PPT materi tentang DHOROF (dhorof zaman & dhorof makan)
Cause Effect Fishbone Diagram Template.docx
1. MORAL VALUE YANG
KURANG
JALANAN YANG
SEPI PADA MALAM
HARI
LEMAHNYA SOSIALISASI TERKAIT
HUKUMAN KASUS KEJAHATAN
JALANAN
KURANGNYA PENGAWASAN
ORANG TUA
PENDUDUKNYA RATA – RATA
PENDATANG
TREND KEJAHATAN SEBAGAI
AJANG EKSISTENDI SUATU
KELOMPOK
EMOSI REMAJA YANG
MASIH LABIL
PERKUPULAN/ PERGAULAN YANG
NEGATIF SESAMA REMAJA
PENEGAKAN HUKUM YANG
DINILAI KURANG TEGAS
PERATURAN MANUSIA
LINGKUNGAN TEMPAT
KEJAHATAN
JALANAN DI
KOTA
YOGYAKARTA
2. PENJELASAN DARI ANALISA FISHBONE
Kejahatan jalanan yang terjadi di Kota Yogyakarta terutama tepatnya berada di Jalan Gedong Kuning, disebabkan beberapa faktor
berdasarkan metode Analisa fishbone, yaitu :
1. MANUSIA
Dari segi faktor manusia yang merupakan penyebab terjadinya kejahatan jalanan di Kota Yogyakarta disebabkan oleh
beberapa alasan, yaitu :
a. Moral Value yang Kurang
Pembentukan karakter dari sekolah atau keluarga yang kurang cenderung membentuk sikap anak yang anarkis dan
susah diatur.
b. Kurangnya Pengawasan dari Orang tua
Pengawasan rang tua yang kurang dan cenderung membiarkan anaknya, membuat anak memiliki sifat liar dan
merasa bebas tanpa ada larangan untuk berbuat sesuatu yang mungkin merupakan hal negative.
c. Emosi Remaja yang Maish Stabil
Emosi remaja yang masih labil sangat mudah di provokasi oleh lingkungan sekitar dan pergaulannya. Salah sedikit
saja akan membuat seorang remaja menjadi anak yang nakal.
2. LINGKUNGAN
Dari segi faktor lingkungan yang merupakan penyebab terjadinya kejahatan jalanan di Kota Yogyakarta disebabkan oleh
beberapa alasan, yaitu :
a. Trend Kejahatan yang Menjadi Ajang Eksistensi Suatu Kelompok
Kejahatan Jalanan yang menjadi virla cenderung meningkatkan semangat membara bagi kelompok – kelompok
remaja untuk menunjukkan kekuatan atau eksistensinya sehingga akan ditakutkan atau merasa diketahui keberadaannya
sebagai penguasa wilayah.
3. b. Perkumpulan/ Pergaulan uyang Negatif
Perkumpulan yang negaitf pasti akan membuat anak – anak yang tergabung memiliki sifat yang negative.
3. TEMPAT
Dari segi faktor tempat yang merupakan penyebab terjadinya kejahatan jalanan di Kota Yogyakarta disebabkan oleh
beberapa alasan, yaitu :
a. Jalanan yang Sepi pada Malam Hari
Jalanan yang sepi cenderung membuat pelaku kejahatan merasa aman dan nyaman untuk melakukan aksinya.
b. Penduduk yang Rata – Rata Pendatang
Penduduk yang rata – rata pendatang pasti tidak akan atau jarang menetap di rumah yang di milikinya, sehingga
tentunya akan membuat daerah tersebut menjadi sepi.
4. PERATURAN
Dari segi faktor peraturan yang merupakan penyebab terjadinya kejahatan jalanan di Kota Yogyakarta disebabkan oleh
beberapa alasan, yaitu :
a. Lemahnya Sosialisasi Terkait Hukuman atau Peraturan yang Berlaku
Kurangnya sosialiasi terkait peraturan yang mengatur tentang kejahatan jalanan oleh aparat penegak hukum
membuat seakan – akan masyarakat tidak mengerti bahwa adanya peraturan yang mengatur sikap larangan tersebut.
b. Gakkum yang Dinilai Kurang Tegas
Penegakkan hukum yang dinilai kurang tegas akan membuat pelaku – pelaku yang lain merasa kurang jera terhadap
hukumannya, sehingga perlu untuk dilakukan penegasan pada gakkum untuk menimbulkan efek jera.
4. LANGKAH STRATEGIS/ SOLUSI PERMASALAHAN
Dari Analisa kejahatan jalanan yang terjadi di Kota Yogyakarta, sekiranya dapat dilakukan Langkah – Langkah strategis atau
Solusi dari permasalahan di atas, yaitu :
1. Pelaksanaan Patroli Dini Hari pada Daerah – Daerah yang Rawan Kejahatan Jalanan
Patroli dini hari pada daerah – daerah rawan dilakukan karena sebagai hasil Analisa menunjukkan kasus kejahatan jalanan
cenderungdilakukan pada dini hari atau menunggu keadaan sepi. Sehingga perlu adanya patroli untuk memutus mata rantai
kejahatan jalanan.
2. Sosialiasis Peraturan Terkait Kejahatan Jalanan ke Lingkungan Masyarakat dan Sekolah – Sekolah
Mengapa Sekolah? Lantaran rata – rata pelaku yang tertangkap merupakan remaja yang masih dibawah umur atau masih
merupakan pelajar. Sehingga dengan maksud sosialisasi pada sekolah – sekolah, dapat membuat remaja – remaja agar tidak
melakukan tindakan tersebut.
3. Penegakkan Hukum yang Lebih Tegas
Bagi pelaku yang ditangkap, perlu adanya tindakan berupa gakkum terkait tindakan yang dilakukan. Agar dipastikan
menerima hukuman yang seberat – beratnya dan dilakukan sosialiasi agar adanya efek jera bagi pelaku – pelaku selanjutnya.