5. 1). Hidrochlorothiazide 25 mg dan 50 mg
Golongan Diuretik Thiazid
D : 50-200 mg/hari
I : Diuretika, Udema, Terapi tambahan pada
Tatalaksana Hipertensi
KI : Anuria, Dekompensasi ginjal, Penggunaan
bersama Lithium
ESO : Gangguan Metabolik, Imbalans
Elektrolit(Menekan K), Hipotensi Postural
IO : Digitalis, alcohol, opioid, steroid
Biasanya digunakan bersamaan dengan golongan
antihipertensi lain sebagai potensial diuretic (Efek
Potensiasi)
6.
7. 2). Captopril 12,5 mg dan 25 mg
Golongan ACE inhibitor
D : 25-125 mg/hari
I : Hipertensi, Gagal Jantung
KI : Hamil, Gagal ginjal, Stenosis aorta
ESO : Batuk kering, Proteinuria, Ruam kulit
IO : Minoksidil, Suplemen K, Diuretik Hemat kalium
Efek jangka panjang BATUK KERING.
Jangan terburu buru mengobati batuk karena drug-induced
cough akan berhenti setelah obat dihentikan.
8.
9. 3). Nifedipine 10 mg
Golongan Ca Antagonis Dihidropiridin
D : 10-30 mg/hari
I : Hipertensi, UAP, SAP, Sindroma Raynaud,
Premature Labour, Spasme esophagus
KI : Hamil, laktasi
ESO : Takikardia, Udema, Palpitasi
IO : Jus Grapefruit
10.
11. 4). Aspirin 80 mg
Golongan Asam Asetil salisilat
D : 80-160 mg/ hari
I : TIA, SI, Infark miokard
KI : Tukak peptic, gangguan perdarahan
ESO : Nyeri lambung, gangguan masa
pembekuan
IO : Antikoagulan, Kortikosteroid,
Sulfonilurea, Metotreksat.
12.
13. 5). ISDN 5 mg
Golongan Isosorbid Dinitrat
D : 5-10 mg SL saat serangan, 10-20 mg/per pemberian
4x sehari(jangka panjang)
I : Terapi dan profilaksis angina pectoris, profilaksis
serangan nokturna angina
KI : Hipotensi terutama tekanan sistolik yang rendah,
glaucoma, perdarahan serebral, gangguan sirkulasi
akut.
ESO : Takikardi, nyeri kepala, hipotensi ortostatik
IO : Vasodilator lain, alcohol
Bersama Morfin, Oksigen, ISDN, Aspirin, Clopidogrel ditekankan
dalam tatalaksana emergensi akut STEMI. (MONACo)
Bersama morfin, oksigen, furosemid, ISDN ditekankan
dalam emergensi Udema Paru Akut e.c Gagal Jantung.
15. 1) As. Mefenamat 500 mg
Analgesik asam fenamat golongan klorobenzoat
D : Awal 500 mg kemudian 250 mg tiap 6jam
I : Analgesik, antiinflamasi,antipiretik
KI : Tukak peptic, kerusakan ginjal, asma yg sensitive
terhadap AINS
ESO : Gangguan GI, mual, muntah, diare.
IO : Antikoagulan oral
Penggunaaan yang kurang tepat dan tidak disertai pelindung
GI, akan menyebabkan perdarahan saluran cerna massif
16.
17. 2) Piroxicam 10 mg
Analgesik cox inhibitor non-selektif
D : Awal 40 mg/hari dilanjutkan 20 mg(OA, RA)
dilanjutkan 40mg (Gout)
I : OA, RA, nyeri post operatif, dismenorea
KI : Hipersensitif thp aspirin, riwayat perdarahan GI
ESO : Gangguan GI dan perdarahan
IO : Aspirin, Lithium, Warfarin
Penggunaan yang kurang tepat dan tidak disertai pelindung
GI akan menyebabkan perdarahan saluran cerna massif.
18.
19. 3) Ibuprofen 400 mg
Analgesik cox inhibitor non-spesifik isobutilpropanoat
fenolik acid
D : 400 -1200 mg
I : Analgesik
KI : Hipersensitif aspirin, laktasi
ESO : Gangguan GI dan perdarahan.
IO : Aspirin, Lithium, Warfarin, Sulfonilurea, MTX
Merupakan WHO Model List of Essentials Medicine.
Penggunaan paling umum ialah dalam bentuk peluru
suppositoria untuk menurunkan demam anak. Seperti COX
inhibitor lain, penggunaan berlebihan dan tidak tepat guna
akan mengakibatkan perdarahan saluran cerna.
20.
