Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus dilakukan pemerintah daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan maupun hutan. KLHS tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan KLHS ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan kebijakan dan program pemerintah.
Menurut undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, KLHS harus dilakukan dalam penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan jangka menengah dan panjang, kebijakan dan program yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko terhadap lingkungan hidup.
Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan dan program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. KLHS sendiri menurut ketentuan harus memuat kajian mengenai kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup.
1. PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP HIDUP DAN KEBERSIHAN
Jl. Pepaya No.75, Jadirejo, Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau 28121
KLHSRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Pekanbaru 2017-2022
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru, 27 Juli 2017
Pra Pelingkupan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
2. PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
DINAS LINGKUNGAN HIDUP HIDUP DAN KEBERSIHAN
Jl. Pepaya No.75, Jadirejo, Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau 28121
KLHSRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Pekanbaru 2017-2022
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru, 27 Juli 2017
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3. Pemerintah
menyadari
kelemahan
AMDAL
1999
2006
1996
Kerusakan dan
pencemaran
lingkungan
semakin
meningkat di era
OTDA
KLH-Bappenas-
Kemendagri bersinergi
mengembangkan dan
menerapkan KLHS pada
Kebijakan, Rencana,
Program
DISKURSUS KLHS
KLH menyusun
Konsepsi Arah
Kebijakan KLHS
di Indonesia dan
uji coba di
beberapa daerah
2007
2009
UU 32/2009
PPLH
PERMENLH
09/2011
Pedoman Umum
KLHS
2011
2012
PERMENDAGRI
67/2012 KLHS
PP 46/2016
Pedoman Umum
KLHS
2016
5. LANDASAN HUKUM KLHS
1. Mandat UU No. 32/2009 tentang PPLH menghasilkan peraturan turunan sebagai berikut :
2. Mandat UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur :
• KLHS menjadi urusan wajib non pelayanan dasar hingga Kabupaten/Kota
• Sanksi ketidakpatuhan sudah dikemas dalam PP yang mengatur sanksi bila urusan
wajib tidak dilaksanakan
Kebijakan Umum Kebijakan Penerapan
Permen LH No. 27/2009
Tentang Pedoman Pelaksanaan
KLHS
Telah
dicabut
PP No. 10/2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Telah diperbarui
tahun 2015
Permen LH No. 09/2011
Tentang Pedoman Umum KLHS
Masih
berlaku
PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Masih berlaku
Surat Edaran Menteri LHK No. SE-
04/Menlhk-II/2015 Tentang
Pelaksanaan KLHS
Masih
berlaku
PP No. 1/2011 tentang Penetapan dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
Disebut Kajian
Kelayakan Strategis
dengan beberapa
prinsip sama
Permendagri No. 67/2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
Masih berlaku
Permen KKP No. 34/PERMEN-KP/2014
tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Masih berlaku
Peraturan Pemerintah No 46 tahun
2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS
Masih
berlaku
Permen LHK No...tahun 2017 tentang
Pedoman Penyelenggaraan KLHS
Rancangan
7. KLHS DALAM RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
KLHS RPJP RPJM RTRW
KEBIJAKANRENCANAPROGRAM
• Visi dan Misi
• Arah Kebijakan
-
-
• Visi dan Misi
• Strategi dan
Arah Kebijakan
-
Kebijakan Umum
dan Program
Pembangunan
Daerah
Kebijakan dan
Srategi
(RANPERDA)
Rencana Struktur
Ruang dan Rencana
Pola Ruang
(RANPERDA)
Indikasi Program
(Dokumen Teknis
