SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
PARADIGMA SAIN KONTEMPORER,
KEDAULATAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A.M. AKYAS
KUSUMIYATI
CERAMAH ILMIAH HIMPUNAN KEPROFESIAN MAHASISWA AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN UNPAD – JATINANGOR, 2 DESEMBER 2014
PROLOG
Ilmu berkembang sangat cepat
Berbagai anomali dari ilmu dan teknologi selama ini,
membutuhkan paradigma baru untuk mengatasinya
Ketahanan pangan harus berubah menjadi kedaulatan
pangan, di mana diversifikasi pangan adalah wajib adanya
Produk hortikultura sangat mendukung diversifikasi pangan
 Bagaimana praksis berteknologi dalam pertanian
hortikutura dewasa ini?
 Kiat-kiat apa yang harus kita tempuh untuk
mengoptimalkannya
PARADIGMA SAIN
Peradaban secara periodik memperbarui diri setelah
periode panjang kemandegan
Sain moderen dibangun oleh hasil-hasil penelitian yang
dijabarkan dari paradigma Mekanika – Newtonian
 Paradigma ini menghasilkan ilmu dan teknologi yang
mumpuni, namun juga menimbulkan banyak dampak negatif
 Dalam perkembangannya, paradigma ini juga terkoreksi oleh
Teori Mekanika Kuantum dan Teori Relativitas Einstein
 Muncul paradigma baru Fisika – Kuantum – Relativistik
PARADIGMA SAIN MODEREN vs KONTEMPORER
Sain Moderen Sain Kontemporer
Paradigma Mekanistik Newtonian Fisika-Kuantum-Relativistik
Dasar
Pijakan
Hukum Gerak Gallileo- Newton Koreksi hukum gerak oleh fisika
kuantum dan oleh teori relativistik
dari Einstein.
Realitas/
Struktur
Materi
Bersifat mekanis, deterministik Bersifat organis
Dunia adalah mesin besar dengan
mesin-mesin kecil di dalamnya.
Dunia adalah jalinan entitas
sistemik.
Dapat dieksplanasi dengan
sempurna dengan menjumlahkan
hasil penelitian bagian-bagiannya
(reduktionisme)
Tidak dapat dieksplanasi dari
penjumlahan sifat-sifat bagiannya,
karena dunia adalah sebuah
keseluruhan. Keseluruhan lebih
besar dari penjumlahan bagian-
bagiannya
Sain Moderen Sain Kontemporer
Puncak
Keilmuan
Ditemukannya fakta
hubungan kausal: if x then y.
Jalinan fakta hubungan
kausal disebut teori.
Ditemukannya fakta penataan diri atau
swa-organisasi. Jalinan swa-organisasi
dengan sistem-sistem yang
melingkunginya dan yang
dilingkunginya, disebut kerangka teori.
Metode
Penelitian
Deskriptif
Deskriptif Eksplanatif/
Developmental Eksperimen
Hipotetik
Deskriptif
Deskriptif Eksplanatif/Developmental
Eksperimen Aksiomatik
PARADIGMA SAIN KONTEMPORER
Dalam konteks menghasilkan panen, tanaman adalah
contoh keterkaitan dan keterhubungan antar sistem hidup
(swa-organisasi)
Pada dasarnya, alam selalu berjalan seimbang; guncangan
yang tidak ekstrim akan cepat terkoreksi
Anomali: kasus Revolusi Hijau yang dapat meningkatkan
produktivitas tanaman padi (dan gandum) untuk sesaat;
namun kemudian menurun karena akumulasi dampak
negatif terhadap kualitas lingkungan secara menyeluruh,
munculnya organisme pengganggu, dan dampak negatif
lain pada aspek sosial dan ekonomi, dan bahkan budaya
KETAHANAN vs KEDAULATAN PANGAN
Indonesia, seperti kebanyakan negara lain, menganut
konsep Ketahanan Pangan (food sufficiency):
 “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”
 Yang penting tersedia, asal dan cara produksi tidak penting
 Secara ideologis politis, pangan tereduksi menjadi sekedar
komoditas, tunduk pada harga, permintaan dan penawaran
Pembangunan pertanian (dalam hal ini ketahanan pangan)
menunjukkan hasil positif, namun temporer:
 Swasembada pangan hanya bertahan sebentar, untuk
kemudian menjadi pengimpor yang lebih besar
 Teknologi membantu menyelesaikan masalah, tapi bukan
tanpa masalah; timbul masalah baru yang justru lebih parah,
dan baru disadari setelah merembet kemana-mana
Tanah pertanian, terutama sawah, semakin berkurang:
