1. BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbicara dan bercerita . Bahasa merupakan sarana
untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap
sebagai alat yang paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal
yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbicara dan bercerita
yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbicara dan bercerita yang memadai akan lebih
mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan
demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya menekankan pada teori saja,
tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk
berkomunikasi.Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab
keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86). Keterampilan ini bukanlah
suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara
alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan
latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56)
memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk
mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan
berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara
menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu
sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam
berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa mempunyai kemampuan
berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.
Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi
(2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh
keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial
antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk
2. membuat
pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi dan
mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk
siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi, 2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan
berbicara penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis,
dan menyimak. Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan,
mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain
secara lisan.
Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh para siswa Sekolah Dasar karena keterampilan ini secara
langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di Sekolah Dasar. Keberhasilan belajar siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan
kemampuan berbicara mereka. Siswa yang tidak mampu berbicara dengan baik dan benar akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menurut pandangan whole language berbicara tidak diajarkan sebagai suatu pokok bahasan yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran bahasa bersama dengan keterampilan
berbahasa yang lain. Kenyataan teresebut dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran bahasa,
keterampilan berbahasa tertentu dapat dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pengaitan
keterampilan berbahasa yang dimaksud tidak selalu melibatkan keempat keterampilan berbahasa
sekaligus, melainkan dapat hanya menggabungkan dua keterampilan berbahasa saja sepanjang aktivitas
berbahasa yang dilakukan bermakna.
Menurut Badudu (1993:131) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang Sekolah Dasar
sampai Sekolah Menengah Atas masih terkesan bahwa guru terlalu banyak menyuapi materi, guru
kurang mengajak siswa untuk lebih
aktif menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Proses
pembelajaran di kelas yang tidak relevan dengan yang diharapkan, mengakibatkan kemampuan
berbicara siswa menjadi rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
keterampilan berbicara siswa Sekolah Dasar adalah penerapan pendekatan pengalaman berbahasa dalam
pembelajaran berbicara siswa Sekolah Dasar.
3. PENGERTIAN BERCERITA
Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif Artinya, dalam bercerita seseorang
melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh
orang lain. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 278), ada beberapa bentuk tugas
kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan bercerita
pada siswa,
Dalam kehidupan sehari-hari siswa dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan
berbicara. Agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya, guru dapat menggunakan metode
bercerita dalam proses pembelajarannya. Karena dalam bercerita siswa dapat mengekspresikan diri
sehingga secara langsung dapat melatih kemampuan berbahasanya.
Bercerita sangat penting peranannya, karena metode merupakan cara dalam mencapai tuuan dalam
pembelajaran.
Menurut Masitoh (2008:103), kemampuan guru dalam bercerita harus didukung dengan cerita
yang baik pula yaitu dengan criteria:
1.
Dalam sebuah cerita, cerita harus dapat menarik dan memihak perhatian guru itu sendiri.
2.
Dalam sebuah cerita, cerita harus disesuaikan dengan kepribadian anak, gaya, dan bakat anak.
3.
Dalam cerita, cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan anak mampu memahami isi cerita.
Dalam bercerita ada langkah-langkah yang harus ditempuh agar pembelajaran keterampilan
berbicara dapat berjalan dengan baik, yaitu:
1.
Sebelum memulai bercerita, guru sebelumnya menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan di
ajarkan.
2.
Setelah itu guru menceritakan cerita di depan siswa dengan cerita yang menarik tentunya. Misalnya
dongeng.
3.
Setelah mendengarkan cerita yang di ceritakan oleh guru, anak diberi sebuah cerita dan diminta
menceritakan cerita itu di depan kelas. Namun, jika harus mendemonstrasikannya pada saat itu juga anak
dapat memilih sendiri cerita yang dianggap oleh anak menarik.
4.
Agar semua siswa mendapat giliran, proses penunjukan dapat dilakukan dengan cara mengundi maupun
sesuai absen.
5.
Setelah anak sudah bercerita di depan kelas, guru melakukan penilaian dan evaluasi di akhir
pembelajaran.
4. Bercerita bukan hanya untuk mengajarkan anak-anak membaca, namun untuk membuat anak mencintai
buku, akan sangat menyenangkan bagi seorang anak untuk merasakan kehadiran kita bersama mereka,
mendengarkan suara kita dan melihat gambar-gambar ilustrasi dalam buku, dapat disimpulkan bahwa
cerita adalah sesuatu yang diungkapkan dalam bentuk cerita baik melalui lisan, tulisan maupun gerak
yang bisa mengajarkan kepada anak untuk bisa membaca dan mencintai buku.
·
Cerita dan perkembangan anak
Dalam sebuah cerita mempunyai banyak manfaat bagi anak-anak maupun bagi dewasa.
·
Cerita dan perkembangan moral
Cerita sebagai seni merangsang perkembangan moral karena pada umumnya cerita membuat konflik yang
bermuara pada pertentangan baik dan buruk.
·
Cerita dan perkembangan bahasa
Cerita untuk perkembangan bahasa dirancang untuk mengembangkan potensi berkomunikasi dan
perluasan kosakata.
D.
Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan
Contoh pengalaman yang paling mengesankan
PERJUANGAN MENJADI FINALIS PILDACIL
Teman, namaku Trismunandar, 6 SD, aku ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti pildacil,
yaitu pemilihan da’i cilik ke 3 di lativi. Audisi di yogyakarta dilaksanakan januari lalu, saat itu aku
memilih tema tentang akhlak manusia. Aku grogi banget sampai lupa dan mengulang dua kali, sebulan
kemudian aku dipanggil kepala sekolah untuk mengikuti final pildacil di jakarta.
Teman, aku menangis sedih, karena aku buta dan membuatku tidak percaya diri,rasa rendah diri
terus menghantuiku, aku takut di jakarta nanti tidak punya teman. Tapi, guru, teman-teman dan
keluargaku terus memompa semangatku.
Di samping ibu, aku berangkat ke jakarta, di tempat karantina aku merasa tidak kerasan dan
meminta ibu untuk mengajakku pulang saja ke rumah, namun ibuku dengan sabar terus menasehatiku.
Teman, ternyata selama ini dugaanku salah, keenam belas finalis lain selalu menghibur dan berkawan
akrab denganku. Mereka tidak memandang sebelah mata terhadap keadaanku yang buta, aku semakin
kerasan dan tumbuh rasa percaya diri, aku juga semakin berani tampil di depan lensa kamera dibimbing
kakak-kakak pembina, setiap hari jadwal kegiatanku sudah ditentukan, seperti membaca materi, hafalan,
kegiatan sosial dan juga jalan-jalan lho...!
5. Sebenarnya aku tidak memiliki pengalaman berceramah, paling-paling cuma pewara atau MC di
sekolah, pengalamanku menjadi anggota junior yaketonis band. Sebagai pemegang keyboard dan sering
diundang tampil diberbagai acara dan sekaligus memenangkan beberapa kejuaraan di yogyakarta mudahmudahan bisa menambah rasa percaya diriku.
E.
Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif
Setiap orang tentu mempunyai pengalaman itu mungkin pengalaman yang menggembirakan,
menyedihkan, menggelikan atau menakutkan.
Pengalaman adalah guru yang terbaik dan kita dapat belajar dari pengalaman, pengalaman adalah segala
sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar dan sebagainya.
Pengalaman pribadi yang mengesankan adalah peristiwa yang pernah dialami diri sendiri dan sulit
dilupakan.