Dokumen tersebut membahas tentang industri mebel dan limbah yang dihasilkan. Industri mebel memanfaatkan berbagai jenis kayu seperti jati dan mahoni untuk membuat furnitur. Limbah utamanya berupa serpihan kayu kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel.
1. Industri Mebel
Salah satu usaha yang dilaksanakan dalam pengembangan hasil hutan
khususnya kayu adalah industri mebel. Industri mebel adalah industri yang
mengubah kayu menjadi kayu olahan dalam bentuk barang-barang seperti meja,
kursi, lemari dan lain-lain. Jenis kayu yang biasa digunakan dalam industri mebel
yaitu jenis kayu jati, kayu Agathis, kayu Mahoni, Sonokeling, Rimba dan lain-lain
yang bisa dibudayakan.
Berikut adalah sifat-sifat kayu yang biasa digunakan dalam pembuatan
furniture untu industri mebel :
Kayu Jati
Sudah bukan rahasia lagi jika kayu ini merupakan jenis kayu yang selalu menjadi
primadona dalam dunia furniture. Selain dikenal kuat dan awet, furniture yang
terbuat dari kayu jati juga terkesan mewah dan elegan. Penyebabnya adalah karena
kayu jati memiliki serat dan tekstur kayu yang sarat nilai dekoratif. Jadi, selain kuat
dan awet, furniture dari kayu jati juga mampu menampilkan kesan elegan dan
mewah.
Kayu mahoni
Jenis kayu yang banyak digunakan untuk membuat furniture berikutnya adalah kayu
mahoni. Kayu ini banyak dipilih karena selain kualitasnya cukup baik, harganya juga
jauh lebih murah jika dibanding harga kayu jati. Jadi, selain mampu menjaga kualitas
furniture yang dibuat, dengan menggunakan kayu mahoni, para pengrajin furniture
juga bisa lebih menghemat biaya produksi.
Kayu sonokeling
Kayu sonokeling ini memiliki warna gelap yang alami ( tanpa diberi pewarnaan).
Selain itu, furniture yang dibuat menggunakan kayu sonokeling juga dikenal awet
dan elegan. Sebab, sama halnya dengan kayu jati, kayu sonokeling ini juga memiliki
serat dan tekstur kayu yang indah atau dekoratif.
Kayu akasia
Secara kasat mata, kayu akasia ini memiliki warna dan serat kayu yang hampir mirip
dengan kayu jati. Dan itulah salah satu alasannya kayu ini banyak digunakan oleh
2. masyarakat untuk membuat furniture. Selain itu, meskipun kayu akasia memiliki
bobot cukup berat tapi kayu ini juga dikenal cukup awet dan kuat.
Kayu trembesi
Kayu trembesi banyak dipilih oleh masyarakat untuk membuat furniture karena
selain stoknya di alam masih banyak, ukuran kayu ini umumnya besar-besar. Kayu
kamper
Bicara kayu kamper tentu tidak bisa lepas dari kusen dan pintu. Kayu kamper lebih
dikenal sebagai bahan baku untuk membuat kusen dan pintu dari pada untuk
membuat perabotan kayu
Akan tetapi sekarang ini industri mebel lebih banyak menggunakan bahan baku
dari kayu jati dan mahoni. Kedua jenis kayu ini paling banyak digunakan karena
memenuhi persyaratan kayu untuk industri mebel sehingga dapat dihasilkan furniture
yang baik.
Bahan baku kayu yang digunakan dalam industri mebel, haruslah kayu yang
kering. Tingkat kekeringan yang cocok untuk mebel garden adalah kayu dengan
kadar air 15% atau lebih kecil dari itu. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya kerusakan pada produk-produk mebel garden yang diakibatkan oleh
pengaruh cuaca seperti yang telah disebutkan. Dalam kondisi seperti ini, kerusakan
yang sering terjadi adalah pecah, retak atau terlepasnya komponen-komponen pada
barang serta melengkung untuk jenis barang yang berbidang lebar seperti meja.
Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan secara alami kurang lebihnya
sekitar 1 hingga 2 bulan. Pengeringan dengan cara alami tergantung pada musim
suatu daerah atau wilayah. Apabila dalam kondisi musim hujan, pasti akan
membutuhkan lebih banyak waktu. Pengeringan secara alami biasanya lebih disukai
karena tidak membutuhkan alat dan biaya murah.
Selain kayu harus benar-benar kering, masih ada kriteria-kriteria lain untuk
kayu yang akan digunakan dalam industri mebel seperti:
Kayu harus tua. Kayu tua memiliki serat yang padat sehingga produk mebel
garden tersebut tidak mudah terserang rayap atau hama ketika digunakan pada
tempat yang bersentuhan dengan tanah secara langsung.