 Program transmigrasi, pencetakan sawah dan pembangunan
bendungan besar-besaran di era Orde Baru tidak berbekas
 Insentif tidak mampu mencegah penyusutan tanah pertanian
 Penyebab: kecilnya margin usahatani tanaman pangan
→Luas tanah pertanian pangan kita sangat minimal
dibandingkan negara lainnya
PERBANDINGAN LUAS LAHAN PERTANIAN DENGAN
JUMLAH PENDUDUK DI BEBERAPA NEGARA DUNIA
Negara
Luas lahan pertanian
(ribu ha)
Penduduk
(ribu, tahun 2000)
Luas lahan
per kapita (m2 )
Argentina 33.700 37.040 9.100
Australia 50.304 19.153 26.100
Bangladesh 8.058 123.406 655
Brazil 58.865 171.796 3.430
Kanada 45.740 30.769 14.870
Cina 143.625 1.282.172 1.120
India 161.750 1.016.938 1.590
Indonesia 1) 7.780 217.000 360
Thailand 31.839 60.925 5.230
USA 175.209 285.003 6.150
Vietnam 7.500 78.137 960
Indonesia 2) 9.788 217.000 450
Keterangan: 1) Luas sawah + lahan tadah hujan, tidak termasuk perkebunan
2) Luas sawah + lahan tadah hujan + lahan kering, tidak termasuk perkebunan
Luas tanah pertanian pangan yang sangat terbatas tersebut
memaksa praktek budidaya tanaman yang “memperkosa”
lingkungan, jauh dari kearifan lokal:
 Intensitas tanam 2 – 3 kali
per tahun untuk memenuhi
kebutuhan pangan
 Kearifan lokal masyarakat
Baduy: tanam padi sekali
setahun, selanjutnya
tanaman semusim lain,
dan 2 – 3 bulan diberakan
KEDAULATAN PANGAN
(PERSPEKTIF SAIN KONTEMPORER)
Dari perspektif sain kontemporer, kegagalan kita
membangun ketahanan pangan tidak sendirian:
 Terancamnya kecukupan pangan adalah masalah dunia
 Refleksi dari kegagalan sain moderen secara keseluruhan
Antitesis Ketahanan Pangan: Kedaulatan Pangan
 Pangan bukan sekedar komoditas yang tunduk pada harga,
penawaran dan permintaan
 Respon atas dimasukkannya pertanian dalam sistem
perdagangan dunia melalui berbagai kesepakatan
KETAHANAN vs KEDAULATAN PANGAN
Ketahanan Pangan
(Food Security)
Kedaulatan Pangan
(Food Sovereignty)
Model Produksi Pertanian Industri Pertanian Agroekologi
Ekonomi
Perdagangan Liberal Perdagangan Proteksionis
Rasionalisme ekonomi Rasionalisme Hijau
Hak Kekayaan
Intelektual
Diakui
bahkan diagungkan
Anti Paten kehidupan,
mengakui kepemilikan komunal
Paradigma
Keilmuan
Eksplanasi
kausalitas
Pemahaman (verstehen)
penataan diri
Kedaulatan Pangan bukan hal baru dalam pembangunan
pertanian kita:
 Telah diadopsi dalam beberapa Undang-undang, namun baru
sekedar wacana, perlu political will yang kuat
 Membutuhkan waktu yang panjang
 Perlu kesadaran semua pihak, tidak hanya Pemerintah
Perlu digarisbawahi dalam kiprah Kedaulatan Pangan:
 Kecukupan pangan tidak hanya mengandalkan beras semata,
yang juga boros sumberdaya air
 Marjin usahatani padi kecil, luasan yang ada tidak efisien;
sehingga harus dibuka lahan baru di luar Jawa, apabila perlu
sekaligus mendatangkan petani yang tangguh
 Interaksi dan integrasi antar individu petani, antar kelompok
petani sebagai komunitas budaya dan antara petani dengan alam
(kondisi agroekologis), harus terpetakan dan menjadi dasar
pembentukan satuan lokalita kedaulatan pangan”.
Karenanya dengan cara apapun diversifikasi harus menjadi
agenda utama dalam konsep Kedaulatan Pangan.
 Konsumsi beras per kapita harus ditekan; Jepang pada
tahun 1951 sama dengan Indonesia, yaitu sekitar 139
kg/capita/tahun. Saat ini konsumsi beras per kapita Jepang
telah menurun drastis hanya tinggal 37 kg/capita/tahun,
sementara Indonesia malah membengkak jadi lebih dari 150
MEMBANGUN HORTIKULTURA UNTUK
KEDAULATAN PANGAN (SUATU CATATAN KRITIS)
Hortikultura lebih dapat mendukung diversifikasi pangan
dalam rangka mendukung Kedaulatan Pangan:
 Paling lengkap: sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan gizi
