Dokumen ini membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan guru antara lain gaji yang rendah, beban kerja yang tinggi, serta kurangnya fasilitas dan peluang pengembangan. Sekolah perlu meningkatkan jumlah siswa dan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan dukungan bagi kesejahteraan tenaga
2. Latar Belakang
• Sekolah sebagai lembaga yang menawarkan jasa di bidang pendidikan tentunya
harus memiliki garis koordinasi yang cukup kompleks antara kepala sekolah dengan
guru-guru yang ada di dalamnya. Adapun koordinasinya bisa dalam bentuk kegiatan
belajar mengajar, layanan gizi, layanan transportasi, tidak terkecuali dengan
kesejahteraan guru dan karyawan yang tidak sedikit kami temukan masih di bawah
angka standar.
• Menormalisasi guru sebagai profesi pengabdian tampaknya sudah tidak ideal jika
kita terapkan di zaman sekarang ini. Tetapi banyak sekolah yang masih menerapkan
pengupahan dengan ala kadarnya sehingga membuat sekolah tersebut melakukan
tambal sulam guru di setiap semesternya, dengan salah satu alasan yaitu standar
pengupahan yang tidak sesuai dengan beban kerja yang dipikul.
3. Kesejahteraan Guru
• Masalah kesejahteraan guru merupakan isu kompleks yang dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa latar belakang masalah yang
dapat menyebabkan kesejahteraan guru menjadi suatu perhatian
4. • Upah dan Penghargaan Profesional:
• Gaji Rendah: Banyak guru menghadapi masalah gaji yang tidak sebanding
dengan tanggung jawab dan beban kerja mereka.
• Ketidaksetaraan Gaji: Perbedaan dalam tingkat gaji antara guru di daerah
perkotaan dan pedesaan, serta antara guru di berbagai tingkatan pendidikan,
dapat menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
5. • Beban Kerja yang Tinggi:
• Jam Kerja yang Panjang: Guru seringkali memiliki jam kerja yang panjang,
termasuk persiapan pelajaran, mengoreksi pekerjaan, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
• Tugas Tambahan: Tugas tambahan seperti pengawasan ujian, kegiatan
ekstrakurikuler, dan administrasi tambahan dapat meningkatkan beban kerja
guru.
6. • Kondisi Kerja dan Fasilitas:
• Infrastruktur yang Kurang Memadai: Sekolah dengan fasilitas yang
kurang memadai, seperti ruang kelas yang buruk atau kurangnya peralatan
pengajaran, dapat memengaruhi kesejahteraan guru.
• Ketidakamanan Lingkungan Kerja: Beberapa guru mungkin menghadapi
tantangan keamanan di lingkungan tempat mereka mengajar.
7. • Pengembangan Profesional dan Peluang Karir:
• Keterbatasan Pelatihan: Tidak semua guru mendapatkan akses yang memadai ke pelatihan
dan pengembangan profesional.
• Ketidakjelasan Rute Karir: Rute karir yang tidak jelas atau minimnya peluang promosi
dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kurangnya motivasi.
• Kesehatan Mental dan Fisik:
• Stres: Beban kerja yang tinggi, tekanan untuk mencapai target, dan tantangan dalam
mengelola kelas dapat menyebabkan stres yang berdampak pada kesejahteraan mental guru.
• Kesehatan Fisik: Beberapa guru mungkin tidak dapat menjaga kesehatan fisik mereka
dengan baik karena beban kerja yang tinggi.
8. • Hubungan dengan Murid dan Orang Tua:
• Tantangan dalam Manajemen Kelas: Guru mungkin menghadapi kesulitan dalam
mengelola kelas, menghadapi murid dengan tingkat keterampilan dan kebutuhan yang
beragam.
• Keterlibatan Orang Tua: Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat
memengaruhi efektivitas pengajaran dan kesejahteraan guru.
• Ketidakpastian dan Perubahan Kebijakan:
• Perubahan Kebijakan Pendidikan: Guru dapat mengalami ketidakpastian dan
tantangan menghadapi perubahan kebijakan pendidikan yang seringkali mendesak.
9. Alur kebijakan kesejahteraan
• Pada sekolah swasta, kesejahteraan guru dan karyawan sangat ditentukan
dengan banyaknya jumlah siswa yang ada di dalamnya, bisa kami katakana
semakin banyak siswa, semakin besar pula gaji yang diterima oleh guru dan
karyawannya.
• Selain internal sekolah, pemerintah daerah pun menyediakan fasilitasi untuk
membantu kesejahteraan guru dalam bentuk dan syarat yang sudah
ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah
10. • Berbicara tentang kesejahteraan guru, tentu tidak dapat “dinikmati” dalam
waktu yang singkat, khususnya guru pada Yayasan.
• Semakin lama jenjang pengabdian, akan ada reward tersendiri yang akan
didapatkan oleh guru & karyawan yang bersangkutan (dengan tetap
mempertimbangkan jumlah murid yang ada di sekolah tersebut)
11. Saran dan Masukan
• Sekolah di bawah naungan Yayasan harus mampu memiliki branding yang
kuat agar diterima dan dipercayai oleh masyarakat.
• Sekolah mampu membentuk ciri yang diunggulkan sehingga mampu bersaing
dengan competitor yang ada di sekeliling (program hafalan, program
transortasi antar jemput, program ekstrakulikuler yang beragam)
• Mau “jemput bola” dalam melaksanakan penjaringan calon siswa baru
• Memanfaatkan media social sebagai layanan PPDB daring sehingga
memudahkan calon wali murid yang akan mendaftarkan putra/putrinya
12. Kesimpulan
• Dari paparan yang sudah kami sebutkan di atas, tentunya tujuan utama adalah
bagaimana sekolah mendapatkan siswa-siswi sebanyak-banyaknya (dengan
mempertimbangkan sarana dan prasarana yang ada). Dengan demikian
kesejahteraan guru dari sisi jumlah siswa baru dapat terbackup dengan baik
• Serta sekolah tidak menutup kemungkinan kerjasama dengan pihak-pihak
lain untuk memfasilitasi guru agar memiliki kompetensi yang baik, arapannya
mendambah kepercayaan wali murid yang menyeolahkan putra/putrinya di
sekolah tersebut.