3. Kayu harus berpori-pori padat. Ini penting, sebab kayu yang berpori-pori padat
lebih kuat dalam konstruksi sebab bisa disekrup dengan baik (daya ikat terhadap
sekrup sangat kuat).
Tidak ada mata kayu atau walaupun ada bisa ditekan seminimal mungkin. Mata
kayu dapat mengakibatkan kayu mudah patah serta pecah. Hal ini jelas tidak aman
bagi para pengguna mebel garden.
Tidak ada hati kayu. Kebanyakan mebel garden difinishing dengan menggunakan
bahan-bahan yang berwarna natural (terlihat serat dan warna asli kayu). Jelas
sekali, keberadaan hati kayu akan merusak keindahan pada produk mebel garden
yang dihasilkan.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis produk furniture
kayu antara lain kayu jati dan kayu mahoni. Kayu jati digunakan untuk bagian
furniture yang tampak terekspose pada produk akhir, sedangkan kayu mahoni
digunakan untuk bagian dalam seperti rangka bagian dalam, rak, penyangga rak, dan
sebagainya.
Limbah
Limbah yang dihasilkan dalam industri mebel sebagian besar merupakan
limbah padat, berupa serpihan-serpihan kulit kayu, potongan-potongan kayu
berukuran kecil (chips wood) dan serbuk-serbuk kayu atau butiran-butiran halus
yang terbuang saat kayu di potong.
4. Jenis limbah padat yang dihasilkan pada saat proses produksi yaitu :
Proses pemotongan kayu, menghasilkan limbah berupa potongan-potongan kayu
kecil disamping serbuk gergaji atau serbuk-serbuk kayu.
Proses penghalusan komponen produk menghasilkan limbah berupa potongan-potongan
kayu yang ukurannya lebih kecil dan juga dihasilkan serbuk kayu.
Untuk industri mebel yang menngunakan kayu gelondongan sebagai bahan baku
biasanya dihasilkan limbah padat berupa kulit kayu.
Proses perakitan komponen, dalam tahap ini sering juga disebut tahap
pengemasan. Kesalahan sering terjadi pada ketidak seragaman ukuran sehingga
perakitan tidak dapat dilakukan. Bagian kayu yang tidak digunakan biasanya
dimanfaatkan untuk membut produk lain yang ukurannya lebih kecil. Dalam hal
ini akan dihasilkan limbah berupa potongan kayu kecil dan serbuk kayu.
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Mebel
Limbah padat dalam industri mebel dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan libah tersebut sebagai bahan
baku dalam pembuatan papan partikel. Dengan pemanfaatan ini maka, limbah padat
pada industri tidak akan terbuang dan akan termanfaatkan.
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panil kayu
yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya, yang
diikat menggunakan perekat sintesis atau bahan pengikat lain dan dikempa panas.
Persyaratan bahan dalam mebuat papan partikel yaitu :
jenis serbuk kayu, ada dua jenis serbuk kayu yaitu kayu keras dan kayu lunak.
jenis adhesive.
komposisi serbuk kayu (fillers) dan adhesive (matriks)
Bahan baku berupa limbah dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan menjadi
partikel dengan ukuran < 5 mm. Partikel dikeringkan sampai kadar air sekitar 10%.
Campuran perekat dibuat dengan mencampurkan PS (polystyrene) ke dalam pelarut
xilena, maleated coupling agent dan benzoyl peroxide. Selanjutnya ke dalam
campuran tersebut dimasukan partikel serbuk kayu dan dilakukan proses mixer
campuran dan partikel hingga rata. Pencetakan dilakukan pada suhu ruang, dan
5. dibiarkan kering dan mengeras selama 14 hari. Untuk mempercepat pengeringan
dapat juga dilakukan dengan memasukan spesimen ke dalam oven pada suhu
sekitar 1000C.
Proses pembuatan Papan Partikel dari BahanBaku Serbuk Kayu
Jenis papan partikel yang baik biasanya dipengaruhi oleh komposisi campuran
antar serbuk kayu (fillers) dan adhesive (matriks). Tidak hanya itu, jenis adhesive
yang digunakan juga akan mempengaruhi kualitas papan partikel yang dihasilkan.
Komposisi serbuk optimal dengan bahan dasar serbuk kayu dan dengan matriks
phenol formakdehyde adalah 70% serbuk kayu.
Tabel 1. Perbandingan Unsur-Unsur Pembentuk Papan Partikel
Serbuk
Kayu
Matriks
Coupling
Agent
Peroksida Pelarut
gr gr gr gr gr
20 80
30 70
40 60 8% 10%
8% PS
50 50
Coupling
Agent PS
60 40
70 30
80 20
Bahan Baku (Serbuk Kayu)
Dicuci dan dihancurkan
menjadi partikel
Dikeringkan sampai kadar
air tertentu
Pencampuran (Mixing)
Pencetakan