lainnya, termasuk obat-obatan dan suplemen
 Banyak produknya yang bernilai ekonomi tinggi
Hortikultura adalah sebagian ilmu tanaman yang:
 Mencakup produk yang dikonsumsi dalam keadaan segar,
dalam keadaan hidup (living state), kandungan airnya banyak,
voluminous, perlu penanganan yang intensif, karenanya
menuntut kemampuan ber-”engineering” yang tinggi
 Sah sebagai ilmu, karena mempunyai konsep, teori atau
jalinan fakta teruji yang bermakna, yang bersumber dari ilmu-
ilmu dasar fisika, biologi dan kimia
Horticulturist (ilmuwan Hortikultura): sarjana (scholar)
 Mampu menangkap fenomena dan mendudukannya dalam
kerangka teori yang ada, dan merumuskan penjelasan dan
pemahaman yang benar tentangnya
 Thought language-nya terbangun dengan baik, tidak hanya
sekedar tahu melakukan sesuatu (how to do a job)
 Materi pembelajaran yang memperkaya dan membangun
wawasan (pengetahuan implisit) sama pentingnya dengan
materi pembelajaran yang membangun kompetensi
(pengetahuan eksplisit atau vocational)
Garapan bidang ilmu (research area)
 Sejalan dengan paradigma sain kontemporer, format
penelitian masa depan seyogyanya difokuskan ke Penelitian
Deskriptif Eksplanatif, untuk mendukung Eksperimen
Aksiomatik
 Dengan memposisikan proses produksi dalam swa-organisasi
keseluruhan sistem, diharapkan antitesis yang selalu muncul
dalam tiap solusi Mekanistik Newtonian (contoh kasus
Revolusi Hijau) dapat dieliminasi
 Materi pembelajaran yang memperkaya dan membangun
wawasan (pengetahuan implisit) sama pentingnya dengan
materi pembelajaran yang membangun kompetensi
(pengetahuan eksplisit atau vocational)
ALUR AREA RISET PRODUKSI HORTIKULTURA
Tanaman Hortikultura membutuhkan engineering yang tinggi
 Dinamika tumbuh yang sangat variatif: perennial, annual,
tumbuh indeterminate, determinate, semi determinate dst.;
tumbuh vegetatif dan tumbuh generatif yang sangat krusial
dalam manipulasinya
 Pada teknologi off-season – pada mangga misalnya – hampir
semua teori dan konsep dinamika tumbuh digunakan
 Teknologi off-season sangat dinamis; “acuan teknologi”
sebagai bahan dasar berimprovisasi di lapangan sesuai
dengan tanaman, kondisi agroekologis, dan kondisi sosekbud
di lokalita target
RESUME ACUAN OFF-SEASON
TEKNOLOGI POHONAN BUAH-BUAHAN
Asumsi Dasar,
Konsep & Teori
Tolok Ukur
Performa Pohon
Ideal
Pohon ideal adalah pohon yang mampu menghasilkan buah yang ajeg
kualitas dengan kuantitas yang tetap tinggi setiap tahun.
Dasar Teknologi Membuat panen off season pada dasarnya adalah manipulasi proses
fisiologis pohonan yang secara alami telah sinkron dengan kondisi
lingkungan tumbuhnya.
Jaminan
Keberhasilan
Pertama, bergantung pada kemampuan membaca semua faktor yang
terlibat dalam proses fisiologis tersebut dan memanipulasinya dengan tepat
Berikutnya, bergantung pada kemampuan membaca dan menjaga reaksi
fisologis tanaman agar tetap sesuai target.
Tumbuh Juvenil
dan struktur Tajuk
Produktif
Manipulasi untuk membentuk pohon sebagai mesin biologis hanya dapat
dilakukan selama fase tumbuh juvenil. Manipulasi ini harus sejalan dengan
type struktur tajuk produktif yang berbeda antar jenis bahkan kultivar.
Asumsi Dasar,
Konsep & Teori
Tolok Ukur
Tumbuh Vegetatif
dan Tumbuh
Reproduktif
Inisiasi buga (perubahan dari tumbuh vegetatif ke tumbuh reproduktif)
didahului oleh cekaman/stress. Tanpa cekaman tumbuh vegetatif berlanjut
tanpa henti.
Tumbuh Periodik,
Teori Bochert dan
Hipotesis Hess
Keberhasilan tindakan manipulatif off-season dapat dibaca dari performa
tumbuh periodic, sebagai tolok ukur eksternal. Perbaikannya dapat megacu
pada teori Bochert, yang menjelaskan adanya umpan balik dinamis antara
tumbuh pupus dan tumbuh akar.
Perbaikan internalnya dapat dilakukan dengan menyeimbangkan kondisi
