SlideShare a Scribd company logo
1 of 700
Download to read offline
l
l
i
MADJELIS PERMUSJAWANAiAN RAKJAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
BI]I{'U I(DLIMA
SIDANG UMUM MPRS I(DTTGA TAHUN 1965
DJILID V -A
KEGIATAN PIMPINAN DAN BADAN KELENGKAPAN MPR,S
SEBELUM SIDANG UMUM MPR,S KE - III TAHUN 1965
( MUSJAWARAH GABUNGAN ItE - VII )
, PENERBITAN I,IPRS
IAHUN 1972
I
1
t 'nla -+-[W
DOKUMENTASI SETJEN. MPR . RI
Diterima Dari
gl. Terima
No. lnduk ,ogl
MAJSJil. T*MUSYAWARATAN RAKYAT" RI
MADJELIS PEEMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTABA
R,EPUBLIK INDONESIA
BUI(U ITELIMA
SIDANG UMUIU MPNS I(ETIGA TAHUN 1.965
DJILID V.A
KEGIATAN PIMPINAN DAN BADAN KELENGKAPAN MPBS
SEBE:LUM SIDANG UMUM MPNS KE.III TAHUN 1965
( MUSJAWAR,AII GABUNGAN KE . Vil )
PENERBIIAN MPRS
TAlruN rt72
DAFTAB ISI
KATA PENGANTAR
I. BAHAN.BAHAN.
'':
1. Sambutan dan Petundjuk dalam Rapat Gabungan .r i ' .
2. Ichtisar Atjara dan:namb,jnama petugas ';l .' .': . ; .
3. Rantjangan Ketetapari MPRS tentang Frinsip'prinsip
Musjawarah untuk Mgfakat dalam Demokrasi Terpimpin
sebagai Pedoman bagi Lembaga-lembaga Negara Peimu-
sjawaratan/Perwakilan Kenegaraan dan Kemasjarakatan
Rantjangan Keputusan MPRS tentang Peraturan Tata
Tertib MPRS
a. Laporan
Timur
b. Ichtisar
Atjeh
Panitia MPRS Daswati I Nusatenggara
Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I
Halaman
.:,' . I
15
22
4.
5.
25
42
56
57
Ichtisar Persoalan
Sumatera Barat
Ichtisar Persoalan intern-extern paiiitia MPRS Dt. r
Jogjakarta
Ichtisar Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I
Djawa-Timur .
Ichtisar Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I
Kalimantan-Tengah
Penindjauan dan
Djawa Timur
Kegiatan Panitia MPRS Daswati I,
Laporan Keuangan Panitia MPRS Daswati I Kali-
mantan Selatan- . . . i:. .. . ::
taporan Kegiatan dan Keuangan , Daswati, I Kali- ,
mantan Tengah
Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati l;Kaliman
tan Barat
T'aporan Chusus dan Kegiatan MPRS Daswati ,I
Sulselra .. :..
Laporan Kegiatan Panitia Daswati I Sulut dan Tengah
Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Suma-
tera Selatan
intern-extern Panitia MPRS Dt. Ic.
d.
e.
f.
g.
h.
58
59
60
61
,j1
63
l.
j.
k.
1.
m.
99
!02
;
124
1-28
134
.
L46
n. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati l,Djambi 202
b
o. Leporan
Raya
Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djakarta
p. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djabar
q. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djpwa
Tengah
208
232
245
4I2
423
463
499
5s7
r. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Jogjakarta 269
s. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati f Sumatera
Barat . 274
t. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Riau 334
u. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Dasrvati I Atjeh 352
v. Laporan Tahunan Pemerintahan Propinsi Irian Barat
1963 379
6. Resolusi MPRS No. I/Res/MPRS/1963 tentang Amanat
dan Ichtisar Tahunan Presidenft{andataris MPRS menge-
nai Pelaksanaa n Ketetapan-ketetapan MPRS No. I dan fI/
. MPRSA960
7. Lampiran berdasarkan Pasal 15 Resolusi MPRS No. I/
. , Res/MPRS/1963
8. Pokok-pokok Kesimpulan Hasil Penindjauan Pimpinan
9. "Gesuri" Pidato Presiden RI pada tanggal 17 Agustus
1963
10. "Tavip", Pidato Presiden RI pada tanggal 1? Agustus
1964 . ,.
11. Keputusan Pimpinan MPRS No. AglU1.2lMPRS/64 ten-
tang Penjempurnaan Tata-kerdja Panitia MPRS dan
Kerdja BPP & Panitia MPRS dalam menghadapi MUP-
PENAS 577
L2. Rantjangan Keputusan Rapat Gabungan BPP dan Pim-
pinan Panitia MPRS tentang Dukungan terhadap kebi-
djaksanaan Presiden/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar
Revolusi Bung Karno dalam Memimpin Perdjoangan
Mengganjang Projek Neokolonialisme "Malaysia" bsb
13. Keputusan Pimpinan MPRS No. A3/1/18/MPRS/1964 ten-
tang Persiapan Sidang Umum MPRS ke-III tahun 1gO4 d87
14. Instruksi Ketua MPRS No. AL4lUzlKet.lLgM tentang
Penjediaan bahan-bahan Musjawarah dan Program pene--
litian MPRS untuk Sidang Umum MPRS ke-III b8g
15. Instnrksi Ketua MPRS No. AL4lUBlKet./lr[pRS frg$4' tentang Pelaksanaan Persiapan SiAang Umum MPRS
ke-III Dalam Bidang' Administrasi
6
16. Instruksi Kerdja Sekretaris Umum MPRS No. ,83[/12/
MPRS/1964 tentang Persiapan Sidang Umum MPRS
ke-III tahun 1964
17. Keputusan Ketua MPRS No. A11/32/MPRS 17964
18. Keputusan Ketua MPRS No. A11 ltlgZlNIpRS/1964 ten-
tang Kenaikan Uang Sidang Biaja Penginapitn serta Uang
Kendaraan Lokal 600
19. Keputusan Ketua MPRS No. A11|U30|MPRS/1964 ten-
tang Uang Lelah kepada para Pegawaipetugas Perban-
tuan untuk melajani Sidang Umum ke-III/1964
20. Keputusan Presidium Kabinet Kerdja RI No. Aa/Di10/
64 tentang Panitia Interdepartemental Urusan Persiapan
dan Penjelenggaraan Sidang Pleno ke-III MPRS tahun
1964 605
21. Peraturan Pemerintah No. 208 tahun 1961 tentang Kedu-
dukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota MPRS 609
II. KEGIATAN-KEGIATAN
1. Ringkasan Kesimpulan Pidato Ketua MPRS dalam sidang
Gablrngan ke-VII 22 Oktober 1964 619
2. Risalah Sidang
a. Rapat ke-1
b. Rapat ke-2
Gabungan ke-VII :
3. Pembentukan Panitia vII dan VIII Sidang Gabungan
ke-VII :
a. Instruksi Kerdja Pimpinan MPRS No. UIK/MPRSI
7321964
b. Keputusan Ketua MPRS No. A:LLlllS4/MPRSl1964 735
4. Briefing wakil Ketua MPRS Maj. Djen. wilujo Puspojudo 738
5. Risalah Musjawarah Panitia VII :
593
598
602
622
644
a. Rapat ke-1
b. Rapat ke-2
c. Rapat ke-3
6. Risalah Sidang
a. Rapat ke-1
b. Rapat ke-2
c. Rapat ke-3
Pimpinan Perumus Panitia Ad-Hoc VII :
740
759
772
787
792
800
807
7
Hasil Panitia .A.d IIoc VIII :
il
;
rl
trl
i.l
-{
ffi
84.5
q4
e1i
,
$
I
,+
8
Pengantar
i ' I ': ifil,akukan sepenuh'nja oleh Ma'djelis Permu'
: ' siawaratan Rakiat" UUD'15 Pasal' 1 a'ig't (2)'
Sesuai, clengan hnkekat Wpn(S) sebagai Ltembaga'Negara tey
fi,nggi p,eiaieUitila,n seluruh Ratriai pelaku sepenuUnio _dari_
p-ada
rced,iutitan Rakjat, MPR(S) mengemban missi meniuarakan kehen'
dak Rakjat tlalam segala aspelsnia.
Atos (Iasar miisi iang'lah'ir d,ar[ h'qke!tq.,!'?tu, -do,kumentasi
naskah-naskah, MPRS iang" lengkap-btulat dan sistim;atis diperlukan
bagi MPR jang akan d,atang. rr ' ' "
Naskah-d,okumentasi MPHS termia,ksud dilr,impun dalam se-
dturutuh besar iliildd-diitid, buku "Penerbitan MPRF_lqny" 7972",
isa,ha kegiatun mn merupqkan putusan Pimpinan MPRS iayg kira'
ir"
"nori
sangat pentiig art[nia oleh, kargng, fltryggrl.-demiki'an
bbrurti metua"skan' terseharnia
-
prod,uk'prod'uk legi'slatif beserta
seluruh proseisnja,'ippg (Iiugu berarti mengisd aspek daripada pen-
d,i;ilikian demokrasi pada mus iarakat.
D ari, p en g alam, an'' b erlemb a g a s elam a ini ; kit a m eliihat b a g_aimana
f aham " ilI Pd p errae g Ang k edailat an R alt i at';, p enLe g &,n g :"'Ieekuas aan
iigor" tertinggi d,i,ioud,'iad,kan d,alayn pya,ktek. Denga?-nxelnpeladiari
pinerbitan *i,ittah, MPifS'T ahun 19? 2" kstq alay'.Wlilt ut bagaimana
ApnS paila rna,s& Orile Lama d,an masa Orde Baru menafsirlcan
lungsi dan wewenangnia.
Dalam melaksaiakg4. fangsi dan we;w,enantgnia iti" ad,a
,iang
bersifat menjimpung bahkan aila iang be,rferyt_a,rygan dengan demo'
lr;asi, dan aila io"i benar-benar berwatatt, pi,elaksdnaan Demokrasi'
Pantjasita. Namuri ttesem,uania itu mentierminkan perkemb.angan
d,uri$ ad,a keh,idup an d,emokr usi d,i, Indonesia'dulam' s e g ula'u art asin i a
badi d,alam urti, negatif rnuupun posi'ti,f .
rnand ad,anja sesuai,'Wskq,h tang resmi dan otentik tr'dak di'berikan
penafstran ataupun pepilaian tbrVr,adap materi iang_dihirynun itu.
, Untuk rnernperolgh:,:gambaran jang menjeluruh, doUry .rang-
kaian sed,jarah, perkembungn,n pelaksanaan kedaulatan Raftiat di
Indonesiatd,on p tinbinaan,kdfuaupon b erkonstitusi, d,alam p enerbitan
ini dimasukkan pula pu,trlsan-pu,tusan Panitia Persyapan Kemer'
deltaan Ind,onesia'(PPKl'), Komite Nasional In(Ionesia Pusal (ryI!)
d,an Badan Pekerd,,ia Komite Nasional Indonesia Pusat (BP:ryNIP)
iang berd,asarkan ketentuan Aturan Peralihan pasa', Y U-UD 1945
seria,Maklumat Wakit Presiden No. X tanggal 76 Oktober 7945,
pertmtt, pada suatu saat berperan mend,iadi lembaga iang berfungsi
sebagan MPR;
f, l;pcAc itu dalom penerbitan ini dimasukkan pula
ffi Xonstitunnte (Sidang Pembuat UUD) iang pernah
* ft IPES prtama bersidang pada tahun 7960.
W
-
isi naskah diusahakan selengkap mungkin, meliputi
- t - itdl img ado sedjals Sid,ang (Jmum MPRS iang pertama
h ffi *npai dengan Sidang Umum MPRS kelima tahun 7968,
ffiwniatrdiriatassemuaputusan.putusanMPRSbeserta
&rn prose^snja, risalah, rapat-rapat pleno Madjelis, risalalt, rapat.
@ Bdan Kelengkapan Madjelis dan kegiatan=kggiatannja,
dlrrEr.rs setjara kronologis menurut urutan Sidang-sid,ang (Jmum
flrr,,g bersangkutan.
Berd,asarkun h,al itu sistim:atik penerbitan naskalt MPRS
Tuhun 7979 ini ilisusun dalam dua belas "B(JK(J" iang masing-
nasing dibagi atas beberapa djilid bultu dan untulc beberapa naskah
tertentu terbagi lagi atas seri djilid buku.
Kedua belas "BUKU" tersebut adalah :
7. BUKU KESATU
2. BUKU KEDUA
: Pengantar d,an Petundjuk me-
ngenai, Dokumentasi MPRS.
: Putusan-putusan Panitia Per-
siapan Kemqdekaan Indo-
nesia, KNIP, BP-KNIP dan
Konstituante.
: Sid,ang Umum MPRS Pertama
tahun 7960.
: Sid,ang Umum MPRS Redua
tahun 7963.
: Sidang Umum MPRS Ketiga
tahun 1965.
: Sidang Umum MPRS Keem-
pat tahun 7966.
: Siilang Istimewa MPRS paila
tahun 7967.
': Sidang (Jmum MPRS Kelima
tahun 1968.
: Proses pelaksanaan Keputus-
q,n MPRS IVo. 5lMPRSl1966.
: Himpunan Putusan-putusan
MPRS.
: Hasil karga Panitia-panitia
Ad Hoc MPRS iang bertugas
men jusun &t&rnan p embagian
kekuasaan lernb og a-lem,bag a
negara mmurut sistim UUD
1945 dan menjusun rantjang-
3. BaKA
4. BUKU
5. BUKU
6. BUKU
7. BUKU
8. BUKU
9. BUKU
10. BURU
77. BUKU
KETIGA
KEEMPAT
KELITTA
KEENAM
KETUDJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
KESEBELAS
10
0n pelengkap pendjelasan
UUD 1945 serta menjusun
perintjian hak-hak azasi ma-
nusia.
72. BUKU KEDUABELAS : Album MPRS.
Seland,jutnja, untuk menxtr erm,udah penelitian| pembat iaan se-
suatu masalah, beserta rangkaian prosesnja, pad,a'BUKU KESATU'
t er s ebut d,iat as d,ib erikan p etund juk-p etund 1uk s ep erlun ja meng enai
penerbitan naskah MPRS Tahun 7972.
Berkenaan dengan kemampuan anggaran iang tersedia dan
waktu penjusunan jang relatif -singkat, maka himpunan naskah
dokumentasi ini masih, belum sernpurna.
Kepad,a seluruh, Staf Sekretariat MPBS dan semua
telah, memungkinkan penerbiton ini diutjapkan terima
pengh,ar g aan jang seb esar-besarnja.
Mudah,-mudohan "Penerbitan MPRS Tah,un 7972" ini akan
dapat memberikan manfaat bagi, seluruh, Rakjat Inilonesia, clutsus-
nja bagi generasi iang akan datang d,an bagi pembangunan Nasional,
iang ktta tjita-tjitalmn.
Sebagai penutup pengantar ini, baik kiranja kita mengi,ngat
kembah, ungkapan filosoof Francis Bacon: "Histories make wise
men" ilan frilosss:f Dionysius : "History is PltiloaophA, teaching bg
euamplestt.
Djakarta, 2 Agustus 797 1.
ABDULKADIR BESAR S.I'.
Seltretaris Umum
Berh,uburtg h,al-h,al, teknis, pentietakan naskah
d,okumentasd MP-RS baru dapat dilaksanakan
pada tah,un 1972.
fihalt, iang
kasih, dan
11
B A H A N . B A H'A N
13
SAMBUTAN DAN PETUNDJUK
**o, GABUNGAN
^*'I;I"I,**,0,O*
MPRS, BPP DAN
PANITIA MPRS DT-I SELURUH INDONESIA
KE.Vil TAHUN 1964
TANGGAL : 22 sld 24 OI<TOBER 1964'-
I. PENJAMBUTAN.
1. Diutjapkan SELAMAT DATANG di Bandung untuk Qldang
Gabunga" r.u vii
""tara
Pimpinan, BPP dq $mpinan Panitia MPRS
DT-I S"eluruh Indonesia tahun 1964, jang berlangsung :
Tanggal : 22 sld 24 Oktober 1964.
Waktu : mulai djam 10.00.
Nama projek,
Keterangan tentang projek dan situasi pelaksanaannja,
faktor-faktor apa jang memperlantjar,
a.
b.
c. TemPat : di Gedung MPR'
2.BerhubungpadasaatinikotaBandungdjuga.sedang
menerima tamu diri^ Djepang, maka di Hotel Homan hanja dapat
tlta pat<ai sebanjak 15-k-amar sadja. Oleh karena itu kami mohon
;;"d" hormat
""t
*tt kesudian segenap para ang_got1 ?impinan
P"rr"iti" MPRS untuk menempati penginapan di Hotel P?eanger,
l"r""u penginapan di Hotel Homin disediakan untuk Pimpinan
IUpRS dan para* anggota BPP-MPRS, berhubirng tugas-tu-gas BPP
selalu *"tglit*skai"rapat berhubungan dengan Pimpinan MPRS'
3. SJelum sidang Gabungan ini dimulai, terlebih dahulu akan
dilakukan pelantikan inggota
-Bapurta dan pengqmbilS,l sumpahi
efidf-Anggota MPRS-lang baru, segera setelah Musjawarah
Pimpinan MPRS selesai.
4. Seperti sidang Gabungan jang.lalu, sekarang djuga bahan-
bahan sidang telah diatur masing-masing dul* satu map, dengan
ai.""t"i pula"Lembaran XeidSa iang berisi pokok-pokok isi
materi bahan sidang tersebut.
Tata-tjara ini kiranja akan dapat mempermudah dan memper-
tjepat .er[a memperlantjal djatannia musjawarah, karena para
d"?iota akan sudah mendapat gambaran jang ag?k menjeluruh
tenlfng isi materi bahan sldang iang akan dibitjarakan serta
dibahas.
Dimohon dengan hormat kepada para Anggota, agar sudi meng-
hindarkan pengulangan pendapat serta usul-usulnja iang. telah
dikemukat<an terdahulu. Dalam mengemukakan saran-saranipenda-
pat tentang hasit penelitian/penindjauan daripada pelaksanaan
Ketetapan-ketetapan MPRS, hendaknja dikemukakan :
a)
b)
c)
15
d) faktor-faktor- apa jang menghambat,
e) bagaimana usul perbaikannja.
i : Sistimatik laporan hendaknja disesuaikan delgan _lampiran
"Ambeg Parama- [rti" jang terd-iri atas : Bidang Mental/Agamal
Kerochanian/Penelitian, Bidang Kesedjahteraan, Bidang Pemerintah'
an dan Keamanan/Pertahanan, Bidang Produksi, Bidang Distribusi
ddh Perhubungan, Bidang Keuangan dn Pembiajaan.
5. Bahan-bahan sidang jang perlu dipelad,iari telah diatur
dalam berkas-berkas jang berisi :
i
'.I,
,fiatyan Permusiawaratan. :
1. Rantjangfl,nr,Keputqsan MPRS tentang Peraturan Tata
Tertib. : .,.:
2. Rantjangan Ketetapan MPRS tentang Musiatnarah untuk
Mupakat
, , 3., Pqkok-pokok Kesirnpulan Penindiaunn Pimpinan MPRS.
'
4. 'Laportan' Iriun Barat d,an Kesim'pulan Hasil Penindiauan
...''...''...!imnin'an.MPR;S;:...','.....''
., 5a., Lapo*arr' D""rah ilq,ri nxas& Sid,ang Gabungun MPRS Vl
: sampai sekarang.
I b: Lembaran kerdja.
6a. Resolusi MPRS No. IlReslMPRSllgGS ilengan l,amptron
b,, GESURT
e. TAVIP
7a.
b.
Keputusan Pimpinan MPRS No. A3l1l12lMPRSl1964 tentang
penjempurna&n Tata-Kerdja Panitia MPRS dan Tata Kerdia
BPP & Panitia MPRS DT. I dalam menghadapi MUPPENAS.
Perumusan Panitia Ad-Hoc II Sidang Gabungan VI Pimpi'
nan, BPP dan Panitia MPRS tentang Masalah-masalah
sekitar Pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS dalam
menghadapi Frogres Report Mandataris MPRS dalam Si-
dang Umum MPRS ke-III jang akan datang.
II. Bahan Administrasi :
1. Sambutan" dan petund,jult.
, 2, I httsq,.r. Atjara ilan.Nanra-noilna Petugay.
,. 3. a..:Keprltusan Pimpinan No. AgllllSilMPRSl196+ tmtang
Persiapun:sidang Umum MPRS ke-lil Tahun 1964.
b. Instruksi Ketua MPRS No. A1lllll?lMPRS11964 tentang
Penjed,iaan Bahan-buhan untuk Sid,ang (Jmum MPRS ke-
UI,
,.I?, Caf etaria disediraksn beg* F,fe .A,sryqJe {ry88 dengan
._ membajar tunai.
Bendung, m O&tabdr 1964.
MADJELTS PERMUSJAWAFATA}{
Sekerta,rire Us$m,
ttd.
(Dlun&diaf DgrilUorygtso s.S.)
'.. ': i , :i .X''il, t i
i .: . : : 't ',.
x ,:i"..,.': :
' 3a
LAIN.LAIN. ,:'
Segala sesuatu jang helurn dishrr ,tdsh penpmbutan/1nturr. 1'
djuh ini, dapat ditanjakan koped* For **,fbasfa{rg'en
;:,:+
I
-*
l: $t +. "t
',
.q-*.-a
.at
!::!1
'lb
ICHTISAR ATJARA
SIDANG GABUNGAN KE. VII
I
:
l
i"
i
):I
| -.
I
7
2L
LAMPIRAN :
I (eatu) Iembar.
ICHTISAR ATJARA DAN NAMA.NA
ANTARA PIMPINAN, BPP DAN PIMPINAN PANI
TANGGAT 22, 2' D
No.
urut
Ilari/Tanggal
Djam/'Waktu
A t j a r'a Ketua Sekertaris Menko.
l. Kamie
22 -10 -1964
10.00 - 13.00
(Pagi)
Kamie
22. l0 - 1964
1930 - 23.00
(Malam)
Djum'at
23.l0-1964
08.00. 11.30
(Paei)
Djum'at
23 - r0. 1964
19.30.23.00
(Malam)
Sabtu
24.t0 -1964
08.00 . 13.00
Rapat Lengkap:
l. Pembukaan.
2. Pelantikan BAPURTA.
3. Briefing Ketua MPRS.
4. Penjamnaian Rantjang'
an Ketetapan MPRS
tentang Musjawarah un'
tuk Mufakat dan Per'
aturan Tata Tertib
MPRS.
5. Laporan Penindjauan
oleh para PimPinan
MPRS.
6. Laporan Daerah.
?. Usaha Penjemnurnaan
PoIa Pembangunan Na'
sional TahaPan Per'
tama.
8. Soal-soal Administraei.
Rapat Komisi'komisi Pn'
nitia Ad-Hoc:
Usaha Penjemnurqaan Po'
la :Pembangiinan Nagional
Se,mesta Berentjana Ta'
hapan Pertama.
Rapst Komisi'komisi Pa'
nitia Ail.IIoc:
Melandjutkan Atjara tang'
ealZz/to - 1964 Malam.
Rapat Komisi'komisi Pa'
nitia Ad. Hoc:
Melandjutkan Atjara tang'
sal 23/10-1964 Pagi.
Rapat Lengkar:
l. Menjampaikan hagil'
hasil Komisi / Panitia
Ail. Hoc.
2. PenutuP.
J.IU. Ketua
MPRS / VK.
P.M. III Dr.
Chairul Saleh
Sekertaris U.
mum Muna.
djat Danusa.
putro S.H.
Drs. W
Drs.
mono.
4. Jacobson
Tundjan
5. Major
Sudarsono.
Drs. Ail
Arlin
Drs. V
Drs.
mono
Jacobson
Major
Sudarsono.
l.
.)
,
la
/
t
I
1. Drs. Soe.
kidjan.
2. Yap Yan
Keng S.H.
3. Drs. Sugi'
arto.
4. Drs. M. A'
min Musa.
Pimpinant
Komisi / Pa.
nitia Ad-Hoc.
s.d.a.
J. M. Ketua
MPRS i WK.
P.M. III Dr.
Chairul Saleh
s.d.a.
3.
4.
5.
s.d.a.
s.d.a.
Sekertaris U'
mum Muna-
djat Danusa'
putro S.H.
t.
2.
3.
4.
5.
Drs. Adim
22
ilIITUGAS SIDANG GABUNGAN
NSIS DAERAH TINGKAT I
)It|. oKTOBER 1964.
KE - VII
SELURUH INDOI{ESIA
rn Pegawai
Tehnis
Pesuruh Keterangantr-cra Notulis Penghubung
rfilm, np5" Setidjan.
!. Ll Pirojo.
ic "L LL Erchaer
G htrt?djo.
l. SZS. Pa.
ngeran.
2. Abas H.N.
3. Nazaru-
din Alie.
4. Hartuty
K.
5. Sjamsudin
Madun.
6. Thomae
Liem.
7. Abu Da.
wali.
B. Hadari
D.T.
9. Achmad
Basri.
10. Jopie Mu.
muh.
ll. Legi Su-
jaman.
s.d.a.
l.
,
D.
4.
5.
l.
,
3.
4.
Bustaman.
Hamid.
Sabardin.
D. Djoko
'Wijono.
Irrcdi H.B.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
l. Oen Kwat
Djien
2. Momo.
3. E. lfuchtar
4. Abdul.
5. Wailjri.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
Andang.
Kosasih.
Medely.
Demo.
Edeng.
Ichtisar atja.
ra dan ralla.
nama Petu.
gas ini danat
dirubah se.
suai dengan
kebutuhan
rapat / sidang
dengan perse.
tudjuan Pim.
pinan MPRS.
0.
,n
Sl*u
lm
o.:
rtl
,tt
tr1i, Dnhlia.
lhr -{nin }Iusa.
DlrL 1:. J. Su-
rr.dhn-
Drr- Sugdarto Rs.
Tr Yan
f.tlf S.H.
Dn*" urbahri.
Itt Dri l:mail.
l1l" S.lGh -{dirvi-
rdr S-8.
m- fri. Inf. Ing.
$n&rmadi.
ilS" DrF. J. Pata-
h1en-
le lht. I-G. Therik.
h,i" fJ- Sunardjan.
hr' I- Patadungan.
Ili Soerbahri.
hq' f,f,rril-
+,fu.
*l-r.
I tlm" Soeki-
airG
a Dr,s. Pitojo.
L l}rs. Buehaer
:Srutroredjo.
imir {" l[i" Dehlia
Sffi S-E-
'sor.i" flrr tmin
Par' !iln*-
L Dre"  - J. Su-
t $rrdi.n.
Iarir 1. Dr- Sugiar.
lo. te R:.
f Ten. Tan
Xang S.H.
r, Drs" J{ur-
- hahri.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
s.d.a.
lll.
lr.
lt:
t;
1{-
Dr*- Ismail.
Scleh -{fin'i-
ur S*E-
lfrL Inf. Ing.
imf1t"4i.
Itr+- J. Peta-
*rnrcrm-
Fr+" I" C-
Tberlt-
Bandungo 14 Oktober 1964.
MADJELIS PERMUSJAY/ARATAN RAKJAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
Sekertaris lJmum,
ttd.
( Munadjat Danusaputro S.H. ).
23
*ti'.
, . I. NASKAH.
q,. . 1. Nj. Dahlia Noer S.H.
.' 2, Drs V.J. SuPardjan.
. ,3, Nj. Ida Tjarda.
: 4. 'R.T. Hidajat.
5. Etty GumatY
6. Sumarna
TT. PNOTOKOL.
1. Bambang D.S.
2. Sentot Prawiroatmodjo
3. Ni. Zacharias
TTT, AKOMODASI.
1. Abdul Gani Ali
2. Sanvito
R^ $r-3r$q9.,',
4. Djadja Sukardja
:]
DAN NAMA.NAMA PETUGAS SIDANG
GABUNG4,N VII TANGGAL
22, 2g DAN 24 oKTOBER 1964.
IV.
v.
!t
PERLENGKAPAN:
1. Atik Soerjatin '
2. Moh. Jasin
3. Moh. Dach-lan
4. Ramlan S.
5. Sukarno Patria
PENERANGIN.
1. M.O. PalaPah.
2. R. Roekomi
3. Drs. Sukarto
4. Ali Heman
5. Usman Soelan
6. Sarjoto
KEUANGAN.
1. Moh. Soeleman
2. Maroeti Thomo
3. Mas Moh. Kiswari
4. lJsman EuiFbjo
5. Dja'far Usman
6. Nj. Marjam
7. 'Nj. Aan Samanah
vr.
24
USUL PIMPINAN
" RANTJANGAN
KETETAP-AN
MADTEL" *'"Hs$*il*"fiffiJlfr+ft"' SEMENTaBA
No. . .... /MPRS/1964.
tentang
PR,INSIP.PRINSIP MUSJAWARAH UNTUK MUFAKAT
DALAM DEMOKR,ASI TERPIMPIN
SEBAGAI PNDOMAN BAGI LEMBAGA-LEMBAGA
PERMUSJAWARATAN/ PDRWAKILAN KENEGAR,AAN DAN
KEMASJATiAKATAN
MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA,
Dalam rapat Paripurna ke ..... tanggal . sidang
ke .. ... d.i Bandung
Setelah membahas :
Usu,l Pimpinan MPRS tentang rentjana Ketetapan MPRS me-
ngenai PRINSIP-PRINSIP MUSJAWARAH UNTUK_ ryIq{'A$AT
ORT-IVT DEMOKRASI TERPIMPIN SEBAGAI PEDOMAN BAGI
LEMBAGA-LEMBAGA P'ERMUSJAWARATAN/PERWAKILAN
KENEGARAAN DAN KEMASJARAKATAN, hasil karya BPP-
MPRS dengan bantuan sumbangan-sumbangan pikiran para sardja-
na, para ahli dan Universritas-universitas.
lllenimbang :
1. Bahwa sudah tiba waktunja meletakkan prinsip-prinsip Musja-
warah untuk Mufakat jang merupakan inti Demokrasi Terpim-
pin sebagai pedoman untuk setiap lembaga Permusjawaratan/
Perwakilan kenegaraan dan kemasjarakatan;
2. Bahwa Musjawarah untuk Mufakat harus ditegakkan kembali,
dikembangkan dan disempurnakan pelaksanaannja dalam
ketatanegaraan Indonesia untuk melaksanakan Amanat Pende-
ritaan Rakjat dan tudjuan Revolusi Nasional fndonesia,
mewudjudka,n Masjarakat adil dan makmur, Marsjarakat
Sosialis Indonesia berdasarkan Pantja Sila;
25
.-l
!). Bahwa pelaksanaan Musj'awarah untuk Mufakat merupakan
faktor jang menentukan dalam semua tahap Revolusi fndone-
sia, terutama sekali dalam menghad,api tantangan-tantangan
Revolusi Nasional jang belum selesai dan untuk rnentjegah
timbulnja kembali unsur-unsur Demokrasi Liberal.
Mengingat :
Sila Kerakjatan jang tersebut dalam Pembukaan UUD R.I. '45.
Dekrit Presiden R.I. tanggal 5 Djuli 1959.
Undang-Undang Dasar R.I. 1945
Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960, IIIMPRS /1960, III/MPRS,'
1963 dan IV/MPRS/1963;
Amanat-amanat dan konsepsi-konsepsi Presiden/Pemimpin
Besar Revolusi Bung Karno.
Mendengar :
Permus3awaratan dalam rapat-rapat tanggal sampal
dengan tanggal
MEMUTUSKAN:
Menet'a,pkan Ketetapan tentang Prinsip-prinsip Musjawarah
untuk Mufakat dalam Demokrasi Terpimpin sebagai pedoman bagi
Lembaga-lembaga Permusjawaratan/Perwakilan Kenegaraan dan
Kemasjarakatan. i
BAB I.
PENDAHULUAN.
Berkat Kemerd6kaan jang di,proklamasikan pada tanggat 7
Agustus 1945 sebagai hasil kemenangan perdjcangan kemerdekaan
Rakjat Indonesia selama berpuluh-puluh tahun, Bangsa fndonesia
dengan bebas dapat menggali kepribadiannja, ialah menggali
kembali tjiri-tjiri chas pandangan hidup Rakjat Indonesia tentang
tata-tjara dalam mengatur dan memimpin segala segi kehidupannja
selama perdjalanan masjarakat fndonesia sedjak berabad-abad,
lakni asas Demokrasi Indonesia, Demokrasi Gotong-rojong, jang
kemudian dikenal dengan nama Demokrasi Terpimpin, jaitu Kerak-
jatan jang di,pimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam Permusja-
waratan/Perwakilan.
Gagasan Demokrasi Terpimpin sesungguhnja sudah mulai di-
tjetuskan pada djaman Pergerakan Kemerdekaan Nasional dengan
sebutan "Democratie met Leiderschap" dan "Sosio-Demokrasi", jang
berisikan Demokrasi Politik, Demokrasi Ekonomi dan Demokrasi
Sosial.
Demohrasi terpimpin adalah asli Demokrasi Indonesia bukanlah
diktatur, berlainan dengan Demokrasi Sentrralisme dan berbeda pula
dengan Demokrasi Liberal.
26
1.
2.
.t
.).
4.
5.
Demokrasi Terpimpin jang garis-garis besarnja tela,h didjamin
dan tersusun dalam UUD RI'45 adalah perwudjudan Sila Kerakjat-
an dari Pantja Sila, jaitu Kerakjatan jang dipimpiln oleh hikmat
kebidjaksanaan dalam permusjawar,atan perwakilan..
Akan tetapi akibat pendjadjahan-, Belanda dan pengaruh'
pengaruh Demokrasi liiberal serta feodalisme, maka selama pendja'
d;ah-an, dan bahkan pada permutraan masa-masa Kemerdekaan,
walaupun sistim Demokrasi Terpimpin telah digariskan dalam
UUD R.I. '45, tetap kabur dan lumpuh,lah sistim Demokrasi Terpirn-
pin sampai pada saat lahirnja Del'.rit Presiden/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang 5 Djuli 1959.
Alhamdulillah, berkat kebidjaksanaan, kewibawaan dan ke-
tangkas an pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi _Angkatan $ry1S1
Periimpin ilesar Revolusi Bung Karno iang pad? tanggal 5. Djuli
1959 mengumumkan Dekrit kembali ke ULID '45, dibelkahi pula
dengan lahirn;e Manifesto Politik Republik fndonesia 17 Agustus
1950, maka tegaklah kembali Sistim Demokrasi Terpim!,in dengan
intinja Musjawarah unuk Mufahat iang dilaksanakan setjara sadar.
Maka perlulah s'isti'm dan keharusan pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin itu selandjutnja dikembangkan dan disempurnakan dalam
tretita-iregaraan Indonesia, untuk menudju tertjapqnja masjarakat
adil dan riakmur, masjarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pantja
Sila, terutama sekali datam masa-masa mengltadapi tantangan-tan-
tangan Revolusi fndonesia jeng belum selesai.
Atas clasar-dasar pemikiran tersebut diatas jang. b_ersumber
kepada UUD RI '45, Amanat-amanat konsepsi-konsepsi Pres.iden/
Pehrimpin Besar Revolusi Bung Karlo dry Ket-elapan-ketetapan
MPRS,'maka clalam Bab-bab jang berikut disusunlah ketentuan-ke-
tentuan mengenai pengertian dasir, prinsip-prinsig s_erta pelaksanaan
Demokrasi ferpimpin dan Musjawarah untuk Mufakat.
BAB II
DEMOKR,ASI TER,PIMPIN
s 1. PENGERTTAN DASAR.
(1) Demokrasi Terpimpin adalah kerakjatan iang dipimpin- oleh
hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan,
jang berintikan Musjawarah untuk Mufakat setjar4 gotong-
iojong drantara semua kekuatan Nasrional iang progresip
revolusioner.
(2) Demokrasi Terpimpin merupakan pentjcrminan kepribadial dan
pandangan hidup
-
bangsa Indonesia, jaitu tata-tjara.- dalam
mengatur dan memimpin segala segi kehi.dupan politik, eko-
nonri dan sosial nakjat dan Negarla Indonesia, dengan penuh
rasa tanggung djawab akan kelantjaran djalannja revolusi.
(3) Demokrasi Terpimpin adalah alat untuk mengemban Amanat
Penderitaan Rakjat dan tudjuan Revo,lusi Nasional Indonesia,
2T
r
r'$
mewudjudkan masjarakat,adil' dan makmur, Masjarakat gosialis
Indonesia berdasarkan Pantja Sila, masjarakat tanpa penghi-
sapan manusia oleh manusia.
s2. ASAS.
(1) Demokrasi Terpimpin berasaskan kerakjatan jang dipimpin
oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjaw arata,n fperwakil-
an.
(2) Demokrasi Terpimpin berintikan Musjawarah untuk Mufakat.
(3) Demokrasi Terpimpin mempunjai dua unsur, jaitu Demokrasi
dan Terpimpin jang kedua-duanja bergandengan mutlak satu
sama lain, dua unsur "loro-loroning atunggal".
(4) Demokrasi Terpimpin dipimpin oleh Pantja Sila, ideologinja rli-
pimpin oleh Pantja Sila dan tjara-tjara bekerdjanja djuga di-
, pimpin oleh Pantja Sila.
(5) Demokrasi Terpimpin meliputi segala bidang kehidupan Rakjat
dan Negara, jaitu bidang-bridang politik, ehonomi dan sosial.
(6) Demokrasi Terpimpin mendjamin kebebasan berfikir den ber-
bitjara menge,mukakan pendapat dalam segala permusjawarat-
an, dalam batas-batas keselamatan Negara, kepentingan Rakjat
banjak, kepribadian Bangsa, kesusilaan dan pertanggungan-
djawab kepad,a Tuhan.
s 3. TUDJUAN.
(1) Demohrasi Terpimpin bertudjuan melaksanakan Haluan Negara
Manipol/Usdek dan Dekon untuk mentjapai masjarakat adi!
dan makmur, rnasjarakat Sosia;lis berdasarkan Pantja Sila,
jang penuh dengan kebahagiaan materiil dan spirituil sesuai
dengan tjita-tjita Proktramasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agus-
tus 1945.
(2) Demokrasi Terpimpin ditudjukan
menambah hak-hak bagi Rakjat,
daripada kaki-tangan-kaki-tangan
revolusioner, kaum anti progresirp
$4. FUNGST.
(1) Demokrasi Terpimpin adalah alat rakjat untuk mentjapai tu-
djuan rakjat jang telah dikorbani oleh rakjat berpuluh-puluh
tahun, jaitu Negara kuat, masjarakat adil makmur.
(2) Demokrasi Terpimpin pada hakekatnja adalah Demokrasi
Penjelenggaraan atau Demokrasi Karya (werk-democratie),
(3) Demokrasi Terpirnpin merupakan pelaksanaan Konsepsi-kon-
sepsi Bung Karno sebagai penjambung ,lidah rakjat, termasuk
konsepsi jang ditjetuskan pada tanggal 21 Pebruan 7957.
pula untuk melindungi dan
dan rnenghapuskan hak-hak
imperialis dan kaum kontra-
dan kaum penghisap Rakjat.
s 5. TJrIiI-TJIRT CHAS.
(1) Demokrasi Terpimpin bukan dernokrasi liberal, bukan demokrasi
sentralisme dan bukan pula diktatur, tetapi Demokrasii Gotong-
Rojong dari semua golongan jang mendukung revolusi fndone-
sia menentang imperialisme, feodalisme, kolonialisme, dan
neokolonrialisme.
(2) Demokrasi Terp,impin bukan medan pertempuran antara oponen-
oponen satu sama lain, medan hantam-hantaman antara anta'
g-onismen, medan untuk mentjari kemenangan satu golongan
itas golongan jang lain, medan untuk merebut kekuasaan oleh
satu
"golon"gan
terfiadap golongan jang lain. t
(3) Demokrasi Terpimpin rnentjari sinthese, mentjari_ akumulasi
pikiran dan tenaga untuk melaksanakan Amanat Fenderitaan
Rakjat.
BAB III.
PRINSIP.PRINSIP MUSJAWAR,AH UNTUK MUFAKAT.
$ r. PENGERTIAN DASAR.
Musjawarah untuk Mufakat sebagai inti Demokrasi Terpimpin,
ada tatd-tjara chas kepribad,ian Indonesia untuk memetjahkan
setiap pedoalan kehidripaO nalj?t dan Negara, mendapatkan
kebuiatin pendapat dan riufakat dalam pe1ryr1pjaw.a1ala.1{nprwakil-
an setjara Soton^g-rojong iang dipimpin cle! hikmat k-ebidja-ksanaan
untuk
"mela-k
s ar: a]kan Afr att af p encleiitaan R ak j at, tud ju an Revolusi
Nasional Indones,ia mewudjudkan masjarakat adil dan makmur.
lf.rir"*t at Sosialis Indcnesia bercJasarkan Pantja Sila, masjarakat
tanpa penghisapan manusia o'leh manusia.
S 2. ASAS MUSJAWARAH UNTUK MUFAKAT.
(1) Musjawarah dilaksanakan berdasarkan gotong-rojgtg dengan
sikap saling memberi dan me,nerima dalam suasana kekeluarga-
an, iole"utrii timbahg-rasa dan tenggang-menenggang antafi
segenap peserta Musjawarah.
(2) Pangkal bertolak tlalam tiap Musjawarah adalah a' priori
perJatuan dan bukan pertentangan antara para peserta.
(3) Musjawarah dilaksanakan antara mereka i1ng. .
dengan
sungguh-sungguh menjetudjui dasar Neglra- Pantja, Sila,
UUi" '4b, Iia"luan Negiara Manipol serta Pe-do,man-pedoman
petaksanaannja dan tufijuan Revolusi Nasional Indonesia, dan
jung .nttgg,rli-sungguh 6erhasrat mensukseskan Musjawarah.
(4) Musjawarah untuk Mufakat bersendikan kepada kesada-ran dan
rasa-tanggung-djarvab dari pi,mpinan dan peserta untuk meng-
hadiri lUuEiawarah, oleh sebab itu Musjawarah untuk Mufakat
tidak mengenal korum, tetapi mengenal ikut sertanja unsur-
unsur utama dalam musjawarah.
29
r
.|il I
$ 3. PESARTA MUSJAWAPIAH.
(1) Peserta-peserta Musjawarah dalam perwakilan tendiri dani
wakil-w;kil golongan politik, golongan karya dan- lain-lain
unsur masjirakat irttg mentierminkan semua kekuatan-
kekuatan nasional iang progresip re',/olusioner.
(2) Setiap peserta Musjawarah mendahulukan kepentingan rakjat
dan Negara diatas kepentingan golongan dan perorangan.
(3) Setiap peserta Musjawarah mempunjai -hak dan k_esempatan
Jang
^
sima luas din bebas mengemukakan pendapat tlan
itteiahirkatt kritik iang bersifat membangun tanpa tekanan
dari pihak manapun.
s4. MUFAKAT.
(1) Mufakat sebagai has,irl kebulatan pendapat ian_g. didapat. dari
setiap permuliawaratan/perwakilan dengan {jalan go.tong-
rojong idututr
"buah pikirin bersama, bukan oleh -
perdebatan
dan p-enjiasatan i"ng diachiri oleh pengaduan kekuatan dan
perhitungan suara Pro dan kontra.
(2) Mufakat sebagai hasit musjawarah haruslah bermutu tinggi
jang dapat dipertanggung-djqwa,bkan, d_an tidak bertentangan
dengan dasar Negara dan tudjuan Revolusi.
(3) Mufakat sebagai hasil kebulatan pendapat diterima tlan harus
dilaksanakan dengan kesungguhan dan keichlasan hati.
$ 5. PTMPTNAN MUSJAwARAH.
Pimpinan Permusjawaratan/perwakilan, baik terdiri atas se-
orang ataupun lebih
-iang merupakan satu kesatuan Pimpinan
kolekltif, jang mentjdrminkan golongan-golongan peserta musjawa"
rah, aaititr lerperinan sebagai Sesepuh jang berwatak adil, arif
bidjaksana, berwibawa, tjakap dan berkesanggupan _se+3 setia
kepada Undang-undang Da-sar Negara dan tudjuan Revolusi fndone-
sta, tidak mendiktatori, melain[an memimpin, mengajoqi. ber-
tutwuri-handajani dan,mendahulukan kepentingan rakjat dan Negara
diatas kepentinga.n golongan, perorangan.
BAB IV.
PENERAPAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN
MUSJAWABAH UNTUK MUFAKAT.
S 1. PENER,APAN KEPADA LEMBAGA.LEMBAGA PER-
MUSJAWABATAN/PERWAKTLAN.
(1) Lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD RI '45:
a. Madjelis Permusjawaratan Rakjat, b. Dewan Perwakilan
Rakjat, c. Kementerian Negara, d. Dewan Pertimbangan
Agung, e. Pemerlntah Daerah, f. Biadan Pemeriksa Keuang-
a{ s."idahkamd.h Agung.
30
(21 Lembaga-lembaga negara berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
(3) Lembaga-lembaga kemasjarakatan.
s 2. PEDOMAN PDLATGANAAN ''
(1) Prinsip-prinsip Musjawarah untuk Mufakat sebagaimana ter-
tjantum dalam Bab III seluruhnja berrlaku bagi semua lembaga-
lembaga negara baik legislatip maupun eksekutip dipusat dan
didaerah-daerah dan lembaga-lembaga kemas jarakatan.
(21 Dalam permusjawaratan lembaga-lembaga legislatip, pimpinan
dan peserta musjawarah mempunjai hak jang sa,ma dalam mene-
tapkan mufakat.
(3) Dalam permusjawaratan lembaga-lembaga eksekutip, pimpinan
lembaga mempunjai wewenang untuk metrentukan dalam
menetapkan mufakat (keputus:an).
(4) Dalam permusjawaratan lembaga-le'mbaga
pimpinan dan peserta musjawarah mempunjai
dalam menetapkan mufakat.
kemasjarakatan,
hak jang sama
(5) Apabila di'dalam Musjawarah seperti jaqg d.im,aksud dalam ajat
tll dan ajat (4) S 2, terdapat perbedaan pendapat, maka
pimpinan dan peserta Musjawarah berkeqadjiban me_nj-elesaikan
dengan semangat persatuannja gotong-rojong da.n lrekeluar_ga-
an,lerta menginsjafi akan kedudukannja sebagai alat revolusi
jang sedrang berdjuang guna mengemban Amanat Penderitaan
Rakjat.
$ 3. PERMUSJAWAR,ATAN ANTAR LEMBAGA NEGARA.
Prinsip Musjawarah untuk Mufakat dalam permusjawaratan
antar lembaga-lembaga Negara
indahkan wewenang, kedudukan
selalu dilaksanakan dengan meng-
dan fungsi masing-masing pihak.
s 4. sANKSr.
(1) Pada azasnja pelaksanaan Musjawarah untuk Mufakat, baik di
lembaga-lembaga Negara maupun di lembaga-,lembaga Kema-
sjarakatan, diatur oleh norma-norma jang sesuai dengan lem-
baga-lembaga jang bersangkutan.
(2 Bentuk dan luasnja Sanksi mengenai pelanggaran/prcnjeleweng-
an terhad,ap norrna-norma di Lem,baga-lenrrbaga Negara diatur
menurut ketentuan jang sudah ada, bila belum maka ditentukan
oleh Lembaga Negara itu.
(3) Bentuk dan luasnja sanksi mengenai pelanggaran/penjeleweng-
an terhadap norma-norma di lembaga-lembaga Kemasjarakatan
diatur menurut ketentuan jang sudah ada, bila be,lum, maka
ditentukan oleh lembaga jang bersangkutan.
31
KDTDNTUAI{ PENUTUP.
KetetaPan Madjelis
(1) Segala sesuatu iang !tlr1m,
diatur dalam I
permusj,aw;;"n fi,akjat Sti."t"*- loi, akan
-diatur leb'ih
il;Ft ".latam ieratura-n Petraksanaan'
,(2)Ketetapanini''mulaiberlakupadahariditetapkannia'
DitetaPkan di Bandung
Pada tanggal
PIMPINAN
MADJ,ELIS PERMIJSJAWARATAN. I'AKIAT
SEMENTARA
: ' ' Ketua/Waldt Pbrdana Menteri III'
Wakil Ketua/
Menteri Koordlnator,
:., .: : :
(al.,r
j
sasr. soalffIDtotd s'rr' )
tWakil Ketua/
Menteri Kood;inator'
Wakil Ketua/
Menteri Koordinator'
(K.H. TDHAII CnaLrD)
Wakil Ketua/
Menteri Koord'inator,
(wILuJo PUSPO JUDO)
(D.N. AlrlrT) Maj. Djen. TNI.
g2
RANTJANGAN PENDJELASAN DARI PADA R,ANTJANGAN
MUSJAWAB,AH UNTUK MUFAKAT DALAM DEMOKRASI
TERPIMPIN.
BAB I.
PENDAHULUAN.
S 1. Umum.
Suatu tjara atau suatu pninsip musjawara janS disebut Musja-
warah uirtuli Mufakat sudah }ama dikenal rahjat'
Dalam pada itu haruslah diakui pula bal-rw3, apa j.ang dikenal
rakjat itu sdsungguhnja lebih banjakmengenai sebutannja-sadja dan
Uaat mengenai"isas ierta tudjuin.dari p"9" mtrsjawarah. itu sen-
diti. x*ji,tr*tt inrii dapat pula dikonst-atir dalam_ 'n1qk!gt< i*.9
berlaku dalam lembagi-Ienibaga eksekutip dan legislatip, badk
ditingkat pusat *"n[rrtr ditingkat daerah dan lembraga-lembaga
kemasjarakatan-
Lebih-lebi,h lagi belum banjaklah orang iang menjad.ari, bahwa
prinsip Musjawarih untuk Mufakat itu bukanlah suatu sistim iaqg
i*"ai"i sendiri, melainkan prada hakekatnja. merupakan. "kern",
;;;p;kan inti, merupakan 1a1i dariql{a- suatu 'dasar atau sendi
ketat^a-negaraan i ang
^b.*tt, jaitu send,i ketata-negaraall-jang kini
dikenal oieh seluruh umat manusi,a dian dunia. Demokrasi Terpimpin,
asli demokrasi I4donesia.
Dengan demlkia' maka sebagai. inti tidaklah mu-ngkrim plinsip
Musjawa"rah untuk Mufakat itu dipisahkan dari wadahnja Demo-
krasi TerpimPin.
Demokrasi Terpimpin hidup dengan inti Musjawar-ah
-
untuk
Mufakat, sebaliknjaintiataupun pri+snq Musjrawarah untuk Mufakat
akan sesat bilami.na tidak bersumberkan kepada Demokrasi Ter-
pimpin.
Dengan Demokrasi Terpirmpin terdjaminlalr _tegal."lq. bangsa
kita, kar"ena Demokrasi Terpimpin Opimpin oleh Pantja Sila, seba-
Sai ia"otogi Negara dan sebalai alat_pemeisafu dari semua kekuatan-
Eekuatan-nasional jang progresip dan revolusioner.
Demokrasi Terpimpin mempunjai pula tjiri iang eh_as,. iralah
sebagai Demokr,asi Gotong Rojong samenbundeling_ 9u" pua"
kekuitan-kekuatan anti imperialisme, koloniialisme, feoda}isme dan
neo-kolonialisme.
Prinsip Musjawarah untuk Mufakat adalah _ suatu - Prlnsip
iang harus dilaksanakan dalam badan-hadan atau lembaga-lembag.a
;""g mempunjai fungsi permusjawpratal dan perwakilan, baik
i--l*g.- f efr t aga n egara m aupun lembag a- le mb aga kem as j ar ak at an.
V V.a - 3.
al al
OD
t'-
Dalam kehidupan lembaga-lembaga kenegaraan, baik jang _ber-
fungsi legii,slatip maupun eksekutip, fakta-fakta dalam p.ra-ktek
*etibu,ktikan d6ngan djelas bahwa tjrara bermusjawarah mas-i!- lebih
berat tjenclerung-kepaha haluan atau sumber Demokrasi Liberal,
disamping adanfa ketjenderungan lain, jaitu iang lebih.menondjol-
kan uirsu? Terplmpin haripadJunsur Demokrasinja, se.hirngga kare-
nanja rn-asih aSautrtafr Bairgsatita darri tudjuan stabilisasi.-politik
et oiomi, sosiai dan lain-lain. Bahhan tidak akan keliru bilamana
aini"t*Ltr, bahwa dengan memprakte{aq tjara bermusjawarah
seriatjam itu ternetoktafr haluan devo,lus$ Indonesia kedjurusan jang
sobali nja dari pada tudjuan jang sebenarnja'
Revolusi Indonesia mendjadi berdjalan seret, karena meng-
hadapi halangan serta rintang|n-rintang-an dari faham-faham dan
kekuitan-kekuatan antri-revo'lusioner.
Maka untuk menghindarkan kesimpang-siuran dalam penafsir-
&r' ti"u"j* sud.ah $lalah saatnja sefiarang untuk menggariskan
ketentuan-ketentuan jang pasti m-engenai prinsip-prinsip Musjawa-
rah untuk Mufakat dan-p6ngertian
- dasai sefta - PrTsr.p-prin-sip
il;;il;ri f""pi*pntt,
"u6*gli
sari pati iang diambil dari sumber
otentik.
sumber-sumber otentik sebagai bahan-bahan pokok jang meng-
hasilkan perasaan ketentuan-ketentuan jlng dibuat sesingkat-si1g^
kaa aan ."aupui-oupJ *tttrgkin itu teriSantum dalam Patagraf 2
tersebdt dibawah.
s 2. SUMRER-SUMBER OTENTIK TENTAI.IG MUSJAWA-
RAI{ UNTUK MUFAKAT DAN DEMOKBASN TERPIMPIN.
I. Menurut Pe'rnbukaan UUD RI '45.
Indonesia iuri b6rked,aulatan Rakjat dengan berdasarkan Eqp-u-
da... ..... ?an kerakjatan jang-d,ipimpin oleh hikmat kebidjak-
sanaan dalam permusjawaratan/perwakilan, serta dengan mewu-
djudkan suatu
^keadilan
sosi,al bagi seluruh Rakjat Indonesia.
11. Arnanat PJM Pres,itlen/Pernimpin Besar Revolusi Indonesia
Bung Ka,rno.
a. Respubl,ica sekali lagi Respublica (Am11at Presiden kepada
Sidang Pleno Konstituante 22 A:pril 1959).
1. Demokrasi Terpimpin dalah demokrasi, atau menurut isti-
lah UUD '45, ';kerik3atan iang dipiimpin oleh hikmat kebi-
djaksanaan datram permus j a w ar atan/ perwakilan"'
2. Demokrasi Terpimprirn bukanlah diktatur, berlainan dengan
demokrasi sentialisme, dan berbeda pula dengan demokrasi
Liberal iang kita praktekkan selama ini.
3. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi jang tjotjok dengan
kepribadian dari'da s ar hidup b angs a Indonesi a.
34
4. I)emokrasi Terpimpin adalah demokrasi disegala soal kene-
garaan dan kemrasjarakatan jang meliirputi bidang-bidang
politik, ekonomi dan sosial.
5. Intii daripada Pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah
permusjawarataxr, tetapi suattt permusjawaratan jang
dipimp,in roleh hikmat kebidjaksanaan, bukan oleh per'debat-
axr dan penjiasatan jang diachiri dengan pengaduan kekuat-
an dan penghitungan suara'pro da^n kontra.
Hasil "permusjawaratan dan perwakilan jang diipimpin oleh
- hikmat kebidjaksanaan" itu kemudian diseratrkan kepada
seorang Presiden jang dipilih oleh "perm-usjawaratan" itu
pula, guna dilaksanaka"n.
buta* elaksanakan hasrirl permusjawaratan tersebut, Pre-
siden menundjuk tenaga-tena,ga j*g baik dan tjakap seba-
gai pembantu-pemhantunja, tetapi Presiden tetap setjara
indiv,,iduit (tidak setj,ara kolektip) bersama-sama dengan
pembantu-pembantunja bertanggiung-djawab kepada Ma-
djelis Permusjawaratan Rakjiat itu.
Selandjutnja dalam mEndjalankan seha^rrir-hari haluan negara
(menurut Garis-garis Besar jang ditetapkan olehr Madjelis
Permusjawaratan Rakjat) Presid.en harus bekerdja bersama
dengan Dewan Perwakilan Rakjaq jang dilakukan dengan
"perrnusjawaratan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksa-
naan" tidak d.engan rnengutamakan perdebatan d.an penjia-
satan jang dapat mengakibatkan pembub,aran Dewan Per-
wakilan Rakjat atau penjerahan kembali, mandat seluruh
kabinet, hal-hal rnana tidak dimungkinkan menurut UUD '45.
6. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat, jaog sehat dan
jang membangun dirharuskan dalam alam Demokrasi Ter.
pimpin, jang penting ialah tjara bermusjawarah dalam Per-
musjawaratan Perwakilan jang harus dipimpin dengan hik-
mat kebidja,ksanaan.
7. Demokrasi Terpimpin adalah alat bukan tudjuan"
8. Tudjuan melaksanakan Demokrasi Terpimpin ialah men-
tjapai suatu masjarakat jang adil dan makmur, iang penuh
dengan keha,hagiaan materiil dan spiritui,l, sesuai dengan
tjita-tjita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal
17 Agustus 1945.
9. Sebagai alat, maka Demokrasi Terpimpin mengenal djuga
kebebasan berfikir dan berbitjara, tetapi dalam ibatas-batas
tertentu jakni batas keselamatran negara, batas kepentingan
Rakjat banjak, ,batas Kepri;badian Bangsa, 'loatas kesusilaan
dan batas pertanggur"rgan-djawab pada Tuhan.
10. Masjarakat adil dan makmur tidak bisa lain dari pada suatu
masjarakat teratur dan terpimpin keadilan dan kemakmur-
an, dan jang mengenal ekonorni. terpimpin dalam melaksa-
3q
nakan pasal 33 UUD ',45 dalam langka. ekonomri, terpimpin
masih tui."O" *uf.t""-*.t tor pere-koiomian bagr pengusaha
partikulir.
11. Untuk menjelenggarakan masjara,at adil dan makmur
Oip""l"f. a" l"*i"" T:"ta _ .( iang _
disragkan,oleh Dewan Peran-
tffis N;;ir;;l t
-iin!-oilbnfur p erhasarkan undang-undang
No. g0 trt"" ig"bS;?*" unt'k lnenjelenSga.rakp p,o,l1 ter-
sebut harus dipergunahan Demokrasi Terpimptn
-s_e^nrngga
d.engan .iu*iAii" "6"-ot"*i terpimpin pada hakekatnja
adalah demokrasi p"n:.i"ttg}""uu]" *tau ^clemokrasi l{arya
(werk-democratie) .
(pedom;;trk--"1*t *tnakan Amanat Penderitaan Rakjat"
e$titiilil;ffi rn, F""""Uit Pertama, ha;laman 2164-21t6$ '
b. Penemuan Kemha,li Bevolusi fita'
(PidatoPJMPresidenpad?tanggal]!Agustus1959)'
Tidak b"t"h-6fii;di-l"E- trtt-'!I rakjat mendiadi a,[at demo-
krasi. Tetapi sebeitiknfir, demokrasi harus m.eltlj-atli alat Rakjat'
n'f"t n",tiaT untuk mlntjapai tudjuan -{akjat'
T,qdjuan Raf(iat jang telah di6;f,"d, ot"n
"itjat
berpuluh-puluh
t h.ilFil-iv"gi,rikuar, masjarakat adil makmur.
c. I,aksana Dlalaekat iang menierbu ilari Langit "Dialannia Bevo'
t lusi Kit&".
iElti"
"tM
Fresidep pada tansg+.l? {eustus
1960) '
iil,il;;;F;'m'*l#""'fi*:f'x'**3*#fffi #::?'Tffi:al
A$;;""4"#;;;;pig,--'a:iu"to" benar-benar kita kekanak-
kanahan t"["ii-.iO*i'f"n-ar-benar ba]rwa G9t9ng Rojo:rg, Per'
ffiG; sd;f,d;d;ling adalarr keharusan {qram- perdjuansan
uoti, i*pu"iufi**" dan" kapitalis'me, 't_olkt kita harus mewu-
djgdkaxr persatuan antara^gof""gai Is1a,m, golongan Nasional
d"an golongan Komunt:^ itr,lr'
(penerbitair Chusus 133, Dlpartemen Penerang"" +.1. ,lrral' .27) '
.b*r-p"".nt",i" s6turutr ban_gsa itu adalah Fjar*
untr.rk d"d;J"tT"p"i-k*t-.T*gan d?Iam perdjuangan anti
kolonialisir.e dan'inti imperiarlisme'
Karena iUrii"" OiG, paritja Sirl-a a$alah tegas-legqL ,
suatu
ideologi p.,ti;tat! fr ofont
"f
ft*. dan imperi,arlisme' Ia'dilalirkart
Oi,t*g"rfr+""-i"fr ii""OJ"*ian itu, .dan ii mau tidak mau terdiri
dari sem"r Eut-"itu" at"""riran jang telah ditindas oleh kolo'
nialisnre, ;Jifi-"ti".n mana dew-asa i:li le'biih dikenal deng1n
nama afrfr-Nasi,ffi, iakni persatuannja antara aliran Nasio-
narlis Agarna dan I(omunis.-(Tft$f;
brld pokok Indoktrinasi, hala^man 384).
d. Illembangun Ilunila Kemha,li. (Pi,eialo^!J.M. Presiden didepan*.
ilirnslrn-"u-"* eee pada tanggal 30 September 1960'
........Bagr kemi bangsa Indonesia, demokrasi mengandung
tiga unsur jang Pokok
36
Demokrasi mengandu,ng pertama-tama prinsip jang kami sebut
Mufalfut, j'akni: kebuliatan pendatrlat, Kedua, ,demokr:asi me-
ngandung prinsip Perwakilan. Achirnja demokrasi menga,ndung,
bagi kami prinsip Musjawarah. Ja, demokrasi fndonesia
mengandung ketiga prinsip itu, jakni muf'akat, perwakilan dan
musjawarah antara wakil-wakil.
(Penerbitan Chusus 145. Departemen Penerangan RI, hal. 36).
.Satu-satunja tjara bagi organisasi ini untuk dapat
mendjalankan fungsinja setjara memuaskan, ialah dengan
djalan mufakat jang diperoleh dalam musj'awarah.
Musjawarah harus dilakukan sedernikian rupa, sehingga ticlak
ada saingan antara pend,a;pat-pendapat iang bertentanstnr tidak
ada resolusi-resolusi dan reso,lusi-resolusi balasan, tidak ada
pemihakan-pemihakan melainkan hanja usaha _
jang teguh
untuk mentjari dasar umum dalam memetjah-ka,n sesuatu
masalah. Dar,i Musjawarah, sematjam ini timbullah p_ermufa-
katan, suatu kebulaian pendapat, jang lebih kuat daripada suatu
resolusi jattg dipaksakan melalui djumlah majoritet, suatu
resolusi itttg m-ungkin tidak disukai oleh minoritet.
(Penerbitan Chusus 145, Departemen Penerangan halaman 37).
e. Untuk Kemerdekaan I)an Keadilan. (Pidato PJM Presiden di
Los ,Angeles 21 APri'l 1961).
Penkenankanlah saja menerangkan baJowa Dermokrasi kami
dan ekonomi kami tidak dipimpin oleh Sukarno. Ia dipimpin
oleh Pantja Sil,la ideologinja dipimpin oleh PantF Sila dan tjara'
tjara bekerdjanja djuga dipimpin oleh Pantja Sila.
f. Re-So-Pim. (Pidato PJM Presiden pada tanggal L7 Agustus
1961).
1. Ja, tind.iau kembali sistim itu. Dan menggantinja dengan
satu sirstim jang lebih sesuai dengan kepribadian bangsa kita,
lebih memberi kepimpinan kearah tudjuan iang satu itu,
jaitu masjarakat keadilan sosial.
Berilah hangsa kita demokrasi j'ang tidak liar.
Beni,lah hangsa kita satu demokrasi gotong rojong jang tidak
djegal-djegalan.
Berilah bangsa kita satu demokrasi "met leiderschap"
kearah keadilan sosial. (Penerbitan Prapantja Djakarta,
halaman 491).
2. . Dan Demokrasi kita jans begini ini adalah satu
unsur utama daripada Ordening baru! Demokrasi kita bukan
Majoritet melawan Minoritet. Bukan oposrirsi melawan jang
berkuasa, bukanpun jang berkuasa melawan oposisi.
Bukan madjikan melawan buruh, dan madjikan me,lawan
tant, bukan golongan politici melawan golongan karya.
Bukan golongan Angkatan Bersendjata melawan Rakjat !
Bukan ! Demokrasi kita bukan medan pertempuran antara
et7
eJl
-)
.).
opponent-opponent satu sama lain, medan hanta,m-hantaman
antara antagonismen, medan untuk merebut kekuasaa,n oleh
satu golongan terhadap golongan jang lain.
Dernokrasi kita tidak lain tidak bukan ialah mentjari sintese,
mentjari akumulasi fikiran dan tenaga untuk rne'laksanakan
Amanat Penderitaan Rakjat. (Penerbitan Prapantja hala'
man 506).
. Maka djikal,au demikian kegiatan politik d?"
keamanan po,Iitik, aSitatau demikian Demokrasi Terpimpin,
maka Dem,6krasi Terpimpin kita itu tegas njata mgmgqljat
dua unsur: unsur "Demokrasi", dan unsur "Terpimpin". Kita
tiAafr boleh hanjia melihat satu unsur sadja, jaitu Demokrasi
tok atau terpimPin tok.
Kedua-dua unsur itu adalah dua unsur jang- tak terpisah-
pisahkan, dua unsur iang bergandeng-an mutlak satu sama
iain, dua unsur loro-l6roiing itunggat. Demokrasi tok bisa
ttS"tbwutrg kel,ibena,lisme, terpirnpin lot< Uisa menjeleweng ke-
diktatur facis.
Demokrasi terpimpin "loro-loroning-atunggai",. berartri: ada
demokrasinja dan-ada terpimpinnia,- qd1 t-erpimpinnja dan
ada demokiasinja, oleh kareni ia-adalah demokrasi pqt"5-
sana dari pada APR, jaitu Amanat Penderitaan Rakjat..Ia
harus dihdrmonisir ddngan APR, ia adatah satu bagian
mutlak, satu integrerend deel dani'pada pelaksanaan Amanat
Penderitaan Rakjat.
Diika tidak, dia akan kehilangan dasar, kehila_ngan tudjuan.
Demokrasi terpimp(n, karena itu, harus pula ditqdj'gan
untuk melindpngi 'dan menambah hak-hak bagi si Rakiat,
si Djelata, si'Mirhaen, si Murbar si, T?oi, si Proletar. Ber'
samian dengan itu, dia harus ditudjukan pula untuk me-
ngurangi atau menghapuskan hak-hak jan6 berlebih-'lebihan
dlripada kaki-tangan-kaki-tangan imperiaUs dan kaum
kontra-revo,lusioner, kaum anti progresif dan kaum peng-
hisap Rakjat.
Pantja Sila adalah aiat pemersatu! Pantja Sila bukan alat
pemetjah-belah! Dengan P'antja Sila, kita djuga memper-
satukan tiga aliran besar jang bernama Nasakom itu. Djadi
djanganlah mempergunakan Pantja Sila untuk mengadtt-
dombakan antara kita dengan liita.
Dengan mempergunakan Pantja Sila untuk memetjah-
belah Nasakom, mempertentangkan kaum nasionalis dengan
kaum agama, kaum agama dengan kaum komunis, kaum
nasionalis d.engan kaum komunris. Siapa jang main-main
dengan Pantja Sila untuk maksud-maksud pengadu-dom-
baan itu, ia ada.lah orang jang sarna sekali tak mengerti
Pantja Sila, atau orang jang durhaka kepada Pantja Sila,
atau orang jang.. ... . . . kepalanja sinti'ng !
lFl
4.
1.
UI. Ketetapan MPRS BI No. I (MPRS) '60.
(MPRS dan Departemen Penerangan).
Demokrasi Terpimpin adalah Demokrasi Indonesia asli dari
zaman Purbakala, Demokrasi Terpirmpin adalah Demokrasi
kekeluargaan, tanpa anarchinja libenalisme dan tanpa autokra-
sinja diktatur (halaman 52).
Dasar Demokrasi Terpimpin telah didjanrrin dan tersusun pada
garis-garis besarnja dalam UUD '45 jang kini berlaku lagi.
(halaman 109).
Demokrasi Terp,impin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin
pembentukan Masjarakat jang makrn-ur, iang lepas daripada
tindasan imperialisme dan kolonialisrne berupa apapun (hala-
man 114).