RTRW)
10. KERANGKA KERJA KLHS
PEMANGKU
KEPENTINGAN
Kerja POKJA PL Persiapan
Workshop Pelingkupan (Verifikasi dan
Klarifikasi Hasil Pra Pelingkupan)
Kerja POKJA PL (Analisis Baseline,
Keterkaitan, Keseimbangan, Keadilan,
Kajian Pengaruh (D3TLH), Perumusan
Mitigasi, Alternatif dan Rekomendasi)
Workshop Kajian Pengaruh, Perumusan
Mitigasi, Alternatif dan Rekomendasi
Mengintegrasikan hasil pengambilan
keputusan Kepala Daerah ke dalam Draf
raperda RPJMD-RPJPD
Penilaian mandiri
Pengajuan rekomendasi ke
Gubernur/Menteri LHK
DIGABUNG
SKPD membuat
isu panjang dan
menyiapkan
data pendukung
11. KLHS DAN RPJMD BERIRINGAN
Inventarisasi data, analisis situasi,
pengenalan kondisi eksisting
Pra-pelingkupan (penyusunan
informasi baseline)
Identifikasi isu/masalah Pelingkupan isu strategis
Perumusan tujuan/sasaran/target
keluaran dan/atau indikator
capaian KRP
Identifikasi muatan yang berpotensi
dampak/risiko LH
Penyusunan skenario/konsep/arah
kebijakan/strategi implementasi
KRP
Telaah pengaruh terhadap kondisi
LH
Perumusan alternatif/perbaikan
Finalisasi muatan KRP Rekomendasi penyempurnaan,
mitigasi, dan/atau tindak lanjut
RPJMD KLHS
Termasuk
Informasi
status/kondisi
DDDT LH di
wilayah kajian
Kajian berbasis isu
strategis
Alternatif
perbaikan KRP
berdasarkan hasil
kajian
Rekomendasi
1
2
3
4
5
12. 01
02
03
04
05
POKJA PL melakukan curah
pendapat isu-isu dengan cara mind
mapping dan metaplan process
POKJA PL melakukan studi literatur
POKJA PL mengidentifikasi informasi
dan data yang masih diperlukan
POKJA PL menginventarisasi
pemangku kepentingan yang akan
dilibatkan dalam proses KLHS
Persiapan untuk pelingkupan
PRA-PELINGKUPAN KLHS
13. 1
2 Pengelompokan
isu
Penyusunan daftar
isu panjang
Penyusunan daftar
isu pendek
Konfirmasi isu3
4
TAHAPAN PERUMUSAN ISU
Berdasarkan Status Lingkungan
Hidup, isu KRP, serta masukan
dan kesepakatan pemangku
kepentingan
Ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup
Berdasarkan data dan
informasi ilmiah
Isu paling strategis sebagai
dasar kajian KRP
14. MENEMUKAN AKAR MASALAH
Penyebab
masalah
Akar penyebab
masalah
Konteks
pembangunan
KLHS
AMDAL
Gejala
masalah
Tahap
proyek
Degradasi SDA
Punahnya KEHATI
Kemiskinan
Kualitas air
Kualitas udara
Kapasitas SDM
dan institusi
Risiko LH
Kemacetan
Keseimbangan
sosial
Isu sosial
Risiko LH
Budaya
Kendala
Objektif
Nilai-nilai Isu ekonomi
Komponen
alami
Keadilan
15. • SKPD
• Stakeholders lain
Bersifat Lintas Sektor
• Administrasi
• Sebaran dampak
Bersifat Lintas Wilayah
• Dampak sekunder dan
tersier
• Keterkaitan antar
dampak
Berdampak Kumulatif
dan Berefek Ganda
• Potensi untuk terjadi di
masa depan
Berdampak Jangka
Panjang
STRATEGIS
KRITERIA ISU STRATEGIS
16. CONTOH MATRIKS PENAPISAN PROGRAM
0 – Jika tidak ada keterkaitan antara program dengan isu-isu strategis (Misalnya: Program tidak memiliki
pengaruh terhadap isu baik negatif maupun positif)
1 – Jika ada keterkaitan antara program dengan isu-isu strategis (Misalnya: Program memiliki pengaruh
terhadap isu baik negatif (-) maupun positif (+))
17. Arahan Alternatif
TAHAP PERUMUSAN ALTERNATIF KRP
6
5
4
3
2
1
Perubahan
Ukuran,
skala,
dan lokasi
Penundaan,
perbaikan
urutan,
mengubah
prioritas
Perubahan
strategi
Perubahan
proses,
metode dan
adaptasi sesuai
IPTEK
Pemberian
arahan dan
peringatan
untuk ekosistem
Perubahan
tujuan
atau target
7
Pemberian
arahan dan
peringatan mitigasi
No
Rumusan
Program
Pembangunan
Dampak Program
Rumusan Mitigasi/Alternatif
Mitigasi Alternatif
1 Penataan
Bantaran Sungai
Menimbulkan konflik
dan gangguan
terhadap permukiman
• Melakukan telaah LARAP
• Pembangunan rumah susun
• Pemukiman kembali penduduk
bantaran sungai
Menyusun tahapan
penataan
2 .................... .................... .................... ....................