hormonal (Hipotesis Hess) dan kondisi nutrisional melalui asupan zat
pengatur tumbuh dan hara, tepat waktu dan tepat dosisi.
Keseimbangan
Fisiologis dan
Crop Logging
Keseimbangan fisiologis juga dapat dibaca dari imbangan jumlah buah
yang dipanen (berasal darin ranting reproduktif), dan pelanjut tumbuh
berikutnya (berasal dari ranting vegetatif). Tolok ukur berikutnya adalah
hasil monitoring berkala (crop logging) kondisi agroekologis.
TOLOK UKUR DAN ALAT BERTEKNOLOGI
Berteknologi artinya bermanipulasi dengan terukur:
 Sukses manipulasi mensyaratkan pengatahuan yang
mumpuni tentang semua faktor yang terlibat dan perlu
dilibatkan dalam proses, dan kemampuan menentukan
besaran dan cara mengukur besaran faktor-faktor tersebut
 Selama ini kita hanya menggunakan “Paket Teknologi”
sebagai resep
 Petani memperoleh pengetahuan atau praktek bertani
moderen dari formulator atau perusahaan swasta di bidang
hortikultura, bukan dari penyuluh atau dinas teknis terkait
BEBERAPA CATATAN KRITIS PADA
KIPRAH PEMBANGUNAN DAN PRAKSIS BERTANI
Item/Terma Uraian
Paket
Teknologi
Kondisi agroekologis dan sosekbud dari lokasi ke lokasi berbeda. Tidak
ada resep teknologi yang berlaku umum. “Paket Teknologi” sebaiknya
dijadikan “Acuan Teknologi”, sebagai langkah berimprovisasi di lokasi
target.
Pupuk
Berimbang
Terma ini memperlihatkan bahwa selama ini kita melakukan pemupukan
berdasarkan paket teknologi, dan bukan berdasarkan kebutuhan
tanaman target dan analisis fisik kimia tanah.
Item/Terma Uraian
Pupuk Organik
Diperkaya
Pupuk organik diberikan kepada tanah dengan pertimbangan untuk
memperbaiki kesuburan fisik tanah. Tanah mineral umumnya kandungan
bahan organiknya rendah, kurang dari 2%. Idealnya tanah mineral
mengandung bahan organik 2-5%. Pupuk organik yang harus diberikan
untuk memenuhi kandungan ideal 2-5% biasanya mencapai 10-25 ton ha.
Bila diperkaya, dosis setinggi itu dapat menyebabkan keracunan, bila
dikurangi – karena sudah diperkaya – tujuan memperbaiki sifat fisik tanah
tidak tercapai.
Pupuk Vitamin Tanaman memproduksi vitamin sendiri. Vitamin biasa diberikan pada tahap
tahap awal kultur jaringan, karena memang belum memproduksi vitamin
sendiri.
Metode
Penelitian
Eksperimental
Hipotetik
Kiprah Penelitian kita praktis hanya Experimental Hipotetik, penelitian
deskriptif (survey, exploratif) dan Penelitian Deskriptif Eksplanatif
(Pengembangan hasil survey eksplorasi; mulai menggunakan besaran
kuantitatif dan statistk sederhana, korelasi dan regresi) hampir tidak
terjamah. Perkecualian hanya pada Pemuliaan Tanaman dan Hama dan
Penyakit Tanaman. Akibatnya lihat teks di muka.
MEMBANGUN BISNIS HORTIKULTURA
MODEREN DARI PETANI GUREM
Selama ini, produk hortikultura lokal kurang mampu
bersaing dengan produk pertanian asing yang moderen,
padat modal dan teknologi
Upaya membangun bisnis hortikultura petani gurem:
 Aplikasi teknologi tepat guna yang dapat dipraktekkan oleh
petani berpendidikan minim dan lahan yang sempit
 Kehadiran Pemerintah untuk menggerakkan usahatani kecil
 Kemitraan petani dengan pengusaha hortikultura dalam
rangka produksi dan pemasaran; tidak hanya sebagai
pekerja, petani bahkan dapat menjadi pemilik saham
Dalam konteks Unit Lokalita Kedaulatan Pangan (ULKP), bisnis
hortikultura moderen milik petani dapat difungsikan menjadi
pendukung utama pemenuhan kebutuhan pangan, sehingga “all
people, at all time, have physical and economic access to
sufficient, safe and nutritious food to meet their dietary needs
and food preferences for an active and healthy life”, seperti
yang dicanangkan oleh World Food Summit (1996).
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIAna Puja Prihatin
 
