1. Bahasa& Kreativitas
(Mata Kuliah : Neuro Psycholinguistics)
Dosen : Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd
Oleh :
Farah Pangestu Khoeruman 9919917021
Irmawanty 9919917006
Husnul Khotimah 9919917011
S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
4. Apa itu
Bahas
a?• Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya
adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
• Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan
Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk
percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang
baik.
6. Apa Itu Kreativitas?
• Carter menyatakan bahwa kreativitas tidak selalu identik dengan
jenius, dia mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk
menghasilkan karya yang baru dan sesuai (p. 47).
• Guilford (1967) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah.
• Kreativitas merupakan proses yang digunakan seseorang untuk
mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu bentuk atau medium
sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas pada dirinya;
menghasilkan suatu produk yang mengomunikasikan sesuatu
tentang diri orang tersebut kepada orang lain (Bean, 1995:3).
7. Dari Mana Kreativitas Datang?
• Wawasan
• Pengetahuan imajinasi
• Logika
• Intuisi kejadian-
kejadian
kebetulan
• Evaluasi lingkungan
• Rangsangan eksternal
13. ELEMEN KREATIVITAS
•Serendivitas: Kemampuan menangkap esensi dari suatu kejadian
yang terjadi secara kebetulan.
•Sensitivitas: Kemampuan mengetahui adanya persoalan, menyisihkan
detail dan fakta yang menyesatkan.
•Sinergi: Kemampuan menemukan totalitas sistem dengan
memadukan elemen- elemennya.
14. PENGHAMBAT KREATIVITAS
• Hambatan Perseptual
Kekakuan Persepsi: Konsep, orang, obyek terbatas
Pembatas/Asumsi: Secara mengada-ada Sudut Pandang: Tidak dapat dari
visi lain
• Hambatan Emosional
Ketakutan salah, tidak mampu Khawatir dikritik orang lain, Resiko gagal
• Hambatan Kultural
Keengganan untuk bersinggungan dengan norma masyarakat yang sudah
berlaku
• Hambatan Intelektual dan Ekspresi
15. • Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan,
1/3 sisanya berasal dari genetik.Kebalikannya berlaku untuk kemampuan
intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
• Observing
[mengamati]
• Questioning [menanya]
• Associating [menalar]
Personal
• Experimenting [mencoba]
• Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal
Pembelajaran berbasis intelejensia tidak akan memberikan hasil
siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis
kreativitas (sampai 200%)
27. • Ragan (2000) melihat konteks
wacana perawatan kesehatan
yang melibatkan perempuan;
Drew dan Chilton (2000)
menguji keakraban dalam
percakapan telepon. Lindenfeld
(1990) mempelajari wacana di
pasar. Spacks (1985) meneliti
gosip. McCarthy (1998b) melihat
sumber daya linguistik dalam
korpus CANCODE dalam hal
'percakapan sehari-hari orang-
orang biasa'; Hopper (1992)
menyediakan studi tentang
percakapan telepon.
• Shotter (1993) melihat konstruksi
realitas sehari-hari melalui
percakapan. Tracy dan Coupland
(1990) memberikan kontribusi
yang berharga bagi studi tentang
tumpang tindih, tujuan dan
tujuan diskursus ganda dalam
pembicaraan. Carter dan
McCarthy (1997a) meneliti
tujuan afektif dalam percakapan
sehari- hari.
• Lihat Drew and Heritage (1992),
Tannen (1993) dan Koester
(2001) untuk menyinari studi
tentang pembicaraan di tempat
kerja; Hopper dkk. (1981)
menawarkan studi yang kontras
tentang keintiman dalam
pembicaraan; Hutchby (1999)
menulis di bukaan di acara
bincang-bincang radio
• Hubungan gender dalam konteks
strategi interaksi kreatif, lihat
Coates (1989, 1996, 2000),
Coates dan Cameron (1989), Cox
et al. (1990), Holmes (2000a dan
b) dan Holmes dan Marra (2002).
peran kreativitas dalam
'konstruksi' gender. Lihat
Benwell (2001) untuk diskusi
bermain bahasa di majalah
untuk pria dan Bucholtz (2003)
tentang gender dan konstruksi
identitas dalam interaksi
percakapan remaja.
Coates (2002) berfokus pada ciri
khas dari pembicaraan pria-pria.
Norton (2001) menawarkan
studi klasik tentang identitas dan
gender dengan aplikasi khusus
ke kelas dan pengajaran dan
pembelajaran bahasa.
28. WACAN
A
PRAKTIK SOSIAL
KREATIVITA
S- Wacana adalah sebagai Produk Kreativitas
Berbahasa
-Wacana merupakan struktur kebahasaan tertingg
-wacana terkandung pikiran-pikiran yang berkaitan
dengan realitas kehidupan.
29. • Kreativitas yang diucapkan tidak direncanakan dan tidak dilatih.
Dibandingkan dengan proses revisi yang lebih mendalam dan
membentuk kembali dalam kreativitas tertulis; kreativitas lisan
tumbuh dari interaksi interpersonal sesuia dengan konteksnya; dan
kreativitas lisan diproduksi dan disampaikan bersamaan ketika
berkomunikasi (hal. 111).
• Bahasa sebagai alat dan sekaligus salah satu media
pengejawantahan daya kreatif seseorang. Tanpa bahasa manusia
tidak dapat melakukan kegiatan berpikir sebab alat yang
memungkinkan untuk melahirkan gagasan adalah bahasa di samping
organ tubuh.
• Untuk memunculkan daya kreatif tersebut diperlukan media berupa
bahasa. Tanpa bahasa, potensi biologis yang dimiliki seseorang tidak
akan mampu melahirkan gagasan-gagasan kreatif. Dengan demikian,
kreativitas tidak dapat dipisahkan dengan bahasa karena bahasa
sangat berperan sebagai media untuk melakukan dan melahirkan
pikiran kreatif.