Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Kolonialisme juga menunjuk kepada sistem yang digunakan untuk melegitimasikan pengontrolan wilayah asing.
2. A. Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di
mana sebuah negara besar dapat memegang
kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar
negara itu bisa dipelihara atau berkembang.
Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-
negara itu menaklukkan atau menempati tanah-
tanah itu.
3. 1. Timbulnya Kata Imperialisme
Perkataan Imperialisme muncul pertama
kali Inggris pada akhir abad XIX.
Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu
menjelmakan politik yang ditujukan pada
perluasan kerajaan Inggris hingga suatu
"impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik
Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat.
Golongan oposisi takut kalau-kalau politik
Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis
internasional. Karena itu mereka menghendaki
pemusatan perhatian pemerintah pada
pembangunan dalam negeri dari pada
berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri.
Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan
golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil
Rhodes) disebut golongan "Empire" atau
golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan
imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya
untuk membeda-bedakan golangan Disraeli
dari golongan oposisinya, kemudian mendapat
isi lain hingga mengandung arti seperti yang
kita kenal sekarang.
4. 2. Asal Mula Kata Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin
"imperare" yang artinya "memerintah". Hak untuk
memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang
lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu
lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah
daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium.
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur
menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin
selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-
negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme
oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah
dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan
imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal sekarang
ini.
5. 3. Arti Kata Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan
paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang
dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu
berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat
dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan
ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak
perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi
dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk
kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme
dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang dijalankan
mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari
imperium jika imperium itu merupakan gabungan jajahan-
jajahan.
6. B. Kolonialisme
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara
atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk
mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan
pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu
himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau
mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral
dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikolonikan.
Pendukung dari kolonialisme berpendapat bahwa hukum
kolonial menguntungkan negara yang dikolonikan dengan
mengembangkan infrastruktur ekonomi dan politik yang
dibutuhkan untuk pemodernisasian dan demokrasi. Mereka
menunjuk ke bekas koloni seperti Amerika
Serikat, Australia, Selandia Baru, Hong Kong dan Singapura
sebagai contoh sukses pasca-kolonialisme.
7. Peneori ketergantungan seperti Andre Gunder
Frank, berpendapat bahwa kolonialisme sebenarnya menuju
ke pemindahan kekayaan dari daerah yang dikolonisasi ke
daerah pengkolonisasi, dan menghambat kesuksesan
pengembangan ekonomi.
Pengkritik post-kolonialisme seperti Franz Fanon
berpendapat bahwa kolonialisme merusak
politik, psikologi, dan moral negara terkolonisasi.
Penulis dan politikus India Arundhati Roy berkata bahwa
perdebatan antara pro dan kontra dari kolonialisme/
imperialisme adalah seperti "mendebatkan pro dan kontra
pemerkosaan".
Lihat juga neokolonialisme sebagai kelanjutan dari
dominasi dan eksploitasi dari negara yang sama dengan cara
yang berbeda (dan sering kali dengan tujuan yang sama).
8. • Definisi
Collins English Dictionary mendefinisikan kolonialisme
sebagai "kebijakan dan praktek kekuatan dalam
memperluas kontrol atas masyarakat lemah atau daerah."
The Merriam-Webster Dictionary menawarkan empat
definisi, termasuk "karakteristik sesuatu koloni" dan
"kontrol oleh satu kekuatan di daerah yang bergantung
atau orang-orang ". The Encyclopedia 2.006 Stanford
Filsafat "menggunakan istilah 'kolonialisme' untuk
menggambarkan proses penyelesaian Eropa dan kontrol
politik atas seluruh dunia, termasuk
Amerika, Australia, dan sebagian Afrika dan Asia
9. " Ini membahas perbedaan antara kolonialisme dan
imperialisme dan menyatakan bahwa "mengingat kesulitan
konsisten membedakan antara dua istilah, entri ini akan
menggunakan kolonialisme sebagai suatu konsep umum yang
mengacu pada proyek dominasi politik Eropa dari keenam belas
hingga abad kedua puluh yang berakhir dengan gerakan-gerakan
pembebasan nasional dari tahun 1960-an ". Dalam pengantarnya
untuk Jürgen Osterhammel yang Kolonialisme: Sebuah Tinjauan
Teoritis, Roger Tignor mengatakan, "Untuk Osterhammel, esensi
kolonialisme adalah adanya koloni, yang secara definisi diatur
berbeda dari wilayah lain seperti protektorat atau bola informal
pengaruh." Dalam buku tersebut, Osterhammel
bertanya, "Bagaimana bisa 'kolonialisme' didefinisikan secara
independen dari 'koloni?'"
10. Ia menempel pada definisi tiga-kalimat:
Kolonialisme adalah hubungan antara mayoritas
(atau paksa diimpor) adat dan minoritas penyerbu
asing. Keputusan fundamental yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat terjajah yang dibuat dan
dilaksanakan oleh penguasa kolonial demi
kepentingan yang sering didefinisikan dalam
sebuah metropolis yang jauh. Menolak kompromi
budaya dengan penduduk terjajah, penjajah yakin
superioritas mereka sendiri dan mandat mereka
ditahbiskan untuk memerintah.