Idee Demokrasi Terpimpiin hendaknja selekas mungkin direa-
lisir.
Idee tersebut adalah satu djalan guna mentjegah penjalah
gunaan jang harus terus-meneriusi dan djalan jang dapat meqje-
lamatkan keadaan untuk selekas-lekasnja menudju ketjita-tjita
rakjat sebagai telah diamanatkan pada Proklamasil 17 Agus-
tus 1945.
Indonesia be,rlainan ideologinja dengan RRT (Indonesia Pantja,
Sila, RRT Komunis) (halaman 140), dan unsur "Teropimpin".
Kita fitlak boteh lihat safu unsur sadjq,, jaitu Demokrasi tok
atau Terpimpin tok. Kedua-dua unsur iiitu adalah dua unsur
jang tak terpisah-pisahl<an dua unsur jang bergandengan _mut-
lak satu sama lain, dua unsur loro-loroning-atunggal. De,mokrasi
tak bisa menjeleweng kc liberali,sme. Tenpimprin tak bisa me-
njeleweng ke diktatur facis (halaman 507).
BAB II.
DEMOKEASI TERPIMPtrN.
$ 1. Pengertian l)asar.
Tjukup djelas.
$ 2. Aza's.
Tjukup djelas.
$ 3. Tudjuan.
t1) Pantja Sila sebagai Dasar Negara merupakan pula alat pemer-
satu, jang memberi ara,h, dan berada diatas segala pahanr
golongan dan perorangan. Persamaan dalam tudjuan jang ter-
tinggi sepe,rti ini, akan dapat mengatasi tudjuan go,longan
ataupun d,ari perorangan.
$ 4. Fungsi. .
Tjukup djelas.
.)
3.
4.
39
r"
$ 5. Tjiri-tjiri chas.
-
Tjukup djelas.
rl
a
I
:
l*i,
BAB III.
PR,INSIP.PRINSIP MUSJAWAR,AII UNTUK MUFAKAT
S 1. Pengertian l)asar.
-
Tjukup djelas.
$ 2. Asas Musjawarah untuk Mufakat.
(1) Untuk dapat mengenalr/menimbang saran ola.ng IPt.. supaja
dapat melihat darimerasakan hal-hal seperti i.u"q ia.,lihat dan
raiakan, pimpinan dan peserta harus -men8:rnsj-afi/rnengenal
akan Oii.iii,a
*sendiri
setiara djudj-ur, bi]a _kepribadian kita
masirng-maling kita kenil denfan-baik dan benar-benar sesuai
denga.il dasaildasar Negara kita, maka akan mudahlah kita
bertlukar rasa dan tenfgang-menenggang denga-n o'rang- lain.
Hanja orang-orang iani-dapat mqg_eljafrka_n . sebagian besar'
dari" pertenTangari-pertentangan didal-am dirinja akan dapat
lebih baik bertimbang rasia dengan orang lain'
t2) Jang drinnalsud dengan persatuan dan bukan pertentangan
denfian para pesert-a a,Aafan bekerdja setjarta g_olong-r-olong
j"ttf meighasiikan bua,h trnkiran bensarna bukan oleh perdebat-
io t"r peljiasatan iang diaehiri oleh pengaduan kekuatan dan
pertrritungan suara pro dan kontra.
Fimplnan permusjawaratan mengusahl1,u-tt agar_ musjawarah
aapit menghasilk"an mufakat i*S bidjaksana dan membawa
*nit.t keputusa4 iang diterima hengan dukungan iang bulat.
(3) Adalah mendjadi tanggung djawab pimpinan, bahwa sebelum
p"rmusS,awarit n/periiv"akil"an
-dimulai,,
qrara peserta setjara
luas tjukup dibeni tahukan terlebih dahulu'
(4) Musjawarah untuk Mufakat pada hakekatnja, adalah mentja-
pai dukungan-dukungan iang bulat.
$ 3. Peserta Musjawarah.
Jang dimaksud dengan "lain-lain unsur masj.arakat" terutama
adalah itusatt-utusan/wakil-waki,1 daerah, seperti iang tertjantum
dalam pasal 2 ajat (1) UUD RI '45.
$ 4. Mufa,kat.
Walaupun perdebatan tidak dikehendaki, tetap'i diskusi .dian-
djurkan se6agaf suatu tjara untuk mendekatkan pendapat, sehingga
mentjapai Mufakat dalam Musjawarah. Hubungan-hubungan iang
ada antara kelompok-kelompok jang bercliskusi akan dup$ mern-
pertinggr saling p-engertian lang makin mempertjep?t -
Muf3,kat.
Mufakat harus-dri,lerima oleh-paia peserta dengan segala lieichla,sail
tanpa ada perasaan "tdfpaksa unfirk rnufakat".
40
kat,
pun
1.
,
$ 5. Pimpinan Musjawarah.
Apabila didalam sesuatu permusjawaratan tidak didapat mufa-
maka musjawarah mengambil kebidjaksanaan dengan menem-
Persoalan itu ditangguhkan pembitjaraannja.
Persoalan itu diserahkan pada P,impinan untuk mengamb,il
kebidjaksanaan dengan memperhatikan pendapat-pendapat jang
bertentangan.
BAB IV.
PENERAPAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN MUSJAWA.
RAH UNTUK MUFAKAT.
S 1. ajat (1) sub g.: jang dimaksudkan dengan Mahkamatt
Agung ialah Mahkamah Agung dalam fungsinja melal<samakan
pengadilan. (Ui:tvoering van de rechtspraak).
$ 2. Pedoman Pelaksanaan.
ajat (2), (3) dan (4).
D'irdalam permusjaw aratan/ perwahilan lembaga-lembaga legis.
latip dan Lembaga-le,mbaga kemasjarakatan, peranan utama
didalam mengambil suatu keputusan/mufakat, adalah para
peserta, termasuk pimpinan;
ilan pimpinan dalam hal ini menggunaan kebidjaks,anaannja
untuk mernbantu agar para peserta mentjapai mufakat.
Sedangkan didalam permusjawaratan/perwakri,lan lembaga'
lemhaga eksekutip adalatr pimpinan iang mempunjai tanggung-
djawa;b dan wewenang terachir.
$ 3. Permusjawaratan antar lembaga.
-
Tjukup djelas.
$ 4. Sanksi. :
-
Tjukup djelas.
BAB V.
KETENTUAII PENUTUP.
(1) Jang dimaksud dengan Peraturan Pelaksanaan, adalah Kepu-
tusan Madjeli,s Permusjrawaratan Rakjat Sementara.
(2)
-
Tjukup djelas.
41
RANTJANGAN
KEPUTUSAN
MADJEI,IS PEB,MUSIAWARATAIY RAKJAT SEMENTARA
REPUBI,IK INDONESIA
No.: ./MPRS/'64.
tentang
PEBATUR,AN TATA TERTIB MAI}JELIS
PEBMUSJAWARATAN RAKJAT SEMNNTARA
Mernimbang :
Bahwa dalam melaksanakan tugas kewadjiban Madielis. Per-
musjawaratan Rakjat Sementara merierlukan Peraturan Tata-tertib
juttg mengatur kegiatan-kegiatannja;
iVlengingat :
L. Dekrit Presiden 5 Djuli 1959 i
' 2. Undang-undang Dasar pasal 1, 2 dan 3;
3. Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 pasal 7;
4. Peraturan Presiden No. 12 tahun 1960; _
5. Ketetapan MPRS No. I/MPRq/1960, IIA{PRS/1960,
IIIIMPRS/1963 dan IVIMPRS/1963 ;
6. Keputusan Presiden No. 124 tahun 1961-sehubungan dengan
Keputusan Presiden No. 125 tahun 1961.
frIendengar :
Musjawarah'Paripurna ke ... Si,dang Madjelis Permusjawaratan
p"akjat Sementara ke .., pada tanggal .......:. di Bandung.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PER,ATURAN TATA TERTIB MADJELIS PDR,MUSJAWAR,ATAN
BAKJAT SEMENTABA.
B A'B I.
KETENTUAN UMUM.
Pasal 1.
Dalam peraturan ini jang dimaksud dengan :
(1) Presiden Republik Indonesia jang selandjutnja disebut Presiden,
ialatr Presiden Sukarno seurnur hidup/Pem'impin Besar Revo-
lusi;
(2) Madjelis Permusjawanatram Rakjat Sementara iang -
selandjut-
nja disebut MPRS, ialah suatu Madjelis iang ditetapkan berda-
42
F
sarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tanggal 22 DjuLi
1959.
(3) Badan Pembantu Pimpinan MPRS jattg selandjutnja disebut
BPP-MPRS, ialah suatu badan j-r-g membantu Pimpinan
MPRS dalam melakukan tugasnja.
(4) Badan Pembantu Musjawarah MPRS jang selan-djutnja disebut
BAPEMUS-MPRS, ialah suatu badan jang membantu Pimpinan
MPRS selama masa sida.ng MPRS.
(5) Badan Pembantu IJrusan Rumah Tangga MPRS jang selandjut-
nja disebut BAPURTA-MPRS, ialah suatu badan iang memban-
tu Fi,mpinan MPRS dalam urusan Kerumah'tanggaan I{PRS.
(6) Panitia Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Daerah
Tinglcat I, jang selandjutnja disebut Panitia MPRS Daerah
Tinggat I, ialah suatu Badan jang dibentuk ditiap-tiap Daerah
Tingkat I dan bertugas mernbantu Pimpinan MPRS dala,m me-
ngikuti pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS didaerah-
daerah tingkat I.
BAB II.
HAK DAN KEWADJIBAN MADJELIS PERMUSJAWARATAN
RAKJAT SEMENTABA.
Pasal 2.
MPRS Republrik Indonesia berhak dan berkewadjiban :
(1) Menetapkan garis-garis besar Haluan Negara dan pedornan'
pedoman pelaksanaannja ;
(2) Menetapkan garis-garis besar Haluan Pembangunan dan .garis-
garis bbsar Pola Pernbangunan Nasional Sernesta Berentjana;
(3) Meneta.pkan Presiden sebagai Mandataris MPRS untuk melak-
sanakan Ketetapan-ketetapan MPRS seperti jang d,imaksud
ajat (1) dan (2) pasal 1.
(4) Mengikuti periaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS sebagai
bantuannja kepada Mandataris MPRS;
(5) Meneri,ma, Inempertimbangkan dan menetapkan ichtisar tahun-
"r1
p1'e,sidenrMandataris MPRS tentang perkembangan pelak-
sanaan l{etetapan MPRS sepertri diatur dalam Keputusan
Presiden No. 124 tahun 1960.
BAB III.
PIMPINAN DAN ANGGOTA MADJELIS PEBMUSJAWARATAN
B,AKJAT SEMEI{TAR,A
BAGIAN PERTAMA.
TENTANG PIMPINAN.
Pasal 3.
(1) Pimpinan MPRS terdiri atas seorang Ketua dan 4 (empat)
orang Wakil Ketua jang mewakili golongan-golongan Musjawa-
rah dan merupakan kesatuan Pimpinan kolektip.
43
(2) Ketua dan para wakil Ketua MPRS merangkap sebagai
Anggota MPRS.
(3) Pimpinan MPRS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 4.
(4) Pimpinan MPRS bertugas-kewadjiban :
a. mewakili dan memrirrpu.* MPRS;
b. mengikuti pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS;
c. menetapkan tugas dan pembagian kerdja antara-Ketua dan
para Wakil Ketua;
d. mengatur pekerdjaan MPRS;
e. menarnpung dan mengolah sumbangan-sumbangan fikiran
d,an pendapat jang kreatip/konstruktip dari pada Anggota
MPRS baik dird,alam maupun diluar musjaqra""lt'
f. mempersiapkan, memirnpin musjawarah MPRS dan rnendja-
ga ketertiban dalam 'musjawarah dengan melaksanakan
asas-asas Demokrasi Terpimpin jang berintikan musjawa-
rah untuk mufakat;
g. menjimpulkan persoalan jang akan dimufakati dan menjam-
paika^n hasil musjawarah MPRS kepada Presiden/Mandata-
ris MPRS.
(2) Apabila Ketua berhala.ngan, m,a,k'a kewadjibannja dilakukan
'oleh seo'rang Wakil Ketua jang ditundjuk oleh Ketua MPRS;
(3) Apabila Ketua dan Wakil Ketua semua berhalangan, maka
untuk memimpur- musjawarah, mereka diwaki,li oleh Anggota
jang tertua usiranja.
(4) Ketentuan-ketentuan pada aj,at (3) berlaku djuga, apabila
Ketua dan para Wakil Ketua meletakkan djabatannja atau me-
ninggal dunia.
(5) Apabila djabatan Ketua dan para Wakil Ketua mendjadi
Iowong, maka MPRS setjepat-tjepatnja memberitahukan hal
itu kepada Fresiden untuk segera diadakan pengisiannja.
BAGIAN KEDUA.
TENTANG ANGGOTA
Pasal 5.
Anggota MPRS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
Pasal 6.
(1) Sebelum memangku djabatannja, Anggcta MPRS mengangkat
sumpah (djandji) dihadapan Kepala Negara atau Ketua MPRS
jang dikuasakannja untuk itu oleh Presiden.
(2) Sumpah (djandji) diutjapkan menurut rumusan seperti ter-
tjantum dalam Penritapan Presiden No. 2/1959 pasal 4.
BAB IV.
BADAN.BADAN KDLENGKAPAII MADJELIS PER.
MUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
BAGIAN PERTAIWA.
TENTANG BADAN KELENGKAPAN
Pasal 7.
Badan-badan kelengkapan NIPRS ter.'diri atas :
a. Badan Pembantu Pimpinan MPRS (BPP-MPRS).
b. Badan Pembantu Musjawarah ivIPRS (BAPEMUS-MPRS).
c. Badan Pemrbantu Urusan Rumah Tangga MPRS (BAPUR-
TA-MPRS).
d. Panritia MPRS Daerah Tingkat I.
e. Komisi MPRS.
f. Panitia Ad-Hoc MPRS.
g. Sekertariat MPRS.
BAGIAN KEDUA.
. TEIITANG BADAN PEMBANTU PIMPINAN MADJELIS
PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
Pasal 8.
{1) BPP-MPRS terdiri atas sebanjak-banjaknja 30 (tigapuluh)
orang Anggota dan golongan musjawarah MPRS jang ditetap-
kan dan diberhentikan oleh Pimpinan MPRS.
(2) BPP-MPRS berkewadjiban :
a. memberri,kan pertirmb'angan dan membantu Pimpinan MPRS
dalam melakukan tugasnja, baik elirninta ataupun tidak.
b. membantu Pimpinan MPRS dalam mengikuti pelaksanaan
Ketetapan-ketetapan MPRS.
c. membantu Pimpinan MPRS menerima dralam mengolah
laporan-laporan berkala daripada Panitia MPRS Daerah
Ilingkat I tentang pelaksan'aan Ketetapan-ketetapan MPRS.
(3) Susunan dan tata-kerdja BPP-MPRS ditetapkan o,leh Pimpinan
MPRS.
BAGIAN KETIGA.
TENTA}IG BADAN PEMBANTU MUS.IAWARAH MADJELIS
PEBIYIUSJAWABATAN RAKJAT SEMENTARA.
Pasal 9.
(1) Selama rnasa sidang MPRS dibentuk BAPEMUS-MPRS, jang
terdiri atas wakil-walcil gol,'ongan-golongan musjawaratr dalam
MPRS, jang ditetapkan dan diberhentikan oleh Pimpinan MPRS.
45
(2) BAPEMUS-MPRS berkewadiirban :
a. memberikan pertimbangan dan mgmlantu Pimpinan MPRS
dalam meta*ritan tugasnja, baik dimi11+a ataupun tidak.
b. membantu Pimpinan MPRS melantjarkan segala Musjawa'
rah untuk mentjaPai mufakat.
(3) Susunan dan tata-kerdja BAPEMUS-MPRS ditetapkan oleh
Pimpinan MPRS.
BAGIAN KEEMPAT.
TENTANG BADAN PEMBANTU URUSAN RUMAH TANGGA
MADJDLIS PER,MUSJAWARATA.N RAKJAT
SEMENTABA.
Pasal 10.
(1) BAPURTA-MPRS terdri,ri atas Ketur MPRS sebagai Ketua me-
rangkap Lnggoti para Wakil Ketua dan.para Anggota MPRS
J."E rnentie?ilinfiin gotonga+-golglgan mus_jawarah, jang di-
tetipkan a-an aiUerhentikan oleh Pimpinan MPRS.
(2) BAPIJRTA-MPRS berkewadjiban
a. memla,ntu Pimpinan MPRS untuk melantjarkan segala
urusan kerunrrah--fanggaan MPRS'
b. mem,beri pertimbangan kepada Pimpinan MPRS dalam
p."g""iiLri,", dan pJmberldntian peg?Tai-pegawai Sekerta-
riat MPhS golongair E/Ifi keatas,
-apafla diminta oleh Pim-
pinan. ,
(3) Susunan dan tata kerdja BAPURTA-MPRS ditetapkan oleh
Pi,mpinan MPRS.
BAGIAN KETIMA
TENTANG PANITIA MADJEI,IS PER,MUSJAWAR,ATAII
: RAKJAI SEMENTAR,A DAERATI TINGKAT I
Pasai 11'
(1) pani,tia MPRS Daerah Tingkat I Jibentuk ditiap-tiap Daerah
Tingkat I.
(2) Panitia MPRS Daerah Tingkat I bertugas membantu Pimpinan
MPRS dalam mengikuti pelaksanaan ketetapan-ketetapan MPRS
didaerah-daerah.
(3) Susuna^n dan tata-ker'dja Panitia MPRS Daerah Tingkat I
, diatur dengan Keputusan Pimtrnrnan MPRS dengan memperhati-
kan kemaifaatq{l- penempatan Anggota-anggota Musiawarah
MPRS.
4g
BAGIAN KEENAM.
TENTAIYG KOMISI MAD.IELIS PERMUSJAWARATA.N
'I
RAKJAT SEMENTARA.
Pasal 72. .-.
(1) MPRS mermbentuk Komisi-komisi-MPRs sesuai d.engan atjara
pekerdjaannja.
(2') Komisi-MPRS dapat membentuk sub-komisi-IIpRs menurut
keperluan.
Pasal 13.
(1) Komisi-MPRS bertugas memusjawarahkan untuk rnend;apatkan
mufakat tentang sesuatu soal jang mendjadi atjara pekerdjaan-
nja daq/atau menurut keputusan Fimpinan MPRS.
(2) Komisi-komisi-MPRS menr,berikan pertanggungan djawab ke-
pada Pimpinan MPRS tentang hrasil pekerdjaannja masing-
masing.
Pasai L4.
sesuai {gngan bidang-birdang dalam Ketetapan-ketetapan MpRS
No. r dan IrIMPRS /7960 selama waktu Musjawarah paripurna
UPRS dapat dibentuk :
Komisi-MPRS Haluan Negara.
Komisi-MPRS Pembangunan A (Bidahg Mental/Agama/Ke-
rochanian/Penelitian) .
Komisi-MPRS Pembangunan B (Bidang Kesedja,hteraan).
Komisi-MPRS Pembangunan c (Bidang Pemerrintahan dan
Keanaanan Pertahanan) .
Komisi-MPRS Pembangunan D (Bid"ang Produksi).
Komisi-MPRS Pe,mbangunan E (Bidang Distribusi dan Perhu-
bungan).
Komisi MPRS Pembangunan F (Bidang Keuangan dan Pembia-
iaan).
Komisi-komisi-MPRS lain menurut keperluan.
BAGIAN KETUDJUH.
TENTANG PIMPINAN D^A,N ANGGOTA KOMISI MA.DJELIS
PERMUSJAWABATAN RAKJAT SEMENTARA
Pasal 15.
(1) Komisi-MPRS.dri,pimpin oleh seorang Ketua dan beberapa orang
Wakil Ketua jalg merupakan pimpinan kolektrip diangkat dan
diberhentikan o,leh pimprnan MPRS seterah meidengai gApn-
MUS.MPRS.
(2) Komisi-MPRS dibantu oleh Panitera dari sekertariat MpRs.
(3) Penrbitjaraan dalam Komrirsi-MpRs disusun dalam suatu risa-
lah.
47
Pasal 16.
(1) Laporan Komisi-MPRS disusun oleh Pimpinan Ko'rl.rr'isi-MPRs
dengan bantuan Panitera.
(2) Dengan mendengar saran-saran Anggota. j-u".q bersangkutan,
-/
f"p":r"" Komisi-MPRS disusun tanpa- menj,ebutkan nama-narna
p.i*f iti*"",
-
"utuUf,
ditanda-talgam- oleh, Kgtua dan p-anaWakil
Ketua XomisiUPRS disampaiilian kepaclar Pimpinan MPRS'
Pasal f7.
(1) Semua Anggota MPRS ketjuali E"-lPiun para Wakil Ketua
harus men"dfiadi Anggota Komisi-MPRS'
(z) Susunan aai o;umhrt ,t oggota Komisi-MPRS ditetapkan oleh
Pimp,inan MPRS.
(3) Penetiapan Anggota-anggota dalam Komisi-MPRs seperti di-
maksud duiln h x fti pasal in.^i tlilakukan oleh pimpiinan
MpRS, O""i*" *""*p."ttutif.t" keinginan para Anggota-anggota
jang bersangkutan.
(4) Anggota sesuatu Ko,misi-MPRS tidak dapat merangkap men-
 -/
djr,ffi A"g;;l; Komisi:I4FRS lain, tetipi, boleh. mengikubi
riJang-si6;g komisi-MPRs lainnja sebagai penindjau.
(5) Ketua dan pira wakil Ketua MpRs dapat menghadiq dal turut
serta dalail- p*"*o.iawaratan semua mus-iawarah komrisi-
komisi-MPRS dan sub-sut--Xl*i*i-frnpns dntuk melakukan
tugas koordinasi.
BAGIAN KEDELAPAN.
TENTANG PAIIITIA AD HOC MADJELIS PEB1VIUSJAWARATAN
'RAKJAT SEMENTARA
Pasa1 18.
(1) Pani,tia Ad HoclMPRS dapat dibentuk .oleh _q!!Fwarah, Pari-
-/
d;;; MPRS-"ii* or"rr n.fottts-an Pimpinan MPFS iang ter'diri
^rt"* ,tngg;t":;;g;h UpnS dengan dj'umlah dan susunannja
dritentukai menu-fr.t kePerluan.
(2) Panitia Ad ItroclMPRS
-melaksanakan
suatu !"g".. chusus dan
-/
*"":irpt*t "uttii"rtgan
perumusan dalam waktu j'ang ditentu-
kan.
(3) Hasil kerdja Panitia Ad Hoc/MPRS d,isampaikan kepada Pim-
pinan MPRS.
BAGIAN KESEMBILAN.
TENTAIYG SEKER,TAR,IAT MADJELIS PERMUSJAW.{'BATAN
'R,AKJAT SEMENTARA.
Pasal 19.
(1) Sekertariat MPRS dl.pimpin oleh seorang Sekertaris Umum di-
bantu oleh beberapa orang Sekertaris'
48
l2l Sekertariat bertugas :
a. mernbantu Ketua dan Pimpinan MPRS dalam mel.akukan
tugasnja.
b. kewadjiban Sekertaris Umum
kan lebih landjut da,larn suatu
tariat MPRS jang ditetapkan
BAB V.
MUSJAWAR,AH MADJELIS PER,MUSJAWAR,ATAN RAKJAT
SEMENTAB,A
BAGIAN PERTAMA.
TENTANG DJENIS DAN SIFAT MUSJAWARAH
Pasai 24.
Dalam Sidang MPRS terd,apat 10 (sepuluh) djenis Musjawarah:
a. Musjawarah Paripurna MPRS.
b. Musjawarah Pimpinan MPRS.
c. Musjawarah BPP-MPRS.
d. Musjawarah BAPEMUS-MPRS.
e. Musjawarah BAP|URTA-MPRS.
f. Musjawarah Panitia MPRS Daerah Tingkat I.
g. Musjawarah Ko,misi-MPRS
il. Musjawarah Panitia Ad Hoe MPRS. '
i. Musjawarah Gabungan MPRS.
j. Musjarvarah Golongan MPRS.
Pasa} 21.
(1) Musjawarah-musjawarah seperti dimaksud dalam p_asal 2A
diadakan atas Keputusan Pimpinan Musj:awa.rah jang bersang-
kutan dengan mengingat petundjuk-petundjuk darLi Pimpinan
MPRS.
(2) Pimpinan Musjawarah jang bersangkutan men_gumumkan Ke-
-
putusan Prmpinan MPRS tentang sifat daripada musjawara.h"
BAGIAN KEDUA.
TENTANG PEESIAPAN MUSJAWARAH
Pasal 22.
Agar musJawarah dapat berdjatan lantjar clan dapat diharap'
kan m6ntjapai-mufakat jang bidjaksana, maka :
a. Musjawar.ah harus dipersiapkan 9.ebaiklbai"lpi*'. -termasuk
penj-ediaan f asilitas-f asilitas
-jang di,perlukan bagi kelantjar-
an musJawarah.
b. mengadakan penelaahan pendahuluan_ terhadap jang heldak
diadjukan kedalam musjawar,ah dan bahan-,bahan rnusjawa-
rah harus telah tersedia di boks MPRS untuk para Anggota;
dala,m keadaan biasa selamba.t-lambatnja 7 (tudjuh hari dan
da-n para Sekertaris ditentu-
Ped.oman Tata-Kerdja Seker-
oleh Pimpinan MPRS.
v /v,^ - 4. 49
dalam keadaan lain selarnbat-Iambatnja 2 x 24 (duapululr
empat) djam sebelum musjawarah jang bersangkutan di-
mulai.
Pasal 23.
(1) Musjawarah untuk mufakat, bersendikan kepada kesadaran dan
rasa tanggung-djawa.b dari Pimpinan dan peserta untuk meng-
hadiri musjawarah.
(2 Sebelum menghadiri musjawarah setiap Anggota menaru.la
tangani drftar hadir.
(3) Dj,ika menurut pendapat pimpinan musjawarah ken-adiran para
Airggota belum-atau liaat mentjerminkan golongan-go'longari
muEjawarah iang diperlukan, maka .pimpinan-.Jnupjg.warah
aapdt menundl niusjawarah sampai waktu iang ditentukan.
(4) Setelah masa penundaan musjawarah seperti dimaksud' dalam
ajat (3) pasal-ini beraghir, maka pimpinan musj'awarah mem-
buka musjawarah kembali.
BAGIANXEEMPAT.
TENTANG TATA MUSJAWAEAH
Pasal 24.
(1) Pimpinan MrPRS membentuh gololg._an-golongan rnusjawareir
j*ttg mentjerminhan golcngan
-poqti!, golongan. 11arYP serta
iv"tiit Daer'"ah guna melantjart<an dSatannja musjrawarah Pari-
purna.
(2) Djumlah dan nama golongan-golongan musjawarah ditentuka'r
PimPinan YPR*'
Pasal 25.
(1) Musjawarah dilakukan berdasarkan gotong-rojong- dengan
. sikap saling memberi dan meneri,ma dalarn suasana kekelura,r-
g**ti tolera--nsi, timbang-rasa dan tenggang-mene,nggang antara
segenap peserta musjawarah.
(2) Pangkal bertolak'dalam tiap Musjawarah adalah ap,riori persa-
tuan dan bukan pertentangan antara para peserta'
(3) Musjawarah untuk mufakat bersendikan kepadia kesadar'an dan
rasa tanggung djawab dari Fimpinau dan peserta untuk meng-
hadiri musiawaiah, dan oleh sebab itu musjawarah untuk
mufakat tidak tenikat kepada batas djumlah anggota jang
hadir.
(4) Didalam musjawarnh para Anggota rnendapat kesempatan i?tg
wadjar untuk menge'rnukarlian pendapat dan pikirannja dalam
batas waktu keselamatan Negara dan Revolusi, kepentingan
gungan djiwab kepada Tuhan, serta menginsjafi _akan kedu-
dukannja-sebagai-plat Revolusi jang sedang berdjuang guna
j mengemban Amanat Penderitaan Rakjat.
50
(1)
2)
(l )
t2l
(1)
tzt
(1)
(2)
(3)
BAGIAN KELIMA"
TENTANG KEPUTUSAN MUSJAWARAH
Pasal 26.
Setelah dipandang tjukup cl.iberikan kesetnpa,tan kepada lrlrt'lt
Anggota untuk mengemukakan pendapat, sarau elan telah di-,
pandang t;ukup diterima sulnbangan pendapat dan fiiriran bagi
penjelesaian masalah jang sedang dimusjawarahkan, maka
pimpinan mengusahakan agar musjawarah segera dapat meng-
hasilkan mufakat jang bidjaksana.
Untuk mentjapai seperti dimaksud oleh ajat (1) pasal ini, maka
Pimpinan ataupun Panitia .iang diberi tugas untuk itu, wadjib
menjiapkar'' rantjangan keputusan jan_g mentjermitrkan kebu-
latan pendapat untuk di,sjahkan oleh Musjawarah.
Pasal 27.
Apabila dici.alam suatu permusjaw_araqarl- !t{u_L didapat -mttfa-
kdt, makpr musjawarah mengambil kebidjaksanaan dengan
menempuh djalan :
Persoalan itu ditangguhkan pembitjaraa::nja"
Persoalan itu diserahkan pada Pimp,inan untuk mengambil. kc'-
bidjaksanaan dengan memperhatikan pendapat-pendapat jang
bertentangan. . :
Pasal 28.
Keputusan MPRS daPat berbentuk : .
a. Ketetapan MPRS,
lr. Resolusi MPRS.
c" Keputusa.n MPRS.
Keputusa.n Pimpinan MPRS dapat be-rbentuk :
a. Keputusan PimPinan MFRS.
b. Inslruksi Pimpinan MPRS.
BAGIAN KEENAM.
TENTANG,IYIUSJAWABAH PAR,IPURNA MADJELIS
PERMUSJAWARATAI$ RAKJAT SEMENTARA I
Pasal 29-
Musjawarah Paripurna MPRS rliadakan atas keputusan Pim-
pinan MPRS.
Apabila dalam Musjawarah -
Paripurna dif 15."q . nemqpdanqalt
ffiil,1:umfan-p"mUiijara dan bitas waktunja dri'tetapkan oleh
pimpinan MPRS.
Pimpinan MPRS memberikan k_eputusan,apabila dalam' Musja-
*""ift p*"ipurna ti,mbul perbedian pendapat mengenai suatu'
ketentuan tata-tertib.
51
BAGIAN KETUDJUH.
TENTANG MUSJAWABAII PIMPINAN MADJELIS
PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
Pasal 30.
(1) Musjawarah Pimpinan MPRS dapat diadakan tiap kali diperlu-
kan untuk membulatkan pendapat Pirnpinan MPRS terhadap
sesuatu soal.
(2) Musjawarah Pi,mpinan MPRS dapat diadakan antara para
Anggota Pimpinan MPRS sendiri atau antara Pimpinan MPRS
dengan BPP-MPRS atau dengan Pimpinan kornisi-MPRs atau
Panitia MPRS Daerah Tingkat I.
(3) Semua Musjawarah Pimpinan rIPRS adalah tertutup dan
bersifat ratrasia.
BAGIAN KEDELAPAN.
TENTANG MU$IAWARAH KOMISI MADJELIS
PEBMUSJAWARATAN R,AKJAT SEMENTABA
Pasal 31.
(1) Hasi,I Musjawarah Sub Komisi-MPRS disinkronisasikan dan di-
simputkan mendjadi usul Komisi MPRS.
(2) Usul Komisi-MPRS disampaikan kepada Pimpinan MPRS.
(3) Semua rnusjawarah Komisi-MPRS adalah tertutup dan bersifat
rahasia.
BAGIAN KESEMBILAN.
TENTANG MUS.TdWABAH PA]IITIA AD HOC MADJEI,IS
PERMUSJAWABATAN RAK.IAT SEMENTAEA
Pas,al 32.
(1) Musjawarali Panitia Ad Hoc MPRS
Musjawarah Paripurna MPRS atau
MPRS.
diadakan atas keputusan
atas keputus,an Pimpinan
(2) Hasil Musjawarah Panitia Ad Hoc MPRS disampaikan kepada
Pimpinan MPRS untuk disahkan atau diadjukan datarn
musjawarah Paripurna.
BAGIAN KESEPULUH.
TENTAI|IG RISALAII MUSJAWABAH
Pasal 33.
untuk setiap musjawarah dibuat risalah resmri, jakni : Laporan
trrlisan tlup"t jllg gglqin memuat semua pengumunian dan pu*tt-
dingan jang telah dilakukan dalam musjiwJrah, djuga ditjdntum.
kan : !'
52
a. atjara musjawarab..
b. nalna Anggota jang menanda tangani daftar hadir dan
tidak hadir.
c. niuna-nama para undangan (kalau.-ada).
d. kesimpulan/keputusan musjawarah.
Pasal 34.
(1) Setelah musjawar:ah selesai maka Risalah Sementara selekas-
lekasnja dikirimkan kepada Anggota musjawarah.
(2) Dalam waktu jang telah ditentukar, p&nil, Anggota jang ber-
sangkutan mendapat kesempatan untuk mengadakan koreksi
dalam bagian Risalah tanpa meroba,h maksud semula.
(3) Setelah djarigka waktu jang dimaksud pada ajat (2) pasal int
liwat, maka
-
Risa'lah Sementara selekas-lekasnja ditetapkan
mendjad'i Risalah Resmi.
BAB VI.
KETENTUAN PIINUTUP
Pasal 35.
t 1 ) Segala keg'iatan jang dilahukan o'leh MPRS maupun Badan'
badan PelengkapnJa diumumkan kepada s6mua Anggota MPRS
baik selarna sidalg maupun selama reses.
Segala sesuatu jang belum diatur dalam Peraturan Tata'tertib
MPRS ini, diserahkan kepada kebidjaksanaan Pimpinan MPRS.
Apabila Feraturan Tata-tertib MPRS seperti jang dimaksud
ajat {2) pasal ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan Ee-
adaan. m.aka. diadakan perohahan dan penjempurnaan seperlrr-
nja.
(4) Keputusan ini rnulai berlaku pada hari ditetapkannja.
I3andung ... 19......
MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA
REPIJBTIK INDONESIA
KETUA,/WK. PERDANA MENTERI 1II,
Wakil Ketua/Menko Wakil Ketua/Menko
.. )
jane
(2)
{:i)
,. )
53
RAIITJANGAN PITNDJELASAN DAB,I PADA RANTJANGAN
: PERATUR,AN TATA.TEBTIB MPRS
Pasal 1 s1d Pasal 6
-
tjukup djelas
-
Pasal 7.
S[bi o. :
oleh karena sub Komisi MFRS merupakan bagian dari Komisi
MPRS, maka komisi MPRS tjukup menampung hal-hal keformilan-
nja sebagai Badan keseluruhannja.
3"elf#iJ,H',j
Pasal 10.
. , .Jultg dimaksud dalam ?iat (2) sub a, termasuk pula untuk me-
lantjarkan segala urllsan kesedjahteraan para anggbta MPRS.
Pasal 11 sld Pasal 18
- tjukup djelas
-
: Pasal tg s/d pasal 22
-
tjukup djelas -_
pasal 28.
Dallm hal ini..jang
-pegarrg.peranan penting, adalah pimpinan
Permusjawaratan/rerwakita" Jl"g *urip"t
"fr'
SnSniUH-F;tmemimpin {an qengajo-nnri, Sang belMatak ddil, arif bidjakJana, "berl
yihawa* jjakap, berkesanggupqp serta setia trepaaa u;A""tfidang
?3la" Negara dan Tudjuan Revolusi rndondsia dan tid"ak men-
diktatori.
Pasal 24.
. It{.akpudnja ralah, supajl seluruh rakjat, seluruh golongan,
seluruh daerah rqa? T"*p"gjai wakil dalam "MFns,-
"*iii"#; Mens
itu akan betul-betul dapat,dilanggap sebagai-pe"oii,l*a*ri?arrTat.
Pasal 25 ajat (2).
_ Jang dimaksud dengan
dengan para peserta adalah
men-ghasilkan buah pikiran
penjiasatan Jang diaChiri oleh
suara pro dan kontra..
-persatuan dan bukan perterr-tangan
_bekerdja _
setj,ara gotong-rsjong jang
bersama bukan oleh perdebatan
-dan
pengaduan kekuatan dan perhitungan
- Pimpinan Fermusjarv_aratan mengusahakan agar musjawar,ah
.d*p"l menghasil3n unufakat jang ,bidjaksan" a* membawa suatu
keputusan jang diterimzudengln _iuara- bulat.
54
Pasal 26 s/d Pasal 2?
-
tjukup djelas
-
Pasal 28.
(1) Keputusan MPRS, adalah rnenjangkq[ seluruh rakjat Indonesia
jang mengandung arti dan m,aksud jang luas.
(2) Keputusan Pimpinan MFRS, ad.alah menja.ngkut kepada hal-hal
jang tertentu sehingga mengand.ung arti dan maksud jans
terbatas.
Pasal 29 s/d Pasal 33
-- tjr-rkup djelas
-
Pasal 34.
Kepada para anggauta jang tidak hadir dal,am musjawarah,
diberikan kesempatan untuk segera rnenjampaikan usul-usul/saran-
saranlpendapat-pendapat setjara tertulis kepada Pimpinal l{usjal
warah-sebelumnja musjawariah diadakan, dengan rnaksud sebagai
dukungan-dukungan agar musjawarah dapat berdjalan dengan
lantjar.
BAB V.
Ketentuan Penutup.
Pasal 35. (.
-
tjukup djelas
-
55
TAPORAN KEGI'ATAN
PANITYA MPRS DASWATI I: NUSA TENGGARA TIMUR'
( Formuliet ' "Att )
Bulan : Maret.
Triwulan : Pertama 1964.
,
3.
Uraian kegiatan setjara urutan' tanggal
(rapat-rapat' penerangan. rrertemuano
nenindjauan dan lain-Iain)
Djum'at, 20 Maret 1964.
Membitjarakan masaalah uembangunal dengan
Sauilara Kepala PUT (J. Reinhart) dan Ang'
gota BPH Sdr. Umar Bacljeili. Pelaksanaan ma'
ijet fisebabkan soal keuangan, masaalah buruh
dan bahan.bahan ramuan jang harus didatang'
kan dari luar daerah.
Sabtu, 21 Maret 1964.
Mernbitjarakan masaalah pertanian dengan Ke'
pala Pertanian dan anggota 'BPII Silr. Cape.
Senht. 23 Mqret 1964.
Menghadiri rapat Gubemur dengan Tjatur
'Iunggal dengan atiara: Kundjungan Survey
KOTI 'ol)alam pertemuan ini baik Tjatur Tung'
gal, kami dan semua Kepala Djawatano suraja
kepada rombongan KOTI iliadjukan permin"
taan m,ernperktrituskan: rembangunaq lapangan
udara Penfoeio pelabuhan Tanouo air salurano
djalan-tljalanldjembatano eleetrifieasi.
Rabu, 25 Maret 7964.
Menghadiri pertemuan jang diailakan oleh rom.
bongan KOTI. Ditljelaskan maksud kundjungan
itu kepada Pantja Tunggal dan para Kepala
Djawatan, untuk negindjauan ehusus oroject:
landaean udara, oelabuhan, air saluran, djalan/
djembatan, electrificasi
Kamis, 26 Maret 7964.
Turut serta dengan Team KOTI dalam meuin-
djau objecten sebagaimana diterangkan diatas.
Djum'at, 27 Maret 1964.
Turut serta dengan Survey Team KOTI kepe-
dalaman Timor menindjap djalan-djalan/djem-
batan djembatan.
Sqbtu, 28 Maret 1964.
Menghadiri pertemuan perpisahan rombongan
Survey Team KOTI dengan Pantja Tunggalo
Kepala l)jawatan. Djam 13.00 Team KOTI
meninggalkan Kuoang tliantar oleh Pantja
Tunggal" Kepala Djawatan dan kami.
Usul-usul / saran saran
Kami minta perhatian KePala
PUT untuk membangun,/rnem'
perbaiki: landasan udara Pen'
foei, djalan.djalan/tljernbatan,
pelabuhan Tenou, air saluran,
electrificasi.
Sunaja memnergiat tanamalr
pekarangan (erf berlanting)
disamniug perbaikan/perluas'
an perkebunan rakiat.
Kami bitjarakan dengan Ba'
pak Ketua Teamo Ksl. (U)
TJOKROADISURJO uribadi,
surraja dapat dibahas hasil
nenindjauan ini nanti dengan
PJM PIMPINAN KOTI su-
naja nrojecten diberikan pe-
rioritas ehusus.
4.
t-
7.
KuPang, 28 Maret 1964.
KETUA
PANITYA I{PRS DASS/ATT I NUSRATIM
rtil.
A.S. PELLO
56
Anggota No. 7718.
IEHTISAR PERSOATAN INTERN. EXTERN
PANITIA MPRS DT. I ''ATJEH"
ITERN EXTERN
I. Bidang Haluan Neguru.
III. Biilang mental Agamai Kerachsniun /Penelitian,.
Penggalian kebudajaan, belum ada dalam rrola projek, diha'
rapkan supaja bisa dimasukkan clalam Pola Pembangunan
Senresta Berentjana taharran I.
'faman Kebudajaan sudah diusahakan dengan subsidi dari
Delartomen P.D.K. tapi terbengkalai.
Tjagar Alam clan Taman Margaoatwa untuk melindungi
rnintakan dikeluurhannja Peraturan Pengamanirn.
U'niversitas Sjiah Kuala l)arusalam Banda Atjeh, bclum rdn
Gedung Fakultas dan jang ada diusahakan l)aerah.
Sekolah Tehnik Nlenengah, dan sekolah Tehnik masih ke'
knrangan gedung clan alat-alat jang riempurna rrntuk rrl{:.
narnbah lieachlian.
III. Bidung Konrwikusi/Perhubungun.
Kereta xpi, nrengalami kesulitan karena kekurangan locomotitr
dan Lahrm-bahan lainnja seperti: ReI dan bantalan kaju jang
diuergunakan sekarang, kaju jang bermutu rendah.
IV. ISidang Kesedjahteruun.
Pe.mbangunan Rumah Sakit ketjil belunr direalisir karetra
tidak ada biaja. '
Rurnah Sakit Umum dan I'oliklinik masih belum mentjuhuni
kebutuhan karena biaja jang direntjanakan untuk pemha.
ngunannja tidak sesuai dengan kenailian harga dervasa ini.
Pernbentukan Lembaga Sosial Desa, sudah dimulai sedjak
tahun 19610 tetani matjet karena kekurangan biaja.
V. Biclutg Pem,erintahun,f Keatttunutt.
T'rutunigrasi, trenarnbahan pendutluk sebagai tenaga jang arnat
dibutuhkan dalam lrerrrbangunan, rnengalauri kcsulitan karena:
l. Titlak ada kertljasama antara instan'*i.irrstansi jang ber'
sarrgkutan.
2, Titlak diikut sertaltan djawatan.djarvatan lainnja jang urerrr'
punjai hubungan langsung dengan projek ini'
3. Tidak ada asimilasi dengan penduduk asli.
Koperasi matjet karena kurang pengangkutan dan rengertian
nedjabat-retljabat jang bersangkutan.
VI. Biclang Industri.
Pabrik semen? belum direalisir.
Rchabilitasi dan Pemb(rngunatu Dok, agitr scgera direalisasikan.
Djalun: tidak mendarrat hernadjuan karena kekuralgau biaja.
Perbengkelon.' Bahan-bahan masih ada di Djakarta belurn di"
angkut ke Atjeh karena tidak ada biaja.
Perhubungan Armada untuk Pelajaran Pantai belum lantjar
karena tidak adanja koordinasi antara instansi.
Pembangunan Lalrangan'Ierbang guna Convair.
Baru 4$l/o selesai, drrn sebagian daerah jang terlarang cligararr
rakjat.
Projek Pubrik Kertas Taltengon.
Kesulitan karena tidak ada pelabuhan.
Supuja rrelilnrhan clarurat tlircnlisir.
I
57
ICHTTSAR PERSOALAN INTERN. EXTERN
PANITIA MPRS DT. I "SUMATERA BARAT".
l.
,
J.
EXTERN
I. Biilang Haluun Negara.
II. Biilang m'ental Agarna/KerochuniailPenelitiur'
Tamun Kebuclaiaun.
--. Belurn dikerdjakan karena belum ada biaja'
[.Jniaer situs Andalus.
-
Fakultas Teknik belurn direalisir dan hentlaknja porranr-
bahan Fakultas diuerdjuangkan.
Sekoluh Tehnik Menengah.
* Djatah jang disediakan hanja 2, ietali kenjataan sekarang
.oduh 5 buah untuk mernenuhi kebutuhan tenaga'tenaga
speeialisasi. Diusulkan sunaja mendjadi suatu supplusi
dalam rrojek AB 23 tlan disjahkan oleh I)epernas'
Sekolah ilLenettguh Pefian'isn Atus.
- Mengalami kekurangan alat'alat sekolah dan guru'guru'
III. Biilsns Kesediahterann'.
Urrtuk mempertinggi kesehatan Rakjat, sulaja biaja untuk
pendirian R.S.U. sebanjak 26 buah tlitindjau kembali'
Air minum. Biaja nrojek ini surraja ditindjau hembali l<arena
tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang.
Untuk mengaktipkan kaum nelajan hendaknja diberi bantuan
kebutuhan seperti benang pukat tali belrtti. la jar:, trcl'ahrt
bermotor, pemeliharaan kesehatan.
IV. Bidan'g Produksi.
Pengairan, belum dimulai nembangunannja karena belum ada
biaja dan henilaknja urojek ini diprioritaskan'
Pemintalan, Rentjana biaja jang telah ditentukan helum di'
realisasikan. Hendaknja projek ini mendapat prioritet.
lndusti Carbit ili Umbilin / fndarung hendaknja dilctakkarr
dalam plioritet kedua karena kebutuhanuja- sangat terbatas'
Pusut tertagu diesel sul-,aia diberikun prioritet pertalnae !r'.'"
ngingat vitalnja aliran listrik untuk perkernbangarr industli
serta penerangan.
Pusat tenaga d'iesel uap di Padang masih dalam rrenjelidikan.
Rehabilitasi tambang Umbilin rnengalami kesulitan karen:r
kekurangan bahan-bahan dinamit.
Djalan-djalan belum dimulai, pada,hal .sangat lrenting ilitiniljau
dari sudut L. L. Ekonomi.
Anglrutan bertnotor, banjak kentlaraan jang digantung karena
tidak ada spare-part.
Keretu ani, kebanjakan jang digunakarn sekarang teltrh usang
dan hendaknja segera diganti dengan jarrg baru'
Pembanguttun ilIasjurakul Desu, belum direalisir rradahal tuc'dal
jang direntjanakan untuk Sumatera Barat sedjumlah Prr. 102,8
djuta chusus untuk nrojek ini.
V. Bidang Pemerintalrun.
Tronsmigrasi : sangat penting untuk penarnbah keknrangan
teoaga pengolah dan menambalr- daerah jung minus itttndtt'
rlukrrjn. Srtpsl" nrojek tersebtt segern rlirealisir'.
4.
58
ICHTISAR PF&SqAp$1l1,1, INTEBN .. EXTEIN
PANITIA MFRS DTl [, "DIG$AKARTA',.
INTERN :EXTERN
_ LANDRETAF0/., : :
- Memerlukan tambahan biaja untuk penerangan jang inreu.
siu,'dan di,Gunung Kidut"terdapai be"iljuafin ruo"[ U"ka*
orang.orang jang ditransmigreer.
- BAGI IIASIL, :
* Mengalami kesulitnn; kdrena kurang tengertian diantara
penduduk.
_ KEHUTANAN.
- Mengalami kemunduran karena krlrang biaja untuk suivey
dan memperbesar usahanja.
- PEN.HUBANGAN.
- Pembikinan djembatan, dau:,djalbn kurang lantjar karena
dropping uang dari. Pusat tidak lantjar dan hendaknja
Daerah diikut eertakan ilalam merobah tjara financiering.
- Untuk memrrorlantjar .pomhang{1nail, Daerah hendaknja diikut
sertakan terutama Keg,ala Daerah sunaja bisa terkontrol.
.G-
59
ICHTISAR PERSOALAN
PANITTA MPRS DT. I
INTERN, EXTERN
"DJAnr/A TIMUR".
INTERN EXTERN
1. KESEDT AHTERAAN T ANI /NELAT AN.
- Untuk kesedjahteraan tani dan nelajan su-naja diadakan
U;d;g';"dang Bagi Hasil, dan Undang'undang Djaminan
Ilari Tua.
-- Djuga untuk menambah modal kaum tani dan nelajan
h""iuk";u sjarat'sjarat perrnintaan modal pada pasal ko"
operasi dipermudah
- Dibidang nerikanan suraja diadakan rnodernisasi perikanau
jang sesuai dengan keadaan sekarang'
PENGAIRAN.
* Kurang lantjar lcarena biaja kurang dan hendaknja Peme'
rifitah segera mengeluarkan mata anggarannja'
PERKEBUNJN.
- ilIengalami kemunduran karena nenggolongan tidak sesuai
ileog-an keadaan jang sebenarnjao dan sunaja diadakan
perbaikan sosial bagi Pegawai'
* Rehabilitasi mesin"mesin sunaja diperhatikan'
DIALAN.
-- lfeugalani kerusakau akibat bandjir dan lalu'lintas jang
;;-r-i.il
-t;"ato
dan biaja untuk perSaikan segera cli drorr.
PERl'ANI.
- - llensalarui kesulitail lture,rra genjalttrn[ pur,uk terlalu
lambvat akibat adanja birokratis'
PABRIK SODA VARU SIDOARD]O'
-- Kurang lantjar karena kurang bahan baku jang selalu
diimport.
!t
5.
60
TNTISARI LAPORAN PANITIA MPRS DAT'I I "KALIMANTAN
'TENGAH" ( TCHTISAR PERSOALAN INTERN - EXTERN )
APRIL s/d SEPTEMBER 1964.
INTERN E f,T E R N
I. BIDANG HALUAN NEGARA :
II. BIDANG MENTAL IAGAMA/ KEROCHANIANI PENE.
LITIAN :
Universitas di Palangka Raja helum memnunjai Gedung serr-
tliri, kekurangan tenaga gurue asrama serta pelumahan gunr.
Usul:
l. Gedung Universitas Palangka Raja agar segera dibangun.
2. Ruang kamar agar disesuaikan dengan keperluan Uni.
versitas.
3. Tenaga guru minta ditjukuoi, kalau mungkin mendanat
tenaga-tenaga guru bantuan dari Luar Negeri.
Kekurangan Sekolah-sekolah Menengah.
U sul:
Agar Pemerintah membangun Sekolah Menengah I Pelajarnn/
Perkapalan Gaja Baru lamanja 5 tahun; tempatnja di Kualn
Kapuas dan di Pangkalan Bun.
Pada tiap-tian jang belum aela S.G.A.-nja supaja segera di.
bangun.
III. BIDANG KESEDTAHTERAAN :
Untuk pembangunan R.S.U.P. sunaja didrop biaja menunrt
isi otorisasinja.
Saluran air minum Palangka Raja belum dapat mentjukuni
kebutuhan penduduk kota Palangka Raja.
Belum atla kegiatan dalam Rehabilitasi penderira tjatjat.
Belum ada kegiatan dalam Lembaga Sosial f)esa (termasuk
Penerangan).
Bel-rlm ada kegiatan clalam Kesedjahteraan tani dan nelajan"
Transmigrasi agar diaktifkan kembali clengan sjarat:
l. Persiapan Perumahannja.
2. Persiapan areal jang sudah ditebang.tebang.
3. Alat-alat Derlengkaoan makauan dan bibit-bibit sunaja
dipersiapkan atas kerdja'sama Djawatan Transmigrasio
Djawatan Polder, Djawatan Agraria dan Pcmerintah
Daerah setempat.
ry. BIDANG PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/ PER.
TAHANAN :
Masih memerlukan tenaga ahli, liimbingan dan hantuan rlalam
bidang permodalan dan Controle dalarn sonl Koperasi.
V. BIDANG PRODAKSI PANGAN:
Pengerulcan Arusan.arusan Andjir ke Sabangan terhenti akihat
keuangan dan tidak sesuai dengan rentjana semula,
Untuk intensifikaei penanaman djagung masilr rnernerlukarr
bantuan tenaga ahli, bibit dan modal.
61
TNTERN EXTtrRN
VI. BIDANG PRODT]KSI SANDANC:
Pemintalan belum ada, agar direalisir sesuai dengan rentjana'
Rayon, belurn ada.
Rami, baru dalam taraf pertiobaan'
VII. BIDANG PRODLIKSI INDI]STRI :
Penghutanan banjak mengalami kemusnahan akihat musim
panas.
VNI. BIDANG DISTRIBUSI DAN KOMUNIKASI:
Untuk perbaikan iljalan'iljalan diperlukan alat'alat baru'
Untuk perbuatan djalan kerikil Negar-a dan Perbuatan djalan
n"r*"ri II iliperlukan penambahan biaja'
Pembangunan Djembatan'djembatan dan kapal'kapal Ferry
belum ada kegiatan.
Alat-alat untuk menghubungkan djaring telekomunikasi
f)alam Negeri dengan djaring telekomunikasi Luar legen
helum ada kegiatan.
Perlu perluasan Pemantjar RRI Palangka Raja sertn penr'
bangunan Perumahan negawainja'
Pembangunan'pembangunan lapangan terbang- guna Convair/
f,o.t tteui eleetra ilalam tarap persiapan pelaksanaan'
IJsul.usul:
l. Tiap.tiap proiek jang belum ada kegiatan pelaksanaan'
agar direalieir pelaksanaannja.
2, dTian orojek jang akan direalieir, agar tlisediakan ke'
' 'uangannja.
3. Tian nrojek iang sedang dibangun agar segera didrop
keuangannja.
4. Mendrop keuangan sesuatu projek haruslah -serenuhnja'
dj"dJ didrop
"lruruog.o".ungsur
untuk mentjegah r'sak.
ttj" buogot an jang baharu selesai sehahagian'
62
LAI'ORAN
PEMBUKAAN DARI PENINDJAUAN DJAWA.TTMUR
BULAN AGUSTUS . SEPTEMBER 1964,
"['anggnl 24 s/cl 28 Agustus, Parritia MPRS Djarva-Timurr melakukan
penindjauan dibidang sandang pangan dan perindusrian r:akjat export project
A didaerah Malang, Blitar, Tulungagr,rng, Trenggalek, Ponorogo, Patjitan clan
Madiun.
Sambutan dan perhatian riaerah dari projek-projek baik sekali. Hal jang
tidak menjenangkan jang dialanii oleh Panitia clalarn selnrna petdjnlannn itrr
ialah soal kendaraan.
Pada tanggal 24/8-1964 pagi dapat berita bahwa kendaraan jang tadinja
didjandjikan untuk Panitia temjata tidak ada dan penindjauan projek jang
pertama di Porong
-
sekolah Pendidikan Brigmob
-
dibatalkan; untungnja
tiba-tiba dapat pindjaman kendaraan untuk satu hari tanggal 24/8 dari
Brigmob; berangkatnja sudah siang. Pada hari itu baru djam L4.30 datang
di Kabupaten Blitat.
Di lWlingi Panitia dapat pindjaman sebuah mobil sedang dari seorang
swasta (seorang Hadji) untlrk keperlr,ran tourne tanggal 25lB sampai di
Tulungagung.
Dari Tulungagung sampai ke Ponorogo indu tanggal 26/S-Lg64 dapat
pindjaman kendaraan dari Saudara Bupati Kepala Daerah Tulungagung.
Dari Ponorogo - Patjitan - Ponorogo sampai Madiun dari tanggal 26 s/cl
2718 day:et. pindjaman ketrdaraan dafi pihak srasta Ketua Koperasi Batik
"Bhakti" Ponorogo.
I)eri Madiun ke Saradan dan Surabaja tanggal 28l8-1964 Prrritia clepat
pindjanrarr dari P.N. llerhutani.
Jang karni rasakan sangat l<ami derita ialah pernindjarnan mobil l<epada
pihak silasta tersebut diatas karena sangat merosotkan funksi MPRS.
Oleh karena kedjadian tersebut diatas maka jang kami harapkan ialah
persediaan satu kendat^an tetap untuk Panitia I{PRS jang baik ialah sebua}r
jeep atau landrover.
Tentang laporan penindjauan akan meniusul, karena rombongan l<e-II
dan ke-III rnasih sedang bertourne.
Surabaja, 3 Septembet 1.964.
PANITIA MPRS DIA(A-TIN{UR,
Ketua,
ftd.
Ni. MOEDJIO
63
LAPORAN KEGIATAN
PANITIA MPRS DJAWA TIMUR I]NTUK TRTTN'LAN I/II
TAHUN {964 sld BULAN OKTOBER 1964'
sebasai landiutan dari pada laporan {.gtul3t MPRS Djawa-Timut
i""e
"."iuT-dtu;;tffi t9pr41 !99r51ariaat
MPRS di Banduns 41*r sidang
iJ;" pi;pinan nnpnsTnpp-lv1PRs dan Pimpinan Panitia MPRS seluruh
indonesia bulan Djuni 1964.
Panitia MPRS Djawa Timur yL44 _memberi.
laporll kelandjutan
,untrrrJ- t.giatan-kegiaian Panitia- MPR:S Diawl Timut -dalam
ttiwulan
iiiiT ,"6in tg64 s/d bulan oktober t964 sebtgai berikut: '
1. Tanggal 12 Djuli 1964: mengadakan tapat Paripurna Panitya MPRS
Djawa Timur.
Atiara: Hasil sidang Gabungan PimpinanfiPRs BPP dan Pimpinan
Panitya MPRS di Bandung dalarn bulan Djuni 964'
2. Tanggal 13 Agustus t9642 Rapat paripurna Panitya MPTI ,Diawa
Tffi? d.ng*'rilrtu menjiapkan i.tttiu.ru _penindjauan
objek-obiek
MpRslperribang,rnan Daerah, terutama sekali mengenai:
^.
Pangan, Produksi, irrigasi.
b. Sandang: Pabrik Pemintalan.
c. Perindusrian Rakjat.
Proietr B.
<1; Perhutani, P.P.N. terutama jang belum diserahkan kepada Peme'
rintah.
Tanggal 24 Agort.ri t964: Mengadakan ,penindiauan mulai tanggalz
24 Agustus s/d 27 Agustus L964'
L septenrber s/d 4 Septernbet L964'
7 Septemb.t ,id 9 SePtember L964.
Tanggal 10 septemb er L964: Menghadiri 'Pembukaan Projek Lapangan
T.r6a'ng di Ufaru Sidoardjo.
5. Tanggal 14 September t964. Mengikuti'penindjauan Pimpinan MPRS
(flIi. Ketua I) di Djawa Timur.
6, Tanggal 15 September L964: Menindjau :
^.
Projek irrigasi " "Katangkates di Malang'
b. Proiek Pabrik Pemintalan di Grati (Pasuruan).
c. Projek Kebgdaiaan/rekteasi (Swasta) di Pandaan Pasuruan'
d. Projek Lapangan Terbang Angkatan Laut di rWaru'
e. Projek Swasta Asembling motor di Wartr Sidoardjo'
L "Irondok Gontor" di Ponorcgo.
64
3,
4.
7. Tanggal 12 Oktober L964: Rapat Patipurna Panitia MPRS tentang:
^.
Laporan Penindjauan dan
b. usul-usul/saran-saran menghadapi Rapat Gabungan MPRS achit
bulan Oktober 1964. .t
8. Tanggal 13 Oktob er 1,964: Rapat Panitya Penjusun Usul/Saran-saran
para Anggatta Panitia MPRS.
KESUKARAN i
l. Sepeni biasa mengenai kendaraan diwaktu-waktu mengadakan penin-
djauan.
2. Tempat berkantor Secetariaat Panitya MPRS, semendjak Wakil-wakil
Ketua DPRD memulai dengan tugasnja, maka ruang jang sedianja di-
gunakan untuk Secetariaat Panitia MPRS diminta kembali dan sampai
ini waktu belum ada gantinja.
t ,'.-
USUL:
Supaja Pimpinan MPRS berhubungan dengan |ung Mulia Menteri
Dalam Negeri, agar beliau menginstruksikan kepada Gubernur /Kepala
Daerah untuk memberi bantuannja kepada Pimpinan Panitya MPRS
ditiap-tiap Daswati I.
.a
PANITIA MPRS DAERAH TINGKAT I DJATIM
ttd.
(Ni. MOEDJTO)
itt*
V /Y.a - 5. 65
LAPORAN TAHUNAN
HASIL PENINDJAUAN PANITYA MPRS DJATYA TIMUR 196' . T964
A.B, I PENDIDIKAN
AB.l2. Perguruan Tinggi iang ada di Djawa Timur :
L. Erlangga
2. Brawidiaia
3. I.T.S.
4. I.K.I.P
KESUKARAN: Keku tang n tenag^ pengadjar dan keuangan.
AB, 22) sTM, ST, SKP, SGKP, SGA Sekolah Keradjinan, sekolah Pet-
: larian Atas.
AB. 41) Sekolah Kehewanan Atas, Sekolah Analis.
AB. 27) Pada upumnia berdjalan baik.
AB. 4.6) KESUKARAN :
-
Biaia routine tidak mentjukupi.
AB. 47 - Kekur^ng^fr ten ga pengadjar, fuang praktek.
AB.4g. 1. S.D. hampir ditiap desa sudah ada S'D'
Gedung usaha Pemerintah sedikit sekali. laniak gedung S.D.
dibangin atas usaha gotong rojong dati rukiat setempat, Alat
Sekolah dan buku-buku sukar didapat.
2. S.M.P. Ditiap Kawedanaan sudah ada S'M'P'
3. S.M.A. Ditiap tingkat II sudah ada S'M'A'
Mulai tahun 1962 sudah digajabatukan.
KESUKARAN? Gedung sekolah.
Alat-alatlbuku-buku.
Persiapan wadjib beladjar sudah diadakan dibeberapa tempat. Di
Djawa Timut berdja.lan baik.
KESUKARAN: SePerti diatas.
Ditiap S.D. .s/d Sekolah Menengah Atas/Perguruan Tinggi sudah
AD. II
4D.69.
4D.75.
AD.76.
diberi peladjaran Agama.
KESEDJAHTERAAN:
R.S.U. ketjil dan pembefantasan peniakit mkiat dan kliniek belum
terlaksana seperti jang diharapkan dalam ketetapan MPRS.
KESUKARAN: Keuangan, Obat-ob^t^n, tenaga.
AIR MINUM : di Surabaja.
Djatingan-djaringan sudah dimulai pembuatannja.
Belum selesai.
Keadaan air minum masih belum mentjukupi
kebutuhan ra!!at.
P6masangan pipa besar belum selesai.
66
AD, 79, KESEDJAHTERAAN TANI/NEIAJAN.
Belum terlaksana seperti jang diharapkan. Dibeberapa tempat sudah
diadakan bantuan berupa kredit dari B.K.T.N.
KENJATAAN: Peraturan perkreditan masih menjukarkan pam
tanif nelajan. 't
III. AE. BIDANG PEMERINTAHAN/KEAMANAN/PERTAHANAN.
AE. 82. KOOPERASI :
Koperasi simpan pindjam dan Konsumsi tumbuh dimana-mana,
baik didesa maupun fungsionil.
Pertumbuhannja kwantitatief baik, tetapi kwalitatief sebaliknia.
Koperasi Produksi sudah mulai berkembang.
Hubungan dengan B.K.T.N. belum merata.
supaia P.P. 140 dilaksanakan sepenuhnia, ag t supaja koperasi
itu didjadikan penjalur dari bahan-bahan plokok,I oieh ku..nu
keadaan keuangan dan organisasinja sudah tjukup mampu,
-
Bapenkop tidak ada kegiatannja.
IV. AG. PRODUKSI PANGAN.
AG. 87. PADI SENTRA: telah diganti dengan "P.N. Pertani" jang ber.
tugas menjalurkan pupuk kepada tjabang-tjabangnja dan kepada
kopetasi-koperasi. : '
Tjaru kerdja masih belum memuaskan. Inventaii"sr Paili Sentra
jang telah diserahkan kepada P.N. Pertani sudah banjak tidak
dapat digunakan. Harap Perhatran.
V. AF. BIDANG CHUSUS: Projek faru: Projek Lapangan Terbang
Angkatan Laut di Waru Sidoardjo s,rduh isefesai"
dan sudaii
digunakan
AG. 88. PENGAIRAN:
-
Reboisasi supaja mendapat
-
Diadakan pentjegahan erosi
perhatian.
(penanaman tanah. gundul).
PROJEK BESAR:
-
Karang Kates berdjalan pesat tetapi masih belum selesai.
KESUKARAN: Keuangan.
-
Kali Konto sudah .fim,:lai.
-
Projek Nejama Tulungagung Selatan.
Trowongan sudah selesai.
Kapasita 500 m3 per detik pada tahun 1962.
Tidak terpelihara. Kemasukan pasir/waled dari Parit Raja
jang belum selesai dan tidak lagi dikerdjakan.
Keadaan Trowongan Nejama hampfu tertutup dengan waled.
Keadaan s^ngat mengetjewakan.
Supaja segera ada perhatian.
gt1
AG. 89.
AG. 92.
AG. 94.
VI.AH.
AH. 95.
AG. 98.
VII, AI.
AI. tt7.
AI. 126.
AI. t53.
68
-
Dawuhan sedang diketdakan.
Tudiuan projek diatas untuk:
1. mengurangi bandjir di Djawa Timur.
'2. mengairi sawah.
3. pembangkitan listrik.
KESUKARAN: Keuangan.
Peternakan aiam sudah ada baniak, tetapi tidak seperti iang di
rentjanakan dalam Pola Pembangunan Semesta.
KESUKARAN: 1". Kurang tet:ng^ ahli dan penerangan.
2. Obat-obatan dan
3. Supaja diadakan seleksi djenis.
INTENSIFIKASI PENANAMAN KEDELEiDJAGUNG.
Sudah :,didialankan. Intensifikasi penanaman djagung dengan
'menggunakan djagung "METRO".
PETERNAKAN HESflAN BESAR
Di Madura masih belum terlihat kegiatan-kegiatan mengenai per-
baikan dan pembibitan hewan besar menurut ketetapan MPRS.
KESUKARAN: Kekurangan biaja.
SANDANG.
PEMINTALAN GRATI:
Bangunan-bangunan sudah dikata selesai. Mesin pemintal diesel
dan lain-lain srldah ada. Oleh katena bahan pokok (kapas) tidak
ada maka pabrik ini bila tidak segera mendapat perhatian
Pemerintah bisa matjet.
KAPAS:
Penanaman Kapas iang di Asem Bagus sudah diadakan dalam
-tahun-1960
hingga sekarang sudah berdialan-4 tahun.
Areal diperketfil 60Vo dari pada arcal jang lama 'oleh karena
kekurangan alat-alat dan irigasi. Hasil masih sangat belum
mentjukupi kebutuhan.
PRODUKSI INDUSTRI.
PUSAT TENAGA UAP di Sutabaia sudah berdjalan.
Pusat tenaga ait.
Karang Kates sedang dikerdiakan.
Kalikonto' main ptojek belum diketdjakan.
KESUJ<ARAN: Kekurangan keuangan.
KIUARSA : TubahTBodjonegoro belum diexploiter.
AI. 155. PABRIK SEMEN
SEMEN GRESIK: berdjalan dengan penuh tetapi produksi belum
mentiukupi kebutuhan.
Harga luat amat tinggi. .r
PERBENGKELAN: Berdjalan.
Kesukaran: Kekurangan bahan-bahan import.
PABRIK KERTAS LETJES: Berdjalan.
Produksi djauh belum mentjukupi.
Bahan pokok tjukup (merang).
Petluasan sedang berdialan.
PABRIK KERTAS SETAIL: Didirikan di Baniuwangi, tidak
diadi di Setail karena banjak kesukaran dalam pelaksanaan.
SHELTAC: Sudah mulai dibangun.
Probolinggo.
Berdialan, Proiek ketjil dari pertanian.
PABRIK KULIT: Tidak begitu berarti.
Berdiala.n biasa. Belum mengadakan modernisasi/peduasan,
PABRIK PEMBUATAN SHEETF/LATESE: Produksi/Kwalitet
diperbaiki.
Ada perbaikan dan pemeliharaan.
Peremadjaan sedang dilcerdja.kan.
PABRIK KERAMIK: Iang ada di Tulungagung kepunjaan
Swasta.
Pemerintah belum mempunjai.
Bahan tjukup.
A1. t77, PABRIK BoTOL KETJIL/AMPULLE: p.T. Iglas di Surabaja.
Bahan pokok: Kwarsa jang digunakan sebagai bahan pokok di
vrrr. AJ.
ambil dari Kalimantan.
Bahan Kwarsa di Tuban/Bodionegoro kurang baik.
Pabrik berdjalan baik, meskipun belum mentjukupi kebutuhan.
KESUKARAN: Obat-obatan jang digunakan dari import.
187. LEMBAGA PENJAKIT MULUT/KUKU : Produksi vhc-
cin tjukup, tetapi belum dapat digunakan setjara effectief
dan meluas.
188. PABRIK MINJAK IKAN : Jang ada hanja pabrik Swasta.
189. DJALAN-DJALAN : Rentjana perbaikan, pembaharuan,
modernisasi banjak belum terlaksana.
Pemeliharaan kurang karena kurang keuangan.
AI. 756.
AI. 157.
AI. t58.
AI. 167.
AI. 168.
AI. t7t.
AJ.
IX. AK.
69
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN
MPRS DOKUMEN

More Related Content

What's hot

What's hot (8)

Carsum
Carsum Carsum
Carsum
 
Perjanjian kerja
Perjanjian kerjaPerjanjian kerja
Perjanjian kerja
 
Pengertian Keprotokolan
Pengertian Keprotokolan Pengertian Keprotokolan
Pengertian Keprotokolan
 
MAJLIS RAJA-RAJA
MAJLIS RAJA-RAJAMAJLIS RAJA-RAJA
MAJLIS RAJA-RAJA
 
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RIKepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
 
Iwa
Iwa Iwa
Iwa
 
Siti masitoh
Siti masitoh Siti masitoh
Siti masitoh
 
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppkPeraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
Peraturan bkn-nomor-1-tahun-2019-petunjuk-teknis-pengadaan-pppk
 

Viewers also liked

Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VI
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VIRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VI
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VIPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IV
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IVRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IV
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IVPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid III
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid IIIRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid III
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid IIIPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid VRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid VPerpustakaan MPR RI
 
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RI
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RIKatalog Khusus Perpustakaan MPR RI
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RIPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VI
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VIRisalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VI
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VIPerpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III Perpustakaan MPR RI
 

Viewers also liked (8)

Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid V
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VI
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VIRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VI
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid VI
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IV
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IVRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IV
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957Jilid ke IV
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid III
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid IIIRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid III
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1957 Jilid III
 
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid VRisalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid V
Risalah Perundingan Sidang Konstituante Tahun 1958 Jilid V
 
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RI
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RIKatalog Khusus Perpustakaan MPR RI
Katalog Khusus Perpustakaan MPR RI
 
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VI
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VIRisalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VI
Risalah Perundingan Tahun 1958 Jilid VI
 
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III
Risalah Perundingan Tahun 1959 Sidang Konstituante Jilid III
 

Similar to MPRS DOKUMEN

PPT UUD NRI 1945.pptx
PPT UUD NRI 1945.pptxPPT UUD NRI 1945.pptx
PPT UUD NRI 1945.pptxRinaLuthfi
 
Bagan stuktur organisasi
Bagan stuktur organisasiBagan stuktur organisasi
Bagan stuktur organisasiAepSaepurohman2
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxYogieNovri
 
Agenda kegiatan musyawarah ambalan z
Agenda kegiatan musyawarah ambalan zAgenda kegiatan musyawarah ambalan z
Agenda kegiatan musyawarah ambalan zArief Wibisana
 
Contoh soal undang undang dan tap mpr ii
Contoh soal undang undang dan tap mpr iiContoh soal undang undang dan tap mpr ii
Contoh soal undang undang dan tap mpr iiumyogaprasetya
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesiaBetha Taiyou
 
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusan
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusanBahan tayang ketetapan &amp; keputusan
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusanHadi Wijaya
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.pptahmadasif16
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.pptVitaSevia
 
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIKetetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIMuhamad Yogi
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3Sari Kusuma Dewi
 

Similar to MPRS DOKUMEN (20)

Tap mpr 1960 2001
Tap mpr 1960 2001Tap mpr 1960 2001
Tap mpr 1960 2001
 
PPT UUD NRI 1945.pptx
PPT UUD NRI 1945.pptxPPT UUD NRI 1945.pptx
PPT UUD NRI 1945.pptx
 
Bagan stuktur organisasi
Bagan stuktur organisasiBagan stuktur organisasi
Bagan stuktur organisasi
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
 
Agenda kegiatan musyawarah ambalan z
Agenda kegiatan musyawarah ambalan zAgenda kegiatan musyawarah ambalan z
Agenda kegiatan musyawarah ambalan z
 
AD ART PSW
AD ART PSWAD ART PSW
AD ART PSW
 
Contoh soal undang undang dan tap mpr ii
Contoh soal undang undang dan tap mpr iiContoh soal undang undang dan tap mpr ii
Contoh soal undang undang dan tap mpr ii
 
Bahantayang2 ppkn
Bahantayang2 ppknBahantayang2 ppkn
Bahantayang2 ppkn
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusan
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusanBahan tayang ketetapan &amp; keputusan
Bahan tayang ketetapan &amp; keputusan
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
04.-KONSTITUSI-NEGARA-INDONESIA.ppt
 
Ppkn7 bab3
Ppkn7 bab3Ppkn7 bab3
Ppkn7 bab3
 
H. DARIZAL BASIR
H. DARIZAL BASIRH. DARIZAL BASIR
H. DARIZAL BASIR
 
Tatib baru
Tatib baruTatib baru
Tatib baru
 
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptxDasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
 
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal LogingLaporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Illegal Loging
 
Konstruksi jalan raya
Konstruksi jalan rayaKonstruksi jalan raya
Konstruksi jalan raya
 
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RIKetetapan dan Keputusan MPR RI
Ketetapan dan Keputusan MPR RI
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
 

Recently uploaded

Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 

Recently uploaded (14)

Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 

MPRS DOKUMEN

  • 1. l l i MADJELIS PERMUSJAWANAiAN RAKJAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA BI]I{'U I(DLIMA SIDANG UMUM MPRS I(DTTGA TAHUN 1965 DJILID V -A KEGIATAN PIMPINAN DAN BADAN KELENGKAPAN MPR,S SEBELUM SIDANG UMUM MPR,S KE - III TAHUN 1965 ( MUSJAWARAH GABUNGAN ItE - VII ) , PENERBITAN I,IPRS IAHUN 1972
  • 2. I 1 t 'nla -+-[W DOKUMENTASI SETJEN. MPR . RI Diterima Dari gl. Terima No. lnduk ,ogl MAJSJil. T*MUSYAWARATAN RAKYAT" RI MADJELIS PEEMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTABA R,EPUBLIK INDONESIA BUI(U ITELIMA SIDANG UMUIU MPNS I(ETIGA TAHUN 1.965 DJILID V.A KEGIATAN PIMPINAN DAN BADAN KELENGKAPAN MPBS SEBE:LUM SIDANG UMUM MPNS KE.III TAHUN 1965 ( MUSJAWAR,AII GABUNGAN KE . Vil ) PENERBIIAN MPRS TAlruN rt72
  • 3. DAFTAB ISI KATA PENGANTAR I. BAHAN.BAHAN. '': 1. Sambutan dan Petundjuk dalam Rapat Gabungan .r i ' . 2. Ichtisar Atjara dan:namb,jnama petugas ';l .' .': . ; . 3. Rantjangan Ketetapari MPRS tentang Frinsip'prinsip Musjawarah untuk Mgfakat dalam Demokrasi Terpimpin sebagai Pedoman bagi Lembaga-lembaga Negara Peimu- sjawaratan/Perwakilan Kenegaraan dan Kemasjarakatan Rantjangan Keputusan MPRS tentang Peraturan Tata Tertib MPRS a. Laporan Timur b. Ichtisar Atjeh Panitia MPRS Daswati I Nusatenggara Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I Halaman .:,' . I 15 22 4. 5. 25 42 56 57 Ichtisar Persoalan Sumatera Barat Ichtisar Persoalan intern-extern paiiitia MPRS Dt. r Jogjakarta Ichtisar Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I Djawa-Timur . Ichtisar Persoalan intern-extern Panitia MPRS Dt. I Kalimantan-Tengah Penindjauan dan Djawa Timur Kegiatan Panitia MPRS Daswati I, Laporan Keuangan Panitia MPRS Daswati I Kali- mantan Selatan- . . . i:. .. . :: taporan Kegiatan dan Keuangan , Daswati, I Kali- , mantan Tengah Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati l;Kaliman tan Barat T'aporan Chusus dan Kegiatan MPRS Daswati ,I Sulselra .. :.. Laporan Kegiatan Panitia Daswati I Sulut dan Tengah Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Suma- tera Selatan intern-extern Panitia MPRS Dt. Ic. d. e. f. g. h. 58 59 60 61 ,j1 63 l. j. k. 1. m. 99 !02 ; 124 1-28 134 . L46 n. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati l,Djambi 202 b
  • 4. o. Leporan Raya Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djakarta p. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djabar q. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Djpwa Tengah 208 232 245 4I2 423 463 499 5s7 r. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Jogjakarta 269 s. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati f Sumatera Barat . 274 t. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Daswati I Riau 334 u. Laporan Kegiatan Panitia MPRS Dasrvati I Atjeh 352 v. Laporan Tahunan Pemerintahan Propinsi Irian Barat 1963 379 6. Resolusi MPRS No. I/Res/MPRS/1963 tentang Amanat dan Ichtisar Tahunan Presidenft{andataris MPRS menge- nai Pelaksanaa n Ketetapan-ketetapan MPRS No. I dan fI/ . MPRSA960 7. Lampiran berdasarkan Pasal 15 Resolusi MPRS No. I/ . , Res/MPRS/1963 8. Pokok-pokok Kesimpulan Hasil Penindjauan Pimpinan 9. "Gesuri" Pidato Presiden RI pada tanggal 17 Agustus 1963 10. "Tavip", Pidato Presiden RI pada tanggal 1? Agustus 1964 . ,. 11. Keputusan Pimpinan MPRS No. AglU1.2lMPRS/64 ten- tang Penjempurnaan Tata-kerdja Panitia MPRS dan Kerdja BPP & Panitia MPRS dalam menghadapi MUP- PENAS 577 L2. Rantjangan Keputusan Rapat Gabungan BPP dan Pim- pinan Panitia MPRS tentang Dukungan terhadap kebi- djaksanaan Presiden/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dalam Memimpin Perdjoangan Mengganjang Projek Neokolonialisme "Malaysia" bsb 13. Keputusan Pimpinan MPRS No. A3/1/18/MPRS/1964 ten- tang Persiapan Sidang Umum MPRS ke-III tahun 1gO4 d87 14. Instruksi Ketua MPRS No. AL4lUzlKet.lLgM tentang Penjediaan bahan-bahan Musjawarah dan Program pene-- litian MPRS untuk Sidang Umum MPRS ke-III b8g 15. Instnrksi Ketua MPRS No. AL4lUBlKet./lr[pRS frg$4' tentang Pelaksanaan Persiapan SiAang Umum MPRS ke-III Dalam Bidang' Administrasi 6
  • 5. 16. Instruksi Kerdja Sekretaris Umum MPRS No. ,83[/12/ MPRS/1964 tentang Persiapan Sidang Umum MPRS ke-III tahun 1964 17. Keputusan Ketua MPRS No. A11/32/MPRS 17964 18. Keputusan Ketua MPRS No. A11 ltlgZlNIpRS/1964 ten- tang Kenaikan Uang Sidang Biaja Penginapitn serta Uang Kendaraan Lokal 600 19. Keputusan Ketua MPRS No. A11|U30|MPRS/1964 ten- tang Uang Lelah kepada para Pegawaipetugas Perban- tuan untuk melajani Sidang Umum ke-III/1964 20. Keputusan Presidium Kabinet Kerdja RI No. Aa/Di10/ 64 tentang Panitia Interdepartemental Urusan Persiapan dan Penjelenggaraan Sidang Pleno ke-III MPRS tahun 1964 605 21. Peraturan Pemerintah No. 208 tahun 1961 tentang Kedu- dukan Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota MPRS 609 II. KEGIATAN-KEGIATAN 1. Ringkasan Kesimpulan Pidato Ketua MPRS dalam sidang Gablrngan ke-VII 22 Oktober 1964 619 2. Risalah Sidang a. Rapat ke-1 b. Rapat ke-2 Gabungan ke-VII : 3. Pembentukan Panitia vII dan VIII Sidang Gabungan ke-VII : a. Instruksi Kerdja Pimpinan MPRS No. UIK/MPRSI 7321964 b. Keputusan Ketua MPRS No. A:LLlllS4/MPRSl1964 735 4. Briefing wakil Ketua MPRS Maj. Djen. wilujo Puspojudo 738 5. Risalah Musjawarah Panitia VII : 593 598 602 622 644 a. Rapat ke-1 b. Rapat ke-2 c. Rapat ke-3 6. Risalah Sidang a. Rapat ke-1 b. Rapat ke-2 c. Rapat ke-3 Pimpinan Perumus Panitia Ad-Hoc VII : 740 759 772 787 792 800 807 7
  • 6. Hasil Panitia .A.d IIoc VIII : il ; rl trl i.l -{ ffi 84.5 q4 e1i , $ I ,+ 8
  • 7. Pengantar i ' I ': ifil,akukan sepenuh'nja oleh Ma'djelis Permu' : ' siawaratan Rakiat" UUD'15 Pasal' 1 a'ig't (2)' Sesuai, clengan hnkekat Wpn(S) sebagai Ltembaga'Negara tey fi,nggi p,eiaieUitila,n seluruh Ratriai pelaku sepenuUnio _dari_ p-ada rced,iutitan Rakjat, MPR(S) mengemban missi meniuarakan kehen' dak Rakjat tlalam segala aspelsnia. Atos (Iasar miisi iang'lah'ir d,ar[ h'qke!tq.,!'?tu, -do,kumentasi naskah-naskah, MPRS iang" lengkap-btulat dan sistim;atis diperlukan bagi MPR jang akan d,atang. rr ' ' " Naskah-d,okumentasi MPHS termia,ksud dilr,impun dalam se- dturutuh besar iliildd-diitid, buku "Penerbitan MPRF_lqny" 7972", isa,ha kegiatun mn merupqkan putusan Pimpinan MPRS iayg kira' ir" "nori sangat pentiig art[nia oleh, kargng, fltryggrl.-demiki'an bbrurti metua"skan' terseharnia - prod,uk'prod'uk legi'slatif beserta seluruh proseisnja,'ippg (Iiugu berarti mengisd aspek daripada pen- d,i;ilikian demokrasi pada mus iarakat. D ari, p en g alam, an'' b erlemb a g a s elam a ini ; kit a m eliihat b a g_aimana f aham " ilI Pd p errae g Ang k edailat an R alt i at';, p enLe g &,n g :"'Ieekuas aan iigor" tertinggi d,i,ioud,'iad,kan d,alayn pya,ktek. Denga?-nxelnpeladiari pinerbitan *i,ittah, MPifS'T ahun 19? 2" kstq alay'.Wlilt ut bagaimana ApnS paila rna,s& Orile Lama d,an masa Orde Baru menafsirlcan lungsi dan wewenangnia. Dalam melaksaiakg4. fangsi dan we;w,enantgnia iti" ad,a ,iang bersifat menjimpung bahkan aila iang be,rferyt_a,rygan dengan demo' lr;asi, dan aila io"i benar-benar berwatatt, pi,elaksdnaan Demokrasi' Pantjasita. Namuri ttesem,uania itu mentierminkan perkemb.angan d,uri$ ad,a keh,idup an d,emokr usi d,i, Indonesia'dulam' s e g ula'u art asin i a badi d,alam urti, negatif rnuupun posi'ti,f . rnand ad,anja sesuai,'Wskq,h tang resmi dan otentik tr'dak di'berikan penafstran ataupun pepilaian tbrVr,adap materi iang_dihirynun itu. , Untuk rnernperolgh:,:gambaran jang menjeluruh, doUry .rang- kaian sed,jarah, perkembungn,n pelaksanaan kedaulatan Raftiat di Indonesiatd,on p tinbinaan,kdfuaupon b erkonstitusi, d,alam p enerbitan ini dimasukkan pula pu,trlsan-pu,tusan Panitia Persyapan Kemer' deltaan Ind,onesia'(PPKl'), Komite Nasional In(Ionesia Pusal (ryI!) d,an Badan Pekerd,,ia Komite Nasional Indonesia Pusat (BP:ryNIP) iang berd,asarkan ketentuan Aturan Peralihan pasa', Y U-UD 1945 seria,Maklumat Wakit Presiden No. X tanggal 76 Oktober 7945, pertmtt, pada suatu saat berperan mend,iadi lembaga iang berfungsi sebagan MPR;
  • 8. f, l;pcAc itu dalom penerbitan ini dimasukkan pula ffi Xonstitunnte (Sidang Pembuat UUD) iang pernah * ft IPES prtama bersidang pada tahun 7960. W - isi naskah diusahakan selengkap mungkin, meliputi - t - itdl img ado sedjals Sid,ang (Jmum MPRS iang pertama h ffi *npai dengan Sidang Umum MPRS kelima tahun 7968, ffiwniatrdiriatassemuaputusan.putusanMPRSbeserta &rn prose^snja, risalah, rapat-rapat pleno Madjelis, risalalt, rapat. @ Bdan Kelengkapan Madjelis dan kegiatan=kggiatannja, dlrrEr.rs setjara kronologis menurut urutan Sidang-sid,ang (Jmum flrr,,g bersangkutan. Berd,asarkun h,al itu sistim:atik penerbitan naskalt MPRS Tuhun 7979 ini ilisusun dalam dua belas "B(JK(J" iang masing- nasing dibagi atas beberapa djilid bultu dan untulc beberapa naskah tertentu terbagi lagi atas seri djilid buku. Kedua belas "BUKU" tersebut adalah : 7. BUKU KESATU 2. BUKU KEDUA : Pengantar d,an Petundjuk me- ngenai, Dokumentasi MPRS. : Putusan-putusan Panitia Per- siapan Kemqdekaan Indo- nesia, KNIP, BP-KNIP dan Konstituante. : Sid,ang Umum MPRS Pertama tahun 7960. : Sid,ang Umum MPRS Redua tahun 7963. : Sidang Umum MPRS Ketiga tahun 1965. : Sidang Umum MPRS Keem- pat tahun 7966. : Siilang Istimewa MPRS paila tahun 7967. ': Sidang (Jmum MPRS Kelima tahun 1968. : Proses pelaksanaan Keputus- q,n MPRS IVo. 5lMPRSl1966. : Himpunan Putusan-putusan MPRS. : Hasil karga Panitia-panitia Ad Hoc MPRS iang bertugas men jusun &t&rnan p embagian kekuasaan lernb og a-lem,bag a negara mmurut sistim UUD 1945 dan menjusun rantjang- 3. BaKA 4. BUKU 5. BUKU 6. BUKU 7. BUKU 8. BUKU 9. BUKU 10. BURU 77. BUKU KETIGA KEEMPAT KELITTA KEENAM KETUDJUH KEDELAPAN KESEMBILAN KESEPULUH KESEBELAS 10
  • 9. 0n pelengkap pendjelasan UUD 1945 serta menjusun perintjian hak-hak azasi ma- nusia. 72. BUKU KEDUABELAS : Album MPRS. Seland,jutnja, untuk menxtr erm,udah penelitian| pembat iaan se- suatu masalah, beserta rangkaian prosesnja, pad,a'BUKU KESATU' t er s ebut d,iat as d,ib erikan p etund juk-p etund 1uk s ep erlun ja meng enai penerbitan naskah MPRS Tahun 7972. Berkenaan dengan kemampuan anggaran iang tersedia dan waktu penjusunan jang relatif -singkat, maka himpunan naskah dokumentasi ini masih, belum sernpurna. Kepad,a seluruh, Staf Sekretariat MPBS dan semua telah, memungkinkan penerbiton ini diutjapkan terima pengh,ar g aan jang seb esar-besarnja. Mudah,-mudohan "Penerbitan MPRS Tah,un 7972" ini akan dapat memberikan manfaat bagi, seluruh, Rakjat Inilonesia, clutsus- nja bagi generasi iang akan datang d,an bagi pembangunan Nasional, iang ktta tjita-tjitalmn. Sebagai penutup pengantar ini, baik kiranja kita mengi,ngat kembah, ungkapan filosoof Francis Bacon: "Histories make wise men" ilan frilosss:f Dionysius : "History is PltiloaophA, teaching bg euamplestt. Djakarta, 2 Agustus 797 1. ABDULKADIR BESAR S.I'. Seltretaris Umum Berh,uburtg h,al-h,al, teknis, pentietakan naskah d,okumentasd MP-RS baru dapat dilaksanakan pada tah,un 1972. fihalt, iang kasih, dan 11
  • 10. B A H A N . B A H'A N 13
  • 11. SAMBUTAN DAN PETUNDJUK **o, GABUNGAN ^*'I;I"I,**,0,O* MPRS, BPP DAN PANITIA MPRS DT-I SELURUH INDONESIA KE.Vil TAHUN 1964 TANGGAL : 22 sld 24 OI<TOBER 1964'- I. PENJAMBUTAN. 1. Diutjapkan SELAMAT DATANG di Bandung untuk Qldang Gabunga" r.u vii ""tara Pimpinan, BPP dq $mpinan Panitia MPRS DT-I S"eluruh Indonesia tahun 1964, jang berlangsung : Tanggal : 22 sld 24 Oktober 1964. Waktu : mulai djam 10.00. Nama projek, Keterangan tentang projek dan situasi pelaksanaannja, faktor-faktor apa jang memperlantjar, a. b. c. TemPat : di Gedung MPR' 2.BerhubungpadasaatinikotaBandungdjuga.sedang menerima tamu diri^ Djepang, maka di Hotel Homan hanja dapat tlta pat<ai sebanjak 15-k-amar sadja. Oleh karena itu kami mohon ;;"d" hormat ""t *tt kesudian segenap para ang_got1 ?impinan P"rr"iti" MPRS untuk menempati penginapan di Hotel P?eanger, l"r""u penginapan di Hotel Homin disediakan untuk Pimpinan IUpRS dan para* anggota BPP-MPRS, berhubirng tugas-tu-gas BPP selalu *"tglit*skai"rapat berhubungan dengan Pimpinan MPRS' 3. SJelum sidang Gabungan ini dimulai, terlebih dahulu akan dilakukan pelantikan inggota -Bapurta dan pengqmbilS,l sumpahi efidf-Anggota MPRS-lang baru, segera setelah Musjawarah Pimpinan MPRS selesai. 4. Seperti sidang Gabungan jang.lalu, sekarang djuga bahan- bahan sidang telah diatur masing-masing dul* satu map, dengan ai.""t"i pula"Lembaran XeidSa iang berisi pokok-pokok isi materi bahan sidang tersebut. Tata-tjara ini kiranja akan dapat mempermudah dan memper- tjepat .er[a memperlantjal djatannia musjawarah, karena para d"?iota akan sudah mendapat gambaran jang ag?k menjeluruh tenlfng isi materi bahan sldang iang akan dibitjarakan serta dibahas. Dimohon dengan hormat kepada para Anggota, agar sudi meng- hindarkan pengulangan pendapat serta usul-usulnja iang. telah dikemukat<an terdahulu. Dalam mengemukakan saran-saranipenda- pat tentang hasit penelitian/penindjauan daripada pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS, hendaknja dikemukakan : a) b) c) 15
  • 12. d) faktor-faktor- apa jang menghambat, e) bagaimana usul perbaikannja. i : Sistimatik laporan hendaknja disesuaikan delgan _lampiran "Ambeg Parama- [rti" jang terd-iri atas : Bidang Mental/Agamal Kerochanian/Penelitian, Bidang Kesedjahteraan, Bidang Pemerintah' an dan Keamanan/Pertahanan, Bidang Produksi, Bidang Distribusi ddh Perhubungan, Bidang Keuangan dn Pembiajaan. 5. Bahan-bahan sidang jang perlu dipelad,iari telah diatur dalam berkas-berkas jang berisi : i '.I, ,fiatyan Permusiawaratan. : 1. Rantjangfl,nr,Keputqsan MPRS tentang Peraturan Tata Tertib. : .,.: 2. Rantjangan Ketetapan MPRS tentang Musiatnarah untuk Mupakat , , 3., Pqkok-pokok Kesirnpulan Penindiaunn Pimpinan MPRS. ' 4. 'Laportan' Iriun Barat d,an Kesim'pulan Hasil Penindiauan ...''...''...!imnin'an.MPR;S;:...','.....'' ., 5a., Lapo*arr' D""rah ilq,ri nxas& Sid,ang Gabungun MPRS Vl : sampai sekarang. I b: Lembaran kerdja. 6a. Resolusi MPRS No. IlReslMPRSllgGS ilengan l,amptron b,, GESURT e. TAVIP 7a. b. Keputusan Pimpinan MPRS No. A3l1l12lMPRSl1964 tentang penjempurna&n Tata-Kerdja Panitia MPRS dan Tata Kerdia BPP & Panitia MPRS DT. I dalam menghadapi MUPPENAS. Perumusan Panitia Ad-Hoc II Sidang Gabungan VI Pimpi' nan, BPP dan Panitia MPRS tentang Masalah-masalah sekitar Pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS dalam menghadapi Frogres Report Mandataris MPRS dalam Si- dang Umum MPRS ke-III jang akan datang. II. Bahan Administrasi : 1. Sambutan" dan petund,jult. , 2, I httsq,.r. Atjara ilan.Nanra-noilna Petugay. ,. 3. a..:Keprltusan Pimpinan No. AgllllSilMPRSl196+ tmtang Persiapun:sidang Umum MPRS ke-lil Tahun 1964. b. Instruksi Ketua MPRS No. A1lllll?lMPRS11964 tentang Penjed,iaan Bahan-buhan untuk Sid,ang (Jmum MPRS ke- UI,
  • 13. ,.I?, Caf etaria disediraksn beg* F,fe .A,sryqJe {ry88 dengan ._ membajar tunai. Bendung, m O&tabdr 1964. MADJELTS PERMUSJAWAFATA}{ Sekerta,rire Us$m, ttd. (Dlun&diaf DgrilUorygtso s.S.) '.. ': i , :i .X''il, t i i .: . : : 't ',. x ,:i"..,.': : ' 3a LAIN.LAIN. ,:' Segala sesuatu jang helurn dishrr ,tdsh penpmbutan/1nturr. 1' djuh ini, dapat ditanjakan koped* For **,fbasfa{rg'en ;:,:+ I -* l: $t +. "t ', .q-*.-a .at !::!1 'lb
  • 14. ICHTISAR ATJARA SIDANG GABUNGAN KE. VII I : l i" i ):I | -. I 7 2L
  • 15. LAMPIRAN : I (eatu) Iembar. ICHTISAR ATJARA DAN NAMA.NA ANTARA PIMPINAN, BPP DAN PIMPINAN PANI TANGGAT 22, 2' D No. urut Ilari/Tanggal Djam/'Waktu A t j a r'a Ketua Sekertaris Menko. l. Kamie 22 -10 -1964 10.00 - 13.00 (Pagi) Kamie 22. l0 - 1964 1930 - 23.00 (Malam) Djum'at 23.l0-1964 08.00. 11.30 (Paei) Djum'at 23 - r0. 1964 19.30.23.00 (Malam) Sabtu 24.t0 -1964 08.00 . 13.00 Rapat Lengkap: l. Pembukaan. 2. Pelantikan BAPURTA. 3. Briefing Ketua MPRS. 4. Penjamnaian Rantjang' an Ketetapan MPRS tentang Musjawarah un' tuk Mufakat dan Per' aturan Tata Tertib MPRS. 5. Laporan Penindjauan oleh para PimPinan MPRS. 6. Laporan Daerah. ?. Usaha Penjemnurnaan PoIa Pembangunan Na' sional TahaPan Per' tama. 8. Soal-soal Administraei. Rapat Komisi'komisi Pn' nitia Ad-Hoc: Usaha Penjemnurqaan Po' la :Pembangiinan Nagional Se,mesta Berentjana Ta' hapan Pertama. Rapst Komisi'komisi Pa' nitia Ail.IIoc: Melandjutkan Atjara tang' ealZz/to - 1964 Malam. Rapat Komisi'komisi Pa' nitia Ad. Hoc: Melandjutkan Atjara tang' sal 23/10-1964 Pagi. Rapat Lengkar: l. Menjampaikan hagil' hasil Komisi / Panitia Ail. Hoc. 2. PenutuP. J.IU. Ketua MPRS / VK. P.M. III Dr. Chairul Saleh Sekertaris U. mum Muna. djat Danusa. putro S.H. Drs. W Drs. mono. 4. Jacobson Tundjan 5. Major Sudarsono. Drs. Ail Arlin Drs. V Drs. mono Jacobson Major Sudarsono. l. .) , la / t I 1. Drs. Soe. kidjan. 2. Yap Yan Keng S.H. 3. Drs. Sugi' arto. 4. Drs. M. A' min Musa. Pimpinant Komisi / Pa. nitia Ad-Hoc. s.d.a. J. M. Ketua MPRS i WK. P.M. III Dr. Chairul Saleh s.d.a. 3. 4. 5. s.d.a. s.d.a. Sekertaris U' mum Muna- djat Danusa' putro S.H. t. 2. 3. 4. 5. Drs. Adim 22
  • 16. ilIITUGAS SIDANG GABUNGAN NSIS DAERAH TINGKAT I )It|. oKTOBER 1964. KE - VII SELURUH INDOI{ESIA rn Pegawai Tehnis Pesuruh Keterangantr-cra Notulis Penghubung rfilm, np5" Setidjan. !. Ll Pirojo. ic "L LL Erchaer G htrt?djo. l. SZS. Pa. ngeran. 2. Abas H.N. 3. Nazaru- din Alie. 4. Hartuty K. 5. Sjamsudin Madun. 6. Thomae Liem. 7. Abu Da. wali. B. Hadari D.T. 9. Achmad Basri. 10. Jopie Mu. muh. ll. Legi Su- jaman. s.d.a. l. , D. 4. 5. l. , 3. 4. Bustaman. Hamid. Sabardin. D. Djoko 'Wijono. Irrcdi H.B. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. l. Oen Kwat Djien 2. Momo. 3. E. lfuchtar 4. Abdul. 5. Wailjri. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. Andang. Kosasih. Medely. Demo. Edeng. Ichtisar atja. ra dan ralla. nama Petu. gas ini danat dirubah se. suai dengan kebutuhan rapat / sidang dengan perse. tudjuan Pim. pinan MPRS. 0. ,n Sl*u lm o.: rtl ,tt tr1i, Dnhlia. lhr -{nin }Iusa. DlrL 1:. J. Su- rr.dhn- Drr- Sugdarto Rs. Tr Yan f.tlf S.H. Dn*" urbahri. Itt Dri l:mail. l1l" S.lGh -{dirvi- rdr S-8. m- fri. Inf. Ing. $n&rmadi. ilS" DrF. J. Pata- h1en- le lht. I-G. Therik. h,i" fJ- Sunardjan. hr' I- Patadungan. Ili Soerbahri. hq' f,f,rril- +,fu. *l-r. I tlm" Soeki- airG a Dr,s. Pitojo. L l}rs. Buehaer :Srutroredjo. imir {" l[i" Dehlia Sffi S-E- 'sor.i" flrr tmin Par' !iln*- L Dre" - J. Su- t $rrdi.n. Iarir 1. Dr- Sugiar. lo. te R:. f Ten. Tan Xang S.H. r, Drs" J{ur- - hahri. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. s.d.a. lll. lr. lt: t; 1{- Dr*- Ismail. Scleh -{fin'i- ur S*E- lfrL Inf. Ing. imf1t"4i. Itr+- J. Peta- *rnrcrm- Fr+" I" C- Tberlt- Bandungo 14 Oktober 1964. MADJELIS PERMUSJAY/ARATAN RAKJAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA Sekertaris lJmum, ttd. ( Munadjat Danusaputro S.H. ). 23
  • 17. *ti'. , . I. NASKAH. q,. . 1. Nj. Dahlia Noer S.H. .' 2, Drs V.J. SuPardjan. . ,3, Nj. Ida Tjarda. : 4. 'R.T. Hidajat. 5. Etty GumatY 6. Sumarna TT. PNOTOKOL. 1. Bambang D.S. 2. Sentot Prawiroatmodjo 3. Ni. Zacharias TTT, AKOMODASI. 1. Abdul Gani Ali 2. Sanvito R^ $r-3r$q9.,', 4. Djadja Sukardja :] DAN NAMA.NAMA PETUGAS SIDANG GABUNG4,N VII TANGGAL 22, 2g DAN 24 oKTOBER 1964. IV. v. !t PERLENGKAPAN: 1. Atik Soerjatin ' 2. Moh. Jasin 3. Moh. Dach-lan 4. Ramlan S. 5. Sukarno Patria PENERANGIN. 1. M.O. PalaPah. 2. R. Roekomi 3. Drs. Sukarto 4. Ali Heman 5. Usman Soelan 6. Sarjoto KEUANGAN. 1. Moh. Soeleman 2. Maroeti Thomo 3. Mas Moh. Kiswari 4. lJsman EuiFbjo 5. Dja'far Usman 6. Nj. Marjam 7. 'Nj. Aan Samanah vr. 24
  • 18. USUL PIMPINAN " RANTJANGAN KETETAP-AN MADTEL" *'"Hs$*il*"fiffiJlfr+ft"' SEMENTaBA No. . .... /MPRS/1964. tentang PR,INSIP.PRINSIP MUSJAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM DEMOKR,ASI TERPIMPIN SEBAGAI PNDOMAN BAGI LEMBAGA-LEMBAGA PERMUSJAWARATAN/ PDRWAKILAN KENEGAR,AAN DAN KEMASJATiAKATAN MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA, Dalam rapat Paripurna ke ..... tanggal . sidang ke .. ... d.i Bandung Setelah membahas : Usu,l Pimpinan MPRS tentang rentjana Ketetapan MPRS me- ngenai PRINSIP-PRINSIP MUSJAWARAH UNTUK_ ryIq{'A$AT ORT-IVT DEMOKRASI TERPIMPIN SEBAGAI PEDOMAN BAGI LEMBAGA-LEMBAGA P'ERMUSJAWARATAN/PERWAKILAN KENEGARAAN DAN KEMASJARAKATAN, hasil karya BPP- MPRS dengan bantuan sumbangan-sumbangan pikiran para sardja- na, para ahli dan Universritas-universitas. lllenimbang : 1. Bahwa sudah tiba waktunja meletakkan prinsip-prinsip Musja- warah untuk Mufakat jang merupakan inti Demokrasi Terpim- pin sebagai pedoman untuk setiap lembaga Permusjawaratan/ Perwakilan kenegaraan dan kemasjarakatan; 2. Bahwa Musjawarah untuk Mufakat harus ditegakkan kembali, dikembangkan dan disempurnakan pelaksanaannja dalam ketatanegaraan Indonesia untuk melaksanakan Amanat Pende- ritaan Rakjat dan tudjuan Revolusi Nasional fndonesia, mewudjudka,n Masjarakat adil dan makmur, Marsjarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pantja Sila; 25
  • 19. .-l !). Bahwa pelaksanaan Musj'awarah untuk Mufakat merupakan faktor jang menentukan dalam semua tahap Revolusi fndone- sia, terutama sekali dalam menghad,api tantangan-tantangan Revolusi Nasional jang belum selesai dan untuk rnentjegah timbulnja kembali unsur-unsur Demokrasi Liberal. Mengingat : Sila Kerakjatan jang tersebut dalam Pembukaan UUD R.I. '45. Dekrit Presiden R.I. tanggal 5 Djuli 1959. Undang-Undang Dasar R.I. 1945 Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960, IIIMPRS /1960, III/MPRS,' 1963 dan IV/MPRS/1963; Amanat-amanat dan konsepsi-konsepsi Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Mendengar : Permus3awaratan dalam rapat-rapat tanggal sampal dengan tanggal MEMUTUSKAN: Menet'a,pkan Ketetapan tentang Prinsip-prinsip Musjawarah untuk Mufakat dalam Demokrasi Terpimpin sebagai pedoman bagi Lembaga-lembaga Permusjawaratan/Perwakilan Kenegaraan dan Kemasjarakatan. i BAB I. PENDAHULUAN. Berkat Kemerd6kaan jang di,proklamasikan pada tanggat 7 Agustus 1945 sebagai hasil kemenangan perdjcangan kemerdekaan Rakjat Indonesia selama berpuluh-puluh tahun, Bangsa fndonesia dengan bebas dapat menggali kepribadiannja, ialah menggali kembali tjiri-tjiri chas pandangan hidup Rakjat Indonesia tentang tata-tjara dalam mengatur dan memimpin segala segi kehidupannja selama perdjalanan masjarakat fndonesia sedjak berabad-abad, lakni asas Demokrasi Indonesia, Demokrasi Gotong-rojong, jang kemudian dikenal dengan nama Demokrasi Terpimpin, jaitu Kerak- jatan jang di,pimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam Permusja- waratan/Perwakilan. Gagasan Demokrasi Terpimpin sesungguhnja sudah mulai di- tjetuskan pada djaman Pergerakan Kemerdekaan Nasional dengan sebutan "Democratie met Leiderschap" dan "Sosio-Demokrasi", jang berisikan Demokrasi Politik, Demokrasi Ekonomi dan Demokrasi Sosial. Demohrasi terpimpin adalah asli Demokrasi Indonesia bukanlah diktatur, berlainan dengan Demokrasi Sentrralisme dan berbeda pula dengan Demokrasi Liberal. 26 1. 2. .t .). 4. 5.
  • 20. Demokrasi Terpimpin jang garis-garis besarnja tela,h didjamin dan tersusun dalam UUD RI'45 adalah perwudjudan Sila Kerakjat- an dari Pantja Sila, jaitu Kerakjatan jang dipimpiln oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawar,atan perwakilan.. Akan tetapi akibat pendjadjahan-, Belanda dan pengaruh' pengaruh Demokrasi liiberal serta feodalisme, maka selama pendja' d;ah-an, dan bahkan pada permutraan masa-masa Kemerdekaan, walaupun sistim Demokrasi Terpimpin telah digariskan dalam UUD R.I. '45, tetap kabur dan lumpuh,lah sistim Demokrasi Terpirn- pin sampai pada saat lahirnja Del'.rit Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang 5 Djuli 1959. Alhamdulillah, berkat kebidjaksanaan, kewibawaan dan ke- tangkas an pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi _Angkatan $ry1S1 Periimpin ilesar Revolusi Bung Karno iang pad? tanggal 5. Djuli 1959 mengumumkan Dekrit kembali ke ULID '45, dibelkahi pula dengan lahirn;e Manifesto Politik Republik fndonesia 17 Agustus 1950, maka tegaklah kembali Sistim Demokrasi Terpim!,in dengan intinja Musjawarah unuk Mufahat iang dilaksanakan setjara sadar. Maka perlulah s'isti'm dan keharusan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin itu selandjutnja dikembangkan dan disempurnakan dalam tretita-iregaraan Indonesia, untuk menudju tertjapqnja masjarakat adil dan riakmur, masjarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pantja Sila, terutama sekali datam masa-masa mengltadapi tantangan-tan- tangan Revolusi fndonesia jeng belum selesai. Atas clasar-dasar pemikiran tersebut diatas jang. b_ersumber kepada UUD RI '45, Amanat-amanat konsepsi-konsepsi Pres.iden/ Pehrimpin Besar Revolusi Bung Karlo dry Ket-elapan-ketetapan MPRS,'maka clalam Bab-bab jang berikut disusunlah ketentuan-ke- tentuan mengenai pengertian dasir, prinsip-prinsig s_erta pelaksanaan Demokrasi ferpimpin dan Musjawarah untuk Mufakat. BAB II DEMOKR,ASI TER,PIMPIN s 1. PENGERTTAN DASAR. (1) Demokrasi Terpimpin adalah kerakjatan iang dipimpin- oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan, jang berintikan Musjawarah untuk Mufakat setjar4 gotong- iojong drantara semua kekuatan Nasrional iang progresip revolusioner. (2) Demokrasi Terpimpin merupakan pentjcrminan kepribadial dan pandangan hidup - bangsa Indonesia, jaitu tata-tjara.- dalam mengatur dan memimpin segala segi kehi.dupan politik, eko- nonri dan sosial nakjat dan Negarla Indonesia, dengan penuh rasa tanggung djawab akan kelantjaran djalannja revolusi. (3) Demokrasi Terpimpin adalah alat untuk mengemban Amanat Penderitaan Rakjat dan tudjuan Revo,lusi Nasional Indonesia, 2T
  • 21. r r'$ mewudjudkan masjarakat,adil' dan makmur, Masjarakat gosialis Indonesia berdasarkan Pantja Sila, masjarakat tanpa penghi- sapan manusia oleh manusia. s2. ASAS. (1) Demokrasi Terpimpin berasaskan kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjaw arata,n fperwakil- an. (2) Demokrasi Terpimpin berintikan Musjawarah untuk Mufakat. (3) Demokrasi Terpimpin mempunjai dua unsur, jaitu Demokrasi dan Terpimpin jang kedua-duanja bergandengan mutlak satu sama lain, dua unsur "loro-loroning atunggal". (4) Demokrasi Terpimpin dipimpin oleh Pantja Sila, ideologinja rli- pimpin oleh Pantja Sila dan tjara-tjara bekerdjanja djuga di- , pimpin oleh Pantja Sila. (5) Demokrasi Terpimpin meliputi segala bidang kehidupan Rakjat dan Negara, jaitu bidang-bridang politik, ehonomi dan sosial. (6) Demokrasi Terpimpin mendjamin kebebasan berfikir den ber- bitjara menge,mukakan pendapat dalam segala permusjawarat- an, dalam batas-batas keselamatan Negara, kepentingan Rakjat banjak, kepribadian Bangsa, kesusilaan dan pertanggungan- djawab kepad,a Tuhan. s 3. TUDJUAN. (1) Demohrasi Terpimpin bertudjuan melaksanakan Haluan Negara Manipol/Usdek dan Dekon untuk mentjapai masjarakat adi! dan makmur, rnasjarakat Sosia;lis berdasarkan Pantja Sila, jang penuh dengan kebahagiaan materiil dan spirituil sesuai dengan tjita-tjita Proktramasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agus- tus 1945. (2) Demokrasi Terpimpin ditudjukan menambah hak-hak bagi Rakjat, daripada kaki-tangan-kaki-tangan revolusioner, kaum anti progresirp $4. FUNGST. (1) Demokrasi Terpimpin adalah alat rakjat untuk mentjapai tu- djuan rakjat jang telah dikorbani oleh rakjat berpuluh-puluh tahun, jaitu Negara kuat, masjarakat adil makmur. (2) Demokrasi Terpimpin pada hakekatnja adalah Demokrasi Penjelenggaraan atau Demokrasi Karya (werk-democratie), (3) Demokrasi Terpirnpin merupakan pelaksanaan Konsepsi-kon- sepsi Bung Karno sebagai penjambung ,lidah rakjat, termasuk konsepsi jang ditjetuskan pada tanggal 21 Pebruan 7957. pula untuk melindungi dan dan rnenghapuskan hak-hak imperialis dan kaum kontra- dan kaum penghisap Rakjat.
  • 22. s 5. TJrIiI-TJIRT CHAS. (1) Demokrasi Terpimpin bukan dernokrasi liberal, bukan demokrasi sentralisme dan bukan pula diktatur, tetapi Demokrasii Gotong- Rojong dari semua golongan jang mendukung revolusi fndone- sia menentang imperialisme, feodalisme, kolonialisme, dan neokolonrialisme. (2) Demokrasi Terp,impin bukan medan pertempuran antara oponen- oponen satu sama lain, medan hantam-hantaman antara anta' g-onismen, medan untuk mentjari kemenangan satu golongan itas golongan jang lain, medan untuk merebut kekuasaan oleh satu "golon"gan terfiadap golongan jang lain. t (3) Demokrasi Terpimpin rnentjari sinthese, mentjari_ akumulasi pikiran dan tenaga untuk melaksanakan Amanat Fenderitaan Rakjat. BAB III. PRINSIP.PRINSIP MUSJAWAR,AH UNTUK MUFAKAT. $ r. PENGERTIAN DASAR. Musjawarah untuk Mufakat sebagai inti Demokrasi Terpimpin, ada tatd-tjara chas kepribad,ian Indonesia untuk memetjahkan setiap pedoalan kehidripaO nalj?t dan Negara, mendapatkan kebuiatin pendapat dan riufakat dalam pe1ryr1pjaw.a1ala.1{nprwakil- an setjara Soton^g-rojong iang dipimpin cle! hikmat k-ebidja-ksanaan untuk "mela-k s ar: a]kan Afr att af p encleiitaan R ak j at, tud ju an Revolusi Nasional Indones,ia mewudjudkan masjarakat adil dan makmur. lf.rir"*t at Sosialis Indcnesia bercJasarkan Pantja Sila, masjarakat tanpa penghisapan manusia o'leh manusia. S 2. ASAS MUSJAWARAH UNTUK MUFAKAT. (1) Musjawarah dilaksanakan berdasarkan gotong-rojgtg dengan sikap saling memberi dan me,nerima dalam suasana kekeluarga- an, iole"utrii timbahg-rasa dan tenggang-menenggang antafi segenap peserta Musjawarah. (2) Pangkal bertolak tlalam tiap Musjawarah adalah a' priori perJatuan dan bukan pertentangan antara para peserta. (3) Musjawarah dilaksanakan antara mereka i1ng. . dengan sungguh-sungguh menjetudjui dasar Neglra- Pantja, Sila, UUi" '4b, Iia"luan Negiara Manipol serta Pe-do,man-pedoman petaksanaannja dan tufijuan Revolusi Nasional Indonesia, dan jung .nttgg,rli-sungguh 6erhasrat mensukseskan Musjawarah. (4) Musjawarah untuk Mufakat bersendikan kepada kesada-ran dan rasa-tanggung-djarvab dari pi,mpinan dan peserta untuk meng- hadiri lUuEiawarah, oleh sebab itu Musjawarah untuk Mufakat tidak mengenal korum, tetapi mengenal ikut sertanja unsur- unsur utama dalam musjawarah. 29
  • 23. r .|il I $ 3. PESARTA MUSJAWAPIAH. (1) Peserta-peserta Musjawarah dalam perwakilan tendiri dani wakil-w;kil golongan politik, golongan karya dan- lain-lain unsur masjirakat irttg mentierminkan semua kekuatan- kekuatan nasional iang progresip re',/olusioner. (2) Setiap peserta Musjawarah mendahulukan kepentingan rakjat dan Negara diatas kepentingan golongan dan perorangan. (3) Setiap peserta Musjawarah mempunjai -hak dan k_esempatan Jang ^ sima luas din bebas mengemukakan pendapat tlan itteiahirkatt kritik iang bersifat membangun tanpa tekanan dari pihak manapun. s4. MUFAKAT. (1) Mufakat sebagai has,irl kebulatan pendapat ian_g. didapat. dari setiap permuliawaratan/perwakilan dengan {jalan go.tong- rojong idututr "buah pikirin bersama, bukan oleh - perdebatan dan p-enjiasatan i"ng diachiri oleh pengaduan kekuatan dan perhitungan suara Pro dan kontra. (2) Mufakat sebagai hasit musjawarah haruslah bermutu tinggi jang dapat dipertanggung-djqwa,bkan, d_an tidak bertentangan dengan dasar Negara dan tudjuan Revolusi. (3) Mufakat sebagai hasil kebulatan pendapat diterima tlan harus dilaksanakan dengan kesungguhan dan keichlasan hati. $ 5. PTMPTNAN MUSJAwARAH. Pimpinan Permusjawaratan/perwakilan, baik terdiri atas se- orang ataupun lebih -iang merupakan satu kesatuan Pimpinan kolekltif, jang mentjdrminkan golongan-golongan peserta musjawa" rah, aaititr lerperinan sebagai Sesepuh jang berwatak adil, arif bidjaksana, berwibawa, tjakap dan berkesanggupan _se+3 setia kepada Undang-undang Da-sar Negara dan tudjuan Revolusi fndone- sta, tidak mendiktatori, melain[an memimpin, mengajoqi. ber- tutwuri-handajani dan,mendahulukan kepentingan rakjat dan Negara diatas kepentinga.n golongan, perorangan. BAB IV. PENERAPAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN MUSJAWABAH UNTUK MUFAKAT. S 1. PENER,APAN KEPADA LEMBAGA.LEMBAGA PER- MUSJAWABATAN/PERWAKTLAN. (1) Lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD RI '45: a. Madjelis Permusjawaratan Rakjat, b. Dewan Perwakilan Rakjat, c. Kementerian Negara, d. Dewan Pertimbangan Agung, e. Pemerlntah Daerah, f. Biadan Pemeriksa Keuang- a{ s."idahkamd.h Agung. 30
  • 24. (21 Lembaga-lembaga negara berdasarkan peraturan perundang- undangan. (3) Lembaga-lembaga kemasjarakatan. s 2. PEDOMAN PDLATGANAAN '' (1) Prinsip-prinsip Musjawarah untuk Mufakat sebagaimana ter- tjantum dalam Bab III seluruhnja berrlaku bagi semua lembaga- lembaga negara baik legislatip maupun eksekutip dipusat dan didaerah-daerah dan lembaga-lembaga kemas jarakatan. (21 Dalam permusjawaratan lembaga-lembaga legislatip, pimpinan dan peserta musjawarah mempunjai hak jang sa,ma dalam mene- tapkan mufakat. (3) Dalam permusjawaratan lembaga-lembaga eksekutip, pimpinan lembaga mempunjai wewenang untuk metrentukan dalam menetapkan mufakat (keputus:an). (4) Dalam permusjawaratan lembaga-le'mbaga pimpinan dan peserta musjawarah mempunjai dalam menetapkan mufakat. kemasjarakatan, hak jang sama (5) Apabila di'dalam Musjawarah seperti jaqg d.im,aksud dalam ajat tll dan ajat (4) S 2, terdapat perbedaan pendapat, maka pimpinan dan peserta Musjawarah berkeqadjiban me_nj-elesaikan dengan semangat persatuannja gotong-rojong da.n lrekeluar_ga- an,lerta menginsjafi akan kedudukannja sebagai alat revolusi jang sedrang berdjuang guna mengemban Amanat Penderitaan Rakjat. $ 3. PERMUSJAWAR,ATAN ANTAR LEMBAGA NEGARA. Prinsip Musjawarah untuk Mufakat dalam permusjawaratan antar lembaga-lembaga Negara indahkan wewenang, kedudukan selalu dilaksanakan dengan meng- dan fungsi masing-masing pihak. s 4. sANKSr. (1) Pada azasnja pelaksanaan Musjawarah untuk Mufakat, baik di lembaga-lembaga Negara maupun di lembaga-,lembaga Kema- sjarakatan, diatur oleh norma-norma jang sesuai dengan lem- baga-lembaga jang bersangkutan. (2 Bentuk dan luasnja Sanksi mengenai pelanggaran/prcnjeleweng- an terhad,ap norrna-norma di Lem,baga-lenrrbaga Negara diatur menurut ketentuan jang sudah ada, bila belum maka ditentukan oleh Lembaga Negara itu. (3) Bentuk dan luasnja sanksi mengenai pelanggaran/penjeleweng- an terhadap norma-norma di lembaga-lembaga Kemasjarakatan diatur menurut ketentuan jang sudah ada, bila be,lum, maka ditentukan oleh lembaga jang bersangkutan. 31
