SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAB I

                                  PENDAHULUAN

Hubungan Industrial adalah sistem hubungan antara para pelaku produksi barang dan
jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah. Di Indonesia
idealnya sebagai negara yang menganut azas negara Pancasila dan UUD 1945,yang
sudah menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai konsensus nasional sebagai dasar
berbangsa dan bernegara yang mestinya nilai –nilai tersebut dapat kita rasakan dan
dilaksanakan secara nyata bukan hanya sekedar aturan belaka dalam proses
pergaulan dan pelaksanaan hubungan industrial.

 Sistem hubungan industrial adalah suatu formulasi dan strategi untuk mensinergikan
kekuatan para pelaku agar dapat tercapai produksi barang dan jasa secara optimal
sekaligus mengatur benturan kepentingan antara pelaku-pelaku dalam hubungan
industrial tersebut.

Hubungan antara pengusaha dan pekerja/buruh adalah pola hubungan yang
paradoks,satu sisi pengusaha dan pekerja/buruh dalam proses mempunyai
kepentingan dan tujuan yang sama agar menghasilkan barang/jasa secara optimal,
namun dalam sisi yang lain dalam hal pembagian hasil pencapaian proses dan
distribusi kemakmuran kedua pihak terjebak dalam sifat manusia sebagai “homo
homoni lupus”. Cenderung egois, menjadi manusia “serigala” pemangsa manusia yang
lain.
BAB II

                                   PEMBAHASAN

      A.   PENGERTIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 16 UU
No. 13/2003.Hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang
tersangkut atau berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa di suatu
perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan atas keberhasilan perusahaan dan
berhubungan langsung sehari-hari adalah pengusaha atau manajemen dan pekerja.
Disamping itu masyarakat juga mempunyai kepentingan, baik sebagai pemasok faktor
produksi yaitu barang dan jasa kebutuhan perusahaan, maupun sebagai masyarakat
konsumen atau pengguna hasil-hasil perusahaan tersebut. Pemerintah juga
mempunyai kepentingan langsung dan tidak langsung atas pertumbuhan perusahaan,
antara lain sebagai sumber penerimaan pajak. Jadi hubungan industrial adalah
hubungan antara semua pihak yang berkepentingan tersebut. Dalam pengertian
sempit, hubungan industrial diartikan sebagai hubungan antara manajemen dan
pekerja atau Management-Employees Relationship,hubungan antara pihak
manajemen ( pengusaha) dan pekerja

    B.     SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL

Prinsip-prinsip hubungan industrial akan dapat dilaksanakan dengan baik di
perusahaan apabila dilengkapi dengan beberapa sarana sebagai berikut :

 1. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan memuat ketentuan mengenai kewajiban dan hak pekerja serta
kewenangan dan kewajiban pengusaha. Peraturan perusahaan pada dasarnya dibuat
secara sepihak oleh pengusaha. Namun demikian peraturan perusahaan harus
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan perusahaan harus
dapat menjadi pedoman bagi pengusaha dan pekerja dan untuk dipatuhi oleh kedua
pihak,ketentuan peraturan antara lain mengenai :
   Hari kerja, jam kerja dan waktu lembur
   Waktu istirahat kerja dan cuti
   Skala upah, tunjangan dan bonus
   Program keselamatan dan kesehatan kerja
Ketentuan dan tindakan disiplin
   Perawatan kesehatan dan pengobatan
   Program kesejahteraan pekerja dan keluarganya

 2. Lembaga Bipartit
Lembaga atau forum bipartit adalah forum konsultasi antara wakil penguasa dan wakil
pekerja. Wakil pekerja perlu diupayakan mewakili unit-unit kerja dan kelompok
golongan jabatan pekerja. Jumlah wakil pengusaha tidak perlu sama dengan jumlah
wakil pekerja karena forum bipartit tidak mengambil keputusan menurut suara
terbanyak atau secara voting.
Fungsi utama lembaga bipartit adalah untuk menampung dan menyelesaikan keluhan
dan tuntutan pekerja serta masalah-masalah hubungan industrial pada umumnya.
Lembaga bipartit perlu menerima dan segera menanggapi keluhan pekerja sebelum
terakumulasi menjadi masalah dan potensi perselisihan

 3. Serikat Pekerja
Partisipasi pekerja dalam hubungan industrial dapat dilakukan secara langsung dan
atau melalui sistem perwakilan dalam bentuk serikat pekerja.
       Pertama, serikat pekerja mempunyai fungsi kanalisasi, yaitu fungsi
       menyalurkan aspirasi, saran, pandangan, keluhan bahkan tuntuan masing-
       masing pekerja kepada pengusaha. Dan sebaliknya, serikat pekerja berfungsi
       sebagai saluran informasi yang efektif dari pengusaha kepada para pekerja.
       Kedua, dengan memanfaatkan jalur dan mekanisme serikat pekerja,
       pengusaha dapat menghemat waktu yang cukup besar menangani masalah-
       masalah ketenagakerjaan, dalam mengakomodasikan saran-saran mereka,
       serta untuk membina paara pekerja maupun dalam memberikan perintah-
       perintah, daripada melakukannya secara individu terhadap setiap pekerja

  4. Perjanjian Kerja Bersama
Perjanjian Kerja Bersama atau PKB adalah yang baik dan mencerminkan Hubungan
Industrial Pancasila seharusnya terbentuk bukan dari persetujuan yang terpaksa
antara pihak-pihak yang ingin mencapai tujuan yang berbeda tetapi merupakan
persetujuan yang menyatakan kehendak pengusaha dan pekerja untuk meningkatkan
produktivitas dan kondisi kerja dalam perusahaan, supaya dengan demikian
meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan pekerja

 5. Asosiasi Pengusaha
Asosiasi pengusaha sebagai organissi atau perhimpunan wakil pimpinan perusahaan-
perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan pemerintah dalam
penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial. Asosiasi
pengusaha dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat
lokal sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat pusat atau tingkat nasional.

6. Lembaga Tripartit
Lembaga atau forum tripartit adalah forum konsultasi antara wakil-wakil serikat
pekerja, asosiasi pengusaha dan pemerintah.
Fungsi utama lembaga tripartit adalah membantu Pemerintah merumuskan kebijakan
ketenagakerjaan pada umumnya dan menyelesaikan masalah-masalah hubungan
indutrial.Lembaga tripartit dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha,
mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga ke tingkat
pusat/nasional


7. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Setiap keluhan, perbedaan pendapat atau tuntutan pekerja diharapkan dapat
diselesaikan di lembaga bipartit. Bila lembaga bipartit tidak mampu menyelesaikan-
nya, maka wakil pengusaha atau wakil pekerja dapat meminta jasa perantara dari
pegawai perantara Departemen Tenaga kerja atau mediator dari lembaga tripartit
yang terkait.

8. Peraturan-perundangan Ketenagakerjaan
Peraturan-perundangan ketenagakerjaan pada dasarnya mencakup ketentuan
sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja. Peraturan sebelum bekerja
menyangkut pendaftar lowongan pencari kerja, pergerkan tenaga kerja secara lokal
atau antara daerah atau ke luar negeri, dan menyangkut latihan. Peraturan selama
bekerja mencakup ketentuan jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan,
penyelesaian perselisihan industrial dan lain-lain. Peraturan sesudah tidak bekerja
mencakup jaminan kecelakaan, jaminan hari tua dan lain-lain.




 C. PERUSAHAAN SEBAGAI KEPENTINGAN BERSAMA
Setiap usaha, kecil atau besar, selalu menyangkut kepentingan banyak orang yaitu
pengusaha atau pemilik, pekerja, masyarakat pemasok bahan dan masyarakat
konsumen, serta Pemerintah :

a. Kepentingan pengusaha dalam perusahaan
  Setiap pengusaha atau pemilik mempunyai kepentingan langsung dan sebab itu
  selalu berupaya untuk meningkatkan keberhasilan dan menjamin kelangsungan
  perusahaannya. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk dan untuk:
Menjaga atau mengamankan asetnya;
    Mengembangkan modal atau asetnya supaya memberi nilai tambah yang tinggi;
    Meningkatkan penghasilannya;
    Dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya;
    Bukti aktualisasi diri sebagai pengusaha yang berhasil

