4. DEFINISI
Suatu bagian dari plasenta serta lobus yang tertinggal, maka uterus
tidak dapat berkontraksi secara afektif. (Sarwono,2002;hal 31)
Tertinggalnya sisa plasenta atau selaput janin dan di keluarkan
secara manual atau kuret, disusul oleh pemberian obat melalui
intra vena (Hanifa,2000;hal 197)
Tertinggalnya sisa plasenta dan membranya dalam
cavum uteri.(syaifuddin,A.B,2002)
Tertinggalanya bagian plasenta dalam uterus yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum primer atau perdarahan
sekunder(Alhamsyah,2008)
5. Tanda dan Gejala1. Yang selalu ada :
a. Sub involusi uterus
b. Nyeri tekan perut
c. Perdarahan > 24 jam setelah persalinan,
perdarahan berat, terus menerus atau tidak
teratur dan berbau jika disertai infeksi.
2. Yang kadang-kadang ada :
a. Demam
b. Anemia
7. Gejala klinik
1. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)
tertingagal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif
dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.
2. Keadaan umum lelah
3. Peningkatan denyut nadi
4. Tekanan darah menurun
5. Pernafasan cepat
6. Gangguan kesadaran atau syok
7. Pasien pusing atau gelisah
8. Tampak sisa plasenta yang belum keluar
8. Diagnosa Rest
Plasenta
1. Plasenta atau sebgian
selaput tidak lengkap
2. Perdarahan segera atau
terus menerus mengalir
3. Uterus tidak berkontraksi
4. TFU tidak berkurang
5. Nyeri tekan perut bawah
6. Pucat dan terdapat tanda-
tanda syok (nadi cepat
lemah)
Di tegakkan berdasarkan:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan umum:tekanan
darah,nadi,suhu,pernafasan
3. Palapasi untuk mengetahui kontraksi
uterus dan tinggu fundus uteri
4. Memeriksa plasenta dan ketuban apakah
lengkap atau tidak.
5. Melakukan eksplorasi cavum uteri untuk
mencari
6. Sisa plasenta atau selaput ketuban
7. robekan rahim
8. plasenta succenturiata
9. Inspekulo:untuk melihat robekan pada
servik,vagina dan varises yang pecah
10.Pemeriksaan laboratorium:hb, hematokrit
11. Pemeriksaan USG
9. 1. Sumber infeksi
dan perdarahan
potensial
2. Memudahkan
terjadinya anemia
yang berkelanjutan
3. Terjadi plasenta
polip
4. Degenerasi
koroikarsinoma
5. Menimbulkan
gangguan
pembekuan darah
KOMPLIKASI
10. Upaya preventif :
PENCEGAHAN
1. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak
terjadi anemia dalam kehamilan.
2. Melakukan persiapan pertolongan persalinan
secara legeartis.
3. Meningkatkan usaha penerimaan kb.
4. Melakukan pertolongan persalinan di rumah
sakit bagi ibu yang mengalami perdarahan
post partum.
5. Memberikan uterotonika segera setelah
persalinan bayi, kelahiran plasenta
dipercepat.
11. PENATALAKSANAAN
1. Perbaiki keadaan umum ibu (pasang infus)
2. Kosongkan kandung kemih
3. Memakai sarung tangan steril
4. Desinfeksi genetalia eksterna
5. Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetri
sampai servik
6. Lakukan eksplorasi di dalam kavum uteri untuk mengeluarkan sisa plasenta
7. Melakukan pengeluaran plasenta secara digital
8. Setelah plasenta keluar semua dibberikan injeksi uterotonika.
9. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
10. Antibiotika ampisilin dosis awal 19 IV dilanjutkan dengan 3x1 gram oral dikombinasikan
dengan metrodinazol 1 gram supositoria dilanjutkan dengan 3x500 mg oral.
11. Observasi TTV dan perdarahan
12. Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan.