Tatalaksana gizi buruk pada anak

2. Kekurangan Gizi (pada Balita)
• Kekurangan gizi : suatu kondisi, baik akut maupun kronis, yang disebabkan oleh
masukan zat gizi yang tidak memadai, gangguan penyerapan dan/atau gangguan
metabolisme zat gizi akibat penyakit.
Menurut WHO (2013), gizi buruk dibedakan menurut umur anak:
a. <6 bulan : BB/PB (atau BB/TB) <-3 SD, atau edema pitting bilateral
b. 6-59 bulan : BB/PB (atau BB/TB) <-3 SD atau LiLA < 11,5 cm, atau
edema pitting bilateral

3. Klasifikasi Gizi Buruk
GiBur tanpa komplikasi
• LiLA <11,5 cm untuk
balita 6-59 bulan
• BB/PB (atau BB/TB) <3
SD
• edema bilateral dengan
derajat +1 atau +2
GiBur dengan komplikasi
• Tanda gibur disertai
1/lebih tanda-tanda:
• anoreksia
• dehidrasi berat
• letargi
• demam tinggi
• pneumonia berat
• anemia berat

4. Gizi Kurang
• Growth faltering : hambatan pertumbuhan
• Naik namun tidak optimal
• Tidak naik
• Turun
• Perlu dideteksi dengan cepat untuk mencegah gizi buruk!
Gizi kurang ditandai oleh satu atau lebih hal-hal sebagai berikut:
1. LiLA antara 11,5 cm - <12,5 cm untuk balita usia 6-59 bulan
2. BB/PB (atau BB/TB) berada di antara -3 SD - <-2 SD

6. • Anak gizi buruk yang disertai komplikasi medis mempunyai risiko kematian yang meningkat
dan membutuhkan perawatan di rumah sakit
• Anak gizi buruk tanpa komplikasi medis dan mempunyai nafsu makan yang baik dapat
ditangani di rawat jalan

8. Rawat Inap pada Anak GiBur
• Penilaian awal
• Penegakan diagnosis komplikasi/penyakit penyerta yang mengancam jiwa dan layanan
darurat untuk mengatasinya
• Konfirmasi status gizi buruk dengan pengukuran BB, PB atau TB, dan LiLA sebagai data
awal untuk pemantauan selanjutnya.
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap serta tindakan lainnya berdasarkan 10 langkah
tatalaksana gizi buruk
• Hasil pemeriksaan dicatat pada rekam medis pasien dan bagan rawat inap
• Terdiri dari 3 fase : stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi
• termasuk 10 tindakan pelayanan gizi buruk

11. Fase Stabilisasi
• Prioritas: penanganan kegawatdaruratan:
• Hipoglikemia
• Hipotermia
• Dehidrasi dan imbalans elektrolit
• Infeksi

12. 1. Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia
yang khas misalnya
pucat, berkeringat 
jarang dijumpai pada
anak gizi buruk

14. 2. Hipotermia
• Suhu aksiler <36oC, sering berbarengan dnegan kondisi hipoglikemia
• Hipotermia + hipoglikemia  tanda infeksi serius

16. 3. Pencegahan & Penanganan Dehidrasi
4. Memperbaiki Imbalans Elektrolit
• Dehidrasi pada gibur  sulit ditegakkan
• Semua balita gizi buruk dengan diare/penurunan jumlah urin dianggap mengalami dehidrasi
ringan

18. ReSoMal:
Osmolalitas dan kadar
elektrolit lebih rendah
dari oralit WHO biasa
Osmolalitas rendah: membantu
menurunkan jumlah dan durasi
diare
Na rendah: pada anak gibur, Na
yang tinggi dapat menyebabkan
gagal jantung terutama pada
anak edema

21. 5. Mengobati Infeksi
• Balita gizi buruk mudah mengalami infeksi, namun tanda/gejala infeksi bakteri seringkali
tidak ditemukan  semua balita gizi buruk dianggap menderita infeksi pada saat
datang ke faskes dan segera diberi antibiotik
• Hipoglikemia dan hipotermia seringkali merupakan tanda infeksi berat
• Tatalaksana: antibiotik spektrum luas dan imunisasi campak pada balita gibur >6 bulan
• Pilihan antibiotik:
• Tanpa komplikasi  amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
• Dengan komplikasi  antibiotika parenteral (IM/IV):
• Ampisilin (50 mg/kg IM atau IV setiap 6 jam) selama 2 hari, dilanjutkan
dengan Amoksisilin oral (25-40 mg/kg setiap 8 jam selama 5 hari); ditambah
• Gentamisin (7.5 mg/kg IM atau IV) sehari sekali selama 7 hari

22. 6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro

24. Pemberian Fe hanya setelah fase akut
terlewati
• Pemberian Fe pada fase stabilisasi/transisi berisiko memberburuk infeksi yang ada

25. 6. Pemberian Makan (Fase Stabilisasi)
• Starter formula F-75  rendah protein, rendah laktosa
• TIDAK BOLEH MELEBIHI 100 KKAL/KGBB/HARI

28. Fase Transisi
• Fase ini ditandai oleh transisi dari kondisi stabil ke kondisi yang memenuhi
syarat untuk menjalani rawat jalan. Fase Transisi dimulai ketika:
• Komplikasi medis teratasi
• Tidak ada hipoglikemia
• Nafsu makan pulih
• Edema berkurang
• Fase transisi dapat berupa transisi ke layanan rawat jalan atau transisi ke
fase rehabilitasi rawat inap
• Pemberian minum: transisi dari F75 ke F100

30. Fase Rehabilitasi
• Kebutuhan zat gizi pada Fase Rehabilitasi adalah:
• Energi: 150-220 kkal/kgBB/hari
• Protein: 4-6 g/kgBB/hari