b. Kepentingan Pekerja
  Demikian juga para pekerja selalu mempunyai kepentingan atas perusahaan dan
  oleh sebab itu harus berupaya dan bekerja keras untuk keberhasilan dan
  kelangsungan perusahaan; karena bagipekerja perusahaan mempunyai makna dan
  arti penting yaitu sebagai:
      Sumber kesempatan kerja;
       Sumber penghasilan;
      Sarana melatih diri, memperkaya pengalaman kerja serta meningkatkan keahlian
      dan keterampilan kerja;
      Tempat mengembangkan karier;
      Tempat mengaktualisasikan keberhasilan


 c. Kepentingan Pemerintah
  Bagi pemerintah, setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat, kecil atau besar, di
 sektor formal atau sektor informal, mempunyai peranan dan makna yang sangat
 penting.

    Pertama,perusahaan merupakan sumber kesempatan kerja. Lapangan
    dankesempatan kerja merupakan kebutuhan masyarakat.
    Kedua, perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang.
    Ketiga, perusahaan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi, kemakmuran
    bangsa serta ketahanan nasional. Pendapatan nasional adalah akumulasi nilai
    tambah yang dihasilkan oleh seluruh perusahaan.
    Keempat, perusahaan merupakan sumber devisa. Dalam globalisasi ekonomi,
    devisa merupakan sutu kebutuhan negara yang sangat penting.
    Kelima, pemerintah berkepentingan dan mengharapkan semua perusahaan
    dapat menjamin penyediaan dan arus barang, baik untuk memenuhi kebutuhan
    masyarakat konsumen maupun sebagai masukan barang setengah jadi untuk
    perusahaan lain.
    Keenam, keuntungan perusahaan dan pendapatan karyawannya merupakan
    sumber utama pendapatan negara melalui sistem pajak.
D. PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL
     pada persamaan kepentingan semua unsur atas keberhasilan dan kelangsungan
perusahaan. Dengan demikian, hubungan industrial mengandung prinsip-prinsip
berikut ini:
    Pertama, pengusaha dan pekerja, demikian Pemerintah dan masyarakat pada
       umumnya, sama-sama mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan
       kelangsungan perusahaan. Sebab itu, terutama pengusaha dan pekerja harus
       sama-sama memberikan upaya yang maksimal melalui pelaksanaan tugas
       sehari-hari untuk menjaga kelangsungan perusahaan dan meningkatkan
       keberhasilan perusahaan.
    Kedua, perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang.
       Seemakin banyak pengusaha yang mengembangkan perusahaan atau
       membuka usaha baru, semakin banyak pekerja yang memperoleh penghasilan.
       Semakin banuak perusahaan yang berhasil meningkatkan produktivitas,
       semakin banyak pekerja yang memperoleh peningkatan penghasilan. Dengan
       demikian, pendapatan nasional akan meningkat dan kesejahteraan masyarakat
       akan meningkat pula.
    Ketiga, pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-
       masing mempunyai fungsi yang berbeda dengan pembagian kerja atau
       pembagian tugas.Pengusaha sebagai pemimpin mempunyai fungsi
       menggerakkan, membina dan mengawasi. Pekerja mempunyai fungsi
       melakukan pekerjaan operasional.
    Keempat, pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan.
       Sebagai anggota keluarg mereka harus saling mengasihi, saling
       memperhatikan kepentingan yang lain dan saling membantu. Pengusaha perlu
       memahami cara pikir dan kepentingan pekerja serikat pekerja. Pengusaha
       perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan pekerja dan sedapat mungkin
       memenuhinya dan Sebaliknya

    Kelima, tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan
     ketenangan perusahan dan ketentraman bekerja supaya dengan demikian
     dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
    Keenam, peningkatan produktivitas perusahaan harus dapat meningkatkan
     kesejahteraan bersama, yaitu kesejahteraan pengusaha dan kesejahteraan
     pekerja.
BAB III
                                      KESIMPULAN
Tingkat upah dalam setiap pasar tenaga kerja di tentukan oleh kekuatan ekonomi yang
berlawanan dari buruh dan majikan.Apabila buruh meningkatkan kekuatan ekonominya
dengan cara bertindak bersama-sama melalui serikat-seriakat buruhnya sebagai
bargaining agent,maka mereka dapat meningkatkan upah mereka.Kekutan ekonomi di
ukur dari kemampuan untuk mengengkang tenaga kerja,dengan demikian dapat
memaksa majikan untuk mencari pengganti bagi tenaga kerja baru
Menurut teori bargaining baik karyawan maupun majikan memasuki pasar tenaga kerja
tanpa harga permintaan dan penawaran yang pasti.Tetapi ada batas harga permintaan
atau penawaran tertinggih dan terendah.Dalam harga batas-batas tersebut tingkat upah
di tentukan oleh bargaining kedua belah pihak.Buruh individualyang berkekuatan lemah
harus menerima tingkat upah yang terendah,sebaliknya serikat buruh dapat
menggunakan kekuatan ekonominya yang lebih besar untuk menuntut tingksat upah
yang lebih tinggi.
Mengapa sistem hubungan industrial di Indonesia dalam era reformasi ini tidak segera
mengurai kompleksitas masalah ketenagakerjaan yang sekian lama belum dapat
diperbaiki, bahkan masalah ketenagakerjajan semakin hari semakin carut marut dengan
kompleksitas problematik yang mepengaruhinya? Dugaan awalnya bahwa dalam
sistem HIP “Hubungan Industrial Pancasila” tempo dulu dimasa Rezim orde baru
berkuasa, kekuatan sistem itu dilakasanakan dan dipertahankan dengan Hyper
kekuasaan yang memangsa komponen sistem yang lemah (pekerja/buruh). Pada saat
itu Sikap kritis gerakan protes dari pekerja/buruh diberangus oleh penguasa yang
dianggap ganguan dari sistem itu sendiri, Sistem ini beroperasi layaknya predator
dalam rimbah, Karateristik sistem HIP yang otoriter itu masih mengakar kuat dalam
tataran praktis sampai saat ini, terasa banyak sekali campur tangan yang diluar sistem
yang ingin mendapatkan pembagian kue dengan dalih “kekuasaan” dengan konsep
KKN nya.

Pada era itu kompleksitas dan dinamika permasalahan ketenegakerjaan yang terjadi
tidak ditanggapi dengan dialog melainkan dengan intimidasi dan terror terhadap
pekerja/buruh. contoh terakhir terjadinya kasus pembunuhan terhadap aktifis Dari luar
sistem ini tampak stabil tapi fakta menunjukan setelah sekian puluh tahun bertahan,
sistem ini akhirnya jebol juga seiring momentum perlawanan rakyat terhadap sistem
kekuasaan negara yang dilaksanakan secara otoriter dalam segala dimensi kehidupan.
Hubungan Industrial Pancasila

More Related Content

What's hot

pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomiamanda lubis
 
Perspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan IndustrialPerspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan IndustrialSeta Wicaksana
 
Presentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmaPresentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmakusyopanjaitan
 
Manajemen SDM Samsung Internasional
Manajemen SDM Samsung InternasionalManajemen SDM Samsung Internasional
Manajemen SDM Samsung InternasionalLulukSekarAriyati1
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdm9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdmtophyck03
 
Good Corporate Governance
Good Corporate GovernanceGood Corporate Governance
Good Corporate GovernanceLuthfi Nk
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanamanda lubis
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIyahyaanto
 
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptx
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptxAUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptx
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptxmuhammad izzuddin
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmNingsih Abdullah
 
Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnisLingkungan bisnis
Lingkungan bisnisDwi Anita
 
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copyHukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copyNovhy Haryani
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisaliceu novida adinata
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 

What's hot (20)

pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
Perspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan IndustrialPerspektif Hubungan Industrial
Perspektif Hubungan Industrial
 
Presentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firmaPresentasi cv dan firma
Presentasi cv dan firma
 
Manajemen SDM Samsung Internasional
Manajemen SDM Samsung InternasionalManajemen SDM Samsung Internasional
Manajemen SDM Samsung Internasional
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
 
Hubungan Industrial Pancasila
Hubungan Industrial PancasilaHubungan Industrial Pancasila
Hubungan Industrial Pancasila
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdm9 penawaran & permintaan sdm
9 penawaran & permintaan sdm
 
Good Corporate Governance
Good Corporate GovernanceGood Corporate Governance
Good Corporate Governance
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaan
 
Hubungan Buruh dan Perundingan Kolektif
Hubungan Buruh dan Perundingan KolektifHubungan Buruh dan Perundingan Kolektif
Hubungan Buruh dan Perundingan Kolektif
 
Pengertian hukum dan hukum ekonomi
Pengertian hukum dan hukum ekonomiPengertian hukum dan hukum ekonomi
Pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
 
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptx
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptxAUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptx
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA new.pptx
 
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdmKonsep dasar dan ruang lingkup msdm
Konsep dasar dan ruang lingkup msdm
 
Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnisLingkungan bisnis
Lingkungan bisnis
 
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copyHukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 

Similar to Hubungan Industrial Pancasila

Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanAgeng Asmara
 
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.pptwongalus3
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaanrudhysikumbang
 
Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxzulfanerlansyah1
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxBrian801227
 
Makalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjaMakalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjadede nurcholis
 
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.pptUmmuFaizah4
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003gob3l
 
Uu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaUu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaDwi Widya
 
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanUu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanIswandi Iswandi
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003dpbme
 
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanUu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanM Harry Fathur Rahman
 
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptxUmmuFaizah4
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003soeryadie
 
Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003dhi her
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanAgung Kharisma
 

Similar to Hubungan Industrial Pancasila (20)

Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaan
 
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
001-MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL.ppt
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
 
Sarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptxSarana Hubungan Industrial.pptx
Sarana Hubungan Industrial.pptx
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
Makalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjaMakalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerja
 
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
349046872-Hubungan-invgjvdustrial-ppt.ppt
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaUu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerja
 
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanUu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
 
Undang undang
Undang undangUndang undang
Undang undang
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanUu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
001-manajemenhubunganindustrial-230126083750-b92bff2f.pptx
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003
 
Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003
 
Eksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaanEksistentsi perusahaan
Eksistentsi perusahaan
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 

More from Patrysio Patti

More from Patrysio Patti (10)

Surat pernyataan
Surat pernyataanSurat pernyataan
Surat pernyataan
 
Surat lamaran
Surat lamaranSurat lamaran
Surat lamaran
 
Skb
SkbSkb
Skb
 
S.lamaran
S.lamaranS.lamaran
S.lamaran
 
Proposal pet
Proposal petProposal pet
Proposal pet
 
Perkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesiaPerkembangn bank syariah di indonesia
Perkembangn bank syariah di indonesia
 
Manajemen perkreditan
Manajemen perkreditanManajemen perkreditan
Manajemen perkreditan
 
Perkembangan bank syariah
Perkembangan bank syariahPerkembangan bank syariah
Perkembangan bank syariah
 