  • 25. KDTDNTUAI{ PENUTUP. KetetaPan Madjelis (1) Segala sesuatu iang !tlr1m, diatur dalam I permusj,aw;;"n fi,akjat Sti."t"*- loi, akan -diatur leb'ih il;Ft ".latam ieratura-n Petraksanaan' ,(2)Ketetapanini''mulaiberlakupadahariditetapkannia' DitetaPkan di Bandung Pada tanggal PIMPINAN MADJ,ELIS PERMIJSJAWARATAN. I'AKIAT SEMENTARA : ' ' Ketua/Waldt Pbrdana Menteri III' Wakil Ketua/ Menteri Koordlnator, :., .: : : (al.,r j sasr. soalffIDtotd s'rr' ) tWakil Ketua/ Menteri Kood;inator' Wakil Ketua/ Menteri Koordinator' (K.H. TDHAII CnaLrD) Wakil Ketua/ Menteri Koord'inator, (wILuJo PUSPO JUDO) (D.N. AlrlrT) Maj. Djen. TNI. g2
  • 26. RANTJANGAN PENDJELASAN DARI PADA R,ANTJANGAN MUSJAWAB,AH UNTUK MUFAKAT DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN. BAB I. PENDAHULUAN. S 1. Umum. Suatu tjara atau suatu pninsip musjawara janS disebut Musja- warah uirtuli Mufakat sudah }ama dikenal rahjat' Dalam pada itu haruslah diakui pula bal-rw3, apa j.ang dikenal rakjat itu sdsungguhnja lebih banjakmengenai sebutannja-sadja dan Uaat mengenai"isas ierta tudjuin.dari p"9" mtrsjawarah. itu sen- diti. x*ji,tr*tt inrii dapat pula dikonst-atir dalam_ 'n1qk!gt< i*.9 berlaku dalam lembagi-Ienibaga eksekutip dan legislatip, badk ditingkat pusat *"n[rrtr ditingkat daerah dan lembraga-lembaga kemasjarakatan- Lebih-lebi,h lagi belum banjaklah orang iang menjad.ari, bahwa prinsip Musjawarih untuk Mufakat itu bukanlah suatu sistim iaqg i*"ai"i sendiri, melainkan prada hakekatnja. merupakan. "kern", ;;;p;kan inti, merupakan 1a1i dariql{a- suatu 'dasar atau sendi ketat^a-negaraan i ang ^b.*tt, jaitu send,i ketata-negaraall-jang kini dikenal oieh seluruh umat manusi,a dian dunia. Demokrasi Terpimpin, asli demokrasi I4donesia. Dengan demlkia' maka sebagai. inti tidaklah mu-ngkrim plinsip Musjawa"rah untuk Mufakat itu dipisahkan dari wadahnja Demo- krasi TerpimPin. Demokrasi Terpimpin hidup dengan inti Musjawar-ah - untuk Mufakat, sebaliknjaintiataupun pri+snq Musjrawarah untuk Mufakat akan sesat bilami.na tidak bersumberkan kepada Demokrasi Ter- pimpin. Dengan Demokrasi Terpirmpin terdjaminlalr _tegal."lq. bangsa kita, kar"ena Demokrasi Terpimpin Opimpin oleh Pantja Sila, seba- Sai ia"otogi Negara dan sebalai alat_pemeisafu dari semua kekuatan- Eekuatan-nasional jang progresip dan revolusioner. Demokrasi Terpimpin mempunjai pula tjiri iang eh_as,. iralah sebagai Demokr,asi Gotong Rojong samenbundeling_ 9u" pua" kekuitan-kekuatan anti imperialisme, koloniialisme, feoda}isme dan neo-kolonialisme. Prinsip Musjawarah untuk Mufakat adalah _ suatu - Prlnsip iang harus dilaksanakan dalam badan-hadan atau lembaga-lembag.a ;""g mempunjai fungsi permusjawpratal dan perwakilan, baik i--l*g.- f efr t aga n egara m aupun lembag a- le mb aga kem as j ar ak at an. V V.a - 3. al al OD
  • 27. t'- Dalam kehidupan lembaga-lembaga kenegaraan, baik jang _ber- fungsi legii,slatip maupun eksekutip, fakta-fakta dalam p.ra-ktek *etibu,ktikan d6ngan djelas bahwa tjrara bermusjawarah mas-i!- lebih berat tjenclerung-kepaha haluan atau sumber Demokrasi Liberal, disamping adanfa ketjenderungan lain, jaitu iang lebih.menondjol- kan uirsu? Terplmpin haripadJunsur Demokrasinja, se.hirngga kare- nanja rn-asih aSautrtafr Bairgsatita darri tudjuan stabilisasi.-politik et oiomi, sosiai dan lain-lain. Bahhan tidak akan keliru bilamana aini"t*Ltr, bahwa dengan memprakte{aq tjara bermusjawarah seriatjam itu ternetoktafr haluan devo,lus$ Indonesia kedjurusan jang sobali nja dari pada tudjuan jang sebenarnja' Revolusi Indonesia mendjadi berdjalan seret, karena meng- hadapi halangan serta rintang|n-rintang-an dari faham-faham dan kekuitan-kekuatan antri-revo'lusioner. Maka untuk menghindarkan kesimpang-siuran dalam penafsir- &r' ti"u"j* sud.ah $lalah saatnja sefiarang untuk menggariskan ketentuan-ketentuan jang pasti m-engenai prinsip-prinsip Musjawa- rah untuk Mufakat dan-p6ngertian - dasai sefta - PrTsr.p-prin-sip il;;il;ri f""pi*pntt, "u6*gli sari pati iang diambil dari sumber otentik. sumber-sumber otentik sebagai bahan-bahan pokok jang meng- hasilkan perasaan ketentuan-ketentuan jlng dibuat sesingkat-si1g^ kaa aan ."aupui-oupJ *tttrgkin itu teriSantum dalam Patagraf 2 tersebdt dibawah. s 2. SUMRER-SUMBER OTENTIK TENTAI.IG MUSJAWA- RAI{ UNTUK MUFAKAT DAN DEMOKBASN TERPIMPIN. I. Menurut Pe'rnbukaan UUD RI '45. Indonesia iuri b6rked,aulatan Rakjat dengan berdasarkan Eqp-u- da... ..... ?an kerakjatan jang-d,ipimpin oleh hikmat kebidjak- sanaan dalam permusjawaratan/perwakilan, serta dengan mewu- djudkan suatu ^keadilan sosi,al bagi seluruh Rakjat Indonesia. 11. Arnanat PJM Pres,itlen/Pernimpin Besar Revolusi Indonesia Bung Ka,rno. a. Respubl,ica sekali lagi Respublica (Am11at Presiden kepada Sidang Pleno Konstituante 22 A:pril 1959). 1. Demokrasi Terpimpin dalah demokrasi, atau menurut isti- lah UUD '45, ';kerik3atan iang dipiimpin oleh hikmat kebi- djaksanaan datram permus j a w ar atan/ perwakilan"' 2. Demokrasi Terpimprirn bukanlah diktatur, berlainan dengan demokrasi sentialisme, dan berbeda pula dengan demokrasi Liberal iang kita praktekkan selama ini. 3. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi jang tjotjok dengan kepribadian dari'da s ar hidup b angs a Indonesi a. 34
  • 28. 4. I)emokrasi Terpimpin adalah demokrasi disegala soal kene- garaan dan kemrasjarakatan jang meliirputi bidang-bidang politik, ekonomi dan sosial. 5. Intii daripada Pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusjawarataxr, tetapi suattt permusjawaratan jang dipimp,in roleh hikmat kebidjaksanaan, bukan oleh per'debat- axr dan penjiasatan jang diachiri dengan pengaduan kekuat- an dan penghitungan suara'pro da^n kontra. Hasil "permusjawaratan dan perwakilan jang diipimpin oleh - hikmat kebidjaksanaan" itu kemudian diseratrkan kepada seorang Presiden jang dipilih oleh "perm-usjawaratan" itu pula, guna dilaksanaka"n. buta* elaksanakan hasrirl permusjawaratan tersebut, Pre- siden menundjuk tenaga-tena,ga j*g baik dan tjakap seba- gai pembantu-pemhantunja, tetapi Presiden tetap setjara indiv,,iduit (tidak setj,ara kolektip) bersama-sama dengan pembantu-pembantunja bertanggiung-djawab kepada Ma- djelis Permusjawaratan Rakjiat itu. Selandjutnja dalam mEndjalankan seha^rrir-hari haluan negara (menurut Garis-garis Besar jang ditetapkan olehr Madjelis Permusjawaratan Rakjat) Presid.en harus bekerdja bersama dengan Dewan Perwakilan Rakjaq jang dilakukan dengan "perrnusjawaratan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksa- naan" tidak d.engan rnengutamakan perdebatan d.an penjia- satan jang dapat mengakibatkan pembub,aran Dewan Per- wakilan Rakjat atau penjerahan kembali, mandat seluruh kabinet, hal-hal rnana tidak dimungkinkan menurut UUD '45. 6. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat, jaog sehat dan jang membangun dirharuskan dalam alam Demokrasi Ter. pimpin, jang penting ialah tjara bermusjawarah dalam Per- musjawaratan Perwakilan jang harus dipimpin dengan hik- mat kebidja,ksanaan. 7. Demokrasi Terpimpin adalah alat bukan tudjuan" 8. Tudjuan melaksanakan Demokrasi Terpimpin ialah men- tjapai suatu masjarakat jang adil dan makmur, iang penuh dengan keha,hagiaan materiil dan spiritui,l, sesuai dengan tjita-tjita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. 9. Sebagai alat, maka Demokrasi Terpimpin mengenal djuga kebebasan berfikir dan berbitjara, tetapi dalam ibatas-batas tertentu jakni batas keselamatran negara, batas kepentingan Rakjat banjak, ,batas Kepri;badian Bangsa, 'loatas kesusilaan dan batas pertanggur"rgan-djawab pada Tuhan. 10. Masjarakat adil dan makmur tidak bisa lain dari pada suatu masjarakat teratur dan terpimpin keadilan dan kemakmur- an, dan jang mengenal ekonorni. terpimpin dalam melaksa- 3q
  • 29. nakan pasal 33 UUD ',45 dalam langka. ekonomri, terpimpin masih tui."O" *uf.t""-*.t tor pere-koiomian bagr pengusaha partikulir. 11. Untuk menjelenggarakan masjara,at adil dan makmur Oip""l"f. a" l"*i"" T:"ta _ .( iang _ disragkan,oleh Dewan Peran- tffis N;;ir;;l t -iin!-oilbnfur p erhasarkan undang-undang No. g0 trt"" ig"bS;?*" unt'k lnenjelenSga.rakp p,o,l1 ter- sebut harus dipergunahan Demokrasi Terpimptn -s_e^nrngga d.engan .iu*iAii" "6"-ot"*i terpimpin pada hakekatnja adalah demokrasi p"n:.i"ttg}""uu]" *tau ^clemokrasi l{arya (werk-democratie) . (pedom;;trk--"1*t *tnakan Amanat Penderitaan Rakjat" e$titiilil;ffi rn, F""""Uit Pertama, ha;laman 2164-21t6$ ' b. Penemuan Kemha,li Bevolusi fita' (PidatoPJMPresidenpad?tanggal]!Agustus1959)' Tidak b"t"h-6fii;di-l"E- trtt-'!I rakjat mendiadi a,[at demo- krasi. Tetapi sebeitiknfir, demokrasi harus m.eltlj-atli alat Rakjat' n'f"t n",tiaT untuk mlntjapai tudjuan -{akjat' T,qdjuan Raf(iat jang telah di6;f,"d, ot"n "itjat berpuluh-puluh t h.ilFil-iv"gi,rikuar, masjarakat adil makmur. c. I,aksana Dlalaekat iang menierbu ilari Langit "Dialannia Bevo' t lusi Kit&". iElti" "tM Fresidep pada tansg+.l? {eustus 1960) ' iil,il;;;F;'m'*l#""'fi*:f'x'**3*#fffi #::?'Tffi:al A$;;""4"#;;;;pig,--'a:iu"to" benar-benar kita kekanak- kanahan t"["ii-.iO*i'f"n-ar-benar ba]rwa G9t9ng Rojo:rg, Per' ffiG; sd;f,d;d;ling adalarr keharusan {qram- perdjuansan uoti, i*pu"iufi**" dan" kapitalis'me, 't_olkt kita harus mewu- djgdkaxr persatuan antara^gof""gai Is1a,m, golongan Nasional d"an golongan Komunt:^ itr,lr' (penerbitair Chusus 133, Dlpartemen Penerang"" +.1. ,lrral' .27) ' .b*r-p"".nt",i" s6turutr ban_gsa itu adalah Fjar* untr.rk d"d;J"tT"p"i-k*t-.T*gan d?Iam perdjuangan anti kolonialisir.e dan'inti imperiarlisme' Karena iUrii"" OiG, paritja Sirl-a a$alah tegas-legqL , suatu ideologi p.,ti;tat! fr ofont "f ft*. dan imperi,arlisme' Ia'dilalirkart Oi,t*g"rfr+""-i"fr ii""OJ"*ian itu, .dan ii mau tidak mau terdiri dari sem"r Eut-"itu" at"""riran jang telah ditindas oleh kolo' nialisnre, ;Jifi-"ti".n mana dew-asa i:li le'biih dikenal deng1n nama afrfr-Nasi,ffi, iakni persatuannja antara aliran Nasio- narlis Agarna dan I(omunis.-(Tft$f; brld pokok Indoktrinasi, hala^man 384). d. Illembangun Ilunila Kemha,li. (Pi,eialo^!J.M. Presiden didepan*. ilirnslrn-"u-"* eee pada tanggal 30 September 1960' ........Bagr kemi bangsa Indonesia, demokrasi mengandung tiga unsur jang Pokok 36
  • 30. Demokrasi mengandu,ng pertama-tama prinsip jang kami sebut Mufalfut, j'akni: kebuliatan pendatrlat, Kedua, ,demokr:asi me- ngandung prinsip Perwakilan. Achirnja demokrasi menga,ndung, bagi kami prinsip Musjawarah. Ja, demokrasi fndonesia mengandung ketiga prinsip itu, jakni muf'akat, perwakilan dan musjawarah antara wakil-wakil. (Penerbitan Chusus 145. Departemen Penerangan RI, hal. 36). .Satu-satunja tjara bagi organisasi ini untuk dapat mendjalankan fungsinja setjara memuaskan, ialah dengan djalan mufakat jang diperoleh dalam musj'awarah. Musjawarah harus dilakukan sedernikian rupa, sehingga ticlak ada saingan antara pend,a;pat-pendapat iang bertentanstnr tidak ada resolusi-resolusi dan reso,lusi-resolusi balasan, tidak ada pemihakan-pemihakan melainkan hanja usaha _ jang teguh untuk mentjari dasar umum dalam memetjah-ka,n sesuatu masalah. Dar,i Musjawarah, sematjam ini timbullah p_ermufa- katan, suatu kebulaian pendapat, jang lebih kuat daripada suatu resolusi jattg dipaksakan melalui djumlah majoritet, suatu resolusi itttg m-ungkin tidak disukai oleh minoritet. (Penerbitan Chusus 145, Departemen Penerangan halaman 37). e. Untuk Kemerdekaan I)an Keadilan. (Pidato PJM Presiden di Los ,Angeles 21 APri'l 1961). Penkenankanlah saja menerangkan baJowa Dermokrasi kami dan ekonomi kami tidak dipimpin oleh Sukarno. Ia dipimpin oleh Pantja Sil,la ideologinja dipimpin oleh PantF Sila dan tjara' tjara bekerdjanja djuga dipimpin oleh Pantja Sila. f. Re-So-Pim. (Pidato PJM Presiden pada tanggal L7 Agustus 1961). 1. Ja, tind.iau kembali sistim itu. Dan menggantinja dengan satu sirstim jang lebih sesuai dengan kepribadian bangsa kita, lebih memberi kepimpinan kearah tudjuan iang satu itu, jaitu masjarakat keadilan sosial. Berilah hangsa kita demokrasi j'ang tidak liar. Beni,lah hangsa kita satu demokrasi gotong rojong jang tidak djegal-djegalan. Berilah bangsa kita satu demokrasi "met leiderschap" kearah keadilan sosial. (Penerbitan Prapantja Djakarta, halaman 491). 2. . Dan Demokrasi kita jans begini ini adalah satu unsur utama daripada Ordening baru! Demokrasi kita bukan Majoritet melawan Minoritet. Bukan oposrirsi melawan jang berkuasa, bukanpun jang berkuasa melawan oposisi. Bukan madjikan melawan buruh, dan madjikan me,lawan tant, bukan golongan politici melawan golongan karya. Bukan golongan Angkatan Bersendjata melawan Rakjat ! Bukan ! Demokrasi kita bukan medan pertempuran antara et7 eJl
  • 31. -) .). opponent-opponent satu sama lain, medan hanta,m-hantaman antara antagonismen, medan untuk merebut kekuasaa,n oleh satu golongan terhadap golongan jang lain. Dernokrasi kita tidak lain tidak bukan ialah mentjari sintese, mentjari akumulasi fikiran dan tenaga untuk rne'laksanakan Amanat Penderitaan Rakjat. (Penerbitan Prapantja hala' man 506). . Maka djikal,au demikian kegiatan politik d?" keamanan po,Iitik, aSitatau demikian Demokrasi Terpimpin, maka Dem,6krasi Terpimpin kita itu tegas njata mgmgqljat dua unsur: unsur "Demokrasi", dan unsur "Terpimpin". Kita tiAafr boleh hanjia melihat satu unsur sadja, jaitu Demokrasi tok atau terpimPin tok. Kedua-dua unsur itu adalah dua unsur jang- tak terpisah- pisahkan, dua unsur iang bergandeng-an mutlak satu sama iain, dua unsur loro-l6roiing itunggat. Demokrasi tok bisa ttS"tbwutrg kel,ibena,lisme, terpirnpin lot< Uisa menjeleweng ke- diktatur facis. Demokrasi terpimpin "loro-loroning-atunggai",. berartri: ada demokrasinja dan-ada terpimpinnia,- qd1 t-erpimpinnja dan ada demokiasinja, oleh kareni ia-adalah demokrasi pqt"5- sana dari pada APR, jaitu Amanat Penderitaan Rakjat..Ia harus dihdrmonisir ddngan APR, ia adatah satu bagian mutlak, satu integrerend deel dani'pada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Diika tidak, dia akan kehilangan dasar, kehila_ngan tudjuan. Demokrasi terpimp(n, karena itu, harus pula ditqdj'gan untuk melindpngi 'dan menambah hak-hak bagi si Rakiat, si Djelata, si'Mirhaen, si Murbar si, T?oi, si Proletar. Ber' samian dengan itu, dia harus ditudjukan pula untuk me- ngurangi atau menghapuskan hak-hak jan6 berlebih-'lebihan dlripada kaki-tangan-kaki-tangan imperiaUs dan kaum kontra-revo,lusioner, kaum anti progresif dan kaum peng- hisap Rakjat. Pantja Sila adalah aiat pemersatu! Pantja Sila bukan alat pemetjah-belah! Dengan P'antja Sila, kita djuga memper- satukan tiga aliran besar jang bernama Nasakom itu. Djadi djanganlah mempergunakan Pantja Sila untuk mengadtt- dombakan antara kita dengan liita. Dengan mempergunakan Pantja Sila untuk memetjah- belah Nasakom, mempertentangkan kaum nasionalis dengan kaum agama, kaum agama dengan kaum komunis, kaum nasionalis d.engan kaum komunris. Siapa jang main-main dengan Pantja Sila untuk maksud-maksud pengadu-dom- baan itu, ia ada.lah orang jang sarna sekali tak mengerti Pantja Sila, atau orang jang durhaka kepada Pantja Sila, atau orang jang.. ... . . . kepalanja sinti'ng ! lFl 4.
  • 32. 1. UI. Ketetapan MPRS BI No. I (MPRS) '60. (MPRS dan Departemen Penerangan). Demokrasi Terpimpin adalah Demokrasi Indonesia asli dari zaman Purbakala, Demokrasi Terpirmpin adalah Demokrasi kekeluargaan, tanpa anarchinja libenalisme dan tanpa autokra- sinja diktatur (halaman 52). Dasar Demokrasi Terpimpin telah didjanrrin dan tersusun pada garis-garis besarnja dalam UUD '45 jang kini berlaku lagi. (halaman 109). Demokrasi Terp,impin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pembentukan Masjarakat jang makrn-ur, iang lepas daripada tindasan imperialisme dan kolonialisrne berupa apapun (hala- man 114). Idee Demokrasi Terpimpiin hendaknja selekas mungkin direa- lisir. Idee tersebut adalah satu djalan guna mentjegah penjalah gunaan jang harus terus-meneriusi dan djalan jang dapat meqje- lamatkan keadaan untuk selekas-lekasnja menudju ketjita-tjita rakjat sebagai telah diamanatkan pada Proklamasil 17 Agus- tus 1945. Indonesia be,rlainan ideologinja dengan RRT (Indonesia Pantja, Sila, RRT Komunis) (halaman 140), dan unsur "Teropimpin". Kita fitlak boteh lihat safu unsur sadjq,, jaitu Demokrasi tok atau Terpimpin tok. Kedua-dua unsur iiitu adalah dua unsur jang tak terpisah-pisahl<an dua unsur jang bergandengan _mut- lak satu sama lain, dua unsur loro-loroning-atunggal. De,mokrasi tak bisa menjeleweng kc liberali,sme. Tenpimprin tak bisa me- njeleweng ke diktatur facis (halaman 507). BAB II. DEMOKEASI TERPIMPtrN. $ 1. Pengertian l)asar. Tjukup djelas. $ 2. Aza's. Tjukup djelas. $ 3. Tudjuan. t1) Pantja Sila sebagai Dasar Negara merupakan pula alat pemer- satu, jang memberi ara,h, dan berada diatas segala pahanr golongan dan perorangan. Persamaan dalam tudjuan jang ter- tinggi sepe,rti ini, akan dapat mengatasi tudjuan go,longan ataupun d,ari perorangan. $ 4. Fungsi. . Tjukup djelas. .) 3. 4. 39
  • 33. r" $ 5. Tjiri-tjiri chas. - Tjukup djelas. rl a I : l*i, BAB III. PR,INSIP.PRINSIP MUSJAWAR,AII UNTUK MUFAKAT S 1. Pengertian l)asar. - Tjukup djelas. $ 2. Asas Musjawarah untuk Mufakat. (1) Untuk dapat mengenalr/menimbang saran ola.ng IPt.. supaja dapat melihat darimerasakan hal-hal seperti i.u"q ia.,lihat dan raiakan, pimpinan dan peserta harus -men8:rnsj-afi/rnengenal akan Oii.iii,a *sendiri setiara djudj-ur, bi]a _kepribadian kita masirng-maling kita kenil denfan-baik dan benar-benar sesuai denga.il dasaildasar Negara kita, maka akan mudahlah kita bertlukar rasa dan tenfgang-menenggang denga-n o'rang- lain. Hanja orang-orang iani-dapat mqg_eljafrka_n . sebagian besar' dari" pertenTangari-pertentangan didal-am dirinja akan dapat lebih baik bertimbang rasia dengan orang lain' t2) Jang drinnalsud dengan persatuan dan bukan pertentangan denfian para pesert-a a,Aafan bekerdja setjarta g_olong-r-olong j"ttf meighasiikan bua,h trnkiran bensarna bukan oleh perdebat- io t"r peljiasatan iang diaehiri oleh pengaduan kekuatan dan pertrritungan suara pro dan kontra. Fimplnan permusjawaratan mengusahl1,u-tt agar_ musjawarah aapit menghasilk"an mufakat i*S bidjaksana dan membawa *nit.t keputusa4 iang diterima hengan dukungan iang bulat. (3) Adalah mendjadi tanggung djawab pimpinan, bahwa sebelum p"rmusS,awarit n/periiv"akil"an -dimulai,, qrara peserta setjara luas tjukup dibeni tahukan terlebih dahulu' (4) Musjawarah untuk Mufakat pada hakekatnja, adalah mentja- pai dukungan-dukungan iang bulat. $ 3. Peserta Musjawarah. Jang dimaksud dengan "lain-lain unsur masj.arakat" terutama adalah itusatt-utusan/wakil-waki,1 daerah, seperti iang tertjantum dalam pasal 2 ajat (1) UUD RI '45. $ 4. Mufa,kat. Walaupun perdebatan tidak dikehendaki, tetap'i diskusi .dian- djurkan se6agaf suatu tjara untuk mendekatkan pendapat, sehingga mentjapai Mufakat dalam Musjawarah. Hubungan-hubungan iang ada antara kelompok-kelompok jang bercliskusi akan dup$ mern- pertinggr saling p-engertian lang makin mempertjep?t - Muf3,kat. Mufakat harus-dri,lerima oleh-paia peserta dengan segala lieichla,sail tanpa ada perasaan "tdfpaksa unfirk rnufakat". 40
  • 34. kat, pun 1. , $ 5. Pimpinan Musjawarah. Apabila didalam sesuatu permusjawaratan tidak didapat mufa- maka musjawarah mengambil kebidjaksanaan dengan menem- Persoalan itu ditangguhkan pembitjaraannja. Persoalan itu diserahkan pada P,impinan untuk mengamb,il kebidjaksanaan dengan memperhatikan pendapat-pendapat jang bertentangan. BAB IV. PENERAPAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN MUSJAWA. RAH UNTUK MUFAKAT. S 1. ajat (1) sub g.: jang dimaksudkan dengan Mahkamatt Agung ialah Mahkamah Agung dalam fungsinja melal<samakan pengadilan. (Ui:tvoering van de rechtspraak). $ 2. Pedoman Pelaksanaan. ajat (2), (3) dan (4). D'irdalam permusjaw aratan/ perwahilan lembaga-lembaga legis. latip dan Lembaga-le,mbaga kemasjarakatan, peranan utama didalam mengambil suatu keputusan/mufakat, adalah para peserta, termasuk pimpinan; ilan pimpinan dalam hal ini menggunaan kebidjaks,anaannja untuk mernbantu agar para peserta mentjapai mufakat. Sedangkan didalam permusjawaratan/perwakri,lan lembaga' lemhaga eksekutip adalatr pimpinan iang mempunjai tanggung- djawa;b dan wewenang terachir. $ 3. Permusjawaratan antar lembaga. - Tjukup djelas. $ 4. Sanksi. : - Tjukup djelas. BAB V. KETENTUAII PENUTUP. (1) Jang dimaksud dengan Peraturan Pelaksanaan, adalah Kepu- tusan Madjeli,s Permusjrawaratan Rakjat Sementara. (2) - Tjukup djelas. 41
  • 35. RANTJANGAN KEPUTUSAN MADJEI,IS PEB,MUSIAWARATAIY RAKJAT SEMENTARA REPUBI,IK INDONESIA No.: ./MPRS/'64. tentang PEBATUR,AN TATA TERTIB MAI}JELIS PEBMUSJAWARATAN RAKJAT SEMNNTARA Mernimbang : Bahwa dalam melaksanakan tugas kewadjiban Madielis. Per- musjawaratan Rakjat Sementara merierlukan Peraturan Tata-tertib juttg mengatur kegiatan-kegiatannja; iVlengingat : L. Dekrit Presiden 5 Djuli 1959 i ' 2. Undang-undang Dasar pasal 1, 2 dan 3; 3. Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 pasal 7; 4. Peraturan Presiden No. 12 tahun 1960; _ 5. Ketetapan MPRS No. I/MPRq/1960, IIA{PRS/1960, IIIIMPRS/1963 dan IVIMPRS/1963 ; 6. Keputusan Presiden No. 124 tahun 1961-sehubungan dengan Keputusan Presiden No. 125 tahun 1961. frIendengar : Musjawarah'Paripurna ke ... Si,dang Madjelis Permusjawaratan p"akjat Sementara ke .., pada tanggal .......:. di Bandung. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PER,ATURAN TATA TERTIB MADJELIS PDR,MUSJAWAR,ATAN BAKJAT SEMENTABA. B A'B I. KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam peraturan ini jang dimaksud dengan : (1) Presiden Republik Indonesia jang selandjutnja disebut Presiden, ialatr Presiden Sukarno seurnur hidup/Pem'impin Besar Revo- lusi; (2) Madjelis Permusjawanatram Rakjat Sementara iang - selandjut- nja disebut MPRS, ialah suatu Madjelis iang ditetapkan berda- 42
  • 36. F sarkan Penetapan Presiden No. 2 tahun 1959 tanggal 22 DjuLi 1959. (3) Badan Pembantu Pimpinan MPRS jattg selandjutnja disebut BPP-MPRS, ialah suatu badan j-r-g membantu Pimpinan MPRS dalam melakukan tugasnja. (4) Badan Pembantu Musjawarah MPRS jang selan-djutnja disebut BAPEMUS-MPRS, ialah suatu badan jang membantu Pimpinan MPRS selama masa sida.ng MPRS. (5) Badan Pembantu IJrusan Rumah Tangga MPRS jang selandjut- nja disebut BAPURTA-MPRS, ialah suatu badan iang memban- tu Fi,mpinan MPRS dalam urusan Kerumah'tanggaan I{PRS. (6) Panitia Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Daerah Tinglcat I, jang selandjutnja disebut Panitia MPRS Daerah Tinggat I, ialah suatu Badan jang dibentuk ditiap-tiap Daerah Tingkat I dan bertugas mernbantu Pimpinan MPRS dala,m me- ngikuti pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS didaerah- daerah tingkat I. BAB II. HAK DAN KEWADJIBAN MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTABA. Pasal 2. MPRS Republrik Indonesia berhak dan berkewadjiban : (1) Menetapkan garis-garis besar Haluan Negara dan pedornan' pedoman pelaksanaannja ; (2) Menetapkan garis-garis besar Haluan Pembangunan dan .garis- garis bbsar Pola Pernbangunan Nasional Sernesta Berentjana; (3) Meneta.pkan Presiden sebagai Mandataris MPRS untuk melak- sanakan Ketetapan-ketetapan MPRS seperti jang d,imaksud ajat (1) dan (2) pasal 1. (4) Mengikuti periaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS sebagai bantuannja kepada Mandataris MPRS; (5) Meneri,ma, Inempertimbangkan dan menetapkan ichtisar tahun- "r1 p1'e,sidenrMandataris MPRS tentang perkembangan pelak- sanaan l{etetapan MPRS sepertri diatur dalam Keputusan Presiden No. 124 tahun 1960. BAB III. PIMPINAN DAN ANGGOTA MADJELIS PEBMUSJAWARATAN B,AKJAT SEMEI{TAR,A BAGIAN PERTAMA. TENTANG PIMPINAN. Pasal 3. (1) Pimpinan MPRS terdiri atas seorang Ketua dan 4 (empat) orang Wakil Ketua jang mewakili golongan-golongan Musjawa- rah dan merupakan kesatuan Pimpinan kolektip. 43
  • 37. (2) Ketua dan para wakil Ketua MPRS merangkap sebagai Anggota MPRS. (3) Pimpinan MPRS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 4. (4) Pimpinan MPRS bertugas-kewadjiban : a. mewakili dan memrirrpu.* MPRS; b. mengikuti pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS; c. menetapkan tugas dan pembagian kerdja antara-Ketua dan para Wakil Ketua; d. mengatur pekerdjaan MPRS; e. menarnpung dan mengolah sumbangan-sumbangan fikiran d,an pendapat jang kreatip/konstruktip dari pada Anggota MPRS baik dird,alam maupun diluar musjaqra""lt' f. mempersiapkan, memirnpin musjawarah MPRS dan rnendja- ga ketertiban dalam 'musjawarah dengan melaksanakan asas-asas Demokrasi Terpimpin jang berintikan musjawa- rah untuk mufakat; g. menjimpulkan persoalan jang akan dimufakati dan menjam- paika^n hasil musjawarah MPRS kepada Presiden/Mandata- ris MPRS. (2) Apabila Ketua berhala.ngan, m,a,k'a kewadjibannja dilakukan 'oleh seo'rang Wakil Ketua jang ditundjuk oleh Ketua MPRS; (3) Apabila Ketua dan Wakil Ketua semua berhalangan, maka untuk memimpur- musjawarah, mereka diwaki,li oleh Anggota jang tertua usiranja. (4) Ketentuan-ketentuan pada aj,at (3) berlaku djuga, apabila Ketua dan para Wakil Ketua meletakkan djabatannja atau me- ninggal dunia. (5) Apabila djabatan Ketua dan para Wakil Ketua mendjadi Iowong, maka MPRS setjepat-tjepatnja memberitahukan hal itu kepada Fresiden untuk segera diadakan pengisiannja. BAGIAN KEDUA. TENTANG ANGGOTA Pasal 5. Anggota MPRS diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pasal 6. (1) Sebelum memangku djabatannja, Anggcta MPRS mengangkat sumpah (djandji) dihadapan Kepala Negara atau Ketua MPRS jang dikuasakannja untuk itu oleh Presiden. (2) Sumpah (djandji) diutjapkan menurut rumusan seperti ter- tjantum dalam Penritapan Presiden No. 2/1959 pasal 4.
  • 38. BAB IV. BADAN.BADAN KDLENGKAPAII MADJELIS PER. MUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA BAGIAN PERTAIWA. TENTANG BADAN KELENGKAPAN Pasal 7. Badan-badan kelengkapan NIPRS ter.'diri atas : a. Badan Pembantu Pimpinan MPRS (BPP-MPRS). b. Badan Pembantu Musjawarah ivIPRS (BAPEMUS-MPRS). c. Badan Pemrbantu Urusan Rumah Tangga MPRS (BAPUR- TA-MPRS). d. Panritia MPRS Daerah Tingkat I. e. Komisi MPRS. f. Panitia Ad-Hoc MPRS. g. Sekertariat MPRS. BAGIAN KEDUA. . TEIITANG BADAN PEMBANTU PIMPINAN MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA Pasal 8. {1) BPP-MPRS terdiri atas sebanjak-banjaknja 30 (tigapuluh) orang Anggota dan golongan musjawarah MPRS jang ditetap- kan dan diberhentikan oleh Pimpinan MPRS. (2) BPP-MPRS berkewadjiban : a. memberri,kan pertirmb'angan dan membantu Pimpinan MPRS dalam melakukan tugasnja, baik elirninta ataupun tidak. b. membantu Pimpinan MPRS dalam mengikuti pelaksanaan Ketetapan-ketetapan MPRS. c. membantu Pimpinan MPRS menerima dralam mengolah laporan-laporan berkala daripada Panitia MPRS Daerah Ilingkat I tentang pelaksan'aan Ketetapan-ketetapan MPRS. (3) Susunan dan tata-kerdja BPP-MPRS ditetapkan o,leh Pimpinan MPRS. BAGIAN KETIGA. TENTA}IG BADAN PEMBANTU MUS.IAWARAH MADJELIS PEBIYIUSJAWABATAN RAKJAT SEMENTARA. Pasal 9. (1) Selama rnasa sidang MPRS dibentuk BAPEMUS-MPRS, jang terdiri atas wakil-walcil gol,'ongan-golongan musjawaratr dalam MPRS, jang ditetapkan dan diberhentikan oleh Pimpinan MPRS. 45
  • 39. (2) BAPEMUS-MPRS berkewadiirban : a. memberikan pertimbangan dan mgmlantu Pimpinan MPRS dalam meta*ritan tugasnja, baik dimi11+a ataupun tidak. b. membantu Pimpinan MPRS melantjarkan segala Musjawa' rah untuk mentjaPai mufakat. (3) Susunan dan tata-kerdja BAPEMUS-MPRS ditetapkan oleh Pimpinan MPRS. BAGIAN KEEMPAT. TENTANG BADAN PEMBANTU URUSAN RUMAH TANGGA MADJDLIS PER,MUSJAWARATA.N RAKJAT SEMENTABA. Pasal 10. (1) BAPURTA-MPRS terdri,ri atas Ketur MPRS sebagai Ketua me- rangkap Lnggoti para Wakil Ketua dan.para Anggota MPRS J."E rnentie?ilinfiin gotonga+-golglgan mus_jawarah, jang di- tetipkan a-an aiUerhentikan oleh Pimpinan MPRS. (2) BAPIJRTA-MPRS berkewadjiban a. memla,ntu Pimpinan MPRS untuk melantjarkan segala urusan kerunrrah--fanggaan MPRS' b. mem,beri pertimbangan kepada Pimpinan MPRS dalam p."g""iiLri,", dan pJmberldntian peg?Tai-pegawai Sekerta- riat MPhS golongair E/Ifi keatas, -apafla diminta oleh Pim- pinan. , (3) Susunan dan tata kerdja BAPURTA-MPRS ditetapkan oleh Pi,mpinan MPRS. BAGIAN KETIMA TENTANG PANITIA MADJEI,IS PER,MUSJAWAR,ATAII : RAKJAI SEMENTAR,A DAERATI TINGKAT I Pasai 11' (1) pani,tia MPRS Daerah Tingkat I Jibentuk ditiap-tiap Daerah Tingkat I. (2) Panitia MPRS Daerah Tingkat I bertugas membantu Pimpinan MPRS dalam mengikuti pelaksanaan ketetapan-ketetapan MPRS didaerah-daerah. (3) Susuna^n dan tata-ker'dja Panitia MPRS Daerah Tingkat I , diatur dengan Keputusan Pimtrnrnan MPRS dengan memperhati- kan kemaifaatq{l- penempatan Anggota-anggota Musiawarah MPRS. 4g
  • 40. BAGIAN KEENAM. TENTAIYG KOMISI MAD.IELIS PERMUSJAWARATA.N 'I RAKJAT SEMENTARA. Pasal 72. .-. (1) MPRS mermbentuk Komisi-komisi-MPRs sesuai d.engan atjara pekerdjaannja. (2') Komisi-MPRS dapat membentuk sub-komisi-IIpRs menurut keperluan. Pasal 13. (1) Komisi-MPRS bertugas memusjawarahkan untuk rnend;apatkan mufakat tentang sesuatu soal jang mendjadi atjara pekerdjaan- nja daq/atau menurut keputusan Fimpinan MPRS. (2) Komisi-komisi-MPRS menr,berikan pertanggungan djawab ke- pada Pimpinan MPRS tentang hrasil pekerdjaannja masing- masing. Pasai L4. sesuai {gngan bidang-birdang dalam Ketetapan-ketetapan MpRS No. r dan IrIMPRS /7960 selama waktu Musjawarah paripurna UPRS dapat dibentuk : Komisi-MPRS Haluan Negara. Komisi-MPRS Pembangunan A (Bidahg Mental/Agama/Ke- rochanian/Penelitian) . Komisi-MPRS Pembangunan B (Bidang Kesedja,hteraan). Komisi-MPRS Pembangunan c (Bidang Pemerrintahan dan Keanaanan Pertahanan) . Komisi-MPRS Pembangunan D (Bid"ang Produksi). Komisi-MPRS Pe,mbangunan E (Bidang Distribusi dan Perhu- bungan). Komisi MPRS Pembangunan F (Bidang Keuangan dan Pembia- iaan). Komisi-komisi-MPRS lain menurut keperluan. BAGIAN KETUDJUH. TENTANG PIMPINAN D^A,N ANGGOTA KOMISI MA.DJELIS PERMUSJAWABATAN RAKJAT SEMENTARA Pasal 15. (1) Komisi-MPRS.dri,pimpin oleh seorang Ketua dan beberapa orang Wakil Ketua jalg merupakan pimpinan kolektrip diangkat dan diberhentikan o,leh pimprnan MPRS seterah meidengai gApn- MUS.MPRS. (2) Komisi-MPRS dibantu oleh Panitera dari sekertariat MpRs. (3) Penrbitjaraan dalam Komrirsi-MpRs disusun dalam suatu risa- lah. 47
  • 41. Pasal 16. (1) Laporan Komisi-MPRS disusun oleh Pimpinan Ko'rl.rr'isi-MPRs dengan bantuan Panitera. (2) Dengan mendengar saran-saran Anggota. j-u".q bersangkutan, -/ f"p":r"" Komisi-MPRS disusun tanpa- menj,ebutkan nama-narna p.i*f iti*"", - "utuUf, ditanda-talgam- oleh, Kgtua dan p-anaWakil Ketua XomisiUPRS disampaiilian kepaclar Pimpinan MPRS' Pasal f7. (1) Semua Anggota MPRS ketjuali E"-lPiun para Wakil Ketua harus men"dfiadi Anggota Komisi-MPRS' (z) Susunan aai o;umhrt ,t oggota Komisi-MPRS ditetapkan oleh Pimp,inan MPRS. (3) Penetiapan Anggota-anggota dalam Komisi-MPRs seperti di- maksud duiln h x fti pasal in.^i tlilakukan oleh pimpiinan MpRS, O""i*" *""*p."ttutif.t" keinginan para Anggota-anggota jang bersangkutan. (4) Anggota sesuatu Ko,misi-MPRS tidak dapat merangkap men- -/ djr,ffi A"g;;l; Komisi:I4FRS lain, tetipi, boleh. mengikubi riJang-si6;g komisi-MPRs lainnja sebagai penindjau. (5) Ketua dan pira wakil Ketua MpRs dapat menghadiq dal turut serta dalail- p*"*o.iawaratan semua mus-iawarah komrisi- komisi-MPRS dan sub-sut--Xl*i*i-frnpns dntuk melakukan tugas koordinasi. BAGIAN KEDELAPAN. TENTANG PAIIITIA AD HOC MADJELIS PEB1VIUSJAWARATAN 'RAKJAT SEMENTARA Pasa1 18. (1) Pani,tia Ad HoclMPRS dapat dibentuk .oleh _q!!Fwarah, Pari- -/ d;;; MPRS-"ii* or"rr n.fottts-an Pimpinan MPFS iang ter'diri ^rt"* ,tngg;t":;;g;h UpnS dengan dj'umlah dan susunannja dritentukai menu-fr.t kePerluan. (2) Panitia Ad ItroclMPRS -melaksanakan suatu !"g".. chusus dan -/ *"":irpt*t "uttii"rtgan perumusan dalam waktu j'ang ditentu- kan. (3) Hasil kerdja Panitia Ad Hoc/MPRS d,isampaikan kepada Pim- pinan MPRS. BAGIAN KESEMBILAN. TENTAIYG SEKER,TAR,IAT MADJELIS PERMUSJAW.{'BATAN 'R,AKJAT SEMENTARA. Pasal 19. (1) Sekertariat MPRS dl.pimpin oleh seorang Sekertaris Umum di- bantu oleh beberapa orang Sekertaris' 48