Contoh tabel
18. TAHAP REKOMENDASI
Rangkaian proses KLHS
yang telah dilaksanakan
Rancangan final KRP
Ada keterbatasan tingkat
kepastian prediksi resiko
& dampak KLHS?
Ada konsekuensi
terhadap usaha/kegiatan
eksisting?
Ada kebutuhan
kebijakan pendukung
untuk implementasi?
Konfirmasi rekomendasi
perbaikan KRP
Rekomendasi:
1. Jenis studi lebih lanjut
2. Jadwal kebutuhan review KRP di luar jadwal yang
ditentukan peraturan perundangan untuk antisipasi
ketidakpastian prediksi dampak
3. Arahan KLHS untuk KRP turunan/terkait
Rekomendasi:
1. Modifikasi usaha dan/atau kegiatan
2. Penghentian usaha dan/atau kegiatan
3. Penerapan tambahan kewajiban
Rekomendasi:
1. Arahan untuk AMDAL/UKL-UPL/SPPL
2. Program dan kegiatan mitigasi pendukung
3. Penerapan persyaratan LH tertentu (cth: Green
Techno)
4. Penerapan baku mutu dan standar yang berlaku
T
T
T
Y
Y
Y
19. PENJAMINAN KUALITAS KLHS
Penjaminan kualitas meliputi:
1. Penjaminan kompetensi penyusun KLHS
2. Pelaksanaan penilaian mandiri terhadap kesesuaian proses dan hasil KLHS.
Tabel Formulir Penilaian Mandiri
A. Identitas
B. Hal yang Dinilai
Nama KLHS
K/L Penanggungjawab
Tahun Pelaksanaan
No. Item Penilaian
1 Desain proses KLHS
2 Identifikasi isu strategis
3 Analisis baseline
4 Telaahan
5 Alternatif dan rekomendasi
6 Laporan KLHS
7 Integrasi KLHS ke dalam KRP dan pengambilan keputusan
8 Partisipasi pemangku kepentingan
20. PENGESAHAN KELAYAKAN KLHS
Pengesahan kelayakan KLHS adalah kegiatan menelaah dan menggaransi hasil
penilaian mandiri KLHS guna memastikan; prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan telah terintegrasi dalam KRP dan usulan KRP telah
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung LH.
00
Penjaminan
kompetensi
penyusun KLHS *)
Pelaksanaan
penilaian mandiri
(penjaminan
kualitas KLHS) *)
Pengesahan
Kelayakan
KLHS
Penilaian
mandiri
Kelayakan KLHS berdasarkan butir-butir
penilaian mandiri (dilampiri surat pernyataan
penjaminan kualitas KLHS);
Rekomendasi perbaikan KLHS diikuti perbaikan
Kebijakan, rencana, dan/atau program apabila
tidak memenuhi salah satu/lebih dari butir2
penilaian;
Rekomendasi penghentian jenis usaha dan/atau
kegiatan dalam Kebijakan, Rencana dan/atau
Program jika hasil penilaian menyatakan daya
tampung lingkungan hidup telah atau akan
terlampaui *)
Surat
Pengesahan
Kelayakan
KLHS dari
Menteri LHK
Pembuat
KRP dan
KLHS
*) = diperlukan Pedoman
Teknis
REKOMENDASI
GUBERNUR
1
2
3
KLHS
Kab/Kota
KLHS
Provinsi
21. KENDALA UMUM PENYUSUNAN KLHS
1. Belum optimalnya pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis
dampak lingkungan potensial dan menyusun perencanaan yang
terintegrasi
2. Koordinasi antar institusi dan organisasi
3. Belum optimalnya sumber daya (informasi, keahlian, dan finansial)
4. Belum terdapatnya panduan dan mekanisme dalam tataran teknis dan
operasional
5. Belum optimalnya political will dan komitmen untuk
mengimplementasikan KLHS
6. Kesulitan dalam menentukan kebijakan yang jelas dan mendefinisikan
kapan dan bagaimana KLHS sebaiknya diimplementasikan
7. Metodologi belum berkembang dengan baik
8. Terbatasnya partisipasi publik (khususnya masyarakat)
9. Kurangnya akuntabilitas penyusunan dan implementasi KLHS
10.Masih kentalnya pemahaman terhadap AMDAL, sehingga persepsi
terhadap KLHS menjadi identik AMDAL.