Msdm
MsdmMsdm
Msdm
 
Surat undangan
Surat undanganSurat undangan
Surat undangan
 

Hubungan Industrial Pancasila

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Hubungan Industrial adalah sistem hubungan antara para pelaku produksi barang dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah. Di Indonesia idealnya sebagai negara yang menganut azas negara Pancasila dan UUD 1945,yang sudah menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai konsensus nasional sebagai dasar berbangsa dan bernegara yang mestinya nilai –nilai tersebut dapat kita rasakan dan dilaksanakan secara nyata bukan hanya sekedar aturan belaka dalam proses pergaulan dan pelaksanaan hubungan industrial. Sistem hubungan industrial adalah suatu formulasi dan strategi untuk mensinergikan kekuatan para pelaku agar dapat tercapai produksi barang dan jasa secara optimal sekaligus mengatur benturan kepentingan antara pelaku-pelaku dalam hubungan industrial tersebut. Hubungan antara pengusaha dan pekerja/buruh adalah pola hubungan yang paradoks,satu sisi pengusaha dan pekerja/buruh dalam proses mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama agar menghasilkan barang/jasa secara optimal, namun dalam sisi yang lain dalam hal pembagian hasil pencapaian proses dan distribusi kemakmuran kedua pihak terjebak dalam sifat manusia sebagai “homo homoni lupus”. Cenderung egois, menjadi manusia “serigala” pemangsa manusia yang lain.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 16 UU No. 13/2003.Hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang tersangkut atau berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa di suatu perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan atas keberhasilan perusahaan dan berhubungan langsung sehari-hari adalah pengusaha atau manajemen dan pekerja. Disamping itu masyarakat juga mempunyai kepentingan, baik sebagai pemasok faktor produksi yaitu barang dan jasa kebutuhan perusahaan, maupun sebagai masyarakat konsumen atau pengguna hasil-hasil perusahaan tersebut. Pemerintah juga mempunyai kepentingan langsung dan tidak langsung atas pertumbuhan perusahaan, antara lain sebagai sumber penerimaan pajak. Jadi hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang berkepentingan tersebut. Dalam pengertian sempit, hubungan industrial diartikan sebagai hubungan antara manajemen dan pekerja atau Management-Employees Relationship,hubungan antara pihak manajemen ( pengusaha) dan pekerja B. SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL Prinsip-prinsip hubungan industrial akan dapat dilaksanakan dengan baik di perusahaan apabila dilengkapi dengan beberapa sarana sebagai berikut : 1. Peraturan Perusahaan Peraturan perusahaan memuat ketentuan mengenai kewajiban dan hak pekerja serta kewenangan dan kewajiban pengusaha. Peraturan perusahaan pada dasarnya dibuat secara sepihak oleh pengusaha. Namun demikian peraturan perusahaan harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan perusahaan harus dapat menjadi pedoman bagi pengusaha dan pekerja dan untuk dipatuhi oleh kedua pihak,ketentuan peraturan antara lain mengenai : Hari kerja, jam kerja dan waktu lembur Waktu istirahat kerja dan cuti Skala upah, tunjangan dan bonus Program keselamatan dan kesehatan kerja
  • 3. Ketentuan dan tindakan disiplin Perawatan kesehatan dan pengobatan Program kesejahteraan pekerja dan keluarganya 2. Lembaga Bipartit Lembaga atau forum bipartit adalah forum konsultasi antara wakil penguasa dan wakil pekerja. Wakil pekerja perlu diupayakan mewakili unit-unit kerja dan kelompok golongan jabatan pekerja. Jumlah wakil pengusaha tidak perlu sama dengan jumlah wakil pekerja karena forum bipartit tidak mengambil keputusan menurut suara terbanyak atau secara voting. Fungsi utama lembaga bipartit adalah untuk menampung dan menyelesaikan keluhan dan tuntutan pekerja serta masalah-masalah hubungan industrial pada umumnya. Lembaga bipartit perlu menerima dan segera menanggapi keluhan pekerja sebelum terakumulasi menjadi masalah dan potensi perselisihan 3. Serikat Pekerja Partisipasi pekerja dalam hubungan industrial dapat dilakukan secara langsung dan atau melalui sistem perwakilan dalam bentuk serikat pekerja. Pertama, serikat pekerja mempunyai fungsi kanalisasi, yaitu fungsi menyalurkan aspirasi, saran, pandangan, keluhan bahkan tuntuan masing- masing pekerja kepada pengusaha. Dan sebaliknya, serikat pekerja berfungsi sebagai saluran informasi yang efektif dari pengusaha kepada para pekerja. Kedua, dengan memanfaatkan jalur dan mekanisme serikat pekerja, pengusaha dapat menghemat waktu yang cukup besar