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
Konversi lahan pertanian (yuti)   copyKonversi lahan pertanian (yuti)   copy
Konversi lahan pertanian (yuti) copySyahyuti Si-Buyuang
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Menggiatkan pertanian organik
Menggiatkan pertanian organikMenggiatkan pertanian organik
Menggiatkan pertanian organikAndrew Hutabarat
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)tani57
 
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...Repository Ipb
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...Repository Ipb
 

What's hot (19)

EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
 
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
Konversi lahan pertanian (yuti)   copyKonversi lahan pertanian (yuti)   copy
Konversi lahan pertanian (yuti) copy
 
Liesa
LiesaLiesa
Liesa
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 
Ekonomi pertanian
Ekonomi pertanianEkonomi pertanian
Ekonomi pertanian
 
Menggiatkan pertanian organik
Menggiatkan pertanian organikMenggiatkan pertanian organik
Menggiatkan pertanian organik
 
Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
Usaha tani kelompok
Usaha tani kelompokUsaha tani kelompok
Usaha tani kelompok
 
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)
Pertanian berkelanjutan (m. refo aditya n. no.27)
 
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
 
Revolusi hijau
Revolusi hijauRevolusi hijau
Revolusi hijau
 

Similar to Kedaulatan Pangan dan Hortikultura

materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanAngelLatumahina
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasrizky hadi
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptboyrizajuanda
 
modul_indikator_kegagalan.pdf
modul_indikator_kegagalan.pdfmodul_indikator_kegagalan.pdf
modul_indikator_kegagalan.pdfSunaryoTuah2
 
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )Qiqi Gobel
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaTogar Simatupang
 
2845221 (1)
2845221 (1)2845221 (1)
2845221 (1)EtenkNet
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptx1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptxEkaHadiJoyo
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxCopy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxArmanS12
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma Wijaya
 

Similar to Kedaulatan Pangan dan Hortikultura (20)

materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
 
modul_indikator_kegagalan.pdf
modul_indikator_kegagalan.pdfmodul_indikator_kegagalan.pdf
modul_indikator_kegagalan.pdf
 
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
2845221 (1)
2845221 (1)2845221 (1)
2845221 (1)
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Bitranet edisi 44
Bitranet edisi 44Bitranet edisi 44
Bitranet edisi 44
 
1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptx1. Pendahuluan.pptx
1. Pendahuluan.pptx
 
Food security
Food securityFood security
Food security
 
BIOLOGI
BIOLOGIBIOLOGI
BIOLOGI
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxCopy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 

Kedaulatan Pangan dan Hortikultura

  • 1. PARADIGMA SAIN KONTEMPORER, KEDAULATAN PANGAN DAN HORTIKULTURA A.M. AKYAS KUSUMIYATI CERAMAH ILMIAH HIMPUNAN KEPROFESIAN MAHASISWA AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNPAD – JATINANGOR, 2 DESEMBER 2014
  • 2. PROLOG Ilmu berkembang sangat cepat Berbagai anomali dari ilmu dan teknologi selama ini, membutuhkan paradigma baru untuk mengatasinya Ketahanan pangan harus berubah menjadi kedaulatan pangan, di mana diversifikasi pangan adalah wajib adanya Produk hortikultura sangat mendukung diversifikasi pangan  Bagaimana praksis berteknologi dalam pertanian hortikutura dewasa ini?  Kiat-kiat apa yang harus kita tempuh untuk mengoptimalkannya
  • 3. PARADIGMA SAIN Peradaban secara periodik memperbarui diri setelah periode panjang kemandegan Sain moderen dibangun oleh hasil-hasil penelitian yang dijabarkan dari paradigma Mekanika – Newtonian  Paradigma ini menghasilkan ilmu dan teknologi yang mumpuni, namun juga menimbulkan banyak dampak negatif  Dalam perkembangannya, paradigma ini juga terkoreksi oleh Teori Mekanika Kuantum dan Teori Relativitas Einstein  Muncul paradigma baru Fisika – Kuantum – Relativistik
  • 4. PARADIGMA SAIN MODEREN vs KONTEMPORER Sain Moderen Sain Kontemporer Paradigma Mekanistik Newtonian Fisika-Kuantum-Relativistik Dasar Pijakan Hukum Gerak Gallileo- Newton Koreksi hukum gerak oleh fisika kuantum dan oleh teori relativistik dari Einstein. Realitas/ Struktur Materi Bersifat mekanis, deterministik Bersifat organis Dunia adalah mesin besar dengan mesin-mesin kecil di dalamnya. Dunia adalah jalinan entitas sistemik. Dapat dieksplanasi dengan sempurna dengan menjumlahkan hasil penelitian bagian-bagiannya (reduktionisme) Tidak dapat dieksplanasi dari penjumlahan sifat-sifat bagiannya, karena dunia adalah sebuah keseluruhan. Keseluruhan lebih besar dari penjumlahan bagian- bagiannya
  • 5. Sain Moderen Sain Kontemporer Puncak Keilmuan Ditemukannya fakta hubungan kausal: if x then y. Jalinan fakta hubungan kausal disebut teori. Ditemukannya fakta penataan diri atau swa-organisasi. Jalinan swa-organisasi dengan sistem-sistem yang melingkunginya dan yang dilingkunginya, disebut kerangka teori. Metode Penelitian Deskriptif Deskriptif Eksplanatif/ Developmental Eksperimen Hipotetik Deskriptif Deskriptif Eksplanatif/Developmental Eksperimen Aksiomatik
  • 6. PARADIGMA SAIN KONTEMPORER Dalam konteks menghasilkan panen, tanaman adalah contoh keterkaitan dan keterhubungan antar sistem hidup (swa-organisasi) Pada dasarnya, alam selalu berjalan seimbang; guncangan yang tidak ekstrim akan cepat terkoreksi Anomali: kasus Revolusi Hijau yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi (dan gandum) untuk sesaat; namun kemudian menurun karena akumulasi dampak negatif terhadap kualitas lingkungan secara menyeluruh, munculnya organisme pengganggu, dan dampak negatif lain pada aspek sosial dan ekonomi, dan bahkan budaya
  • 7. KETAHANAN vs KEDAULATAN PANGAN Indonesia, seperti kebanyakan negara lain, menganut konsep Ketahanan Pangan (food sufficiency):  “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”  Yang penting tersedia, asal dan cara produksi tidak penting  Secara ideologis politis, pangan tereduksi menjadi sekedar komoditas, tunduk pada harga, permintaan dan penawaran
  • 8. Pembangunan pertanian (dalam hal ini ketahanan pangan) menunjukkan hasil positif, namun temporer:  Swasembada pangan hanya bertahan sebentar, untuk kemudian menjadi pengimpor yang lebih besar  Teknologi membantu menyelesaikan masalah, tapi bukan tanpa masalah; timbul masalah baru yang justru lebih parah, dan baru disadari setelah merembet kemana-mana Tanah pertanian, terutama sawah, semakin berkurang:  Program transmigrasi, pencetakan sawah dan pembangunan bendungan besar-besaran di era Orde Baru tidak berbekas  Insentif tidak mampu mencegah penyusutan tanah pertanian  Penyebab: kecilnya margin usahatani tanaman pangan →Luas tanah pertanian pangan kita sangat minimal dibandingkan negara lainnya
  • 9. PERBANDINGAN LUAS LAHAN PERTANIAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK DI BEBERAPA NEGARA DUNIA Negara Luas lahan pertanian (ribu ha) Penduduk (ribu, tahun 2000) Luas lahan per kapita (m2 ) Argentina 33.700 37.040 9.100 Australia 50.304 19.153 26.100 Bangladesh 8.058 123.406 655 Brazil 58.865 171.796 3.430 Kanada 45.740 30.769 14.870 Cina 143.625 1.282.172 1.120 India 161.750 1.016.938 1.590 Indonesia 1) 7.780 217.000 360 Thailand 31.839 60.925 5.230 USA 175.209 285.003 6.150 Vietnam 7.500 78.137 960 Indonesia 2) 9.788 217.000 450 Keterangan: 1) Luas sawah + lahan tadah hujan, tidak termasuk perkebunan 2) Luas sawah + lahan tadah hujan + lahan kering, tidak termasuk perkebunan
  • 10. Luas tanah pertanian pangan yang sangat terbatas tersebut memaksa praktek budidaya tanaman yang “memperkosa” lingkungan, jauh dari kearifan lokal:  Intensitas tanam 2 – 3 kali per tahun untuk memenuhi kebutuhan pangan  Kearifan lokal masyarakat Baduy: tanam padi sekali setahun, selanjutnya tanaman semusim lain, dan 2 – 3 bulan diberakan
  • 11. KEDAULATAN PANGAN (PERSPEKTIF SAIN KONTEMPORER) Dari perspektif sain kontemporer, kegagalan kita membangun ketahanan pangan tidak sendirian:  Terancamnya kecukupan pangan adalah masalah dunia  Refleksi dari kegagalan sain moderen secara keseluruhan Antitesis Ketahanan Pangan: Kedaulatan Pangan  Pangan bukan sekedar komoditas yang tunduk pada harga, penawaran dan permintaan  Respon atas dimasukkannya pertanian dalam sistem perdagangan dunia melalui berbagai kesepakatan
  • 12. KETAHANAN vs KEDAULATAN PANGAN Ketahanan Pangan (Food Security) Kedaulatan Pangan (Food Sovereignty) Model Produksi Pertanian Industri Pertanian Agroekologi Ekonomi Perdagangan Liberal Perdagangan Proteksionis Rasionalisme ekonomi Rasionalisme Hijau Hak Kekayaan Intelektual Diakui bahkan diagungkan Anti Paten kehidupan, mengakui kepemilikan komunal Paradigma Keilmuan Eksplanasi kausalitas Pemahaman (verstehen) penataan diri
  • 13. Kedaulatan Pangan bukan hal baru dalam pembangunan pertanian kita:  Telah diadopsi dalam beberapa Undang-undang, namun baru sekedar wacana, perlu political will yang kuat  Membutuhkan waktu yang panjang  Perlu kesadaran semua pihak, tidak hanya Pemerintah Perlu digarisbawahi dalam kiprah Kedaulatan Pangan:  Kecukupan pangan tidak hanya mengandalkan beras semata, yang juga boros sumberdaya air  Marjin usahatani padi kecil, luasan yang ada tidak efisien; sehingga harus dibuka lahan baru di luar Jawa, apabila perlu sekaligus mendatangkan petani yang tangguh  Interaksi dan integrasi antar individu petani, antar kelompok petani sebagai komunitas budaya dan antara petani dengan alam (kondisi agroekologis), harus terpetakan dan menjadi dasar pembentukan satuan lokalita kedaulatan pangan”.
  • 14. Karenanya dengan cara apapun diversifikasi harus menjadi agenda utama dalam konsep Kedaulatan Pangan.  Konsumsi beras per kapita harus ditekan; Jepang pada tahun 1951 sama dengan Indonesia, yaitu sekitar 139 kg/capita/tahun. Saat ini konsumsi beras per kapita Jepang telah menurun drastis hanya tinggal 37 kg/capita/tahun, sementara Indonesia malah membengkak jadi lebih dari 150
  • 15. MEMBANGUN HORTIKULTURA UNTUK KEDAULATAN PANGAN (SUATU CATATAN KRITIS) Hortikultura lebih dapat mendukung diversifikasi pangan dalam rangka mendukung Kedaulatan Pangan:  Paling lengkap: sumber karbohidrat, protein, vitamin, dan gizi lainnya, termasuk obat-obatan dan suplemen  Banyak produknya yang bernilai ekonomi tinggi
  • 16. Hortikultura adalah sebagian ilmu tanaman yang:  Mencakup produk yang dikonsumsi dalam keadaan segar, dalam keadaan hidup (living state), kandungan airnya banyak, voluminous, perlu penanganan yang intensif, karenanya menuntut kemampuan ber-”engineering” yang tinggi  Sah sebagai ilmu, karena mempunyai konsep, teori atau jalinan fakta teruji yang bermakna, yang bersumber dari ilmu- ilmu dasar fisika, biologi dan kimia
  • 17. Horticulturist (ilmuwan Hortikultura): sarjana (scholar)  Mampu menangkap fenomena dan mendudukannya dalam kerangka teori yang ada, dan merumuskan penjelasan dan pemahaman yang benar tentangnya  Thought language-nya terbangun dengan baik, tidak hanya sekedar tahu melakukan sesuatu (how to do a job)  Materi pembelajaran yang memperkaya dan membangun wawasan (pengetahuan implisit) sama pentingnya dengan materi pembelajaran yang membangun kompetensi (pengetahuan eksplisit atau vocational)
  • 18. Garapan bidang ilmu (research area)  Sejalan dengan paradigma sain kontemporer, format penelitian masa depan seyogyanya difokuskan ke Penelitian Deskriptif Eksplanatif, untuk mendukung Eksperimen Aksiomatik  Dengan memposisikan proses produksi dalam swa-organisasi keseluruhan sistem, diharapkan antitesis yang selalu muncul dalam tiap solusi Mekanistik Newtonian (contoh kasus Revolusi Hijau) dapat dieliminasi  Materi pembelajaran yang memperkaya dan membangun wawasan (pengetahuan implisit) sama pentingnya dengan materi pembelajaran yang membangun kompetensi (pengetahuan eksplisit atau vocational)
  • 19. ALUR AREA RISET PRODUKSI HORTIKULTURA
  • 20. Tanaman Hortikultura membutuhkan engineering yang tinggi  Dinamika tumbuh yang sangat variatif: perennial, annual, tumbuh indeterminate, determinate, semi determinate dst.; tumbuh vegetatif dan tumbuh generatif yang sangat krusial dalam manipulasinya  Pada teknologi off-season – pada mangga misalnya – hampir semua teori dan konsep dinamika tumbuh digunakan  Teknologi off-season sangat dinamis; “acuan teknologi” sebagai bahan dasar berimprovisasi di lapangan sesuai dengan tanaman, kondisi agroekologis, dan kondisi sosekbud di lokalita target
