami kekurangan air d1 = baik; tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat bercak d2 = agak baik; tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran, tidak terdapat bercak. d3 = agak buruk; lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak. Pada lapisan bawah terdapat bercak. d4 = buruk; bagian bawah lapisan atas terdapat bercak. d5 = sangat buruk ; seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu yang terdapat bercak, terdapat air yang mennggenang di permukaan tanah dalam waktu yang lama.
  • 9. Faktor-faktor khusus Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan dan kerikil, bahaya banjir dan salinitas. Contoh klasifikasi kerikil di dalam lapisan 20 cm permukaan tanah dikelompokkan sbb: b0 = Tidak ada atau sedikit : 0 – 15% volume tanah b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah b3 = sangat banyak >90% volume tanah . Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O) O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu >24 jam O1 = kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln O2 = Selama 1 bln dalam 1 th teratur tertutupi banjir yang >24 jam O3 = Selama 2-5 bulan dalam 1 th dilanda banjir >24 jam O4 = Selama waktu > 6 bln tanah dilanda banjir yang teratur >24 jam. Klasifikasi Salinitas Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah sbb: g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (ECx 103 ) mmhos/cm pada suhu 250 C. g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4 – 8 (EC x 103 ) mmhos/cm pada suhu 250 C. g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8 – 15 (EC x 103 ) mmhos/cm pada suhu 250 C. g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (EC x 103 ) mmhos/cm pada suhu 250 C. Matriks kriteria klasifikasi kemampuan lahan
  • 10. BAB V. KEMAMPUAN LAHAN 3.1. Pengertian dan Klasifikasi Kemampuan (capability): “Kemampuan sesuatu benda untuk digunakan atau memproduksi/menghasilkan”. Kemampuan Lahan: Kemampuan lahan untuk memproduksi biomassa vegetasi dan tanaman tanpa menimbulkan kerusakan biofisik lahan. Menurut USDA  ada 3 kategori yaitu KELAS, SUB-KELAS, dan UNIT. Sifat-sifat tanah yang dilakuan sebagai PEMBEDA meliputi sifat FISIK/MORFOLOGI tanah dan lahan yang langsung diamati di lapangan  PRAKTIS DAN DITENTUKAN LANGSUNG DI LAPANGAN. A. Kemampuan Lahan Tingkat Kelas:  Tanah dikelompokkan ke dalam Kelas I s/d VIII yaitu semakin tinggi kelasnya maka KUALITAS LAHAN semakin jelek  alasan: RESIKO KERUSAKAN DAN BESARNYA FAKTOR PENGHAMBAT BERTAMBAH. Kelas I – IV  sesuai untuk usaha pertanian Kelas V – VIII  tidak sesuai atau diperlukan biaya tinggi untuk pengelolaannya. Sejarah Indonesia atas pengelolaan lahan banyak kasus pelanggaran atas Kelas Kemampuan Lahan  mempercepat degradasi tanah dan lahan. Lahan Kelas I  Sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan tindakan KTA termasuk teknik ameliorasi , reklamasi dan rehabilitasi yang khusus.  Ciri lahan: datar, solum tanah dalam, tekstur agak halus s/d sedang, drainase baik, mudah diolah, responsif terhadap pemupukan. Pemupukan apa???  Tidak mempunyai faktor penghambat.  Untuk mengetahui standar batas ciri tanah/lahan yang baik LIHAT HARKAT SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGI TANAH (Puslitannak, USDA, FAO) atau  10 Paramater Kerusakan Tanah KNLH (PP 150 tahun 2001). ATAU PARAMETER KUALITAS TANAH/LAHAN. Lahan Kelas II  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan sedikit HAMBATAN dan ANCAMAN KERUSAKAN.
  • 11.  Faktor penghambat adalah salah satu atau lebih dari sifat/faktor berikut: (i) lereng melandai,(ii) kepekaan erosi sedang, (iii) kedalaman tanah kurang ideal, (iv) struktur tanah kurang baik, (v) sedikit gangguan salinitas (Na), (vi) kadang-kadang tergenang banjir, (vii) drainase buruk, (viii) iklim sedikit menghambat. Jika dikelola sebagai usaha pertanian tanaman semusim perlu tindaan pengawetan tanah yang sedang. Misal: (i) pengolahan tanah menurut kontur, (ii) pembuatan guludan, (iii) pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah dan pupuk hijau dan (iv) tindakan pemupukan. Lahan Kelas III  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan hambatan yang AGAK BERAT  shg. tidak semua jenis tanaman dapat diusahakan.  Faktor penghambat salah satu atau kombinasi beberapa sifat tanah atau lahan sbb: (i) lereng agak curam, (ii) kepekaan erosi tinggi  terjadi erosi berat, (iii) sering tergenang banjir, (iv) permeabilitas lambat, (v) SOLUM DANGKAL, (vi) daya menahan air rendah, (vii) kesuburan rendah, (viii) salinitas/Na sedang, (ix) penghambat iklim sedang.  Memerlukan tindakan pengawetan khusus. Misal: penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah, pemupukan sintetik untuk meningatkan kesuburan kimiawi tanah; organik sbg “soil ameliorant & amendment”. Lahan Kelas IV  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan FAKTOR PENGHAMBAT BERAT  membatasi PILIHAN TANAMAN yang diusahakan.  Faktor penghambat salah satu atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) lereng curam, (ii) kepekaan erosi tinggi  EROSI BERAT, (iii) TANAH DANGKAL, (iv) daya menahan air rendah, (v) sering tergenang banjir, (vi) drainase terhambat, (vii) salinitas/Na agak tinggi, (viii) penghambat iklim sedang. Jika diusahakan untuk TANAMAN SEMUSIM perlu TERAS atau perbaikan drainase atau pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah selama 3-5 tahun. Lahan Kelas V  TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN (tanaman reguler/lazim)  berarti cari alternatif vegetasi atau tanaman yang sifatnya MEMELIHARA sistem KTA lahan.  Lahan bisa datar namun mempunyai stau atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) drainase sangat buruk atau terhambat, (ii) sering kebanjiran, (iii) BERBATU, (iv) penghambat iklim cukup besar; lahan bisa curam bisa cekung/lembah dengan kriteria sulit mengelola lahan untuk tanaman pertanian reguler terutama tanaman pangan. Lahan Kelas VI Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??