  • 42. l2l Sekertariat bertugas : a. mernbantu Ketua dan Pimpinan MPRS dalam mel.akukan tugasnja. b. kewadjiban Sekertaris Umum kan lebih landjut da,larn suatu tariat MPRS jang ditetapkan BAB V. MUSJAWAR,AH MADJELIS PER,MUSJAWAR,ATAN RAKJAT SEMENTAB,A BAGIAN PERTAMA. TENTANG DJENIS DAN SIFAT MUSJAWARAH Pasai 24. Dalam Sidang MPRS terd,apat 10 (sepuluh) djenis Musjawarah: a. Musjawarah Paripurna MPRS. b. Musjawarah Pimpinan MPRS. c. Musjawarah BPP-MPRS. d. Musjawarah BAPEMUS-MPRS. e. Musjawarah BAP|URTA-MPRS. f. Musjawarah Panitia MPRS Daerah Tingkat I. g. Musjawarah Ko,misi-MPRS il. Musjawarah Panitia Ad Hoe MPRS. ' i. Musjawarah Gabungan MPRS. j. Musjarvarah Golongan MPRS. Pasa} 21. (1) Musjawarah-musjawarah seperti dimaksud dalam p_asal 2A diadakan atas Keputusan Pimpinan Musj:awa.rah jang bersang- kutan dengan mengingat petundjuk-petundjuk darLi Pimpinan MPRS. (2) Pimpinan Musjawarah jang bersangkutan men_gumumkan Ke- - putusan Prmpinan MPRS tentang sifat daripada musjawara.h" BAGIAN KEDUA. TENTANG PEESIAPAN MUSJAWARAH Pasal 22. Agar musJawarah dapat berdjatan lantjar clan dapat diharap' kan m6ntjapai-mufakat jang bidjaksana, maka : a. Musjawar.ah harus dipersiapkan 9.ebaiklbai"lpi*'. -termasuk penj-ediaan f asilitas-f asilitas -jang di,perlukan bagi kelantjar- an musJawarah. b. mengadakan penelaahan pendahuluan_ terhadap jang heldak diadjukan kedalam musjawar,ah dan bahan-,bahan rnusjawa- rah harus telah tersedia di boks MPRS untuk para Anggota; dala,m keadaan biasa selamba.t-lambatnja 7 (tudjuh hari dan da-n para Sekertaris ditentu- Ped.oman Tata-Kerdja Seker- oleh Pimpinan MPRS. v /v,^ - 4. 49
  • 43. dalam keadaan lain selarnbat-Iambatnja 2 x 24 (duapululr empat) djam sebelum musjawarah jang bersangkutan di- mulai. Pasal 23. (1) Musjawarah untuk mufakat, bersendikan kepada kesadaran dan rasa tanggung-djawa.b dari Pimpinan dan peserta untuk meng- hadiri musjawarah. (2 Sebelum menghadiri musjawarah setiap Anggota menaru.la tangani drftar hadir. (3) Dj,ika menurut pendapat pimpinan musjawarah ken-adiran para Airggota belum-atau liaat mentjerminkan golongan-go'longari muEjawarah iang diperlukan, maka .pimpinan-.Jnupjg.warah aapdt menundl niusjawarah sampai waktu iang ditentukan. (4) Setelah masa penundaan musjawarah seperti dimaksud' dalam ajat (3) pasal-ini beraghir, maka pimpinan musj'awarah mem- buka musjawarah kembali. BAGIANXEEMPAT. TENTANG TATA MUSJAWAEAH Pasal 24. (1) Pimpinan MrPRS membentuh gololg._an-golongan rnusjawareir j*ttg mentjerminhan golcngan -poqti!, golongan. 11arYP serta iv"tiit Daer'"ah guna melantjart<an dSatannja musjrawarah Pari- purna. (2) Djumlah dan nama golongan-golongan musjawarah ditentuka'r PimPinan YPR*' Pasal 25. (1) Musjawarah dilakukan berdasarkan gotong-rojong- dengan . sikap saling memberi dan meneri,ma dalarn suasana kekelura,r- g**ti tolera--nsi, timbang-rasa dan tenggang-mene,nggang antara segenap peserta musjawarah. (2) Pangkal bertolak'dalam tiap Musjawarah adalah ap,riori persa- tuan dan bukan pertentangan antara para peserta' (3) Musjawarah untuk mufakat bersendikan kepadia kesadar'an dan rasa tanggung djawab dari Fimpinau dan peserta untuk meng- hadiri musiawaiah, dan oleh sebab itu musjawarah untuk mufakat tidak tenikat kepada batas djumlah anggota jang hadir. (4) Didalam musjawarnh para Anggota rnendapat kesempatan i?tg wadjar untuk menge'rnukarlian pendapat dan pikirannja dalam batas waktu keselamatan Negara dan Revolusi, kepentingan gungan djiwab kepada Tuhan, serta menginsjafi _akan kedu- dukannja-sebagai-plat Revolusi jang sedang berdjuang guna j mengemban Amanat Penderitaan Rakjat. 50
  • 44. (1) 2) (l ) t2l (1) tzt (1) (2) (3) BAGIAN KELIMA" TENTANG KEPUTUSAN MUSJAWARAH Pasal 26. Setelah dipandang tjukup cl.iberikan kesetnpa,tan kepada lrlrt'lt Anggota untuk mengemukakan pendapat, sarau elan telah di-, pandang t;ukup diterima sulnbangan pendapat dan fiiriran bagi penjelesaian masalah jang sedang dimusjawarahkan, maka pimpinan mengusahakan agar musjawarah segera dapat meng- hasilkan mufakat jang bidjaksana. Untuk mentjapai seperti dimaksud oleh ajat (1) pasal ini, maka Pimpinan ataupun Panitia .iang diberi tugas untuk itu, wadjib menjiapkar'' rantjangan keputusan jan_g mentjermitrkan kebu- latan pendapat untuk di,sjahkan oleh Musjawarah. Pasal 27. Apabila dici.alam suatu permusjaw_araqarl- !t{u_L didapat -mttfa- kdt, makpr musjawarah mengambil kebidjaksanaan dengan menempuh djalan : Persoalan itu ditangguhkan pembitjaraa::nja" Persoalan itu diserahkan pada Pimp,inan untuk mengambil. kc'- bidjaksanaan dengan memperhatikan pendapat-pendapat jang bertentangan. . : Pasal 28. Keputusan MPRS daPat berbentuk : . a. Ketetapan MPRS, lr. Resolusi MPRS. c" Keputusa.n MPRS. Keputusa.n Pimpinan MPRS dapat be-rbentuk : a. Keputusan PimPinan MFRS. b. Inslruksi Pimpinan MPRS. BAGIAN KEENAM. TENTANG,IYIUSJAWABAH PAR,IPURNA MADJELIS PERMUSJAWARATAI$ RAKJAT SEMENTARA I Pasal 29- Musjawarah Paripurna MPRS rliadakan atas keputusan Pim- pinan MPRS. Apabila dalam Musjawarah - Paripurna dif 15."q . nemqpdanqalt ffiil,1:umfan-p"mUiijara dan bitas waktunja dri'tetapkan oleh pimpinan MPRS. Pimpinan MPRS memberikan k_eputusan,apabila dalam' Musja- *""ift p*"ipurna ti,mbul perbedian pendapat mengenai suatu' ketentuan tata-tertib. 51
  • 45. BAGIAN KETUDJUH. TENTANG MUSJAWABAII PIMPINAN MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA Pasal 30. (1) Musjawarah Pimpinan MPRS dapat diadakan tiap kali diperlu- kan untuk membulatkan pendapat Pirnpinan MPRS terhadap sesuatu soal. (2) Musjawarah Pi,mpinan MPRS dapat diadakan antara para Anggota Pimpinan MPRS sendiri atau antara Pimpinan MPRS dengan BPP-MPRS atau dengan Pimpinan kornisi-MPRs atau Panitia MPRS Daerah Tingkat I. (3) Semua Musjawarah Pimpinan rIPRS adalah tertutup dan bersifat ratrasia. BAGIAN KEDELAPAN. TENTANG MU$IAWARAH KOMISI MADJELIS PEBMUSJAWARATAN R,AKJAT SEMENTABA Pasal 31. (1) Hasi,I Musjawarah Sub Komisi-MPRS disinkronisasikan dan di- simputkan mendjadi usul Komisi MPRS. (2) Usul Komisi-MPRS disampaikan kepada Pimpinan MPRS. (3) Semua rnusjawarah Komisi-MPRS adalah tertutup dan bersifat rahasia. BAGIAN KESEMBILAN. TENTANG MUS.TdWABAH PA]IITIA AD HOC MADJEI,IS PERMUSJAWABATAN RAK.IAT SEMENTAEA Pas,al 32. (1) Musjawarali Panitia Ad Hoc MPRS Musjawarah Paripurna MPRS atau MPRS. diadakan atas keputusan atas keputus,an Pimpinan (2) Hasil Musjawarah Panitia Ad Hoc MPRS disampaikan kepada Pimpinan MPRS untuk disahkan atau diadjukan datarn musjawarah Paripurna. BAGIAN KESEPULUH. TENTAI|IG RISALAII MUSJAWABAH Pasal 33. untuk setiap musjawarah dibuat risalah resmri, jakni : Laporan trrlisan tlup"t jllg gglqin memuat semua pengumunian dan pu*tt- dingan jang telah dilakukan dalam musjiwJrah, djuga ditjdntum. kan : !' 52
  • 46. a. atjara musjawarab.. b. nalna Anggota jang menanda tangani daftar hadir dan tidak hadir. c. niuna-nama para undangan (kalau.-ada). d. kesimpulan/keputusan musjawarah. Pasal 34. (1) Setelah musjawar:ah selesai maka Risalah Sementara selekas- lekasnja dikirimkan kepada Anggota musjawarah. (2) Dalam waktu jang telah ditentukar, p&nil, Anggota jang ber- sangkutan mendapat kesempatan untuk mengadakan koreksi dalam bagian Risalah tanpa meroba,h maksud semula. (3) Setelah djarigka waktu jang dimaksud pada ajat (2) pasal int liwat, maka - Risa'lah Sementara selekas-lekasnja ditetapkan mendjad'i Risalah Resmi. BAB VI. KETENTUAN PIINUTUP Pasal 35. t 1 ) Segala keg'iatan jang dilahukan o'leh MPRS maupun Badan' badan PelengkapnJa diumumkan kepada s6mua Anggota MPRS baik selarna sidalg maupun selama reses. Segala sesuatu jang belum diatur dalam Peraturan Tata'tertib MPRS ini, diserahkan kepada kebidjaksanaan Pimpinan MPRS. Apabila Feraturan Tata-tertib MPRS seperti jang dimaksud ajat {2) pasal ini tidak sesuai lagi dengan perkembangan Ee- adaan. m.aka. diadakan perohahan dan penjempurnaan seperlrr- nja. (4) Keputusan ini rnulai berlaku pada hari ditetapkannja. I3andung ... 19...... MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA REPIJBTIK INDONESIA KETUA,/WK. PERDANA MENTERI 1II, Wakil Ketua/Menko Wakil Ketua/Menko .. ) jane (2) {:i) ,. ) 53
  • 47. RAIITJANGAN PITNDJELASAN DAB,I PADA RANTJANGAN : PERATUR,AN TATA.TEBTIB MPRS Pasal 1 s1d Pasal 6 - tjukup djelas - Pasal 7. S[bi o. : oleh karena sub Komisi MFRS merupakan bagian dari Komisi MPRS, maka komisi MPRS tjukup menampung hal-hal keformilan- nja sebagai Badan keseluruhannja. 3"elf#iJ,H',j Pasal 10. . , .Jultg dimaksud dalam ?iat (2) sub a, termasuk pula untuk me- lantjarkan segala urllsan kesedjahteraan para anggbta MPRS. Pasal 11 sld Pasal 18 - tjukup djelas - : Pasal tg s/d pasal 22 - tjukup djelas -_ pasal 28. Dallm hal ini..jang -pegarrg.peranan penting, adalah pimpinan Permusjawaratan/rerwakita" Jl"g *urip"t "fr' SnSniUH-F;tmemimpin {an qengajo-nnri, Sang belMatak ddil, arif bidjakJana, "berl yihawa* jjakap, berkesanggupqp serta setia trepaaa u;A""tfidang ?3la" Negara dan Tudjuan Revolusi rndondsia dan tid"ak men- diktatori. Pasal 24. . It{.akpudnja ralah, supajl seluruh rakjat, seluruh golongan, seluruh daerah rqa? T"*p"gjai wakil dalam "MFns,- "*iii"#; Mens itu akan betul-betul dapat,dilanggap sebagai-pe"oii,l*a*ri?arrTat. Pasal 25 ajat (2). _ Jang dimaksud dengan dengan para peserta adalah men-ghasilkan buah pikiran penjiasatan Jang diaChiri oleh suara pro dan kontra.. -persatuan dan bukan perterr-tangan _bekerdja _ setj,ara gotong-rsjong jang bersama bukan oleh perdebatan -dan pengaduan kekuatan dan perhitungan - Pimpinan Fermusjarv_aratan mengusahakan agar musjawar,ah .d*p"l menghasil3n unufakat jang ,bidjaksan" a* membawa suatu keputusan jang diterimzudengln _iuara- bulat. 54
  • 48. Pasal 26 s/d Pasal 2? - tjukup djelas - Pasal 28. (1) Keputusan MPRS, adalah rnenjangkq[ seluruh rakjat Indonesia jang mengandung arti dan m,aksud jang luas. (2) Keputusan Pimpinan MFRS, ad.alah menja.ngkut kepada hal-hal jang tertentu sehingga mengand.ung arti dan maksud jans terbatas. Pasal 29 s/d Pasal 33 -- tjr-rkup djelas - Pasal 34. Kepada para anggauta jang tidak hadir dal,am musjawarah, diberikan kesempatan untuk segera rnenjampaikan usul-usul/saran- saranlpendapat-pendapat setjara tertulis kepada Pimpinal l{usjal warah-sebelumnja musjawariah diadakan, dengan rnaksud sebagai dukungan-dukungan agar musjawarah dapat berdjalan dengan lantjar. BAB V. Ketentuan Penutup. Pasal 35. (. - tjukup djelas - 55
  • 49. TAPORAN KEGI'ATAN PANITYA MPRS DASWATI I: NUSA TENGGARA TIMUR' ( Formuliet ' "Att ) Bulan : Maret. Triwulan : Pertama 1964. , 3. Uraian kegiatan setjara urutan' tanggal (rapat-rapat' penerangan. rrertemuano nenindjauan dan lain-Iain) Djum'at, 20 Maret 1964. Membitjarakan masaalah uembangunal dengan Sauilara Kepala PUT (J. Reinhart) dan Ang' gota BPH Sdr. Umar Bacljeili. Pelaksanaan ma' ijet fisebabkan soal keuangan, masaalah buruh dan bahan.bahan ramuan jang harus didatang' kan dari luar daerah. Sabtu, 21 Maret 1964. Mernbitjarakan masaalah pertanian dengan Ke' pala Pertanian dan anggota 'BPII Silr. Cape. Senht. 23 Mqret 1964. Menghadiri rapat Gubemur dengan Tjatur 'Iunggal dengan atiara: Kundjungan Survey KOTI 'ol)alam pertemuan ini baik Tjatur Tung' gal, kami dan semua Kepala Djawatano suraja kepada rombongan KOTI iliadjukan permin" taan m,ernperktrituskan: rembangunaq lapangan udara Penfoeio pelabuhan Tanouo air salurano djalan-tljalanldjembatano eleetrifieasi. Rabu, 25 Maret 7964. Menghadiri pertemuan jang diailakan oleh rom. bongan KOTI. Ditljelaskan maksud kundjungan itu kepada Pantja Tunggal dan para Kepala Djawatan, untuk negindjauan ehusus oroject: landaean udara, oelabuhan, air saluran, djalan/ djembatan, electrificasi Kamis, 26 Maret 7964. Turut serta dengan Team KOTI dalam meuin- djau objecten sebagaimana diterangkan diatas. Djum'at, 27 Maret 1964. Turut serta dengan Survey Team KOTI kepe- dalaman Timor menindjap djalan-djalan/djem- batan djembatan. Sqbtu, 28 Maret 1964. Menghadiri pertemuan perpisahan rombongan Survey Team KOTI dengan Pantja Tunggalo Kepala l)jawatan. Djam 13.00 Team KOTI meninggalkan Kuoang tliantar oleh Pantja Tunggal" Kepala Djawatan dan kami. Usul-usul / saran saran Kami minta perhatian KePala PUT untuk membangun,/rnem' perbaiki: landasan udara Pen' foei, djalan.djalan/tljernbatan, pelabuhan Tenou, air saluran, electrificasi. Sunaja memnergiat tanamalr pekarangan (erf berlanting) disamniug perbaikan/perluas' an perkebunan rakiat. Kami bitjarakan dengan Ba' pak Ketua Teamo Ksl. (U) TJOKROADISURJO uribadi, surraja dapat dibahas hasil nenindjauan ini nanti dengan PJM PIMPINAN KOTI su- naja nrojecten diberikan pe- rioritas ehusus. 4. t- 7. KuPang, 28 Maret 1964. KETUA PANITYA I{PRS DASS/ATT I NUSRATIM rtil. A.S. PELLO 56 Anggota No. 7718.
  • 50. IEHTISAR PERSOATAN INTERN. EXTERN PANITIA MPRS DT. I ''ATJEH" ITERN EXTERN I. Bidang Haluan Neguru. III. Biilang mental Agamai Kerachsniun /Penelitian,. Penggalian kebudajaan, belum ada dalam rrola projek, diha' rapkan supaja bisa dimasukkan clalam Pola Pembangunan Senresta Berentjana taharran I. 'faman Kebudajaan sudah diusahakan dengan subsidi dari Delartomen P.D.K. tapi terbengkalai. Tjagar Alam clan Taman Margaoatwa untuk melindungi rnintakan dikeluurhannja Peraturan Pengamanirn. U'niversitas Sjiah Kuala l)arusalam Banda Atjeh, bclum rdn Gedung Fakultas dan jang ada diusahakan l)aerah. Sekolah Tehnik Nlenengah, dan sekolah Tehnik masih ke' knrangan gedung clan alat-alat jang riempurna rrntuk rrl{:. narnbah lieachlian. III. Bidung Konrwikusi/Perhubungun. Kereta xpi, nrengalami kesulitan karena kekurangan locomotitr dan Lahrm-bahan lainnja seperti: ReI dan bantalan kaju jang diuergunakan sekarang, kaju jang bermutu rendah. IV. ISidang Kesedjahteruun. Pe.mbangunan Rumah Sakit ketjil belunr direalisir karetra tidak ada biaja. ' Rurnah Sakit Umum dan I'oliklinik masih belum mentjuhuni kebutuhan karena biaja jang direntjanakan untuk pemha. ngunannja tidak sesuai dengan kenailian harga dervasa ini. Pernbentukan Lembaga Sosial Desa, sudah dimulai sedjak tahun 19610 tetani matjet karena kekurangan biaja. V. Biclutg Pem,erintahun,f Keatttunutt. T'rutunigrasi, trenarnbahan pendutluk sebagai tenaga jang arnat dibutuhkan dalam lrerrrbangunan, rnengalauri kcsulitan karena: l. Titlak ada kertljasama antara instan'*i.irrstansi jang ber' sarrgkutan. 2, Titlak diikut sertaltan djawatan.djarvatan lainnja jang urerrr' punjai hubungan langsung dengan projek ini' 3. Tidak ada asimilasi dengan penduduk asli. Koperasi matjet karena kurang pengangkutan dan rengertian nedjabat-retljabat jang bersangkutan. VI. Biclang Industri. Pabrik semen? belum direalisir. Rchabilitasi dan Pemb(rngunatu Dok, agitr scgera direalisasikan. Djalun: tidak mendarrat hernadjuan karena kekuralgau biaja. Perbengkelon.' Bahan-bahan masih ada di Djakarta belurn di" angkut ke Atjeh karena tidak ada biaja. Perhubungan Armada untuk Pelajaran Pantai belum lantjar karena tidak adanja koordinasi antara instansi. Pembangunan Lalrangan'Ierbang guna Convair. Baru 4$l/o selesai, drrn sebagian daerah jang terlarang cligararr rakjat. Projek Pubrik Kertas Taltengon. Kesulitan karena tidak ada pelabuhan. Supuja rrelilnrhan clarurat tlircnlisir. I 57
  • 51. ICHTTSAR PERSOALAN INTERN. EXTERN PANITIA MPRS DT. I "SUMATERA BARAT". l. , J. EXTERN I. Biilang Haluun Negara. II. Biilang m'ental Agarna/KerochuniailPenelitiur' Tamun Kebuclaiaun. --. Belurn dikerdjakan karena belum ada biaja' [.Jniaer situs Andalus. - Fakultas Teknik belurn direalisir dan hentlaknja porranr- bahan Fakultas diuerdjuangkan. Sekoluh Tehnik Menengah. * Djatah jang disediakan hanja 2, ietali kenjataan sekarang .oduh 5 buah untuk mernenuhi kebutuhan tenaga'tenaga speeialisasi. Diusulkan sunaja mendjadi suatu supplusi dalam rrojek AB 23 tlan disjahkan oleh I)epernas' Sekolah ilLenettguh Pefian'isn Atus. - Mengalami kekurangan alat'alat sekolah dan guru'guru' III. Biilsns Kesediahterann'. Urrtuk mempertinggi kesehatan Rakjat, sulaja biaja untuk pendirian R.S.U. sebanjak 26 buah tlitindjau kembali' Air minum. Biaja nrojek ini surraja ditindjau hembali l<arena tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Untuk mengaktipkan kaum nelajan hendaknja diberi bantuan kebutuhan seperti benang pukat tali belrtti. la jar:, trcl'ahrt bermotor, pemeliharaan kesehatan. IV. Bidan'g Produksi. Pengairan, belum dimulai nembangunannja karena belum ada biaja dan henilaknja urojek ini diprioritaskan' Pemintalan, Rentjana biaja jang telah ditentukan helum di' realisasikan. Hendaknja projek ini mendapat prioritet. lndusti Carbit ili Umbilin / fndarung hendaknja dilctakkarr dalam plioritet kedua karena kebutuhanuja- sangat terbatas' Pusut tertagu diesel sul-,aia diberikun prioritet pertalnae !r'.'" ngingat vitalnja aliran listrik untuk perkernbangarr industli serta penerangan. Pusat tenaga d'iesel uap di Padang masih dalam rrenjelidikan. Rehabilitasi tambang Umbilin rnengalami kesulitan karen:r kekurangan bahan-bahan dinamit. Djalan-djalan belum dimulai, pada,hal .sangat lrenting ilitiniljau dari sudut L. L. Ekonomi. Anglrutan bertnotor, banjak kentlaraan jang digantung karena tidak ada spare-part. Keretu ani, kebanjakan jang digunakarn sekarang teltrh usang dan hendaknja segera diganti dengan jarrg baru' Pembanguttun ilIasjurakul Desu, belum direalisir rradahal tuc'dal jang direntjanakan untuk Sumatera Barat sedjumlah Prr. 102,8 djuta chusus untuk nrojek ini. V. Bidang Pemerintalrun. Tronsmigrasi : sangat penting untuk penarnbah keknrangan teoaga pengolah dan menambalr- daerah jung minus itttndtt' rlukrrjn. Srtpsl" nrojek tersebtt segern rlirealisir'. 4. 58
  • 52. ICHTISAR PF&SqAp$1l1,1, INTEBN .. EXTEIN PANITIA MFRS DTl [, "DIG$AKARTA',. INTERN :EXTERN _ LANDRETAF0/., : : - Memerlukan tambahan biaja untuk penerangan jang inreu. siu,'dan di,Gunung Kidut"terdapai be"iljuafin ruo"[ U"ka* orang.orang jang ditransmigreer. - BAGI IIASIL, : * Mengalami kesulitnn; kdrena kurang tengertian diantara penduduk. _ KEHUTANAN. - Mengalami kemunduran karena krlrang biaja untuk suivey dan memperbesar usahanja. - PEN.HUBANGAN. - Pembikinan djembatan, dau:,djalbn kurang lantjar karena dropping uang dari. Pusat tidak lantjar dan hendaknja Daerah diikut eertakan ilalam merobah tjara financiering. - Untuk memrrorlantjar .pomhang{1nail, Daerah hendaknja diikut sertakan terutama Keg,ala Daerah sunaja bisa terkontrol. .G- 59
  • 53. ICHTISAR PERSOALAN PANITTA MPRS DT. I INTERN, EXTERN "DJAnr/A TIMUR". INTERN EXTERN 1. KESEDT AHTERAAN T ANI /NELAT AN. - Untuk kesedjahteraan tani dan nelajan su-naja diadakan U;d;g';"dang Bagi Hasil, dan Undang'undang Djaminan Ilari Tua. -- Djuga untuk menambah modal kaum tani dan nelajan h""iuk";u sjarat'sjarat perrnintaan modal pada pasal ko" operasi dipermudah - Dibidang nerikanan suraja diadakan rnodernisasi perikanau jang sesuai dengan keadaan sekarang' PENGAIRAN. * Kurang lantjar lcarena biaja kurang dan hendaknja Peme' rifitah segera mengeluarkan mata anggarannja' PERKEBUNJN. - ilIengalami kemunduran karena nenggolongan tidak sesuai ileog-an keadaan jang sebenarnjao dan sunaja diadakan perbaikan sosial bagi Pegawai' * Rehabilitasi mesin"mesin sunaja diperhatikan' DIALAN. -- lfeugalani kerusakau akibat bandjir dan lalu'lintas jang ;;-r-i.il -t;"ato dan biaja untuk perSaikan segera cli drorr. PERl'ANI. - - llensalarui kesulitail lture,rra genjalttrn[ pur,uk terlalu lambvat akibat adanja birokratis' PABRIK SODA VARU SIDOARD]O' -- Kurang lantjar karena kurang bahan baku jang selalu diimport. !t 5. 60
  • 54. TNTISARI LAPORAN PANITIA MPRS DAT'I I "KALIMANTAN 'TENGAH" ( TCHTISAR PERSOALAN INTERN - EXTERN ) APRIL s/d SEPTEMBER 1964. INTERN E f,T E R N I. BIDANG HALUAN NEGARA : II. BIDANG MENTAL IAGAMA/ KEROCHANIANI PENE. LITIAN : Universitas di Palangka Raja helum memnunjai Gedung serr- tliri, kekurangan tenaga gurue asrama serta pelumahan gunr. Usul: l. Gedung Universitas Palangka Raja agar segera dibangun. 2. Ruang kamar agar disesuaikan dengan keperluan Uni. versitas. 3. Tenaga guru minta ditjukuoi, kalau mungkin mendanat tenaga-tenaga guru bantuan dari Luar Negeri. Kekurangan Sekolah-sekolah Menengah. U sul: Agar Pemerintah membangun Sekolah Menengah I Pelajarnn/ Perkapalan Gaja Baru lamanja 5 tahun; tempatnja di Kualn Kapuas dan di Pangkalan Bun. Pada tiap-tian jang belum aela S.G.A.-nja supaja segera di. bangun. III. BIDANG KESEDTAHTERAAN : Untuk pembangunan R.S.U.P. sunaja didrop biaja menunrt isi otorisasinja. Saluran air minum Palangka Raja belum dapat mentjukuni kebutuhan penduduk kota Palangka Raja. Belum atla kegiatan dalam Rehabilitasi penderira tjatjat. Belum ada kegiatan dalam Lembaga Sosial f)esa (termasuk Penerangan). Bel-rlm ada kegiatan clalam Kesedjahteraan tani dan nelajan" Transmigrasi agar diaktifkan kembali clengan sjarat: l. Persiapan Perumahannja. 2. Persiapan areal jang sudah ditebang.tebang. 3. Alat-alat Derlengkaoan makauan dan bibit-bibit sunaja dipersiapkan atas kerdja'sama Djawatan Transmigrasio Djawatan Polder, Djawatan Agraria dan Pcmerintah Daerah setempat. ry. BIDANG PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/ PER. TAHANAN : Masih memerlukan tenaga ahli, liimbingan dan hantuan rlalam bidang permodalan dan Controle dalarn sonl Koperasi. V. BIDANG PRODAKSI PANGAN: Pengerulcan Arusan.arusan Andjir ke Sabangan terhenti akihat keuangan dan tidak sesuai dengan rentjana semula, Untuk intensifikaei penanaman djagung masilr rnernerlukarr bantuan tenaga ahli, bibit dan modal. 61
  • 55. TNTERN EXTtrRN VI. BIDANG PRODT]KSI SANDANC: Pemintalan belum ada, agar direalisir sesuai dengan rentjana' Rayon, belurn ada. Rami, baru dalam taraf pertiobaan' VII. BIDANG PRODLIKSI INDI]STRI : Penghutanan banjak mengalami kemusnahan akihat musim panas. VNI. BIDANG DISTRIBUSI DAN KOMUNIKASI: Untuk perbaikan iljalan'iljalan diperlukan alat'alat baru' Untuk perbuatan djalan kerikil Negar-a dan Perbuatan djalan n"r*"ri II iliperlukan penambahan biaja' Pembangunan Djembatan'djembatan dan kapal'kapal Ferry belum ada kegiatan. Alat-alat untuk menghubungkan djaring telekomunikasi f)alam Negeri dengan djaring telekomunikasi Luar legen helum ada kegiatan. Perlu perluasan Pemantjar RRI Palangka Raja sertn penr' bangunan Perumahan negawainja' Pembangunan'pembangunan lapangan terbang- guna Convair/ f,o.t tteui eleetra ilalam tarap persiapan pelaksanaan' IJsul.usul: l. Tiap.tiap proiek jang belum ada kegiatan pelaksanaan' agar direalieir pelaksanaannja. 2, dTian orojek jang akan direalieir, agar tlisediakan ke' ' 'uangannja. 3. Tian nrojek iang sedang dibangun agar segera didrop keuangannja. 4. Mendrop keuangan sesuatu projek haruslah -serenuhnja' dj"dJ didrop "lruruog.o".ungsur untuk mentjegah r'sak. ttj" buogot an jang baharu selesai sehahagian' 62
  • 56. LAI'ORAN PEMBUKAAN DARI PENINDJAUAN DJAWA.TTMUR BULAN AGUSTUS . SEPTEMBER 1964, "['anggnl 24 s/cl 28 Agustus, Parritia MPRS Djarva-Timurr melakukan penindjauan dibidang sandang pangan dan perindusrian r:akjat export project A didaerah Malang, Blitar, Tulungagr,rng, Trenggalek, Ponorogo, Patjitan clan Madiun. Sambutan dan perhatian riaerah dari projek-projek baik sekali. Hal jang tidak menjenangkan jang dialanii oleh Panitia clalarn selnrna petdjnlannn itrr ialah soal kendaraan. Pada tanggal 24/8-1964 pagi dapat berita bahwa kendaraan jang tadinja didjandjikan untuk Panitia temjata tidak ada dan penindjauan projek jang pertama di Porong - sekolah Pendidikan Brigmob - dibatalkan; untungnja tiba-tiba dapat pindjaman kendaraan untuk satu hari tanggal 24/8 dari Brigmob; berangkatnja sudah siang. Pada hari itu baru djam L4.30 datang di Kabupaten Blitat. Di lWlingi Panitia dapat pindjaman sebuah mobil sedang dari seorang swasta (seorang Hadji) untlrk keperlr,ran tourne tanggal 25lB sampai di Tulungagung. Dari Tulungagung sampai ke Ponorogo indu tanggal 26/S-Lg64 dapat pindjaman kendaraan dari Saudara Bupati Kepala Daerah Tulungagung. Dari Ponorogo - Patjitan - Ponorogo sampai Madiun dari tanggal 26 s/cl 2718 day:et. pindjaman ketrdaraan dafi pihak srasta Ketua Koperasi Batik "Bhakti" Ponorogo. I)eri Madiun ke Saradan dan Surabaja tanggal 28l8-1964 Prrritia clepat pindjanrarr dari P.N. llerhutani. Jang karni rasakan sangat l<ami derita ialah pernindjarnan mobil l<epada pihak silasta tersebut diatas karena sangat merosotkan funksi MPRS. Oleh karena kedjadian tersebut diatas maka jang kami harapkan ialah persediaan satu kendat^an tetap untuk Panitia I{PRS jang baik ialah sebua}r jeep atau landrover. Tentang laporan penindjauan akan meniusul, karena rombongan l<e-II dan ke-III rnasih sedang bertourne. Surabaja, 3 Septembet 1.964. PANITIA MPRS DIA(A-TIN{UR, Ketua, ftd. Ni. MOEDJIO 63
  • 57. LAPORAN KEGIATAN PANITIA MPRS DJAWA TIMUR I]NTUK TRTTN'LAN I/II TAHUN {964 sld BULAN OKTOBER 1964' sebasai landiutan dari pada laporan {.gtul3t MPRS Djawa-Timut i""e "."iuT-dtu;;tffi t9pr41 !99r51ariaat MPRS di Banduns 41*r sidang iJ;" pi;pinan nnpnsTnpp-lv1PRs dan Pimpinan Panitia MPRS seluruh indonesia bulan Djuni 1964. Panitia MPRS Djawa Timur yL44 _memberi. laporll kelandjutan ,untrrrJ- t.giatan-kegiaian Panitia- MPR:S Diawl Timut -dalam ttiwulan iiiiT ,"6in tg64 s/d bulan oktober t964 sebtgai berikut: ' 1. Tanggal 12 Djuli 1964: mengadakan tapat Paripurna Panitya MPRS Djawa Timur. Atiara: Hasil sidang Gabungan PimpinanfiPRs BPP dan Pimpinan Panitya MPRS di Bandung dalarn bulan Djuni 964' 2. Tanggal 13 Agustus t9642 Rapat paripurna Panitya MPTI ,Diawa Tffi? d.ng*'rilrtu menjiapkan i.tttiu.ru _penindjauan objek-obiek MpRslperribang,rnan Daerah, terutama sekali mengenai: ^. Pangan, Produksi, irrigasi. b. Sandang: Pabrik Pemintalan. c. Perindusrian Rakjat. Proietr B. <1; Perhutani, P.P.N. terutama jang belum diserahkan kepada Peme' rintah. Tanggal 24 Agort.ri t964: Mengadakan ,penindiauan mulai tanggalz 24 Agustus s/d 27 Agustus L964' L septenrber s/d 4 Septernbet L964' 7 Septemb.t ,id 9 SePtember L964. Tanggal 10 septemb er L964: Menghadiri 'Pembukaan Projek Lapangan T.r6a'ng di Ufaru Sidoardjo. 5. Tanggal 14 September t964. Mengikuti'penindjauan Pimpinan MPRS (flIi. Ketua I) di Djawa Timur. 6, Tanggal 15 September L964: Menindjau : ^. Projek irrigasi " "Katangkates di Malang' b. Proiek Pabrik Pemintalan di Grati (Pasuruan). c. Projek Kebgdaiaan/rekteasi (Swasta) di Pandaan Pasuruan' d. Projek Lapangan Terbang Angkatan Laut di rWaru' e. Projek Swasta Asembling motor di Wartr Sidoardjo' L "Irondok Gontor" di Ponorcgo. 64 3, 4.
  • 58. 7. Tanggal 12 Oktober L964: Rapat Patipurna Panitia MPRS tentang: ^. Laporan Penindjauan dan b. usul-usul/saran-saran menghadapi Rapat Gabungan MPRS achit bulan Oktober 1964. .t 8. Tanggal 13 Oktob er 1,964: Rapat Panitya Penjusun Usul/Saran-saran para Anggatta Panitia MPRS. KESUKARAN i l. Sepeni biasa mengenai kendaraan diwaktu-waktu mengadakan penin- djauan. 2. Tempat berkantor Secetariaat Panitya MPRS, semendjak Wakil-wakil Ketua DPRD memulai dengan tugasnja, maka ruang jang sedianja di- gunakan untuk Secetariaat Panitia MPRS diminta kembali dan sampai ini waktu belum ada gantinja. t ,'.- USUL: Supaja Pimpinan MPRS berhubungan dengan |ung Mulia Menteri Dalam Negeri, agar beliau menginstruksikan kepada Gubernur /Kepala Daerah untuk memberi bantuannja kepada Pimpinan Panitya MPRS ditiap-tiap Daswati I. .a PANITIA MPRS DAERAH TINGKAT I DJATIM ttd. (Ni. MOEDJTO) itt* V /Y.a - 5. 65
  • 59. LAPORAN TAHUNAN HASIL PENINDJAUAN PANITYA MPRS DJATYA TIMUR 196' . T964 A.B, I PENDIDIKAN AB.l2. Perguruan Tinggi iang ada di Djawa Timur : L. Erlangga 2. Brawidiaia 3. I.T.S. 4. I.K.I.P KESUKARAN: Keku tang n tenag^ pengadjar dan keuangan. AB, 22) sTM, ST, SKP, SGKP, SGA Sekolah Keradjinan, sekolah Pet- : larian Atas. AB. 41) Sekolah Kehewanan Atas, Sekolah Analis. AB. 27) Pada upumnia berdjalan baik. AB. 4.6) KESUKARAN : - Biaia routine tidak mentjukupi. AB. 47 - Kekur^ng^fr ten ga pengadjar, fuang praktek. AB.4g. 1. S.D. hampir ditiap desa sudah ada S'D' Gedung usaha Pemerintah sedikit sekali. laniak gedung S.D. dibangin atas usaha gotong rojong dati rukiat setempat, Alat Sekolah dan buku-buku sukar didapat. 2. S.M.P. Ditiap Kawedanaan sudah ada S'M'P' 3. S.M.A. Ditiap tingkat II sudah ada S'M'A' Mulai tahun 1962 sudah digajabatukan. KESUKARAN? Gedung sekolah. Alat-alatlbuku-buku. Persiapan wadjib beladjar sudah diadakan dibeberapa tempat. Di Djawa Timut berdja.lan baik. KESUKARAN: SePerti diatas. Ditiap S.D. .s/d Sekolah Menengah Atas/Perguruan Tinggi sudah AD. II 4D.69. 4D.75. AD.76. diberi peladjaran Agama. KESEDJAHTERAAN: R.S.U. ketjil dan pembefantasan peniakit mkiat dan kliniek belum terlaksana seperti jang diharapkan dalam ketetapan MPRS. KESUKARAN: Keuangan, Obat-ob^t^n, tenaga. AIR MINUM : di Surabaja. Djatingan-djaringan sudah dimulai pembuatannja. Belum selesai. Keadaan air minum masih belum mentjukupi kebutuhan ra!!at. P6masangan pipa besar belum selesai. 66
  • 60. AD, 79, KESEDJAHTERAAN TANI/NEIAJAN. Belum terlaksana seperti jang diharapkan. Dibeberapa tempat sudah diadakan bantuan berupa kredit dari B.K.T.N. KENJATAAN: Peraturan perkreditan masih menjukarkan pam tanif nelajan. 't III. AE. BIDANG PEMERINTAHAN/KEAMANAN/PERTAHANAN. AE. 82. KOOPERASI : Koperasi simpan pindjam dan Konsumsi tumbuh dimana-mana, baik didesa maupun fungsionil. Pertumbuhannja kwantitatief baik, tetapi kwalitatief sebaliknia. Koperasi Produksi sudah mulai berkembang. Hubungan dengan B.K.T.N. belum merata. supaia P.P. 140 dilaksanakan sepenuhnia, ag t supaja koperasi itu didjadikan penjalur dari bahan-bahan plokok,I oieh ku..nu keadaan keuangan dan organisasinja sudah tjukup mampu, - Bapenkop tidak ada kegiatannja. IV. AG. PRODUKSI PANGAN. AG. 87. PADI SENTRA: telah diganti dengan "P.N. Pertani" jang ber. tugas menjalurkan pupuk kepada tjabang-tjabangnja dan kepada kopetasi-koperasi. : ' Tjaru kerdja masih belum memuaskan. Inventaii"sr Paili Sentra jang telah diserahkan kepada P.N. Pertani sudah banjak tidak dapat digunakan. Harap Perhatran. V. AF. BIDANG CHUSUS: Projek faru: Projek Lapangan Terbang Angkatan Laut di Waru Sidoardjo s,rduh isefesai" dan sudaii digunakan AG. 88. PENGAIRAN: - Reboisasi supaja mendapat - Diadakan pentjegahan erosi perhatian. (penanaman tanah. gundul). PROJEK BESAR: - Karang Kates berdjalan pesat tetapi masih belum selesai. KESUKARAN: Keuangan. - Kali Konto sudah .fim,:lai. - Projek Nejama Tulungagung Selatan. Trowongan sudah selesai. Kapasita 500 m3 per detik pada tahun 1962. Tidak terpelihara. Kemasukan pasir/waled dari Parit Raja jang belum selesai dan tidak lagi dikerdjakan. Keadaan Trowongan Nejama hampfu tertutup dengan waled. Keadaan s^ngat mengetjewakan. Supaja segera ada perhatian. gt1
  • 61. AG. 89. AG. 92. AG. 94. VI.AH. AH. 95. AG. 98. VII, AI. AI. tt7. AI. 126. AI. t53. 68 - Dawuhan sedang diketdakan. Tudiuan projek diatas untuk: 1. mengurangi bandjir di Djawa Timur. '2. mengairi sawah. 3. pembangkitan listrik. KESUKARAN: Keuangan. Peternakan aiam sudah ada baniak, tetapi tidak seperti iang di rentjanakan dalam Pola Pembangunan Semesta. KESUKARAN: 1". Kurang tet:ng^ ahli dan penerangan. 2. Obat-obatan dan 3. Supaja diadakan seleksi djenis. INTENSIFIKASI PENANAMAN KEDELEiDJAGUNG. Sudah :,didialankan. Intensifikasi penanaman djagung dengan 'menggunakan djagung "METRO". PETERNAKAN HESflAN BESAR Di Madura masih belum terlihat kegiatan-kegiatan mengenai per- baikan dan pembibitan hewan besar menurut ketetapan MPRS. KESUKARAN: Kekurangan biaja. SANDANG. PEMINTALAN GRATI: Bangunan-bangunan sudah dikata selesai. Mesin pemintal diesel dan lain-lain srldah ada. Oleh katena bahan pokok (kapas) tidak ada maka pabrik ini bila tidak segera mendapat perhatian Pemerintah bisa matjet. KAPAS: Penanaman Kapas iang di Asem Bagus sudah diadakan dalam -tahun-1960 hingga sekarang sudah berdialan-4 tahun. Areal diperketfil 60Vo dari pada arcal jang lama 'oleh karena kekurangan alat-alat dan irigasi. Hasil masih sangat belum mentjukupi kebutuhan. PRODUKSI INDUSTRI. PUSAT TENAGA UAP di Sutabaia sudah berdjalan. Pusat tenaga ait. Karang Kates sedang dikerdiakan. Kalikonto' main ptojek belum diketdjakan. KESUJ<ARAN: Kekurangan keuangan. KIUARSA : TubahTBodjonegoro belum diexploiter.
  • 62. AI. 155. PABRIK SEMEN SEMEN GRESIK: berdjalan dengan penuh tetapi produksi belum mentiukupi kebutuhan. Harga luat amat tinggi. .r PERBENGKELAN: Berdjalan. Kesukaran: Kekurangan bahan-bahan import. PABRIK KERTAS LETJES: Berdjalan. Produksi djauh belum mentjukupi. Bahan pokok tjukup (merang). Petluasan sedang berdialan. PABRIK KERTAS SETAIL: Didirikan di Baniuwangi, tidak diadi di Setail karena banjak kesukaran dalam pelaksanaan. SHELTAC: Sudah mulai dibangun. Probolinggo. Berdialan, Proiek ketjil dari pertanian. PABRIK KULIT: Tidak begitu berarti. Berdiala.n biasa. Belum mengadakan modernisasi/peduasan, PABRIK PEMBUATAN SHEETF/LATESE: Produksi/Kwalitet diperbaiki. Ada perbaikan dan pemeliharaan. Peremadjaan sedang dilcerdja.kan. PABRIK KERAMIK: Iang ada di Tulungagung kepunjaan Swasta. Pemerintah belum mempunjai. Bahan tjukup. A1. t77, PABRIK BoTOL KETJIL/AMPULLE: p.T. Iglas di Surabaja. Bahan pokok: Kwarsa jang digunakan sebagai bahan pokok di vrrr. AJ. ambil dari Kalimantan. Bahan Kwarsa di Tuban/Bodionegoro kurang baik. Pabrik berdjalan baik, meskipun belum mentjukupi kebutuhan. KESUKARAN: Obat-obatan jang digunakan dari import. 187. LEMBAGA PENJAKIT MULUT/KUKU : Produksi vhc- cin tjukup, tetapi belum dapat digunakan setjara effectief dan meluas. 188. PABRIK MINJAK IKAN : Jang ada hanja pabrik Swasta. 189. DJALAN-DJALAN : Rentjana perbaikan, pembaharuan, modernisasi banjak belum terlaksana. Pemeliharaan kurang karena kurang keuangan. AI. 756. AI. 157. AI. t58. AI. 167. AI. 168. AI. t7t. AJ. IX. AK. 69