  • 21. RESUME ACUAN OFF-SEASON TEKNOLOGI POHONAN BUAH-BUAHAN Asumsi Dasar, Konsep & Teori Tolok Ukur Performa Pohon Ideal Pohon ideal adalah pohon yang mampu menghasilkan buah yang ajeg kualitas dengan kuantitas yang tetap tinggi setiap tahun. Dasar Teknologi Membuat panen off season pada dasarnya adalah manipulasi proses fisiologis pohonan yang secara alami telah sinkron dengan kondisi lingkungan tumbuhnya. Jaminan Keberhasilan Pertama, bergantung pada kemampuan membaca semua faktor yang terlibat dalam proses fisiologis tersebut dan memanipulasinya dengan tepat Berikutnya, bergantung pada kemampuan membaca dan menjaga reaksi fisologis tanaman agar tetap sesuai target. Tumbuh Juvenil dan struktur Tajuk Produktif Manipulasi untuk membentuk pohon sebagai mesin biologis hanya dapat dilakukan selama fase tumbuh juvenil. Manipulasi ini harus sejalan dengan type struktur tajuk produktif yang berbeda antar jenis bahkan kultivar.
  • 22. Asumsi Dasar, Konsep & Teori Tolok Ukur Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh Reproduktif Inisiasi buga (perubahan dari tumbuh vegetatif ke tumbuh reproduktif) didahului oleh cekaman/stress. Tanpa cekaman tumbuh vegetatif berlanjut tanpa henti. Tumbuh Periodik, Teori Bochert dan Hipotesis Hess Keberhasilan tindakan manipulatif off-season dapat dibaca dari performa tumbuh periodic, sebagai tolok ukur eksternal. Perbaikannya dapat megacu pada teori Bochert, yang menjelaskan adanya umpan balik dinamis antara tumbuh pupus dan tumbuh akar. Perbaikan internalnya dapat dilakukan dengan menyeimbangkan kondisi hormonal (Hipotesis Hess) dan kondisi nutrisional melalui asupan zat pengatur tumbuh dan hara, tepat waktu dan tepat dosisi. Keseimbangan Fisiologis dan Crop Logging Keseimbangan fisiologis juga dapat dibaca dari imbangan jumlah buah yang dipanen (berasal darin ranting reproduktif), dan pelanjut tumbuh berikutnya (berasal dari ranting vegetatif). Tolok ukur berikutnya adalah hasil monitoring berkala (crop logging) kondisi agroekologis.
  • 23. TOLOK UKUR DAN ALAT BERTEKNOLOGI Berteknologi artinya bermanipulasi dengan terukur:  Sukses manipulasi mensyaratkan pengatahuan yang mumpuni tentang semua faktor yang terlibat dan perlu dilibatkan dalam proses, dan kemampuan menentukan besaran dan cara mengukur besaran faktor-faktor tersebut  Selama ini kita hanya menggunakan “Paket Teknologi” sebagai resep  Petani memperoleh pengetahuan atau praktek bertani moderen dari formulator atau perusahaan swasta di bidang hortikultura, bukan dari penyuluh atau dinas teknis terkait
  • 24. BEBERAPA CATATAN KRITIS PADA KIPRAH PEMBANGUNAN DAN PRAKSIS BERTANI Item/Terma Uraian Paket Teknologi Kondisi agroekologis dan sosekbud dari lokasi ke lokasi berbeda. Tidak ada resep teknologi yang berlaku umum. “Paket Teknologi” sebaiknya dijadikan “Acuan Teknologi”, sebagai langkah berimprovisasi di lokasi target. Pupuk Berimbang Terma ini memperlihatkan bahwa selama ini kita melakukan pemupukan berdasarkan paket teknologi, dan bukan berdasarkan kebutuhan tanaman target dan analisis fisik kimia tanah.
  • 25. Item/Terma Uraian Pupuk Organik Diperkaya Pupuk organik diberikan kepada tanah dengan pertimbangan untuk memperbaiki kesuburan fisik tanah. Tanah mineral umumnya kandungan bahan organiknya rendah, kurang dari 2%. Idealnya tanah mineral mengandung bahan organik 2-5%. Pupuk organik yang harus diberikan untuk memenuhi kandungan ideal 2-5% biasanya mencapai 10-25 ton ha. Bila diperkaya, dosis setinggi itu dapat menyebabkan keracunan, bila dikurangi – karena sudah diperkaya – tujuan memperbaiki sifat fisik tanah tidak tercapai. Pupuk Vitamin Tanaman memproduksi vitamin sendiri. Vitamin biasa diberikan pada tahap tahap awal kultur jaringan, karena memang belum memproduksi vitamin sendiri. Metode Penelitian Eksperimental Hipotetik Kiprah Penelitian kita praktis hanya Experimental Hipotetik, penelitian deskriptif (survey, exploratif) dan Penelitian Deskriptif Eksplanatif (Pengembangan hasil survey eksplorasi; mulai menggunakan besaran kuantitatif dan statistk sederhana, korelasi dan regresi) hampir tidak terjamah. Perkecualian hanya pada Pemuliaan Tanaman dan Hama dan Penyakit Tanaman. Akibatnya lihat teks di muka.
  • 26. MEMBANGUN BISNIS HORTIKULTURA MODEREN DARI PETANI GUREM Selama ini, produk hortikultura lokal kurang mampu bersaing dengan produk pertanian asing yang moderen, padat modal dan teknologi Upaya membangun bisnis hortikultura petani gurem:  Aplikasi teknologi tepat guna yang dapat dipraktekkan oleh petani berpendidikan minim dan lahan yang sempit  Kehadiran Pemerintah untuk menggerakkan usahatani kecil  Kemitraan petani dengan pengusaha hortikultura dalam rangka produksi dan pemasaran; tidak hanya sebagai pekerja, petani bahkan dapat menjadi pemilik saham
  • 27. Dalam konteks Unit Lokalita Kedaulatan Pangan (ULKP), bisnis hortikultura moderen milik petani dapat difungsikan menjadi pendukung utama pemenuhan kebutuhan pangan, sehingga “all people, at all time, have physical and economic access to sufficient, safe and nutritious food to meet their dietary needs and food preferences for an active and healthy life”, seperti yang dicanangkan oleh World Food Summit (1996).