Adat antar tumpang adalah tradisi turun temurun masyarakat Belimbing untuk menghormati roh halus dan alam sekitar. Ritual ini bertujuan meminta perlindungan dan kesejahteraan bagi mempelai dan keturunannya. Adat ini melambangkan semangat gotong royong dan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan.
2. • Budaya antar tumpang merupakan budaya yang
secara turun temurun terus kami lakukan. Adat
antar tumpang juga merupakan potretan
bagaimana masyarakat kami berinteraksi dan
membangun hubungan yang harmonis dengan
alam. Bagi kami adat ini mengandung nilai-nilai
yang dapat diyakini. Sebagai rasa penghormatan
kami kepada alam dan roh halus. Menumbuhkan
semangat gotong royong dan solidaritas antara
manusia dan roh halus. Mempunyai nilai yang
religius , dimana dari serangkaian ritual tersebut
bagikami mempunyai nilai-nilai mistis yang
digunakan untuk melindungi alam sehingga nilai-
nilai mistis ini dapat menjadi modal bagi kami untuk
melakukan suatu acara.
3. •Adapun alat musik yang
digunakan dalam Antar
Tumpang ini adalah :
•Gendang
•Ketawak (gong)
4. Adapun alat-alat untuk ngantar tumpang adalah
sebagai berikut :
• Ranceh dari daun kelapa muda untuk menyimpan
alat-alat seperti dibawah ini
• 1. Ekor ayam kampung yang sudah di panggang
• 1. Mangkok nasi kuning
• 1. Buti’ Cucur
• 1. Batng lilin merah (Dian)
5. • Nasi ongko’ 5 warna =
a. Warna Putih
b. Warna Merah
c. Warna Hitam
d. Warna kuning
e. Warna hijau
• Sente
• Pulut
• Telur
6.
7. • Ape Kate e To’ Kame Bekabar – berpadah kepada
Sida’ yang Nunggu Ae’ kame minta jagakan anak
Ucu’ Side’ yang mao megang Gawe atau mao
ngawinkan anak si Anu’ dengan si Anu’ to’ lah
kami beritaukan dan berkabar jangan na’ ngaru,
na’ ngacau gawe kame atau gawe anak ucu’ sida’
dan kame minta dijagakan takut mungkin mao’
ngacau sida’ tegakan jangan ngacau anak ucu’ baik
yang dari darat dari laot,
8. • Tujuan semuanya adalah bagi kami adalah
kami meminta kepada tuhan atas mahluk-
mahluk supaya urat nadi kehidupan ini tidak
diganggu. Jadi bukan meminta kepada alam
gaib , bila meminta kepada alam gaib, sifatnya
syirik dan menyekutukan tuhan itulah makna
filosofinya. Adat antar tumpang ini
mempunyai dua dimensi yaitu : terhindar dari
balapetaka, dan kelak kedepannya kedua
mempelai itu mendapatkan kehidupan yang
lebih baik dan sejahtera.