menangani masalah- masalah ketenagakerjaan, dalam mengakomodasikan saran-saran mereka, serta untuk membina paara pekerja maupun dalam memberikan perintah- perintah, daripada melakukannya secara individu terhadap setiap pekerja 4. Perjanjian Kerja Bersama Perjanjian Kerja Bersama atau PKB adalah yang baik dan mencerminkan Hubungan Industrial Pancasila seharusnya terbentuk bukan dari persetujuan yang terpaksa antara pihak-pihak yang ingin mencapai tujuan yang berbeda tetapi merupakan persetujuan yang menyatakan kehendak pengusaha dan pekerja untuk meningkatkan produktivitas dan kondisi kerja dalam perusahaan, supaya dengan demikian meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan pekerja 5. Asosiasi Pengusaha Asosiasi pengusaha sebagai organissi atau perhimpunan wakil pimpinan perusahaan- perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan pemerintah dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial. Asosiasi
  • 4. pengusaha dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat pusat atau tingkat nasional. 6. Lembaga Tripartit Lembaga atau forum tripartit adalah forum konsultasi antara wakil-wakil serikat pekerja, asosiasi pengusaha dan pemerintah. Fungsi utama lembaga tripartit adalah membantu Pemerintah merumuskan kebijakan ketenagakerjaan pada umumnya dan menyelesaikan masalah-masalah hubungan indutrial.Lembaga tripartit dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga ke tingkat pusat/nasional 7. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Setiap keluhan, perbedaan pendapat atau tuntutan pekerja diharapkan dapat diselesaikan di lembaga bipartit. Bila lembaga bipartit tidak mampu menyelesaikan- nya, maka wakil pengusaha atau wakil pekerja dapat meminta jasa perantara dari pegawai perantara Departemen Tenaga kerja atau mediator dari lembaga tripartit yang terkait. 8. Peraturan-perundangan Ketenagakerjaan Peraturan-perundangan ketenagakerjaan pada dasarnya mencakup ketentuan sebelum bekerja, selama bekerja dan sesudah bekerja. Peraturan sebelum bekerja menyangkut pendaftar lowongan pencari kerja, pergerkan tenaga kerja secara lokal atau antara daerah atau ke luar negeri, dan menyangkut latihan. Peraturan selama bekerja mencakup ketentuan jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan industrial dan lain-lain. Peraturan sesudah tidak bekerja mencakup jaminan kecelakaan, jaminan hari tua dan lain-lain. C. PERUSAHAAN SEBAGAI KEPENTINGAN BERSAMA Setiap usaha, kecil atau besar, selalu menyangkut kepentingan banyak orang yaitu pengusaha atau pemilik, pekerja, masyarakat pemasok bahan dan masyarakat konsumen, serta Pemerintah : a. Kepentingan pengusaha dalam perusahaan Setiap pengusaha atau pemilik mempunyai kepentingan langsung dan sebab itu selalu berupaya untuk meningkatkan keberhasilan dan menjamin kelangsungan perusahaannya. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk dan untuk:
  • 5. Menjaga atau mengamankan asetnya; Mengembangkan modal atau asetnya supaya memberi nilai tambah yang tinggi; Meningkatkan penghasilannya; Dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya; Bukti aktualisasi diri sebagai pengusaha yang berhasil b. Kepentingan Pekerja Demikian juga para pekerja selalu mempunyai kepentingan atas perusahaan dan oleh sebab itu harus berupaya dan bekerja keras untuk keberhasilan dan kelangsungan perusahaan; karena bagipekerja perusahaan mempunyai makna dan arti penting yaitu sebagai: Sumber kesempatan kerja; Sumber penghasilan; Sarana melatih diri, memperkaya pengalaman kerja serta meningkatkan keahlian dan keterampilan kerja; Tempat mengembangkan karier; Tempat mengaktualisasikan keberhasilan c. Kepentingan Pemerintah Bagi pemerintah, setiap usaha yang dilakukan oleh masyarakat, kecil atau besar, di sektor formal atau sektor informal, mempunyai peranan dan makna yang sangat penting. Pertama,perusahaan merupakan sumber kesempatan kerja. Lapangan dankesempatan kerja merupakan kebutuhan masyarakat. Kedua, perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang. Ketiga, perusahaan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi, kemakmuran bangsa serta ketahanan nasional. Pendapatan nasional adalah akumulasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh perusahaan. Keempat, perusahaan merupakan sumber devisa. Dalam globalisasi ekonomi, devisa merupakan sutu kebutuhan negara yang sangat penting. Kelima, pemerintah berkepentingan dan mengharapkan semua perusahaan dapat menjamin penyediaan dan arus barang, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen maupun sebagai masukan barang setengah jadi untuk perusahaan lain. Keenam, keuntungan perusahaan dan pendapatan karyawannya merupakan sumber utama pendapatan negara melalui sistem pajak.