21. 4) Antalgin 500 mg
Analgetik gol sodium metamizol(metampiron)
D : 500mg-2000 mg per hari
I : Analgesik
KI : Gangguan perdarahan, porfiria
IO : Klorpromazin
Merupakan salah satu analgetik yg sering digunakan secara
luas dan sering pula menyebabkan reaksi agranulositosis,
hipersensitivitas, anafilaktik.
24. 1) Amoxicillin 500 mg/125mg-5mL
Golongan penisilin beta laktam spectrum luas gram (+) dan (–)
D : 1500 mg/hari
I : Infeksi saluran nafas, THT, saluran kemih, GI, kulit, jaringan
lunak, tulang, pelvis, kandung empedu, GO, Sifilis, septicemia,
endokarditis, meningitis, peritonitis, abses gigi, demam enteric.
KI : Hipersensitif, mononucleosis
IO : Probenesid, Alopurinol, Asam klavulanat
Merupakan first line antibiotic yang sering digunakan di Indonesia
banyak pembelian secara bebas resistensi obat sering dijumpai /
MRSA (metisilin resisten staph aureus).
Pemberian amoksisilin dipotensiasi dengan asam klavulanat. Pemberian
amoksisilin pada mono/kissing disease akan menimbulkan rash
makulopapular yg disebut amoksisilin induced morbiliform rash.
25.
26. 2) Tetracyclin 500 mg
Golongan broad-spektrum poliketida
D : 500-2000 mg/hari
I : Infeksi riketsial, klamidia, mikoplasma,
limfogranuloma, meningokokus, gonokokus,
treponemalgram - dan +
KI : Hipersensitif, hamil, anak <8 tahun, gangguan
ginjal berat
IO : Potensiasi efek antikoagulan dan sulfonylurea.
Absorbsi berkurang dengan ion logam.
ESO : Diskolorasi pada pertumbuhan gigi (grey-yellow-
brown teeth), nubian mummies, fotosensitivitas
kulit yang menginduksi lupus(diskoid) dan hepatitis
(drug-induced), gangguan pertumbuhan tulang dan
gigi pd kehamilan dan laktasi, menyebabkan
mikrovaskular fatty liver.
27.
28. 3) Erithromycin 500 mg
Golongan broad spectrum makrolid-beta laktam
D : 1000-2000mg/hari
I : ISPA, pneumonia, infeksi kulit dan jar lunak. Profilaksis
pre op dan luka bakar. Osteomyelitis dan odontitis,
pulpitis, GO,LGV, difteri dan scarlet fever.
KI : Hipersensitif, Gangguan fungsi hati, kehamilan, stenosis
pylorus.
IO : Potensiasi dengan karbamazepin, teofilin, siklosporin,
warfarin, alkaloid ergot, pil kontrasepsi.
Umum digunakan bagi mereka yg alergi terhadap golongan
penisilin. Daya bakterisid sedikit melebihi golongan penisilin,
terutama mycoplasma dan legionella. E.s terutama gangguan GI
karena daya promotilitas tinggi. Dilaporkan pula kejadian aritmia
(LQTS) dan tinnitus.
29.
30. 4) Kloramfenikol 250mg/125mg-5mL
Golongan antibiotic prototipikal
D : 750-2000 mg/hari
I : Demam tifoid dan paratifoid, gastroenteritis,
bruselosis, riketsia, disentri, meningitis.
Topikal: infeksi mata dan telinga dan kulit dan jar lunak.
KI : Hipersensitif, anemia, kehamilan trimester 3, laktasi.
IO : Paracetamol, antikoagulan oral, obat hipoglikemik oral,
siklofosfamid, fenitoin.
Bersama tetrasiklin merupakan golongan antibiotic yang umum
digunakan pada kasus infeksi dunia-ketiga (3rd world infections).
Merupakan 2nd line drug untuk kolera-resisten-tetrasiklin dan
tifoid.
Penggunaan kloramfenikol erat kaitannya dengan idiosinkrasi
G6PD dan toksisitas sum-sum tulang(anemia aplastik).
31.
32. 5) Ciprofloxacin 500 mg
Golongan broad-spectrum fluorokuinolon
D : 1000 mg/hari
I : ISK, GI, GO, Sal nafas, Tifoid.
KI : Anak pada masa pertumbuhan, kehamilan, laktasi.
IO : As Askorbat, antasida, teofilin.
Salah satu antibiotic gol fluorokuinolin yang mulai banyak
dan sering digunakan secara bebas. Mulai diketemukan
resistensi terhadap dekstromer dari ciprofloxacin (D-Cipro)
sehingga mulai digunakan derivate levomer dan derivate
lainnya.
33.
34. 6) Ampicillin 500 mg
Golongan penisilin gram- dan gram +
D : 1000-3000 mg/ hari
I : ISK, infeksi tr resp, infeksi GI, otitis.