  • 12.  TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN.  Lahan mempunyai faktor penghambat yang sulit diperbaiki: (i) lereng sangat curam, (ii) erosi yang terjadi sangat berat, (iii) berbatu-batu, (iv) SOLUM DANGKAL, (v) drainase sangat buruk, (vi) daya menahan air randah, (vii) penghambat iklim besar.  Sesuai hanya untuk vegetasi rumput (harus dijaga agar rumput selalu menutup permukaan tanah.  Bila dihutankan  penebangan kayu harus selektif atau untuk Agroforestry. TUGAS: Tulislah prinsip desain tanaman dan vegetasi Agroforestry untuk mengatasi kerusakan tanah dan lahan kelas kemampuan VI. Lahan Kelas VII Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??  SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN SEMUSIM.  Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih berat dari kelas VI: (i) lereng terjal, (ii) erosi sangat berat (gully erosion/erosi parit), (iii) tanah dangkal, (iv) lahan berbatu-batu, (v) drainase sangat terhambat  sebabnya apa??, (vi) iklim sangat menghambat  contohnya apa/bagaimana??. Lahan Kelas VIII  SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK PRODUKSI PERTANIAN !!!.  Lahan mempunyai faktor penghambat lebih berat dari Kelas VII: (i) lereng sangat terjal, (ii) erosi sangat berat, (iii) permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas atau singkapan, (iv) iklim sangat tidak mendukung (kejadian cuaca ekstrim pendek/panjang sangat sering), (v) selalu tergenang, (vi) kapasitas menahan air rendah.  Lahan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau TETAP MENJADI FUNGSI HUTAN SEBAGAI ZONA RESAPAN AIR  CAGAR ALAM, HUTAN REKREASI, HUTAN LINDUNG. B. Kemampuan Lahan Tingkat Sub Kelas JENIS FAKTOR PENGHAMBAT:  Sub Kelas bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama.  Sub Kelas genangan air (w)  kelebihan air merupakan problem utama, drainase buruk, air tanah dangkal, daerah banjir.  Sub Kelas perakaran tanaman (s)  tanah dangkal, banyak batuan permukaan/singkapan, kemampuan memegang air rendah.  Sub Kelas iklim (c)  iklim yaitu suhu dan curah hujan merupakan masalah utama  saat ini kaitannya dengan perubahan iklim dengan fenomena CUACA EKSTRIM sebagai dampak pemanasan global  contoh (i) CH esktrim tinggi dalam watu singkat, (ii) MK yang ada beberapa kali CH tinggi, (iii) MK panjang lebih awal; MH panjang, (iv) air laut pasang naik ke daratan 0,5 m pantai utara Jawa.
  • 13. JENIS-JENIS FAKTOR PENGHAMBAT DITULISKAN DI BELAKANG ANGKA KELAS Misal: III w  Lahan Kelas III dengan faktor penghambat genangan air sehingga terjadinya kelebihan air merupakan problem utama, selain itu uumumnya drainase buruk, air tanah dangkal, daerah banjir. IV e  bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama. C. Kemampuan Lahan Tingkat Unit (Satuan Pengelolaan) TINGKAT UNIT memberikan keterangan yang lebih spesifik dan detil daripada SUB KELAS. Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberikan SIMBOL dengan penambahan angka-angka Arab di belakang simbol sub kelas  angka menunjukkan besarnya tingkat dari faktor penghambat. Contoh: II w-1  penghambat genangan air (kadang-kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln); d1 = drainase baik, tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat bercak. III e-3  e3 = erosi agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. bawah hilang. IV k-3  solum tanah k3 = <25 cm (sangat dangkal). 3.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan Modifikasi Menurut Sitanala Arsyad Latar Belakang: Kelas kemampuan Lahan USDA istilah-istilah sifat tanah tidak KUANTITATIF (tidak dinyatakan dengan angka-angka)  SULIT DIINTERPRETASIKAN. Contoh: lereng landai, kedalaman tanah kurang, erosi berat. ARSYAD (1979)  mengadakan modifikasi terhadap sistem USDA tsb. dan mengemukakan KRITERIA yang lebih definitif yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia. MENJADI KUANTITATIF. SELANJUTNYA URAIAN KUALITATIF ARSYAD LIHAT BAB IV. Pustaka Matondang, S. 1982. Teknik Survei. Bahan Kuliah dalam Pendidikan dan Latihan Tataguna Tanah. Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Dalam Negeri dan Institut Pertanian Bogor. 1982. Djaenudin, D. 1998?. Pengenalan dan Konsep Evaluasi Lahan untuk Pengembangan Pertanian. Materi Pelatihan ALES dan SIG angkatan I dan II, Ciawi Bogor (26 Februari s/d 20 Maret 1998). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. 1998. McRae, S.G. and C.P. Burnham. 1981. Land Evaluation. Clarendon Press. Oxford, Great Brittain.