  • 6. D. PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL pada persamaan kepentingan semua unsur atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, hubungan industrial mengandung prinsip-prinsip berikut ini:  Pertama, pengusaha dan pekerja, demikian Pemerintah dan masyarakat pada umumnya, sama-sama mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Sebab itu, terutama pengusaha dan pekerja harus sama-sama memberikan upaya yang maksimal melalui pelaksanaan tugas sehari-hari untuk menjaga kelangsungan perusahaan dan meningkatkan keberhasilan perusahaan.  Kedua, perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang. Seemakin banyak pengusaha yang mengembangkan perusahaan atau membuka usaha baru, semakin banyak pekerja yang memperoleh penghasilan. Semakin banuak perusahaan yang berhasil meningkatkan produktivitas, semakin banyak pekerja yang memperoleh peningkatan penghasilan. Dengan demikian, pendapatan nasional akan meningkat dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.  Ketiga, pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing- masing mempunyai fungsi yang berbeda dengan pembagian kerja atau pembagian tugas.Pengusaha sebagai pemimpin mempunyai fungsi menggerakkan, membina dan mengawasi. Pekerja mempunyai fungsi melakukan pekerjaan operasional.  Keempat, pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan. Sebagai anggota keluarg mereka harus saling mengasihi, saling memperhatikan kepentingan yang lain dan saling membantu. Pengusaha perlu memahami cara pikir dan kepentingan pekerja serikat pekerja. Pengusaha perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan pekerja dan sedapat mungkin memenuhinya dan Sebaliknya  Kelima, tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan ketenangan perusahan dan ketentraman bekerja supaya dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.  Keenam, peningkatan produktivitas perusahaan harus dapat meningkatkan kesejahteraan bersama, yaitu kesejahteraan pengusaha dan kesejahteraan pekerja.
  • 7. BAB III KESIMPULAN Tingkat upah dalam setiap pasar tenaga kerja di tentukan oleh kekuatan ekonomi yang berlawanan dari buruh dan majikan.Apabila buruh meningkatkan kekuatan ekonominya dengan cara bertindak bersama-sama melalui serikat-seriakat buruhnya sebagai bargaining agent,maka mereka dapat meningkatkan upah mereka.Kekutan ekonomi di ukur dari kemampuan untuk mengengkang tenaga kerja,dengan demikian dapat memaksa majikan untuk mencari pengganti bagi tenaga kerja baru Menurut teori bargaining baik karyawan maupun majikan memasuki pasar tenaga kerja tanpa harga permintaan dan penawaran yang pasti.Tetapi ada batas harga permintaan atau penawaran tertinggih dan terendah.Dalam harga batas-batas tersebut tingkat upah di tentukan oleh bargaining kedua belah pihak.Buruh individualyang berkekuatan lemah harus menerima tingkat upah yang terendah,sebaliknya serikat buruh dapat menggunakan kekuatan ekonominya yang lebih besar untuk menuntut tingksat upah yang lebih tinggi. Mengapa sistem hubungan industrial di Indonesia dalam era reformasi ini tidak segera mengurai kompleksitas masalah ketenagakerjaan yang sekian lama belum dapat diperbaiki, bahkan masalah ketenagakerjajan semakin hari semakin carut marut dengan kompleksitas problematik yang mepengaruhinya? Dugaan awalnya bahwa dalam sistem HIP “Hubungan Industrial Pancasila” tempo dulu dimasa Rezim orde baru berkuasa, kekuatan sistem itu dilakasanakan dan dipertahankan dengan Hyper kekuasaan yang memangsa komponen sistem yang lemah (pekerja/buruh). Pada saat itu Sikap kritis gerakan protes dari pekerja/buruh diberangus oleh penguasa yang dianggap ganguan dari sistem itu sendiri, Sistem ini beroperasi layaknya predator dalam rimbah, Karateristik sistem HIP yang otoriter itu masih mengakar kuat dalam tataran praktis sampai saat ini, terasa banyak sekali campur tangan yang diluar sistem yang ingin mendapatkan pembagian kue dengan dalih “kekuasaan” dengan konsep KKN nya. Pada era itu kompleksitas dan dinamika permasalahan ketenegakerjaan yang terjadi tidak ditanggapi dengan dialog melainkan dengan intimidasi dan terror terhadap pekerja/buruh. contoh terakhir terjadinya kasus pembunuhan terhadap aktifis Dari luar sistem ini tampak stabil tapi fakta menunjukan setelah sekian puluh tahun bertahan, sistem ini akhirnya jebol juga seiring momentum perlawanan rakyat terhadap sistem kekuasaan negara yang dilaksanakan secara otoriter dalam segala dimensi kehidupan.