KI : Hipersensitif penisilin. Mononukleosis
IO : Probenesid, alopurinol, kontrasepsi oral, atenolol.
Mempunyai potensi dan cara kerja mirip amoksisilin.
Penggunaan bersama dengan sulbaktam kini dilakukan guna
potensiasi dan pencegahan resistensi.
35.
36. 7) Kotrimoksazole 480 mg/960 mg (forte)
Golongan kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol
(80mg:400mg)
D : 2 x 2tab, 5x2 tab(GO, hanya diberikan sehari)
I : Infeksi GI, enteric, sal nafas
KI : Hipersensitif golongan sulfa, kerusakan hati dan ginjal
berat, hamil, laktasi, porfiria, blood diskrasia.
IO : PABA dan prokain(menurun), warfarin, metotreksat,
sulfonylurea (potensiasi)
Masuk dalam guidelines gangguan pencernaan pada MTBS
Indonesia.
39. 1) Acyclovir 400 mg
Golongan antivirus
D : 1000 mg perhari (herpes simpleks) 4000 mg (herpes
zoster dan varicella), anak ½ dosis dewasa
I : Herpes simpleks inisial dan rekuren pada kulit dan
selaput lendir, infeksi virus varicella zooster
KI : Hipersensitif
IO : Half life meningkat dengan probenesid
Asiklovir dan derivatnya merupakan antivirus tersering
digunakan dalam klinis.
42. 1) Griseofulvin 125 mg
D : 500 mg/hari. Anak 10 mg/kg BB single dose
I : Dermatofitosis kulit dan kuku atatupun corporeal yg
sulit diatasi
KI : Porfiria, hamil, gagal hati
IO : Menurunkan kadar antikoagulan warfarin. Absorbsi
berkurang dengan barbiturate. Mengurangi efek
kontrasepsi oral. Meningkatkan efek alcohol
43.
44. 2) Ketoconazole 200 mg
D : Dewasa 1 tab/hari. Anak 50-100 mg/hari
I : Mikosis subkutan kronik dan sistemik termasuk
parakokidiomikosis, histoplasmosis, kromomikosis
KI : Gagal hati
IO : Siklosporin, antasida, AH2 dan warfarin
Pemberian antifungal hanya single dose/hari karena waktu
paruh yang cukup panjang.
Setiap pemberian antifungal akan meningkatkan
kemungkinan resiko kegagalan fungsi hati.
50. 1) Cimetidine 200 mg
D : 600-1200 mg/hari
I : Tukak peptic, GERD, menghambat ekskresi asam
lambung
KI : Tidak untuk< 16 tahun
IO : lidokain warfarin, fenitoin
51. 2) Metoclopramide 10 mg
D : 15-30 mg
I : Gastroparesis diabetikum, antiemetik
KI : Kondisi yg melarang adanya perangsangan
motilitas
IO : Antikolinergik, depresan ssp,
ESO : Sedasi, sakit kepala, gejala ekstrapiramidal
52. 3) Domperidone 10 mg
Golongan Antidopaminergik
D : 10-30 mg/ hari 30 menit sblm makan.
I : Dispepsia fungsional, mual muntah akut dan mual
muntah akibat pemberian bromkriptin dan levodopa
KI : Prolaktinoma hipofise. Perhatian pada anak
ESO : Sedasi, Ekstrapiramidal sindroma, sakit kepala, ruam
kulit
IO : Analgesik opiate, antikolinergik, bromkriptin, antacid
53. 4) Diaform
Attapulgite koloid karbon aktif
D : 2 tab setiap BAB
I : Terapi simptomatik diare
KI : Hipersensitif. Intestinal obstruction
IO : Tetrasiklin
54. 5) Loperamide 2 mg
D : Awal 2 tab, setiap diare 1 tab, maks 8 tab sehari
I : Diare non spesifik akut dan kronik
KI : Inhibisi peristaltic dilarang, hepatic failure, anak <12
tahun, colitis pseudomembran
55. 6) Ranitidine150 mg
D : 150-200 mg/hari
I : Tukak peptik
KI : Kehamilan, laktasi
IO : Diazepam, lidokain, warfarin, fenitoin, propranolol
56. 7) Antasida
Golongan basa hidroklorida
D : 3 tab sehari SEBELUM makan
I : Tukak peptic, hiperasiditas
KI : Diet rendah fosfat, gagal ginjal
IO : Mengurangi efektifitas INH, tetrasiklin warfarin
kuinidin
57. 8) Spasminal
D : 1-2 tab /hari
I : Antipasme hollow viscus
KI : Glaukoma, obstruksi, ileus, gagal hepar dan ginjal
IO : Antasida, antikolinergik, histamine